• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pasien Hepatitis B Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Nyeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pasien Hepatitis B Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Nyeri"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

Asuhan Keperawatan Pasien Hepatitis B Dalam Pemenuhan Kebutuhan

Rasa Aman Nyaman Nyeri

Desi Romadoni Novitasari1, Agik Priyo Nusantoro2

Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Desiromadoni98@gmail.com

2

Dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Agik_nusantoro@stikeskusumahusada.ac.id

ABSTRACT

Hepatitis B is a process of inflammation of the liver that is caused by the hepatitis B virus (HBV) infection. The impact of liver enlargement is the disruption of liver function and abdominal pain. The pain would lengthen the healing time because it will interfere with the return of the patient's activities and the patient does not want to move. Pain in hepatitis B patients can be performed non-pharmacological actions, namely autogenic relaxation therapy. The purpose of this case study was to analyze the administration of autogenic relaxation interventions to changes in pain intensity reduction in hepatitis B patients. This type of case study was descriptive with a case study approach. The subject was one patient with hepatitis B with acute pain in the Flamboyan 8 inpatient Dr. Moewardi Surakarta. This case study was conducted by exercising autogenic relaxation techniques once a day for 15 minutes in 3 days. The results of the case study identified that after accepting autogenic relaxation action on the first day showed a scale of 4 (moderate pain). On the second day, the patient experienced a decrease in pain scale 4 to 3 (moderate pain), and on the third day, the patient experienced a decrease in pain scale 3 to 1 (mild pain). This study reveals that autogenic relaxation affects the decrease in abdominal pain scale.

Keywords: Hepatitis B, Pain, Autogenic Relaxation Techniques. ABSTRAK

Hepatitis B merupakan suatu proses peradangan hati yang di sebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B (HBV). Dampak dari pembesaran hepar yaitu fungsi hati terganggu dan nyeri abdomen. Nyeri dapat memperpanjang masa penyembuhan karena akan mengganggu kembalinya aktivitas pasien dan menjadi salah satu pasien untuk tidak bergerak. Nyeri pada pasien hepatitis B dapat dilakukan tindakan non-farmakologi yaitu dengan memberikan terapi relaksasi autogenik.Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menganalisis pemberian intervensi relaksasi autogenik terhadap perubahan penurunan intensitas nyeri pada pasien hepatitis B. Jenis studi kasus ini adalah deskriptif dengan metode pendekatan studi kasus. Subyek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan hepatitis B dengan nyeri akut di ruang rawat inap Flamboyan 8 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Studi kasus ini dilakukan dengan mengajarkan teknik relaksasi autogenik dan diberikan 1 kali sehari selama 15 menit dalam kurun waktu 3 hari. Hasil studi kasus ini didapatkan setelah melakukan tindakan relaksasi autogenik pada hari pertama menunjukan skala 4 (nyeri sedang). Pada hari kedua pasien mengalami penurunan skala nyeri 4 menjadi 3 (nyeri sedang), dan pada hari ketiga pasien mengalami penurunan skala nyeri 3 menjadi 1 (nyeri ringan). Hal ini menunjukan bahwa relaksasi autogenik dapat berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri abdomen.

Kata Kunci : Hepatitis B, Nyeri, Teknik Relaksasi Autogenik

PENDAHULUAN

Hepatitis B merupakan suatu proses peradangan hati yang di sebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B (HBV). Pembesaran Hepar di tandai dengan fungsi hati terganggu yang menyebabkan proses pencernaan menjadi tidak efektif melakukan tugasnya seperti menurunya

kadar kalium dan natrium darah yang memicu terjadinya mual, muntah, dan tidak nafsu makan. Masalah keperawatan pada pasien hepatitis B adalah penyesuaian terhadap kebutuhan rasa aman nyaman yaitu nyeri abdomen(Mustofa & Kurniawaty, 2013).

