• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 MI PABELAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 MI PABELAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN METODE

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 MI PABELAN

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh

MUHAMMAD SAALIKUDDIIN

NIM: 115 10 039

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN METODE

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 MI PABELAN

KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh

MUHAMMAD SAALIKUDDIIN

NIM: 115 10 039

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Muhammad Saalikuddiin

NIM : 115 10 039

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pelapukan Batuan Dengan Metode Contextual Teaching And learning (CTL) Pada Siswa Kelas V Semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 9 September 2016 Pembimbing

Dr.Budiyono Saputro, M.Pd. NIP.197406302009121001 KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jln. Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon:(0298)6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

(5)

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PELAPUKAN BATUAN DENGAN METODE

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 MI PABELAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD SAALIKUDDIIN NIM : 115 10 039

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 September 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Winarno, M. Pd. __________________ Sekretaris Penguji : Dr. Budiyono Saputro, M. Pd. __________________ Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. __________________ Penguji II : Sutrisna, M. Pd. __________________

Salatiga, 1 Oktober 2016

Dekan FTIK

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002 KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jln. Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon:(0298)6031364 Salatiga 50716 Website : tarbiyah.iainsalatiga.ac.id E-mail : tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini: Nama : Muhammad Saalikuddiin

NIM : 115 10 039

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 5 September 2016 Penulis.

(7)

MOTTO

1. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu

bersedih hati, padahal, kamulah orang-orang yang paling tinggi

(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman (QS. Ali

Imran: 139)

2. Masalah dan kesulitan memberi kesempatan kepada kita untuk

menjadi lebih kuat dan lebih baik (penulis)

3. Berilah yang terbaik, jika ingin meraih yang baik (penulis)

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan suka cita, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibunda (Nuryanti) dan ayahanda (Suhudi), terima kasih atas kasih sayang yang kalian berikan, serta do‟a dan dorongannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Seluruh guru dan karyawan MI Pabelan yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

3. Teman seperjuangan baik PGMI secara khususnya maupun IAIN secara umumnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

4. Seluruh keluarga besar Studen Sport Club (SSC) IAIN Salatiga yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

5. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga tempat penulis menuntut ilmu.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

Judul skripsi ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pelapukan Batuan Dengan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V Semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dengan semua saran, kritik sumbangan pikiran dan tenaga sehingga selesailah penyusunan proposal ini.

Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti.

3. Bapak Drs. Abdul Syukur, M. Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama enam tahun.

4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

(10)

6. Bapak/ibu guru MI Pabelan yang telah memberikan ijin serta membantu terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak (Suhudi) dan ibu (Nuryanti) serta segenap keluarga besar yang telah membantu dan mendo‟akan kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Rekan-rekan seangkatan baik di PGMI maupun di IAIN yang saling membantu dan mendukung proses penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan kelemahan. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, semua pembaca dan dunia pendidikan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Salatiga, 5 September 2016 Penulis

(11)

ABSTRAK

Saalikuddiin, Muhammad. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pelapukan Batuan Dengan Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V Semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata kunci: Hasil Belajar IPA dan CTL

Pembelajaran IPA akan lebih bermakna apabila menggunakan metode. Metode sangat penting untuk meningkatkan kemampuan non verbal siswa. Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan salah satu dari alternatif dalam menunjang proses pembelajaran. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu apakah dengan metode Contextual Teaching And

Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti mata

pelajaran IPA kelas V semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 22 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, metode Contextual Teaching

And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pelapukan

batuan pada siswa kelas V semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil belajar siswa, jumlah siswa yang mencapai tuntas KKM pada pra siklus yaitu 9 %. Pada siklus 1 mencapai 41 %. Pada siklus 2 mencapai 68,1 %. Pada siklus 3 mencapai 86,3 %. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus adalah 48,1, pada siklus 1 adalah 68,1, pada siklus 2 adalah 78,1, dan pada siklus 3 nilai rata-rata mencapai 86,3.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

(13)

3. Langkah-langkah Penelitian ... 10

4. Instrumen Penelitian ... 11

5. Teknik Pengumpulan Data ... 12

6. Analisis Data ... 13

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPA ... 16 5. Materi Pelapukan Batuan ... 26 2. Prinsip komponen CTL ... 3. Langkah-langkah pembelajaran CTL ... 4. Kelebihan dan kekurangan pendekatan CTL ... Kaitan Hasil Belajar IPA dengan Pendekatan CTL ...

29 30 31 32 36 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Keadaan Subyek, obyek, waktu dan lokasi ... 1. Sejarah dan letak geografis ... 2. Visi Misi dan Tujuan ... 3. Waktu Penelitian ... 4. Lokasi Penelitian ...

