II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Tanaman Air
Indonesia yang beriklim tropis, mempunyai tanah yang subur dan kondisi ini sangat cocok untuk pertumbuhan aneka jenis tanaman air. Sebagian besar tanaman air menghendaki cahaya matahari secara langsung. Lingkungan dengan kondisi air yang hangat disukai oleh tanaman air. Kisaran suhu optimalnya antara 180 – 250 C dan rata-rata tanaman air tumbuh di daerah dataran rendah hingga sedang, namun ada juga di daerah dataran tinggi (Suryanata, 2007).
Menurut Marianto (2001) dan Murhananto (2003), tanaman air dibedakan dalam 4 (empat) tipe yaitu tanaman air oksigen (Oxygenerator), tanaman air lumpur (Bog Plant), tanaman air pinggir (Marginal Plant) dan tanaman air mengapung (Floating Plant).
Tanaman air oksigen (Oxygenerator) mampu membersihkan udara sekaligus menyerap kandungan garam yang berlebihan di dalam air. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat berlindung dan menyimpan telur ikan. Seluruh bagian tanaman ini tenggelam di dalam air dan lazimnya sebagai tanaman penghias akuarium. Berdasarkan cara perbanyakannya dibedakan dua jenis yaitu tanaman berakar (rooted plant) seperti Amazone sword plant,
Spatterdock, Synnema triflorum, dan tanaman bercabang (branch plant)
seperti Cabomba, Elodea densa, Talenthera lilaciana.
Tanaman Air Lumpur (Bog Plant) ini hidup di daerah berlumpur dan sedikit digenangi air. Termasuk tanaman ini adalah giant arum, iris, cat tail
dan papyrus. Tanaman ini sering digunakan sebagai penghias kolam yang
terbuat dari tanah dan bisa langsung ditancapkan. Tanaman ini sering digunakan untuk menciptakan kesan alami pada kolam dan hidupnya dipinggiran kolam.
Tanaman Air Pinggir (Marginal Plant) biasanya ditanam di bagian pinggir kolam sebagai latar belakang kolam. Tanaman ini memiliki akar dan batang yang terendam di dalam air seperti Cyperus alternifolius (rumput
payung), pickerel rush, Pastia stratiotes, arrowhead (sagitaria) dan Typha angustifolia (ekor kucing).
Tanaman air mengapung (Floating Plant) tidak memerlukan tanah sebagai media tanam dan mengapung di permukaan air. Tanaman ini hidup dari menyerap udara dan unsur hara yang terkandung di dalam air seperti Azolla pinata, Eichornia crassipes (enceng gondok), Pistia stratiotes (apu-apu).
Tanaman air dalam akuarium mampu menciptakan keseimbangan ekosistem yang baik karena berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi yang membuat ekosistem lebih mendekati habitat asli. Akuarium yang diberi tanaman air, menyebabkan ikan hidup lebih sehat, lincah dan warnanya lebih cemerlang, hal ini karena adanya hubungan mutualisme antara ikan dan tanaman air yang mendapatkan kondisi seimbang. Selain itu membuat penampilan akuarium lebih hidup, indah, menarik dan memberikan kesan alami, apalagi bila ditata dengan baik dan dipadukan secara serasi (Roospitasari dan Budiana, 2004).
B. Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo”
Kelompok Bunga Air yang berdiri pada tahun 1999, bergerak di bidang usaha tanaman hias akuarium dan mensuplai kebutuhan tanaman air pada berbagai perusahaan eksportir. Kelompok ini membudidayakan berbagai jenis tanaman air yang sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan antara lain jenis
Anubias, Cabomba caroliniana, Egeria densa, Glossostigma, Hygrophilla
polysperma, Vallisnaria spiralis, Echinodorus tenellus, Rotala macrandra dan lain-lain.
Jenis-jenis tanaman yang dihasilkan kelompok Bunga Air ini sebagian besar di ekspor oleh perusahaan ekportir ke beberapa negara antara lain Singapura, Perancis, Portugal, Belanda, Italia, Denmark, Jerman, Amerika Serikat dan negara lainnya.
Dalam rangka mengembangkan usahanya, kelompok Bunga Air ini menjalin kemitraan dengan berbagai pihak antara lain dalam hal pemasaran,
permodalan, pembinaan manajemen, pembinaan teknologi dan sarana produksi.
Disamping itu kelompok ini selalu aktif mengikuti berbagai pameran ikan hias dan tanaman hias akuarium baik yang dilaksanakan di dalam negeri maupun luar negeri guna memperkenalkan dan mempromosikan produk tanaman hias akuarium.
C. Prospek Bisnis Tanaman Hias Akuarium
Hubeis (2005) mengemukakan bahwa keberhasilan bisnis dapat dilihat dari adanya potensi keunggulan yang dicirikan oleh sektor ekonomi (termasuk jenis potensi, kemampuan produksi (keahlian dan ketrampilan), lokasi (lingkungan) dan kinerja (keunggulan daya saing dan pangsa pasar).
Dalam memasuki era globalisasi dan pasar bebas di abad XXI yang penuh dengan kompleksitas, persaingan, keanekaragaman dan dinamika, maka dunia bisnis sebagai pilar ekonomi Indonesia, hendaknya dapat memainkan peran optimal dalam penyerapan tenaga kerja, pengembangan wilayah, penyerapan teknologi, kemampuan ekspor dan berkompetisi.
Seiring dengan perkembangan perkotaan, perumahan, gedung-gedung bertingkat, apartemenn-apartemen, kebutuhan tanaman hias akuarium semakin meningkat. Bisnis tanaman air semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya penjual dan semakin beragamnya jenis tanaman hias akuarium yang dijual. Hampir semua jenis tanaman air memiliki potensi besar untuk dikembangkan (Marianto, 2001)
Usaha tanaman hias akuarium merupakan salah satu bisnis yang mampu menyerap tenaga kerja, pengembangan wilayah, penyerapan teknologi dan berkompetisi dengan negara lain karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar.
D. Pemasaran Tanaman Hias Akuarium
Pemasaran memainkan peranan yang penting dalam dunia usaha dan dilakukan setiap perusahaan didasarkan pada strategi pemasaran yang
ditetapkan untuk mencapai sasaran pasar yang dituju. Keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya ditentukan oleh ketepatan strategi pemasaran yang ditetapkan dengan situasi dan kondisi dari sasaran pasar yang dituju. Oleh karena itu aspek pasar perlu dikaji, sehingga dapat ditentukan sasaran yang tepat (Assauri, 2007).
Prospek pasar tanaman air termasuk tanaman hias akuarium baik di dalam negeri maupun luar negeri sangat terbuka. Permintaan tanaman air termasuk tanaman hias akuarium terus meningkat dan membuka peluang untuk terus dikembangkan. Saat ini Indonesia baru dapat memenuhi sekitar sepuluh persen dari permintaan dunia dan bila dilakukan dengan serius akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani (Roospitasari dan Budiana, 2004).
E. Kelayakan Usaha dari Aspek Keuangan
Keuangan merupakan aspek yang penting dari sisi investor. Informasi keuangan diperlukan untuk memberikan gambaran perusahaan dan perkembangannya. Aspek ini sangat penting karena sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi (Darsono, 2004).
Menurut Fuad, dkk (2003), studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis prakiraan aliran kas akan terjadi. Pada umumnya ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi yaitu metode Payback Periode, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index dan Break Even Point serta Benefit-Cost Ratio. Dengan menggunakan metode-metode tersebut suatu usaha dapat dinilai tingkat kelayakan usahanya.
Menurut Umar (2005a), ada beberapa aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis yaitu aspek pasar, pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, keuangan, sosial ekonomi, lingkungan dan legalitas.
F. Alat Analisa Strategi Pengembangan Usaha
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 2006).
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT yang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi Strengths-Opportunities (SO), Weaknesses-Opportunities (WO), Strengths-Treaths (ST) dan Weaknesses- Treaths (WT). Strategi SO menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memabfaatkan peluang, strategi WO menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, strategi ST menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan strategi WT menghasilkan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen strategik yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses usaha internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Widjaja, 2003).
Sistem Balanced Scorecard merupakan sistem evaluasi modern untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memiliki peran yang signifikan pada`tahap formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi (Umar, 2005b). Dalam pengukuran kinerja perusahaan, pengendalian dan evaluasi perlu menyusun balanced scorecard dengan memandang dari 4 (empat) perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan unit bisnis. Sebagai langkah awal dalam menyusun balanced scorecard, pertimbangkan tujuan-tujuan, pernyataan visi dan misi dan kunci-kunci untuk mencapai keberhasilan harus melakukan analisis SWOT (Gaspersz, 2006).
G. Kemitraan Usaha
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan (PP No. 44, 1997).
Permasalahan mendasar yang ada pada usaha kecil dan menengah adalah kurangnya kemampuan manajemen dan profesionalisme serta terbatasnya akses terhadap permodalan, teknologi dan jaringan pemasaran. Oleh karena itu pengembangan kemitraan usaha merupakan hal yang penting untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan (Departemen Pertanian, 2002) Kemitraan merupakan rangkaian proses yang dimulai dengan
mengenal calon mitra usaha, membangun hubungan dengan calon mitra, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, mulai membangun strategi, mengembangkan program, melaksanakan dan terus memonitor serta mengevaluasi sampai target sasaran tercapai.
Beberapa pola kemitraan dapat diterapkan dalam pengembangan usaha antara lain pola inti plasma, kontrak beli, sub kontrak, dagang umum, kerjasama operasional, keagenan, vendor dan sebagainya.
Kemitraan dalam rangka keterkaitan usaha diselenggarakan melalui pola-pola yang sesuai dengan sifat dan tujuan usaha yang dimitrakan dengan diberikan peluang kemitraan seluas-luasnya kepada usaha kecil oleh pemerintah dan dunia usaha. Pada prinsipnya dalam kemitraan usaha harus memperhatikan prinsip kesetaraan hukum, saling memerlukan, saling memperkuat, saling menguntungkan dan berkelanjutan.