• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIT PENAMPIL BERBASIS PC PADA SISTEM PENGANALISIS KOMPONEN FREKUENSI HARMONISA ARUS BEBAN PERALATAN LISTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UNIT PENAMPIL BERBASIS PC PADA SISTEM PENGANALISIS KOMPONEN FREKUENSI HARMONISA ARUS BEBAN PERALATAN LISTRIK"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh:

GUNTUR MAULANA

NIM : 035114018

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

(2)

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the SARJANA TEKNIK Degree

in Electrical Engineering

By :

GUNTUR MAULANA

Student Number: 035114018

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2009

(3)
(4)
(5)

kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.”

Yogyakarta, November 2008

Guntur Maulana

(6)

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan

Amsal 1:7

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Roma 12:12

Soli Deo Gloria

Kupersembahkan tulisan ini untuk Allah Tritunggal,

segenap keluargaku, dan semua sahabatku.

(7)
(8)

Penggunaan beban peralatan listrik non linear, mengakibatkan bentuk gelombang arus tidak sama dengan bentuk gelombang tegangan. Bentuk gelombang arus yang tidak sinus akan menimbulkan adanya komponen harmonisa yang menyebabkan banyak implikasi pada jala-jala listrik. Unit penampil berbasis PC (Personal Computer) pada sistem penganalisis komponen frekuensi harmonisa arus beban peralatan listrik mampu menampilkan grafik frekuensi harmonisa dan dapat mensintesis bentuk gelombang.

Unit penampil berbasis PC pada sistem penganalisis komponen frekuensi harmonisa arus beban peralatan listrik menggunakan port serial sebagai komunikasi antara PC dengan mikrokontroler. Pemrograman pada PC menggunakan Visual Basic. PC melakukan kontrol untuk mengaktifkan relay agar dapat memilih skala arus dan orde BPF. Untuk dapat menampilkan grafik, PC menerima data dari mikrokontroler melalui port serial.

Dari hasil pengujian dan analisa, PC sudah dapat melakukan koneksi dengan mikrokontroler, mampu mengirim data ke mikrokontroler sebagai unit pengendali sehingga PC dapat melakukan kontrol untuk mengaktifkan relay pada pemilihan skala arus dan orde BPF. PC dapat menampilkan grafik sintesis gelombang dengan input secara manual, data masukkan berasal dari data BPF. Bentuk gelombang hasil sintesis gelombang yang ditampilkan PC menyerupai bentuk gelombang arus yang terlihat pada osiloskop.

Kata kunci : frekuensi harmonisa, PC, port serial, sintesis bentuk gelombang.

(9)

The usage of non linear load in electric equipments, resulting current waveform will not equal with voltage waveform. Current waveform that is not sinusoids will generates the components of harmonic that made much implication in electrics power line. The unit display can shows harmonic frequency graphic and can synthesis the waveform.

Unit display based on PC of the analysis system of harmonic frequency component in the load current electricity uses serial port for communicates

between PC and microcontroller. This program using Visual Basic. PC doing

control to active relay for choose current scale and BPF order. PC receives data from microcontroller using serial port to representation data in graphic display by PC.

From result of examination and analysis, PC has connected with microcontroller and can send data to microcontroller as unit control for PC doing control to activate relay for choose current scale and BPF order. PC has displayed waveform synthesis graphic with input manually. The waveform synthesis which be displayed on PC same as the waveform which be displayed on oscilloscope.

Keyword: harmonic frequency, PC, serial port, waveform synthesis.

(10)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena

kasih-Nya yang besar penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul Unit

Penampil Berbasis PC pada Sistem Penganalisis Komponen Frekuensi Harmonisa

Arus Beban Peralatan Listrik.

Karya tulis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini didasarkan pada hasil-hasil yang penulis dapatkan selama

tahap perancangan, pembuatan dan pengujian alat.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Martanto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis

dan mengarahkan penulis dari awal hingga akhir dari tugas akhir ini.

2. Bapak A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing II yang

telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis

dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Ibu Bernadeta Wuri Harini S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Romo Ir. Greg. Heliarko SJ.,SS.,BST.,MA.,MSC selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

putus, adikku Nina dan Ranti yang terus menyemangati dan memberikan doa.

7. Rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini:

Erik TE’04, Zainal TE’04, Uci TE’03, Sukur TE’03.

8. Segenap dosen dan laboran Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma.

9. Segenap karyawan sekretariat Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma.

10. Teman-teman kost: Melky, Mbak Ambar, Ivan.

11. Veronika Emaliana yang kukasihi dan yang terus memberikan semangat

kepada penulis.

12. Teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Elektro dan semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu atas setiap bantuannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dari

penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat

menjadi bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, November 2008

Penulis

(12)

HALAMAN JUDUL

... i

HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS

... ii

HALAMAN PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING

... iii

HALAMAN PENGESAHAN OLEH PENGUJI

... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

... vii

INTISARI

... viii

ABSTRACT

... ix

KATA PENGANTAR

... x

DAFTAR ISI

... xii

DAFTAR GAMBAR

... xv

DAFTAR TABEL

... xix

DAFTAR LAMPIRAN

... xx

BAB I. PENDAHULUAN

... 1

1.1 Judul ... 1

1.2 Latar Belakang Masalah... 1

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. DASAR TEORI

... 7
(13)

2.3.2 Nilai Rms dari Gelombang Pulsa Kotak ... 13

2.3.3 Nilai Rms dari Gelombang Segitiga ... 14

2.4 Visual Basic 6.0 ... 15

2.4.1Menu Bar... 16

2.4.2Tool Bar ... 17

2.4.3Tool Box ... 17

2.4.4Context Menu ... 18

2.4.5Window Properties ... 18

2.4.6Window Form Layout ... 19

2.4.7Window Code Editor ... 19

2.4.8Window Project Explorer ... 20

2.4.9Form Designer ... 20

2.5Komunikasi Data Serial ... 21

2.6Karakteristik Sinyal Port Serial... 22

2.7 Konfigurasi Port Serial... 23

2.8 Pengaksesan Port Serial Pada Visual Basic ... 25

2.8.1 Pengaksesan Secara Langsung Melalui Register UART ... 25

2.8.2 Pengaksesan Dengan Menggunakan Kontrol MSComm ... 26

2.8.2.1 Properti MSComm ... 27

2.8.2.2 Event Pada MSComm...28

2.9 Pemrograman Windows API ...29

2.9.1 Struktur Deklarasi Windows API………... 30

2.9.2 Sifat Penulisan Deklarasi Windows API……… 31

BAB III. RANCANGAN PENELITIAN

... 33

3.1 Blok Diagram Sistem Penganalisis Komponen Frekuesi Harmonisa

(14)

3.2.2 Program Utama ... 35

3.2.3 Pengiriman dan Penerimaan Data ... 37

3.2.4 Program Pilih Skala Arus... 37

3.2.5Program Pilih Orde BPF ... 38

3.2.6 Diagram Alir Proses Ambil Data ... 39

3.2.7 Diagram Alir Proses Sintesis Gelombang Periodik ... 41

3.2.8 Menu Bantuan... 42

3.3 Pengubah Level TTL Menjadi Level RS232 ... 43

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

... 45

4.1 Form Utama ... 45

4.2 Cek Koneksi ... 46

4.3 Pemilihan Skala Arus... 48

4.4 Pemilihan Orde BPF... 49

4.5 Operasi Mulai... 51

4.6 Simpan File Text... 54

4.7 Simpan File Grafik... 55

4.8 Operasi Reset... 56

4.9 Form Sintesis Gelombang... 57

4.10 Pengamatan Form Bantuan...63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA

... 65

LAMPIRAN

... 66
(15)

Gambar 2-1. Gelombang kotak ... 9

Gambar 2-2. Muatan harmonisa dari gelombang kotak ... 9

Gambar 2-3. Penjumlahan fundamental dan harmonisa yang mendekati bentuk gelombang kotak………10

