• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1. Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sumber :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 1. Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sumber :"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3 TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Jarak Pagar

Tanaman jarak termasuk ke dalam famili Eurphobiaceae yang merupakan bahan baku biodiesel. Jarak pagar kaya akan minyak dan protein. Bahan baku biodiesel diperoleh dari ekstraksi minyak dari biji jarak pagar. Limbah berupa bungkil biji jarak pagar merupakan hasil dari pengolahan ekstraksi biji jarak pagar dan berpotensi digunakan sebagai bahan pakan ternak setelah diekstrasi (Devappa et al., 2010). Klasifikasi tanaman jarak pagar menurut Hambali et al. (2006) yaitu: Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Rosidae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha curcas Linn.

Menurut Hambali et al. (2006), produktivitas jarak pagar mencapai 2-4 kg biji/pohon/tahun. Populasi tanaman setiap 1 ha lahan dengan 2.500 pohon menghasilkan 5-10 ton biji dalam setahun. Rendemen minyak pada jarak pagar sekitar 30%, maka setiap ha lahan potensi bungkil biji jarak pagar bisa mencapai 3,5-7 ton/tahun. Tanaman jarak pagar disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sumber : www.coeroet.wordpress.com

(2)

4 Bungkil Biji Jarak Pagar

Produksi biji jarak pagar di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 7081 ton. Potensi bungkil biji jarak pagar di Indonesia mencapai 4.956,7 ton/tahun dengan kandungan bungkil biji jarak pagar sebesar 70% dari biji jarak pagar (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011). Bungkil biji jarak pagar berkulit memiliki kandungan protein kasar yang tinggi yaitu 24,6%, sehingga bungkil biji jarak pagar ini sangat potensial sebagai pakan ternak sumber protein (Akintayo, 2004). Bungkil biji jarak pagar dapat menyediakan semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup dibandingkan referensi asam amino menurut FAO (Food and Agriculture Organization) untuk anak umur 3-5 tahun, kecuali lisin (Makkar et al., 1998; Martinez-Herrera et al., 2006; Selje-Assmann et al., 2007). Keseimbangan asam amino esensial pada bungkil biji jarak pagar dapat digunakan oleh anak masa pertumbuhan untuk memenuhi kebutuhan asam amino di dalam tubuh. Komposisi asam amino esensial bungkil biji jarak pagar (BBJP) dan referensi asam amino FAO untuk anak umur 3-5 tahun disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Asam Amino Esensial Bungkil Biji Jarak Pagar (BBJP) dan Referensi Asam Amino FAO untuk Anak Umur 3-5 Tahun

Asam Amino Makkar et al. (1998) Martinez-Herrera et al. (2006) FAO (1990) Varietas Toksik Varietas

Non-toksik ---(g / 16 g N) ---Metionin 1,91 1,76 1,58 2,50a Sistin 2,24 1,56 1,80 Valin 5,19 5,30 4,26 3,50 Isoleusin 4,53 4,85 3,66 2,80 Leusin 6,94 7,50 5,92 6,60 Tirosin 2,99 3,78 2,63 6,30b Fenilalanin 4,34 4,89 3,93 Histidin 3,30 3,08 2,89 1,90 Lisin 4,28 3,40 3,57 5,80 Threonin 3,96 3,59 3,40 Triptopan 1,31 - 1,10 Keterangan : a Metionin+sistin b Tirosin+Fenilalanin

(3)

5

Phorbolester

Menurut Makkar dan Becker (1997), konsentrasi phorbolester pada biji jarak pagar merupakan racun utama yang berperan dalam toksisitas yang dimiliki oleh biji jarak pagar. Struktur kimia phorbolester disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur Kimia Phorbolester

Sumber : http://www.highfiber.com/~galenvtp/vtlphrbl.htm

Menurut Goel et al. (2007), phorbolester dapat menyebabkan efek biologis yang luar biasa walaupun dalam konsentrasi rendah. Phorbolester merupakan pemacu terjadinya tumor karena menstimulasi PKC (Protein Kinase C), sehingga dapat mempengaruhi penyaluran sinyal dan perkembangan sel, merusak jaringan, serta berbagai efek biologis yang kuat terhadap berbagai organisme. Aktivitas biologi PKC (Protein Kinase C) mengalami perubahan pada proses fosfolipid, sintesis protein, aktivitas enzim, sintetis DNA, posporilasi protein, diferensiasi sel, dan ekspresi gen. Phorbolester memiliki sifat karsinogen, pencahar, dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mabuk, muntah, serta diare. Mosior dan Newton (1995) menyatakan bahwakerja phorbolester adalah mengubah PKC menjadi bentuk aktif yang tidak dapat keluar dari membran apabila telah masuk ke dalam membran. Devappa et al. (2008) menyatakan bahwa phorbolester dapat menyebabkan penurunan konsumsi ransum dan pertumbuhan tikus. Pemberian lebih dari 16%