38

(14)

2. Pelaksanaan Tindakan ... Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... 1. Perencanaa Tindakan ... 2. Pelaksanaan Tindakan ... 3. Observasi ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan Metode CTL ... 32

Tabel 3.1 Siswa kelas V MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ………. 38 Tabel 3. 2 Alokasi Waktu Perbaikan Pembelajaran ... 40 Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus ……….. 60

Tabel 4.2 Nilai Siswa Siklus I... 62

Tabel 4.3 Nilai Siswa Siklus II... 64

Tabel 4.4 Nilai Siswa Siklus III ... 66 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III ...

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Diagram Batang Rentang Nilai Prasiklus ... Gambar 4. 2 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Prasiklus ... Gambar 4. 3 Diagram Batang Rentang Nilai Siklus I ... Gambar 4. 4 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus I ... Gambar 4. 5 Diagram Batang Rentang Nilai Siklus II ... Gambar 4. 6 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus II ... Gambar 4. 7 Diagram Batang Rentang Nilai Siklus III ... Gambar 4. 8 Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus III ... Gambar 4.9 Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – Siklus III...

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Siklus I ... Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Siklus II ...

106

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Siklus III ... Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus III ... Lampiran 7 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... Lampiran 9 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III ... Lampiran 10 Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru Siklus III ... Lampiran 13 Dokumentasi ... Lampiran 14 Surat Pengantar Lembaga ... Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian ... Lampiran 16 Lembar Konsultasi Pembimbing ... Lampiran 17 Daftar SKK ... Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup ...

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madarasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas) (Tohirin, 2009: 5). Itulah salah satu alasan mengapa pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap orang. Selain itu, pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas (Tohirin, 2009: 5). Sehingga pendidikan sangat diperlukan oleh setiap individu sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks dan penuh dengan persaingan. Maka disinilah pendidikan berperan sebagai penentu kualitas, daya saing dan nilai dari setiap individu.

(19)

Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

(Qs. Al-Alaq. : 1-5) .

Bahkan ALLAH melaknat orang yang tidak mau belajar, hal ini sesuai dengan firman Allah berikut ini :

ْدَقَل َو

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat

lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.(Q.S. al-A‟raf, 7: 179).

Namun pada kenyataannya pendidikan di Indonesia saat ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pendidikan di Indonesia masih sangat rendah kualitasnya jika dibandingkan dengan negara lain. Programme for

international student assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa dari 41

(20)

pelajaran juga ikut menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Dalam hal inilah kompetensi pedagogis seorang guru sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa terlibat aktif dalam proses belajar yang berlangsung.

Belajar yang sesungguhnya harus dapat membuat perubahan dalam diri siswa baik dalam segi pengetahuan, pemahaman, maupun sikap siswa. Tingkat keberhasilan siswa dapat diukur melalui sebuah insrtumen penilaian berupa tes tertulis, lisan, maupun pengamatan terhadap sikap siswa. Hasil belajar siswa di sekolah sering diindikasikan dengan permasalahan belajar dari siswa tersebut dalam memahami materi. Indikasi ini dimungkinkan karena factor belajar siswa yang kurang efektif, bahkan siswa sendiri tidak merasa termotifasi di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga menyebabkan siswa kurang atau bahkan tidak memahami materi yang bersifat sukar yang diberikan oleh guru tersebut (Daryanto, 2013: 1-2).

(21)

kurang menarik merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa.

Dalam hal ini peran guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran yang berbasis konfensional. Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik (Daryanto, 2013: 2).

Hubungan komunikasi yang baik antara guru dan murid tersebut dapat ditentukan melalui penggunaan media, metode, maupun pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Karena penggunaan media, metode maupun pendekatan yang tepat mampu membangun minat dan konstrentasi pada siswa sehingga akan terwujud komunikasi yang baik antara guru dan murid serta pembelajaran yang berlangsung lebih menarik dan tidak membosankan.

(22)

Ilmu Pengetahuan Alam diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar sekitar (Departemen Agama RI, 2004: 205-206).

CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Riyanto, 2012: 159). Pembelajaran semacam ini tidak berpusat pada sesuatu yang pasti sebagai sumber dan informasi belajar, sumber belajar bisa dari mana saja, baik dari lingkungan sekolah, lingkungan masysrakat, lingkungan keluarga atau peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi.

(23)

Permasalahan pembelajaran yang kurang efektif juga terjadi di MI Pabelan. Pembelajaran IPA yang berlangsung selama ini masih bersifat doktrin dengan metode ceramah saja. Pembelajaran yang baik harusnya mampu melibatkan siswa secara aktif sebagai bagian dari proses pembelajaran. Apalagi banyaknya sumber belajar IPA yang tersedia di lingkungan sekolah hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengajar. Hal inilah yang menjadikan MI Pabelan menarik untuk dijadikan tempat berlangsungnya penelitian bagi penulis.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “

PENINGKATAN

HASIL

BELAJAR

IPA

MATERI

PELAPUKAN BATUAN DENGAN METODE

CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA SISWA KELAS V

SEMESTER 2 MI PABELAN KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

B.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah pada penelitian ini adalah:

(24)

C.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi pelapukan batuan dengan penggunaan metode CTL pada siswa kelas V semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016.