Gambar 2-4. Grafik suku-suku sinusoidal ... 11

Gambar 2-5. Bentuk grafik sintesis gelombang ... 11

Gambar 2-6. Gelombang sinusoidal... 12

Gambar 2-7. Pulsa kotak ... 13

Gambar 2-8. Gelombang segitiga. ... 14

Gambar 2-9. Tampilan IDE Visual Basic 6.0 ... 16

Gambar 2-10. Tampilan Menu Bar Visual Basic 6.0 ... 17

Gambar 2-11. Tampilan Tool Bar Visual Basic 6.0. ... 17

Gambar 2-12. Icon Kontrol Standar ... 17

Gambar 2-13. Tampilan Context Menu ... 18

Gambar 2-14. Tampilan Window Properties ... 18

Gambar 2-15. Tampilan Window Form Layout ... 19

Gambar 2-16. Tampilan Window Code Editor ... 19

Gambar 2-17. Tampilan Window Project Explorer ... 20

Gambar 2-18. Tampilan Form Designer ... 20

Gambar 2-19. Level Tegangan TTL dan RS232 pada pengiriman huruf ‘A’ tanpa bit paritas ... 23

(16)

Gambar 3-2. Layout tampilan antarmuka Visual Basic ... 35

Gambar 3-3. Diagram Alir Program Utama ... 36

Gambar 3-4. Diagram Alir Program Pilih Skala Arus ... 38

Gambar 3-5. Diagram Alir Program Pilih Orde BPF ... 39

Gambar 3-6. Diagram alir proses ambil data amplitudo arus ... 40

Gambar 3-7. Grafik spektrum frekuensi ... 41

Gambar 3-8. Diagram alir sintesis gelombang periodik ... 41

Gambar 3-9. Form Sintesis Gelombang ... 42

Gambar 3-10. Diagram alir menu bantuan ... 42

Gambar 3-11. Form Menu Bantuan ... 43

Gambar 3-12. Konfigurasi RS232 ... 44

Gambar 4-1. Form Utama ... 45

Gambar 4-2. Tombol operasi cek koneksi ... .46

Gambar 4-3. Kotak dialog cek koneksi... 47

Gambar 4-4. Informasi koneksi sukses ... 47

Gambar 4-5. Karakter yang diterima untuk koneksi sukses ... 48

Gambar 4-6. Karakter yang diterima jika koneksi belum berhasil ... 48

Gambar 4-7. Pemilihan Skala Arus... 49

Gambar 4-8. Karakter yang dikirim untuk skala arus 500 mA ... 49

(17)

Gambar 4-12. Tombol Operasi Mulai dan Berhenti ... 51

Gambar 4-13. Tampilan Form saat Tombol Berhenti ditekan ... 52

Gambar 4-14. Data yang dikirim dan diterima pada hyperterminal ... 53

Gambar 4-15. Tampilan Form Utama saat Menerima Data ... 54

Gambar 4-16. Bagian Simpan File Text ... 54

Gambar 4-17. Hasil Simpan File Text ... 55

Gambar 4-18. Bagian Simpan File Grafik ... 55

Gambar 4-19. Hasil Simpan File Grafik ... 56

Gambar 4-20. Tombol Operasi Reset... 56

Gambar 4-21. Tampilan form utama saat tombol reset ditekan... 56

Gambar 4-22. Form Sintesis Gelombang... 57

Gambar 2-23. Kotak input nilai data ... 58

Gambar 4-24. Pesan Kesalahan ... 58

Gambar 4-25. Konfirmasi keluar program utama ... 59

Gambar 4-26. Sintesis gelombang dengan input dari BPF 1 ... 61

Gambar 4-27. Hasil simpan grafik sintesis gelombang BPF 1 ... 61

Gambar 4-28. Hasil simpan grafik sintesis gelombang BPF 2 ... 62

Gambar 4-29. Hasil simpan grafik sintesis gelombang BPF 3 ... 62

(18)
(19)

Tabel 2-1. Konfigurasi kaki-kaki DB-9 ... 24

Tabel 2-2. Alamat dan lokasi bit pada register UART ... 26

Tabel 2-3. Properti even komunikasi pada CommEvent ... 27

Tabel 2-4.Properti even error pada CommEvent ... 28

Tabel 4-1. Amplitudo Harmonisa BPF arus 500mA... 59

Tabel 4-2. Tabel Lanjutan Amplitudo Harmonisa BPF arus 500mA ... 60

(20)

Listing Program ... L1

Datasheet MAX 232 ... L13 Tabel ASCII ... L30

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Judul

Unit Penampil Berbasis PC pada Sistem Penganalisis Komponen

Frekuensi Harmonisa Arus Beban Peralatan Listrik.

1.2

Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini telah

mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia, termasuk dalam bidang

elektronika. Kemajuan dalam bidang elektronika membawa perkembangan dalam

hal peralatan listrik dan peralatan elektronika. Peralatan listrik yang telah ada

dalam dunia industri maupun peralatan elektronika mengarah pada aplikasi

elektronika. Pada saat ini telah banyak teknologi yang digunakan manusia dalam

kehidupannya, namun tidak menutup kemungkinan teknologi yang sudah ada saat

ini terus berkembang yang akan menunjang kelancaran kehidupan manusia.

Penggunaan beban peralatan listrik yang non linier, mengakibatkan bentuk

gelombang arus tidak sama dengan bentuk gelombang tegangan pada komponen

elektronika daya peralatan listrik. Bentuk gelombang yang tidak sinus akan

menimbulkan adanya komponen harmonisa selain frekuensi fundamental [1].

(22)

Hal ini menyebabkan timbulnya rugi-rugi daya listrik, selain itu dapat

menginterferensi saluran komunikasi.

Dalam menganalisis komponen frekuensi harmonisa arus beban peralatan

listrik diperlukan peralatan yang mampu merekam bentuk gelombang yang

diperoleh dari sumber agar sesuai dengan kenyataan yang nantinya bentuk

gelombang dapat terlihat pada unit penampil. Untuk memperoleh bentuk

gelombang arus beban peralatan listrik, sistem menggunakan sensor arus berupa

resistor yang akan diambil besaran tegangan pada saat resistor dialiri arus listrik,

sedangkan sensor tegangan menggunakan resistor sebagai pembagi tegangan dan

dilakukanpenguatan tegangan. Sinyal tegangan keluaran penguat dari sensor arus

dan tegangan selanjutnya diolah oleh mikrokontroler II setelah sebelumnya

melalui ADC untuk diketahui nilai Irms dan Vrms sehingga dapat dihitung nilai

Prms. Sinyal tegangan keluaran penguat dari sensor arus kemudian dimasukkan

ke dalamBPF terkendali digital. BPF ditala pada frekuensi tertentu (fundamental

atau harmonisanya), yang dikendalikan oleh mikrokontroler. Tegangan keluaran

filter dimasukkan ke dalam rangkaian yang dapat mengambil nilai puncak

gelombang, yang kemudian dihubungkan ke pengubah tegangan analog menjadi

data digital. Data digital kemudian direkam oleh mikrokontroler I sesuai dengan

komponen frekuensi harmonisa orde tertentu sesuai penalaan BPF. Setiap kali

mengubah frekuensi pusat dari BPF, dilakukan pengukuran terhadap amplitudo

gelombang. Hasil pembacaan amplitudo komponen harmonisa ini dapat langsung

dikirimkan ke PC. Kemudian data diproses lebih untuk menggambarkan grafik

(23)

frekuensi harmonisa listrik jala-jala. Sarana bantu pemrograman menggunakan

Visual Basic.

Unit penampil banyak digunakan dalam sebuah sistem yang membutuhkan

tampilan berupa karakter huruf dan angka maupun grafik. Unit penampil

digunakan sebagai sebuah visualisasi untuk memperoleh keterangan dari sistem

yang bersangkutan berupa data angka, huruf, maupun grafik.

Penggunaan PC (Personal Computer) sebagai unit penampil sudah banyak

digunakan dalam sebuah sistem yang membutuhkan tampilan grafis yang lebih

baik, hal ini disebabkan oleh keterbatasan unit penampil yang lain seperti LCD

(Liquid Crystal Display) dan LED matriks yang tidak dapat menampilkan operasi grafik tetapi hanya dapat menampilkan karakter angka dan huruf saja.

Pada sebuah sistem penganalisis komponen frekuensi harmonisa arus

beban peralatan listrik digunakan PC sebagai unit penampil karena unit penampil

berbasis PC dapat memproses operasi yang rumit untuk menampilkan grafik

frekuensi dan dapat menampilkan besaran arus. Selain tampilan menjadi lebih

menarik pada PC juga dapat digunakan bahasa pemrograman yang dapat

membantu memproses data dan dapat melakukan penyimpanan data.

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah membuat program

yang dapat menampilkan grafik frekuensi harmonisa dan mensintesis bentuk

(24)

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat diperoleh

frekuensi fundamental dan frekuensi harmonisa dari beban yang diujikan sehingga

dengan penjumlahan frekuensi-frekuensi harmonisanya dapat diperoleh bentuk

gelombang yang mendekati bentuk gelombang sumber arus.

