• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) pada Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh:

Margaretha Dyah Ratna Sari

NIM: 039114119

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) pada Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh:

Margaretha Dyah Ratna Sari

NIM: 039114119

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

Dipersembahkan dan Disusun Oleh: Margaretha Dyah Ratna Sari

NIM: 039114119

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Skripsi Yogyakarta, 13 Januari 2009

(4)

iii

SKRIPSI

EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

Dipersiapkan dan Disusun Oleh: Margaretha Dyah Ratna Sari

NIM: 039114119

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 13 Oktober 2008

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan Ketua : Prof. A. Supratiknya, Ph.D. ……… Sekretaris : MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si. ……… Anggota : Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi. ………

Yogyakarta, 13 Januari 2009 Fakultas Psikologi

(5)

iv

Jangan pernah menghitung apa yang t elah hilang t api hit unglah apa yang t elah

kamu dapat dariN ya karena semua yanmg t elah hilang akan D ia kembalikan

padamu dengan cara yang berbeda dan lebih

Hal- hal kecil memang t idak mengesankan

t et api mer eka member ikan kedamaian.

Ber nanos

TeachIng witHout LearnIng iS jusT TaLking LearNing wiThout parTicipatIng iS jusT “peking

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

K upersembahkan karya sederhana ini unt uk:

Sang Juruselamat & I bunda K eluarga K udus;

Orangt uaku, kakak-kakakku, dan adikku t erkasih yang t ak pernah bosan mengingat kan dan memberikan dorongan unt uk t erus maju;

Teman-t emanku t ercint a yang t ak hent i-hentinya memberikan semangat ;

(7)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya oranglain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Januari 2009

(8)

vii

ABSTRAK

Efektivitas Kerja Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Margaretha Dyah Ratna Sari

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru (Poerwodarminto, 1996). Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran sebuah materi belajar (Roestiyah, 1991). Pencapaian tujuan pengajaran tergantung pada efektif tidaknya suatu strategi belajar mengajar yang diterapkan di kelas sebab penggunaan strategi belajar mengajar yang tidak tepat dapat menghambat proses belajar (Pasaribu & Simanjuntak, 2003). Kerja kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar yang dapat digunakan unuk meningkatkan prestasi belajar tanpa menghambat proses belajar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo.

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan menggunakan tes prestasi belajar mata pelajaran Kimia: Tata Nama Senyawa Kimia. Subjek penelitian berjumlah 48 yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan masing-masing kelompok beranggotakan 24 subjek penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol (tidak menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok) dengan kelompok eksperimen (menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok). Kelompok eksperimen memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.

(9)

viii

Effectiveness Team-Work In Improving Achievement Margaretha Dyah Ratna Sari

Faculty Psychology University of Sanata Dharma Yogyakarta

Achievement is a domination of skill or knowledge developed by the lesson and are shown with value or test are given by the teacher (Poerwodarminto, 1996). Student achievement can be improved by applying strategy of learn be in mutual accord target of instruction a lessons (Roestiyah, 1991). Attainment of instruction target depend on its do or not effective a strategy of learn which is applied in class because usage of strategy of learn imprecise can obstruct process of learn (Pasaribu & Simanjuntak, 2003). Team-work is one of the strategy of learn able to be used improve achievement without obstructing process of learn.

Purpose of this research is to know effectiveness team-work in improving student achievement at class X SMK TKM Technique Tamansiswa Sub-Province of Purworejo.

Researcher get research data from score of subject research at Chemical achievement test: Arrange the Name of Chemical Compound. Subject research amount to 48 which divided to become two groups, that is control group and experiment group with the each group have member 24 students.

The result of this research indicate that there are difference of achievement between control group (do not use strategy of learn: team-work) with experiment group (using strategy of learn: team-work). Experiment group have a better achievement than control group.

(10)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Margaretha Dyah Ratna Sari

Nomor Mahasisiwa : 039114119

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

“Efektivitas Kerja Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memimta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 13 Januari 2009

Yang menyatakan,

(11)

x

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

karuniaNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dan

tanggungjawab sebagai mahasiswa dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi

(S.Psi) Fakultas Psikologi Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam

menyelesaikan tugas penulisan skripsi sebagai syarat dalam menempuh pendidikan

Strata 1 di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, khususnya kepada:

1. Prof. A. Supratiknya, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Agnes Indar Etikawati, S.Psi, Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing

Akademik.

4. Sylvia CMYM, S.Psi, M.Si, selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. M.M Nimas Eki S., S.Psi, Psi., M.Si, selaku Dosen Penguji dan ‘teman’

diskusi.

6. Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi., selaku Dosen Penguji.

7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi dan staf pegawai/ karyawan Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terimakasih atas

(12)

xi

8. Ki Gandung Ngadino, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK TKM Teknik

Tamansiswa Kabupaten Purworejo, dan segenap Guru dan Karyawan serta

siswa SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo terimakasih atas

kesempatan dan kerjasamanya.

9. Sr. Elizabeth, ADM. dan Ch. Sudaryati, selaku Pimpinan Yayasan Seraphine

Bakti Utama dan Kepala Sekolah Taman Kanka-kanak Pius Bakti Utama

Kebumen yang telah memberikan kesempatan, kesabaran, dan keceriaan

selama penulis menyusun skripsi ini.

10. M. Th. Supraptiwi, Amd, selaku orangtua wali penulis selama di Yogyakarta

yang senantiasa memberikan dorongan dan doa.

11. JB. Nugroho dan BR. Suwarni yang selalu memberikan doa restu, dorongan,

semangat, dan kepercayaannya, serta kakak-kakak dan adik terkasih yang

selalu memberikan motivasi.

12. Teman-teman Angkatan 2003 di Fakultas Psikologi USD, teman-teman

Angkatan 2001-2002 dan Angkatan 2004-2005 di Fakultas Psikologi USD,

teman-teman di Fakultas Ilmu Komputer dan Informatika USD, teman-teman

Politeknik PPKP Yogyakarta, teman-teman LP2IP Gajah Mada Yogyakarta,

dan anak-anak Kost b’Tiwi terimakasih atas semangat dan kebersamaannya.

13. Segenap staf pegawai/ karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

terimakasih atas buku-buku yang dipinjamkan, pengadaan buku-buku

barunya, dan informasi-informasi yang diberikan.

14. Rm. Ag. Handoko MSC., Rm. Blasius Slamet Lasmunadi Pr., Rm.

Ambrosius Adi Wardoyo Pr., teman-teman KKMK Keuskupan Purwokerto,

(13)

xii

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang turut

memberikan sumbangan pemikiran, waktu, dan pinjaman buku-buku

sehingga dapat membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis, Fakultas

Psikologi dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta pembaca yang budiman.

Yogyakarta, 13 Januari 2009

(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Halaman Persetujuan ...ii

Halaman Pengesahan ...iii

Halaman Motto ...iv

Halaman Persembahan ...v

Pernyataan Keaslian Karya ...vi

Abstrak ...vii

Abstract ...viii

Pernyataan Persetujuan Publikasi ...ix

Kata Pengantar ...x

Daftar Isi ...xiii

Daftar Skema ...xvii

Daftar Tabel ...xviii

Daftar Lampiran ...xix

BAB I. PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...5

1. Tujuan ...5

2. Manfaat ...5

(15)

xiv

2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ...8

B. Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok ...10

1. Strategi belajar mengajar ...10

2. Strategi belajar mengajar kerja kelompok ...11

a. Kerja kelompok ...11

b. Dasar pembentukan kelompok ...12

c. Aspek kerja kelompok ...14

d. Kelebihan dan kelemahan strategi belajar kerja kelompok16 C. Ilmu Pengetahuan Alam: Kimia ...17

D. Efektivitas Kerja Kelompok dalam Meningkatkan Prestasi Belajar 18 E. Hipotesis ...23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...24