(2)

Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh (Potter,2012). Manajemen nyeri yang tidak adekuat dapat menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang meningkatkan respon stress sehingga mempengaruhi kondisi psikologi,emosi dan kualitas hidup (Purwandari,2014). Perawat dengan menggunakan pengetahuanya dapat membantu mengatasi nyeri baik secara mandiri atau kolaboratif dengan menggnakan pendekatan farmakologi dan non farmakologi (Saifullah,2015).

Menurut WHO (2014) Indonesia adalah salah satu tingkat endemisitas tinggi bahwa prevelensi Hepatitis B berjumlah lebih dari 2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus hepatitis B dan 400 juta orang diantaranya menjadi pengidap kronik pada tahun 2000 (IDAI,2012). Pada tahun 2016, di Jawa Tengah terdapat 160 kasus Hepatitis B yang terlaporkan, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yaitu 11 kasus. Pasien hepatitis B di rumah sakit dr. Moewardi Surakarta selama tiga tahun terakhir. Penurunan jumlah kasus hepatitis B terjadi pada tahun 2014. Pada tahun 2014 terdapat 5% kasus hepatitis B yang terlaporkan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 11,1% dan pada tahun 2012 yaitu 28,6%.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri diulu hati. Nyeri abdomen merupakan rasa sakit yang sangat hebat yang bersumber di daerah abdomen dan memerlukan penanganan segera. Rasa nyeri ini tidak dapat digolongkan dalam grup etiologik, karena banyak sekali keadaan yang menimbulkanya. Manajemen nyeri yang tidak adekuat dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pasien dan anggota keluarga. Pasien dan keluarga akan merasakan ketidaknyamanan yang meningkatkan respon stress sehingga mempengaruhi kondisi psikologi, emosi, dan kualitas hidup (Purwandari, 2014).

Nyeri pada hepatitis B dianggap sangat mengganggu karena rasa ketidaknyamanan yang dapat merespon secara biologis dan perilaku sehingga akan menimbulkan respon

fisik atau psikis. Respon fisik meliuti nadi, penafasan, suhu, perubahan keadaan umum sedangkan respon psikis respon yang dapat mengakibatkan stres. Dan nyeri sering ditemukan dalam tingkat nyeri berat dan sedang karenagangguan hati pembesaran hepar yang menimbulkan efek nyeri yang lebih lama pada masa pemulihaan. Andarmoyo (2013)

Penatalaksanaaan pada pasien yang mengalami nyeri hepatitis B salah meliputi penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi,salah satu penatalaksanaan farmakologi menggunakan terapi obat

analgetik dapat mengurangi skala nyeri

sedangkan non farmakologi meliputi intervensi perilaku kognitif seperti teknik relaksasi, terapi musik, imaginary dan biofeedback. Teknik relaksasi autogenik dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa nyeri, merilekskan tegangan otot (Perry & Potter, 2009).

Salah satu intervensi keperawatan yang dapat mengurangi nyeri yaitu tindakan relaksasi autogenik yangdilakukan sebanyak tiga kali latihan setiap kali latihan dilakukan selama 15 menit dengan membimbing, mengatur posisi yang nyaman, relaksasi otot-otot dan mengatur bernafas dalam.relaksasi tersebut dapat mengurangi intensitas nyeri tanpa farmakologi pada pasien hepatitis B hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh syamsiyah dan Muslihat (2014) yang menunjukan bahwa terapi relakssi autogenik berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri abdominal pain dari 12 responden skala nyeri beragam antara 7 sampai 10, mengalami penurunan skala nyeri rata-rata dibawah 4

Berdasarkan data dan informasi diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus hepatitis B sebagai bahan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pasien Hepatitis B Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman Nyeri”.

PELAKSANAAN

Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus ini dilakukan di Ruang Flamboyan 8 RSUD DR. Moewardi pada tanggal 25-27 februari 2019.

Subyek studi kasus ini adalah 1 orang dengan diagnosa medis dan masalah keperawatan hepatitis B dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman nyeri.