1.4 Batasan

Masalah

Pada penelitian ini, dilakukan batasan-batasan terhadap sistem yang

akan diteliti. Batasan yang dilakukan antara lain :

1. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Visual Basic.

2. Komunikasi dari mikrokontroler ke PC menggunakan komunikasi serial.

3. Menggunakan RS 232 sebagai media antarmuka komputer dengan

mikrokontroler.

4. Menampilkan skala arus dan orde Band Pass Filter.

5. Menampilkan grafik frekuensi harmonisa berupa spektrum frekuensi arus

beban beserta magnitudenya dan mensintesis bentuk gelombang periodis

pada PC.

6. Menampilkan frekuensi fundamental dan frekuensi harmonisa sampai

frekuensi harmonisa ke-31.

7. Dapat menyimpan data dalam bentuk teks dan grafik.

1.5

Metodologi Penelitian

(25)

1. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari berbagai

informasi, baik dari buku, makalah maupun internet mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan pemrograman visual basic dan teknik antarmuka

sehingga informasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai referensi

pendukung dalam penyusunan laporan.

2. Merancang dan menuliskan program menggunakan visual basic.

3. Menghubungkan program dengan hardware untuk dilakukan pengujian.

4. Mengambil data dan menganalisis data hasil pengujian.

5. Mengambil kesimpulan terhadap pengujian yang telah dilakukan.

1.6 Sistematika

Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 5 bab yang disusun

sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II. DASAR TEORI

Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan bahasa pemrograman

visual basic, RS 232, dan Windows API. BAB III. RANCANGAN PENELITIAN

Bab ini berisi tentang rancangan program menggunakan Visual Basic

berupa flow chart (diagram alir) dan aplikasi teknik antarmuka menggunakan

(26)

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil pengamatan dan pembahasan dari pengujian yang telah

dilakukan. Hasil data yang diamati akan ditampilkan dalam bentuk grafik.

BAB V. PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran

(27)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Deret

Fourier

Dalam domain frekuensi, setiap gelombang periodik yang memiliki bentuk

dapat dinyatkan oleh sebuah deret Fourier bila memenuhi

persyaratan Dirichlet [2] :

( ) (

t f t T

)

f = +

1. Gelombang diskontinu, hanya terdapat jumlah diskontinuitas yang terbatas

dalam perioda T.

2. Gelombang memiliki nilai rata-rata yang terbatas dalam perioda T.

3. Gelombang memiliki jumlah maksimum dan minimum yang terbatas

dalam perioda T.

Bila syarat-syarat tersebut dipenuhi, maka deret Fourier dapat dinyatakan dalam bentuk :

( )

(

)

=

+ +

=

1

sin cos

n

n n

o a n t b n t

a t

f ω ω (2-1)

Secara umum, tegangan dan arus dapat dinyatakan dalam deret Fourier sebagai :

( )

(

)

=

+ =

1

cos h

h o

h h

a t

v ω φ (2-2)

( )

(

)

=

+ =

1

cos h

h o

h h

b t

i ω φ (2-3)

(28)

( )

=

t

o f t dt

T a 0 1 (2-4)

( )

= t

h f t h t dt

T a 0 ) ( cos 2 ω (2-5)

( )

= t

h f t h t dt

T b 0 ) ( sin 2 ω (2-6)

Dimana adalah orde harmonisa, yaitu bilangan 1,2,3…dst. Pada kasus di sistem

tenaga listrik, umumnya yang dominan adalah orde ganjil saja (1,3,5,dst.). Orde

menyatakan komponen dasar atau fundamental dari gelombang. Suku

menyatakan komponen dc atau nilai rata-rata dari gelombang, umumnya

komponen ini tidak muncul dalam jaringan sistem arus bolak-balik. Bila

gelombang berbentuk sinusoidal sempurna, maka yang ada hanya orde saja.

h

1 =

h ao

1 =

h

2.2

Sintesis Bentuk Gelombang

Sintesis Fourier adalah penggabungan kembali suku-suku deret

trigonometri agar menghasilkan gelombang mula-mula. Penjumlahan dari

suku-suku deret Fourier akan menghasilkan bentuk gelombang yang sebenarnya

sekalipun bentuk gelombang mungkin tidak sinusoidal, dapat dihasilkan kembali

dengan suku-suku sinusoidal dari frekuensi dan magnitude yang berbeda-beda [2].

Sebagai contoh perluasan deret Fourier dari gelombang kotak pada gambar 2-1

(29)

Vm

-Vm 0

T

fs = 1

T

Gambar 2-1 Gelombang Kotak

Gambar 2-2 menunjukkan bagaimana penjumlahan dari suku-suku deret

Fourier dapat menghasilkan suatu gelombang non sinusoidal. Penjumlahan dari

fundamental dan harmonisa ke-3 seperti pada gambar 2-2 dengan jelas

menghasilkan sebuah bentuk gelombang sebagai permulaan untuk menampilkan

bentuk gelombang kotak [3].

t

Vm

-Vm

0 T

2

T

Harmonisa ke-3 Fundamental

Fundamental + harmonisa ke-3

(30)

Gambar 2-3 memuat sampai dengan harmonisa ke-5 dan ke-7 yang

memberikan kita bentuk gelombang yang mendekati bentuk gelombang kotak.

t

Vm

-Vm

0 T

2

T Fundamental+harmonisa

ke-3, ke-5, ke-7

Gelombang kotak

Gambar 2-3 Penjumlahan fundamental dan harmonisa yang

mendekati bentuk gelombang kotak

Bentuk gelombang dapat dibangun kembali dengan menambahkan secara

grafik suku-suku trigonometrinya. Penambahan komponen-komponen dengan

cara ini dikenal sebagai waveform synthesis [4].

Sebagai contoh perluasan trigonometri suatu gelombang periodik

diperlihatkan dalam deret berikut:

i(t) = sin(2π100t) + 0,3sin (2π200t) + 0,2sin(2π300t) (2-8)

Suku sinusoidal yang pertama dinamakan frekuensi fundamental dan

mempunyai frekuensi sebesar 100 Hz dan amplitudo sebesar 1A. Suku sinusoidal

kedua memiliki frekuensi sebesar 200 Hz dan dikenal sebagai harmonisa kedua.

Amplitudo harmonisa kedua sebesar 0,3A. Harmonisa ketiga memiliki frekuensi

(31)

Bentuk gelombang yang dihasilkan dari penjumlahan trigonometri dari

persamaan (2-8) adalah:

Gambar 2-4 Grafik suku-suku sinusoidal

Fundamental

Harmonisa kedua

Harmonisa ketiga i (A)

1

0,3 0,2

0 t(s)

0,02 0,01

2

-2

0,01 0,02 t(s)

i (A)

0 1

-1

Gambar 2-5 Bentuk grafik sintesis gelombang

2.3

Nilai RMS (

Root-Mean-Square

)

Nilai rms digunakan untuk mengukur efektifitas sebuah sumber arus dalam

(32)

suatu alat dan tingkat arus suatu alat. Nilai rms suatu gelombang dapat dihitung

sebagai:

dt I T I

T

rms =

0 2

1

(2-9)

dengan T adalah perioda waktu dan I adalah arus dari gelombang. Apabila

gelombang menjadi rusak sampai pada harmonisanya, nilai rms dapat dihitung

secara individual. Nilai rms dari gelombang, sesungguhnya dapat didekati dengan

kombinasi nilai rms setiap harmonisanya, seperti ditunjukkan pada persamaan

2.10.

2 2

2 2

) ( )

2 ( )

1

( rms ... rmsn

rms dc

rms I I I I

I = + + + + (2-10)

dengan adalah arus komponen DC, dan adalah nilai rms dari

frekuensi fundamental dan komponen harmonisa ke-n, secara individu [5]. dc

I

) 1 ( rms

I

) (n rms

I

2.3.1 Nilai RMS dari Gelombang Sinusoidal

Nilai puncak (peak) gelombang arus yang berbentuk sinusoidal merupakan nilai maksimum gelombang baik pada bagian positif ataupun negatif. Nilai ini

ditunjukkan oleh Ip1 dan −Ip1 pada gambar 2-6.

