• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak. Rp Rp Rp Rp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak. Rp Rp Rp Rp"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini penerimaan pajak untuk pembangunan sangatlah besar dengan proporsi 70% lebih pendapatan negara yang berasal dari pajak. Pendapatan Negara berdasarkan APBN untuk tahun 2013 terdiri dari Pajak Dalam Negeri Rp 1.099,94 triliun dengan presentase sebesar 73,23%, Sumber Daya Alam (SDA) Rp 203,73 triliun dengan presentase sebesar 13,56%, Pajak Perdagangan Internasional Rp 48,42 triliun dengan presentase sebesar 3,22%, Penerimaan Bukan Pajak (selain SDA) Rp 149,92 triliun dengan presentase sebesar 9,98% dimana Pendapatan Negara terbesar berasal dari Pajak Dalam Negeri. Sumber penerimaan negara itu sendiri berasal dari berbagai sektor, baik dari sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman dari luar negeri. Upaya untuk mengurangi ketergantungan sumber penerimaan eksternal, pemerintah terus berusaha untuk memaksimalkan penerimaan internal.

Tabel 1.1

Penerimaan Pajak

Tahun Penerimaan Pajak

(dalam miliar rupiah) 2009 2010 2011 2012 2013 Rp619.922 Rp723.307 Rp873.874 Rp1.016.237 Rp1.192.994 *Sumber: Departemen Keuangan (http://www.bps.go.id/)

Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari data tersebut bahwa pajak selalu dituntut untuk selalu memberikan kontribusi dalam membiayai kegiatan pemerintah. Penerimaan pajak naik dari tahun ke tahun disebabkan oleh peran kepatuhan Wajib Pajak dalam mendongkrak kenaikan

(2)

penerimaan dalam sektor perpajakan dan mempengaruhi realisasi pendapatan Negara. Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan posisi strategis dalam upaya peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak. Dengan demikian pengkajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak sangat perlu mendapat perhatian karena faktor-faktor tersebut berasal dari dalam diri Wajib Pajak masing-masing.

Pemungutan pajak memang bukan suatu pekerjaan yang mudah, disamping peran serta aktif dari aparat pajak, juga dituntut kemauan dari para Wajib Pajak itu sendiri. Salah satu bentuk reaksi masyarakat dapat dilihat dari kemauan Wajib Pajak untuk membayar pajaknya. Kemauan dan kesadaran membayar pajak merupakan suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang (yang telah ditetapkan oleh peraturan) yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak mendapat kontribusi secara langsung. Menurut Jatmiko (dikutip dari jurnal Arum, 2012:1), kesadaran Wajib Pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.

Untuk itu perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak agar memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi mencapai target pajak. Kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara rutin dikaji mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Wajib Pajak.

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak apabila dilihat dari Wajib Pajak itu sendiri dan di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak, yaitu kesadaran membayar pajak, pemahaman Wajib Pajak tentang manfaat pajak, pemahaman sanksi pajak dan kualitas pelayanan fiskus. Alasan diambilnya keempat variabel ini adalah karena tingkat kesadaran dalam diri Wajib Pajak bisa mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak, jika pelayanan yang dilakukan petugas pajak baik kemungkinan kesadaran dalam patuh untuk membayar pajak akan semakin meningkat. Serta tingkat pemahaman Wajib Pajak mengenai sanksi dan manfaat pajak dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak.

Fakta di lapangan memaparkan bahwa tidak semua Wajib Pajak patuh dan membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ada berbagai macam motif yang dilakukan oleh Wajib Pajak, dari keengganan dalam melaporkan harta riil yang

(3)

mereka miliki hingga sebatas keengganan mendatangi kantor pelayanan pajak dalam rangka pemenuhan kewajiban pelaporan perpajakan mereka.

Secara sederhana, tingkat kepatuhan Wajib Pajak tercermin dalam presentase pelaporan Pajak Penghasilan Tahunan, SPT Tahunan, baik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan. Berdasarkan data monitoring SPT Tahunan di Indonesia sendiri untuk tahun pajak 2010, Wajib Pajak yang melaporkan SPT Tahunan sebanyak 6.388.498 Wajib Pajak. Jumlah ini kemudian meningkat menjadi 9.891.120 di tahun 2011 dan untuk tahun pajak 2012 hingga tanggal 30 September 2013 sebanyak 9.921.066. Sementara itu, jumlah Wajib Pajak terdaftar yang wajib SPT per 31 Desember 2012 sebanyak 17.731.736 Wajib Pajak. Maka rasio 55,95 persen untuk tingkat kepatuhan di tahun pajak 2012 belum dapat dikatakan tinggi jika kita melihat kembali SE-06/PJ/2012 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT untuk Tahun Pajak 2012. Dalam surat edaran tersebut, Dirjen Pajak memberikan target rasio terendah sebesar 60 persen, ini pun hanya untuk wilayah Pulau Nusa Tenggara dan Papua (http://www.pajak.go.id/).

Minimnya kesadaran Wajib Pajak, ketegasan pelaksanaan sanksi dan denda, kurangnya kualitas pelayanan hingga sisi manfaat pajak yang tidak dapat dirasakan langsung oleh Wajib Pajak merupakan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Ketidakfahaman Wajib Pajak tentang manfaat pajak menjadi menarik untuk ditelaah lebih lanjut, mengingat struktur pembiayaan di Indonesia yang unik, dimana lebih dari 70 persen APBN yang berasal dari penerimaan Pajak. Pemanfaatan APBN yang meliputi berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur daerah, hingga subsidi BBM, ternyata masih membutakan mata masyarakat tentang manfaat langsung pajak bagi mereka.

