ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KACANG
MERAH “
BUNCIS
” di KECAMATAN
SEMBALUN
PAHRIATUS SHOLIKHAH
C1G113083
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KACANG MERAH “BUNCIS” di
KECAMATAN SEMBALUN
THE
ANALYSIS OF AGROINDUSTRY BUSINESS OF RED BEAN “BUNCIS”
IN KECAMATAN SEMBALUN
Pahriatus Sholikhah *, Sri Maryati**, Dian Lestari Miharja**
* Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
** Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ABSTRAK
Pahriatus Sholikhah. Analisis Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di
Kecamatan Sembalun. Pembimbing Utama: Sri Maryati, Dan Pembimbing
Pendamping: Dian Lestari Miharja.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengkaji pendapatan dari usaha
agroindustri kacang merah “Buncis” di kecamatan Sembalun
, 2) Untuk mengkaji
kelayakan usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun, 3)
untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam produksi kacang merah “Buncis” di
Kecamatan Sembalun. Pendapatan yang diperoleh dalam usaha agroindustri kacang
merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun adalah sebesar Rp. 54.313 dengan biaya
produksi sebesar Rp. 267.741 dan penerimaan sebesar Rp. 322.053 per produksi.
K
elayakan dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun
dikatakan layak dikembangkan dengan R/C-ratio yang diperoleh sebesar 1.18,
k
endala yang dihadapi dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di
Kecamatan Sembalun memiliki kendala pada ketersediaan bahan baku tidak tersedia
sepanjang tahun.
ABSTRACT
Pahriatus Sholikhah. The Analisis Of Agroindustri Buseiness Of Red Bean
“Buncis” In District Sembalun.
The purpose of this research are 1). To asses the income of agroindustry of
red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun, 2). To asses the feasibility agroindustry
business of red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun, 3). To find out the obstacles
were faced in the production of red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun.
The
result of the research can be concluded are the average income of agroindustry
business of red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun is Rp.
54.313 per
production, with productin costs aqual to Rp. 267.741 and revenues equal is Rp.
322.053 per production. The feasibility of agroindustry business of red bean
“Buncis” in Kecamatan Sembalun is said be feasible to be developed with value of
R/C was obtained by 1.18, and the obstacles faced by respondents in agroindustry
business of the read bean “Buncis” is
availability of raw materials at the rainy
season and it causing in high selling prices.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kecamatan Sembalun merupakan satu-satunya kecamatan yang memproduksi kacang merah yang ada di Kabupaten Lombok Timur.Rata-rata produksi kacang merah “Buncis” pada tahun 2017 hanya mencapai 0.354,6 dengan luas lahan sebesar 20 ha. Hasil produksi yang rendah ini diakibatkan karena tanaman kacang merah hanya dijadikan sebagai tanaman pelengkap atau ditanam dengan sistem tumpang sari, sehingga memiliki hasil produksi yang rendah, dengan adanya pengolahan hasil pasca panen ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi mentah kacang merah. Sehingga dalam
mengusahakan agroindustri kacang merah “buncis” ketersediaan bahan baku utama selalu tersedia.
Usaha agroindustri kacang merah “Buncis” diharapkan dapat menigkatkan pendapatan wanita yang mengusahakan agroindustri tersebut, dan mendapatkan keuntungan, sehingga dapat membantu
ekonomi rumah tangga yang mengusahakan agroindusti kacang merah “Buncis” tersebut. Untuk
meningkatkan nilai ekonomi dari kacang merah ”Buncis” tersebut dengan cara pengolahan hasil
pertanian, tentunya memerlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha tersebut, pendapatan yang diperoleh dari usahanya, dan bagaimana kelayakan usaha kacang merah tersebut layak untuk diusahakan atau tidak. Oleh karena itu untuk melihat besarnya biaya yang dikeluarkan, pendapatan
yang diterima, dan keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan agroindustri kacang merah “Buncis” ini
adalah dengan cara menganalisis usaha agroindustri.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang“Analisis Usaha
Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di Kecamatan Sembalun “
Sembalun. 3) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam produksi Kacang Merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan cara mengumpulkan data kemudian menyusun serta menginterprestasikan data, menetapkan hubungan dan kedudukan masing-masing variable yang diteliti dan selanjutnya dianalisis dan menarik kesimpulan (Surakhmad, 1990).
