• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN KECEPATAN MELARUT TOLBUTAMIDA DENGAN SISTEM DISPERSI SOLIDA T O L B U T A M I D A - P E G 000 D A N T O L B U T A M I D A - M Y R J 52

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN KECEPATAN MELARUT TOLBUTAMIDA DENGAN SISTEM DISPERSI SOLIDA T O L B U T A M I D A - P E G 000 D A N T O L B U T A M I D A - M Y R J 52"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

PU DJ I RAH AJ U

ST UDI PERBAN DI N GAN PENI NGKAT AN

KECEPAT AN MELARU T T OLBU T AMI DA

D EN GAN SI ST EM DI SPERSI SOLI DA

T OL BU T AMI DA- PEG ^ 0 0 0 DAN

T O L BU T AMI DA- MY RJ 5 2

FF * 3/

F AKU L T AS F A R M A S1 U W I V EBS4T A S A I RL A N GGA

(2)

S T U P I P E R B A liD IriG A Ii • P ^ IB G K A S A N KE G B PATAJ3- M E IiARU T

TO L.LiU TAIiXD A Jl-Si^GAXl S IS T E M D IS P E R S I S O L ID A

^ O L B U T A N im - P E G 2 0 0 0 DAH TO I/ B U TA M ID A - M R J 5 2

S K R IP S I

D IB U A T U l':! TU K KBJ'iiSNU HI TU G AS A K IIIR

M S K C A P A I G 2 L A R S A R J A N A P A R K A S I

PA D A P A K U IjTA S F A R K A S I

U 1TIV IS R3ITA S A IR L A N G G A

1 9 8 8

oleh

P U D J I R A KA JU

0 5 8 3 1 0 5 3 0

D i s e t u j u i o l e h P e m b im b in g

D K . V / ID JI S O E R A TR I

(3)

PRAKATA

Ada beberapa tahap yang menentukan proses kinetika

dari suatu bahan obat didalam tubuh, 'diantaranya yang pen-

ting adalah peristiv/a melarutnya bahan obat tersebut. Untuk

suatu bahan obat yang suk^r larut, m-. ka kecepatan melarut­

nya lambat sehingga proses absorpsinya juga lambat•

Be ber.: pa cara dapat dilakukan dalam usaha meningkatkan

kecepr.tan me larut bahan obat yang sukar larut, diantaranya

adalah denr^.n membuat suatu sistem dispersi solida. Dalam

Dalam tugas akhir ini saya tertarik untuk mcneliti cara pe­

ri ingkat an kesrepatan melarut dari suatu bahan obat yang su­

kar larut (tolbutamida) molalui dispersi solida dengan pern-

bawa ("carrier") yang mudah larut yaitu PEG 2000 dan Myrj 52

Peneljtian ini dilakukan sebagai tugas akhir dalam rang-

ka momenuhi salal’ satu syarat untuk mencapai gelar sebagai

sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Tidak sedikit hambatan yang saya alami selama proses

penyelesaian tugas akhir ini, namun berkat rahmat ALLAH SWT

maka akhirnya penelitian ini terselesaikan juga.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa penghargaan

dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pem-

bimbjng saya yaitu Ibu DR. Wiji Soeratri, Bapak Drs. Moegi-

har(io, Bapak Drs. Sadono, serta semua staf pcngajar Jurusan

(4)

sudi meluan;.*kun waktunya untuk membimbing, memberikan pe-

tunjuk dan pengarahan serta dorongan selama penelitian sam-

pai penyusunan skripsi ini*

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada P.T#

DUT&. Jakarta yang telah merchantu menyediakan substansi Tol-

butamida, serta kepada ibu, saudara-3^iudara saya, teman-te-

man yang senantiasa memberikan dorongan semangat agar tsgas

akhir ini segera selcsai,

Akhirnya kepada panitia skripsi yang telah berkenan

memeriksa skripsi ini saya sampaikan banyalt terima kasik*

Semoga bantuan dari borbagai pihak yang telah saya sebutkan

diatas mendapat imbalan dari ALLAH SVJT. dan mudah-mudanan

penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasi-

an pada poriode rr.endc.tang.

Surabaya, Juni 1988

. Penyusun

(5)

DAFTAR IS!

PRAKATA ... Ii

DAFTAR ISX ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

* BAB X PENDAHULUAN ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

11.1 • Kecepatan melarut dan kelarutan ... 6

11.2. Dispersi solida ... 10

11.2.1 . Metoda-metoda pembuatan dispersi solida 10 11.2.2. Mekanisme peningkatan kelarutan suatu - dispersi solida ... 11

II.3. Sistem dua komponen ... * 14

II.3.1• Campuran eutektik sederhana ... . 14

11.3.2. Senyawa dengan titik lebur kongruen ... 15

11.3.3. Senyawa dengan titik lebur inkomgruen . 16 11.3.4. Larutan padat ... 17

11.4..Tolbutamida ... ... 18

11.5. Polietilen glikol 2000 (PEG 2000) ... 19

11.6. Polioxietilen 40 stearat(Myrj 52) ... 19

BAB III. BAHAN, ALAT DAS ME TOD A KERJA ... 21

111*1 • Bahan percobaan... 21

111.2. Alat-alat ... 21

(6)

DAFTAR ISI

( l a n j u t a n )

hal.

111*3.1. Pemeriksaan kualitatif dan kuantutatif

bahan percobaan tolbutamida, PEG 2000

dan Myrj. 52 ... ... . 22

III*3*2* Pembuatan diagram fasa

Tolbutamida-PEG 2000 ... 23

111.3*2.1• Pembuatan dispersi solida

Tolbutamida-PEG 2000 ... ... 23

1X1*3.2*2. Pengujian dispersi solida • ... 24

111.3*2.2.1. Pengujian dengan DSC ... 24

III*3*2.2*2* Pengujian dengan stereoirikroskop .. 24

111.3.2*3. Pembentukkan diagram fasa Tolbutamida

-PEG 2000 ... 24

111.3*3* Pembuatan dispersi solida

Tolbutamida-Myr j 52 ... 25

111.3*3*1. Pengujian dispersi solida *... 25

III.3.3.1*1. Pengujian dengan DS0 ... 25

III.3.3.1.2. Pengujian dengan stereomikroskop .. 26

111.3.4. Pemeriksaan dengan kromatografi lapisan

tipis ... 26

111.3.5. Penentuan kecepatan melarut *... 26

111.3.6. Penentuan efek solubilisasi. PEG 2000

dan Myrj 52 ... ... . 28

(7)

hal*

BAB IV. HASIL PEROOBAAU DAN PENGOLAHAH DATA ...2$

IV.1. Identifikasi kualitatif dan kuantitatif tolbutamida, PEG 2000 dan Myrj 52 ... 29

IV.2. Pembuatan diagram fasa Tolbutamida-PEG 2000 33 IV.3. Pembuatan dispersi solida Tolbutamida-Kyrj 52 ... 40

IV.4. Hasil pemeriksaan dispersi solida dengan KLT ... .. 44

IV.5. Penentuan profil kecepatan melarut »•••••• 47 IV.6. Penemtuan efek solubilisasi PEG 2000 dan Myrj 52 ... .. 77

BAB V. . PE MBA HASAN... 81.1 BAB VI. KESIMPULAH ... ... .. 87

BAB VII.SARAN ... .... 88

BAB VIII. RINGKASAN ... 89

DAfTAR EAMPIRAN ... .. 91

DAFTAR PUS TAKA ... .. 93 DAETAR ISI

(lanjutan)

(8)

Tabel : hal*

X. perbandingan campuran tolbutamida-PEG 2000 .. 23

II. Suhu lebur tolbutamida hasil pemeriksaan DSC. 29

III. Uji kualitatif PEG 2000 ... 31

IV, Uji kualitatif Myrj 52 ... 32

V. Kadar tolbutamida secafca asidi alkalimetri .. 32

VI. Suhu lebur dispersi solida Tolbutamida-PEG

2000 pada berbagai perbandingan... 34

VII. Suhu dispersi solida Tolbutamida-Myrj 52

pada beberapa perbandingan ... 41

VIII. Nilai absorpsi larutan tolbutamida dalam air

pada berbagai pan.jang gelombang ... 47

IX. Nilai absorpsi rata-rata larutan tolbutamida .

dalam air pada berbagai konsentrasi,X = 226nm 49

X. Kadar terlarut substansi tolbutamida dan

cam-puran fisis Tolbutamida-PEG 2000 ... 52

XI. Kadar terlarut substansi tolbutamida dan dis­

persi solida Tolbutamida-PEG 2000 ... 54

XII. Kadar terlarut substansi tolbutamida dan dis­

persi solida Tolbutamida-Myrj 52 ... 56

XIII* Kadar tolbutamida terlarut dari 3ubstansi,

campuran fisis dan dispersi solida Tolbutamid

PEG 2000 pada perbandingan 65 : 35 ... 58

XIV. Kadar terlarut dari substansi tolbutamida, dan

sistem disporsi solida pada perbandingan

(9)

