SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) pada Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Oleh:
Margaretha Dyah Ratna Sari
NIM: 039114119
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) pada Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Oleh:
Margaretha Dyah Ratna Sari
NIM: 039114119
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
Dipersembahkan dan Disusun Oleh: Margaretha Dyah Ratna Sari
NIM: 039114119
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Skripsi Yogyakarta, 13 Januari 2009
iii
SKRIPSI
EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
Dipersiapkan dan Disusun Oleh: Margaretha Dyah Ratna Sari
NIM: 039114119
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 13 Oktober 2008
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda tangan Ketua : Prof. A. Supratiknya, Ph.D. ……… Sekretaris : MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si. ……… Anggota : Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi. ………
Yogyakarta, 13 Januari 2009 Fakultas Psikologi
iv
Jangan pernah menghitung apa yang t elah hilang t api hit unglah apa yang t elah
kamu dapat dariN ya karena semua yanmg t elah hilang akan D ia kembalikan
padamu dengan cara yang berbeda dan lebih
Hal- hal kecil memang t idak mengesankan
t et api mer eka member ikan kedamaian.
Ber nanos
TeachIng witHout LearnIng iS jusT TaLking LearNing wiThout parTicipatIng iS jusT “peking
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
K upersembahkan karya sederhana ini unt uk:
Sang Juruselamat & I bunda K eluarga K udus;
Orangt uaku, kakak-kakakku, dan adikku t erkasih yang t ak pernah bosan mengingat kan dan memberikan dorongan unt uk t erus maju;
Teman-t emanku t ercint a yang t ak hent i-hentinya memberikan semangat ;
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya oranglain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Januari 2009
vii
ABSTRAK
Efektivitas Kerja Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Margaretha Dyah Ratna Sari
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru (Poerwodarminto, 1996). Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran sebuah materi belajar (Roestiyah, 1991). Pencapaian tujuan pengajaran tergantung pada efektif tidaknya suatu strategi belajar mengajar yang diterapkan di kelas sebab penggunaan strategi belajar mengajar yang tidak tepat dapat menghambat proses belajar (Pasaribu & Simanjuntak, 2003). Kerja kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar yang dapat digunakan unuk meningkatkan prestasi belajar tanpa menghambat proses belajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo.
Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menggunakan tes prestasi belajar mata pelajaran Kimia: Tata Nama Senyawa Kimia. Subjek penelitian berjumlah 48 yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan masing-masing kelompok beranggotakan 24 subjek penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol (tidak menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok) dengan kelompok eksperimen (menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok). Kelompok eksperimen memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.
viii
Effectiveness Team-Work In Improving Achievement Margaretha Dyah Ratna Sari
Faculty Psychology University of Sanata Dharma Yogyakarta
Achievement is a domination of skill or knowledge developed by the lesson and are shown with value or test are given by the teacher (Poerwodarminto, 1996). Student achievement can be improved by applying strategy of learn be in mutual accord target of instruction a lessons (Roestiyah, 1991). Attainment of instruction target depend on its do or not effective a strategy of learn which is applied in class because usage of strategy of learn imprecise can obstruct process of learn (Pasaribu & Simanjuntak, 2003). Team-work is one of the strategy of learn able to be used improve achievement without obstructing process of learn.
Purpose of this research is to know effectiveness team-work in improving student achievement at class X SMK TKM Technique Tamansiswa Sub-Province of Purworejo.
Researcher get research data from score of subject research at Chemical achievement test: Arrange the Name of Chemical Compound. Subject research amount to 48 which divided to become two groups, that is control group and experiment group with the each group have member 24 students.
The result of this research indicate that there are difference of achievement between control group (do not use strategy of learn: team-work) with experiment group (using strategy of learn: team-work). Experiment group have a better achievement than control group.
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Margaretha Dyah Ratna Sari
Nomor Mahasisiwa : 039114119
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:
“Efektivitas Kerja Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memimta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 13 Januari 2009
Yang menyatakan,
x
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
karuniaNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dan
tanggungjawab sebagai mahasiswa dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
(S.Psi) Fakultas Psikologi Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam
menyelesaikan tugas penulisan skripsi sebagai syarat dalam menempuh pendidikan
Strata 1 di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, khususnya kepada:
1. Prof. A. Supratiknya, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Agnes Indar Etikawati, S.Psi, Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
4. Sylvia CMYM, S.Psi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. M.M Nimas Eki S., S.Psi, Psi., M.Si, selaku Dosen Penguji dan ‘teman’
diskusi.
6. Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi., selaku Dosen Penguji.
7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi dan staf pegawai/ karyawan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terimakasih atas
xi
8. Ki Gandung Ngadino, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK TKM Teknik
Tamansiswa Kabupaten Purworejo, dan segenap Guru dan Karyawan serta
siswa SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo terimakasih atas
kesempatan dan kerjasamanya.
9. Sr. Elizabeth, ADM. dan Ch. Sudaryati, selaku Pimpinan Yayasan Seraphine
Bakti Utama dan Kepala Sekolah Taman Kanka-kanak Pius Bakti Utama
Kebumen yang telah memberikan kesempatan, kesabaran, dan keceriaan
selama penulis menyusun skripsi ini.
10. M. Th. Supraptiwi, Amd, selaku orangtua wali penulis selama di Yogyakarta
yang senantiasa memberikan dorongan dan doa.
11. JB. Nugroho dan BR. Suwarni yang selalu memberikan doa restu, dorongan,
semangat, dan kepercayaannya, serta kakak-kakak dan adik terkasih yang
selalu memberikan motivasi.
12. Teman-teman Angkatan 2003 di Fakultas Psikologi USD, teman-teman
Angkatan 2001-2002 dan Angkatan 2004-2005 di Fakultas Psikologi USD,
teman-teman di Fakultas Ilmu Komputer dan Informatika USD, teman-teman
Politeknik PPKP Yogyakarta, teman-teman LP2IP Gajah Mada Yogyakarta,
dan anak-anak Kost b’Tiwi terimakasih atas semangat dan kebersamaannya.
13. Segenap staf pegawai/ karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
terimakasih atas buku-buku yang dipinjamkan, pengadaan buku-buku
barunya, dan informasi-informasi yang diberikan.
14. Rm. Ag. Handoko MSC., Rm. Blasius Slamet Lasmunadi Pr., Rm.
Ambrosius Adi Wardoyo Pr., teman-teman KKMK Keuskupan Purwokerto,
xii
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang turut
memberikan sumbangan pemikiran, waktu, dan pinjaman buku-buku
sehingga dapat membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, Fakultas
Psikologi dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta pembaca yang budiman.