Jatropha curcas L. dalam ransum mencit dengan kosentrasi phorbolester 0,13 mg/g dapat menurunkan konsumsi ransum dan bobot badan mencit. Batas toleransi taraf

phorbolester dalam ransum tikus yaitu 0,09 mg/g ransum (Aregheore et al., 2003). Sumiati et al. (2007) mengemukakan bahwa phorbolester dapat menyebabkan kematian ayam broiler yang ditandai dengan badan lesu, konsumsi menurun, penurunan bobot badan, serta pertumbuhan terhambat. Phorbolester tidak mudah

(4)

6 rusak dengan perlakuan pemanasan, bahkan dengan suhu sekitar 160 oC selama 30 menit karena racun ini akan tetap aktif (Martinez-Herrera et al., 2006). Phorbolester

tetap aktif meskipun dilakukan pemanasan, tetapi konsentrasi phorbolester dapat diturunkan dengan perlakuan kimiawi menggunakan NaOH (Makkar dan Becker, 1997 ; Aregheore et al., 2003). Skema efek phorbolester terhadap tubuh disajikan pada Gambar 3.

Phorbolester

melepaskan protease, sitokin

mengaktivasi NADPH oksidase

jaringan rusak

menimbulkan rasa sakit Gambar 3. Efek Phorbolester terhadap Tubuh

Sumber : Goel et al. (2007) Curcin

Curcin adalah fitotoxin atau toxalbumin yang memiliki molekul protein besar, kompleks dan sangat beracun, menyerupai struktur dan fisiologi racun bakteri, serta tidak tahan terhadap panas. Curcin dapat berfungsi sebagai pengikat dari glycoprotein (biomolekul yang merupakan gabungan dari protein dan karbohidrat) pada permukaan sel. Mekanisme curcin berhubungan dengan aktivitas N-glycosidase yang kemudian dapat mempengaruhi metabolisme (Lin et al., 2003). Curcin mampu mengikat sel epitel dalam saluran pencernaan, sehingga curcin dapat menyebabkan gangguan pada penyerapan dan fungsi pencernaan secara keseluruhan. Pengikatan curcin pada epitel usus dapat mengganggu disorganisasi sel penyerapan utama yang menyebabkan penurunan luas permukaan serap dan penyerapan nutrien. Curcin mengganggu sistem metabolisme tubuh, protein, lemak, dan karbohidrat (Vasconcelos dan Oliveira, 2004). Efek toksik akan meningkat jika bergabung dengan toksin lain seperti phorbolester (Makkar dan Becker, 1997). Curcin dapat diinaktifkan dengan perlakuan pemanasan basah menggunakan autoclave (120 oC

(5)

7 selama 30 menit) (Aregheore et al., 2003) dan perlakuan kimiawi menggunakan 0,07% NaHCO3 (Martinez-Herrera et al., 2006). Struktur kimia curcin disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur Kimia Curcin

Sumber : www. Giftpflanzen.com/Jatropha curcas/html Asam Fitat

Asam fitat merupakan bentuk penyimpanan phosfor (P) dalam biji-bijian mencapai 80% dari total phospor. Asam fitat dapat berikatan dengan mineral (K, Mg, Ca, Zn, Fe, dan Cu), sehingga dapat mengurangi ketersediaan dan kecernaan mineral di dalam tubuh (Baruah et al., 2004). Struktur kimia asam fitat disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Struktur Asam Fitat Sumber : id.m.wikipedia.org

Menurut Martinez-Herrera et al. (2006), asam fitat yang terkandung di dalam

Jatropha curcas L. dapat mengurangi bioavailabilitas mineral, terutama Ca2+ dan Fe2+.