D. Hipotesis Tindakan (hipotesis)

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah Penggunaan metode CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pelapukan batuan pada siswa kelas V semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat secara teoritis

a. Untuk menambah khasanah keilmuan dan sumbangan pendidikan. b. Sebagai bahan revrensi dalam pengembangan proses pembelajaran. 2. Manfaat secara praktis

a. Bagi guru

(25)

b. Bagi siswa

Untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pelapukan batuan, serta meningkatkan perhatian, ketertarikan dan keaktifan siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA.

c. Bagi sekolah

Membantu upaya peningkatan kualitas pendidikan sekolah. d. Bagi penulis

Sebagai wawasan untuk meningkatkan kemampuan mengajar, menghadapi anak didik dengan beragam karakter dan meningkatkan kemampuan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran oleh pembaca mengenai judul penelitian ini, maka penulis menjelaskan istilah sebagai berikut:

1.Hasil Belajar IPA

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar dari siswa. Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Rusmono, 2012: 10).

2.Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

(26)

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Riyanto, 2012: 159).

3. MI Pabelan

MI Pabelan merupakan salah satu lembaga pendidikan berstatus negeri yang terletak di dusun ploso kelurahan pabelan kecamatan pabelan kabupaten semarang, dimana dalam sekolah tersebut belum menggunakan berbagai macam media pembelajaran.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan beberapa siklus tindakan setiap siklus melalui empat tahapan:

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi

d. Refleksi.

2. Subjek, lokasi dan waktu penelitian a. Subjek

Subek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa total 22 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

b. Lokasi

(27)

c. Waktu

Penelitian ini dilakukan dalam waktu kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Juli sampai September 2016.

3. Langkah-langkah penelitian a. Perencanaan

Rencana dan prosedur PTK menguraikan berbagai metode dan prosedur yang akan ditempuh, sifatnya operasional dan menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian (Mulyasa, 2011: 67). Dalam tahap ini yang peneliti lakukan adalah; mengidentifikasi masalah, merumuskan pemecahan masalah, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mempersiapkan cara menganalisis data. Menurut Arikunto (2008: 74), ada empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, observasi atau pengamatan dan refleksi.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dirancang oleh peneliti.

c. Observasi

(28)

d. Refleksi

Dalam hal ini peneliti melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dengan tujuan agar dalam pelaksanaan siklus berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik dari siklus sebelumnya. 4. Instrumen penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Kegiatan observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang terkait bersama prosesnya (Rasimin, 2011:133). Metode ini digunakan untuk mengetahui tentang guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015 / 2016.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelalsanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kometensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi (Faizalnisbah, 2013: 1).

c. Silabus

(29)

d. Tes

Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dengan CTL.

e. Lembar evaluasi

Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan dengan menggunakan CTL. Lembar evaluasi yang digunakan berupa soal/pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam yang telah diajarkan.

5. Tehnik pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tehnik observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Yonny, 2012: 58). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktifitas dan proses pembelajaran oleh guru untuk mendapatkan informasi atau data yang valid.

b. Dokumentasi

(30)

2011: 73). Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti yang valit dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai bukti dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan.

6. Analisis data

Analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah berikutnya yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua data yang telah terkumpul.

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yakni sebesar 65. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 65. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas

belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa < 65.

Selanjutnya, untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKK). Adapun KKK yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).

(31)

dinilai oleh observer, kemudian dianalisis per siklus untuk melihat perbandingan nilai yang dicapai. Selain menganalisis data yang diperoleh, analisis juga dilakukan untuk hasil pengamatan/observasi terhadap guru dalam setiap proses pembelajaran. Untuk memperoleh frekuensi relatif (persenan), digunakan rumus :

Keterangan: P = Persentase F = frekuensi

N= jumlah seluruh siswa H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menyusun dengan sistematikan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian Pustaka berisi tentang pengertian peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan dengan metode CTL.

(32)

pelajaran , dan karakteristik siswa (jumlah, usia, dan jenis kelamin, kemampuan, latar belakang), serta prosedur tiap-tiap siklus perbaikan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan refleksi.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang deskripsi per siklus yang meliputi data hasil pengamatan (observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan.

(33)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPA

1. Pengertian Hasil Belajar

Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan para pendidik terutama guru dalam membimbing belajar murid-muridnya sangat dituntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki kemampuan tinggi dalam menunaikan kewajibannya, harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai (Muhibbin Syah, 2000: 96).