Yogyakarta, 13 Januari 2009
xiii DAFTAR ISI
Halaman Judul ...i
Halaman Persetujuan ...ii
Halaman Pengesahan ...iii
Halaman Motto ...iv
Halaman Persembahan ...v
Pernyataan Keaslian Karya ...vi
Abstrak ...vii
Abstract ...viii
Pernyataan Persetujuan Publikasi ...ix
Kata Pengantar ...x
Daftar Isi ...xiii
Daftar Skema ...xvii
Daftar Tabel ...xviii
Daftar Lampiran ...xix
BAB I. PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...5
1. Tujuan ...5
2. Manfaat ...5
xiv
2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ...8
B. Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok ...10
1. Strategi belajar mengajar ...10
2. Strategi belajar mengajar kerja kelompok ...11
a. Kerja kelompok ...11
b. Dasar pembentukan kelompok ...12
c. Aspek kerja kelompok ...14
d. Kelebihan dan kelemahan strategi belajar kerja kelompok16 C. Ilmu Pengetahuan Alam: Kimia ...17
D. Efektivitas Kerja Kelompok dalam Meningkatkan Prestasi Belajar 18 E. Hipotesis ...23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...24
B. Jenis Penelitian ...24
C. Identifikasi Variabel ...24
D. Definisi Operasional ...25
1. Prestasi belajar ...25
2. Strategi belajar mengajar kerja kelompok ...25
E. Subjek Penelitian ...26
F. Metode Pengambilan Data ...26
1. Tes prestasi belajar: Kimia ...26
a. Tujuan ...26
xv
c. Blue-print tes prestasi ...26
d. Scoring...27
e. Soal tes prestasi ...27
f. Validitas tes ...28
g. Try-outinstrument ...28
2. Lembar observasi ...29
G. Prosedur Penelitian ...30
1. Persiapan ...30
a. Penentuan subjek ...30
b. Penentuan pengajar ...30
c. Roundownpelaksanaan penelitian ...30
2. Pelaksanaan ...31
a. Pretest ...31
b. Pelaksanaan eksperimen ...31
c. Posttest ...34
H. Desain Penelitian ...35
I. Metode Analisis Data ...35
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...37
A. Deskripsi Data Penelitian ...37
B. Hasil Analisis Data ...37
1. Hasil Uji Asumsi ...37
a. Uji normalitas ...37
b. Uji homogenitas ...38
xvi
c. Posttestkelompok eksperimen ...40
C. Pembahasan ...40
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...44
A. Kesimpulan ...44
B. Saran ...44
C. Kendala Penelitian ...45
Daftar Pustaka ...46
xvii
DAFTAR SKEMA
Skema Alur Penelitian ...22
xviii
Tabel I. VariabelEkstranous ...25
Tabel II. Blue-print Tes Prestasi Belajar Kimia: Tata Nama Senyawa ...27
Tabel III. Perlakuan dan Observasi ...32
A. Kelompok Kontrol ...32
B. Kelompok Eksperimen ...33
Tabel IV. Data Uji Deskriptif ...37
Tabel V. Data Uji Normalitas ...37
Tabel VI. Data Uji Homogenitas Varians ...38
Tabel VII. Data UjiPretest ...38
Tabel VIII. Data UjiPosttest-pretest ...39
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Data Analisis Item ...51
Lampiran II. Alat Uji dan Data Eksperimen ...56
Lampiran III. Data Deskriptif Penelitian dan Data Statistik Non-Parametrik ...64
Lampiran IV. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta ...72
Lampiran V. Surat Keterangan Penelitian dari SMK TKM Teknik Tamansiswa
1 A. LATAR BELAKANG
Sistem pendidikan di Indonesia menetapkan sejumlah nilai pada mata
pelajaran tertentu dengan batasan nilai tertentu sebagai nilai standar kelulusan
atau keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini menuntut siswa untuk mencapai
nilai standar kelulusan tersebut. Strategi belajar mengajar yang dilaksanakan di
kelas sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar demi mendapatkan
nilai standar kelulusan tersebut yang tidak lain adalah sebagai indikator prestasi
belajar siswa. Suatu mata pelajaran mungkin sangat mudah atau sangat sulit bagi
siswa, siswa mungkin belajar bersungguh-sungguh atau kehilangan konsep
penting yang diajarkan guru.
Prestasi belajar merupakan suatu bukti perubahan yang terjadi pada
kemampuan dan performansi siswa dalam bidang pengetahuan, keterampilan,
dan sikap berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif,
emosional, sosial, serta fisik sebagai hasil dari proses belajar (Winkel, 1983;
Steinberg dalam AbiSamra, 2000). Menurut Sorenson (dalam Susanto, 2001)
prestasi belajar adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang
telah diajarkan kepada siswa. Prestasi belajar menunjukkan sejauh mana siswa
menguasai materi belajar dimana informasi prestasi belajar siswa dinyatakan
2
Keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar
melalui tes hasil belajar yang diberikan dan dinilai oleh guru, baik pada
pertengahan maupun akhir periode belajar (Azwar, 2007). Tes hasil belajar atau
tes prestasi belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui proses belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang
mencerminkan hasil yang telah dicapai siswa pada periode tertentu, misalnya
dalam bentuk nilai ujian dan nilai raport (Sutratinah, 1984).
Prestasi belajar siswa yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kimia. Kimia merupakan mata
pelajaran yang baru akan diberikan kepada siswa di SMU atau SMK. Mata
pelajaran Kimia termasuk salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari
siswa jurusan Ilmu Alam dan siswa sekolah kejuruan Teknik (Wismono, 2007).
Mata pelajaran Kimia termasuk baru bagi mereka siswa kelas X di SMU atau
SMK sehingga seringkali para siswa menganggap Kimia sebagai mata pelajaran
yang sulit dan membosankan serta kurang penting dibandingkan mata pelajaran
yang lain. Hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan peneliti di lokasi
penelitian membuktikan bahwa siswa pada umumnya kurang antusias dan kurang
bersemangat saat mengikuti pelajaran Kimia. Siswa mengatakan mata pelajaran
Kimia adalah mata pelajaran yang sulit karena adanya rumus-rumus kimia dan
penamaan kimiawi yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Antusiasme dan semangat yang kurang dalam belajar kimia tersebut tampak dari
perilaku siswa yang terlambat masuk kelas setelah jam istirahat selesai, bahkan
ada siswa yang menggambar tokoh kartun pada buku catatan mereka ketika
bergegas untuk membereskan meja mereka, memasukkan buku-buku kimia
mereka. Hal ini dibenarkan oleh guru pengajar mata pelajaran Kimia dan tertulis
dalam laporan bimbingan dan konseling siswa SMK TKM Teknik Tamansiswa
Kabupaten Purworejo. Suwarni (2005) menyatakan bahwa pelajaran Kimia
adalah baru bagi sebagian besar siswa kelas X sehingga para siswa tampak
‘meraba-raba’ dalam mengikuti pelajaran dan belum dapat memahami nilai guna
dari pengajaran yang diberikan guru. Kurangnya antusiasme siswa dalam belajar
menyebabkan prestasi belajar mereka kurang baik dalam pelajaran kimia bahkan
dapat dikatakan buruk. Para guru pengajar mengeluhkan rendahnya prestasi
belajar siswa tersebut sebab tujuan pengajaran menjadi tidak tercapai.
Setiap mata pelajaran memiliki tujuan pengajaran yang harus dicapai.
Pencapaian tujuan pengajaran pada setiap mata pelajaran tergantung pada efektif
tidaknya suatu strategi belajar mengajar yang diterapkan di kelas sebab
penggunaan strategi belajar yang tidak tepat dapat menghambat proses belajar
mengajar (Pasaribu dan Simanjuntak, 2003). Roestiyah juga menyatakan bahwa
strategi belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar membantu siswa
agar dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Strategi belajar mengajar adalah suatu teknik penyajian guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa agar pelajaran tersebut
dapat di tangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa. Tujuan penerapan strategi
belajar mengajar adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi
belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran sebuah materi belajar. Kerja
4
bekerja bersama memecahkan persoalan atau mengerjakan tugas tertentu dan
berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan guru (Roestiyah, 1991). Menurut
Aronson dan Slavin (Santrock, 2003) kerja kelompok melibatkan partisipasi
seluruh anggota kelompok dalam bekerja sama meraih tujuan kelompok sehingga
dapat meningkatkan nilai prestasi belajar dan persahabatan. Roestiyah (1991)
menambahkan bahwa pembentukan kelompok dalam strategi kerja kelompok
dapat dilakukan berdasar pada alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya,
kemampuan belajar siswa yang tidak sama, minat siswa yang tidak sama, jumlah
siswa yang terlalu banyak, atau pengelompokkan siswa juga dapat didasarkan
pada jumlah materi belajar yang banyak sedangkan waktunya terbatas
Umar dan Sartono (2001) mengungkapkan kerja kelompok merupakan
cara yang baik dalam kegiatan belajar mengajar karena individu mendapat
kesempatan untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Hasibuan dan
Moedjiono (1998) mengemukakan bahwa strategi kerja kelompok dalam
pelaksanaannnya menuntut persiapan dan keterampilan sebab di dalam kerja
kelompok terdapat tujuan kelompok, interaksi kelompok, dan kepemimpinan
kelompok.