(6)

8 Saponin

Saponin merupakan senyawa fitokimia yang terdiri dari steroid yang membentuk satu atau lebih ikatan gula. Saponin merupakan antinutrisi yang dapat menyebabkan fotosensitisasi (Pirez et al., 2002). Saponin yang terkandung di dalam

Jatropha curcas L. yaitu 2,1%-2,9% (Martinez-Herrera et al., 2006) lebih rendah dari yang dilaporkan (Makkar et al., 1998) yaitu 4,7%. Saponin dapat diinaktifkan dengan perlakuan pemanasan (Martinez-Herera et al., 2006). Struktur kimia saponin disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur Kimia Saponin Sumber : backupccrc.wordpress.com

Inhibitor Tripsin

Jatropha curcas L. memiliki antinutrisi inhibitor tripsin yang berefek negatif terhadap fisiologis monogastrik. Inhibitor tripsin mengganggu secara fisiologis pada proses pencernaan melalui interaksi langsung dengan enzim proteolitik pankreas, sehingga kecernaan protein menurun. Inhibitor tripsin dapat dinonaktifkan dengan pemanasan (autoclave) pada 121 oC selama 25 menit (Martinez-Herrera et al., 2006). Struktur kimia inhibitor tripsin disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Struktur Kimia Inhibitor Tripsin Sumber : sciencedirect.com

(7)

9 Teknik pengolahan untuk menurunkan atau menghilangkan racun dan antinutrisi bungkil biji jarak pagar dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya pengolahan fisik, kimiawi, dan biologis. Pengolahan fisik dilakukan dengan pemanasan (121 ºC, 30 menit) dan diikuti pencucian (pengolahan kimiawi) dengan metanol 92% sebanyak 4 kali dapat menurunkan kadar phorbolester bungkil biji jarak pagar sebesar 94,94% (Aregheore et al., 2003), serta pengolahan biologis dengan fermentasi menggunakan berbagai kapang (Tjakradidjaja et al., 2007). Pemberian bungkil biji jarak pagar sebesar 20 g/kg BB (bobot badan) pada ransum tikus setelah didetoksifikasi dengan perlakuan pemanasan (121 oC, 30 menit) dan pencucian dengan metanol 92% sebanyak lima kali, tidak menyebabkan kematian tikus (Sudrajat et al., 2008). Devappa dan Bhagya (2007) menyatakan bahwa perlakuan kimiawi dapat menurunkan kadar phorbolester sampai 90% dan penambahan 2% NaOH atau 2% Ca(OH)2 dapat menurunkan kadar phorbolester

sampai 89% (Devappa et al., 2008).

Wina et al. (2010) menyatakan bahwa proses fermentasi baik aerob (dengan

Neurosphora sitophila atau Aspergillus oryzae) maupun anaerob (dengan cairan rumen) berhasil menurunkan kadar senyawa toksin dalam bungkil biji jarak (BBJ) sampai taraf aman pada penggunaan BBJ sebanyak 4% dari ransum, sehingga kematian ayam sangat rendah yaitu 0,6%. Perlakuan detoksifikasi terbaik terhadap bungkil biji jarak adalah perlakuan kombinasi antara fisik dengan kimiawi (autoclave) dan dilanjutkan dengan ekstraksi dengan heksan dan metanol) dibandingkan dengan fermentasi bungkil biji jarak masing-masing menggunakan N. Sitophila, A. oryzae, dan menggunakan cairan rumen sapi. Perlakuan gabungan otoklaf dengan ekstrak heksan-panas dan metanol (OEHM) pada BBJ selama periode pemulihan (recovery) dapat meningkatkan pertambahan bobot hidup dibandingkan dengan perlakuan secara biologis.

Menurut Nurbaeti (2007), bungkil biji jarak pagar yang difermentasi menggunakan R. oligosporus merupakan perlakuan yang terbaik dalam meningkatkan konsumsi ransum ayam broiler dibandingkan dengan perlakuan yang diolah secara fisik dan kimia. Bungkil biji jarak pagar (BBJP) yang diolah dengan perlakuan fermentasi menggunakan Rhizopus oryzae dapat meningkatkan protein dan menurunkan antinutrisi, sehingga dapat meningkatkan penggunaan BBJP sebagai

(8)