Berikut penulis kemukakan beberapa definisi dari hasil belajar. Menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Mulyono Abdurrahman: 37). Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang (Sukmadinata, 2004: 102). Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 1999: 22). Menurut Dimyati dan Mudjino, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3). Menurut Charles E. Skinner dalam bukunya Essentials of educational psycology

(34)

primarily concerned with the gathering of evidence of pupil growth that

will make it posible to evalute the outcomes of instruction and learning

(35)

a. Faktor-faktor stimulus belajar

Segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Yang dikelompokkan dalam faktor stimulus belajar antar lain; Panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.

b. Faktor-faktor metode belajar

Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh peserta didik, faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut; kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi belajar, pengenalan tentang hasil belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indera, bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi intensif.

c. Faktor-faktor individual

Faktor-faktor individu meliputi; kematangan, faktor usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi (Widodo Supriyono, 2004: 139).

Menurut Muhibbin Syah, faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam, antara lain:

(36)

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam pembelajaran (Muhibbin Syah, 2000: 132).

Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

a. Faktor-faktor dalam diri individu

Faktor-faktor dalam diri individu menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari diri individu. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu.

b. Faktor-faktor lingkungan

(37)

dari luar siswa adalah faktor keluarga maupun lingkungan sekitar rumah dan lingkungan di sekolah. Jika lingkungan di luar diri siswa itu tidak mendukung untuk belajar dapat berpengaruh terhadap semangat siswa dalam belajar.

2. Macam-Macam Hasil Belajar

Macam-macam hasil belajar menurut Benyamin Bloom adalah sebagai berikut:

a. Kognitif

Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Sebagai contoh pengetahuan atau ingatan adalah menghafal nama-nama ilmiah dalam IPA. Hasil belajar berupa pemahaman siswa mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya. Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongret atau situasi khusus bisa disebut juga penerapakan abstraksi (ide, petunjuk khusus, teori) dalam situasi baru. Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya atau susunannya.

b. Afektif

(38)

yang datang dari luar kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi dan gejala. Responding/ jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar atau menjawab stimulan yang datang dari luar kepada dirinya. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau stimulan. Organisasi adalah pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasan belajar dan hubungan sosial.

c. Psikomotoris

(39)

3. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Hamalik, 2008: 159). Banyak teknik dan metode yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik atau metode pengumpulan informasi. Teknik atau metode pengumpulan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan dan perkembangan belajar siswa berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta pencapaian indikator yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dapat dilakukan atas dasar pencapaian indikator yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dapat dilakukan atas dasar pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan yang memuat satu atau lebih ranah. Berdasarkan pencapaian indikator-indikator yang dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai dan tepat. Ada tujuh pendekatan teknik atau yang dapat digunakan yaitu teknik atau metode penilaian unjuk kerja, project work, tertulis, produk, portofolio, sikap dan penilaian diri.

a. Teknik penilaian unjuk kerja

(40)

hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut siswa untuk melakukan tugas/gerak (psikomotor).

b. Project work

Project work merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu

tugas yang mencakup beberapa kompetensi yang harus diselesaikan oleh siswa dalam periode atau waktu tertentu.

c. Penilaian tertulis

Penilaian tertulis (pencil and paper test) yaitu jenis tes dimana guru dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis dan jawaban yang diberikan oleh siswa dilakukan secara tertulis pula.

d. Penilaian produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kwalitas suatu produk. Penilaian jenis ini meliputi penilaian kemampuan siswa terhadap proses pembuatan suatu produk.

e. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan khususnya aspek psikomotor/unjuk kerja siswa dalam periode tertentu.

f. Penilaian sikap

(41)

memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. g. Penilaian diri

Penilain diri atau evaluasi diri merupakan teknik/metode penilaian dimana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri yang berkaitan dengan status, proses, dan tingkat ketercapaian kompetensi yang sedang dipelajarinya dari suatu mata pelajaran tertentu (Haryati, 2008: 67). Dalam penelitian ini penulis menggunakan penilaian tertulis (pencil and paper test). Dalam penilaian tertulis ini soal-soal diberikan dalm bentuk tertulis dan jawaban tes juga tertulis.

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA

Pengetahuan Alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Departemen Agama RI, 2004: 205).

2. Fungsi IPA

Fungsi dari mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:

(42)

b. Mengembangkan keterampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kwalitas hidup sehari-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubangan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pedidikanya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. (Departemen Agama RI, 2004: 253).

3. Tujuan pengajaran IPA

a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.

c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda seta kejadian di lingkungan sekitar.

d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri.

(43)

f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

g. Mengenal dan memupuk rasa cinta pada alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. (Departemen Agama RI, 2004: 206).

4. Ruang lingkup IPA

a. Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya.

b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah dan batuan.

c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya. d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.

e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan, dan pelestariannya (Departemen Agama RI, 2002: 206).