Uraian latar belakang permasalahan tersebut di atas menarik peneliti
untuk memperkenalkan dan mengembangkan strategi belajar mengajar kerja
kelompok, dan mencari tahu sejauh mana efektivitas kerja kelompok dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penelitian yang digunakan peneliti, yaitu sejauh mana
efektivitas kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di
SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo pada mata pelajaran
Kimia.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo,
khususnya pada mata pelajaran Kimia.
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
1.) Sebagai upaya pengembangan dan penerapan ilmu Psikologi di
bidang pendidikan.
2.) Sebagai bahan tambahan kepustakaan ilmiah bagi para peneliti
lain yang tertarik pada bidang Psikologi Pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1.) Bagi kepala sekolah, guru, dan staf pengajar: sebagai wacana
tambahan dalam pengajaran dan bahan pertimbangan dalam
menentukan strategi belajar mengajar.
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian
Kegiatan belajar siswa di sekolah diharapkan menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi siswa. Hasil belajar disebut prestasi belajar, yaitu
parameter keberhasilan siswa atas penguasaan suatu materi selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan dalam kurun waktu
tertentu. Informasi prestasi belajar dinyatakan dalam nilai, baik berupa
angka mutu (1, 2, 3, 4) ataupun berupa huruf mutu (A, B, C, D), dalam nilai
pelajaran, ulangan, tugas dan nilai raport.
Prestasi belajar merupakan suatu bukti perubahan yang terjadi pada
kemampuan dan performansi siswa dalam bidang ilmu pengetahuan,
kemampuan dan sikap yang berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan kognitif, emosional, sosial, serta fisik sebagai hasil dari
proses belajar mengajar (Winkel, 1983; Steinberge, dalam AbiSamra,
2000). Menurut Sorenson (dalam Susanto, 2001) prestasi belajar adalah
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan
kepada siswa. Prestasi belajar menunjukkan sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran dimana informasi prestasi belajar siswa dinyatakan dalam
keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa
melalui tes hasil belajar yang diberikan dan dinilai oleh guru, baik pada
pertengahan maupun akhir periode belajar. Prestasi belajar menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan
dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Arifin (1991)
prestasi belajar adalah hasil usaha dalam menguasai pelajaran dan dapat
memberikan kepuasan tertentu kepada seseorang khususnya individu yang
berada pada bangku sekolah. Hasil dari prestasi belajar selama proses
belajar dapat dilihat dari nilai ulangan, tugas-tugas dan raport. Prestasi
belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui hasil dari proses belajar,
yaitu kegiatan yang dilalui siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dan
dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang
mencerminkan hasil pencapaian belajar siswa pada periode tertentu,
misalnya dalam bentuk nilai ujian dan nilai raport (Sutratinah, 1984).
Peneliti berdasarkan uraian di atas menyimpulkan prestasi belajar
adalah informasi tentang keberhasilan siswa atas penguasaan pengetahuan
atau keterampilan tertentu yang merupakan hasil dari kegiatan belajar
mengajar dalam kurun waktu tertentu dengan indikator nilai ulangan atau
nilai tugas ataupun nilai raport yang diberikan guru sebagai indeks prestasi
8
2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sumadi
Suryabrata (1995) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah bahan/ materi yang dipelajari, lingkungan belajar,
instrument, dan kondisi siswa.
Faktor bahan/ materi yang dipelajari ikut menentukan bagaimana
proses belajar mengajar terjadi dan hasil yang diharapkan. Misalnya ketika
guru hendak mengajar tentang larutan elektrolit dan elektrokimia kepada
siswa. Pada sub-bahasan larutan elektrolit guru mengharapkan siswa dapat
membedakan antara larutan elektrolit dan non-elektrolit sedangkan pada
sub-bahasan elektrokimia guru mengharapkan siswa untuk dapat
mengetahui campuran senyawa unsur apa saja yang dapat menghasilkan
larutan elektrokimia.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar dapat
berasal dari lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami
meliputi keadaan suhu ruang belajar dan kelembaban udara. Prestasi belajar
siswa pada lingkungan yang segar akan lebih baik dari pada prestasi belajar
siswa pada lingkungan yang panas dan pengap. Selain itu, suara-suara yang
berasal dari mesin kelas teknik mesin yang sedang praktikum atau hiruk
pikuk lalu lintas kendaraan bermotor juga dapat mempengaruhi prestasi
belajar. Lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar bisa berasal
dari orang lain (misalnya proses belajar mengajar terhenti ketika ada siswa
Faktor instrument yang diharapkan berfungsi sebagai sarana untuk
mencapai tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan dapat juga
mempengaruhi hasil belajar. Faktor instrument tersebut antara lain gedung
sekolah, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, kurikulum atau metode
belajar. Faktor instrument gedung sekolah dengan sirkulasi udara dan tata
letak gedung seharusnya mendukung keberhasilan proses kegiatan belajar
mengajar. Ketersediaan perlengkapan belajar dan alat-alat praktikum
seharusnya disesuaikan dengan bentuk metode belajar dan jumlah siswa.
Faktor kondisi siswa juga mempengaruhi prestasi belajar, baik
secara fisiologis maupun psikologis. Faktor kondisi siswa secara fisiologis,
seperti siswa yang dalam keadaan segar secara jasmani akan berlainan
prestasi belajarnya dengan siswa yang dalam keadaan kelelahan. Kondisi
siswa yang lesu, mengantuk, lelah, hingga kondisi tubuh siswa yang
terserang penyakit dapat sangat menggangu aktivitas belajar. Faktor kondisi
siswa secara psikologis, seperti minat, bakat dan motivasi siswa dalam
belajar, serta kemampuan kognitif dan kecerdasan siswa dalam menerima
pelajaran juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut
Saifuddin Azwar (1996) kecerdasan merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan dalam belajar namun interaksi dari berbagai
faktor tersebut di atas yang menjadi penentu bagaimana hasil proses belajar
yang dialami individu. Peranan setiap faktor tidak selalu sama dan tetap
sebab besarnya kontribusi suatu faktor akan ditentukan oleh kehadiran
faktor lain dan bersifat situasional, yaitu tidak dapat diprediksikan dengan
10
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain faktor bahan/ materi yang
dipelajari, lingkungan belajar, instrument, dan kondisi siswa.
B. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KERJA KELOMPOK 1. Strategi Belajar Mengajar
Roestiyah (1991) menyatakan bahwa strategi belajar yang
digunakan dalam proses belajar mengajar membantu siswa agar dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Strategi belajar mengajar adalah suatu teknik penyajian guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa agar pelajaran
tersebut dapat di tangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa. Strategi
belajar mengajar adalah teknik penyampaian informasi kepada siswa untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap. Pemilihan strategi belajar mengajar secara tepat akan membantu
siswa untuk mampu menggunakan pengetahuannya dalam memecahkan
permasalahan atau menjawab pertanyaan dimana siswa mampu berpikir dan
mengemukakan pendapatnya sendiri dalam menghadapi segala persoalan.