(3)

Studi kasus ini adalah untuk mengeksplorasikan masalah asuhan keperawatan pada pasien hepatitis B dengan kebutuhan rasa aman nyaman nyeri. Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, pengukuran serta studi dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi kasus ini dipilih I pasien sebagai subyek studi kasus tersebut sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan didapatkan dari wawancara serta observasi langsung. Subyek bernama Tn. P, berjenis kelamin laki-laki dengan usia 46 tahun, dan bertempat tinggal di Tlelo, Sidomukti, Karanganyar. Subyek datang ke IGD pada tanggal 23 februari 2019, dengan keluhan kondisi subyek sakit perut kanan atas, perut terasa tidak nyaman, besesek dan penuh. Sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit BAB pasien berwarna hitam. Nyeri pasien dirasakan saat beraktivitas dan kadang-kadang timbul dengan sendirinya, nyeri seperti tertusuk-tusuk di bagian abdomen kuadran kanan atas dengan skala 4 nyeri dirasakan hilang, kemudian datang lagi. Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan di ulu hati sampai perut bagian kanan atas. Pasien mengatakan juga merasakan mual muntah dan pasien juga menyadari perutnya agak membesar ± 2-3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengalami penurunan berat badan 3-4 kg. Subyek dipindahkan ke bangsal rawat inap yaitu flamboyan 8 pada tanggal 25 februari 2019 jam 07.00WIB dengan tekanan darah 140/90 MmHg, nadi 84x/menit, respirasi 18x/menit, suhu tubuh 37oC. Pasien mengatakan BAKnya berwarna seperti teh, terasa panas dan nyeri saat dilakukan pengkajian badan dan mata pasien terlihat ikterik/menguning.

Data lain yang diperoleh saat melakukan pengkajian awal adalah hasil pengkajian nyeri meliputi P: saat aktivitas dan terkadang timbul dengan sendirinya, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: abdomen kuadran kanan atas, S: skala 4, T: hilang timbul, nyeri timbul saat beraktivitas, durasi muncul nyeri sekitar 2 menit setelah hilang. Data obyektif pasien : pasien tampak nyeri kesakitan dan memegangi perut kanan atas, dari hasil pemeriksaan USG diperoleh hasil Gambaran Chronic Liver disease,

ascites,. TD: 140/90 MmHg, HR: 84 x/menit,

RR: 18 x/menit, S: 37 . Hasil pemeriksaan fisik abdomen menggunakan teknik inspeksi: yaitu terdapat asites, bentuk kembung pada

perut, auskultasi: yaitu bising usus 10 x/menit, perkusi: yaitu bunyi tympani, palpasi: yaitu teraba pembesaran hepar, terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas.

Berdasarkan pengkajian tersebut didapatkan data subjektif dan objektif yang sesuai dengan batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan NANDA yaitu nyeri akut akut berhubungan dengan agen cidera biologis (00133). Diagnosa tersebut merupakan prioritas diagnosa pertama dari tiga diagnosa yang muncul.

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan. Berdasarkan NOC: Kontrol nyeri (1605) dan tingkat nyeri (2102) setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut teratasi. Kriteria Hasil: Mampu mengenali nyeri secara komprehensif (160502), menggunakan tindakan non farmakologi dengan relaksadi autogenik (160504), adanya peningkatan kenyamanan pasien dari kurang nyaman (skala3) menjadi sangat nyaman (skala 5).

Intervensi untuk diagnosa ini menurut NIC adalah manajemen nyeri (1400): Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, faktor prespitasi, Observasi nonverbal dari ketidaknyamanan, Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis: obat analgesik dan non farmakologis relaksasi autogenik), ajarkan penggunaan non-farmakologi: relaksasi autogenik, kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri.