(33)

Nilai puncak-ke-puncak ( nilai dari puncak

(2-11)

Nilai rms dari gelombang

peak-to-peak) gelombang merupakan positif ke puncak negatif dan dapat dihitung dengan

1

2 p

pp I

I =

arus yang berbentuk sinusoidal adalah

2

1

p

I

Irms = (2-12)

Untuk gelombang arus yang berbentuk setengah gelombang sinusoidal, nilai rms

yang dihasilkan dapat dihitung dengan

1 01

T

1

. 2T I

Irms = p (2-13)

.3.2 Nilai RMS dari Gelombang Pulsa Kotak

erbentuk pulsa kotak

merupa

2

Nilai puncak (peak) gelombang arus yang b

kan nilai maksimum gelombang pada bagian positif. Nilai ini ditunjukkan

oleh Ip2 pada gambar 2-5.

(34)

Nilai rms dari gelombang arus yang berbentuk pulsa kotak adalah

2

T

02 2

T I

Irms = p (2-14)

2.3.3 Nilai RMS dari Gelombang Segitiga

Nilai puncak (peak) gelombang arus yang berbentuk segitiga merupakan

lai ini ditunjukkan oleh V p3

pada ga

Nilai rms dari gelombang se

nilai maksimum gelombang pada bagian positif. Ni

mbar 2-8.

Gambar 2-8 Gelombang segitiga.

gitiga adalah

(

)

(

)

3

3 03 3 3 2 03 3 03

03

3 T 3T

T

rms

3 T T T T T

p I I

− + −

= (2-15)

Untuk nilai maka nilai rms dari gelombang segitiga yang dihasilkan

sesuai dengan persamaan 2-15.

03

3 2T

T =

3 1

3

p rms I

(35)

2.4

Visual Basic 6.0

Visual Basic (atau sering disingkat VB) adalah perangkat lunak untuk rja dalam lingkungan sistem operasi

Window

n cara ini pengguna tidak lagi menuliskan

instruk

sa pemrograman yang dalam

sejarah

Integrated Development Environment (IDE), karena

oft Visual Studio 6.0 dan

asic 6.0. menyusun program aplikasi yang beke

s. Dengan memanfaatkan Visual Basic kita bisa memanfaatkan

kemampuan Windows secara optimal.

Kata “Visual” menunjukkan cara yang digunakan untuk membuat

graphical user interface (GUI). Denga

si pemrograman dalam kode-kode baris, tetapi dapat dilakukan dengan

drag dan drop objek-objek yang akan digunakan.

Kata “Basic” merupakan bagian bahasa BASIC (Beginners All-Purpose

Symbolic Instruction Code), yaitu sebuah baha

nya sudah banyak digunakan oleh para programer untuk menyusun

aplikasi. Visual Basic dikembangkan dari bahasa pemrograman BASIC dan

sekarang berisi banyak statemen, fungsi, dan keyword, yang beberapa diantaranya terhubung ke Windows GUI [6].

Untuk menggunakan Visual Basic sebagai program visual, pengguna harus

terlebih dahulu masuk ke dalam

IDE ini menghubungkan beberapa fungsi seperti editing, compiling, dan

debugging. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu IDE, pengguna harus mengaktifkan Visual Basic dari Windows dengan cara:

1. Klik Start dari Task bar.

2. Pilih Programs, dan arahkan ke pilihan Micros

(36)

3. Akan muncul kotak dialog kemudian pilih salah satu tipe dari project yang

ada, misalnya Standar EXE, maka akan tampak tampilan seperti gambar

Gambar 2-9 Tampilan IDE Visual Basic 6.0.

Tampilan pada gambar 2-9 inilah yang disebut dengan lingkungan IDE.

Dari ta guna siap untuk mendefinisikan aplikasi EXE yang akan

pilkan menu perintah untuk pengembangan aplikasi. Secara

memiliki pilihan File, Edit, View, Windows dan Help.

Disamp

2-9 berikut.

mpilan ini peng

disusun, yaitu dengan mengoptimalkan elemen-elemen IDE-nya. Untuk mengenal

lebih jauh tentang IDE, berikut ini akan dijelaskan elemen-elemen yang ada pada

IDE tersebut.

2.4.1 Menu Bar

Menam

default, menu bar

ing itu, terdapat menu yang bisa diakses dalam pemrograman seperti

(37)

Gambar 2-10 Tampilan Menu Bar Visual Basic 6.0

2.4.2 Tool Bar

Berisi on-ico n suatu

cara cepat. Secara default (yang ditetapkan oleh pembuat

program

Gambar 2-11 Tampilan Tool Bar Visual Basic 6.0.

.4.3 Tool Box

Berisi i on-ico rm antar

drag-drop. Selain versi standard (default), disediakan juga versi E

Gambar 2-12 Icon Kontrol Standard

ic n yang dapat diklik oleh pengguna untuk melakuka

perintah khusus se

) tool bar standar akan ditampilkan, tool bar yang lain adalah Edit untuk editing, Form Editor untuk desain form, Debug untuk melacak kesalahan.

Untuk memilih tool bar yang aktif (ditampilkan), digunakan perintah View kemudian klik Toolbars pada Menu Bar.

2

c n kontrol yang tersedia untuk mendesain sebuah fo

muka dengan cara

nterprise, Active-X, maupun kontrol-kontrol buatan pihak ketiga. Tampilan

(38)

2.4.4 Context Menu

Berisi shortcut tuk membuka sebuah

. Untuk membuka Context Menu, klik tombol kanan

Gambar 2-13 Tampilan Context Menu

.4.5 Window Properties

Digunakan unt ontrol yang dipilih.

rakteristik objek, seperti size, caption, atau color.

Gambar 2-14 Tampilan Window Properties yang suatu saat bisa digunakan un

context menu suatu objek

mouse pada object yang digunakan. Suatu daftar shortcut yang tertentu akan

tersedia dari Context Menu dan tergantung pada pointer mouse berada pada saat tombol kanan mouse diklik.

2

uk mengatur properti suatu objek atau k

Sebuah properti merupakan ka

Tampil tidaknya window properties dapat diatur dengan memilih pilihan

(39)

2.4.6 Window Form Layout

Window Form sisi relatif form

ditampilkan di layar monitor. Tampil tidaknya

window

Gambar 2-15 Tampilan Window Form Layout

.4.7 Window Code Editor

Berfungsi seb -baris kode

sedang dibuat. Suatu jendela Code Editor yang terpisah

Gambar 2-16 Tampilan Window Code Editor

Layout adalah jendela yang menunjukkan po terhadap layar monitor saat form

ini dapat diatur dari pilihan Form Layout Window yang ada pada menu

bar View.

2

agai pengolah kata untuk menuliskan baris

pemrograman pada aplikasi yang

(40)

2.4.8 Window Project Explorer

Untuk mengetahui dan mengelola beberapa file digunakan jendela Project

an ditampilkan nama project, nama-nama

objek f

Gambar 2-17 Tampilan Window Project Explorer

2.4.9 Form D signe

Sebagai tempat untuk mengatur tampilan aplikasi yang akan disusun.

mbahkan kontrol, grafik dan gambar pada posisi yang

diingin

Gambar 2-18 Tampilan Form Designer

Explorer. Dalam jendela tersebut ak

orm dan nama-nama module (hanya menyimpan kode program saja) yang

digunakan. Di belakang setiap nama tersebut di dalam tanda kurung adalah nama

file penyimpannya.

e r

Dalam form ini dapat dita

(41)

2.5

Komunikasi Data Serial

Dikenal dua u komunikasi data

ata serial secara asinkron.

Pada k

asinkron, clock

us Receiver/Transmitter). IC UART dibuat khusus untuk mengubah

si receiver harus sinkron. Untuk itu diperlukan cara komunikasi data secara serial, yait

serial secara sinkron dan komunikasi d

omunikasi data secara sinkron, clock dikirimkan secara bersama-sama

dengan data serial, sedangkan pada konunikasi data serial secara

tidak dikirimkan bersama-sama dengan data serial, tetapi dibangkitkan secara

sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima (receiver).

Komunikasi data serial jenis asinkron dikerjakan oleh UART (Universal

Asynchrono

data paralel menjadi data serial dan menerima data serial yang kemudian diubah

kembali menjadi data paralel.

Pada UART, kecepatan pengiriman data (baud rate) dan fase clock pada

sisi transmitter dan pada si

sinkronisasi antara transmitter dan receiver. Hal ini dilakukan oleh bit ‘Start’ dan

bit ‘Stop’. Ketika saluran transmisi dalam keadaan idle, output UART adalah

dalam logika ‘1’. Ketika transmitter ingin mengirimkan data, output UART akan diset lebih dulu ke logika ‘0’ untuk waktu satu bit. Sinyal ini pada receiver akan dikenali sebagai sinyal ‘Start’ yang digunakan untuk mensinkronkan fase

clocknya sehingga sinkron dengan fase clock transmitter. Selanjutnya data akan dikirimkan secara serial dari bit paling rendah (bit 0) sampai bit tertinggi.