Unit analisis dalam penelitian ini adalah wanita yang mengusahakan Agroindustri Kacang Merah
“Buncis” yang masih aktif di Kecamatan Sembalun.
Penentuan daerah sample dalam penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur khususnya di Desa Sembalun Bumbung, Desa Sembalun Lawang Dan Desa Timba Gading.Dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan di tiga desa tersebut memiliki
wanita yang mengusahakan agroindustri kacang merah “Buncis” paling banyak.
Penentuan responden dalam penelitian ini adalah wanita yang mengusaha agroindustri kacang
merah “Buncis” yang masih aktif berusaha. Penentuan jumlah responden diambil 50% dari jumlah
wanita tani yang mengusahakan agroindustri kacang merah “Buncis” tersebut dan dilakukan secara
Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif adalah data yang dinyakatan dalam bentuk kalimat, simbol, dan data lainnya yang berbentuk bukan angka.
b. Data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik. Data ini mempersentasikan suatu ukuran dari objek yang diteliti dalam satuan ukuran tertentu, misalnya berat, volume, tinggi dan sebagainya.
2. Sumber Data
a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama atau wanita tani yang mengusahakan kacang merah yang menjadi responden dengan cara observasi dan mewawancarai langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan. b. Data skunder merupakan data yang didapetkan dari berbagai jenis instansi meliputi Dinas
Agroindustri Dan Perdagangan Kabupaten Lombok Timur, Unit Pembantu Pertanian Kecamatan Sembalun, Kantor Desa Sembalun Dan Lembaga Terkait Lainnya
Variabel Dan Cara Pengukuran
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1) Produksi yaitu jumlah hasil fisik yang diperoleh dari usaha agroindustri kacang merah
“Buncis” yang dinyatakan dalam kilogram.
2) Harga yaitu nilai kacang merah “Buncis” yang dijual oleh pengusaha kepada konsumen yang dinyatakan dalan rupiah perkologram.
3) Nilai produksi yaitu produksi fisik kacang merah “Buncis” dikali dengan harga dinyatakan dalam rupiah.
produksi. Yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya penyusutan alat, izin usaha dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan setiap kali berproduksi, yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja dan lain-lain.
Analisis Data
1. AnalisisBiaya TC = FC +VC Dimana
TC = Total Cost (Total Biaya) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) VC = Variabel Cost (Biaya Variabel) 2. Analisis Penerimaan.
TR = P x Q Dimana
TR = Total Penerimaan P = Harga Produksi Q = Jumlah Produksi 3. Analisis Pendapatan.
I = TR-TC Dimana
I = Pendapatan TR = Total Revenue TC = Total Cost 4. Analisis Kelayakan.
Dimana
TR = Total Revenue TC =Total Cost
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Biaya Produksi Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di Kecamatan Sembalun. Tabel 4.2.Rata-rata biaya produksi usaha agroindustri kacang merah “buncis” di kecamatan sembalun
tahun 2018.
No. Uraian Satuan Kacang Merah
1. Biaya Variabel Jumlah Fisik Nilai (Rp/Pp) a. Bahan Baku 1. Pencucian Dan Penirisan 1 3.400
2. Pengupasan 1 18.533
3. Penggorengan 1 7.800
4. Pengemasan 1 8.233
Jumlah Tenaga Kerja 4 37.966
Jumlah Biaya Variabel 246.715
2. Biaya Tetap
Jumlah Biaya Tetap 21.026
3. Total Biaya Produksi 267.741
1. Biaya variabel
Tabel 4.2. menunjukkan dalam satu kali produksi, biaya kacang merah “Buncis” yang dikeluarkan sebesar Rp. 116.667 dengan jumlah fisik atau pemakaian 6 kg dalam satu kali proses produksi, dengan biaya bahan penolong kacang merah “Buncis” meliputi bawang putih, minyak goreng, penyedap rasa, garam, gas/kayu, dan kemasan plastik. Pembelian bahan penolong yang paling banyak dikeluarkan yakni pembelian minyak goreng. Dalam satu kali produksi, kebutuhan minyak goreng 3.7 kg dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 53.250 sedangkan pembelian bahan penolong yang paling sedikit dikeluarkan yakni penyedap rasa sebanyak 1 bungkus dengan biaya sebesar Rp. 667/produksi.
Biaya tenaga kerja dalam hal ini biaya penggunaan jasa manusia dalam proses produksi
kacang merah “Buncis”. Berdasarkan tabel 4.2 dalam satu kali produksi kacang merah
“Buncis” membutuhkan 4 orang tenaga kerja yang berasal dari tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga dengan upah sebesar Rp. 37.966/produksi. Upah tenaga kerja yang paling banyak dikeluarkan yaitu pada jenis kegiatan pengupasan dengan rata-rata upah sebesar Rp. 18.533 per produksi.
2. Biaya tetap
Tabel 4.2. menunjukkan, rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan responden untuk usaha
agroindustri kacang merah “Buncis hanya biaya penyusutan peralatan sebesar Rp.21.026 per proses produksi dengan rincian biaya pembelian ember sebesar Rp. 431, bak besar sebesar Rp. 1529, kompor/tungku sebesar Rp.12.844, wajan sebesar Rp.2.384, bakul anyaman sebesar Rp.3.465 dan penyaringan sebesar Rp.373.
3. Total biaya produksi
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 267.741 per peroduksi. Jika dibandingkan antara dua jenis biaya (biaya variabel dan biaya tetap), maka biaya yang terbesar yang dikeluarkan responden
usaha agroindustri kacang merah “Buncis” didominasai oleh biaya variabel.
Analisis Penerimaan
Berasarkan hasil penelitian penerimaan usaha agroindustri kacang merah dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Rata-Rata Penerimaan Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Per Proses Produksi di Kecamatan Sembalun.
No. Uraian Jumlah Harga Nilai
Rp/Produksi Kacang Merah"Buncis" Bungkus Gram Rp/Bgks Rp/Gr
1 Rencengan 130 2.402 906 49 117.220 2 Pe 75 Gram 11 828 4.000 53 44.133 3 Mika 80 Gram 21 1.664 4.000 50 83.200
4 Toples 1,7 333 15.000 75 25.000
5 Pe 400 Gram 1,2 437 25.000 63 30.833 6 Eceran 0,13 313 158.333 50 21.667 Jumlah 165,03 5.890 207.239 340 322.053 Sumber : Data primer diolah tahun 2018 (lampiran 11)
Tabel 4.11. menunjukkan rata-rata penerimaan usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun dalam satu kali peroses produksi 6 bentuk kemasan dan berat yang berbeda-beda setiap bungkus dengan nilai sebesar Rp. 322.053 penerimaan produksi kacang merah “Buncis” yang paling banyak diterima pada jenis produksi rencangan dengan jumlah 130 bungkus dengan harga sebesar 906 dan nilai sebesar Rp. 117.220 dan penerimaan produksi kacang merah buncis yang paling rendah diterima pada jenis produki kemasan eceran dengan jumlah 0.13 bungkus eceran dengan harga Rp.158.333 dan nilai sebesar Rp. 21.667
Tabel 4.4. Rata-Rata Pendapatan Responden Usaha Agroindustri Kacang Merah “BUNCIS” Per Proses Produksi di Kecamatan Sembalun Tahun 2018.
No. Uraian Rata-rata
1 Jumlah Produksi (Kg) 5.890
2 Biaya produksi (Rp) 267.741
3 Nilai Produksi (Rp) 322.503
4 Pendapatan (Rp) 54.313
Sumber : data primer diolah (lampiran 12)
Tabel 4.4. Menunjukkan bahwa rata-rata jumlah produksi membutuhkan sebanyak 6 kg kacang merah “Buncis”dengan nilai per peroses produksi sebesar 5.890 gram sedangkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 267.741 per produksi dengan nilai produksi Rp. 322.503 sehingga dapat
diketahui pendapatan yang diperoleh usaha agroindustri kacang merah “buncis” adalah Rp. 54.313 per produksi.
Analisis Kelayakan
Tabel 4.5. Rata-Rata Nilai Kelayakan Usaha Kacang Merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun Tahun 2018.
No. Uraian Nilai Rp/produksi
1 Penerimaan (rp) 322.053
2 Biaya produksi (rp) 267.741
3 Pendapatan (rp) 54.313
4 R/C-Ratio 1.18
Sumber : Data primer diolah (lampiran 14)
Tabel 4.5. menunjukkan bahawa nilai R/C ratio pada usaha kacang merah “Buncis” lebih besar
dari pada 1 yang berarti secara financial usaha agroindustri kacang merah “Buncis” layak untuk
Kendala-kendala Dalam Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun
Kendala-kendala yang dialami dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun yang dapat mempengaruhi pengusaha dalam pengembangan usaha pada masa yang akan datang. Adanya masalah ini merupakan pertimbangan bagi pemerintah untuk dapat membantu pengusaha di dalam memecahkan masalah. Berdasarkan wawancara terhadap responden ada kendala
yang dihadapi oleh resonden dalam melakukan kegiatan agroindustri kacang merah “Buncis” ini yaitu
hambatan tentang ketersediaan bahan baku yang bersifat musiman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendapatan yang diperoleh dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan
Sembalun adalah sebesar Rp. 54.313 dengan biaya produksi sebesar Rp. 267.741 dan penerimaan sebesar Rp. 322.053 per produksi.
2. Kelayakan dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun dikatakan
layak dikembangkan dengan R/C-ratio yang diperoleh sebesar 1,18
3. Kendala yang dihadapi dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun memiliki kendala pada ketersediaan bahan baku tidak tersedia sepanjang tahun.
Saran
Berdasarkan Hasil Penelitian Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di Kecamatan
Sembalun Diajukan Beberapa Saran Sebagai Berikut :
1. Untuk meningkatkan minat konsumen diharapkan pengusaha untuk memberikan varian rasa
kacang merah “Buncis”, memberikan kemasan yang menarik, memperhatikan kebersihan produk,
2. Diharapkan bagi pemerintah untuk memberikan pelatihan dalam memberikan pengemasan yang menarik dan peningkatan mutu kualitas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar.2010. Agribisnis Teori Dan Aplikasi. Gaung Persada (GP)Press. Jakarta.
Budianingsih, D. 2015. Analisis Biaya, Pendapatan Dan Kelayakan Pada Usaha Agroindustri Kue Kering Biji-Bijian Di UD. SAFIR Kota Mataram. Laporan PKL. Fakultas Pertanian.
Universitas Mataram.
Hernanto, F. 1996. Ilmu usahatani. – cet.6 – penebar swadaya. Jakarta
Kartasapoetra. 1992. Marketing Produk Pertanian Dan Industri. Bima Aksara. Jakarta.
Kristian, A A. 2015. Analisis Usaha Agroindustri Kacang Asin Di Kota Mataram. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.
Khunaepah, U. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Konsentrasi Glikosa Terhadap Aktivitas Antibakteri, Polifenol, Total Dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah. TesisPascasarjana.
Universitas Diponogoro. Semarang.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Yogyakarta.
Rukmana, R. 1994. Buncis. Kanisius. YOGYAKARTA.
Rahim, A dan. Hastuti. D.R.D. 2008. Pengantar. Teori dan kasus ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekartawi . 1995. Ilmu Usahatani . UI - Pres. Jakarta.
. 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
, 2005. Agroindustri Dalam Perspektif Social Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sukanda, I. 2016. Analisis Usaha Dan Pemasaran Agroindustri Nata De Coco Di Kota Mataram. Skripsi. Fakultas Peretanian. Universitas Mataram.
Suratiyah, K. 2006. Ilmu usahatani.. Penebar swadaya. Jakarta.
Unit Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sembalun. 2017. Produksi menurut jenis sayur-sayuran dan hortikultura dikecamatan sembalun. Kecamatan Sembalun.