Strategi belajar yang tidak tepat dapat menghambat proses belajar mengajar
(Pasaribu dan Simanjuntak, 2003).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti menyimpulkan strategi
belajar mengajar adalah suatu teknik penyajian yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi belajar kepada siswa dalam rangka penguasaan
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan permasalahan atau
menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapatnya sendiri.
2. Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok a. Kerja Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu strategi belajar
mengajar. Jumarin (1996) mengemukakan kerja kelompok sebagai
suatu cara membimbing siswa untuk mengerjakan tugas. Umar dan
Sartono (2001) menambahkan bahwa kerja kelompok merupakan cara
terbaik karena individu mendapat kesempatan untuk berpartisipasi
sebaik-baiknya, menyumbangkan ide dan mengembangkan rasa
tanggung jawab.
Roestiyah (1991) mengatakan kerja kelompok adalah suatu
cara mengajar dimana siswa dipandang sebagai suatu kelompok atau
dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-7
siswa yang bekerja sama memecahkan masalah atau melaksanakan
tugas dan berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan guru.
Ulihbukit (1984) juga mengungkapkan hal yang sama, yaitu kerja
kelompok adalah suatu strategi menyajikan bahan pelajaran dengan
cara mengelompokkan siswa untuk mengerjakan tugas tertentu demi
mencapai tujuan pengajaran. Adapun tujuan pengajaran meliputi
siswa menguasai bahan pelajaran sehingga dapat meningkatkan
12
meningkatkan persatuan siswa, serta melatih siswa bagaimana
caranya memimpin, saling menolong dan membuat rencana.
Robert L.Cilstrap dan William R.Martin (2003) mengatakan
kerja kelompok adalah suatu kegiatan mengelompokkan siswa yang
biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar
dimana keberhasilan kerja kelompok menuntut kerjasama dari
beberapa individu. Hasibuan dan Mudjiono (1998) menambahkan
dalam pelaksanaan kerja kelompok menuntut kondisi dan persiapan
serta keterampilan ketika diterapkan dalam kelas sebab dalam kerja
kelompok terdapat aspek-aspek penting seperti tujuan, interaksi,
kepemimpinan, dan tugas dimana guru memiliki peran selama proses
kerja berlangsung.
Kerja kelompok berdasar uraian di atas disimpulkan oleh
peneliti menjadi kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar
mengajar dengan cara mengelompokkan siswa, 5-7 siswa dalam tiap
kelompok dimana setiap siswa belajar memimpin, berinteraksi dan
bekerja sama memecahkan persoalan atau tugas tertentu demi
tercapainya tujuan kelompok dan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan guru dimana guru ikut berperan selama proses kerja
berlangsung.
b. Dasar Pembentukan Kelompok
Roestiyah (1991) dalam strategi belajar mengajar, kerja
a. Alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya sehingga siswa
dikelompokkan agar penggunaan alat lebih efisien dan efektif,
dan siswa tidak saling menunggu giliran menggunakan alat
pengajaran.
b. Kemampuan belajar siswa yang tidak sama sehingga perlu
dibentuk kelompok berdasarkan kemampuan belajar
masing-masing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kemampuannya.
c. Minat khusus setiap siswa yang berbeda dan perlu
dikembangkan tetapi ada kemungkinan persamaan minat pada
siswa sehingga dapat dikelompokkan agar mereka dapat dibina
dan dikembangkan bersama.
d. Jumlah siswa yang terlalu besar dan jumlah jam pelajaran yang
sangat terbatas menyulitkan guru untuk mengikutsertakan setiap
siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga ada
kemungkinan siswa yang ditunjuk guru akan aktif dan siswa
yang tidak akan pasif maka dibentuklah kelompok dan diberikan
tugas yang sama dimana setiap siswa dalam masing-masing
kelompok dapat ikut serta melaksanakan dan memecahkan
persoalan atau tugas.
e. Jumlah materi yang banyak dan tidak sebanding dengan jam
pelajaran menyulitkan guru dalam mengajar sehingga siswa
dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan banyaknya jumlah
14
Peneliti menyimpulkan bahwa pembentukan kelompok dalam
strategi kerja kelompok dapat didasarkan pada alat pelajaran yang
tidak mencukupi jumlahnya, kemampuan belajar siswa yang tidak
sama, minat khusus siswa yang tidak sama, jumlah siswa yang terlalu
besar, dan jumlah materi yang terlalu banyak sedangkan jam
belajarnya terbatas. Dasar pembentukan kelompok yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah alat pelajaran yang tidak
mencukupi jumlahnya dan jumlah siswa yang terlalu besar.
c. Aspek kerja kelompok
Kerja kelompok sebagai strategi belajar mengajar memiliki
beberapa aspek kerja kelompok. Menurut Hasibuan & Moedjiono
(1998) aspek dari kerja kelompok adalah:
a. Tujuan kerja kelompok; tujuan harus jelas bagi setiap kelompok
dan anggota agar diperoleh hasil kerja yang baik. Setiap anggota
harus mengetahui secara pasti tugas yang harus dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya.
b. Kepemimpinan; kepemimpinan yang baik dapat menciptakan
suasana kerja dan kemudian dapat mempengaruhi proses
penyelesaian tugas. Keterampilan memimpin biasanya muncul
dan terasah berdasarkan watak, latar belakang, dan tuntutan
keadaan lingkungan serta tugas yang dihadapi.
c. Interaksi dan kerjasama; dalam kerja kelompok terdapat tugas
yang harus diselesaikan bersama sehingga diperlukan kerjasama
Hasibuan dan Moedjiono menambahkan pentingnya peran
guru selama proses kerja berlangsung. Peranan guru dalam kerja
kelompok, antara lain;
1.) Manager, yaitu membantu siswa mengorganisasikan diri, tempat
duduk, dan bahan-bahan yang diperlukan.
2.) Observer, yaitu mengamati dinamika keompok yang terjadi
sehingga guru dapat mengarahkan dan membantu siswa. Bila
perlu guru memberikan balikan kepada kelompok tentang
kepemimpinan, interaksi, tujuan, dan perasaan yang terjadi
dalam kelompok.
3.) Advisor, yaitu guru memberikan saran-saran tentang
penyelesaian tugas (bila diperlukan) dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.
4.) Evaluator, yaitu guru menilai proses kelompok yang terjadi
bersama-sama dalam kelompok.
Menurut Bimo Walgito (2007) dalam kerja kelompok terdapat
interaksi dan kohesi, struktur dan tujuan, interdependensi sosial,
komunikasi dan prasangka, kepemimpinan, tugas dan produktivitas,
serta sintalitas.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
dalam kerja kelompok terdapat aspek tujuan kerja kelompok,
kepemimpinan, interaksi, dan tugas yang dikerjakan serta peran guru
16
d. Kelebihan dan kelemahan Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok
(Roestiyah, 1991)
1.) Kelebihan
a.) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan keterampilan bertanya dan membahas
sesuatu masalah.
b.) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus
atau masalah.
c.) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan
mengajarkan keterampilan berdiskusi.
d.) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan
siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.
e.) Dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pelajaran
mereka dan lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
f.) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan rasa menghargai dan menghormati
pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, dan
saling membantu dalam usahanya mencapai tujuan
bersama.
2.) Kelemahan
a.) Strategi ini terkadang hanya melibatkan siswa yang
mampu dalam memimpin dan mengarahkan mereka yang
b.) Strategi ini terkadang menuntut pengaturan tempat duduk
yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
c.) Keberhasilan strategi ini tergantung kepada kemampuan
siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.
C. ILMU PENGETAHUAN ALAM: KIMIA
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Kimia merupakan ilmu yang
pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif)
tetapi pada perkembangan selanjutnya Kimia diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat
yang melibatkan penalaran dan keterampilan.
Mata pelajaran Kimia mempersiapkan kemampuan siswa untuk dapat
mengembangkan program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari dan pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Penguasaan mata pelajaran Kimia
memudahkan siswa menganalisis proses kimiawi dimana siswa belajar memupuk
sikap ilmiah dan menerapkan metode ilmiah, dan siswa menyadari manfaat dan/
atau kerugian dari terapan Kimia, serta keterkaitannya untuk menyelesaikan
persoalan dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Siswa SMK TKM Teknik harus menguasai pengetahuan dan
keterampilan Kimia agar mereka dapat langsung masuk dalam dunia kerja.
Pengetahuan dan keterampilan Kimia yang harus dimiliki oleh siswa SMK
18
perubahannya, memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan
reaksi, mengidentifikasi struktur atom dan sifat-sifat periodik pada tabel periodik
unsur, memahami konsep mol, memahami terjadinya ikatan kimia, memahami
perkembangan konsep reaksi kimia, memahami konsep larutan elektrolit dan
elektrokimia, memahami konsep kesetimbangan reaksi, menentukan perubahan
entalpi berdasarkan konsep termokimia, mengkomunikasikan senyawa
hidrokarbon dan kegunaannya, mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan polimer,
memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati, dan mampu melakukan
pemisahan dan analisis zat/ unsur/ senyawa.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sub-bahasan Tata Nama
Senyawa yang akan digunakan sebagai penunjang pengukuran prestasi belajar
siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo.
D. EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
Prestasi belajar adalah informasi tentang keberhasilan siswa atas
penguasaan pengetahuan atau keterampilan tertentu yang merupakan hasil dari
kegiatan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu dengan indikator nilai
ulangan atau nilai tugas ataupun nilai raport yang diberikan guru sebagai indeks
prestasi belajar siswa (Poerwodarminto, 1996; Sutratinah, 1994). Prestasi belajar
siswa dipengaruhi oleh faktor bahan/ materi yang dipelajari, lingkungan belajar,
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat ditingkatkan dengan cara
menerapkan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran
suatu materi belajar (Pasaribu & Simanjuntak, 2003). Kerja kelompok adalah
salah satu strategi belajar mengajar dengan cara mengelompokkan siswa, 5-7
siswa dalam tiap kelompok dimana setiap siswa belajar memimpin, berinteraksi
dan bekerja sama memecahkan persoalan atau tugas tertentu demi tercapainya
tujuan kelompok dan tujuan pengajaran yang telah ditentukan guru dimana guru
ikut berperan selama proses kerja berlangsung (Roestiyah, 1991; Ulihbukit,
1994). Di dalam kerja kelompok terdapat aspek tugas, tujuan kerja kelompok,
kepemimpinan, dan aspek interaksi dan kerjasama serta peran guru selama proses
kerja kelompok (Hasibuan & Mudjiono, 1998; Roestiyah, 1991).
Siswa mendapatkan tugas kelompok setelah guru memberikan gambaran
materi dan tujuan pengajaran materi. Tugas yang diberikan kepada siswa pada
akhirnya membantu siswa memahami materi belajar. Siswa yang mengetahui
adanya tugas kelompok dapat menetapkan tujuan yang hendak dicapai kelompok.
Penetapan tujuan kelompok membantu siswa menentukan apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hasibuan, J.J & Mudjiono, 1998).
Dalam kerja kelompok, siswa memiliki kebebasan mengembangkan
kreativitasnya dalam memilih cara untuk mencapai tujuan. Tujuan memunculkan
kepemimpinan. Dengan adanya kepemimpinan, siswa melakukan pembagian
kerja dan koordinasi kerja (Walgito, 2007). Kepemimpinan dalam kerja
kelompok ini lebih pada kemampuan untuk mengarahkan dan saling
mengingatkan siswa lain agar pengerjaan tugas tidak keluar dari jalur tujuan yang
20
ini menyebabkan adanya interaksi dan kerjasama. Dalam berinteraksi dan
bekerjasama, siswa belajar mengkomunikasikan ide dan menyeimbangkan ide
mereka (Roestiyah, 1991). Siswa juga belajar menyesuaikan diri dan
menyeimbangkan tenaga untuk kepentingan kelompok sehingga mencapai tujuan
kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya (Walgito, 2007).
Guru turut berperan selama siswa melakukan kerja kelompok (Hasiuan,
J.J., & Mudjiono, 1998). Guru berperan memberikan gambaran keseluruhan
materi dan tujuan pengajaran terhadap materi tersebut kepada siswa sebelum
kerja kelompok dimulai. Gambaran awal materi belajar ini penting diberikan agar
siswa dapat mengerjakan tugas kelompok dan menetapkan tujuan yang hendak
dicapai oleh kelompok. Guru memilah siswa dalam kelompok-kelompok,
mengkoordinasikan mereka dan alat atau bahan yang diperlukan siswa. Selama
siswa belajar dalam kelompok, guru dapat memberikan balikan berupa
pertanyaan kepada kelompok ketika mereka mengalami kesulitan dalam
pengerjaan tugas.
Strategi belajar mengajar kerja kelompok diakhiri dengan pelaporan hasil
kerja dari setiap kelompok (Roestiyah, 1991). Guru membantu siswa
menyimpulkan keseluruhan materi yang telah dipelajari siswa dari hasil
pelaporan siswa dari masing-masing kelompok. Guru kemudian memberikan
evaluasi terhadap hasil belajar siswa dalam kelompok dan guru memberikan
kesimpulan materi yang telah dipelajari siswa dalam kelompok dengan
menambahkan hal-hal tertentu yang tidak muncul dari hasil kerja kelompok
siswa. Menurut Ridwan (1996) ketika hasil evaluasi terhadap kelompok terdapat
kegiatan dan terdapat keselarasan dengan tujuan pengajaran terhadap materi
belajar maka dapat diprediksikan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Hal
ini berarti pula bahwa strategi belajar mengajar kerja kelompok efektif
22
Skema Alur Penelitian
Siswa Kelas X SMK Teknik Tamansiswa
random sampling
sampel
random assignment
tes prestasi (pretest)
kelompok kontrol kelompok eksperimen
non-SBM Kerja Kelompok SBM Kerja Kelompok
tes prestasi (posttest)
E. HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan peneliti adalah terdapat perbedaan prestasi
belajar siswa antara kelompok eksperimen (kegiatan belajar mengajar dengan
strategi kerja kelompok) dan kelompok kontrol (kegiatan belajar mengajar tidak
dengan strategi kerja kelompok) yang dikenakan pada siswa kelas X di SMK
24 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian true-eksperiment. Penelitian eksperiment adalah suatu metode penelitian yang menetapkan adanya manipulasi
pada variable penelitian, dan mengobservasi efek perlakuan dimana subjek
penelitian terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen yang dipilih secara random (Jogiyanto, 2004). Sebuah penelitian
eksperiment memungkinkan bagi peneliti untuk menguji hipotesis antara variabel
independen dan variabel dependen melalui manipulasi pada variabel independen
dan pengontrolan pada variabel ekstranous (Kirk, 1995).
B. IDENTIFIKASI VARIABEL
Penelitian eksperimen terdiri atas dua variabel penelitian, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini
adalah strategi belajar mengajar sedangkan variabel dependen dari penelitian
adalah prestasi belajar. Dalam penelitian ini dilakukan pengontrolan terhadap
Tabel I.Variable Extranous
Variable yang dikontrol Cara pengontrolan 1. Bahan/ materi
2. Lingkungan belajar
3. Instrument
- Menggunakan satu mata pelajaran.
- Pemberian materi belajar disamakan waktunya antara kelompok kontrol dan kelompok eksperiment.