Pada tanggal 25 februari 2019 pada pukul 08.00 WIB: mengkaji tingkat nyeri secara komprehensif diperoleh respon klien, Subyektif : pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas, P: saat aktivitas dan terkadang juga timbul dengan sendirinya, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: abdomen kuadran kanan atas, S: skala 4, T: hilang timbul, nyeri timbul saat pasien beraktivitas, durasi muncul nyeri sekitar 2 menit setelah hilang, Data Obyektif : pasien tampak meringis kesakitan dan memegangi perut kanan atas. Hasil TTV : TD: 140/90 MmHg, N : 84x/menit, RR : 18x/menit, S :37oC. Pada pukul 08.30 WIB : memberikan informasi mengenai seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan dan antisipasi dari ketidaknyamanan, diperoleh respon Subyektif : pasien mengatakan tidak mengetahui tentang

(4)

penyebab nyerinya,berapa lama nyeri akan dirasakan dan antisipasinya, Data Obyektif : pasien terlihat bingung dan tidak mengetahui akan penyebab penyakitnya. Pukul 08.40 WIB : mengajarkan terapi non farmakologi pengurangan nyeri (relaksasi autogenik) selama 15 menit dengan meminta pasien melakukan relaksasi autogenik dalam posis berbaring atau tidur,seperti membawa perintah melalui autosugesti untuk rileks dengan imajinasi visual dan mantra-mantra verbal. Subyektif : pasien mengatakan bersedia untuk diajarkan dan melakukan terapi relaksasi autogenik dengan posisi berbaring/tidur selama 15 menit untuk mengurangi nyeri, pasien mengatakan setelah diberikan terapi masih terdapat nyeri dan sedikit lega setelah melakukan relaksasi autogenik. Data Obyektif : pasien tampak kooperatif, pasien tampak sedikit rileks setelah diberikan relaksasi autogenik selama 15 menit skala nyeri masih 4, kemudian pada pukul 08.50 mengkolaborasikan dengan dokter pemberian analgetik dan jika ada keluhan tindakan nyeri tidak berhasil, diperoleh respon Subyektif : pasien mengatakan mau dilakukan tindakan pemberian obat analgesik agar tidak merasakan nyeri lagi, obyektif : pasien diberi terapi injeksi ketorolac 30 mg/8 jam melalui intravena.

Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari menggunakan relaksasi autogenik, didapatkan hasil penurunan intensitas nyeri pada pasien hepatitis B dari skala 4 menjadi skala 1.

KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Pemberian tindakan relaksasi autogenik sangat efektif untuk pasien hepatitis B dengan keluhan utama nyeri akut dengan skala 4(sedang) yang dilakukan sebayak 3x dengan frekuensi selama 15 menit dan dapat menurunkan skala nyeri 4 menjadi 1 pada pasien hepatitis B

b. Saran

1) Bagi Praktisi keperawatan dan rumah sakit

Sebagai bahan masukan dalam perawat mengambil langkah-langkah untuk menerapkan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan nyeri hepatitis B, dan juga sebagai referensi

dan masukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Hepatitis B dengan terapi yoga sebagai masukan dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan pada klien nyeri hepatitis B 2) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi dan wacana dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu keperawatan medikal bedah pada klien dengan nyeri hepatitis B dimasa yang akan datang dan acuan bagi pengembangan laporan kasus sejenis. 3) Bagi Klien

Memberi pengetahuan klien mengenai gambaran umum dengan nyeri hepatitis B serta perawatan yang benar supaya mendapatkan perawatan yang tepat. 4) Bagi Penulis

Dapat di jadikan refrensi dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis, sesuai dengan standart keperawatan profesional dan menjadi bahan pengambangan dalam memberikan pelayanan keperawatan profesional dan komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, S 2012. Hepatitis Virus Buku Ajar

Gastra Entrologi-Hepatologi. Jakarta

Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam, Jilid II edisi V. Jakarta

: Interna Publishing.

Asdie AH, Wiyono P, Rahardjo P, Triwibowo Marisham SN, Danawati W. 2012.

Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 13. Jakarta EGC,

halaman 1638-63.

Black J dan Hawler, J.2014. Keperawatan

Medikal Bedah Manajemen Klinis Untuk Hasil yang Diharapkan, dialih bahasakan oleh Rumpira R. Jakarta :

Salemba Emban Puria.

Brunner dan Suddart.2018. Keperawatan

Medikal Bedah. Jakarta : EGO

Digiulio, M, Jackson, D dan Keogh, J.2014.

Keperawatan Medikal Bedah

Demystified edisi I Alih Bahasa

Khundati Aulaw. Yogyakarta : Rapha

Publishing.