XV. Kadar tolbutamida terlarut dari substansi

campuran fisis dan dispersi solida

Tolbuta-mida-PEG 2000 perbandingan 50 : 50 ... 62

XVI. Kadar terlarut substansi tolbutamida,dan

dispersi solida pada perbandingan 50:50.... 64

XVII. Kadar tolbutamida terlarut dari substansi,

campufcan fisis dan dispersi solida

Tolbuta-mida-PEG 2000 perbandingan 40*:.60... . ♦ 66

XVIII. Kadar terlarut dari substansi tolbutamida

dan dispersi solida jpffrbandingan 40:60 .... 68

XIX. Kadar tolbutamida terlarut dari substansi,

campuran fisis dan dispersi solida Tolbuta-

rnida-PEG 2000 perbandingan 2 0 x 8 0 7 0

XX. Kadar terlarut. dari substansi tolbutamida

dan dispersi solida perbandingan 20:80 ..»• 72

XXI. Kadar tolbutamida terlarut dari substansi,

campuran fisis dan dispersi solida

Tolbuta-, mida-PJSG 2000 perbandingan 10:90 ... 74

XXII* Kadar terlarut dari substansi tolbutamida

dab dispersi solida perbandingan 10:90 •••• 76

XXIII. Kadar tolbutamida terlarut dari substamsi,

dalam larutan PEG 2000 dan Myrj 52 •••••••• 79

DAFTAR TABEL

(lanjutan)

TabPl : hal*

(10)

Gambar hal*

1• Penjaruh ukuran partikel dan luas permukaan

partikel pada jjumiah obat dalam plasma dari

griseofulvin ... ... 8

2. Kecepatan melarut dari Asetaminophen dan

Asetaminophen-U.rea... . 12

3. Kurva profil kelarutan dari dispersi solida

tolbutamida-PEG 2000 dan Tolbutamida-Myrj 52 13

4. Diagram fasa campuran eutektik sederhana ... 14

5. Diagram fasa sistem dengan TL kongruen ... 15

6. Diagram fasa sistem dengan TL inkongruen ... 16

7. Diagram fasa sistem larutan padat ... .. 17

8* Spektra inframerah tolbutamida percobaan ... 30

9* Spektra inframerah tolbutamida pustaka .... 30

10. Termogram DSG campuran fisis dan

dispersi-solida Tolbutamida-PEG 2000 . ... 33

11 .Termogram DSC dispersi solida

Tolbutamida-FBG 2000 pada komposmsi terpilih ... 35

12* Thoto stereomikroskop tolbutamida ... ... 36

13. Photo stereomikroskop PEG 2000 ••..»••••••»• 37

14# Photo stereomikroskop campuran fisis Tolbu—

tamida-PSG 2000 ... ... 37

15. Photo stereomikroskop dispersi solida Tolbu-

tamida-PEG 2000 ... 38

16. Diagram fasa Tolbutamida-PEG 2000'...; 39

ix

(11)

Gambar : hal

17. Termagram DSC campuran fisis dan dispersi soli­

da Tolbutamida-Myr j 52 ... . 40

18. Termogram DSC dispersi solida Tolbutamida-Myrj

52 pada komposisi terpilih... 42

19. Photo stereomikroskop Myrj 52 ... ... 43

20. Photo stereomikroskop campuran fisis Tolbutami-

da-Kyrj 52 ... ... 43

21. Photo stereomikroskop dispersi solida Tolbutami-

da-Myrj 52 ... 44

22. Kromatografi lapisan tipis dispersi solida Tol­

butamida-PEG 2000 pada komposisi terpilih .... 45

23* Kromatografi lapisan tipis dispersi solida

Tol-butamida-Myarj 52 pada komposisi terpilih ... 4 6

24. Kurva absorpsi terhadap panjang gelombang dari

larutan tolbutamida dalam air ••••••••»•.... . 48

25. Kurva absorpsi terhadap konsentrasi larutan

to&butamida dalam air . ... , 50

26. Profil kecepatan melarut campuran fisis Tolbu-

tamida-jPitfj 2000 pada komposisi terpilih... 53

27. Profil kecepatan melarut dispersi solida Tol-

butamida-EEG 2000 pada komposisi terpilih .... 55

28. Profil kecepatan melarut dispersi solida Tol­

butamida-Myr j 52 pada kompodisi terpilih .... 57

DAFTAR GAMBAR

(lanjutan

)

(12)

Gambar : hal»

29. Profil kecepatam melarut substahsi tolbu&ami-

da, campuran fisis dan dispersi solida Tolbu­

tamida-PEG 2000 perbandingan 65:35 (E^) ... 59

30. Profil kecepatan melarut dispersi solida Tol^

butamida dengan PEG 2000 dan Myrj 52 pada per­

bandingan 65:35 ... 61

31♦ Profil kecepatan melarut substansi tolbutamida

campuran fisis dan dispersi solida Tolbu%ami-

da-PEG 2000 pada perbandingan 50:50. (£P-^) • •.. 63

32. Profil kecepatan melarut dispersi solida Tol­

butamida dengan PEG 2000 dan Myrj 52 pada per­

bandingan 50:50 ... ... ; 65

33. Profil kecepatan melarut substansi tolbutamida

campuran fisis dan dispersi solida Tolbutamida

-PEG 2000 pada perbandingan 40:60 ... 67

34. Profil kecepatan melarut dispersi solida Tol-v

butamida dengan PEG 2000 dan Myrjj 52 pada per­

bandingan 40:60 ...-... 69

35. Profil kecepatan melarut substansi tolbutamida

eampuran fisis dan dispersi solida Tolbutamida

-PEG 2000 perbandingan 20:80 (Tp2) ... • * 71

36.. Profil kecepatan melarut dispersi solida Tol­

butamida dengan PEG 2000 dan Myrj 52 pada per­ bandingan 20:80 ... ... 73

DAFTAR GAMBAR

(13)

Gambar ; hal.

37. Profil kecepatan melarut substansi tolbutamida

campurab fisis dan dispersi solida Tolbutamida

-PEG 2000 perbandingan 10:90 (E^) ... 75

38. Profil kecepatan melarut dispersi solida Tol­

butamida dengan PEG 2000 dan Myjr 52 pada per­

bandingan 10:90 ... 77

39. Profil kecepatan melarut suiistansi tolbutamida

dalam larutan pembawa konsentrasi 20 dan 80^ . 80

DA2TAR GAMBAR

(lanjutan

)

(14)

EBNDAHULUAN

Dewasa ini perhatian orang terhadap obat tidak hanya

terletak pada bentuk luar sediaan obat tetapi cenderung me-

ngarah pada khasiat obat itu sendiri didalam tubuh. Oleh

sebab itu dalam pertengahan abad ke 20 mulai banyak dibahas

tentang hubungan antara sifat fisika kimia suatu sediaan

dengan aktivitas bioiogis yang ditimbulkannya (1,2).

Bioavailabilitas obat bj.asanya ditentukan oleh kece—

patan pelepasan obat dari bentuk sediaannya. Pelepasan obat

dari bentuk sediaannya ini ditentukan oleh faktor-faktor

seperti proses difusi obat dalam sistem, adsorbs! obat oleh

komponen lain, kecepatan melaruft obat dan lain lain* Uxrfcuk

suatu bentuk sediaan padat, bioavailabilitasnya terutama

tergantung pada kecepatan melarut, kelarutan dan proses ab-

sorpsinya pada saluran pencemaan untuk mencapai sirkulasi

sistemik (2,3).

Pada umumnya .suatu obat baru dapat mengalami absorpsi

setelah berada dalam bentuk terlarut. Dengan demikian. sema­

kin cepat obat itu terlarut semakin cepat pula proses ab-

sorpsinya. Untuk bahaa. obat yang sukar larut maka kecepatan.

melarutnya akan lambat sehingga merupakan tahap yang menen-

tukan ("rate limiting step") bagi proses kinetiknya* Hubung-

an yang linier antara kecepatan melarut secara in vitro

(15)

(1980), dimana semakin meningkat kecepatan melarut maka jum-

lah obat yang diabsorpsipun semakin besar (3*4).

Noyes dan Whitney menyatakan bahwa kecepatan melarut

dipengaruhi oleh sifat fisika kimia bahan obat seperti pH,

kelarutan bentuk amorf, bentuk polimorf, bentuk solvat, ga-

ram, bentuk asam/basa bebasr ukuran partikel serta adanya

surfaktan* Dari persamaan ini juga diketahui adanya hubung-

an yang linier antara kecepatan melarut, kelarutan dan

luas permukaan partikel. Dengan demikian maka ukuran. parti­

kel berpengaruh terhadap kecepatan melarut dan absorpsi da­

ri suatu obat

(5)-Pada bahan obat yang sukar larut, makin kecil ukuran

partikel bahan obat maka semakin besar luas permukaan yang

kontak dengan media melarut sehingga makin cepat larut dan

jnakin cepat diabsorpsi* Sebagai contoh adalah griseofulvin

dan spironolakton yang dibuat dengan proses mikronisasi da­

pat menurunkan dosie terapinya menjadi. 50# (6,7)*

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil

ukuran partikel yaitu : penggerusan secara konvehsional,-

"ball milling", mikronisasi, pengendapan kembali dengan me-

ngubah pelarut/suhu, membentuk garamnya yang mudaft larut

dan membuat dispersi solida. Dibanding cara-cara yang lain

maka dewasa ini cara memperkftcil ukuran1 partikel melalui

dispersi solida lebih banyak digunakan (6).