- Pemberitahuan kepada pihak sekolah agar tidak terjadi adanya siswa atau guru/ staf pengajar keluar-masuk ruang belajar
- Pemilihan ruang belajar dan/ atau penyesuaian jam belajar yang tidak bersamaan dengan kegiatan praktikum siswa teknik mesin.
- Memeriksa kembali perlengkapan dan peralatan pendukung pengajaran sebelum jam belajar dimulai.
C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah informasi tentang keberhasilan siswa atas
penguasaan pengetahuan atau keterampilan tertentu yang merupakan hasil
dari kegiatan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu dengan indikator
skorposttestsebagai indeks prestasi belajar siswa.
2. Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok
Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar dengan
cara mengelompokkan siswa, 5-7 siswa dalam tiap kelompok dimana setiap
siswa belajar memimpin, berinteraksi dan bekerja sama memecahkan
persoalan atau tugas tertentu demi tercapainya tujuan kelompok dan tujuan
pengajaran yang telah ditentukan guru serta adanya peran guru selama
26
D. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas X di SMK TKM Teknik
Tamansiswa Kabupaten Purworejo. Penentuan subjek berdasar pada perolehan
nilai kurang dari 6 pada pretest. Subjek terpilih kemudian di bagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random.
E. METODE PENGAMBILAN DATA 1. Tes Prestasi Belajar: Kimia
a. Tujuan
Tes prestasi belajar merupakan tes yang di susun secara
terencana untuk mengungkapkan performasi maksimal siswa dalam
menguasai bahan atau materi yang telah diajarkan (Azwar, 2007).
Materi belajar yang digunakan adalah mata pelajaran Kimia. Tujuan
dari tes prestasi belajar: Kimia ini adalah mengukur performasi siswa
atas penguasaan materi belajar Kimia yang telah diajarkan.
b. Penyusun tes prestasi
Tes prestasi yang digunakan dalam penelitian ini di susun oleh
peneliti bersama guru pengajar mata pelajaran Kimia di sekolah SMK
TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo.
c. Blue print
Tabel II.Blue-print Tes Prestasi Belajar Kimia: Tata Nama Senyawa
Pemberian skor pada tes prestasi ini adalah skor 1 untuk tiap
jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Skor yang diperoleh
kemudian dikalikan dengan 5 sehingga diperoleh rentang nilai prestasi
belajar 0–100.
e. Soal tes prestasi
Bentuk soal tes prestasi belajar Kimia dalam penelitian ini
adalah esai. Soal berjumlah 20 yang terbagi dalam 3 perintah, yaitu;
1.) Untuk soal no 1-8, siswa di minta untuk memberi nama kimia
suatu senyawa berdasarkan ketentuan IUPAC.
2.) Untuk soal no 9-14, siswa di minta untuk menuliskan rumus
kimia dari suatu senyawa
3.) Untuk soal no 15-24, siswa di minta untuk mengklasifikasikan
senyawa kimia berdasarkan komponen unsur senyawa
penyusunnya.
Soal tes prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat di
28
f. Validitas tes
Analisis validitas pada penelitian eksperimen berdasarkan atas
validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal
menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan eksperimen bebas dari bias
sedangkan validitas eksternal adalah generalisasi hasil penelitian
terhadap dunia nyata. Validitas internal memberikan keyakinan bahwa
efek yang diamati pada variabel dependen (prestasi belajar) terjadi
akibat variabel independen (strategi belajar mengajar).
Validitas internal penelitian ini dicapai dengan cara melakukan
pengontrolan terhadap faktor penyebab bias penelitian, yaitu
instrumentasi, bias subjek kelompok kontrol, mortalitas eksperimen,
dan kompensasi. Validitas eksternal dicapai dengan cara melakukan
pengontrolan terhadap efek interaksi pemilihan subjek penelitian pada
kelompok eksperimen dan efek lingkungan eksperimen. Selain itu,
juga dilakukan validitas isi terhadap tes prestasi belajar: Kimia ini.
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item soal tes
mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak di ukur, relevan dan
tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Tes prestasi belajar:
Kimia dalam penelitian ini valid secara isi sebab isi soal relevan dan
tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran.
g. Try out instrumen
Try out instrumen dilakukan pada tanggal 21 Mei 2008, pukul 09.30 WIB. Instrumen diberikan kepada 60 siswa. Hasil try out
total mempunyai probabilitas di atas 0.05. Indeks daya diskriminasi
item juga berada dalam rentang 0.2 < d < 1 dan tingkat kesukaran
item p > 0.5 (lih. Tabel Uji Coba Instrumen pada Lampiran I).
Hasil korelasi antar item dengan item total dalam Pearson correlation 2-tailed (lih. lampiran) memiliki probabilitas di bawah 0.05. Item-Total Statistics, kolom Corrected Item-Total Correlation
menunjukkan nilai r table uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95%
atau taraf signifikansi 5% berada di atas r table.
Pada tablereliability statisatic terlihat bahwa nilaiCronbach s Alpha adalah 0.823 dengan jumlah pertanyaan 20 item. Nilai
Cronbach s α = 0.823 terletak di antara 0.800 – 1.00 yang berarti
tingkat reliabilitas instrument dalah sangat reliable (lih. lampiran table
Cronbach s Alpha). Oleh karena setiap item memenuhi kriteria sebuah item yang baik (p > 0.5, 0.2 < d < 1, r > r table, dan
Cronbach s α > 0.6) maka dapat disimpulkan bahwa item-item soal
memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas sebuah instrument.
2. Lembar Observasi
Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mendeskripsikan
aktivitas-aktivitas dan kejadian yang diamati. Observasi memungkinkan
peneliti mendapatkan pemahaman tentang hal yang ditelitinya terjadi atau
tidak. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat di lihat
30
F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Persiapan
a. Penentuan subjek
Penentuan subjek dilakukan dengan metode random, yaitu
subjek yang memiliki nilai kurang dari 6 padapretest. Subjek terpilih di bagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dengan cara pengundian. Setiap subjek di minta untuk
mengambil sebuah gulungan kertas yang bertuliskan A (untuk
kelompok kontrol) atau B (untuk kelompok eksperiment).
b. Penentuan pengajar
Peneliti meminta bantuan kepada seorang pengajar mata diklat
Kimia di sekolah yang bersangkutan untuk memberikan materi belajar
mengajar dengan strategi belajar mengajar yang berbeda antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperiment.
c. Rundown pelaksanaan penelitian Alokasi Waktu No.
Hari, Tanggal Waktu (WIB)
Kegiatan
1. Rabu, 21 Mei 2008
09.30 - selesai Try out instrument
2. Selasa, 27 Mei 2008
10.00 - 10.20 Pretest
3. Kamis, 29 Mei 2008
10.00 - 11.20 Perlakuan terhadap kelompok kontrol
4. Jumat, 30 Mei 2008
10.00 - 11.20 Perlakuan terhadap kelompok eksperimen
5. Sabtu, 31 Mei 2008
2. Pelaksanaan a. Pretest
Pretestdiberikan kepada 72 siswa, yaitu pada tanggal 27 Mei 2008 pukul 10.00 – 10.20 WIB. Hasil nilai siswa digunakan sebagai
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menentukan subjek
penelitian bagi kelompok eksperiment dan kelompok kontrol. Hasil
pretest menunjukkan bahwa dari 72 siswa hanya 48 siswa yang
memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian. Ke-48 siswa tersebut
kemudian diminta untuk mengambil masing-masing sebuah gulungan
kecil kertas yang telah bertuliskan A atau B untuk menentukan
mereka masuk kelompok kontrol atau kelompok eksperiment.
b. Pelaksanaan Eksperimen
Dalam pelaksanaan eksperiment, penelitian dibantu oleh
seorang guru pengajar di sekolah tersebut untuk memberikan materi
belajar. Kelompok kontrol akan mendapat materi belajar dengan
strategi belajar mengajar seperti biasa (bukan dengan strategi kerja
kelompok) yang dilakukan guru pengajar di sekolah tersebut pada hari
Kamis, 29 Mei 2008 bertempat di Ruang TKJ II, pukul 10.00 – 11.20
WIB. Kelompok eksperimen mendapatkan materi belajar dengan
strategi belajar mengajar kerja kelompok pada hari Jumat, 30 Mei
2008 bertempat di Ruang TKJ II, pukul 10.00 – 11.20 WIB. Adapun
bentuk perlakuan dan hasil observasi antara kelompok kontrol dan
32
Tabel III. Perlakuan dan Observasi terhadap Subjek A. Kelompok Kontrol
- Guru melakukan presensi terhadap subjek.
- Guru memberikan gambaran garis besar materi mata diklat yang akan dipelajari (dalam penelitian ini adalah Tata Nama Senyawa).
- Ada subjek yang berbincang-bincang dengan subjek sebangku.
- Subjek menjawab ‘hadir’ ketika namanya disebut.
- Ada subjek yang tertawa dan tersenyum ketika nama subjek lain disebut.
- Subjek mengeluarkan buku dan alat tulisnya, membuka buku, dan beberapa mulai menulis apa yang dikatakan oleh guru.
- Ada subjek yang bertanya kepada subjek disebelahnya tentang apa yang baru saja dikatakan oleh guru.
- Ada subjek yang bercanda dengan subjek lain.
- Ruang TKJ II., 10.20 – 11.00 WIB
- Guru menjelaskan seluruh materi diklat kepada subjek.
- Subjek mendengarkan.
- Guru menginstruksikan subjek untuk mencatat materi yang akan dibacakan oleh guru.
- Ada subjek yang tidak mencatat materi melainkan menggambar tokoh kartun dan karikatur di buku catatannya.
- Ketika guru menerangkan materi, ada subjek yang mengobrol dengan subjek sebangku, ada subjek yang meletakkan kepala di atas meja.
- Subjek bersorak ketika ada seorang guru yang masuk ke ruangan mereka.
- Ruang TKJ II., 11.00 – 11.20 WIB
- Guru memberikan kesimpulan dan memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang materi diklat yang telah dipelajari dan mengakhiri pertemuan.
- Ada subjek yang menutup buku pelajaran dan catatan mereka.
- Ada subjek yang berbicara dengan subjek lain.
B. Kelompok Eksperiment
- Guru melakukan presensi terhadap subjek.
- Guru menjelaskan strategi belajar yang akan digunakan (strategi belajar Kerja Kelompok) dan memberikan garis besar materi mata diklat yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah Tata Nama Senyawa) dan tugas subjek kemudian membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil (guru menjalankan perannya sebagai manager).
- Ada subjek yang berbincang-bincang dengan subjek sebangku.
- Subjek menjawab ‘hadir’ ketika namanya disebut.
- Ada subjek yang tertawa dan tersenyum ketika nama subjek lain disebut.
- Subjek mendengarkan. Ruangan yang semula cukup gaduh menjadi lebih tenang.
- Ada subjek yang bertanya tentang strategi kerja kelompok yang akan dijalankan. Sementara itu, hampir semua subjek mengeluarkan buku dan alat tulis, kemudian mencatat hal-hal yang dijelaskan oleh guru.
- Ada subjek yang bertanya tentang tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok.
- Guru menjelaskan tugas kelompok lalu membagi subjek dalam kelompok-kelompok dan membantu mengorganisir tempat duduk serta bahan-bahan yang diperlukan setiap kelompok.
- Ruang TKJ II., 10.20 – 11.00 WIB
- Subjek belajar dalam masing-masing kelompok, mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.
- Ruangan cukup gaduh ketika subjek mulai menempatkan diri ke dalam kelompok masing-masing.
- Subjek dalam tiap kelompok mulai mendiskusikan cara mengerjakan tugas dan tujuan yang hendak dicapai. Beberapa kelompok ada yang telah melakukan pembagian tugas.
- Ada kepemimpinan dalam tiap kelompok. Subjek secara bergantian menginstruksikan apa yang harus dikerjakan dan dilakukan kemudian. Subjek mengingatkan tujuan kelompok kepada subjek lain dalam kelompok.
- Subjek dalam kelompok bergantian mengemukakan cara penyelesaian tugas dan mengemukakan pendapat atas tugas yang mereka kerjakan.
34
- Guru melakukan perannya sebagai observer dan advisor.
kelompok yang bertugas mencatat hasil kelompok dan membacakan hasil kerja kelompok mereka.
- Ketika ada guru lain yang memasuki ruangan, subjek memperhatikan dan beberapa dari mereka bertanya maksud kedatangannya ke ruangan tersebut.
- Ketika guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain, ada kelompok yang mengemukakan bahwa tugas yang diberikan cukup sulit dan kemudian guru membantu mereka dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi yang mereka pelajari.
- Ruang TKJ II., 11.00 – 11.20 WIB
- Subjek melaporkan tugas dan berdiskusi dalam kelompok besar.
- Guru berperan sebagai advisor dan evaluator.
- Guru merangkum hasil kerja kelompok-kelompok dan mengakhiri pertemuan.
- Subjek melaporkan hasil kerja kelompok dan kelompok lain bebas menyanggah ataupun mendukung pernyataan kelompok pelapor.
- Siswa bertanya kepada guru ketika mereka ragu atas pernyataan kelompok.
- Siswa mencatat ketika guru memberikan kesimpulan atas hasil kerja kelompok.
- Siswa merapikan buku-buku dan bahan-bahan serta alat tulis yang tadi dipergunakan kemudian memasukkan kedalam tas sekolah mereka ketika jam pelajaran telah usai dan setelah guru mempersilahkan mereka pulang tetapi ada dua orang subjek yang menghampiri guru dan bertanya tentang bagian tertentu dari materi hari itu, kurang lebih sekitar 6 menit lamanya.
c. Posttest
10.30 WIB, di Ruang TKJ II. Nilai posttest digunakan sebagai data penelitian untuk menguji asumsi hipotesis penelitian.
G. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan randomized pretest-postest control group design sebab menggunakan dua kelompok subjek dengan hanya satu treatment.
Berikut ini adalah desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini;
Skema Desain Penelitian
H. METODE ANALISIS DATA
Data hasil penelitian berupa nilai dariposttest prestasi belajar Kimia yang dibandingkan antara kelompok eksperiment dan kelompok kontrol. Metode
analisis data yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney ini digunakan untuk menguji perbedaan antara prestasi belajar subjek kelompok
kontrol dan prestasi belajar subjek kelompok eksperiment secara satu sisi dengan
pre- random assignment treat-
post-T1 SA - X T2
SB X T2
Ket:
SA = subjek kelompok kontrol
SB = subjek kelompok eksperiment
T1 = pemberian tes sebelum perlakuan
T2 = pemberian tes setelah perlakuan
36
37 A. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Tabel IV. Data Uji Deskriptif
Kelompok N Mean Min. Mak. Med. SD Kontrol 24 51.04 35 60 50 7.515
Eksperiment 24 76.04 60 90 75 9.888
Berdasarkan tabel data uji deskriptif tersebut di atas, terlihat bahwa ada
24 subjek penelitian pada tiap kelompok. Rata-rata nilai prestasi belajar
kelompok kontrol adalah 51.04 dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 60
sedangkan rata-rata nilai prestasi belajar kelompok eksperiment adalah 76.04
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
prestasi belajar kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan kelompok
eksperiment.
B. HASIL ANALISIS DATA 1. Hasil Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Tabel V. Data Uji Normalitas
Kelompok Kolmogorov-Smirnov (sig.)
Kontrol 0.019
Eksperiment 0.200
Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas hasil uji normalitas
38
atau nilai probabilitas kelompok kontrol lebih kecil dari 0.05
sedangkan nilai probabilitas kelompok eksperiment adalah 0.200 atau
lebih besar dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa distribusi sampel
penelitian kelompok kontrol adalah tidak normal sebab nilai
probabilitas kelompok kontrol lebih kecil dari 0.05 dan distribusi
sampel penelitian kelompok eksperiment adalah normal sebab nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0.05.
b. Uji homogenitas
Tabel VI. Data Uji Homogenitas Varians
Mean Median
Levene test (sig.) 0.097 0.104
Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas mean adalah 0.097
dan nilai probabilitas median adalah 0.104. Hal ini berarti data berasal
dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama karena nilai
probabilitas lebih besar dari 0.05, atau sample kelompok kontrol dan
kelompok eksperiment berasal dari populasi yang memiliki prestasi
belajar yang sama.
2. Hasil Uji Hipotesa
Penelitian ini menggunakan metode statistik nonparametrik sebab
hasil uji sample menunjukkan data tidak berdistribusi normal. Alat uji yang
a. Pretestkelompok kontrol – eksperimen
Tabel VII. Data UjiPretest
Kelompok
2.589 0.114 1.694 0.097
Berdasar data tabel tersebut di atas terlihat adanya perbedaan
antara nilai rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen. Nilai F sebesar 2.589 dengan probabilitas
0.114 adalah lebih besar dari probabilitas 0.05, berarti varians
populasi prestasi belajar subjek kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen adalah sama. Nilai t sebesar 1.694 dengan probabilitas
0.097 adalah lebih besar dari 0.05, berarti terbukti bahwa ada
perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
b. Posttest-pretestkelompok kontrol – eksperimen
Tabel VIII. Data UjiPosttest-pretest
Kelompok
1.270 0.266 -14.071 0.000
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan
nilai rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Nilai F sebesar 1.270 dengan nilai probabilitas 0.226
40
kontrol dan kelompok ekaperimen adalah sama. Nilai t sebesar 14.017
dengan probabilitas 0.000 adalah lebih besar dari 0.05, berarti bahwa
terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen.
c. Posttestkelompok eksperimen
Tabel IX. Data UjiPostest
Mann-Whitney U Z Asymp. Sig. (2-tailed) nilai prestasi
belajar subjek setelah mengikuti
penelitian
6.000 -5.854 0.000
Berdasarakan tabel tersebut diperoleh nilai probabilitas 0.000,
atau nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan
bahwa data prestasi belajar kedua kelompok berbeda secara
signifikan. Hal ini menunjukkan prestasi belajar kelompok kontrol
yang tidak menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok
benar-benar berbeda dengan prestasi belajar kelompok eksperiment
yang menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok (lihat
Lampiran II. Alat Uji dan Data Eksperimen: Tabel Data Nilai
Prestest-Posttest Prestasi Belajar Subjek).
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan deskripsi data dan hasil analisis data penelitian di atas
tampak adanya perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelompok kontrol
dan kelompok eksperiment yang dipengaruhi oleh adanya perbedaan strategi
Strategi belajar mengajar yang diterapkan pada kelompok kontrol tidak
memungkinkan bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuan diri siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih pada posisi pasif
sebagai penerima informasi yang ada dibandingkan menggali/ menemukan
sendiri dan mengembangkan informasi tersebut. Hal ini dapat membosankan bagi
siswa dan tampak dari hasil observasi bahwa guru membacakan materi belajar
dan siswa mencatat apa yang dibacakan oleh guru tersebut. Siswa tampak
mencatat tetapi ada siswa yang hanya berpura-pura saja mencatat dan sebenarnya
siswa tersebut menggambar tokoh kartun atau karikatur dalam buku catatannya.
Selain itu, ada siswa yang berbicara dengan siswa lain yang duduk berdekatan.
Strategi belajar mengajar yang diterapkan pada kelompok kontrol ini tidak
memungkinkan bagi guru untuk mengontrol sejauh mana siswa dapat memahami
materi yang diajarkannya walaupun guru mencoba memberikan waktu bagi siswa
untuk bertanya tentang materi yang mereka pelajari hari itu. Waktu yang
disediakan guru bagi siswa tampak tidak efektif sebab siswa lebih memilih untuk
bersiap-siap mengakhiri proses belajar mengajar dan membereskan buku-buku
serta alat tulis mereka dibandingkan membahas materi belajar. Hal-hal tersebut di
atas di dukung oleh hasil analisis data prestasi belajar siswa kelompok kontrol
yang hanya sedikit sekali mengalami peningkatan nilai prestasi belajar (lih. Tabel
Data NilaiPretestdanPostestPrestasi Belajar Subjek pada Lampiran II: Alat Uji dan Data Instrumen). Prestasi belajar yang di capai siswa kelompok kontrol
berbeda sekali dengan prestasi belajar yang di capai siswa kelompok eksperimen.
Strategi belajar mengajar yang ditetapkan pada kelompok eksperimen
42
secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih pada posisi menggali dan
mengembangkan informasi dari guru. Hal ini tampak dari hasil observasi yang
menunjukkan siswa bersama dengan siswa lain dalam kelompok mendiskusikan
tujuan kelompok setelah mengetahui gambaran materi belajar dari guru
(Roestiyah, 1991). Siswa kemudian mengetahui adanya tugas yang harus
diselesaikan oleh kelompok dan kelompok memiliki kebebasan dalam memilih
cara penyelesaian tugas (Umar dan Sartono, 2001). Hasil observasi menunjukkan
adanya penyebaran informasi dan ide serta penentuan alat/ bahan yang
diperlukan kelompok Proses tersebut memunculkan kepemimpinan yang tampak
dari observasi bahwa siswa saling bergantian memberikan pengarahan dan
mengingatkan akan tujuan kelompok selama mereka bekerja dalam kelompok
(Hasibuan dan Moedjiono, 1998). Selama siswa belajar dalam kelompok terjadi
interaksi dan kerjasama kelompok. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang
bergantian mengkomunikasikan ide (seperti mengungkapkan pendapatnya
kepada kelompok) (Walgito, 2007), melakukan pembagian kerja (seperti
menugaskan seorang siswa sebagai pencatat dan pelapor hasil kerja kelompok)
(Hasibuan dan Moedjiono, 2001) dan saling berkoordinasi (seperti menyatukan
pendapat, melaporkan hasil kerja kepada siswa lain dalam kelompok) (Walgito,
2007). Selama kerja kelompok berlangsung guru mengamati siswa, mendatangi
kelompok-kelompok, dan memberikan bantuan berupa pertanyaan kepada siswa
ketika mereka kesulitan menemukan jawaban atas permasalahan yang mereka
hadapi kemudian mengevaluasi hasil kerja kelompok (Hasibuan dan Moedjiono,
1998). Selain itu, guru membantu siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok
keseluruhan materi yang telah dipelajari siswa dalam kelompok (Roestiyah,
1991). Hal ini memungkinkan bagi guru untuk mengontrol sejauh mana siswa
memahami materi belajar (Roestiyah, 1991), sejauh mana siswa menguasai
materi belajar, sejauh mana siswa dapat bekerjasama dan membuat rencana
(Ulihbukit, 1984). Strategi belajar mengajar kerja kelompok yang diterapkan
guru memotivasi siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar,
mengembangkan keterampilan bertanya dan berdiskusi, menghargai pendapat