Errie Tisnawati Sule & Kurniawan Saqfullah.2015. Pengantar manajemen. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

(5)

Fathonah.2015. Upaya Penatalaksanaan Nyeri

Dengan Teknik Relaksasi. Edisi 1. Vol.

III. Yogyakarta.

Friska.2015. Efektivitas Yoga Terhadap Nyeri

Disminore Pada Remaja. Edisi 2. Vol.

2. Universitas Riau.

Hidayat, A.2010. Metode Peneliitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Jeffie, M, et al.2010. Buku Gastro en Terologi,

Hepatitis Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit

IDAI.

Kasiadi dan Rosmalawati, Dwi Wayan.2016.

Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

PUSDIK SDM Kesehatan.

Kemenkes Ri.2018. Riset Kesehatan Dasar :

Riskesdes. Jakarta : Balitbang

Kemenkes Ri.

Kumar.2012. Virus Hepatitis B. Kapita Salekta

Kedokteran EGC. : Jakarta.

Mustofa S, Kurniawaty E. 2013. Managemen

Gangguan Saluran Cerna : Panduan Bagi Dokter Umum. Bandar Lampung :

Aura Printing & Publishing. Hlm. 272-7.

Nugraha.2018. Kelelahan Pada Pasien Dengan Penyakit Kronis. STIKes Bakti

Tunas Husada Tasikmalaya.

Nursalam.2015. Managemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Potter, Perry.2010. Fundamental of Nursing :

Consep, Proses ad Practice. Edisi 7.

Vol. 3. Jakarta,

PPHI.2012. Konsesus Nasional

Penatalaksanaan Hepatitis B di

Indonesia.. Jakarta : PPHI.

Rosdahi, C, B Dan Kowalski, M. T 2014 Buku Ajar Keperawatan Dasar. Edisi 10 Jakarta : EGC.

Setiadi.2012. Konsep & Penulisan

Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Teoori dan Praktik. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Sindhu, Pujiastuti.2014. Panduan Lengkap

Yoga untuk Hidup Sehat dan Seimbang.

Bandung : PT Mizan Pustaka.

Sudoyo, Ari.2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Jilid II, Edisi V. Jakarta : Interna

Publishing.

Tetty, S.2015. Konsep dan Penatalaksanaan

Nyeri. Jakarta : EGC.

Wahit, Abd Dan Imam Suprapto.2012.

Dokumentasi Proses Keperawatan.

Yogyakarta : Nuha Medika.

WHO. Maternal Mortality : World Helath Organitation ; 2014.

WHO : 2018. Hepatitis B. Amerika : Who. Williams & wilkins.2012. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta : EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari kegiatan pameran seni rupa dengan tema “MELALUI SENI BERSAMA MELANGKAH MENGGAPAI MIMPI” adalah dengan adanya seni kita akan berpikir secara

Penampilan Reporoduksi dari kambing Peranakan Ettawa sangat berperan penting dalam peningkatan produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.Dalam upaya meningkatkan

M asing-masing galangan memilih untuk melakukan order ke pada supplier tanpa memperhitungkan adanya kemungkinan penggabungan order guna membentuk jumlah memperhitungkan

Pada tahun 2015 ini, komponen Sistem Informasi Manajemen Akuntabilitasi (SIMA) belum melakukan realisasi kegiatan karena masih dalam proses lelang untuk : (1)

Menurut Hendriyani (2009) dalam Hermantoro (2011), perlakuan pemberian air berdasarkan perhitungan kapasitas lapang yang diberikan merupakan jumlah air yang mampu

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di Universitas Swasta yang berada di Jakarta Barat yaitu Universitas Mercu Buana dan Universitas Esa unggul,

Implementasi sistem didasarkan karena adanya kebutuhan dari full-stack developer untuk mempermudah jalannya suatu web dengan database yang sudah ter

kadar feritin dan kadar prohepsidin yang merupakan prekursor bagi hormon hepsidin dikumpulkan dengan cara pengambilan contoh darah dari responden sebanyak 2,5 ml melalui