B. Jenis Penelitian ...24

C. Identifikasi Variabel ...24

D. Definisi Operasional ...25

1. Prestasi belajar ...25

2. Strategi belajar mengajar kerja kelompok ...25

E. Subjek Penelitian ...26

F. Metode Pengambilan Data ...26

1. Tes prestasi belajar: Kimia ...26

a. Tujuan ...26

(16)

xv

c. Blue-print tes prestasi ...26

d. Scoring...27

e. Soal tes prestasi ...27

f. Validitas tes ...28

g. Try-outinstrument ...28

2. Lembar observasi ...29

G. Prosedur Penelitian ...30

1. Persiapan ...30

a. Penentuan subjek ...30

b. Penentuan pengajar ...30

c. Roundownpelaksanaan penelitian ...30

2. Pelaksanaan ...31

a. Pretest ...31

b. Pelaksanaan eksperimen ...31

c. Posttest ...34

H. Desain Penelitian ...35

I. Metode Analisis Data ...35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...37

A. Deskripsi Data Penelitian ...37

B. Hasil Analisis Data ...37

1. Hasil Uji Asumsi ...37

a. Uji normalitas ...37

b. Uji homogenitas ...38

(17)

xvi

c. Posttestkelompok eksperimen ...40

C. Pembahasan ...40

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...44

A. Kesimpulan ...44

B. Saran ...44

C. Kendala Penelitian ...45

Daftar Pustaka ...46

(18)

xvii

DAFTAR SKEMA

Skema Alur Penelitian ...22

(19)

xviii

Tabel I. VariabelEkstranous ...25

Tabel II. Blue-print Tes Prestasi Belajar Kimia: Tata Nama Senyawa ...27

Tabel III. Perlakuan dan Observasi ...32

A. Kelompok Kontrol ...32

B. Kelompok Eksperimen ...33

Tabel IV. Data Uji Deskriptif ...37

Tabel V. Data Uji Normalitas ...37

Tabel VI. Data Uji Homogenitas Varians ...38

Tabel VII. Data UjiPretest ...38

Tabel VIII. Data UjiPosttest-pretest ...39

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Data Analisis Item ...51

Lampiran II. Alat Uji dan Data Eksperimen ...56

Lampiran III. Data Deskriptif Penelitian dan Data Statistik Non-Parametrik ...64

Lampiran IV. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta ...72

Lampiran V. Surat Keterangan Penelitian dari SMK TKM Teknik Tamansiswa

(21)

1 A. LATAR BELAKANG

Sistem pendidikan di Indonesia menetapkan sejumlah nilai pada mata

pelajaran tertentu dengan batasan nilai tertentu sebagai nilai standar kelulusan

atau keberhasilan siswa dalam belajar. Hal ini menuntut siswa untuk mencapai

nilai standar kelulusan tersebut. Strategi belajar mengajar yang dilaksanakan di

kelas sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar demi mendapatkan

nilai standar kelulusan tersebut yang tidak lain adalah sebagai indikator prestasi

belajar siswa. Suatu mata pelajaran mungkin sangat mudah atau sangat sulit bagi

siswa, siswa mungkin belajar bersungguh-sungguh atau kehilangan konsep

penting yang diajarkan guru.

Prestasi belajar merupakan suatu bukti perubahan yang terjadi pada

kemampuan dan performansi siswa dalam bidang pengetahuan, keterampilan,

dan sikap berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan kognitif,

emosional, sosial, serta fisik sebagai hasil dari proses belajar (Winkel, 1983;

Steinberg dalam AbiSamra, 2000). Menurut Sorenson (dalam Susanto, 2001)

prestasi belajar adalah tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang

telah diajarkan kepada siswa. Prestasi belajar menunjukkan sejauh mana siswa

menguasai materi belajar dimana informasi prestasi belajar siswa dinyatakan

(22)

2

Keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar

melalui tes hasil belajar yang diberikan dan dinilai oleh guru, baik pada

pertengahan maupun akhir periode belajar (Azwar, 2007). Tes hasil belajar atau

tes prestasi belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui proses belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang

mencerminkan hasil yang telah dicapai siswa pada periode tertentu, misalnya

dalam bentuk nilai ujian dan nilai raport (Sutratinah, 1984).

Prestasi belajar siswa yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kimia. Kimia merupakan mata

pelajaran yang baru akan diberikan kepada siswa di SMU atau SMK. Mata

pelajaran Kimia termasuk salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari

siswa jurusan Ilmu Alam dan siswa sekolah kejuruan Teknik (Wismono, 2007).

Mata pelajaran Kimia termasuk baru bagi mereka siswa kelas X di SMU atau

SMK sehingga seringkali para siswa menganggap Kimia sebagai mata pelajaran

yang sulit dan membosankan serta kurang penting dibandingkan mata pelajaran

yang lain. Hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan peneliti di lokasi

penelitian membuktikan bahwa siswa pada umumnya kurang antusias dan kurang

bersemangat saat mengikuti pelajaran Kimia. Siswa mengatakan mata pelajaran

Kimia adalah mata pelajaran yang sulit karena adanya rumus-rumus kimia dan

penamaan kimiawi yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Antusiasme dan semangat yang kurang dalam belajar kimia tersebut tampak dari

perilaku siswa yang terlambat masuk kelas setelah jam istirahat selesai, bahkan

ada siswa yang menggambar tokoh kartun pada buku catatan mereka ketika

(23)

bergegas untuk membereskan meja mereka, memasukkan buku-buku kimia

mereka. Hal ini dibenarkan oleh guru pengajar mata pelajaran Kimia dan tertulis

dalam laporan bimbingan dan konseling siswa SMK TKM Teknik Tamansiswa

Kabupaten Purworejo. Suwarni (2005) menyatakan bahwa pelajaran Kimia

adalah baru bagi sebagian besar siswa kelas X sehingga para siswa tampak

‘meraba-raba’ dalam mengikuti pelajaran dan belum dapat memahami nilai guna

dari pengajaran yang diberikan guru. Kurangnya antusiasme siswa dalam belajar

menyebabkan prestasi belajar mereka kurang baik dalam pelajaran kimia bahkan

dapat dikatakan buruk. Para guru pengajar mengeluhkan rendahnya prestasi

belajar siswa tersebut sebab tujuan pengajaran menjadi tidak tercapai.

Setiap mata pelajaran memiliki tujuan pengajaran yang harus dicapai.

Pencapaian tujuan pengajaran pada setiap mata pelajaran tergantung pada efektif

tidaknya suatu strategi belajar mengajar yang diterapkan di kelas sebab

penggunaan strategi belajar yang tidak tepat dapat menghambat proses belajar

mengajar (Pasaribu dan Simanjuntak, 2003). Roestiyah juga menyatakan bahwa

strategi belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar membantu siswa

agar dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang

diharapkan. Strategi belajar mengajar adalah suatu teknik penyajian guru untuk

mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa agar pelajaran tersebut

dapat di tangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa. Tujuan penerapan strategi

belajar mengajar adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi

belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran sebuah materi belajar. Kerja

(24)

4

bekerja bersama memecahkan persoalan atau mengerjakan tugas tertentu dan

berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan guru (Roestiyah, 1991). Menurut

Aronson dan Slavin (Santrock, 2003) kerja kelompok melibatkan partisipasi

seluruh anggota kelompok dalam bekerja sama meraih tujuan kelompok sehingga

dapat meningkatkan nilai prestasi belajar dan persahabatan. Roestiyah (1991)

menambahkan bahwa pembentukan kelompok dalam strategi kerja kelompok

dapat dilakukan berdasar pada alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya,

kemampuan belajar siswa yang tidak sama, minat siswa yang tidak sama, jumlah

siswa yang terlalu banyak, atau pengelompokkan siswa juga dapat didasarkan

pada jumlah materi belajar yang banyak sedangkan waktunya terbatas

Umar dan Sartono (2001) mengungkapkan kerja kelompok merupakan

cara yang baik dalam kegiatan belajar mengajar karena individu mendapat

kesempatan untuk berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Hasibuan dan

Moedjiono (1998) mengemukakan bahwa strategi kerja kelompok dalam

pelaksanaannnya menuntut persiapan dan keterampilan sebab di dalam kerja

kelompok terdapat tujuan kelompok, interaksi kelompok, dan kepemimpinan

kelompok.