10 pakan ternak (Oseni dan Akindahunsi, 2011). Menurut Sumiati et al. (2007), detoksifikasi bungkil biji jarak pagar diperlukan agar dapat dijadikan sebagai pakan ternak. Pemberian bungkil biji jarak pagar tanpa diolah dalam ransum menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kematian yang cepat, serta kerusakan jaringan hati dan ginjal ayam broiler. Han et al. (2003) menyatakan bahwa R. oligosporus

menghasilkan enzim protease, lipase, glutaminase, α-amylase, dan α-galactosidase. Menurut Belewu dan Sam (2010), R. oligosporus dapat meningkatkan protein kasar dan menurunkan racun bungkil biji jarak pagar berupa phorbolester dancurcin, serta antinutrisi berupa inhibitor tripsin, saponin, dan asam fitat. Kadar antinutrisi bungkil biji jarak pagar tanpa diolah dan BBJP fermentasi menggunakan R. Oligosporus

yang dikukus selama 60 menit berdasarkan Sumiati et al. (2010) disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kadar Antinutrisi BBJP Tanpa Diolah dan BBJP Fermentasi

Antinutrisi Perlakuan Penurunan (%)

Tanpa Diolah Fermentasi

Phorbolester (μg/g) 24,33 15,28 37,20

Tanin (%) 0,13 0,007 94,62

Saponin (%) 1,04 0,39 62,50

Asam fitat (%) 9,19 8,45 8,05

Antitripsin (%) 6,17 1,85 70,02

Sumber: Sumiati et al. (2010)

Pengukusan bungkil biji jarak pagar mampu menurunkan kadar antinutrisi BBJP, serta fermentasi efektif menurunkan phorbolester pada BBJP. Fermentasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas nutrisi bungkil biji jarak pagar (BBJP). Enzim lipase yang dihasilkan R. oligosporus dapat menurunkan kadar phorbolester

dalam BBJP. Pengolahan BBJP dengan kombinasi pengukusan selama 60 menit dan fermentasi menggunakan R. oligosporus mampu menurunkan kadar antinutrisi dan racun. Sumiati et al. (2011) menyatakan bahwa fermentasi bungkil biji jarak pagar menggunakan R. oligosporus dapat meningkatkan protein kasar, namun belum mampu mengurangi atau menghilangkan racun phorbolester sampai kadar aman untuk ayam broiler.

(9)

11 Burung Puyuh

Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang jauh, ukuran tubuh relatif kecil, dan berkaki pendek. Di Indonesia, burung puyuh mulai dikenal dan diternakkan sejak akhir 1979. Menurut Pappas (2002), burung puyuh diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Galliformes Famili : Phasianidae Genus : Coturnix

Spesies : Coturnix coturnix J

Dewasa kelamin pada burung puyuh dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama pencahayaan, pemberian pakan, dan penyakit (Ensminger, 1992). Umur dewasa kelamin puyuh jepang betina ditandai pada saat pertama kali bertelur yaitu umur 42 hari (Wiradimadja et al., 2007). Burung puyuh mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap penyakit dan dapat diternakkan bersama dengan hewan lain, serta pemeliharaannya mudah (Hartono, 2004).

Folikel Kuning Telur

Kuning telur tersusun atas lemak dan protein membentuk lipoprotein yang disintesa oleh hati dibawah pengaruh estrogen. Hormon estrogen berfungsi merangsang pematangan sel telur, merangsang pembentukan protein dan lemak kuning telur oleh hati. Protein kuning telur diproduksi di dalam hati, kemudian ditransport oleh darah dan dideposisikan dalam folikel yang berkembang (Riis, 1983). Menurut North dan Bell (1990), level estrogen yang tinggi pada plasma darah menstimulasi protein kuning telur dan formulasi lipid oleh hati. Campbell et al. (2003) menyatakan bahwa telur memiliki ukuran besar pada intensitas bertelur yang rendah.

(10)

12 Organ Dalam

Jantung

Jantung merupakan organ yang memegang peranan penting dalam peredaran darah. Jantung unggas terdiri atas 4 ruang yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri (North dan Bell, 1990). Jantung mengalami pembesaran ukuran akibat adanya akumulasi racun, sehingga menyebabkan penambahan jaringan otot jantung. Dinding otot yang menebal menyebabkan volume ventrikel relatif menyempit ketika otot menyesuaikan diri pada kontraksi yang berlebihan (Ressang, 1986). Puyuh merupakan ternak yang mudah stres, sehingga memerlukan jantung yang kuat untuk memompa darah dan untuk pertukaran O2 dan CO2 (Card dan Nesheim, 1972). Menurut penelitian Marginingsih (2004) tentang kombinasi eceng gondok, minyak ikan hiu, dan wheat bran terhadap persentase bobot organ dalam, persentase bobot jantung puyuh yaitu 0,94 % dari bobot hidup.

Hati

Hati memiliki beberapa fungsi diantaranya pertukaran zat dari protein, lemak, sekresi empedu, detoksifikasi senyawa-senyawa yang beracun, dan ekskresi senyawa-senyawa metabolit yang tidak berguna lagi bagi tubuh (Amrullah, 2004). Hati unggas yang normal berwarna coklat yang terdiri dari dua lobi yaitu lobi kiri dan kanan. Tuti (1999) melaporkan bahwa warna hati yang gelap pada ayam yang diberi biji lamtoro sebanyak 22,5% terjadi karena hati bekerja ekstra keras untuk menetralisir racun yang ada dalam ransum. Hati sebagai kelenjar terbesar dalam tubuh tidak hanya untuk metabolisme dan penyimpan nutrien, tetapi juga membentuk empedu, cairan penting untuk menyerap lemak dalam usus halus (Ensminger, 1992). Menurut Spector (1993), kelainan hati ditandai dengan pembengkakan dan penebalan salah satu lobi pada hati, dan hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan bobot hati. Menurut McLelland (1990), hati berubah warna dari coklat menjadi kuning jika makanan mengandung lemak tinggi. Sumiati et al. (2007) melaporkan bahwa pemberian bungkil biji jarak pagar (BBJP) tanpa diolah dengan taraf 5% sampai dengan 15% menyebabkan kerusakan jaringan hati maupun ginjal. Hati tidak mampu mendetoksifikasi racun bungkil biji jarak pagar (BBJP) yang dikonsumsi oleh ayam broiler. Hati ayam broiler mengalami kelainan yaitu terjadi nekrosis pada sel

(11)

13 parenkim dan perlemakan yang tidak normal pada sel hepatosit dan tubuli. Semakin tinggi pemberian bungkil biji jarak pagar (BBJP) tanpa diolah, kerusakan hati dan ginjal cenderung semakin parah. Persentase bobot hati puyuh menurut Kasiyati et al. (2010) mengenai fotostimulasi cahaya monokromatik untuk optimasi karkas puyuh masak kelamin yaitu 4,50%-4,90% dari bobot hidup.

Proventrikulus

Proventrikulus merupakan tempat disekresikannya pepsin dan HCl (Hydrochloric acid). Proventrikulus disebut juga glandular atau kelenjar perut. Makanan dengan sangat cepat disekresikan ke dalam gizzard dari proventrikulus (North dan Bell, 1990). Proventrikulus berukuran lebih kecil dan lebih tebal dibanding esopagus, serta tempat disekresikannya enzim-enzim pencernaan (Amrullah, 2004). Pemberian bungkil biji jarak pagar fermentasi dalam ransum meningkatkan kerja proventrikulus karena adanya racun dan serat kasar, sehingga proventrikulus ayam broiler mengalami peningkatan bobot (Istichomah, 2007). Gizzard

Gizzard merupakan ruangan sederhana sebagai tempat pencernaan dan penyimpanan makanan yang terdiri atas serabut otot yang kuat (Tillman et al., 1991). gizzard berperan dalam memperkecil ukuran partikel dan menggiling pakan secara fisik (Pond et al., 1995).Makanan dicerna secara mekanik dan terdapat grit bebatuan kecil yang ikut menghaluskan digesta. Unggas yang memperoleh makanan kasar memiliki ukuran gizzard lebih besar (Amrullah, 2004). Menurut penelitian Marginingsih (2004) tentang kombinasi eceng gondok, minyak ikan hiu, dan wheat bran terhadap persentase bobot organ dalam, puyuh memiliki persentase bobot gizzard2,00% dari bobot hidup.

Ginjal

Ginjal merupakan organ yang berfungsi dalam filtrasi menyerap kembali material yang berguna bagi tubuh, metabolisme, dan ekskresi material yang tidak digunakan lagi oleh tubuh (Pond et al., 1995). Ginjal dapat menyaring plasma dan unsur-unsur plasma dari darah, dan kemudian secara selektif menyerap kembali air dan unsur-unsur berguna yang kembali dari filtrat, kemudian mengeluarkan kelebihan dan produk buangan plasma. Ginjal juga memiliki fungsi yaitu

(12)

14 mempertahankan keseimbangan susunan darah dengan mengeluarkan zat-zat seperti air berlebih, garam-garam organik, dan bahan-bahan asing yang terlarut dalam darah seperti pigmen darah atau pigmen-pigmen yang terbentuk di dalam darah. Zat toksik yang masuk ke dalam tubuh semakin banyak menyebabkan ginjal bekerja semakin berat dalam menetralisir toksik (Ressang, 1986).

Limpa

Limpa merupakan organ yang berfungsi untuk menyimpan darah, membentuk sel-sel darah putih, pembinasaan eritrosit-eritrosit tua, membentuk limfosit yang berhubungan dengan pembentukan antibodi, dan berperan dalam metabolisme nitrogen. Kelainan pada limpa dapat ditandai dengan pembengkakan limpa yang dapat meningkatkan bobot limpa. Perubahan ukuran limpa disebabkan oleh racun yang masuk ke dalam tubuh (Ressang, 1986).

Usus Halus

Usus halus terdiri atas tiga bagian yang tidak terpisah secara jelas yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Usus halus mensekresikan enzim-enzim pemecah polimer pati, lemak, dan protein (Amrullah, 2004). Menurut Anggorodi (1995), dinding usus halus akan mensekresikan getah usus yang mengandung erepsin dan beberapa enzim. Erepsin bertugas menyempurnakan pencernaan protein dan menghasilkan asam amino. Enzim yang disekresikan yaitu peptidase, sukrose, maltose, laktase, dan polinukleatidase (Ensminger, 1992). Lundin et al. (1993) menyatakan bahwa serat kasar dapat meningkatkan densitas volume epitel dan vilus di usus halus. North dan Bell (1990) menyatakan bahwa enzim amilase dan lipase dihasilkan oleh dinding usus halus dapat membantu pencernaan karbohidrat dan lemak. Gillespie (2004) menyatakan bahwa vili pada dinding usus halus dapat meningkatkan luas permukaan usus, menyerap air, melarutkan mineral ke darah, dan merupakan kunci dari penyerapan. Menurut Alonso et al. (2000), perenggangan usus disebabkan oleh tingginya level karbohidrat kompleks termasuk pati, oligosakarida, dan polisakarida non pati dalam ransum.

Seka

Menurut Ensminger (1992), seka adalah saluran usus buntu yang berada pada sambungan usus kecil dan usus besar. Seka berfungsi menyerap air, serta mencerna

(13)

15 karbohidrat dan protein dengan bantuan bakteri yang ada di dalamnya. Aktivitas mikroba seka mengubah selulosa, pati, polisakarida, dan gula menjadi asam lemak volatil, protein mikroba, vitamin B, dan K. Pond et al. (1995) menyatakan bahwa pencernaan serat kasar di seka dibantu oleh bakteri fermentasi. Berdasarkan penelitian Marginingsih (2004) mengenai kombinasi eceng gondok, minyak ikan hiu, dan wheat bran terhadap persentase bobot organ dalam, persentase bobot seka puyuh yaitu 0,21% dari bobot hidup.

Usus Besar

Usus besar merupakan tempat penyerapan kembali air dari usus halus. Usus besar berfungsi sebagai penyalur makanan dari usus kecil menuju kloaka untuk dibuang (Grist, 2006). Air asal urin diserap kembali di usus besar dan ikut mengatur kandungan air sel-sel tubuh, serta keseimbangan air. Ransum yang banyak mengandung serat dan bahan lain yang tidak dicerna seperti bebatuan kecil menimbulkan perubahan ukuran bagian-bagian saluran pencernaan, sehingga usus lebih berat, panjang, dan tebal (Amrullah, 2004).

Gambar

Gambar 1.  Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)
Tabel  1.  Komposisi  Asam  Amino  Esensial  Bungkil  Biji  Jarak  Pagar  (BBJP)  dan   Referensi Asam Amino FAO untuk Anak Umur 3-5 Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Direksi Perseroan dengan ini mengundang para Pemegang Saham Perseroan untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

[r]

Dampak keseriusan dalam menangani limbah yang berasal dari 3 (tiga) unit pabrik tersebut diputuskan untuk melakukan investasi dalam proyek pembangunan bangunan Incinerator

Tanaman nilam diperlakukan dengan bakteri endofit dengan cara menyi- ramkan populasi bakteri OD600=1 pada pot yang berisi tanaman nilam yang berumur 1 bulan.. Satu

Input biaya produk merupakan rancangan input yang digunakan untuk mengolah biaya bahan baku dan biaya produk seperti terlihat pada III.44. Gambar III.44 Desain Input

Analisis SWOT (singkatan bahasa inggris dari strenghts, weakness, opportunities, dan threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengalami peningkatan maka akan terjadi kenaikan pendapatan bunga lebih besar.. dibanding dengan kenaikan biaya