(42)

Kecepatan transmisi (baud rate) dapat dipilih bebas dalam rentang

tertentu. Baud rate yang umum dipakai adalah 110, 135, 150, 300, 600, 1200,

istik Sinyal Port Serial

Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah standar

Industry Association and the Telecom

1. Log

a ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 Volt hingga +25 Volt.

, yaitu

s

2400, dan 9600 (bit/detik). Dalam komunikasi data serial, baud rate dari kedua alat yang berhubungan harus diatur pada kecepatan yang sama. Selanjutnya harus

ditentukan panjang data (6, 7, atau 8 bit), paritas (genap, ganjil, atau tanpa paritas)

dan bit’Stop’ [7].

2.6

Karakter

RS232 yang dikembangkan oleh Electronic

munications Industry Association (EIA/TIA) yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962. Ini terjadi jauh sebelum IC TTL populer

sehingga sinyal ini tidak ada hubungan sama sekali dengan level tegangan IC

TTL. Standar ini hanya menyangkut komunikasi data antara komputer (Data

Terminal Equipment – DTE) dengan alat-alat pelengkap komputer (Data Circuit-Terminating Equipment-DCE). Standar RS232 inilah yang biasa digunakan pada

portserial IBM kompatibel.

Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai

berikut:

ika ‘1’ disebut ‘mark’ terletak antara -3 Volt hingga -25 Volt.

2. Logik

3. Daerah tegangan antara -3 Volt hingga +3 Volt adalah invalid level

(43)

dihindari. Demikian juga, level tegangan lebih negatif dari -25 Volt atau lebih

positif dari +25 Volt juga harus dihindari karena tegangan tersebut dapat merusak

line driver pada saluran RS232.

Gambar 2-19 berikut ini adalah contoh level tegangan RS232 pada

pengiriman huruf ‘A’ dalam format ASCII tanpa bit paritas pada level TTL dan

level RS232.

Gambar 2-19 Level Tegangan TTL dan RS232 pada pengiriman

huruf ‘A’ tanpa bit paritas.

2.7

Konfigurasi Port Serial

Gambar 2-20 adalah gambar konektor port serial DB-9 pada bagian

belakang CPU. Pada komputer IBM PC kompatibel biasanya terdapat dua

konektor serial DB-9 yang biasanya dinamai COM1 dan COM2.

(44)

Berikut ini tabel konfigurasi kaki-kaki dan nama sinyal konektor serial DB-9 Tabel 2-1 Konfigurasi kaki-kaki DB-9

Nomor Pin Nama Sinyal Direction Keterangan

1 DCD In Data carrier detect/Received

Line Signal Detect

2 RxD In Received Data

3 TxD Out Transmit Data

4 DTR Out Data Terminal Ready

5 GND - Ground

6 DSR In Data Set Ready

7 RTS Out Request to Send

8 CTS In Clear to Send

9 RI In Ring Indikator

Keterangan mengenai fungsi saluran RS 232 pada konektor DB-9 adalah

sebagai berikut :

Received Line Signal Detect, dengan saluran ini DCE

memberitahukan ke DTE bahwa pada terminal masukan ada data

masuk.

Received Data, digunakan DTE menerima data dari DCE. • Transmit Data, digunakan DTE mengirim data ke DCE.

Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan terminal

siap.

(45)

Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa

sebuah stasiun menghendaki hubungan dengannya.

Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE

boleh memulai mengirim data.

Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh

DTE.

DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE

sudah siap.

Untuk dapat menggunakan port serial perlu diketahui alamatnya. Bisanya

tersedia dua portserial pada CPU, yaitu COM1 dan COM 2. Base address COM1

biasanya adalah 1016 (3F8h) dan COM2 biasanya 760 (2F8h). Alamat tersebut

adalah alamat yang biasa digunakan. Tepatnya pada peta memori tempat

menyimpan alamat tersebut, yaitu memori 0000 0400h untuk baseaddress COM1

dan memori 0000 0402H untuk baseaddress COM2.

2.8 Pengaksesan Port Serial Pada Visual Basic

Untuk pengaksesan port serial dapat diakses secara langsung melalui

register UART (Universal Asynchronous Receiver/Transmitter) atau

menggunakan kontrol MSComm yang telah disediakan Visual Basic.

2.8.1 Pengaksesan Secara Langsung Melalui Register UART

Saluran yang digunakan UART unutuk komunikasi baik untuk pengiriman

(46)

saluran-saluran untuk kontrol yaitu DCD, DSR, RTS, CTS, DTR, dan RI. Saluran-saluran-saluran

ini ada yang sebagai input dan ada yang sebagai output. Kecuali RxD,

saluran-saluran yang telah disebutkan tadi dapat diakses langsung melalui register UART.

Tabel 2-2 Alamat dan lokasi bit pada register UART.

Nama

pin

Nomor pin pada DB-9 COM 1 COM 2 Bit Arah

TxD 3 3FBh 2FBh 6 Output

DTR 4 3FCh 2FCh 0 Output

RTS 7 3FCh 2FCh 1 Output

CTS 8 3FEh 2FEh 4 Input

DSR 6 3FEh 2FEh 5 Input

RI 9 3FEh 2FEh 6 Input

DCD 1 3FEh 2FEh 7 Input

2.8.2 Pengaksesan Dengan Menggunakan Kontrol MSComm

Kontrol MSComm menyediakan fasilitas komunikasi antara program

aplikasi yang dibuat dengan port serial untuk mengirim dan menerima data

melalui port serial. Setiap MSComm hanya menangani satu port serial sehingga

jika ingin menggunakan lebih dari satu port serial, kita juga harus menggunakan

(47)

2.8.2.1 Properti MSComm

Jumlah properti pada MSComm sangat banyak, berikut adalah

properti-properti yang sering dipakai, yaitu:

CommPort : Digunakan untuk menentukan nomor port serial yang akan dipakai.

Setting : Digunakan untuk menset nilai baud rate, pariti, jumlah bit data dan jumlah bit stop.

Port Open : Digunakan untuk membuka maupun untuk menutup port serial

yang dihubungkan dengan MSComm ini.

Input : Digunakan untuk mengambil data string yang ada pada buffer penerima.

Output : Digunakan untuk menulis data string pada buffer kirim.

Tabel 2-3 Properti even komunikasi pada CommEvent

Konstanta Keterangan comEvSend Jumlah karakter pada buffer kirim lebih sedikit daripada nilai

properti Sthreshold. Event ini akan dibangkitkan jika nilai

properti Sthreshold tidak diisi ’0’.

comEvReceive Telah diterima karakter sebanyak nilai properti Rthreshold. Event ini akan dibangkitkan terus-menerus sampai data

diambil dari buffer penerima menggunakan perintah input.

Event ini akan dibangkitkan jika nilai properti Rthreshold

tidak diisi ’0’.

(48)

comEvDSR Terjadi perubahan pada saluran Data Set Ready

comEvCD Terjadi perubahan pada Carier Detect

comEvRing Terdeteksi akan adanya sinyal Ring

comEvEOF Karakter End of File diterima

2.8.2.2 Event Pada MSComm

MSComm mempunyai satu event saja, yaitu event OnComm. Event OnComm dibangkitkan jika nilai properti dari CommEvent berubah yang

mengindikasikan telah terjadi event pada serial port baik event komunikasi

maupun event error.

Tabel 2-4 Properti even error pada CommEvent

Konstanta Keterangan

comEventFrame Hardware mendeteksi adanya kesalahan framing.

comEventRxParity Hardware mendeteksi adanya kesalahan pariti.

comEventRxOver Buffer penerima mengalami overflow, tidak ada ruang kosong lagi pada buffer penerima.

comEventTxFull Buffer kirim penuh.

comEventOverrun Port mengalami overrun comEventBreak Sinyal Break diterima

(49)

2.9 Pemrograman

Windows

API

API atau Application Programming Interface merupakan fungsi-fungsi

eksternal yang terdapat dalam file-file perpustakaan Windows (LibraryWindows) atau file library lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh aplikasi. File Lib(Library)

ini terdapat di folder sistem Windows (C:\Windows\System32). Penggunaannya

dalam sebuah aplikasi haruslah dideklarasikan terlebih dahulu di Source Code

aplikasi [8].