Dispersi solida adalah suatu dispersi dari satu atau

(16)

bentuk padat yang bersifat inert, yang dibuat dengan metoda

peleburan, pelarutan,atau peleburan-pelarutan, yaitu dengan

cara mendispersikan bahan obat yang sukafc larut dalam air

kedalam pembawa yang mudah larut- dalam air. Beberapa contoh

permbuatan dispersi solida yang peraah dilakukan antara lain

adalah Kloramphenikol-Urea* dimana pada komposOsi 20 : 80

memberikan kelarutan yang tertinggi baik dalam pelarut:;air

pH 1 t maupun pH 7. Demikian juga dengan dispersi solida -

Griseofulvin-Asam suksinat, pada komposisi 20:80 memberikan

kelarutan dan kecepatan melarut yang tertinggi dibandingkan

dengan bentuk mikron. traupun campuran fisisnya. Gintoh lain -

adalah dispersi solida Asetaminofen-Urea, Griseofulvin-PVP,-

Griseofulvin-PEG 6000 dam lain-lain.(8,9il0).

Suatu hal yang penting dari pembuatan dispersi soli­

da ini selain bahan aktifnya yang sukar larut adalan bahan

pembawanya yang mudah larut, Pemilihan pembawa pada disper­

si solida ini penting karena jenis pembawa akan berpengarto

pada karakteristik melarut bahan obat yang terdispersi. Ada-

lebih kurang 22 macam sahan yang dapat dipakai sebagai pem­

bawa, 2 diantaranya adalah PEG dan Myrj (rolioxietilen stea-

rat) yaitu suatu bentuk ester dari PEG (11).

Rabinder Kawr dan D.J.W. Grant (12,13*14), melaporkan

bahwa penggunaan ester PEG 2000/Myrj 52 sebagai pembawa ada­

lah lebih baik dibanding dengan PEG 2000. Hal ini disebabkan

pada ester PEG 2000 rantai hidrokarbon lebih panjang sehing**

(17)

me-ningkat, akibatnya kelarutan bahan obat yang lipofil juga

lebih besar, sehingga dispersinya lebih baik. Hasil peneli­

tian menunjukkan dispersi solida 60% Tolbutamida-Myrj 52

mempunyai kecepatan melarut daa kelarutan yang lebih besar

daripada dispersi 30lida 60% Tolbutamida-PISG 2000*

Tertarik pada penelitian diatas serta melihat kenya-

taan. bahwa sistem dispersi solida memberikan peluang yang

besar dalam usaha meningkatkan efeitivitas pengobatan dari

bahan ofrat yang sukar larut maka pada tugas akhir ini ingin

diteliti lebih lanjut seberapa besar pengaruh PEG 2000 dan

Myrj 52 dalam usafta meningkatkan kecepatan melarut suatu

bahan yang sukar larut•

Sebagai bahan penelitian akan digunakan Tolbutamida

karena seperti diketahui tolbutamida adalah suatu ebat anti

diabetik golangan oral hipoglikemia derivat. Sulfonilarea-

yang sukar larut* Sifat sukajr larut ini merugikan sehingga

Tolbutamida jarang digunakan.(15).

Nelson dan kawan-kawan mengemukakan bahwa peningkatan

kecepatan melarut in vitro dari tolbutamida mempengaruhi ke­

cepatan absorpsinya dan juga meningkatkan kecepatan penurun-

an kadar gula dalam darah. Penelitian lain menunjukkan bebe-

rapa tablet yang mempunyai kecepatan melarut berbeda raembe-

rikan efek biologis yang berbeda. Berdasarkan hal itu maka

pada penelitian ini digunakan tolbutamida, karena sukar la­

rut dan kecepatan melarutnya merupakan tahap penentu bag!

(18)

Metoda yang akan dipakai pada pcmbuatan dispersi so^'.

lida ini adalah cara peleburan untuk dispersi solida Tolbu-

tamida-Myrj 52 dan metoda pelarutan untuk dispersi solida

Tolbutamida-PEG 2000. Dari dispersi solida Tolbutanida-PEG.

2000 diperiksa suhu leburnya dengan “Differential Scanning-

Calorimetry", selanjutnya dibuat suatu diagram fasa Tolbu­

tamida-PEG 2000. Dari diagram fasa yang terbentuk ini di­

tentukan titik-titik dengan komposisi tertentu yang .akan .di-

uji kecepatan melarutnya. Kecepatan melarut dari komposisi

yang terpilih pada dispersi. solida ini kemudian dibanding

kan dengan kecepatan melarut dari dispersi solida Tolbuta­

mida-Myr j 52 pada komposisi yang sama*

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah meningkat­

kan kecepatan melarut dari tolbutamida dengan distem dis-

persisolida Tolbutamida-PEG 2000 dan Tolbutamida-Myrj 52 -

dan menentukan mana pembawa yang lebili baik dalam meningkat

kan kecepatan melarut tolbutamida antara PEG 2000 dan Myr^-

52,

Dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan

sumbangan dalam usaha pengembangan metoda peningkatan kece­

patan melarut dan kelarutan bahan obat yang sukar larut sq

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

11*1 • Kecepatan melarut dan kelarutan

Dalam bentuk sediaan padat sepejrti tablet dan kapsul

maka khasiat obat ditentukan oleh faktor-fakfcor antara

lain ; v/aktu hancur, kecepatan melarut dan kelarutan,

Kecepatan melarut dari bahan obat dalam bentuk padat me-

rupakan syarat yang lebih penting dibanding daya hancur-

nya, terutama untuk obat-obat yang sukar larut(1,3)*

an padat ("solide dosage form") setelah banan obat ter-

sebut kontak dengan medianya sampai terjadinya proses

absorpsi dapat secara skematis digambarkan sebagai beri-

kut ; (1 )

Kapsul/tablet disintograsi^granul/agregat deagragasl serbuk

Adapun tanapan proses yang dialami <tleh suatu sedia1

dissolusi dissolusi

(In Vitro/in Vivo;

Obat dalam aarah, jaringan absorpsi

(In Vivo;

.lam J^rah

(20)

Dari skema tersebut dapat dilihat adanya peristiv/a

pecahnya tablet menjadi granul sehingga memperluas permuka­

an bahan obat yang kontak dengan media sehingga kemungkinan

mempercepat proses kelarutan dari obat. Kamun demikian hal

ini tidak mempengaruhi kecepatan absorpsi, oleh sebab itu

yang terpenting padajproscs ini adalah kecepatan melarut dan

kelarutan banan obat.

Uoyes dan Whitney (5), merumuskan kecepatan melarut

sebagai berikut :

do = k.S. (Cs - G) cS

dimana dO = kecepatan melarut per satuan v/aktu cRT

k « tetapan yang tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhi sistem

S = luas permukaan partikel

Os « konsentrasi larutan jenuh/kelarutan obat

C = konsentrasi obat setelah waktu. t

Dari persamaan tersebut dapat diketahui hal-hal yang mempe­

ngaruhi kecepatan melarut, diantaranya adalah luas permukaan

partikel atau ukuran partikel dan kelarutan. Tentang ukuran

partikel dapat dijelaskan sebagai berikut : ukuran partikel

lebih kecil maka luas permukaan partikel yang mengadakan

kontak dengsn media melarut lebih luas dan menyebabkan kece­

patan melarutvya moningkat. Adapun pengaruh ukuran partikel

dan luas permukaan partikel terhadap kecepatan melarut yang

beraki'oat pada kadar oabt dalam plasma dapat dilihat eebsl

(21)

, o Z LL;

o,s +* 10 m ^ 1,6 a

0,k 0,6 1,0 1,6 2,5

p i

Luas permukaan spesifik (m /g)

dalam skala log

Gambar 1 : Pengaruh ukuran partikel dan luas permu-

kaan partikel pada jurnlah obat da^am plasma dari

Griseo fulvin.(21 )

perkecil ukuran partikel yaitu : (5)

a# Penggerusan dan penggilingan secara konvensional

b. Penggunaan "Ball Milling"

c* Mikronisasi

d. Pengendapan kembali dengan merubah pelarut/suhu

e. Penggunaan pelarut yang dapat melarutkan bahan

obat naiaun dapat menyebabkan pengendapan '..bila: • .

bercampur dengan cairan larabung.

f* Kenibentuk garamnya yang mudah larut dan

g* Membuat dispersi solida

Cara d-d ini mudah dan cepat dapat dilakukan namun

tidak selalu dapat diharapkan untu.^ msningfcatkan ke­

(22)

mem-cil ukuran partikel, energi permukaan makin besar, -

dun adanya ikatan van der waals yang kuat antara mo-

lekul-molekul non polar menyeb'abkan adanya agregasi

dan agglumerasi. Cara e^tampaknya merupakan cara yang

ideal, tetapi cara ini jarang digunakan karena kesu-

lj tan dalam pemilihan pelarut yang tidak toksik dan

biayanya yang Mahal. Cara f/pemakaian bentuk garamnya

dikatakan bahwa bentuk garam dari obat yang bersifat-

asam atau basa yang sukar larut dapat bereaksi dengan

karbondioksida dan air menghasilkan senyawa induknya

yang sukar larut. Hal ini akan menghambat kecepatan -

melarut dan abscrpsinya.

Disamping memperbesar luas permukaan obat yang

kontak dengan pelarut maka memperkecil ukuran parti­

kel (sampai ukuran mikron) juga menaikkan kelarutan -

nya, sesuai dengan persamaan berikut ini (.19).

L o g _____

So 2,303 RTr

dimana : S = kelarutan dari partikel halus

So = kelarutan mula-mula

J = tegangan permukaan partikel

V = volume molar partikel

_ 7

K = tetapan gas universal, 8,31^*10 1 erg

per derajat mol

T = temperatur, °K

dari persamaan ini menunjukkan bahwa ukuran partikel

berbanding terbalik dengan kelarutan, maka memperke­

(23)

11*2, Dispersi solida

Dispersi solida didefinisikan sebagai suatu disper-

si dari atau lebih bahan aktif bentuk padat pada suatu

pembawa. ("carrier") bentuk padat yang bersifat inert,-

yang dibuat dengan metoda peleburan, pelarutan, atau

peleburan-pelarutan* Sedang yang dimaksud dengan pemba—

wa pada dispersi solida ini adalah suatu bahan yang mu-

dah larut dalam air. (6,20)*

11*2*1* Metoda-metoda pembuatan dispersi solida

11*2*1*1* Metoda peleburan

Metoda ini pertama kali dilakukan oleh Sakiguchi

dan Obi untuk membuat suatu dispersi solida sulfatiazol-

urea yang dapat cepat melepaskan bahan obatnya* Metoda

peleburan tersebut dilakukan dengan cara melelehkan cam-

puran fisis antara keduanya, selanjutnya lelehan ini di-

dinginkan secara mendadak yang disertai dengan pengaduk-

kan yang cepat pada sebuah penangas es* Massa yang pa­

dat ini kemudian dihaluskan dan diayak dengan ukuran •.

tertentu-(6,20)•

11*2*1 *2. Metoda pelarutan

Metoda ini menggunakan pelarut organik untuk men-

campur molekol obat dengan pembawa, Biasanya digunakan

untuk membuat larutan padat atau campuran kristal senya-

(24)

dan Nakamura dengan melarutkan bersama-sama yaitu

|3-karoten dan PVP dalam kloroform, dan kemudian

menguapkan pelarutnya (6,20).

':il.2.1.3. 1 eburan dan Pelarutan

Metoda ini dibuat dengan cara mencampur 5-

10% larutan bahan obat kedalam' PEG 6000 yang su-

dah dilelehkan, Caranya, bahan obat dilarutkan

dalam pelarut yang seeuai kemudian dicampur de- •

ngan PEG 6000 yang sudah dilelehkan, pencampuran

dilakukan pada suhu dibawah 70°C dan eelanjutnya

pelarutnya diuapkan <6,20) •

h . 2 . 2 . h e ^ & f l i ,e L a i t ..g ^ l a ^ a t a n K e l a r u t a n ,,s u a t u d i s p e r s i s g l i l a

Adapun mekanisme peningkatan kelarutan dari -

suatu dispersi solida adalah : (6,20)

1. Peningkatan kelarutan terjadi karena sebagiau be-

sar bahan horc.da dv.lam bentuk yang sangat halus.

2# Efek solubilisasi dari carrier yang berada dise-

keliling bahan obat yang segera melingkupi parti­

kel bahan obat sebagai langkah mula kelarutan, -

kemudian carrier larut sempurna dalam waktu yang

singkat.

3. Tidak adanya agregasi dan aglomerasi antara parti-

kel-partikel dari bahan obat yang bersifat hidro-

fobik.

4* Kemampuan terbasahi dafi terdispersi dari bahan o-

bat pada dispersi solida yang dibuat dengan bahan

(25)

Dispersi solida eebagai salah satu cara un­

tuk meningkatkan kelarutan dapat dilihat pada con-

toh dispersisolida berikut ini :

Gambar 2 : Kecepatan melarut dari Acetaminophen -

dan Acetaminophen-Urea (10)

O = Acetaminophen 100-120 mesh

• = Acetaminophen-urea, campuran fisik pada kom­

posisi eutectic

Q = Acetawinophen-urea, campuran fisik dimana u-

rea leuih banyak dari komposisi eutectic

O = Acetauiinopheu-orea, dispersi solida pada -

komposisi eutectic

Dari Kurva tersebut dapat disimpulkan bahwa kece­

patan lhelarut bahan obat ditentukan oleh ukuran -

partikel dan jui.ilah carrier, dan uentuk dispersi

solidanya menunjukkan kecepatan melarut yang

ter-0 1 2 3 4 5

vVaktu (menit)

(26)

besar karena pada bento* dispersi solida memung-

kan didapatkan partikel bahan obat dengan ukuran

yan^ san&yt kecil.

l;emikian ju&a dengan ^abinder K. dan D.J.W,

Grant dalam penelitiannya tentang pengaruh carrier

dalam suatu dispersi solida dapat ditunjukkan se-

ba^ai beriuut : (1 3;

Waktu (menit)

Gambar 3 : Kurva profil kelarutan dari dispersi

-solida 60.- w/w Tolbutamida dengan PEG 2000 pada

larutan dapar pn 7 (•), dispersi solida o0/<> w/w-

Tolbutamida dengan ester PEG 2900A;yrj 52 di air

(•) dan pada larutan dapar pH ?(+)

Dari kurva profil kelarutan diatas tampak bahwa -

keccpatan melarut dari dispersi solida ditentukan

jucs oleh macam carriernya, dimana ester PEG 2000

ir.eiuberikan kecepatan melarut yan5 lebih besar di-

(27)

■fXX*5i Sistem dua konroonen (22,23,24;

Semua sistem dua komponen yang terkondens dapat di-

golongkan menurut kelarutannya dalam fasa cair dan menurut

jenis fasa padat yang mengkristal dari larutan. BiBrdasarkan

penggolongan ini, iiibedakan beberapa jenis tipe dasar seba**

gai berikut : kedua komponen larut sempurna, larut sebagian

dan tid&k salir.g larut • Sistem dua komponen yang menunjukkan

larut soba::ian dan sal inf5: tidak larut dapat diasumsikan ka­

rena interaksi yang lemah da.ri zat tersebut, sedang sistem .

dua komponen yang larut sompuma, zat padat yang terbentuk

dapat me nun jukkan interaksi sebagai berikut •

11.3*1• Uampuran eutektik scderhana

Sistem tcrkondens jenis ini secara umura ditujukkan

.pada gambar 4 dibaerah ini.

Gambar 4 : Diagram fasa campuran eutektik sederhana

Titik a dan b p;.da diagram fasa, masing-masing adalah

(28)

-menyatakan konsentrasi larutan jenuh dehgan komponen A

pada suhu a-c. Kurva be menyatakan konsentrasi larutan y

yang jenuh. dengan komponen li pada suhu b-d, Titik e ada-

l&h larutan jenuh komponen A maupun B dimana tiga fasa b

berada dalam keoeimbangan yaitu larutan, A padat dan B

padat. Suhu pada kcadaan ini (titik e) disebut suhu eu­

tektik dan komposisi ini disebut -komposisi eutektik (f).

II*3*2* Senyawa dengan titik lebur kongruon

Terjadi bila komponen A dan D membentuk senyawa padat

AB yang stabil campai titik lelehriya. Diagram fasa yang

terjadi ditunjukkan pada gambar 5.

G-ambar 5 : Diagram fasa sistem dengan titik lebur . *

kongruen.

Diagram fasa ini dapat dipandang sebagai dua diagram fa­

sa eutektik sederhana yaitu diagram fasa sistem A-AB dan

diagram'fasa sistem B-AB dengan mesing-masing titik eu-

(29)

dite-ngah A-3 menyatakan senyawa AB. Bila sistem dipanaskan s

sampai d, mafta senyawa tersebut akan meleloh menghasil-

kan cairan dengan komposisi sama dengan AB. Dengan demi-

kian titik d disebut sebagai titik loleh kongruen senya-

v/a AB.

Senyav/a dong an titik lebur- inkongruen.

Pada nistem ini senyawa yang terbentuk tidak stabil d

dc’n terurai sebslum raerjcapai titik leiohnya. Diagram fa­

sa. yang tcrjadi ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6 : Diagram fasa sistem yang menunjukkan titik

lelch inkongruen.

Reakn-i pe'ruraian senyawa yang terbentuk ini disertai de-

ngcn terbontuknyu fasa. padat lain dan larut an dengan

komposisi y-ng berbeda dengan fasa padat. Reaksi ini di-

sebut real:si peritektik atau reaksi ta?ansisi. Reeksinya

;liisy: takan ooba^ai berikut :

(30)

terbentuk. i?ada diagram fasa, kurva be menunjukkan kon-

sent.rasi dari cairan dalam kcseimbangan dengan B padat.

Bila dicapai titik c akan terjadi reaksi peritektik an­

tara cairan dengan komposisi 0 dan B padat membentuk

senyawa AB» Oaris patah antara bo. dan ce yaitu titik c

menyatakan fasa padat a dan AB masing-masing memptmyai

kurva kelarutan sen&iri.

II.3.4. Larutan podat

Sepsrti halnya dua cairan yang saling'larut membentuk-

larutan cair maka suatu zat padat yang saling larut mam-

bentuk larutan padat, dimana komponen yang satu terbagi

secara meraca dalam kisi kristal komponen yang lain.

Larutan ini merupak&n satu fasa tunggal dalam semua kom«-

posisi. Salah satu contoh diagram fasa- sistem ini adalah

seb-:vj;.-i berikut :

T.B

Larutan padat

A % B B

(31)

til .4-* Tflifrutamida

Il.^.t,* 51 fat ^ifiika kimia (15,16)

Sifat fisika kimia Tolbutamida adalah sebagai be-

rikut :

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, -

rasa agak pahit.

Kelarutan : Praktis tidak larut air, larut kloro-

form, asam mineral dan alkali hidrok-

sida encer, larut dalam 3 bagian ase-

ton, larut dalam 10 bagian alkohol

dan sedikit larut dalam eter.

Stabilitas : Tolbutamida akan kehilangan potensi-

nya sebanyak i\7% bila disimpan pada

suhu 70°C dan kelembaban relatif

Dalam hal ini Tolbutamida terurai . -

menjadi p-toluene sulphonamida dan

n-butil amine*

Suhu lebur : 126 - 132 °C

Ruraue molekul :

Berat molekul : 270,35

Humus bangun :

Nama kimia : l-butil-3-p-toluil sulfonil ureum*

-II.4.2. fthasiat. Farmakfllagj

Tolbutamida adalah suatu obat anti diab&tik

oral dari golongan sulfonilurea yang bekerja 'de-

(32)

-II.5* Polletilen Glikol (PEG) 2000

11.5.1 • & XiEiika fcuoia (lb)

Pemerian : Zat padat seperti malam, berwarna pu-

tih, tidak berbau.

Kelarutan : Larut dalam air, alkohol, kloroform^-

Tidak larut dalam etcr.

Titik beku ; 40 - 50 °C

Rumus molekul : CH^ (OH). (CH^.O, CH^m. CH^OH

dimana m = 40 - 50

Berat molekul : 1800 - 2200

Nama lain : Macrogol 2000, Poliglikol 2000

II.5.2. P_en^i’:unaan (16)

Polietilen Glikol adalah polimer yang mem­

punyai sifat hidrofilik yang kuat sehingga digu­

nakan sebagai emulsifying agent emulsi sistem o/w

juga digunakan sebagai stabilisator emulsi. Meru-

pakan basis salep yang efektif dibanding paraffin

serta digunakan sebagai "carrier1’ pada dispersi -

solida obat-obat yang tidak larut dalam air.

I I . Polioxietilen .40 S.tearat/Mvr.i 52

11.6.1 -• Sifat fisika kimia (16)

Pemerian : Zat padat seperti malam, warna putih,

Tidak berbau atau bau seperti lemak -

yang lemah.

Kelarutan : Larut dalam air, alkohol, aceton, car­

bon tetra klorida,dan metil alkohol.

(33)

Titik beku : 37 - W? °C

Rumus molekul :

Herat molekul : 204b, 6

Hama lain : Kacrogol Stearat 2000

^yrj 52

U.S. 2*. Peng*-:unaan

Si fat hidrofilik dari kelompok oxietilen -

ini lebih lemah dari kelompok hidroksinya, dengan

memasukkan sejuralah molekul asam lemak akan dida­

patkan si fat hidrofilik dan hidrofobik yang seim-

bang, sehingga baik digunakan sebagai emulsifying

agent dari emulsi tipe m/a. Dipakai juga sebagai

(34)

BAHAN, ALAT BAN METODA KERJA

111*1 • Bahan percobaan

* Tolbutamida P*g* (PT. DUPA)

- Polietilen glikol (PEG 2000) p.g. (E. Merck)

- Polioxietilen stearat(Myrj 52) p*g. (Atlas)

- Kalium dihidrogen phosphat p.a. (E. Merck)

- Natrium hidroksida p.a. (E* Merck)

- Etanol 95% p.a, (E. Merck)

- Aseton tehnis

- Es kering

- Asain.klorida p.a- (E. Merck)

- Pereaksi warna : larutan larutan HgC^*

indikator phenoftalein dan

larutan iodine,

III.2. Alat-alat

- "Differential Scanning Calorimetry" (BSC) merk

Shimadzu

- "Double Beam Spectrophotometer UV" 140-02 merk

Shimadzu

- “Infra Red Spectrometer" merk Parkin Elmer model

735 B

■** "Hot Plate Stirrer" merk Coming tipe PC 351

- "Constant Temperature Circulation Termostat"

(35)

- Rangkaian alat penentu dissolusi

- Eksikator hampa udara

- Stereo mikroskop model Mega MTX

- Milipore membrane tipe filter HA, cat no. HAWP

01300 lot no. HOE 62453 B, diameter 13 mm, ukuran

pori 0,45 mikron

III.3. Metoda kerja

111.3.1. Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif bahan per-

cobaan tolbutamidat PEG 2000 dan Myrn 52.

111.3.1.1. Pemeriksaan fcualitatif tolbutamida

Pemeriksaan kualitatif yang dilakukan meliputi

pemeriksaan suhu-.lebur dan analisa spektroskopi infra-

merah. Data yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka.

111.3.1.2. Pemeriksaan kualitatif PEG 2Q00

Pemeriksaan kualitatif yang dilakukan meliputi

pemeriksaan suhu lebur dan reaksi warna yang dilakukan

menurut Farmakope Indonesia edisi II# Hasil yang dipe­

roleh dibandingkan dengan pustaka.(27)

III.3.1-3. Pemeriksaan kualitatif Myrj 52

Pemeriksaan kualitatif yang dilakukan meliputi

pemeriksaan suhu lebur dan reaksi warna yang dilakukan

menurut USP XX. Hasil yang didapatkan dibandingkan de­

ngan pustaka (28)

111.3.1*4. Pemeriksaan kuantitatif tolbutamida

Pemeriksaan kuantitatif tolbutamida ini dilakukan

secara titrasi asidi-alkalimetri sesuai Farmakope Indo­

(36)

111.3*2* Pembuatan diagram faaa Tolbutamida-PEG 2000

III.3.2.1 . Pernbuatan dispersi solida Tolbutamida-PEG 2000

Dispersi solida Tolbutamida-PEG 2000 ini dibuat

dengan komposisi seperti pada tabel I dibawah ini

Tabel I

Perbandingan campuran tolbutamida dan PEG 2000

Tolbutamida (%) PEG 2000 {%)

100'1 0

90 10

80 20

70 30

65 35

So 40

50 50

4-0 60

30 70

20 80

10 90

0 100

Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut t

- PEG 2000- dalam jumlah tertentu dilarutkan dalam etanol

panas diat&3 "Hot Plate Stirrer" sampai larut,

- Kemudian dimasukkan tolbutamida dalam jumlah tertentu

pada larutan diatas sambil terus diaduk sampai larut.

- Setelah itu etanol diuapkan* dan dilakukan pendingin-

(37)

III

III

III

III

campuran aseton-es kering.

* Padatan yang terjadi disaring dengan corona. buchner

kemudian dikeringkan dan disimpan dalam.eksikator

hampa selama 24 jam kemudian digerua dan diayak.

3*2.2. Pengujian dispersi solida

3.2.2.1. Pengujian dengan “Differential Scanning Calori-^

mefrry11 (DSC).

Pemeriksaan dengats DSC dilakukan dengan cara

memasukkan sejumlah sampel (2-4 mg) kedalam sampel pan

dari aluminium dan kemudian ditutup dengan tutup pan.

Selanjutnya diletakkan dalam sampel holder dan dipanas-

kan bersama-sama pembanding. Alat perekam dinyalakan

dengan pemanasan 25 mv> kecepatan gerak kertas 10mm/-

menit dan b^sagr tekanan atmosfir JOml/menit dengan

menggunakan aliran gas Hg* .Suha: lebur diperoleh dengan

menentukan titik perpotongan antara garis tangen dan

garis dasar. Sebagai pembanding juga dilakukan pa­

da campuran fisis,

3.2.2.2. Pengujian dengan stereomikroskop

Dilakukan dengan cara meletakkan sejumlah sam-

pei diatas obyek gelas yang‘diletaJtkan dibawah lensa o-

byektif pada mikroskop dengan perbesaran tertentu.

Sebagai pembanding pada uji dengan stereomikroskop

ini juga dilakukan terhadap campuran fisisnya.

-3.2.3. Pembentukkan diagram fasa Tolbutamida-PEG 2000.

(38)

de-ngan DSC dibuat kurva liomposisi Tolbutamida-PEG 2000

versus . suhu lebur. Dari diagram fasa yang terbentuk

ditentukan beberapa komposisi yang akan diuji kece­

patan melarutnya.

111.3*3. Pembuatan dispersi solida Tolbutamlda-Myrj 52

Dispersi solida Tolbutamida-Myrj 52 ini dibuat de­

ngan komposisi tertentu sesuai debgpn komposisi yang

tffrpilih pada diagram fasa Tolbutamida-PEG 2000. Ada-

pun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :

- campuran Tolbutamida-Myrj 52 dengan perbandingan *

tertentu dipanaskan diatas "Hot Plate Stirrer" de­

ngan pengadukkan sampai meleleh.

- campuran yang telah meieleh ini didinginkan secara

mendadak dengan cara mernesukkannya kedalam campuran

aseton-es kering.

- padatan yang terjadi dimasukkan dalam eksikator ham-

pa selam 24 jam, kemudian padatan tersebut digerus

dan diayak.

IIT;5;3.1• Pengujian dispersi solida

III.3.3.1 .1 . Pengujian dengan "Differential Scanning Calori­

metry " (DSC).

Dispersi solida Tolbutamida-Myrj 52 yang ter -

bentuk ini ditimbang 2-4 mg dan. dilakukan pemeriksaan.

dengan DSC dengan cara sama dengan pada dispersi soli­

da Tolbutamida-PEG 2000. '.Sebagai pdtfibafcdlng psmeriksa-

(39)

26

III

III

III

III

3*3.1.2. Pengujian dengan stereomikroskop

Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan se­

jumlah sampel diatas obyek gelas yang diletakkan dibawah

lensa obyektif dengan perbesaran tertentu. Sebagai pem­

banding juga dilakukan terhadap campuran fisisnya.

3*4* Bemeriksaan dengan Kromatografi Lapisan Tipis

Pada dispersi solida yang terbentuk dilakukan Kro-

matografi lapisan tipis dengan cara melarutkannya dalam

etanol. Larutan ini selanjutnya ditotolkan pada lempeng

silika gel 0,25 mm, Sebagai eluen digunakan campuran -

aseton : bensen ; air dengan perbandingan 65 ; 30 : 5.

Sebagai penampak noda dipakai sinar ultra violet (254»U)

Pembanding yang digunakan adalah substansi tolbutamida.

-3.5* Penentuam kecepatan melarut

,3.5.1. Pembuatan larutan baku induk tolbutamida

Membuat larutan baku induk tolbutamida dengan kon-

sentrasi 100 Ug/ml. Dengan cara : ditimbang dengan teliti

lebih kurang 100 mg tolbutamida, dllarutkan dalam 4 ml -

etanol kemudian ditambah dengan air suling sampai volu­

me tepat 100,© ml. Dipipet 10,0 ml larutan dan ditambah

(40)

I I I .

Ill

III

III

III

3.5.2. Pembuatan larutan baku ker.ja tolbutamida

Dari larutan baku induk dibuat larutan baku kerja

dengan konsentrasi : 4 Ug/ml, 6 Ug/ml, 8 Ug/ml, 10 Ug/ml,

12 Ug/ml, 20 Ug/ml, dengan cara mengencerkan larutan ba­

ku induk dengan air suling pada volume tertentu.

,3.5.3. Penentuan panjang gelombang maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan

spektrophotometer double beam (Shimadzu UV 140-02) anta-

ra panjang gelombang 218 s/d 234 nm, dengan mengggunakan

larutan baku kerja 8 Ug/ml dan 12 Ug/ml. Tiap-tiap kon- '

sentrasi dilakukan pengamatan nilai absorpsinya pada ti-

ap panjang gelombang tersebut. Dari hasil pengamatan di­

buat tabel dan kurva nilai absorpsi versus panjang ge­

lombang sehingga dapat diketahui panjang gelombang mak-

simumnya.

.3.5.4. Pembuatan kurva baku

Pembuatan kurva baku menggunakan larutan baku de­

ngan konsentrasi 4 Ug/ml, 6 Ug/ml, 8 Ug/ml, 10 Ug/ml,

-12 Ug/ml, dan 20 Ug/ml yang diamati pada panjang gelomr •

bang maksimum. Dari hasil pengamatan dibuat tabel dan

kurva absorpsi versus konsentrasi.:

.3.5.5. Prosedur penentuan kecepatan melarut

.3.5.5.1. Pembuatan media melarut

Media melarut dibuat dengan melarutkan 1,361 -

gram KJ^PO^ dalam air sampai 50 ml kemudian ditambah de­

(41)

b a h ? Ta O P , d a n s e t e l n h i t u d i t a m b a h d e n / ^ n a i r s u l i n g s a m -

p a i 2 5 0 ml.

III'#3»5*5i2-* P o n n t u : i n kc c e p n 10.n m e l a r u t

P~.dr. uji kecepatan molarut ini digunakan be jr.na

disoluni yan<? dibun r;ku.<3 mantel penan'van air sehin&ga su­

hu ;T rcoc:-',nn konrstan,yaitu 37 ± 0,5°C* ^ada bejann di.ma-

ru! n ?0:> y.l no.-Ha iol-.rut or* ’‘ipai suhu porcobaan dicapai

kc-vu*iian d:i.'nsukknn 7 5 0 nrj dispersi solida yang aka'n di-

u;ji kecepatrn nolrrutnya.dan- diaduk don/?an pengaduk mag>U,0

not don.-ail kocop.'-tm yan<> tetap. ouplikan dianbil r.seba-

ny.vk 3 ml p*--d- sntiap wiktu tortontu, ynitu : 2,5 ? 5 >-

7,5 ; 1 0 ; 15 ; 30 ; .';-5 ; 6 0 ; 9 0 menit. Kemudian kadar tolbutanida yan;: tori-',rut '-Iditentukan dengan cara menga-

inati absorpsinya p^da panjang gelombang maksimum dengan

s p o! ctrophotenet 0 r.

111*3.6, Penentuan efek solubilisasi PEG 2000 dan Myrj 52 pada

substansi tolbutamida,

penentuan efek solubilisasxPEG 2000 dan Myrj 52 ini

dilakukan dengan cara sama dengan penentuan kecepatan me-

larut. Media yang digunakan adalah larutan PE§ 2000 atau

larutan Myrj 52 pada konsentrasi 20 dan 50 Pad$. media

dimasukkan 750 mg substansi tolbutamida dan cuplikan di-

ambil pada interval waktu 2 , 5 i 5 ; 7 > 5 ; 1 0 ; 1 5 ; 30 j-

4 5 ; 6 0 ; 90 menit dan ditentukan kadarnya pada panjang

(42)

HASIL PERGOBAAN DAN PENGOLAKAU DA'Z’A

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil

hasil sebagai berikut :

IV.1 * Identifikasi kualitatif dan kuantitatif substansi -

tolbutamida, PEG 2000 dan Myrj 52.

IV#1.1» Identifikasi kualitatif tolbutamida

IV.1.1a* Penentuan suhu lebur dengan "Differential Scanning"

Chalorimetry"(DSC) *

Hasil pemeriksaan suhu lebur dengan "Differential-

Scanning Calorimetry11 dapat dilihat pada tabel XX dibawah

ini

Tabel II

Suhu lebur tolbutamida h&sil pemeriksaan DSC BAB IV

B A H A H Suhii lebur

Percobaan * Pustaka

Tolbutamida 129,05 °C 1 26-132 °C (25)

IV*1*1b. Pemeriksaan Spektra Inframerah

Pemeriksaan spektra inframerah tolbutamida dengan

tehnik KBr menghasilkan spektra seperti pada gajpbar 8 di­

bawah ini. Spektra yang dihasilkan ini dibandingkan dengan

(43)

Gambar 8 : Spektra inframerah tolbutamida percobaan.

W.IVI'IoIIjmIi

uni mu-. 6 > S •) H> 11 II M l I'

A II •'"’.H l(«>S. 11 !>>'

Gambar 9 : Spektra inframerah tolbutamida menurut

(44)

17.1 .2. Identifikasi kualitatif PEG. 2000

Hasil identifikasi kualitatif PEG 2000 iangan

"Differential Scanning Calorimetry" dan reaksi warma

menurut Farmakope Indonesia edisi II:. dapat dilihat

pada tabel III dibawah ini

Tabel III

Uji kualitatif PEG 2000

Cara uji Hasil Pustaka ’

Suhu lebur

IV.1 .3. Identifikasi kualitatif Myrj 52

Hasil identifikasi kualitatif Myrj 52 dengan

"Differential Scanning Calorimetry" dan. reaksi warna*

menurut USP XX dapat dilihat pada .tabel IV dibawah -

(45)

Uji kualitatif Myrj 52 Tabel XV

Cara uji Hasil Pustaka

Suhu lebur

(DSC)

Reaksi warna

41,41 °C

timbul uap ber-

waraaa hitam

37 - 47 °C

(15)

timbul uap ber-

waraa hitam

(28)

IV.1.4. Pemeriksaan kuantitatif tolbutamida

Pemeriksaan kadar substansi tolbutamida ini dila'-.

kukan secara asidi-alkalimetri menurut Farmakope Indo­

nesia edisi III. Hasilnya dapat dilihat pada tabsl V

dibawah ini

Tabel V

Kadar tolbutamida secara asidi-alkalimetri

B a h a n Hasil Pustaka

Tolbutamida 99,66 % 98,0 - 101,0 %

(46)

IV*2* IBambuatan diagram fasa TOlbutamida-PEG 2000

IV.2*1 . Pengujian dispersi solida

IV,2.1 ,1 • Pengujian dengan “Differential Scanning Caloric «

metry» (DSC)

Pada uji terjadinya dispersi solida dilakukan de­

ngan DSO yang akan dihasilkan term*gram yang berbeda d»r\

ngan campuran fiaisnya. Sebagai contoh dapat dilihat pa­

da gambar termogram dibawah ini

campuran fisis dispersi solida

Gambar 10 : Termogram DSC campuran fisis dan dispersi -

solida Tolbutamida-PEG 2000

Ha$il pemeriksaan secara lengkap dari dispersi-

solida To-lbutamida--EB&. 2000 .ini dapat dilihat pada tabel

(47)

Tabel VI

Suhu lebur dickers! solida Tolbutamida-PEG 2000

pada berbagai perbandingan

Komposisi {%) Suhu lebur °G

Tolbutamida PEG 2000 '

100 0 129,05

90 io 98,98

80 20 . 50,98

70 30 43,50

65* 35 43,10

60 40 43,87

50* 50 48,08

40* 60 44,60

30 70 46,06

20* 80 47,56

10* 90 43,82

0 100 48,15

* Kompasisi terpilih untuk penentuan kecepatan

(48)

43,10 ° 'C

T : P « 6 5 : 3 5

T : P - 100 : 0

5o 4$"

1 2 ? , 0 5 ° C

0 20 30 4 0 " l « j i s u n u ■ C

Gambar 11 : Terraogram DSC dispersi solida T o l b u t a m i d a - P E G

2000 ‘ pada komposisi terpilih*

(49)

IV.2*1 *2* PeffleriRgaarv dengag stereomikroskop

Hasil pemeriksaan dispersi solida dengan stereomi-

kop menunjukkan hasil yang berbeda dengan campuran fisia

nya. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar beri

kut ini.

E

& .

Gambar 1 2 : Photo stereomikroskop Tolbutamida dengan

(50)

Gambar 13: Pkoto stereomikroskop PEG 2 0 0 0 dengan. p e r t e -

saran 1.6 X.

Gambar 14- : Photo stereomikroskop campuran fisis Tolbu­

(51)

Gambar 15 : Photo stereomikroskop dispersi solida Tolbu­

tamida-PEG 2000 dengan perbesaran 16 X

IV*2»2.* Pembentukkan diagram fasa Tolbutamida-PEG 2000

Suhu lebur yang didapatkan dari hasil pemeriksaan

dengan DSC dibuat suatu diagram fasa Tolbutamida-PEG £000

(52)
(53)

-IV*3. Pembuatan dispersi solida Tolbutamida-Myrj 52.

IV.3.1. Pengujian dispersi solida

IV.3.1.1. P e n g u j i a n d e n g a n “ D i f f e r e n t i a l S c a n n i n g Calori­

m e t r y11 ( B S C ) .

Pada-uji dispersi solida dengan DSC didapatkan

termogram yang berbeda dengan campuran fisisnya. Sebagai

contoh dapat dilihat pada gambar termogram dibawah ini

campuran fisis dispersi solida

Gambar 17 : Termogram DSC campuran fisis.dan dispersi

solida Tolbutamida-Nyrj 52

Hasil pemeriksaan secara lengkap dispersi solida

Tolbutamida-Myrj 52 pada komposisi terpilih dapat dilihat

(54)

Tabel ' vii

Suhu lebur dispersi solida Tolbutamida-Myrj 52

pada beberapa perbandingan

r Komposisi (#) Suhu lebur °0

Tolbutamida Mjyrj 52

PEG 2000r

Tolbutamida -Myrj 52

Tolbutamida* -PEG 2000 ,

65 35 39,82 43,10

50 50 39*78 48,08

40 60 35,36 44,60

20 80 36,55 47,56

10 90 38,30 43,82

IV*3*1#2# Pemeriksaan dengan stereomikroskor,

Pemeriksaan dispersi solida dengan stereomikros­

kop menunjukkan hasil yang berbeda dengan campuran fi-

sisnya. Hasil yang diperoleh dapafc dilihat pada gambar

(55)

Myrj 52 pada komposisi terpilih.

(56)

Gambar 19

v

t

t

: Photo stereomikroskop Myrj 52 diengan per*-

besaran 1 6 X*

r

: ' A

%

e

(57)

Gambar 21 : Photo stereomikroskop dispersi solida Tolbu-

tamida-Myrj 52 dengan perbesaran 1 6X

IV,4, Hasil pemeriksaan dispersi solida dengan kromatografi

lapisan tipis(KLT)

Hasil pemeriksaan dispersi solida dengan KLT menunjuk':

kan sebagai berikut :

Tinggi pelarut = 8 cm

Tinggi substansi tolbutamida = 5,5 cm

Tinggi noda dispersi solida Tolbutamida-PEG 2000 pada kom­

posisi 65: 35; 50-t.50j 40;60; 20:80; 10:90 ** 5*5 cm

Tinggi noda dispersi solida Tolbutamida-Myrj 52 pada kom­

(58)

Gambar 22- : Kromatografi lapisan tipis pada analisa kualitatif terhadap dispersi solida Tol-

butanidn-pEG 2000 pada komposisi yang

terpilih.

St = substansi tolbutamida

A = 7,it Tolbutamida: PEG 2000== 65:35

^ = Tpi, Tolbutamida: p,’G 2000 = 50:50

C = T o l b u t a m i d a : r:5G 2000 = ^0:60

D = T 2, Tolbutamida: rnG 2000 = 20:80

(59)

St A B • C D- E •

Gambar 23 : Kromato^rafi lapisan tipis pada analisa

kualitatif terhadap dispersi solida

Tolbutamida-^yrj 52 pada komposisi yang

terpilih.

?t = substansi tolbutamida

-A = Tolbutamida: Myrj 52 = 65:55

B = tolbutamida:’'yrj 52 = 50:50

0 - Tolbutamida: Myrj 52 = /j.0:60

n ” tolbutamida: ! y r j 52 = 2 0 : CO

(60)

I V ^enrntu-Ti profil kr?cep°t-.-n melarut.

IV*41. renont\i:m p-n.rT.r rolo'.iban.n- maksimiim

Pan;jan,c folomban^ maksimum larutan tolbutamid da­

lam air yang dlpexoleli pada percobaan ini^ad£&ah4-,226 nft,

hasil dapat dilihat pada tabel VIII dan gambar 24 ini

Tabel VIII

Hilni absorpsi larutan tolbutamida dalam air pada

berbagai panjang gelombang

Panjang gelombang

(nm)

Nilai abuorpsi pada kadar

8 Ug/ml 12 Ug/ml

218 0 , 3 1 0 0 , 4 2 0

220 0 , 3 2 0 0 , 4 4 8

222 0,328 0,470

2 2 4 0,334 0,490

276 0,342 0,510

228 0,330 0,500

2 3 0 0,315 0 , 4 6 0

2 7)P. 0 , 3 0 0 0 , 4 1 0

23/|. 0,270 0,375

T V - . A - 2 . Pembuatan kurva baku.

Kurv-i baku rtibu- t dari larut i toll.V mi da dalam

air deng.-tn 6 mac:im konsentrasi y •• ■: dilihat pada panjang

gelomban,-? maksimum yaitu A. = 226 ntn. Hasil yang diperoleh

(61)

Ganb-ir 24- : K u r v a absorpsi terhadap panjang gelombang

(62)

49

T a b e l IX

Nilai absorpsi rata-rata larutan tolbutamida dala*

air pada bernagai konsentrasi, pada ■ 226 run

Kadar (Ug/ml) Nilai absorpsi rata-rata

4 0,185

6 0,258

8 0,342

10 0,428

1 2 0,510

20 0,808

Dari hasil perhitungan diperoleh harga koefisien korelasi

r e- 0,9995* Dengan melihat tabel koefisien korelasi un­

tuk degree of freedom (f) = 5 dan pada derajat keperca-

yaan = 0,05 diperoleh harga r *= 0,754*

r hitung = 0,9995 lebih besar daripada r tabel « 0,754

Persamaan garis regresi yang didapatkan adalah :

Y = 0,0392 X +. 0,0297

dimana harga X menroijukkan konsentrasi sedang harga Y me­

(63)
(64)

IV*4 *3* Penentuan profil kecepatan melarut dispersi soli&a

da Tolbutamida-PEG 2000 dan Tolbutamida-Myr.1 52*

Pada penentuan kecepatan melarut ini dipilih kompo­

sisi pada dispersi solida Tolbutamida-PEG 2000 dengan

perbandingan T : P = 65:35 (JS1) t 50:50(1.^), 40:60 ( E ^

20:80 (Tp2), 10:90 (E^), demiiian juga dengan dispersi

solida Tolbutamida-Myrj 52 komposisi yang terpilih ada­

lah sama* Pada penentuan kecepatan melarut ini diamati

kadar tolbutamida yang terlarut pada waktu-waktu : 2,5;

5; 7,5; 10; 15; 30; 45; 60; 90 menit. Hasil yang dida-

pat dari dispersi solida Tolbutamida-PEG 2000 dibamding

kan dengan substansi dan campuran fisisnya. Selanjotnya

dibandingkan dengan hasil yang didapat dari dispersi

solida Tolbutamida-Myrj 52* Hasil yang dipe-roleh dapat

dilihat pada tabel X s/d XXII dan. gambar 26 s/d 38

(65)
(66)

Gambar 26 rProfil kecepatan melarut campuran fisis Tolbu­

tamida-PEG 2000 pada komposisi terpilih,

« pada komposisi 65 i 35

s- pada komposisi 50 : 50

* _*pada komposisi 40 s 60

= pada komposisi 20 : 80

= pada komposisi 10 : 90

(67)
(68)

Gambar 27 : Profil kecepatan melarut dispersi solida

Tolbutamida-PEG 2000 pada komposisi 'terpilih*

♦ » pada komposisi 65 •

• 35

A = pada komposisi 50 •r 50

• = pada komposisi 40 ♦

• 60

0 = pada koibposisi 20 •

• 80

m * pada komposisi 10

• 90

(69)
(70)

Gambar 28 : Profil kecepatan melarut dispersi solida

Tolbutamida-Myrj 52 pada komposisi terpilih

pada kompodisi 65 : 35

A m pada komposisi 50 : 50

= pada koruposisi 40 : 60

O = pada komposisi 20 : 80

■ B pada komposisi 10 : 90

(71)

l'abel XIII

ICadar tolbutamj.da terlarut dari substasi, campuran -

fisis dan disporsi solida Tolbutamida-PEG 2000 pada

perbandingan 65 : 55

| V/aktu Kadar tolbu'tamjda terlarut rata-tataCmg/l’OOml)

(mcnit) ST - OF; DS *

2,5 11 115 1 62

5 19 146 266

7,5 44 243 297

10 73 308 310

15 106 332 345

30 139 352. 364

45 1 58 353 375

60 1 61 356 380

90 1 82 35S 383

ST * s substansi tolbutamida

CF * = campuran fisis tolbutamida-PEG 2000

(72)

j J S i

!a;:b-.r 29 : ' .•>i\\ 'c / t\n mcl-rut subct.-nci tolbutanida

(73)

buta-iida-cS XI

I

03

o

u

■H

o ■p w

•rl

t.C r

f.

rc:

•H r

•P

O

-P •HCj

c:

*p

c:

•p

(74)

Gnnbar 30 ; !**rofil Uocep-'t-n mclwrut dispcrci colida

'’’olbutm? r/\ 11 \G 2000 d'in ■ yrj 52 pada

(75)

Tabel XV

Kadar tolbutamida terlarut dari substansi, campuran-

fisis dan dispersi solida Tolbutamida-PEG 2000 pada

perbandingan 50:50

V/aktu

(menit)

Kadar tolbutamida terlarut ra1ta-ra‘ca (mg/100ml;

ST * CP * DS *

2,5 11 186 155

5 19 248 238

7,5 44 277 282

10 73 301 296

15 106 332 315

30 139 348 327

45 1 58 355 339

60 161 355 343

90 1 82 356 347

ST «s substansi tolbutamida

CF # - campuran fisis Tolbutamida-IJ_!)G 2000

(76)

Gambnr V : Profil kecep-tan melarut substansi tolbutamida

(77)
(78)

Harrb.'-.r 32 : ^rofil kocfip'xtnn melarut diopcrsi colida

T'olbut--?:idn ^onc^n P‘TO 2000 rb'.n '!yr j 52 pada

(79)

Tabel XVII

Kadar tolbutamida terlarut dari substansi, campuran fisis

dan dispersi solida Tolbutamida-PSG- 2000 pada perban-

dir.Ran 40; 60

Waktu Kadar tolbutamida terlarut rata-rata (mg/100ml)

(menit) ST ‘:: C F * DS *

2,5 11 194 302

5 19 259 310

7,5 44 290 333

10 75 308 352

15 1 0 6 334 369

30 1 53 336 373

45 1 58 340 380

60 1 61 342 381

90 182 346 381

ST * = substansi tolbutamida

G F ^ = c.-’ in p u r a n f i s i s T o lb u ta m . id a - P iiJ G 2 0 0 0

(80)

Gambar 33 : Profil kecepatan. melarut substansi tolbutamida

canpuran fisis dan dispersi solida Tolbutamida

(81)
(82)

Gambar 34 : Profil kecepatan melarut substansi tolbutamida

d m dispersi solida Tolbutamida dengan PEG 2000

(83)

70

Tabel X.IX

Kadar tolbutamida terlarut dari substansi, campuran fisis

den dispersi solids Toloutarrida-PiSG 2000 pada perban-

dingan 20:80

V/c! ktu Kadr.r tolbutamida terlarut rata--rata (mg/1 00ml)

(monit) ST * CP * DS *

2,5 11 245 300

5 19 280 313

7,5 44 299 330

10 75 317 340

15 106 338 345

50 139 340 359

45 158 344 360

60 161 348 364

90 1 G2 350 364

ST *• - substansi tolbutamida

OP * = campuran fisis Tolbutamida-KSG 2000

(84)

campuran fisis dan dispersi solida Tolbutamida-

(85)

te

i" r3 &•< rH

(86)

Garotxsr 36 : rrofil kccGpit^n riKlnrut dispcrsi solida

^ol hut run dpn ^ n P^G 2000 dnn Myrj 52

(87)

T a b e l X X I

Kadar tolbutamida terlarut dari substansi, campuran fisis

den dispersi solida Tolbutumida-l'iSG 2000 pada perbanding-

an 10 : 90

V/aktu Kcui.'j.r tolbutamida terlarut rata--rata (mg/100ml)

(menit) ST. OF' * DS *

2,5 11 263 281

5 19 291 332

7,5 44 31 2 336

10 73 330 • 344

15 106 338 362

30 139 34 6 366

45 1 58 353 367

60 1 61 355 367

90 182 356 369

& T * = s u b s t a n s i t o l b u t a m i d a

CJ? * = c a m p u r a n f i r , i s T o l b u t a m id a - P E G 2 0 0 0

(88)

Ganbr.r 37 : Profil k cop^t-m mclarut substansi

cnmpur:.n fisis dan dispersi solida

>10r,0 p c r b ndin.'tnn 10* : . 9 0 (E^)

tolbutamida

(89)
(90)

Gamb.-. r 38 : 'rofil l; -cnp t-n ncl r r u t

but- lid- d n - ' n ">"G 1 0 0 0

rcrb- ;i 'irs;- n 1 0 : 9 0

disy^rci solida Tol*

(91)

IV.5* Penentuan efek solubilisasi PEG 2000 dan Myrj 52 pada

substansi tolbutamida,

Ilasil pemeriksaan efek solubilisasi PEG 2000 dan

Myrj 52 pada konsentrasi 20% dan 50% terhadap substanei

tolbutamida, dapat dilihat pada tabal XXV dan gambar 30

(92)
(93)

80

0 a : n b :. . r 3 9 : T r o f i l I : g c ';<■ t - ' n r. V i r u t s u b s t a n s i t o l b u t a m i d a

(94)

LA M P IR A N

- Termogram DSC : - Substanni Tolbutamida

- i'jiG- 2000

- Kyrj 52

- Mspersi solida Tolbutamida-PEG 2000 pada

perbandingan =

- 90% : 10% '

- G 0 % : 20/° ’

- 70% : 3C%.

- 65% : 35%

- 60%' : 40%

- 50% : 50%

- 40% : 60%

- 30% : 70%

- 2 0 % : G 0 %

- 10% : 90%

- Diopcroi solida Tolbutar'ida-Kyrj 52 pada

perbriDdingan :

- 65% : 35%

- 50% : 50%

- 40% : 60%

- 20% : 80%

- 10% : 90%

- Ji’X;r-uran fisis Tolbutarcida-l.JCJ- 2000 pada

(95)

- 65 % : ' 5 5 %

- 5 0 % : 5 0 %

- Campuran fisis Tolbutamida-r-iyr;j 52 pada

pcrbandiiv'an :

- Q0% : 20%

(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)

o

o

ij

-

I

o

o

o

i

'

!

:

o

(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)

. T ■: F * «*. .

I "

1 o a m p u r a

p 1 . -+-r

n : . ' H : - r i - p :

S* I , I * f ' O' ' 1 ' • - j

i

1

f-r> — o 1

1 « ! •

(118)

Gambar

Tabel : hal*
Gambar hal*
Gambar : hal
Gambar : hal»
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik wawancara dan kuesioner digunakan untuk mengidentifikasi jenis informasi akuntansi yang dimiliki, dokumen, catatan atau laporan yang dimiliki, informasi

Tekan (T) untuk menambah maklumat pusat bagi sekolah yang didaftarkan dan pengguna akan memperolehi skrin seperti pada Gambar rajah 10 di atas.. Pengguna boleh melihat

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Didik Isnadi (2005) dengan judul Analisis Pengaruh Customer Relationship Management Terhadap

Penyimpanan buah jambu biji tanpa perlakuan khusus hanya dapat bertahan sampai 4 hari saja sehingga diperlukan proses penyimpanan cara lain yaitu penyimpanan buah jambu biji

Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan penelitian tentang pengaruh lama penyimpanan pada suhu kamar dan lemari pendingin terhadap kadar protein pada dadih

Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman

Teori yang digunakan adalah teori dari ilmu sosiologi, yaitu Sosial Istitution (lebamga kemasyarakatan) dan teori Continuity and Change (kesinambungan dan