5. Materi pelapukan batuan Pelapukan Batuan

(44)

macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis (Evelyne Mustamu, 2012: 1).

a. Pelapukan Mekanis

Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi. Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam.

Disamping merupakan contoh pelapukan mekanik yang diakibatkan oleh aktivitas tumbuhan diantaranya masuknya akar tumbuhan ke dalam tanah melalui retakan-retakan batuan. Retakan batuan akan melebar seiring dengan membesarnya akar tumbuhan. b. Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan tersebut.Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst. Proses yang terjadi dalam pelapukan kimiawi disebut

Dekomposisi.

(45)

dapat bereaksi dengan zat kimia yang ada di batuan sehingga terjadi pelapukan. Proses pelapukan terjadi lebih cepat jika terjadi hujan asam jika dibanding dengan hujan biasa. Uap air yang menjadi hujan asam mengandung zat-zat asam (mengandung unsur Nitrogen dan Belerang), air hujan yang turun bersifat asam. Zat-zat asam (NO dan SO2) yang terbawa air hujan akan bereaksi secara kimia dengan zat-zat yang terkandung di dalam batuan lebih cepat.

c. Pelapukan Biologi

(46)

6. Kurikulum IPA kelas V a. Kurikulum

Kurikulum yang diterapkan di MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b. SK dan KD

Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam meteri yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

SK : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

KD : Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. C. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Pengertian CTL

Metode kontekstual CTL merupakan konsep belajar yang membentuk guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktifisme (Construstivisme), bertanya (Questioning), menemukan

(Inquiri), masyarakat belejar (Learning Community), pemodelan

(Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic

(47)

2. Prinsip komponen CTL

Menurut Riyanto (2012: 169-177) ada tujuh komponen CTL yaitu: a. Konstruktifisme (Constructivisme)

Constructivisme Merupakan landasan berfikir pendekatan CTL,

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

b. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri.

c. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis CTL. d. Masyarakat belajar (Learning Community)

Konsep Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu.

e. Pemodelan (Modeling)

(48)

mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olahraga, contoh karya tulis, cara melafalkan, dan sebagainya. Atau guru memberikan contoh cara mengerjakan sesuatu.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.

g. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran yang benar. 3. Langkah-langkah pembelajaran CTL

Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah, secara garis besar langkahnya sebagai berikut:

a. Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok). e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

(49)

g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara (Riyanto, 2012: 168-169).

4. Kelebihan dan kekurangan metode CTL a. Kelebihan CTL

Menurut Riyanto (2012: 165-168) kelebihan metode CTL dengan pendekatan tradisional adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Kelebihan Metode CTL

NO METODE CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Siswa adalah penerima informasi secara pasif.

2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi

Siswa belajar secara individual.

3. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata dan masalah yang disimulasikan.

Pembelaaran sangat abstrak dan teoritis.

4. Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri.

Perilaku dibangun atas dasar kebiasaan.

5. Keterampilan dikembangkan atas atas dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.

6. Hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri.

Hadiah untuk perilaku baik adalah tujuan atau nilai (angka) rapor

(50)

NO METODE CTL PENDEKATAN TRADISIONAL yang jelek karena dia tahu

hal itu keliru dan merugikan.

jelek karena dia takut hukuman.

8. Bahasa diajarkan dengan pendekatan komunikatif, yakni siswa diajak menggunakan bahasa dalam konteks nyata.

Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural, rumus diteranggkan sampai faham kemudian dilatihkan.

9. Pemahaman rumus

dikembangkan atas dasar skema yang sudah ada dalam diri siswa.

Rumus itu ada di luar diri siswa, yang harus diterangkan, diterima, dihafalkan dan dilatihkan.

Rumus adalah kebenaran absolut (sama untuk semua orang). Hanya ada dua kemungkinan yaitu pemahaman rumus yang salah atau pemahaman rumus yang benar. 11. Siswa menggunakan

kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan terjadinya proses pembelajaran yang efektif, ikut bertanggung

(51)

NO METODE CTL PENDEKATAN TRADISIONAL jawab atas terjadinya

pembelajaran yang efektif, dan membawa semata masing-masing ke dalam proses pembelajaran.

12. Pengetahuan yang dimiliki manusia dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Manusia

menciptakan atau

membangun pengetahuan dengan cara memberi arti dan memahami pengalamannya.

Pengetahuan adalah penangkapan terhadap serangkaian fakta, konsep, atau hukum yang berada diluar diri mengalami peristiwa baru, maka pengetahuan itu tidak pernah stabil, selalu berkembang (tentative

incomplete)

Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final.

(52)

NO METODE CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

15. Penghargaan terhadap siswa sangat diutamakan.

Pembelajaran tidak memperhatikan pengalaman siswa.

16. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara proses bekerja hasil karya, penampilan, rekaman tes, dan lain-lain.

Hasil belajar diukur hanya dengan tes.

17. Pembelajaran terjadi diberbagai tempat, konteks,

dan setting.

Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas.

18. Penyesalan adalah hukuman dari perilaku jelek.

Sangsi adalah hukuman dari perilaku jelek.

19. Perilaku baik berdasarkan motifasi intrinsik.

Perilaku baik berdasarkan dari motifasi ekstrinsik.

20. Seseorang berperilaku baik karena dia yakin itulah yang terbaik dan bermanfaat.

(53)

b. Kekurangan CTL

1) Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran kontekstual berlangsung.

2) Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif.

3) Guru lebih intensif dalam membimbing.

4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

D. Kaitan Hasil Belajar IPA dengan Metode CTL

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu mata pelajaran yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam secara nyata sehingga dalam pengajarannya juga membutuhkan cara yang mampu memberi konsep pengetahuan secara kongkrit kepada siswa. Terlebih pada siswa usia SD/MI yang belum begitu mampu menerima konsep pengetahuan secara abstrak.

(54)

yang digunakan dalam mengajar. Guru terkadang sulit untuk menemukan media yang diperlukan atau sulit menemukan cara memberi pengalaman secara langsung kepada siswa tentang materi yang hendak diajarkan.

(55)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Keadaan Subyek, Obyek, Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Sejarah dan letak geografis

Siswa kelas V MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang berjumlah 22 Siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Alasan peneliti mengambil kelas V karena dimana siswa berada dalam masa peralihan dari pembelajaran yang kongkrit menuju pembelajaran abstrak, keadaan lebih kondusif, ruang kelas yang lebih luas, siswanya lebih tertib dan tenang sehingga mempengaruhi siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.1 Siswa kelas V di MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

No Nama L/P

1. Siti Mardiyah P

2. Ahmad Qodriyono L

3. Risky Fajar Maulana L

4. Ajuj Sauqi Sunny L

5. Ilham Tri Mila Sari P

6. Eka Wulan Fitriani P

7. Halimatus Sa‟diyah P 8. Ilham Dwi Yuliyanto L

9. Jamaatul Masruroh P

10. Karinda Mirnanda P

(56)

No Nama L/P 12. Maida Effie Evania P

13. M. Arya Yudha P. L

14. M. Irfan „izzuddin L 15. M. Nihadzul „Azmi L

16. M. Rifky Darmawan L

17. M. Sultan Kautsar L

18. Rahmawati Rihma A. P

19. Rania Salsabila P

20. Thoriq Abdul Aziz L

21. Wahyu Azani P. R. L

22. Zahra Aulia P

2. Visi misi dan tujuan a. Visi Madrasah

TERWUJUDNYA GENERASI ISLAM YANG BERPRESTASI, BERTAQWA DAN BERAKHLAQUL KARIMAH

b. Misi Madrasah

Untuk mewujudkan visi madrasah, maka misi yang dilakukan :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien 2. Berperan aktif dalam berbagai perlombaan

3. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama ala Ahlussunah wal Jamaah.

3. Waktu penelitian

(57)

Tabel 3. 2 Alokasi Waktu Perbaikan Pembelajaran

No Kegiatan

Waktu

Juli Agustus September

3 4 1 2 3 4 1 2

1 Perencanaan 2 Pra siklus

Pelaksanaan Refleksi 3 Siklus I

Perencanaan Tindakan

Observasi Refleksi 4 Siklus II

Perencanaan Tindakan Observasi

Refleksi 5 Siklus III

(58)

Refleksi Analisis Data Penyusunan Hasil Pelaporan Hasil

4. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas V MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada: a. MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang adalah salah satu

lembaga pendidikan yang berkualitas di Pabelan.

b. Pembelajaran IPA di MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang masih monoton.

c. Materi pelapukan batuan yang ada di kelas V semester 2 sangat sesuai bila diajarkan dengan metode CTL.

B.Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus

Dalam penelitian ini sebelum menerapkan penggunaan metode CTL pada siklus I, peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian pra siklus dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2016 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan”.

(59)

1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan proses

pembentukan tanah karena pelapukan” tanpa menggunakan metode CTL.

Adapun tahap perencanaan meliputi :

a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan metode CTL.

b. Menentukan waktu pelaksanaan Pra Siklus yaitu pada hari Jum‟at tanggal 19 Agustus 2016.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan yaitu pokok bahasan pembentukan tanah karena pelapukan.

d. Menyusun Indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat Instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena hasil belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pembentukan tanah karena pelapukan. Dengan kompetensi dasar Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

(60)

g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.

2. Pelaksanaan

a. Pra pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

2) Menyiapkan lembar RPP.