Dalam pemrogaraman yang melibatkan registry, Visual Basic hanya

menyediakan dua buah fungsi built-in, yaitu GetSetting dan SaveSetting.

GetSetting digunakan untuk mendapatkan informasi dari database registry,

sedangkan SaveSetting dimanfaatkan untuk menuliskan informasi pada database

registry. Kedua fungsi built-in ini hanya bekerja pada main key

HKEY_CURRENT_USER dan tidak untuk main key yang lain. Ini merupakan

salah satu contoh dimana terdapat ribuan kekuatan Windows yang terpendam di

dalam sistem, namun belum mampu dibangkitkan oleh fungsi-fungsi built-in

Visual Basic.

Setiap tugas (task) yang dilakukan oleh Windows dalam setiap proses

kerjanya, sering memanfaatkan fungsi API yang berada dalam file .dll. Terdapat

banyak file .dll yang berada pada direktori %SystemRoot%, dan umumnya berada

pada C:\[Windows|Winnt]\[System|System32]. Beberapa file .dll yang sering

digunakan adalah:

user32.dll. File ini dipakai untuk mengontrol objek-objek yang terlihat pada layer.

(50)

2.9.1 Struktur Deklarasi Windows API

Penulisan prosedur API harus memberitahu compiler (dalam hal ini Visual

Basic) dimana file eksternal (*.dll) tempat ditulisnya prosedur-prosedur yang hendak dimanfaatkan tersebut. Dengan kata lain programmer harus menuliskan

path dari file .dll tersebut. Proses pemberitahuan ke Visual Basic mengenai

prosedur eksternal yang hendak dimanfaatkan dikenal dengan sebutan

“Deklarasi”.

Salah satu contoh deklarasi fungsi API:

Declare Function ExitWindowsEx Lib “user32” (ByVal uFlags As Long, ByVal dwReserved As Long) As Long.

Bagian dari struktur deklarasi fungsi API diatas adalah:

Declare

Fungsi ini merupakan reserved word, kata yang telah baku disediakan oleh

Visual Basic untuk menyatakan pendeklarasian prosedur API. • Function

Fungsi ini juga merupakan reserved word dari Visual Basic.

ExitWindowsEx

Fungsi ini merupakan salah satu nama fungsi yang terdapat pada suatu file

pustaka prosedur (*.dll). Setelah penulisan nama fungsi ini, proses harus

dilanjutkan dengan nama file pustaka prosedur dimana fungsi tersebut berada.

Lib”user32”

Disinilah letak fungsi ExitWindowsEx berada, yaitu pada library (pustaka

(51)

didalamnya terdapat puluhan macam fungsi. Deklarasi nama file user32 tidak

mengikutsertakan ekstensi .dll, padahal biasanya programmer akan

menuliskan ekstensi-nya pada file tersebut. Hal ini dikarenakan Visual Basic

secara otomatis akan mengenalinya tanpa harus menuliskan ekstensi .dll

karena user32 merupakan Special Windows System DLLs selain kernel32 dan

gdi32. Penulisan string “32” pada pustaka sistem prosedur mengacu pada

terminologi Win32-Based Application, yaitu sebuah teknologi sistem operasi

berbasis 32-bit pada Windows.

(ByVal uFlags As Long, ByVal dwReserved As Long)

Merupakan sekumpulan argumen (banyak programer menyebutnya

parameter). Namun, berbeda halnya dengan dengan prosedur Visual Basic

biasa, kebanyakan prosedur API memiliki argumen yang membutuhkan suatu

nilai tertentu yang bersifat tetap (variable orisinil yang tidak bisa diubah),

sedangkan pada prosedur Visual Basic biasa sering argumen menggunakan

nilai referensi, yaitu nilai (value) yang dapat diubah.

As Long

Fungsi ini merupakan pendeklarasian tipe nilai yang dikembalikan fungsi API

yang selalu menghasilkan nilai umpan balik (feedback) atau “returned value”.

2.9.2 Sifat Penulisan Deklarasi Windows API

• Pendeklarasian fungsi API harus ditulis dalam satu baris pernyataan. Apabila

tidak memungkinkan dapat dipisah dengan sebuah karakter underscore ( _ )

(52)

• Deklarasi fungsi dapat dilakukan dengan awalan Private atau Public. Awalan

Publik selalu ditempatkan pada sebuah modul (*.bas) dan fungsi yang

dideklarasikan pada jendela modul selalu bersifat global yang dapat dipakai

pada setiap form atau listing program yang lain, sedangkan fungsi yang

dideklarasikan pada jendela modul, selalu diawali dengan Private. Contoh:

Publik Declare Function ExitWindowsEx Lib “user32” (ByVal

_uFlags _ As Long, ByVal dwReserved As Long) As Long.

• Deklaasi fungsi seperti diatas dengan awalan Publik, selalu ditempatkan pada

jendela modul dan bersifat global, sedangkan jika dideklarasikan selain pada

jendela modul, maka penulisannya diawali kata Private dan pemanggilan

fungsi hanya berlaku terbatas pada listing, dimana fungsi tersebut

dideklarasikan.

• Penulisan nama fungsi atau prosedur bersifat casesensitive, artinya Visual

Basic membedakan antara penulisan Exit-WindowsEx dengan exitwindowsex.

• Secara default, deklarasi pada jendela modul adalah Public. Pendeklarasian

fungsi API, jika tidak diawali dengan kata Public dan hanya diawali kata

(53)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Blok Diagram Sistem Penganalisis Komponen Frekuensi

Harmonisa

Arus

Beban Peralatan Listrik

Tegangan Masukan AC

Mikrokontroler II

Pengkondisi Sinyal

Arus Masukan AC

Pengkondisi Sinyal

ADC

ADC

LCD

Pemilih Skala

Peak Detector

Buffer BPF ADC

Pemilih Orde

Mikrokontroler I

Unit Penampil Berbasis PC

3

8

3 8

10 8

8 3

Sensor Arus Sensor Tegangan

Gambar 3-1 Diagram Blok Sistem Penganalisis Komponen Frekuensi Harmonisa

(54)

Bagian yang penulis kerjakan dari rancangan sistem penganalisis

komponen frekuensi harmonisa arus beban peralatan listrik seperti yang

ditunjukkan pada blok diagram pada gambar 3-1 adalah bagian unit penampil

berbasis PC. Unit penampil berbasis PC melakukan komunikasi data dengan

mikrokontroler 1. Unit penampil akan melakukan pemilihan orde BPF dan

pemilihan skala arus yang dikendalikan oleh mikrokontroler 1. Orde dari BPF

adalah BPF tingkat 1, BPF tingkat 2, dan BPF tingkat 3. Sedangkan skala arus

yang akan dipilih merupakan amplitudo arus maksimum yang bernilai 0,05

ampere, 0,5 ampere, dan 5 ampere.

3.2

Perancangan Program

Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang digunakan dalam perancangan perangkat lunak yang digunakan untuk menampilkan informasi pada

sistem penganalisis komponen frekuensi harmonisa arus beban peralatan listrik.

3.2.1 Form Utama

Form utama berfungsi untuk menampilkan grafik spektrum frekuensi

harmonisa dan operasi menyimpan data.

Pada perancangan tampilan menggunakan perangkat lunak Visual Basic.

Semua informasi yang diterima dari mikrokontroler melalui port serial dengan

menggunakan kontrol MSComm dapat disimpan dan dibuka kembali. Dengan

menggunakan kontrol MSChart akan ditampilkan grafik yang akan

(55)

Nama Program

Keterangan Proses

Grafik Data Amplitudo Arus

Tombol Bantuan

Pilih Skala Arus

Pilih Orde BPF

Tombol Sintesis Gelombang

Simpan

Buka Tombol

Proses

Gambar 3-2 Layout tampilan antarmuka Visual Basic

Terdapat tombol pilih skala arus dan tombol pilih orde BPF yang harus

dipilih terlebih dahulu untuk menentukan arus dan orde yang digunakan. Setelah

arus dan orde dipilih maka tombol proses akan mengeksekusi program untuk

diproses. Form keterangan proses berisi keterangan nilai amplitudo dari

harmonisa pertama hingga harmonisa ke-31. Data yang telah diambil dapat

disimpan dengan menekan tombol simpan. Tombol bantuan berisi form tentang

program yang dibuat dan cara menjalankan program.

3.2.2 Program Utama

Sebelum program melakukan proses pengambilan data perlu dilakukan

pengkondisian awal agar program mengenali parameter yang ditentukan. Sebelum

memulai proses perlu menentukan batas arus maksimal dari skala pemilih arus.

Sesudah menentukan batas arus kemudian menentukan orde dari BPF. Setelah

pemilihan arus dan orde selesai maka program akan dieksekusi dan mulai

(56)

frekuensi. Pengambilan data frekuensi harmonisa dilakukan hingga harmonisa

ke-31. Setelah proses selesai maka data yang telah diperoleh dapat disimpan.

Selanjutnya sintesis gelombang akan dieksekusi jika pengguna menekan tombol

sintesis gelombang.

Mulai

Pilih Skala Arus

Pilih Orde BPF

Simpan Data? Simpan

Keluar

Ya

Tidak Proses ambil data

amplitudo arus Tombol Mulai

ditekan Cek Koneksi

Sintesis Gelombang Buka Data?

Tidak

Buka Ya

(57)

3.2.3 Pengiriman dan Penerimaan Data

Data yang dikirim dari komputer oleh Microsoft Visual Basic 6.0 adalah

berupa karakter American Standard Code for Information Interchange (ASCII).

Karakter ASCII tersebut akan dikirim sebagai bilangan heksadesimal dan diterima

mikrokontroler dalam bilangan heksadesimal pula. Bilangan heksadesimal ini

akan digunakan untuk mengaktifkan port.

Data yang dikirim oleh mikrokontroler adalah berupa bilangan

heksadesimal. Bilangan heksadesimal ini diterima oleh komputer dan oleh

Microsoft Visual Basic 6.0 akan ditampilkan dalam karakter ASCII.

3.2.4 Program Pilih Skala Arus

Pada program pilih skala arus terdapat tiga pilihan arus yang bernilai 0,05

ampere, 0,5 ampere dan 5 ampere. Ketika pemilihan skala arus 0,05 ampere

diaktifkan maka Visual Basic akan mengirim karakter ‘A’ ke mikrokontroler

selanjutnya mikrokontroler akan mengaktifkan relay pada pilihan arus sebesar

0,05 ampere, ketika skala arus 0,5 ampere dipilih maka visual basic akan

mengirimkan karakter ‘B’ untuk mengaktifkan relay pada arus sebesar 0,5

ampere, dan ketika skala arus 5 ampere dipilih maka visual basic akan

mengirimkan karakter ‘C’ untuk mikrokontroler mengaktifkan relay pada arus

(58)

Gambar 3-4 Diagram Alir Program Pilih Skala Arus

Pilih Skala Arus

0,05 Ampere ?

5 Ampere ? 0,5 Ampere

?

Kirim karakter ‘C’ ke mikrokontroler Kirim karakter ‘B’ ke

mikrokontroler Kirim karakter ‘A’ ke

mikrokontroler Ya

Tidak

Ya Ya

Tidak

Tidak

3.2.5 Program Pilih Orde BPF

Pada program pilih orde BPF, terdapat tiga pilihan orde Band Pass Filter

yaitu pilihan BPF tingkat 1, pilihan BPF tingkat 2, dan pilihan BPF tingkat 3.

Pada penelitian ini menggunakan BPF orde 2 yang dikaskade 3 dengan disusun

secara seri. Rangkaian BPF dikaskade 3 dimaksudkan untuk memperoleh dan

membandingkan sinyal output setiap output BPF berupa amplitudo. Tipe filter

yang digunakan adalah butterworth. Visual Basic akan mengirimkan karakter ‘D’

ke mikrokontroler ketika BPF tingkat 1 dipilih selanjutnya mikrokontroler akan

mengaktifkan relay untuk pilihan BPF tingkat1. Ketika BPF tingkat 2 dipilih

(59)

untuk pilihan BPF tingkat 2 akan diaktifkan. Ketika BPF tingkat 3 dipilih maka

visual basic akan mengirimkan karakter ‘F’ ke mikrokontroler dan mikrokontroler akan mengaktifkan relay untuk pilihan BPF tingkat 3.

Pilih Orde BPF

BPF tingkat 1?

BPF tingkat 3? BPF tngkat 2?

Kirim karakter ‘F’ ke mikrokontroler Kirim karakter ‘E’ ke

mikrokontroler Kirim karakter ‘D’ ke

mikrokontroler Ya

Tidak

Ya Ya

Tidak

Tidak

Gambar 3-5 Diagram Alir Program Pilih Orde BPF

3.2.6 Diagram Alir Proses Ambil Data

Pada saat tombol proses ditekan maka Visual Basic akan mengirimkan

karakter ‘G’ ke mikrokontroler untuk memulai mikrokontroler mengambil data.

(60)

sebanyak 31 kali. Setelah itu mikrokontroler akan mengirimkan data amplitudo

frekuensi harmonisa yang telah diambil ke VisualBasic.

Kirim Karakter ‘G’ Ke Mikrokontroler Proses Ambil Data

Data amplitudo

arus Tekan Tombol

Mulai

Tunggu Mikrokontroler Mengambil data

Tampilkan data amplitudo arus Kirim data dari mikrokontroler Ke visual basic

Gambar 3-6 Diagram alir proses ambil data amplitude arus

Tampilan data berupa spektrum frekuensi yang menampilkan magnitude

frekuensi harmonisa sebanyak 31 data dari frekuensi 50 Hz sampai 1550 Hz.

(61)

Gambar 3-7 Grafik spektrum frekuensi

Frekuensi (Hz)

50 100 150 200 250 1550

3.2.7 Diagram Alir Proses Sintesis Gelombang Periodik

Data amplitudo arus yang dikirim mikrokontroler sebanyak 31 data akan

ditampilkan pada sebuah form untuk membentuk suatu gelombang periodik.

Tombol sintesis gelombang akan menghasilkan bentuk gelombang periodik hasil

sintesis gelombang yang akan ditampilkan pada form tersendiri.

Sintesis Gelombang Periodik

Tekan Tombol Sintesis Gelombang

Data amplitudo arus dari mikrokontroler

t nf

i

i

n

n cos2 ( 0) 31

1 π

= ∑ =

Tampilkan grafik sintesis gelombang

(62)

Grafik Sintesis Bentuk Gelombang

Simpan Buka

Proses

Gambar 3-9 Form Sintesis Gelombang

3.2.8 Menu Bantuan

Menu bantuan akan menampilkan informasi mengenai program yang

dijalankan. Bila menu bantuan dipilih akan ditampilkan pesan yang berhubungan

dengan penggunaan program.

Mulai

Tombol Bantuan ditekan?

Tampilkan Form Informasi Menggunakan

Program

Ke Program Utama

Tidak

Ya

Tombol Keluar ditekan?

Tidak

Ya

(63)

Pesan yang ditampilkan

Keluar

Gambar 3-11 Form Menu Bantuan

3.3 Pengubah Level TTL Menjadi Level RS232

Pengubahan level tegangan TTL dari mikrokontroler AT89S51 menjadi

tegangan dengan level RS232 dengan menggunakan IC Max232. Rancangan

pengubah level tegangan TTL menjadi tegangan RS232 ini mengikuti konfigurasi

dari data sheet RS232 [10]. Input TTL pada RS232 ada dua yaitu T1IN dan T2IN

yang pada perancangan dipilih T2IN sebagai input tegangan TTL dari

mikrokontroler yaitu data yang akan dikirimkan. Sedangkan untuk output TTL

pada RS232 juga ada dua saluran yaitu R1OUT dan R2OUT. Pada perancangan,

dipilih R2OUT sebagai jalur data yang diterima oleh mikrokontroler. Sedangkan

output dan input yang terhubung dengan port serial dihubungkan dengan pin

T2OUT dan R2OUT. Ground rangkaian dengan ground pada bagian komputer

dihubungkan agar referensi tegangan antar kedua perangkat sama sehingga data

dapat diterima dan dikirim dengan acuan yang sama. Gambar 3.12 menunjukkan

(64)

U8

MAX232

8 10

1 3 4 5 2

6 9

7

16

15

R2IN T2IN

C+ C1-C2+ C2-V+

V-R2OUT

T2OUT

VC

C

GN

D

C7 1uF C6 1uF

TX uC

C5 1uF

P1

CO

NNE

C

T

O

R DB

9

5 9 4 8 3 7 2 6 1 VCC

RX uC

0 C8

1uF

Gambar 3-12 Konfigurasi RS232

Fungsi kapasitor pada rangkaian pengubah level tegangan TTL ke level

tegangan RS232 yaitu sebagai kapasitor eksternal untuk Voltage Doubler.

Masing-masing kapasitor digunakan sebagai berikut :

(65)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV membahas pengamatan program yang telah dibuat dari rancangan

program Unit Penampil Berbasis PC pada Sistem Penganalisis Komponen

Frekuensi Harmonisa Arus Beban Peralatan Listrik.

4.1 Form

Utama

Saat program dijalankan akan muncul form utama. Form utama muncul

semua tombol dalam keadaan disabled kecuali tombol cek koneksi. Bagian status

akan menampilkan tanggal dan waktu selama program berjalan. Form utama

ditunjukkan pada gambar 4-1.

(66)

Bagian-bagian form utama seperti yang ditunjukkan pada gambar 4-1:

A : Bagian operasi terdiri dari tombol cek koneksi, tombol mulai, tombol berhenti,

dan tombol reset.

B : Bagian pemilihan skala arus terdiri dari tombol skala arus 50 mA, 500 mA,

dan 5 A. Bagian pemilihan orde BPF terdiri dari tombol BPF tingkat 1, BPF

tingkat 2, dan BPF tingkat 3.

C : Keterangan dari status program yang sedang berjalan, terdiri dari tanggal dan

waktu operasi, dan keterangan skala arus dan orde BPF yang dipilih.

D : Bagian simpan file untuk menyimpan file teks dan grafik.

E : Tombol operasi sintesis gelombang.

F : List box, akan menampilkan data yang diterima saat program bekerja. G : Grafik untuk merepresentasikan data.

4.2 Cek

Koneksi

Tombol cek koneksi berguna untuk mengecek sambungan kabel DB-9 dari

port serial pada PC yang dihubungkan dengan port serial pada rangkaian RS 232

yang terhubung ke mikrokontroler.

(67)

Saat tombol cek koneksi ditekan akan muncul kotak dialog yang meminta

untuk menghubungkan alat seperti yang terlihat pada gambar 4-3.

Gambar 4-3 Kotak Dialog Cek Koneksi

Kotak dialog cek koneksi muncul pengguna harus menekan tombol “Yes” untuk

menghubungkan alat, jika tombol “No” yang ditekan maka alat tidak akan

dihubungkan dan akan keluar dari program. Jika cek koneksi berhasil dilakukan

akan muncul informasi yang menyatakan bahwa koneksi telah berhasil seperti

pada gambar 4-4. Setelah cek koneksi berhasil maka semua tombol akan menjadi

enabled. Jika koneksi belum berhasil kotak dialog cek koneksi akan tetap muncul dan pengguna harus menekan tombol ‘Yes’ kembali.

Gambar 4-4 Informasi Koneksi Sukses

PC akan mengirimkan karakter ‘X’ ke mikrokontroler saat tombol cek

(68)

telah sukses. Jika koneksi belum sukses pada hyper terminal tidak akan

menampilkan karakter ‘Y’ melainkan karakter ‘X.’.

Gambar 4-5 Karakter yang diterima untuk koneksi sukses

Gambar 4-6 karakter yang diterima jika koneksi belum berhasil

4.3

Pemilihan Skala Arus

Setelah koneksi sukses maka pengguna harus memilih salah satu tombol

pemilihan skala arus. Pada pemilihan skala arus terdapat tiga buah tombol yaitu

tombol skala arus 50 mA, 500 mA, dan 5A. Tombol skala arus dipilih sesuai

dengan besarnya arus maksimal yang masuk ke peralatan yang akan diuji. Ketika

satu tombol dipilih maka dua tombol yang lain akan tidak aktif. Bagian status

(69)

Pada pemilihan skala arus PC akan mengirimkan karakter ‘A’ ke

mikrokontroler untuk skala arus 50 mA, karakter ‘B’ untuk skala arus 500 mA,

dan karakter ‘C’ untuk skala arus 5 A. Jika salah satu tombol skala arus ditekan

maka akan menggerakkan relay pada skala arus yang dipilih. Ketika salah satu

tombol skala arus telah dipilih maka petunjuk selanjutnya meminta untuk

menekan pemilihan orde BPF. Pada hyper terminal akan menampilkan karakter

sesuai dengan skala arus yang dipilih.

Gambar 4-7 Pemilihan skala arus

Gambar 4-8 Karakter yang dikirim untuk skala arus 500 mA

4.4 Pemilihan

Orde

BPF

Setelah memilih tombol skala arus selanjutnya pengguna harus memilih

(70)

buah tombol yaitu tombol BPF tingkat 1, BPF tingkat 2, dan BPF tingkat 3.

Ketika satu tombol dipilih maka dua tombol lainnya akan tidak aktif. Jika

sebelumnya pengguna belum memilih salah satu skala arus maka tombol

pemilihan orde BPF masih dalam keadaan disabled.

Pada pemilihan orde BPF PC akan mengirimkan karakter ‘D’ ke

mikrokontroler untuk BPF tingkat 1, karakter ‘E’ untuk BPF tingkat 2, dan

karakter ‘F’ untuk BPF tingkat 3. Jika salah satu tombol orde BPF ditekan akan

menggerakkan relay pada orde BPF yang dipilih. Jika salah satu tombol orde BPF

telah dipilih maka pada bagian status akan menampilkan orde BPF yang dipilih,

petunjuk selanjutnya meminta untuk menekan tombol mulai. Pada hyper terminal

akan menampilkan karakter sesuai dengan orde BPF yang dipilih.

Gambar 4-9 Pemilihan Orde BPF

(71)

4.5 Operasi

Mulai

Tombol mulai akan enabled jika tombol pemilihan skala arus dan orde

BPF telah dipilih. Saat tombol mulai ditekan maka PC akan mengirim karakter

‘G’ ke mikrokontroler, jika karakter telah diterima mikrokontroler maka

mikrokontroler akan melakukan pengesetan bit untuk peak detector setiap kali

akan mengambil data dari ADC dan akan mengirimkannya ke PC sebanyak 31

data frekuensi pusat.

Gambar 4-11 Karakter yang dikirim untuk mengambil data

Data yang diterima PC akan ditampilkan pada sebuah listbox dan setiap

data akan ditampilkan dalam grafik data yang berbentuk grafik batang. Jika data

yang diterima telah mencapai 31 maka program akan berhenti. Pengguna dapat

menekan tombol berhenti ketika program sedang berjalan dan program akan

berhenti menerima data.

(72)

Gambar 4-13 Tampilan form saat tombol berhenti ditekan

Pengamatan pada sistem dilakukan dengan cara menghubungkan port

serial pada PC dengan mikrokontroler sehingga program dapat mengirimkan

instruksi ke mikrokontroler dan program dapat menerima data dari

mikrokontroler.

Pengujian ini dilakukan dengan memberikan data simulasi dari

mikrokontroler berupa data desimal 125 sebanyak 31 buah. Untuk melihat data

yang diterima PC digunakan hyper terminal.

Langkah pertama yang dilakukan ad

Gambar

Gambar 2-2 Muatan harmonisa dari gelombang kotak
Gambar 2-8 Gelombang segitiga.
Gambar 2-13 Tampilan Context Menu
Gambar 2-16 Tampilan Window Code Editor
+7

Referensi

Dokumen terkait

i) untuk mengetahui bagaimanakah guru memilih contoh matematik untuk digunakan sewaktu pengajaran dan pembelajaran. ii) mengkaji bagaimana guru menggunakan contoh

Diduga ada hubungan positif antara kedua faktor tersebut, atau dengan kata lain bahwa jika budaya pengamanan dilakukan dengan baik maka kepuasan penumpang

3. Sekretaris Tim Penilai yang bersangkutan; 4. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;.. Sampai dengan tanggal Surat Peringatan ini sudah ……….. tahun

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada antrian pelanggan penyervisan di Bengkel Motor Resmi Yamaha Kondang Simo, kesimpulan yang

Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus dan Yusop (2009) tentang konvergensi pendapatan antar provinsi di Indonesia dengan menggunakan data panel dinamis tahun

Keberadaan subjek menjadi tidak stabil ketika anak terpisah dari ibu di mana dijelaskan oleh Lacan bahwa ibu dipersepsikan sebagai bagian diri anak, dan

Perbedaan asupan karbohidrat diduga akibat subjek pada kelompok non anemia mengkonsumsi bahan makanan yang juga mengandung karbohidrat selain nasi lebih banyak

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat