• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI DUKUH KEPUH PROYONANGGAN SELATAN BATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI DUKUH KEPUH PROYONANGGAN SELATAN BATANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

44

DI DUKUH KEPUH PROYONANGGAN SELATAN BATANG

A. Gambaran Umum Desa Proyonanggan Selatan Batang

1. Letak Geografis

Desa Proyonanggan Selatan adalah salah satu diantara dua puluh satu desa atau kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Batang kabupaten Batang dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Proyonanggan Tengah b. Sebelah timur berbatasan dengan desa Sambong dan desa Kecepak c. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Pasekaran

d. Sebelah barat berbatasan dengan desa Kauman

Desa Proyonanggan Selatan ini bisa ditempuh dari pusat pemerintahan kelurahan ke kecamatan 2,00 km, jarak ke ibukota kabupaten 2,00 km, jarak ke ibukota provinsi 90,00 km, dan jarak ke ibukota negara 425,00 km. Wilayah administrasi desa Proyonanggan Selatan terbagi menjadi 30 RT dan terdiri dari 5 RW dan luas wilayah desa Proyonanggan Selatan mempunyai luas 88,245 Ha/m2 terdiri dari:

a) Sertifikat hak pakai : 9 b) Tanah bersertifikat : 1.733

(2)

d) Bangunan umum : 5,17 Ha e) Pemukiman : 69, 245 Ha f) Industri : - g) Pertokoan : 1,25 Ha h) Perkantoran : 1,5 Ha i) Tanah wakaf : 2,4 Ha

Jumlah penduduk desa Proyonanggan Selatan ada 9.138 orang yang terdiri dari Laki-laki 4.445 orang dan Perempuan 4.639 orang .1

2. Struktur Pemerintahan

Strukur Kepengurusan Desa

Proyonanggan Selatan 3. Keadaan Sosial dan Ekonomi

Jumlah penduduk desa Proyonanggan Selatan 9.138 orang terdiri dari 4.445 laki-laki dan 4.693 perempuan, 2.475 kepala keluarga (KK). Perincian selengkapnya keadaan penduduk dapat dilihat pada tabel berikut:2

1

Mudi Marzuki, Sekretaris Desa Proyonanggan Selatan, wawancara pribadi, Proyonanggan Selatan 03 September 2015, pukul 10.00 WIB.

BPD KEPALA DESA ANISAH S.STP KASI TATA PEMERINTAHAN NANIK ISWANDIYARTI KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA RUKHO'IYAH KASI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NUR SAIDAH

KASI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN MURDIMAN JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS DESA MUDI MARZUKI

(3)

Tabel 1

Jumlah Penduduk dalam Kelompok Umur

No. Mata Pencaharian Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0-5 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun 20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun 40-44 tahun 45-49 tahun 50-54 tahun 55-59 tahun 60-64 tahun 65 + 396 454 423 524 587 789 806 1452 2095 728 436 176 116 157 Total 9.138 orang 2

Dokumentasi dan monografi Desa Proyonanggan Selatan Batang, tanggal 03 September 2015 pukul 10.00 WIB

(4)

Tabel 2

Mata Pencaharian Penduduk Desa Proyonanggan Selatan3

No. Mata Pencaharian Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan

Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

Listrik, gas, dan air Bangunan

Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel

Angkutan penggudangan dan komunikasi Jasa kemasyarakatan PNS 654 orang 37 orang 56 orang 14 orang 1.379 orang 19 orang 17 orang 13 orang 48 orang Total 2.674 orang

Kegiatan organisasi kemasyarakatan yang ada di desa Proyonanggan Selatan yaitu karang taruna, Pkk

4. Keadaan Keagamaan

Di dukuh Kepuh mayoritas menganut agama islam 95% dan yang menganut agama kristen 5%.4

3 Dokumentasi dan Monografi Desa Proyonanggan Selatan Batang, tanggal 03 September 2015, pukul 10.00 WIB

4 Dokumentasi dan Monografi Desa Proyonanggan Selatan Batang, tanggal 03 September 2015, pukul 10.00 WIB

(5)

Tabel 3

Banyaknya Pemeluk Agama

No. Agama Jumlah

1 2 3 4 5 Islam Kristen Hindhu Budha katolik 8681 457 - - - Total 9138 Tabel 4

Jumlah Sarana Tempat Ibadah

No. Tempat ibadah Jumlah

1 2 3 4 5 Masjid Mushola Gereja Vihara Pura 5 26 - - -

Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat Proyonanggan Selatan antara lain: tahlil dan yasinan, berjanji, ngaji di masjid ataupun mushola, sekolah TPQ.