Uraian latar belakang permasalahan tersebut di atas menarik peneliti

untuk memperkenalkan dan mengembangkan strategi belajar mengajar kerja

kelompok, dan mencari tahu sejauh mana efektivitas kerja kelompok dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa

(25)

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah penelitian yang digunakan peneliti, yaitu sejauh mana

efektivitas kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di

SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo pada mata pelajaran

Kimia.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas kerja kelompok dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo,

khususnya pada mata pelajaran Kimia.

2. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

1.) Sebagai upaya pengembangan dan penerapan ilmu Psikologi di

bidang pendidikan.

2.) Sebagai bahan tambahan kepustakaan ilmiah bagi para peneliti

lain yang tertarik pada bidang Psikologi Pendidikan.

b. Manfaat Praktis

1.) Bagi kepala sekolah, guru, dan staf pengajar: sebagai wacana

tambahan dalam pengajaran dan bahan pertimbangan dalam

menentukan strategi belajar mengajar.

(26)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian

Kegiatan belajar siswa di sekolah diharapkan menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi siswa. Hasil belajar disebut prestasi belajar, yaitu

parameter keberhasilan siswa atas penguasaan suatu materi selama

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan tingkat

penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan dalam kurun waktu

tertentu. Informasi prestasi belajar dinyatakan dalam nilai, baik berupa

angka mutu (1, 2, 3, 4) ataupun berupa huruf mutu (A, B, C, D), dalam nilai

pelajaran, ulangan, tugas dan nilai raport.

Prestasi belajar merupakan suatu bukti perubahan yang terjadi pada

kemampuan dan performansi siswa dalam bidang ilmu pengetahuan,

kemampuan dan sikap yang berhubungan dengan pertumbuhan dan

perkembangan kognitif, emosional, sosial, serta fisik sebagai hasil dari

proses belajar mengajar (Winkel, 1983; Steinberge, dalam AbiSamra,

2000). Menurut Sorenson (dalam Susanto, 2001) prestasi belajar adalah

tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan

kepada siswa. Prestasi belajar menunjukkan sejauh mana siswa menguasai

bahan pelajaran dimana informasi prestasi belajar siswa dinyatakan dalam

(27)

keberhasilan siswa dalam belajar ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa

melalui tes hasil belajar yang diberikan dan dinilai oleh guru, baik pada

pertengahan maupun akhir periode belajar. Prestasi belajar menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan

dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Arifin (1991)

prestasi belajar adalah hasil usaha dalam menguasai pelajaran dan dapat

memberikan kepuasan tertentu kepada seseorang khususnya individu yang

berada pada bangku sekolah. Hasil dari prestasi belajar selama proses

belajar dapat dilihat dari nilai ulangan, tugas-tugas dan raport. Prestasi

belajar berfungsi sebagai alat untuk mengetahui hasil dari proses belajar,

yaitu kegiatan yang dilalui siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dan

dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf, maupun kalimat yang

mencerminkan hasil pencapaian belajar siswa pada periode tertentu,

misalnya dalam bentuk nilai ujian dan nilai raport (Sutratinah, 1984).

Peneliti berdasarkan uraian di atas menyimpulkan prestasi belajar

adalah informasi tentang keberhasilan siswa atas penguasaan pengetahuan

atau keterampilan tertentu yang merupakan hasil dari kegiatan belajar

mengajar dalam kurun waktu tertentu dengan indikator nilai ulangan atau

nilai tugas ataupun nilai raport yang diberikan guru sebagai indeks prestasi

(28)

8

2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sumadi

Suryabrata (1995) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah bahan/ materi yang dipelajari, lingkungan belajar,

instrument, dan kondisi siswa.

Faktor bahan/ materi yang dipelajari ikut menentukan bagaimana

proses belajar mengajar terjadi dan hasil yang diharapkan. Misalnya ketika

guru hendak mengajar tentang larutan elektrolit dan elektrokimia kepada

siswa. Pada sub-bahasan larutan elektrolit guru mengharapkan siswa dapat

membedakan antara larutan elektrolit dan non-elektrolit sedangkan pada

sub-bahasan elektrokimia guru mengharapkan siswa untuk dapat

mengetahui campuran senyawa unsur apa saja yang dapat menghasilkan

larutan elektrokimia.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar dapat

berasal dari lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami

meliputi keadaan suhu ruang belajar dan kelembaban udara. Prestasi belajar

siswa pada lingkungan yang segar akan lebih baik dari pada prestasi belajar

siswa pada lingkungan yang panas dan pengap. Selain itu, suara-suara yang

berasal dari mesin kelas teknik mesin yang sedang praktikum atau hiruk

pikuk lalu lintas kendaraan bermotor juga dapat mempengaruhi prestasi

belajar. Lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar bisa berasal

dari orang lain (misalnya proses belajar mengajar terhenti ketika ada siswa

(29)

Faktor instrument yang diharapkan berfungsi sebagai sarana untuk

mencapai tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan dapat juga

mempengaruhi hasil belajar. Faktor instrument tersebut antara lain gedung

sekolah, perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, kurikulum atau metode

belajar. Faktor instrument gedung sekolah dengan sirkulasi udara dan tata

letak gedung seharusnya mendukung keberhasilan proses kegiatan belajar

mengajar. Ketersediaan perlengkapan belajar dan alat-alat praktikum

seharusnya disesuaikan dengan bentuk metode belajar dan jumlah siswa.

Faktor kondisi siswa juga mempengaruhi prestasi belajar, baik

secara fisiologis maupun psikologis. Faktor kondisi siswa secara fisiologis,

seperti siswa yang dalam keadaan segar secara jasmani akan berlainan

prestasi belajarnya dengan siswa yang dalam keadaan kelelahan. Kondisi

siswa yang lesu, mengantuk, lelah, hingga kondisi tubuh siswa yang

terserang penyakit dapat sangat menggangu aktivitas belajar. Faktor kondisi

siswa secara psikologis, seperti minat, bakat dan motivasi siswa dalam

belajar, serta kemampuan kognitif dan kecerdasan siswa dalam menerima

pelajaran juga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut

Saifuddin Azwar (1996) kecerdasan merupakan salah satu faktor yang ikut

menentukan keberhasilan dalam belajar namun interaksi dari berbagai

faktor tersebut di atas yang menjadi penentu bagaimana hasil proses belajar

yang dialami individu. Peranan setiap faktor tidak selalu sama dan tetap

sebab besarnya kontribusi suatu faktor akan ditentukan oleh kehadiran

faktor lain dan bersifat situasional, yaitu tidak dapat diprediksikan dengan

(30)

10

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain faktor bahan/ materi yang

dipelajari, lingkungan belajar, instrument, dan kondisi siswa.

B. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KERJA KELOMPOK 1. Strategi Belajar Mengajar

Roestiyah (1991) menyatakan bahwa strategi belajar yang

digunakan dalam proses belajar mengajar membantu siswa agar dapat

belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.

Strategi belajar mengajar adalah suatu teknik penyajian guru untuk

mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa agar pelajaran

tersebut dapat di tangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa. Strategi

belajar mengajar adalah teknik penyampaian informasi kepada siswa untuk

memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, dan

sikap. Pemilihan strategi belajar mengajar secara tepat akan membantu

siswa untuk mampu menggunakan pengetahuannya dalam memecahkan

permasalahan atau menjawab pertanyaan dimana siswa mampu berpikir dan

mengemukakan pendapatnya sendiri dalam menghadapi segala persoalan.

Strategi belajar yang tidak tepat dapat menghambat proses belajar mengajar

(Pasaribu dan Simanjuntak, 2003).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti menyimpulkan strategi

belajar mengajar adalah suatu teknik penyajian yang digunakan guru untuk

menyampaikan materi belajar kepada siswa dalam rangka penguasaan

(31)

menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan permasalahan atau

menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapatnya sendiri.

2. Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok a. Kerja Kelompok

Kerja kelompok merupakan salah satu strategi belajar

mengajar. Jumarin (1996) mengemukakan kerja kelompok sebagai

suatu cara membimbing siswa untuk mengerjakan tugas. Umar dan

Sartono (2001) menambahkan bahwa kerja kelompok merupakan cara

terbaik karena individu mendapat kesempatan untuk berpartisipasi

sebaik-baiknya, menyumbangkan ide dan mengembangkan rasa

tanggung jawab.

Roestiyah (1991) mengatakan kerja kelompok adalah suatu

cara mengajar dimana siswa dipandang sebagai suatu kelompok atau

dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-7

siswa yang bekerja sama memecahkan masalah atau melaksanakan

tugas dan berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan guru.

Ulihbukit (1984) juga mengungkapkan hal yang sama, yaitu kerja

kelompok adalah suatu strategi menyajikan bahan pelajaran dengan

cara mengelompokkan siswa untuk mengerjakan tugas tertentu demi

mencapai tujuan pengajaran. Adapun tujuan pengajaran meliputi

siswa menguasai bahan pelajaran sehingga dapat meningkatkan

(32)

12

meningkatkan persatuan siswa, serta melatih siswa bagaimana

caranya memimpin, saling menolong dan membuat rencana.

Robert L.Cilstrap dan William R.Martin (2003) mengatakan

kerja kelompok adalah suatu kegiatan mengelompokkan siswa yang

biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar

dimana keberhasilan kerja kelompok menuntut kerjasama dari

beberapa individu. Hasibuan dan Mudjiono (1998) menambahkan

dalam pelaksanaan kerja kelompok menuntut kondisi dan persiapan

serta keterampilan ketika diterapkan dalam kelas sebab dalam kerja

kelompok terdapat aspek-aspek penting seperti tujuan, interaksi,

kepemimpinan, dan tugas dimana guru memiliki peran selama proses

kerja berlangsung.

Kerja kelompok berdasar uraian di atas disimpulkan oleh

peneliti menjadi kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar

mengajar dengan cara mengelompokkan siswa, 5-7 siswa dalam tiap

kelompok dimana setiap siswa belajar memimpin, berinteraksi dan

bekerja sama memecahkan persoalan atau tugas tertentu demi

tercapainya tujuan kelompok dan tujuan pengajaran yang telah

ditentukan guru dimana guru ikut berperan selama proses kerja

berlangsung.

b. Dasar Pembentukan Kelompok

Roestiyah (1991) dalam strategi belajar mengajar, kerja

(33)

a. Alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya sehingga siswa

dikelompokkan agar penggunaan alat lebih efisien dan efektif,

dan siswa tidak saling menunggu giliran menggunakan alat

pengajaran.

b. Kemampuan belajar siswa yang tidak sama sehingga perlu

dibentuk kelompok berdasarkan kemampuan belajar

masing-masing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan

kemampuannya.

c. Minat khusus setiap siswa yang berbeda dan perlu

dikembangkan tetapi ada kemungkinan persamaan minat pada

siswa sehingga dapat dikelompokkan agar mereka dapat dibina

dan dikembangkan bersama.

d. Jumlah siswa yang terlalu besar dan jumlah jam pelajaran yang

sangat terbatas menyulitkan guru untuk mengikutsertakan setiap

siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga ada

kemungkinan siswa yang ditunjuk guru akan aktif dan siswa

yang tidak akan pasif maka dibentuklah kelompok dan diberikan

tugas yang sama dimana setiap siswa dalam masing-masing

kelompok dapat ikut serta melaksanakan dan memecahkan

persoalan atau tugas.

e. Jumlah materi yang banyak dan tidak sebanding dengan jam

pelajaran menyulitkan guru dalam mengajar sehingga siswa

dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan banyaknya jumlah

(34)

14

Peneliti menyimpulkan bahwa pembentukan kelompok dalam

strategi kerja kelompok dapat didasarkan pada alat pelajaran yang

tidak mencukupi jumlahnya, kemampuan belajar siswa yang tidak

sama, minat khusus siswa yang tidak sama, jumlah siswa yang terlalu

besar, dan jumlah materi yang terlalu banyak sedangkan jam

belajarnya terbatas. Dasar pembentukan kelompok yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah alat pelajaran yang tidak

mencukupi jumlahnya dan jumlah siswa yang terlalu besar.

c. Aspek kerja kelompok

Kerja kelompok sebagai strategi belajar mengajar memiliki

beberapa aspek kerja kelompok. Menurut Hasibuan & Moedjiono

(1998) aspek dari kerja kelompok adalah:

a. Tujuan kerja kelompok; tujuan harus jelas bagi setiap kelompok

dan anggota agar diperoleh hasil kerja yang baik. Setiap anggota

harus mengetahui secara pasti tugas yang harus dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya.

b. Kepemimpinan; kepemimpinan yang baik dapat menciptakan

suasana kerja dan kemudian dapat mempengaruhi proses

penyelesaian tugas. Keterampilan memimpin biasanya muncul

dan terasah berdasarkan watak, latar belakang, dan tuntutan

keadaan lingkungan serta tugas yang dihadapi.

c. Interaksi dan kerjasama; dalam kerja kelompok terdapat tugas

yang harus diselesaikan bersama sehingga diperlukan kerjasama

(35)

Hasibuan dan Moedjiono menambahkan pentingnya peran

guru selama proses kerja berlangsung. Peranan guru dalam kerja

kelompok, antara lain;

1.) Manager, yaitu membantu siswa mengorganisasikan diri, tempat

duduk, dan bahan-bahan yang diperlukan.

2.) Observer, yaitu mengamati dinamika keompok yang terjadi

sehingga guru dapat mengarahkan dan membantu siswa. Bila

perlu guru memberikan balikan kepada kelompok tentang

kepemimpinan, interaksi, tujuan, dan perasaan yang terjadi

dalam kelompok.

3.) Advisor, yaitu guru memberikan saran-saran tentang

penyelesaian tugas (bila diperlukan) dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

4.) Evaluator, yaitu guru menilai proses kelompok yang terjadi

bersama-sama dalam kelompok.

Menurut Bimo Walgito (2007) dalam kerja kelompok terdapat

interaksi dan kohesi, struktur dan tujuan, interdependensi sosial,

komunikasi dan prasangka, kepemimpinan, tugas dan produktivitas,

serta sintalitas.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

dalam kerja kelompok terdapat aspek tujuan kerja kelompok,

kepemimpinan, interaksi, dan tugas yang dikerjakan serta peran guru

(36)

16

d. Kelebihan dan kelemahan Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok

(Roestiyah, 1991)

1.) Kelebihan

a.) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menggunakan keterampilan bertanya dan membahas

sesuatu masalah.

b.) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih

intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus

atau masalah.

c.) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan

mengajarkan keterampilan berdiskusi.

d.) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan

siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar.

e.) Dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pelajaran

mereka dan lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.

f.) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan rasa menghargai dan menghormati

pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, dan

saling membantu dalam usahanya mencapai tujuan

bersama.

2.) Kelemahan

a.) Strategi ini terkadang hanya melibatkan siswa yang

mampu dalam memimpin dan mengarahkan mereka yang

(37)

b.) Strategi ini terkadang menuntut pengaturan tempat duduk

yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula.

c.) Keberhasilan strategi ini tergantung kepada kemampuan

siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.

C. ILMU PENGETAHUAN ALAM: KIMIA

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Kimia merupakan ilmu yang

pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif)

tetapi pada perkembangan selanjutnya Kimia diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas

pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan

dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat

yang melibatkan penalaran dan keterampilan.

Mata pelajaran Kimia mempersiapkan kemampuan siswa untuk dapat

mengembangkan program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari dan pada

tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Penguasaan mata pelajaran Kimia

memudahkan siswa menganalisis proses kimiawi dimana siswa belajar memupuk

sikap ilmiah dan menerapkan metode ilmiah, dan siswa menyadari manfaat dan/

atau kerugian dari terapan Kimia, serta keterkaitannya untuk menyelesaikan

persoalan dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.

Siswa SMK TKM Teknik harus menguasai pengetahuan dan

keterampilan Kimia agar mereka dapat langsung masuk dalam dunia kerja.

Pengetahuan dan keterampilan Kimia yang harus dimiliki oleh siswa SMK

(38)

18

perubahannya, memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan

reaksi, mengidentifikasi struktur atom dan sifat-sifat periodik pada tabel periodik

unsur, memahami konsep mol, memahami terjadinya ikatan kimia, memahami

perkembangan konsep reaksi kimia, memahami konsep larutan elektrolit dan

elektrokimia, memahami konsep kesetimbangan reaksi, menentukan perubahan

entalpi berdasarkan konsep termokimia, mengkomunikasikan senyawa

hidrokarbon dan kegunaannya, mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi, menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan polimer,

memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati, dan mampu melakukan

pemisahan dan analisis zat/ unsur/ senyawa.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sub-bahasan Tata Nama

Senyawa yang akan digunakan sebagai penunjang pengukuran prestasi belajar

siswa kelas X di SMK TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo.

D. EFEKTIVITAS KERJA KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

Prestasi belajar adalah informasi tentang keberhasilan siswa atas

penguasaan pengetahuan atau keterampilan tertentu yang merupakan hasil dari

kegiatan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu dengan indikator nilai

ulangan atau nilai tugas ataupun nilai raport yang diberikan guru sebagai indeks

prestasi belajar siswa (Poerwodarminto, 1996; Sutratinah, 1994). Prestasi belajar

siswa dipengaruhi oleh faktor bahan/ materi yang dipelajari, lingkungan belajar,

(39)

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat ditingkatkan dengan cara

menerapkan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran

suatu materi belajar (Pasaribu & Simanjuntak, 2003). Kerja kelompok adalah

salah satu strategi belajar mengajar dengan cara mengelompokkan siswa, 5-7

siswa dalam tiap kelompok dimana setiap siswa belajar memimpin, berinteraksi

dan bekerja sama memecahkan persoalan atau tugas tertentu demi tercapainya

tujuan kelompok dan tujuan pengajaran yang telah ditentukan guru dimana guru

ikut berperan selama proses kerja berlangsung (Roestiyah, 1991; Ulihbukit,

1994). Di dalam kerja kelompok terdapat aspek tugas, tujuan kerja kelompok,

kepemimpinan, dan aspek interaksi dan kerjasama serta peran guru selama proses

kerja kelompok (Hasibuan & Mudjiono, 1998; Roestiyah, 1991).

Siswa mendapatkan tugas kelompok setelah guru memberikan gambaran

materi dan tujuan pengajaran materi. Tugas yang diberikan kepada siswa pada

akhirnya membantu siswa memahami materi belajar. Siswa yang mengetahui

adanya tugas kelompok dapat menetapkan tujuan yang hendak dicapai kelompok.

Penetapan tujuan kelompok membantu siswa menentukan apa yang harus

dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hasibuan, J.J & Mudjiono, 1998).

Dalam kerja kelompok, siswa memiliki kebebasan mengembangkan

kreativitasnya dalam memilih cara untuk mencapai tujuan. Tujuan memunculkan

kepemimpinan. Dengan adanya kepemimpinan, siswa melakukan pembagian

kerja dan koordinasi kerja (Walgito, 2007). Kepemimpinan dalam kerja

kelompok ini lebih pada kemampuan untuk mengarahkan dan saling

mengingatkan siswa lain agar pengerjaan tugas tidak keluar dari jalur tujuan yang

(40)

20

ini menyebabkan adanya interaksi dan kerjasama. Dalam berinteraksi dan

bekerjasama, siswa belajar mengkomunikasikan ide dan menyeimbangkan ide

mereka (Roestiyah, 1991). Siswa juga belajar menyesuaikan diri dan

menyeimbangkan tenaga untuk kepentingan kelompok sehingga mencapai tujuan

kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya (Walgito, 2007).

Guru turut berperan selama siswa melakukan kerja kelompok (Hasiuan,

J.J., & Mudjiono, 1998). Guru berperan memberikan gambaran keseluruhan

materi dan tujuan pengajaran terhadap materi tersebut kepada siswa sebelum

kerja kelompok dimulai. Gambaran awal materi belajar ini penting diberikan agar

siswa dapat mengerjakan tugas kelompok dan menetapkan tujuan yang hendak

dicapai oleh kelompok. Guru memilah siswa dalam kelompok-kelompok,

mengkoordinasikan mereka dan alat atau bahan yang diperlukan siswa. Selama

siswa belajar dalam kelompok, guru dapat memberikan balikan berupa

pertanyaan kepada kelompok ketika mereka mengalami kesulitan dalam

pengerjaan tugas.

Strategi belajar mengajar kerja kelompok diakhiri dengan pelaporan hasil

kerja dari setiap kelompok (Roestiyah, 1991). Guru membantu siswa

menyimpulkan keseluruhan materi yang telah dipelajari siswa dari hasil

pelaporan siswa dari masing-masing kelompok. Guru kemudian memberikan

evaluasi terhadap hasil belajar siswa dalam kelompok dan guru memberikan

kesimpulan materi yang telah dipelajari siswa dalam kelompok dengan

menambahkan hal-hal tertentu yang tidak muncul dari hasil kerja kelompok

siswa. Menurut Ridwan (1996) ketika hasil evaluasi terhadap kelompok terdapat

(41)

kegiatan dan terdapat keselarasan dengan tujuan pengajaran terhadap materi

belajar maka dapat diprediksikan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik. Hal

ini berarti pula bahwa strategi belajar mengajar kerja kelompok efektif

(42)

22

Skema Alur Penelitian

Siswa Kelas X SMK Teknik Tamansiswa

random sampling

sampel

random assignment

tes prestasi (pretest)

kelompok kontrol kelompok eksperimen

non-SBM Kerja Kelompok SBM Kerja Kelompok

tes prestasi (posttest)

(43)

E. HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah terdapat perbedaan prestasi

belajar siswa antara kelompok eksperimen (kegiatan belajar mengajar dengan

strategi kerja kelompok) dan kelompok kontrol (kegiatan belajar mengajar tidak

dengan strategi kerja kelompok) yang dikenakan pada siswa kelas X di SMK

(44)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian true-eksperiment. Penelitian eksperiment adalah suatu metode penelitian yang menetapkan adanya manipulasi

pada variable penelitian, dan mengobservasi efek perlakuan dimana subjek

penelitian terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen yang dipilih secara random (Jogiyanto, 2004). Sebuah penelitian

eksperiment memungkinkan bagi peneliti untuk menguji hipotesis antara variabel

independen dan variabel dependen melalui manipulasi pada variabel independen

dan pengontrolan pada variabel ekstranous (Kirk, 1995).

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Penelitian eksperimen terdiri atas dua variabel penelitian, yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini

adalah strategi belajar mengajar sedangkan variabel dependen dari penelitian

adalah prestasi belajar. Dalam penelitian ini dilakukan pengontrolan terhadap

(45)

Tabel I.Variable Extranous

Variable yang dikontrol Cara pengontrolan 1. Bahan/ materi

2. Lingkungan belajar

3. Instrument

- Menggunakan satu mata pelajaran.

- Pemberian materi belajar disamakan waktunya antara kelompok kontrol dan kelompok eksperiment.

- Pemberitahuan kepada pihak sekolah agar tidak terjadi adanya siswa atau guru/ staf pengajar keluar-masuk ruang belajar

- Pemilihan ruang belajar dan/ atau penyesuaian jam belajar yang tidak bersamaan dengan kegiatan praktikum siswa teknik mesin.

- Memeriksa kembali perlengkapan dan peralatan pendukung pengajaran sebelum jam belajar dimulai.

C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah informasi tentang keberhasilan siswa atas

penguasaan pengetahuan atau keterampilan tertentu yang merupakan hasil

dari kegiatan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu dengan indikator

skorposttestsebagai indeks prestasi belajar siswa.

2. Strategi Belajar Mengajar Kerja Kelompok

Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar dengan

cara mengelompokkan siswa, 5-7 siswa dalam tiap kelompok dimana setiap

siswa belajar memimpin, berinteraksi dan bekerja sama memecahkan

persoalan atau tugas tertentu demi tercapainya tujuan kelompok dan tujuan

pengajaran yang telah ditentukan guru serta adanya peran guru selama

(46)

26

D. SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas X di SMK TKM Teknik

Tamansiswa Kabupaten Purworejo. Penentuan subjek berdasar pada perolehan

nilai kurang dari 6 pada pretest. Subjek terpilih kemudian di bagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random.

E. METODE PENGAMBILAN DATA 1. Tes Prestasi Belajar: Kimia

a. Tujuan

Tes prestasi belajar merupakan tes yang di susun secara

terencana untuk mengungkapkan performasi maksimal siswa dalam

menguasai bahan atau materi yang telah diajarkan (Azwar, 2007).

Materi belajar yang digunakan adalah mata pelajaran Kimia. Tujuan

dari tes prestasi belajar: Kimia ini adalah mengukur performasi siswa

atas penguasaan materi belajar Kimia yang telah diajarkan.

b. Penyusun tes prestasi

Tes prestasi yang digunakan dalam penelitian ini di susun oleh

peneliti bersama guru pengajar mata pelajaran Kimia di sekolah SMK

TKM Teknik Tamansiswa Kabupaten Purworejo.

c. Blue print

(47)

Tabel II.Blue-print Tes Prestasi Belajar Kimia: Tata Nama Senyawa

Pemberian skor pada tes prestasi ini adalah skor 1 untuk tiap

jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Skor yang diperoleh

kemudian dikalikan dengan 5 sehingga diperoleh rentang nilai prestasi

belajar 0–100.

e. Soal tes prestasi

Bentuk soal tes prestasi belajar Kimia dalam penelitian ini

adalah esai. Soal berjumlah 20 yang terbagi dalam 3 perintah, yaitu;

1.) Untuk soal no 1-8, siswa di minta untuk memberi nama kimia

suatu senyawa berdasarkan ketentuan IUPAC.

2.) Untuk soal no 9-14, siswa di minta untuk menuliskan rumus

kimia dari suatu senyawa

3.) Untuk soal no 15-24, siswa di minta untuk mengklasifikasikan

senyawa kimia berdasarkan komponen unsur senyawa

penyusunnya.

Soal tes prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat di

(48)

28

f. Validitas tes

Analisis validitas pada penelitian eksperimen berdasarkan atas

validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal

menunjukkan seberapa jauh pelaksanaan eksperimen bebas dari bias

sedangkan validitas eksternal adalah generalisasi hasil penelitian

terhadap dunia nyata. Validitas internal memberikan keyakinan bahwa

efek yang diamati pada variabel dependen (prestasi belajar) terjadi

akibat variabel independen (strategi belajar mengajar).

Validitas internal penelitian ini dicapai dengan cara melakukan

pengontrolan terhadap faktor penyebab bias penelitian, yaitu

instrumentasi, bias subjek kelompok kontrol, mortalitas eksperimen,

dan kompensasi. Validitas eksternal dicapai dengan cara melakukan

pengontrolan terhadap efek interaksi pemilihan subjek penelitian pada

kelompok eksperimen dan efek lingkungan eksperimen. Selain itu,

juga dilakukan validitas isi terhadap tes prestasi belajar: Kimia ini.

Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item soal tes

mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak di ukur, relevan dan

tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Tes prestasi belajar:

Kimia dalam penelitian ini valid secara isi sebab isi soal relevan dan

tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran.

g. Try out instrumen

Try out instrumen dilakukan pada tanggal 21 Mei 2008, pukul 09.30 WIB. Instrumen diberikan kepada 60 siswa. Hasil try out

(49)

total mempunyai probabilitas di atas 0.05. Indeks daya diskriminasi

item juga berada dalam rentang 0.2 < d < 1 dan tingkat kesukaran

item p > 0.5 (lih. Tabel Uji Coba Instrumen pada Lampiran I).

Hasil korelasi antar item dengan item total dalam Pearson correlation 2-tailed (lih. lampiran) memiliki probabilitas di bawah 0.05. Item-Total Statistics, kolom Corrected Item-Total Correlation

menunjukkan nilai r table uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95%

atau taraf signifikansi 5% berada di atas r table.

Pada tablereliability statisatic terlihat bahwa nilaiCronbach s Alpha adalah 0.823 dengan jumlah pertanyaan 20 item. Nilai

Cronbach s α = 0.823 terletak di antara 0.800 – 1.00 yang berarti

tingkat reliabilitas instrument dalah sangat reliable (lih. lampiran table

Cronbach s Alpha). Oleh karena setiap item memenuhi kriteria sebuah item yang baik (p > 0.5, 0.2 < d < 1, r > r table, dan

Cronbach s α > 0.6) maka dapat disimpulkan bahwa item-item soal

memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas sebuah instrument.

2. Lembar Observasi

Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk mendeskripsikan

aktivitas-aktivitas dan kejadian yang diamati. Observasi memungkinkan

peneliti mendapatkan pemahaman tentang hal yang ditelitinya terjadi atau

tidak. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat di lihat

(50)

30

F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Persiapan

a. Penentuan subjek

Penentuan subjek dilakukan dengan metode random, yaitu

subjek yang memiliki nilai kurang dari 6 padapretest. Subjek terpilih di bagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dengan cara pengundian. Setiap subjek di minta untuk

mengambil sebuah gulungan kertas yang bertuliskan A (untuk

kelompok kontrol) atau B (untuk kelompok eksperiment).

b. Penentuan pengajar

Peneliti meminta bantuan kepada seorang pengajar mata diklat

Kimia di sekolah yang bersangkutan untuk memberikan materi belajar

mengajar dengan strategi belajar mengajar yang berbeda antara

kelompok kontrol dan kelompok eksperiment.

c. Rundown pelaksanaan penelitian Alokasi Waktu No.

Hari, Tanggal Waktu (WIB)

Kegiatan

1. Rabu, 21 Mei 2008

09.30 - selesai Try out instrument

2. Selasa, 27 Mei 2008

10.00 - 10.20 Pretest

3. Kamis, 29 Mei 2008

10.00 - 11.20 Perlakuan terhadap kelompok kontrol

4. Jumat, 30 Mei 2008

10.00 - 11.20 Perlakuan terhadap kelompok eksperimen

5. Sabtu, 31 Mei 2008

(51)

2. Pelaksanaan a. Pretest

Pretestdiberikan kepada 72 siswa, yaitu pada tanggal 27 Mei 2008 pukul 10.00 – 10.20 WIB. Hasil nilai siswa digunakan sebagai

salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menentukan subjek

penelitian bagi kelompok eksperiment dan kelompok kontrol. Hasil

pretest menunjukkan bahwa dari 72 siswa hanya 48 siswa yang

memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian. Ke-48 siswa tersebut

kemudian diminta untuk mengambil masing-masing sebuah gulungan

kecil kertas yang telah bertuliskan A atau B untuk menentukan

mereka masuk kelompok kontrol atau kelompok eksperiment.

b. Pelaksanaan Eksperimen

Dalam pelaksanaan eksperiment, penelitian dibantu oleh

seorang guru pengajar di sekolah tersebut untuk memberikan materi

belajar. Kelompok kontrol akan mendapat materi belajar dengan

strategi belajar mengajar seperti biasa (bukan dengan strategi kerja

kelompok) yang dilakukan guru pengajar di sekolah tersebut pada hari

Kamis, 29 Mei 2008 bertempat di Ruang TKJ II, pukul 10.00 – 11.20

WIB. Kelompok eksperimen mendapatkan materi belajar dengan

strategi belajar mengajar kerja kelompok pada hari Jumat, 30 Mei

2008 bertempat di Ruang TKJ II, pukul 10.00 – 11.20 WIB. Adapun

bentuk perlakuan dan hasil observasi antara kelompok kontrol dan

(52)

32

Tabel III. Perlakuan dan Observasi terhadap Subjek A. Kelompok Kontrol

- Guru melakukan presensi terhadap subjek.

- Guru memberikan gambaran garis besar materi mata diklat yang akan dipelajari (dalam penelitian ini adalah Tata Nama Senyawa).

- Ada subjek yang berbincang-bincang dengan subjek sebangku.

- Subjek menjawab ‘hadir’ ketika namanya disebut.

- Ada subjek yang tertawa dan tersenyum ketika nama subjek lain disebut.

- Subjek mengeluarkan buku dan alat tulisnya, membuka buku, dan beberapa mulai menulis apa yang dikatakan oleh guru.

- Ada subjek yang bertanya kepada subjek disebelahnya tentang apa yang baru saja dikatakan oleh guru.

- Ada subjek yang bercanda dengan subjek lain.

- Ruang TKJ II., 10.20 – 11.00 WIB

- Guru menjelaskan seluruh materi diklat kepada subjek.

- Subjek mendengarkan.

- Guru menginstruksikan subjek untuk mencatat materi yang akan dibacakan oleh guru.

- Ada subjek yang tidak mencatat materi melainkan menggambar tokoh kartun dan karikatur di buku catatannya.

- Ketika guru menerangkan materi, ada subjek yang mengobrol dengan subjek sebangku, ada subjek yang meletakkan kepala di atas meja.

- Subjek bersorak ketika ada seorang guru yang masuk ke ruangan mereka.

- Ruang TKJ II., 11.00 – 11.20 WIB

- Guru memberikan kesimpulan dan memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang materi diklat yang telah dipelajari dan mengakhiri pertemuan.

- Ada subjek yang menutup buku pelajaran dan catatan mereka.

- Ada subjek yang berbicara dengan subjek lain.

(53)

B. Kelompok Eksperiment

- Guru melakukan presensi terhadap subjek.

- Guru menjelaskan strategi belajar yang akan digunakan (strategi belajar Kerja Kelompok) dan memberikan garis besar materi mata diklat yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah Tata Nama Senyawa) dan tugas subjek kemudian membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil (guru menjalankan perannya sebagai manager).

- Ada subjek yang berbincang-bincang dengan subjek sebangku.

- Subjek menjawab ‘hadir’ ketika namanya disebut.

- Ada subjek yang tertawa dan tersenyum ketika nama subjek lain disebut.

- Subjek mendengarkan. Ruangan yang semula cukup gaduh menjadi lebih tenang.

- Ada subjek yang bertanya tentang strategi kerja kelompok yang akan dijalankan. Sementara itu, hampir semua subjek mengeluarkan buku dan alat tulis, kemudian mencatat hal-hal yang dijelaskan oleh guru.

- Ada subjek yang bertanya tentang tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok.

- Guru menjelaskan tugas kelompok lalu membagi subjek dalam kelompok-kelompok dan membantu mengorganisir tempat duduk serta bahan-bahan yang diperlukan setiap kelompok.

- Ruang TKJ II., 10.20 – 11.00 WIB

- Subjek belajar dalam masing-masing kelompok, mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.

- Ruangan cukup gaduh ketika subjek mulai menempatkan diri ke dalam kelompok masing-masing.

- Subjek dalam tiap kelompok mulai mendiskusikan cara mengerjakan tugas dan tujuan yang hendak dicapai. Beberapa kelompok ada yang telah melakukan pembagian tugas.

- Ada kepemimpinan dalam tiap kelompok. Subjek secara bergantian menginstruksikan apa yang harus dikerjakan dan dilakukan kemudian. Subjek mengingatkan tujuan kelompok kepada subjek lain dalam kelompok.

- Subjek dalam kelompok bergantian mengemukakan cara penyelesaian tugas dan mengemukakan pendapat atas tugas yang mereka kerjakan.

(54)

34

- Guru melakukan perannya sebagai observer dan advisor.

kelompok yang bertugas mencatat hasil kelompok dan membacakan hasil kerja kelompok mereka.

- Ketika ada guru lain yang memasuki ruangan, subjek memperhatikan dan beberapa dari mereka bertanya maksud kedatangannya ke ruangan tersebut.

- Ketika guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain, ada kelompok yang mengemukakan bahwa tugas yang diberikan cukup sulit dan kemudian guru membantu mereka dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi yang mereka pelajari.

- Ruang TKJ II., 11.00 – 11.20 WIB

- Subjek melaporkan tugas dan berdiskusi dalam kelompok besar.

- Guru berperan sebagai advisor dan evaluator.

- Guru merangkum hasil kerja kelompok-kelompok dan mengakhiri pertemuan.

- Subjek melaporkan hasil kerja kelompok dan kelompok lain bebas menyanggah ataupun mendukung pernyataan kelompok pelapor.

- Siswa bertanya kepada guru ketika mereka ragu atas pernyataan kelompok.

- Siswa mencatat ketika guru memberikan kesimpulan atas hasil kerja kelompok.

- Siswa merapikan buku-buku dan bahan-bahan serta alat tulis yang tadi dipergunakan kemudian memasukkan kedalam tas sekolah mereka ketika jam pelajaran telah usai dan setelah guru mempersilahkan mereka pulang tetapi ada dua orang subjek yang menghampiri guru dan bertanya tentang bagian tertentu dari materi hari itu, kurang lebih sekitar 6 menit lamanya.

c. Posttest

(55)

10.30 WIB, di Ruang TKJ II. Nilai posttest digunakan sebagai data penelitian untuk menguji asumsi hipotesis penelitian.

G. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan randomized pretest-postest control group design sebab menggunakan dua kelompok subjek dengan hanya satu treatment.

Berikut ini adalah desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini;

Skema Desain Penelitian

H. METODE ANALISIS DATA

Data hasil penelitian berupa nilai dariposttest prestasi belajar Kimia yang dibandingkan antara kelompok eksperiment dan kelompok kontrol. Metode

analisis data yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney ini digunakan untuk menguji perbedaan antara prestasi belajar subjek kelompok

kontrol dan prestasi belajar subjek kelompok eksperiment secara satu sisi dengan

pre- random assignment treat-

post-T1 SA - X T2

SB X T2

Ket:

SA = subjek kelompok kontrol

SB = subjek kelompok eksperiment

T1 = pemberian tes sebelum perlakuan

T2 = pemberian tes setelah perlakuan

(56)

36

(57)

37 A. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Tabel IV. Data Uji Deskriptif

Kelompok N Mean Min. Mak. Med. SD Kontrol 24 51.04 35 60 50 7.515

Eksperiment 24 76.04 60 90 75 9.888

Berdasarkan tabel data uji deskriptif tersebut di atas, terlihat bahwa ada

24 subjek penelitian pada tiap kelompok. Rata-rata nilai prestasi belajar

kelompok kontrol adalah 51.04 dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 60

sedangkan rata-rata nilai prestasi belajar kelompok eksperiment adalah 76.04

dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

prestasi belajar kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan kelompok

eksperiment.

B. HASIL ANALISIS DATA 1. Hasil Uji Asumsi

a. Uji normalitas

Tabel V. Data Uji Normalitas

Kelompok Kolmogorov-Smirnov (sig.)

Kontrol 0.019

Eksperiment 0.200

Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas hasil uji normalitas

(58)

38

atau nilai probabilitas kelompok kontrol lebih kecil dari 0.05

sedangkan nilai probabilitas kelompok eksperiment adalah 0.200 atau

lebih besar dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa distribusi sampel

penelitian kelompok kontrol adalah tidak normal sebab nilai

probabilitas kelompok kontrol lebih kecil dari 0.05 dan distribusi

sampel penelitian kelompok eksperiment adalah normal sebab nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0.05.

b. Uji homogenitas

Tabel VI. Data Uji Homogenitas Varians

Mean Median

Levene test (sig.) 0.097 0.104

Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas mean adalah 0.097

dan nilai probabilitas median adalah 0.104. Hal ini berarti data berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama karena nilai

probabilitas lebih besar dari 0.05, atau sample kelompok kontrol dan

kelompok eksperiment berasal dari populasi yang memiliki prestasi

belajar yang sama.

2. Hasil Uji Hipotesa

Penelitian ini menggunakan metode statistik nonparametrik sebab

hasil uji sample menunjukkan data tidak berdistribusi normal. Alat uji yang

(59)

a. Pretestkelompok kontrol – eksperimen

Tabel VII. Data UjiPretest

Kelompok

2.589 0.114 1.694 0.097

Berdasar data tabel tersebut di atas terlihat adanya perbedaan

antara nilai rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen. Nilai F sebesar 2.589 dengan probabilitas

0.114 adalah lebih besar dari probabilitas 0.05, berarti varians

populasi prestasi belajar subjek kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen adalah sama. Nilai t sebesar 1.694 dengan probabilitas

0.097 adalah lebih besar dari 0.05, berarti terbukti bahwa ada

perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

b. Posttest-pretestkelompok kontrol – eksperimen

Tabel VIII. Data UjiPosttest-pretest

Kelompok

1.270 0.266 -14.071 0.000

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan

nilai rata-rata prestasi belajar kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Nilai F sebesar 1.270 dengan nilai probabilitas 0.226

(60)

40

kontrol dan kelompok ekaperimen adalah sama. Nilai t sebesar 14.017

dengan probabilitas 0.000 adalah lebih besar dari 0.05, berarti bahwa

terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen.

c. Posttestkelompok eksperimen

Tabel IX. Data UjiPostest

Mann-Whitney U Z Asymp. Sig. (2-tailed) nilai prestasi

belajar subjek setelah mengikuti

penelitian

6.000 -5.854 0.000

Berdasarakan tabel tersebut diperoleh nilai probabilitas 0.000,

atau nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan

bahwa data prestasi belajar kedua kelompok berbeda secara

signifikan. Hal ini menunjukkan prestasi belajar kelompok kontrol

yang tidak menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok

benar-benar berbeda dengan prestasi belajar kelompok eksperiment

yang menggunakan strategi belajar mengajar kerja kelompok (lihat

Lampiran II. Alat Uji dan Data Eksperimen: Tabel Data Nilai

Prestest-Posttest Prestasi Belajar Subjek).

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan deskripsi data dan hasil analisis data penelitian di atas

tampak adanya perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar siswa kelompok kontrol

dan kelompok eksperiment yang dipengaruhi oleh adanya perbedaan strategi

(61)

Strategi belajar mengajar yang diterapkan pada kelompok kontrol tidak

memungkinkan bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuan diri siswa untuk

terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih pada posisi pasif

sebagai penerima informasi yang ada dibandingkan menggali/ menemukan

sendiri dan mengembangkan informasi tersebut. Hal ini dapat membosankan bagi

siswa dan tampak dari hasil observasi bahwa guru membacakan materi belajar

dan siswa mencatat apa yang dibacakan oleh guru tersebut. Siswa tampak

mencatat tetapi ada siswa yang hanya berpura-pura saja mencatat dan sebenarnya

siswa tersebut menggambar tokoh kartun atau karikatur dalam buku catatannya.

Selain itu, ada siswa yang berbicara dengan siswa lain yang duduk berdekatan.

Strategi belajar mengajar yang diterapkan pada kelompok kontrol ini tidak

memungkinkan bagi guru untuk mengontrol sejauh mana siswa dapat memahami

materi yang diajarkannya walaupun guru mencoba memberikan waktu bagi siswa

untuk bertanya tentang materi yang mereka pelajari hari itu. Waktu yang

disediakan guru bagi siswa tampak tidak efektif sebab siswa lebih memilih untuk

bersiap-siap mengakhiri proses belajar mengajar dan membereskan buku-buku

serta alat tulis mereka dibandingkan membahas materi belajar. Hal-hal tersebut di

atas di dukung oleh hasil analisis data prestasi belajar siswa kelompok kontrol

yang hanya sedikit sekali mengalami peningkatan nilai prestasi belajar (lih. Tabel

Data NilaiPretestdanPostestPrestasi Belajar Subjek pada Lampiran II: Alat Uji dan Data Instrumen). Prestasi belajar yang di capai siswa kelompok kontrol

berbeda sekali dengan prestasi belajar yang di capai siswa kelompok eksperimen.

Strategi belajar mengajar yang ditetapkan pada kelompok eksperimen

(62)

42

secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa lebih pada posisi menggali dan

mengembangkan informasi dari guru. Hal ini tampak dari hasil observasi yang

menunjukkan siswa bersama dengan siswa lain dalam kelompok mendiskusikan

tujuan kelompok setelah mengetahui gambaran materi belajar dari guru

(Roestiyah, 1991). Siswa kemudian mengetahui adanya tugas yang harus

diselesaikan oleh kelompok dan kelompok memiliki kebebasan dalam memilih

cara penyelesaian tugas (Umar dan Sartono, 2001). Hasil observasi menunjukkan

adanya penyebaran informasi dan ide serta penentuan alat/ bahan yang

diperlukan kelompok Proses tersebut memunculkan kepemimpinan yang tampak

dari observasi bahwa siswa saling bergantian memberikan pengarahan dan

mengingatkan akan tujuan kelompok selama mereka bekerja dalam kelompok

(Hasibuan dan Moedjiono, 1998). Selama siswa belajar dalam kelompok terjadi

interaksi dan kerjasama kelompok. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang

bergantian mengkomunikasikan ide (seperti mengungkapkan pendapatnya

kepada kelompok) (Walgito, 2007), melakukan pembagian kerja (seperti

menugaskan seorang siswa sebagai pencatat dan pelapor hasil kerja kelompok)

(Hasibuan dan Moedjiono, 2001) dan saling berkoordinasi (seperti menyatukan

pendapat, melaporkan hasil kerja kepada siswa lain dalam kelompok) (Walgito,

2007). Selama kerja kelompok berlangsung guru mengamati siswa, mendatangi

kelompok-kelompok, dan memberikan bantuan berupa pertanyaan kepada siswa

ketika mereka kesulitan menemukan jawaban atas permasalahan yang mereka

hadapi kemudian mengevaluasi hasil kerja kelompok (Hasibuan dan Moedjiono,

1998). Selain itu, guru membantu siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok

(63)

keseluruhan materi yang telah dipelajari siswa dalam kelompok (Roestiyah,

1991). Hal ini memungkinkan bagi guru untuk mengontrol sejauh mana siswa

memahami materi belajar (Roestiyah, 1991), sejauh mana siswa menguasai

materi belajar, sejauh mana siswa dapat bekerjasama dan membuat rencana

(Ulihbukit, 1984). Strategi belajar mengajar kerja kelompok yang diterapkan

guru memotivasi siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar,

mengembangkan keterampilan bertanya dan berdiskusi, menghargai pendapat

Gambar

Tabel I. Variable Extranous
Tabel II. Blue-print Tes Prestasi Belajar Kimia: Tata Nama Senyawa
Tabel III. Perlakuan dan Observasi terhadap Subjek
Tabel V. Data Uji Normalitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, mata pencaharian masyarakat akan dapat ditingkatkan (melalui penciptaan pendapatan, peningkatan akses terhadap sumber daya alam dan mengurangi

Untuk itu Komite PPI bekerja sama dengan diklat rumah sakit mengadakan in house training pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang isolasi bagi petugas di

Pada gambar 5 juga dapat dilihat, bahwa limbah cair kain jumputan yang telah diadsorpsi oleh karbon aktif dengan perlakuan aktivasi kimia dan perlakuan aktivasi kimia

Hasil analisis hubungan kemelimpahan fitoplankton dengan faktor lingkungan menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti salinitas, pH, kecerahan, oksigen terlarut

Berdasarkan hasil uji coba dari operasi date implementasi SQL dari database Nilai Mahasiswa dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Operasi date yang digunakan

Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan eksplorasi kinematika gerak dengan pemanfaatan video pada kamera atau handycame dan software video analisis

yaitu pengukuran tekanan darah yang pertama dilakukan sebelum intervensi SSBM (P0), pengukuran kedua dilakukan setelah pemberian intervensi yang pertama (P1),

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar 8 Konsumsi Pakan Sapi Bali yang diberikan Pakan Daun Kelor (Moringa oleifera).. JUMRIAH SYAM 1 , MUHAMMAD NUR 1