Beberapa penelitian mengenai kepatuhan perpajakan telah dilakukan oleh para peneliti, seperti penelitian yang dilakukan oleh Robin (2013), menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh antara faktor kesadaran membayar pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2012) yang menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara dua variabel tersebut. Hal ini diperkuat dengan adanya peneltian yang telah dilakukan oleh Fikriningrum dan Syafruddin (2012).

(4)

Sampel yang terbatas pada satu Kantor Pelayanan Pajak sulit untuk digeneralisasikan hasilnya dan masih terdapat faktor lain yang bisa mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak. Dengan pajak yang menjadi sumber utama pemerintah tetapi penerimannya belum optimal karena tingkat kepatuhan pajak yang masih rendah, oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak yang berbeda dengan variabel yang berbeda pula. Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa dengan variabel tingkat kesadaran membayar pajak, pemahaman Wajib Pajak tentang manfaat pajak, pemahaman tentang sanksi dan kualitas pelayanan fiskus.

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka dilakukan penelitian yang mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakanya. Penelitian ini berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TIGARAKSA TANGERANG”.

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tigaraksa yang beralamat di Jl. Permata Raya C1 No. 100, Lippo Karawaci, Binong, Tangerang.

Untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, oleh karena itu peneliti membatasi ruang lingkup dari penelitian ini hanya pada pengaruh tingkat kesadaran membayar pajak, pemahaman Wajib Pajak terhadap manfaat pajak, pemahaman tentang sanksi pajak dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, serta dibatasi pada data yang diperoleh melalui kuesioner yang diterima dan diisi oleh Wajib Pajak Orang Pribadi di dalam lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

(5)

1. Menganalisis apakah tingkat kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa. 2. Menganalisis apakah pemahaman yang dimiliki Wajib Pajak Orang

Pribadi tentang manfaat pajak dapat berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa.

3. Menganalisis apakah pemahaman yang dimiliki Wajib Pajak tentang sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa.

4. Menganalisis apakah kualitas pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakan di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa. 1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapatkan pemahaman ilmu yang lebih dalam mengenai perpajakan khususnya dalam hal ini mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa

Dapat memberikan masukan mengenai tindakan yang dapat diambil oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa guna mengetahui kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah dilayaninya dalam hal pemenuhan kewajiban pajak.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang.

(6)

4. Bagi masyarakat luas

Diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas terutama kepada masyarakat yang belum sadar akan pentingnya membayar pajak dan manfaat atas membayar pajak guna meningkatkan kesejahteraan negara dan kesadaran dalam pemenuhan kewajiban perpajakan bagi masyarakat luas terutama Wajib Pajak.

1.4 Metodologi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menganalisis kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi beserta faktor-faktor yang mempengaruhi di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Tangerang. Karakteristik penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. 2. Penelitian ini melibatkan banyak sampel.

3. Unit analisisnya adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Tigaraksa Tangerang.

4. Lingkungan penelitian yaitu lingkungan riil.

5. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1.5 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dibuat untuk mengurutkan bab–bab yang ada dalam skripsi ini beserta penjelasannya, menguraikan permasalahan secara berurutan agar lebih mudah dipahami. Adapun garis besar sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini berisi mengenai tentang pembahasan landasan teori pada masalah yang menjadi fokus penelitian, bahasan hasil–hasil penelitian

(7)

sebelumnya yang sejenis dan kententuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data, variabel yang digunakan serta uji statistik yang dipakai untuk mengolah data.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Bab ini berisi mengenai jawaban responden berdasarkan item-item setiap variabel. Analisis dalam bab ini terdiri dari deskriptif statistik, pembahasan dan interpretasi penelitian. Hasil dari analisis ini akan memberikan jawaban atas perumusan masalah yang telah dibuat di bab 1 dan juga melibatkan apakah hasil penelitian sesuai atau tidak dengan hipotesis awal yang telah dibuat.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang di dapat dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diungkapkan, serta dalam bab ini penulis memberikan saran berdasarkan kesimpulan penelitian. Selain itu, penulis mengemukakan keterbatasan pada saat melakukan penelitian.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan biji anggur yaitu sebagai antimikrobia dalam kosmetik, serta meningkatkan pemanfaatan angkak yaitu tidak

Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kepala Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Vll Basariah : Determinan Pemanfaatan Dukun Bayi Dalam Pertolongan Persalinan Di

a. Dalam rangka Pengumpulan Data kelengkapan pengurusan tanda tangan Digital KPA dan PPTK untuk penerapan SPJ Online ke Kec. IV Jurai dan Kec. Hasil dari Pengumpulan Data

[r]

Team keabsahan berhak melakukan pemeriksaan melalui Test Forensik bagi pemain yang diragukan kebenaran umurnya, atlit yang menolak Test Forensik akan didiskualifikasi dan

Team keabsahan berhak melakukan pemeriksaan melalui Test Forensik bagi pemain yang diragukan kebenaran umurnya, atlit yang menolak Test Forensik akan didiskualifikasi dan tidak

Peserta yang tidak ada datanya atau belum melunasi uang pendaftaran akan dicoret dan tidak dipertandingkan (pada saat Manager Meeting harus lunas uang pendaftaran dan

bahwa untuk menyelenggarakan tata usaha piutang pajak yang baik, dipandang perlu menghapus piutang pajak sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, dan tata