(6)

5. Keadaaan Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di desa Proyonanggan Selatan SMA/SMK: 7, SMP: 2, SD: 5, TK: 3, Playgroup: 5 dan adapun jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan.5

Tabel 5

Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA/SMK Diploma Sarjana S1 Sarjana S2 Sarjana S3 412 orang 268 orang 215 orang 783 orang 46 orang 74 orang 23 orang - Total 1.821ang

6. Data Orang Tua yang Memiliki Anak Usia Sekolah Dasar di Dukuh Kepuh Proyonanggan Selatan Batang

5 Dokumentasi dan Monografi Desa Proyonanggan Selatan Batang, tanggal 03 September 2015, pukul 10.00 WIB

(7)

Tabel 6

Profil Subyek Penelitian

No Nama Orang Tua Nama Anak Usia Anak

1. Kunanto Ruziq Mal Nafi’ 11 th

2. Sugiarto Fadilah Rahmawati 7 th

3. Taruni Saeful Bakhri 12 th

4. Ade Kusnoto Ferdianto Pratama Putra 7 th

5. Hadi Siswoyo Anisya D. F 11 th

6. Amat Dewi Aisyah 11 th

7. Risyanti Bratasusesa mahadana 7 th

8. Rohayatno Jinan Bilqis Fatmawati 6 th

9. Parniti Gita oktavia Azzahra 8 th

10. Sukirjo Syifana 6 th

B. Peran Pendidikan Keluarga dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak di

dukuh Kepuh Proyonanggan Selatan Batang

Roda zaman terus berputar, waktu juga terus merambat. Semuanya menjadikan bumi ini semakin tua, semantara kita tidak bisa memprediksi apakah budaya masyarakat modern kian membaik atau malah semakin menjauhkan manusia dari kecerdasan spiritualnya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban yang mulia bagi para orang tua untuk terus mendampingi dan memberikan bimbingan kepada anak-anaknya agar mempunyai kecerdasan spiritual yang baik.

(8)

Pelaksanaan pendidikan keluarga di dukuh Kepuh Proyonanggan Selatan Batang telah dilakukan dengan baik. Setiap orang tua menginginkan anaknya mempunyai kecerdasan spiritual yang baik sehingga dapat menjadi pondasi atau dasar bagi anak tersebut sebagai mahluk sosial atau mahluk yang beragama.

Hasil data yang diperoleh dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keluarga Bapak Kunanto

Bapak kunanto adalah seorang guru di MI Wahid Hasyim Batang dan juga sebagai ustadz di Madrasah Diniyah Aliyah, menurut beliau bahwa kecerdasan spiritual adalah faktor penentu dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Dalam pandangannya, keluarga adalah tempat pertama bagi anak untuk memperoleh pendidikan, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendidik spiritual anaknya. Beliau juga mengemukakan bahwa dengan pembiasaan yang ketat tersebut, putranya memilih melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren Darussalam Kemiri Subah Batang.

Dengan membiasakan anak-anaknya melakukan kegiatan keagamaan secara terus menerus, maka sang anak diharapkan mampu untuk berpikir positif dan selalu melibatkan Allah dalam setiap pekerjaannya dengan cara tersebut maka kecerdasan spiritual anaknya akan semakin bertambah.

Dalam pandangan beliau, kesuksesan dunia bukanlah hal utama yang terpenting di dunia ini, dan harta bukanlah warisan satu-satunya.

(9)

Beliau menambahkan juga bahwa warisan ilmu yang mengajarkan agama pada anak-anaknya adalah hukumnya wajib.6

2. Keluarga Bapak Sugiharto

Dalam keluarga Bpk. Sugiharto sebagai informan kedua menerapkan disiplin yang ketat dalam masalah agama. Sejak kecil putra-putri beliau di didik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang berada di lingkungan sekitar. Berbagai kegiatan keagamaan seperti pengajian di masjid, mengaji, dan tahlilan. Beliau juga membiasakan kepada putra-putrinya untuk sholat berjamaah, dan setiap kali datangnya bulan puasa, beliau juga memberikan wawasan dan bimbingan tentang melaksanakan kewajiban berpuasa.

Bapak Sugiharto dibantu istrinya dalam memberikan pendidikan untuk putrinya. Istri beliau juga selalu mengingatkan kepada putra-putrinya supaya bisa menjaga diri, dan kapan saja ia selalu dengan Allah SWT. Beliau juga berpesan pada anak-anaknya agar tidak memilih-milih teman dalam pergaulan, tetapi harus mampu menjaga diri agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik dan menyimpang dari agama.

Dalam masalah pendidikan, Bpk. Sugiharto mengatakan, meskipun ia sendiri tidak mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi dan hanya tamatan SMP, ia menekankan pada anaknya bahwa keadaan ekonomi keluarga jangan dijadikan alasan untuk malas dan menyerah pada keadaan, beliau juga berpedoman akan berusaha sekuat tenaga untuk mencarikan

6 Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Kunanto, pada tanggal 01 september 2015, pukul 19.30 WIB

(10)

biaya dalam hal pendidikan, apapun caranya, karena dengan ilmu yang di dapatkan dari sekolah akan bisa merubah nasib dan keadaan.7

3. Keluarga Bapak Taruni

Informan ke tiga ini adalah Bpk.Taruni, beliau berusia 40 tahun, beliau bekerja sebagai buruh batik dan istrinya mempunyai usaha kecil-kecilan menjual pisang sale yang dititipkan di warung-warung sekitar rumahnya. Beliau selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu sholat 5 waktu, beliau bukan hanya menyuruh anak-anaknya saja untuk sholat 5 waktu tetapi beliau juga selalu memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya supaya anak-anaknya tersebut selalu mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

Dalam memberikan pendidikan di keluarganya beliau dibantu oleh istrinya yang selalu setia dan mendampinginya dalam menjaga anak-anaknya. Dan apabila sudah tiba waktu sholat dhuhur tetapi anaknya masih asik bermain, beliau selalu mengingatkan anaknya untuk melaksanakan sholat.

Dalam pergaulan beliau membebaskan anaknya untuk bergaul dengan siapa saja, tetapi dengan catatan anaknya tersebut tidak akan terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Dan setiap kali habis sholat maghrib anak-anaknya disuruh mengaji di masjid. Setelah itu bapak taruni memberikan nasehat untuk anak-anaknya dan menanyakan bagaimana dengan sekolah anak-anaknya. Karena dengan cara seperti inilah

7Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Sugiharto, pada tanggal 02 september 2015, pukul 15.00 WIB

(11)

bapak taruni merasa nyaman dalam memberikan nasehat untuk anaknya, tetapi apabila anaknya tersebut susah untuk di kendalikan, terkadang beliau juga memberikan sanksi atau hukuman kepada anak-anaknya, dan hukumannya itu bersih-bersih rumah.

Pemberian sanksi atau hukuman yang diberikan kepada anaknya semata-mata bukan untuk menyakiti anak tesebut melainkan untuk menjadikan anak tersebut menjadi patuh dan mau melaksanakan kewajiban anak dirumah yaitu belajar dan melaksanakan tanggung jawab sebagai muslim yaitu beribadah.

Pendidikan yang dilakukan keluarga ini tampaknya lebih menekankan pada anak yang harus mempunyai inisiatif belajar yang tinggi dan anak harus selalu mempunyai rasa tanggung jawab terhadap apa yang seharusnya dilakukan dirumah.8

4. Keluarga Bapak Ade Kusnoto

Informan ke 4 yaitu keluarga Bpk. Ade Kusnoto, beliau bekerja sebagai buruh bangunan, dan istri beliau hanya sebagai ibu rumah tangga. Di dalam keluarga bapak Ade, beliau selalu memberikan pendidikan untuk anaknya berupa contoh-contoh dalam melakukan kegiatan keagamaan seperti sholat ataupun mengunjungi pengajian di masjid. Ia dibantu istrinya dalam mengasuh anaknya, dan memberikan pendidikan untuk anaknya. Menurutnya ilmu pengetahuan itu penting tapi ilmu agama itu jauh lebih

8Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Taruni, pada tanggal 03 september 2015, pukul 15.00 WIB

(12)

penting karena dari ilmu agamalah anaknya bisa bersikap baik dan menghormati orang yang lebih tua dari mereka serta teman-temannya.

Dalam membiasakan anaknya untuk selalu beribadah, anaknya juga sudah terbiasa untuk melakukannya, tanpa diperintah orang tuanya terlebih dulu anaknya sudah berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat. Perilaku seperti ini yag diharapkan dalam pendidikan keluarga terutama anak memnpunyai rasa spiritual yang tinggi dan tanpa disuruhpun anak segera menjalankan ibadah tepat waktu.

Kecerdasan spiritual anak tidaklah hanya pada sekedar pemahamam secara materi namun yang diharapkan keluarga ini diharapkan anak mampu melaksanakan kewajibannya.9

5. Keluarga Bapak Hadi Siswoyo

Informan yang ke 5 adalah keluarga Bapak Hadi. Pekerjaannya adalah serabutan, terkadang beliau bekerja sebagai supir panggilan dan apabila sedang tidak ada panggilan untuk supir beliau bekerja sebagai buruh bangunan. Menurutnya pekerjaan apapun akan beliau lakukan untuk mencukupi hidup keluarganya dan untuk membiayai anak-anaknya sekolah, karena menurut beliau sekolah itu penting, karena kalau tidak sekolah mau kerja apapun itu sulit, jadi ia akan berusaha untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya, karena menurutnya keluarga itu nomor satu. Beliau selalu memberikan nasehat kepada anak-anaknya untuk selalu semangat dan giat dalam sekolahnya. Beliau juga mengarahkan anaknya untuk selalu taat

9 Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Ade Kusnoto, pada tanggal 04 september 2015, pukul 15.00 WIB

(13)

beribadah dan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan sekitar. Anak-anaknya juga selalu patuh dengan apa yang diperintahkan orang tuanya. Dengan cara tersebut anak-anaknya sudah terbiasa untuk mengikuti kegiatan keagamaan sendiri tanpa perintah dari orang tuanya lagi.

Dalam pergaulan beliau juga membebaskan anaknya untuk bergaul dengan siapa saja asalkan masih dalam batas wajar dalam bergaul.10

6. Keluarga Bapak Amat

Informan ke 6 adalah keluarga Bapak Amat dan Ibu Rokhimah. Bapak Amat ini adalah seorang buruh bangunan dan beliau juga mempunyai usaha ternak kambing, istri beliau sebagai ibu rumah tangga dan terkadang kalau ada panggilan untuk membatik beliau bekerja sebagai buruh batik. Di dalam keluarga Bapak Amat ini cara mendidik anak-anaknya yaitu dengan cara yang tegas. Dalam memberikan pendidikan pada keluarganya beliau selalu memberikan nasehat untuk anak-anaknya supaya rajin dalam beribadah agar kecerdasan spiritualnya semakin berkembang dan tau apa makna hidup. Kecerdasan spiritual yang diinginkan oleh keluarga beliau adalah beliau ingin sekali agar anak-anaknya menjadi anak yang cerdas dan mengerti agama serta rajin dalam beribadah dan sopan dalam bersikap. Dalam pergaulan anak-anaknya, beliau tidak membatasi kepada anaknya untuk berteman dengan siapa saja, tetapi beliau berpesan agar anaknya tau mana yang harus diikuti

10 Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Teguh, pada tanggal 05 september 2015, pukul 15.00 WIB

(14)

dalam berteman dan mana yang tidak. Karena lingkungan dan teman bisa menjadi faktor penghambat bagi kecerdasan spiritualnya.11

7. Keluarga Ibu Risyanti

Menurut informan ke 7 yaitu Ibu Risyanti, beliau adalah seorang single parent yang membesarkan anak-anaknya sendiri, dengan bantuan dari ibunya beliau mendidik anak-anaknya untuk membina kecerdasan spiritualnya. Beliau selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk selalu bersyukur dan bersabar atas apa yang sudah Allah berikan kepadanya. dalam memberikan pendidikan anak pada saat dirumah beliau memberikannya dengan cara menasehati dan membimbingnya. Dalam hal kecerdasan spiritualnya beliau menginginkan agar anak-anaknya tersebut selalu taat dalam beribadah, pintar mengaji, dan rajin sholat serta patuh kepada orang tua. Tetapi terkadang anaknya sering terpengaruh dengan lingkungannya saat bergaul dengan teman-teman sebayanya.12

8. Keluarga Bapak Rohayatno

Informan ke 8 adalah Bapak Rohayatno, beliau adalah ketua Rt 01 Rw 05. Menurut beliau, keluarga adalah tempat pertama seorang anak memperoleh pendidikan, keluarga juga sebagai wadah untuk membentuk karakter sang anak, maka dari itu di dalam keluarga harus di berikan pendidikan yang bermanfaat untuk anak-anaknya. Khususnya dalam masalah kecerdasan spiritualnya. Menurut beliau, anak yang mempunyai

11 Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Amat, pada tanggal 06 september 2015, pukul 10.00 WIB

12 Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Ibu Risyanti, pada tanggal 07 september 2015, pukul 10.00 WIB

(15)

kecerdasan spiritual yang baik ialah anak yang sering beribadah dan tau cara bersyukur. Dalam cara mendidik anak-anaknya, beliau memberikan contoh yang baik untuk ditiru, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatannya, terutama masalah keaagamaannya. Tetapi, dalam pemberian pendidikan tersebut ada faktor penghambatnya dalam mendidik dan membina kecerdasan spiritual sang anak yaitu anak sering menonton televis, tontonan yang ada di televisi itu terkadang membuat orang lupa untuk beribadah. Jadi dalam keluarga ini cara mendidik dan membina anaknya yaitu dengan memberikan pengertian dan penjelasan pentingnya dalam beribadah serta memberikan contoh yang baik supaya anak dapat meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya tersebut.13

9. Keluarga Ibu Parniti

Informan ke 9 adalah Ibu Parniti seorang ibu yang mempunyai usaha jualan jajan di warung. Menurut informan yang ke 9 ini, dalam mengasuh anak-anaknya beliau selalu memperingatkan untuk rajin dalam beribadah, seperti sholat, mengaji ataupun ikut berjanji, karena setiap umat islam wajib hukumnya untuk selalu beribadah. Beliau juga selalu mengingatkan agar anak-anaknya selalu mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan, dan harus selalu berkata jujur. Dalam memberikan pendidikan tersebut terkadang anaknya sering susah untuk di nasehati, dalam mendidik anaknya beliau harus banyak mengingatkannya untuk sholat dan mengaji, karena kalau tidak diingatkan annaknya terkadang

13 Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Rohayatno, pada tanggal 07 september 2015, pukul 19.00 WIB

(16)

malas untuk melakukannnya dan ternyata asyik bermain handphone tanpa memperhatikan orang tua yang sedang bicara dengannya. Itu merupakan faktor penghambat orang tua dalam membina kecerdasan spiritual anaknya. Faktor lingkungan juga mempengaruhi kecerdasan sang anak. Kemudian apabila anak tersebut sudah di ingatkan dan di nasehati maka anak itu mau melakukan apa yang diperintahkan oleh ibunya. Dan cara untuk mempertahankan agar kecerdasan spiritualnya semakin baik, anak tersebut selalu diingatkan dan dinasehati untuk rajin beribadah dimanapun anak berada.14

10.Keluarga Bapak Sukirjo

Menurut keluarga Bapak Sukirjo, cara mendidik anak agar rajin untuk menjalankan apa yang sudah jadi kewajibannya itu maka selaku orang tua harus mengenalkan pendidikan spiritual anak sejak dini, contohnya menyuruh anak untuk bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya, menyuruh untuk rajin melaksanakan sholat 5 waktu, mengaji dan menyuruh anak untuk sekolah TPQ (Taman Pendidikan Qur’an). Tetapi anaknya tidak mau untuk berangkat sekolah TPQ sendiri karena menurut anaknya, dia sering dijailin teman-temannya sehingga tidak mau berangkat sekolah, dengan alasan tersebut, Bapak Sukirjo menyuruh istrinya agar menemani sang anak untuk sekolah TPQ. Dan Bapak Sukirjo dengan istrinya berinisiatif untuk memberikan reward

kepada anaknya agar anaknya melakukan kewajibannya untuk bersekolah

14 Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Ibu Parniti, pada tanggal 08 September 2015, pukul 10.00 WIB

(17)

dan harus berangkat ke sekolah sendiri dengan melakukan hal yang demikian anak menjadi lebih bersemangat untuk melakukan kewajiban.15

C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Membina Kecerdasan

Spiritual Anak di Dukuh Kepuh Proyonanggan Selatan Batang

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil bahwa terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat dari setiap keluarga dalam membina kecerdasan spiritual anak di Dukuh Kepuh Proyonanggan Selatan Batang yaitu: 1. Faktor Pendukung dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak

a. SDM ( Sumber Daya Manusia) Pendapat Bapak Kunanto:

“Karena saya adalah seorang pendidik dan sebagai kepala keluarga saya selalu mengajarkan anak-anak saya untuk sholat, mengajarkan membaca Al-Qur’an, dan memberikan pengetahuan agama supaya anak-anak saya pintar, bukan hanya pintar dalam pengetahuan umum tetapi juga pintar dalam agamanya dan mengerti makna hidup.”

b. Pola Asuh

Pendapat Bapak Sugiarto:

“pola asuh yang saya terapkan dalam keluarga saya yaitu selalu memberikan semangat dan dukungan serta perhatian untuk anak dalam melakukan setiap kegiatan keagamaan yang diikuti dan juga dalam melakukan ibadah seperti sholat dan tadaruz Al-Qur’an.”

Bapak Taruni, Bapak Adek Kusnoto, Bapak Hadi, Ibu Risyanti, Bapak Rohayatno dan Ibu Parniti serta Bapak Sukirjo juga mengungkapkan demikian.

15

Wawancara dan observasi dilakukan dirumah Bapak Sukirjo, pada tanggal 08 September 2015, pukul 15.00 WIB

(18)

2. Faktor Penghambat dalam Membina Kecerdasan Spiritual Anak a. Lingkungan Masyarakat

Pendapat Bapak Taruni:

“Lingkungan masyarakat menjadi faktor penghambat dalam membina kecerdasan spiritual anak karena anak akan terpengaruh dengan lingkungan yang tidak kondusif.”

Bapak Adek Kusnoto, Bapak Hadi, Bapak Amat, Ibu Risyanti, dan Bapak Rohayatno juga Ibu Parniti mengatakan demikian.

b. Teman Sebayanya

Pendapat Bapak Adek Kusnoto:

“Faktor penghambatnya ya teman-temannya, karena kalau anak sudah bermain dengan teman-temannya, dia susah untuk di nasehati, dan kalau dia melihat teman-temannya sedang bermain, dia langsung ikut bersama teman-temannya bermain, jadi anak akan lupa dengan kebiasaannya seperti sholat ataupun belajar di TPQ.”

c. Pengawasan yang Kurang Pendapat Bapak Kunanto:

“Apabila saya lalai dalam mengawasi anak saya, anaknya akan berbuat semaunya sendiri dan lupa dengan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dia lakukan, seperti sholat, tadarus Al-Qur’an ataupun berangkat sekolah TPQ.”

Bapak Sukirjo juga berpendapat demikian,

“apabila beliau tidak mengawasi anaknya, anaknya juga tidak mau untuk melakukan kegiatan keagamaan dan tidak mau berangkat sekolah TPQ.”

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, peneliti akan menggunakan alternatif tindakan yang dapat dipilih agar menghasilkan suatu keputusan yang terbaik untuk menyeleksi berita dengan menggunakan

dan Candida albicans .Isolat-isolat endofit dari akar tanaman purwoceng yang tidak menunjukkan potensi antimikrobia kemungkinan memiliki senyawa potensial

Terdapat pengaruh signifikan yang diberikan persepsi resiko dan persepsi manfaat secara bersama-sama terhadap niat beli konsumen berbelanja online di Kaskus sebesar

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan kepada masyarakat dan Instansi yang berkaitan dengan pernikahan sehingga nantinya

itu, perlu kiranya dilakukan pembuktian terhadap sampel tanah yang berasal dari kotak ekskavasi khususnya pada tanah yang berasal dari tempayan kubur yang terdapat di Situs

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil pemberian pupuk kandang ayam pada perlakuan p 0, p 1, p 2, dan p 3 memberikan pengaruh tidak nyata bagi pertumbuhan bibit

selama 5 tahun pertama kehidupan, maka menyebabkan anak menjadi individu yang dingin, kurang menyayangi, tidak berperasaan dan cenderung menjadi remaja delinkuen

A VILÁG, AZ EU ÉS MAGYARORSZÁG BORTER- ME LÉSE A­világ­bortermelése­az­évjárati­ingadozások­miatt