3) Menyiapkan lembar tes formatif. b. Kegiatan awal (15 menit)

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdo‟a 3) Absensi

4) Apersepsi

c. Kegiatan inti (50 menit) 1) Eksplorasi

a) Guru bertanya jawab mengenai pelapukan batuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya.

2) Elaborasi

(61)

b) Siswa diminta memperhatikan dengan seksama penjelasan guru.

c) Guru dan murid melakukan tanya jawab tentang materi yang sedang dipelajari.

3) Konfirmasi

a) Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan.

b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami.

c) Guru mengadakan post test. d. Kegiatan akhir (5 menit)

1) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran. 2) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3) Berdoa bersama-sama.

4) Menutup dengan salam. 3. Pengamatan atau observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu :

a. Memperhatikan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

(62)

4. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil hal, yaitu hasil pengamatan dari situasi kelas/pembelajaran dan hasil post test. Adapun refleksi dari proses pembelajaran pra siklus yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hasil post test masih belum maksimal kerena masih banyak siswa yang belum faham dan bingung mengenai materi yang diajarkan.

b. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran yang berlangsung karena sangat monoton.

c. Beberapa siswa yang bosan tidak memperhatikan pembelajaran dan melakukan kegiatan sendiri seperti mengobrol, melamun atau mengganggu teman yang lain.

C. Deskripsi pelaksanaan siklus I

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari tiga tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2016 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan”. Adapun tahapan atau langkah

-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan”. Peneliti menggunakan metode CTL. Adapun

(63)

a. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode CTL pada mata pelajaran IPA kelas V.

b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena hasil belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.

f. Menyiapkan alat pembelajaran.

g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.

2. Tindakan

a. Pra pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

(64)

b. Kegiatan awal (5 Menit) 1) Guru mengucapkan salam

2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdo‟a 3) Absensi

4) Guru mengadakan pre test

5) Apersepsi

c. Kegiatan inti (50 Menit) 1) Eksplorasi

a) Guru bertanya jawab mengenai pelapukan batuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya.

2) Elaborasi

a) Guru menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

b) Guru menjelaskan proses terjadinya pelapukan batuan secara fisik.

c) Guru bersama siswa menyebutkan faktor penyebab terjadinya pelapukan batuan secara fisik.

d) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.

(65)

f) Guru mengajak siswa untuk mengamati proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan secara fisik serta faktor penyebabnya yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

g) Siswa diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan menyimpulkannya.

h) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya.

3) Konfirmasi

a) Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan.

b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami.

c) Guru mengadakan post test.

d. Kegiatan akhir (15 Menit)

1) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran. 2) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3) Berdoa bersama-sama.

4) Menutup dengan salam 3. Pengamatan dan observasi

(66)

1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasi peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

2) Guru kolaborator menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan untuk melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti untuk acuan perbaikan pada siklus berikutnya.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :

a. Meskipun hasil post test sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pre test namun masih belum maksimal. b. Siswa belum terbiasa belajar aktif diluar ruangan sehingga banyak

yang merasa canggung dan bingung saat belajar aktif di luar kelas. c. Siswa terkadang kesulitan dalam beradaptasi dan belajar bersama

dengan kelompoknya.

Meskipun demikian pembelajaran ini telah mulai menunjukkan perubahan atau peningkatan dalam beberapa hal yaitu :

(67)

b. Siswa lebih aktif bertanya tentang hal-hal yang belum difahami.

Selanjutnya perbandingan nilai post test terhadap nilai pre test sudah mengalami peningkatan namun masih belum maksimal. Oleh karena itu penulis pada siklus ke II akan lebih memperhatikan dan memperbaiki dengan :

a. Berupaya meningkatkan keaktifan siswa agar lebih maksimal dalam memahami pelajaran.

b. Membantu menciptakan suasana yang nyaman dalam masing-masing kelompok.

D.Deskripsi pelaksanaan siklus II

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2016 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan”. Adapun

tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan”. Peneliti menggunakan metode CTL. Adapun

tahap perencanaan meliputi :

(68)

b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Sabtu tanggal 29 Agustus 2016.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus II. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu :

1) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen karena hasil belajar dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran.

2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.

f. Menyiapkan alat pembelajaran.

g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.

2. Tindakan

a. Pra pembelajaran

1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

2) Menyiapkan lembar RPP. 3) Menyiapkan lembar tes fomatif. b. Kegiatan awal (15 Menit)

1) Guru mengucapkan salam.

(69)

3) Absensi.

4) Guru mengadakan pre test

5) Apersepsi.

c. Kegiatan inti (50 Menit) 1) Eksplorasi

a) Guru bertanya jawab mengenai pelapukan batuan secara kimiawi untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

b) Siswa diminta menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan awal yang dimilikinya.

2) Elaborasi

a) Guru menjelaskan proses terjadinya pelapukan batuan secara kimiawi.

b) Guru bersama siswa menyebutkan faktor penyebab terjadinya pelapukan batuan secara kimiawi.

c) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.

d) Guru memberi pengarahan tentang tugas dari masing-masing kelompok.

e) Guru mengajak siswa untuk mengamati proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan secara kimiawi serta faktor penyebabnya yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

(70)

g) Setelah berdiskusi, salah satu siswa mewakili kelompoknya untuk membacakan hasil diskusinya di depan teman-temannya. 3) Konfirmasi

a) Guru dan kelompok lainnya mengoreksi dan mengkonfirmasi bila terjadi kesalahan.

b) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertannya apabila ada yang belum difahami.

c) Guru mengadakan post test.

d. Kegiatan akhir (5 Menit)

1) Guru bersama-sama murid menyimpulkan pembelajaran. 2) Menyampaikan pokok materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3) Berdoa bersama-sama.

4) Menutup dengan salam. 2. Pengamatan dan Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu :

1) Memperhatikan keaktifan dan tingkat partisipasi peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.

(71)

3. Refleksi

Berdasarkan pengamatan pada pembelajaran siklus kedua ini, penulis menemukan peningkatan yang sudah baik pada pembelajaran IPA dengan penggunaan metode CTL pada siswa kelas V semester 2 MI Pabelan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sebagai berikut :

a. Hasil post test sudah lebih meningkat dari hasil pre test.

b. Pemahaman siswa dalam belajar IPA dengan penggunaan metode CTL ada peningkatan.

c. Tumbuh keberanian berpendapat.

d. Perhatian siswa dalam pembelajaran IPA juga meningkat. e. Ada keberanian dalam menjawab melakukan tanya jawab.

Namun meskipun sudah banyak mengalami perkembangan dalam berbagai hal saat berlangsungnya pembelajaran IPA dengan penggunaan metode CTL masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki pada pembelajaran berikutnya yaitu :

a. Seiring tumbuhnya keberanian dan keaktifan siswa saat belajar aktif di luar kelas butuh perhatian lebih untuk mengawasi dan mengkondisikan siswa.

(72)

E. Deskripsi pelaksanaan siklus III

Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2016 dengan kompetensi dasar “Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan”. Adapun

tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat RPP dengan Kompetensi Dasar “Mendiskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan” menggunakan metode CTL. Adapun tahap

perencanaan meliputi :

a. Merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode CTL pada mata pelajaran IPA kelas V.

b. Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Selasa tanggal 30 Agustus 2016.

c. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus III. d. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. e. Membuat instrumen penelitian yaitu :

(73)

2) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.

f. Menyiapkan alat pembelajaran.

g. Membuat skenario pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan tindakan di kelas.

2. Tindakan

a. Pra pembelajaran.

1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung.

2) Menyiapkan lembar RPP. 3) Menyiapkan lembar tes fomatif. b. Kegiatan awal (15 Menit)

1) Guru mengucapkan salam

2) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa 3) Absensi

4) Guru mengadakan pre test

5) Apersepsi

c. Kegiatan inti (50 Menit) 1) Eksplorasi

a) Guru bertanya jawab mengenai pelapukan batuan secara biologi untuk mengetahui pemahaman awal siswa.

Gambar

Tabel 3.1 Siswa kelas V di MI Pabelan Kecamatan Pabelan
Tabel 3. 2 Alokasi Waktu Perbaikan Pembelajaran
Gambar 4. 1 Diagram Batang Rentang Nilai Prasiklus
Tabel 4. 1 Data perolehan nilai KKM Prasiklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semoga Skripsi yang telah menjadi karya saya ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan gambaran pada pembaca tentang sangat diperlukannya analisa atas sebuah investasi

Selain pekerjaan, pendidikan dan pendapatan yang menjadi ukuran status sosial ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan.Pemilikan barang-barang yang

Maintenance atau perawatan adalah suatu usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan agar kondisi dan performance dari mesintetapterjaga, namun dengan biaya

Ada juga yang mengajarkan “al-Fiqh alā madzāhibul arba’ah .” Ada juga yang memasukkan pelajaran aswaja ( ahli sunnah wal jama’ah ) masuk kedalam kurikulum pesantren. Karena

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, semakin besar daya yang dibangkitkan maka semakin besar pula laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi spesifik bahan bakar

Jumlah biaya tetap usaha ayam Broiler sangat bervariasi jika dilihat menurut periode pemeliharaan, semakin lama periode pemeliharaan maka semakin besar biaya

pengalaman berupa cv, ijazah pendidikan, data sttpp diklat TOT dan 5x SK Penyelenggaraan) dalam satu file untuk masing-masing tenaga pengajar dan besar file

Pertama , birokrasi diartikan sebagai ” government by bureaus” yaitu pemerintahan biro oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam