(Studi pada : Masyarakat Pembeli Rumah di Perumahan di Kawasan Condongcatur Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh : Y. Bayu Setiawan
042214017
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv Yang Putih bisa menjadi Hitam
(Bayu, 2007)
“Closed Book” Goes To “Open Book” Why Not ???
(Bayu, 18 November 2008)
vi
DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
DAN STATUS SOSIAL – EKONOMI
(Studi pada : Masyarakat Pembeli Rumah di Perumahan di Kawasan Condongcatur Yogyakarta)
Y. Bayu Setiawan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli rumah di perumahan dan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Populasi dalam penelitian adalah semua pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur. Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling (area sampling) yaitu teknik yang digunakan untuk menetukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber datanya sangat luas. Responden didapat dengan melakukan pengundian yaitu diambil dari sampel yang telah ditetapkan. Pengundian dilakukan secara berulang hingga responden yang ditargetkan tercapai. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dan Uji Reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Jawaban-jawaban kuesioner tersebut dianalisis dengan rumus analisis persentase, uji ANOVA guna mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan uji ANOVA, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya.
xi
Halaman
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. v
ABSTRAK ………. vi
ABSTRACT ………. vii
KATA PENGANTAR ………. viii
DAFTAR ISI ……… xi
DAFTAR TABEL ……… xiv
DAFTAR GAMBAR……… xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ……… 4
C. Batasan Masalah ………. .. 4
D. Tujuan Penelitian ……… .. 5
E. Manfaat Penelitian ………... 6
F. Sistematika Penulisan ………. .. 7
BAB II LANDASAN TEORI ……… 9
A. Pengertian Manajemen Pemasaran …...………. …. 9
B. Pengertian Pemasaran ……….. 10
C. Pengertian Konsumen dan Pembeli Individual ……….. 11
D. Perilaku Konsumen……….. 11
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ……… …… 13
xii
I. Promosi ……… 22
J. Proses Keputusan Pembelian………. … 25
K. Perumahan………. 30
L. Penelitian Sebelumnya………. . 34
M. Kerangka Konseptual………. 35
N. Rumusan Hipotesis……….. . 37
BAB III METODE PENELITIAN……… 38
A. Jenis Penelitian……….………. 38
B. Lokasi Penelitian………... 38
C. Waktu Penelitian………. 38
D. Subjek dan Objek Penelitian ………... 38
E. Teknik Pengumpulan Data………..… 39
F. Variabel Penelitian ………. 40
G. Definisi Operasional………...………. 41
H. Populasi,Sampel dan Teknik Sampling……….………. 45
I. Teknik Pengujian Instrumen ……….. 48
xiii
B. Keadaan Geografis………. 63
C. Luas Wilayah……… 64
D. Kependudukan………. 65
BAB V ANALISIS DATA ……….. 70
A. Deskripsi Data ……… 70
B. Pembahasan ……….. 85
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ……… 92
A. Kesimpulan……….. 92
B. Saran ……… 93
C. Keterbatasan Penelitian……… 94
xiv
Tabel III.1 Uraian dari Variabel Pengukur ……….. 43
Tabel III.2 Tabel Total Perumahan di Concongcatur yang akan diteliti…. 46 Tabel III.3 Tabel Jumlah Sampel yang Diperlukan Berdasarkan Kesamaan Populasi dan Tingkat Keakuratan yang Diharapkan………. 47
Tabel III.4 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test... 53
Tabel III.5 Ringkasan Anova Oneway... 54
Tabel III.6 Uji Independent Sample T-Test... 55
Tabel III.7 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Usianya... 56
Tabel III.8 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Pekerjaannya... 57
Tabel III.9 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Tingkat Pendapatannya... 58
xv
Tabel III.12 Tabel Perbedaan Rata-rata antar Kelompok Persepsi
Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi
dan Lingkungan dilihat dari Tingkat Pendapatannya... 61
Tabel IV.1 Pembagian Luas Wilayah Kelurahan Condongcatur
berdasarkan peruntukan tanah……… 64
Tabel IV.2 Pembagian Luas Wilayah Kelurahan Condongcatur
berdasarkan penggunaan tanah……… 65
Tabel IV.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut
Jenis Kelamin……… 66
Tabel IV.4 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut Usia……. 66
Tabel IV.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut
Kelompok Pendidikan………. 67
Tabel IV.6 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut Agama… 68
Tabel IV.7 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut
Mobilitas Penduduk……… 69
Tabel V.I Hasil Perhitungan Validitas Pernyataan Persepsi terhadap Harga 72
Tabel V.2 Hasil Perhitungan Validitas Pernyataan Persepsi terhadap
xvi
Promosi………... 73
Tabel V.5 Hasil Perhitungan Reliabilitas……….. 74
Tabel V.6 Jenis Kelamin Responden……….. 75
Tabel V.7 Status Perkawinan Responden……… 76
Tabel V.8 Usia Responden……….. 76
Tabel V.9 Pendidikan Terakhir Responden……….. 77
Tabel V.10 Pekerjaan Responden……… 77
Tabel V.11 Pendapatan Responden……… 78
Tabel V.12 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test……… 79
Tabel V.13 Ringkasan Anova Oneway Usia Pembeli Rumah di Perumahan.. 81
Tabel V.14 Ringkasan Anova Oneway Jenis Pekerjaan Pembeli Rumah di Perumahan... 82
Tabel V.15 Ringkasan Anova Oneway Tingkat Pendapatan Pembeli Rumah di Perumahan... 84
Tabel V.16 Uji Independent Sample T-Test Analisis Perbedaan Persepsi
Harga, Kestrategisan Lokasi, Lingkungan dan Promosi dalam
xvii
Tabel V.18 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap
Harga,Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan ditinjau
dari Pekerjaan Pembeli Rumah di Perumahan... 89
Tabel V.19 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap
Harga,Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat
xviii
Halaman
Gambar II.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian……….. 28
Gambar II.2 Tahap-tahap antara Evaluasi berbagai Alternatif dan
Keputusan Membeli………. 29
1
A. Latar Belakang Masalah
Rumah merupakan salah kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia
di samping kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan
sebagainya. Rumah merupakan pengejawantahan pribadi manusia sebagaimana
manusia berada dan hidup di antara sesamanya dan dalam lingkungan yang
mendukung keberadaannya.
Di dalam rumah manusia dididik, dibentuk, dan berkembang menjadi
manusia yang berkepribadian, tentunya cara mendidik yang berbeda akan
membentuk pribadi yang berbeda dan berkembang sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh orang tua kepada anaknya di dalam rumahnya. Bukan rumah saja
yang membentuk pribadi mereka tetapi tidak menuntut kemungkinan faktor
lingkungan juga berpengaruh dalam kepribadian orang (Djembalut, 1986:5).
Dalam makna luas, rumah harus mampu membuka jalan dan memberikan
saluran bagi kecenderungan, kebutuhan, aspirasi, dan keinginan manusia secara
penuh, menuju perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan hidup manusia.
Bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk jasmani dan rohani yang hidup
mandiri. Dalam hubungan ini fungsi rumah merupakan sarana pengamanan diri
mampu mendorong pertemuan dan pemenuhan dirinya (Djembalut, 1986:5).
Rumah juga memberi kehangatan manusiawi, yang dapat menumbuhkan
rangsangan kejiwaan, dapat menggugah rasa dan suasana damai, aman dan
tentram, penuh kerukunan dalam mengembangkan dan membangun diri maupun
keluarganya untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin. Di
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, manusia merupakan insan sosial,
insan ekonomi, dan insan politik. Dalam kaitan dengan ini perumahan merupakan
kebutuhan dasar yang bersifat struktural sebagai bagian dari kualitas kehidupan
dan kesejahteraan rakyat (Djembalut, 1986:5).
Membeli atau memilih rumah merupakan impian setiap individu, karena
dengan mempunyai rumah mereka merasa terlindungi dan aman. Membeli atau
memilih rumah bukanlah suatu hal yang mudah, karena rumah sebagai
kebutuhan dasar mempunyai sifat yang berbeda dengan kebutuhan dasar yang
lainnya. Pengeluaran untuk pengadaan rumah dapat dikategorikan sebagai
investasi pribadi. Rumah sebagai benda yang dipakai, tidak sekali habis dipakai,
sebaliknya malah nilai ekonomisnya akan selalu bertambah. Karena itu rumah
yang dimiliki termasuk dalam daftar kekayaan pribadi seseorang (Djembalut,
1986:viii). Oleh karena itu dalam membali rumah banyak faktor yang perlu
diperhatikan konsumen agar dikemudian hari tidak menimbulkan kekecewaan
misalnya seperti harga, lokasi, keamanan, promosi, desain dan faktor yang lain.
Citra Amanusa, harga perumahan mengalami kenaikan sebesar 10%-15%. Hal
tersebut dipicu oleh naiknya harga bahan-bahan material yang membengkak naik
seiring dengan adanya isu-isu kenaikan harga BBM (Anonim, 2008:14)..
Pemahaman tentang perilaku konsumen dirasa diperlukan bagi para
pengembang yang memasarkan rumah di perumahan, karena dengan mempelajari
perilaku konsumen para pengembang akan banyak memperoleh informasi tentang
keterlibatan konsumen secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
termasuk proses keputusan yang mendahului dari tindakan itu.
Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat
pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera (Kotler,2006:228). Hal ini
tentunya sangat bermanfaat bagi para pemasar untuk membedakan kelompok
konsumen yang memang berbeda, dan mengembangkan rumah di perumahan
yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu. Hal ini penting agar
perumahan yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
sehingga terserap oleh mereka (pasar). Dari uraian di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi tentang Pembelian Rumah di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada lima rumusan masalah
dalam penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik konsumen yang membeli rumah di perumahan?
2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelaminnya?
3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya?
4. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya?
5. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatannya?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka peneliti
menggunakan batasan masalah sebagai berikut :
1. Konsumen
Konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsumen yang
telah membeli rumah di perumahan di daerah Condongcatur Yogyakarta
2. Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen yang diteliti meliputi : jenis kelamin, status
perkawinan, umur, pekerjaan, lamanya tinggal, jumlah anggota keluarga dan
penghasilan.
3. Perbedaan persepsi konsumen dalam membeli rumah di perumahan ditinjau
dari jenis pekerjaan, usia, pekerjaan dan tingkat pendapatannya
Perbedaan persepsi konsumen dalam membeli rumah di perumahan
ditinjau dari jenis pekerjaan, usia, pekerjaan dan tingkat pendapatan meliputi
perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,
lingkungan dan promosi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli rumah di
perumahan
2. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap
harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis
kelaminnya.
3. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap
4. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap
harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari
pekerjaannya.
5. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap
harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat
pendapatannya.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian ini akan
bermanfaat bagi beberapa pihak :
1. Bagi Penyedia Perumahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
penyedia perumahan, khususnya untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat
perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,
lingkungan, dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen secara
parsial maupun simultan dalam membeli rumah di perumahan
2. Bagi Calon Pembeli Rumah di Perumahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
calon pembeli rumah di perumahan sehingga dalam pemilihan rumah sesuai
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
tambahan penelitian selanjutnya dan bagi kepustakaan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
4. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini, diharapkan penulis dapat menerapkan teori-teori
yang telah didapat selama masa perkuliahan dan di dunia nyata, sekaligus
menambah wawasan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan
penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori-teori terpilih yang berkaitan dengan
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, definisi
operasional, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel,
metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik
pengujian kuesioner, dan teknis analisis data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM
Bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian.
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan
pembahasannya.
BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran – saran penulis yang
sekiranya bermanfaat bagi pihak – pihak yang terkait, serta
9
A. Pengertian Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi dunia bisnis dan
perekonomian serta mempunyai aspek yang sangat penting bagi perusahaan.
Secara umum pemasaran dibanding sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan
perusahaan.
Menurut Assosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association)
manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,
penetapan harga, promosi, dan distribusi, gagasan, barang dan jasa untuk
menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan
organisasi (Kotler,2006:14).
Menurut Boyd, Walker dan Larreeche (2000:18) manajemen pemasaran
adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan
harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang
untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan
Dari dua pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran adalah sebuah proses analisa, perencanaan dan pelaksanaan
(pengkoordinasian) dan pengendalian dan pengkonsepan, jasa dan gagasan yang
dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan
dengan kelompok atau pasar untuk memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi
atau perusahaan.
B. Pengertian Pemasaran
Salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba
adalah pemasaran. Menurut Kotler (2006:4) pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
Menurut Stanton (dalam Umar,2002:31), pemasaran dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang
bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan
pembeli, baik yang aktual maupun potensial.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting
dengan menciptakan, menawarkan dan mengembangkan hubungan tersebut,
pemasaran berpusat pada sumber dan tujuan suatu organisasi pada kesempatan
dan kebutuhan lingkungan.
C. Pengertian Konsumen dan Pembeli Individual
1. Konsumen akhir
Konsumen akhir mempunyai arti sebagai individu-individu yang
melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi
rumah tangganya (Dharmmestha dan Handoko,2000:10).
2. Pembeli Individual
Pembeli individual adalah seseorang yang melakukan pembelian tanpa
ada sedikit sekali dipengaruhi oleh orang lain secara langsung, atau individu
yang benar-benar melakukan pembelian (Dharmmestha dan
Handoko,2000:12).
D. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dapat ditimbulkan oleh adanya adanya beberapa bentuk
interaksi antara faktor-faktor lingkungan di satu pihak, dan individu di lain pihak.
Dharmmestha dan Handoko (2000:10) mendefinisikan perilaku konsumen adalah
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses
Menurut Assosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association)
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara pengaruh
dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar di mana manusia melakukan aspek
pertukaran dalam hidup mereka (Amirullah,2002:2). Perilaku konsumen sebagai
suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan tersebut (Umar,2002:50).
Ada dua hal penting dalam perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa ekonomis. Mempelajari
perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi,
tetapi juga di mana, bagaimana kebiasaannya dan dalam kondisi macam apa
barang dan jasa dibeli.
Mempelajari perilaku konsumen adalah mengerti bagaimana
individu-individu atau suatu organisasi dalam situasi pembelian dan saat ini sangat penting
karena apabila perilaku konsumen dapat dimengerti maka dapat menciptakan
suatu kesempatan bagi manajer pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen
potensial dengan cara yang unik. Perilaku konsumen juga dapat membantu dalam
menentukan strategi dan taktik pemasaran yang tepat. Dengan kata lain, perilaku
interaksi dinamis antara pengaruh kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita
dalam pertukaran barang-barang dan jasa.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku pembelian mengacu pada perilaku pembelian akhir-individu dan
rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Setiap
individu tentu dalam membeli atau memilih suatu barang ditentukan oleh banyak
faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
(Kotler dan Armstrong,2004:200-221) :
1. Faktor-faktor Budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam
perilaku konsumen. Pemasar selalu memahami peranan yang dimainkan oleh
budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.
a. Budaya
Budaya adalah serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar
yang dipelajari oleh anggota masyarakat yang terdiri dari keluarga dan
instansi penting lain.
b. Subbudaya
Subbudaya adalah kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama
c. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian kelompok yang relatif permanen dan
relatif teratur di mana anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang
serupa.
2. Faktor-faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi konsumen
tersebut.
a. Kelompok
Perilaku konsumen banyak dipengaruhi oleh kelompok-kelompok
kecil. Kelompok-kelompok adalah dua atau lebih sekelompok yang
berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama. Dalam
suatu kelompok-kelompok tersebut terdapat seorang pemimpin opini.
Pemimpin opini adalah seseorang dalam suatu kelompok acuan
dikarenakan ketrampilan khususnya, pengetahuan, kepribadian, atau
karakteristik lainnya mampu mempengaruhi orang lain.
b. Keluarga
Anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku
pembelian. Keluarga merupakan organisasi pembelian di masyarakat
secar luas. Pemasar tertarik pada peran dan pengaruh suami, istri, dan
anak-anak dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda.
c. Peran dan Status
Seseorang merupakan bagian dari beberapa kelompok-keluarga,
klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam tiap kelompok dapat
didefinisikan berdasarkan peran dan statusnya. Peran terdiri atas sejumlah
aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di
sekitarnya. Tiap peran membawa status yang menggambarkan
penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat. Orang
terkadang memilih produk yang menunjukan status mereka di masyarakat.
3. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup,
kepribadian, dan konsep diri.
a. Umur dan Tahap Siklus Hidup
Sepanjang hidupnya, seseorang akan mengubah barang dan jasa
yang dibelinya. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga,
tahap-tahap yang dilalui oleh suatu keluarga hingga menjadi matang. Para
pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka berdasarkan siklus
hidup dan mengembangkan rencana produk pemasaran yang tepat untuk
b. Pekerjaan
Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Para
pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki
minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Bahkan,
perusahaan dapat berspesialisasi membuat produk untuk melayani
pekerjaan tertentu.
c. Situasi Ekonomi
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk.
Pemasar barang sensitive terhadap pendapatan akan memperhatikan trend
pendapatan, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi
menunjukkan titik resesi, pemasar akan mengambil langkah untuk
mendesain ulang, mereposisi, dan mengganti harga produk mereka dengan
cepat.
d. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup sesorang yang tergambar pada
psikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO
utama konsumen yaitu aktivitas, interest, dan opinions. Gaya hidup
menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau kepribadian
seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Setiap kepribadian yang berbeda-beda pada tiap-tiap orang
mempengaruhi perilaku pembelian orang tersebut. Kepribadian adalah
karakteristik psikologis yang menghasilkan tanggapan secara konsisten
dan terus-menerus terhadap lingkungannya. Banyak pemasar
menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian, yaitu
konsep diri seseorang. Dasar konsep diri ialah kepemilikan seseorang
dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka itu adalah
“kami adalah apa yang kami miliki.” Untuk itu seorang pemasar harus
memperhatikan dan mengerti hubungan antara konsep diri dan
kepemilikan.
4. Faktor-faktor Psikologis
Pilihan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu
motivasi, persepsi pembelajaran, seta kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara
kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.
b. Persepsi
Persepsi ialah proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan
c. Pembelajaran
Saat orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menunjukkan
perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Ahli teori pembelajaran
mengatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia dipelajari.
Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan,
cues, tanggapan dan penguatan. Dorongan adalah stimulan internal kuat
yang membangkitkan keinginan untuk bertindak. Cues atau petunjuk
adalah stimulan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana
seseorang memberi tanggapan.
d. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskritif yang dipertahankan seseorang
mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan
kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang
terhadap objek atau ide.
F. Harga
1. Pengertian Harga
Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan faedah merupakan istilah-istilah
yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang yang dapat
memuaskan kebutuhan, sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif
Tetapi perekonomian kita bukan sistem barter, maka untuk mengadakan
pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu mengukur nilai suatu barang kita
menggunakan uang, dan istilah yang istilah yang dipakai adalah harga. Jadi,
harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah.
Memang sulit untuk mendefinisikan harga. Tetapi dalam keadaan yang
lain harga dapat didefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh pembeli.
Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa : Harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayannya
(Dharmmestha, 2002: 147).
2. Reaksi Konsumen Terhadap Harga
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.
Minuman keras misalnya, lebih sering dinilai dengan harga daripada dengan
rasa atau bahan-bahan yang digunakannya. Minuman keras yang lebih mahal
biasanya dianggap lebih baik. Begitu pula beberapa macam barang konsumsi
lainnya. Orang sering memilih harga yang lebih tinggi di antara dua barang
karena mereka melihat adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang
cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
Konsumen sering juga menggunakan harga sebagai kriteria utama dalam
menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior
tingkatannya). Tetapi barang-barang yang sifatnya homogin seperti bensin,
tidaklah demikian. Ada kenyataan bahwa harga yang sesuai dengan keinginan
konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama. Kadang-kadang
konsumen lebih menonjolkan kesan daripada harga itu sendiri. Barang sejenis
yang berharga murah justru dapat tidak dibeli oleh konsumen.
G. Lokasi
Teori lokasi masuk dalam bidang ekonomi sejak dikembangkan oleh Von
Thunen sekitar tahun 1880 dan teori lokasi diperkenalkan secara utuh baru oleh
Walter Isard pada tahun 1952. Hal ini memang cukup mengherankan karena
“dimana produksi dijalankan” jelas mempengaruhi efisiennya dengan demikian
masuk dalam masalah ekonomi, Ada tiga hal yang menyebabkan timbulnya
masalah ini (Djojodipuro, 1992:1) :
1. Bahwa masalah “dimana” lebih menarik perhatian ahli geografi daripada
ekonomi, sehingga teori lokasi lebih cepat menjadi bagian ilmu geografi
daripada ekonomi. Mungkin gejala ini yang membuat ahli ekonomi agak
“acuh” terhadap teori lokasi.
2. Peralatan yang dipakai adalah tidak biasa bagi ahli ekonomi.
3. Teori lokasi yang pada awalnya dikembangkan dalam tiga bentuk yang pada
Von Thunen pada dasarnya mengembangkan teori daerah lokasi; karena
lingkaran lokasi yang disusunnya merupakan daerah yang efisien sebagai
lokasi perusahaan tertentu yang masih harus ditentukan tempat lokasinya
dalam daerah tersebut.
Begitupula dengan perumahan pihak penyedia perumahan harus pandai
memilih tempat agar mudah menarik minat konsumen sehingga mereka
menjadi sasaran yang menguntungkan. Lokasi yang strategis, dekat dengan
pusat mempunyai daya tarik sendiri bagi konsumen dengan konsekuensi
membayar harga yang lebih mahal.
H. Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut (Wikipedia Indonesia).
Komponen Lingkungan (id.wikepedia.org/wiki/Lingkungan-16k) dibagi
menjadi 3 yakni :
1. Komponen lingkungan fisik dan kimia misalnya kebisingan, radiasi, pestisida
2. Komponen lingkungan biotis misalnya spora, bakteri, tinja, tikus dan
tumbuh-tumbuhan.
3. Lingkungan sosial misalnya hubungan antar tetangga, atasan dengan
bawahan, dan sebagainya
Dalam hal ini perumahan masuk dalam bagian lingkungan sosial. Di mana
mereka menjalin hubungan antar tetangga yang satu dengan yang lain.
Lingkungan yang bersih, aman, dan tertata teratur bisa menjadi daya tarik
tersendiri bagi konsumen.
I. Promosi
1. Promosi Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran
Promosi terkadang dianggap sama dengan komunikasi pemasaran, tetapi
sebenarnya berbeda. Komunikasi pertukaran merupakan pertukaran informasi
dua-arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlihat dalam
pemasaran. Pertukaran dua-arah ini kadang-kadang disebut sebagai dialog
pemasaran. Atau secara luas komunikasi pemasaran dapat didefinisikan
sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan
merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang
pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara
menyadarkan semua pihak untuk berbuat baik, sedangkan promosi merupakan
organisasi atau individu tertentu. Ini berbeda dengan komunikasi pemasaran
yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak (Dharmmestha, 2002: 234).
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran
memudahkan/membantu pembeli dan penjual dengan (Dharmmestha, 2002:
235) :
a. Menciptakan hubungan pertukaran
b.Mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran
c. Menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar
mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan.
d. Memperbaiki pengambilan keputusan di bidang pemasaran sehingga
seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Pengertian Promosi
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu-arah, dan hanya
dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu. Ini berbeda dengan
komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak
(Dharmmestha, 2002:234). Beberapa kegiatan yang ada di promosi yaitu :
a. Periklanan
Menurut William G. Nickels (dalam Dharmmestha, 2002:245),
periklanan adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya,
sejumlah berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga
b. Personal Selling
Menurut William G. Nickels (dalam Dharmmestha, 2002:260),
personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan
dengan pihak lain.
c. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi
manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat,
identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan
keinginan masyarakat, dan melakukan program tindakan untuk
mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat (Dharmmestha,
2002:269).
Publisitas dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang
seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan kepada
masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan
dari sponsor (Dharmmestha, 2002:273).
d. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain
personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas
peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya (Dharmmestha,
2002:279).
J. Proses Keputusan Pembelian
Para pemasar tentu jauh mendalami berbagai hal yang mempengaruhi
pembeli dan mengembangkan suatu pengertian tentang bagaimana konsumen
dalam kenyataannya mereka memutuskan memilih barang pada waktu membeli
sesuatu. Para pemasar harus mengenal siapakah yang tercakup di dalamnya dan
bagaimana langkah-langkah dalam proses pembelian itu.
1. Peranan Pembeli
Peranan pembeli mungkin dapat dimainkan orang dalam keputusan
membeli sebagai berikut (Kotler,2006:252-253) :
a. Pengambilan inisiatif (initiator)
Pengambil inisiatif adalah orang yang pertama-tama menyarankan atau
memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
b. Orang yang mempengaruhi (influencer)
Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan atau
c. Pembuat keputusan (decider)
Pembuat keputusan adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan
sebagian besar atau keseluruhan keputusan pembelian : apakah jadi
membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli.
d. Pembeli (buyers)
Pembeli adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
e. Pemakai (user)
Pemakai adalah sesorang atau beberapa orang yang menikmati atau
memakai produk atau jasa.
2. Tipe-tipe Perilaku Pembelian
Pembuat keputusan yang dilakukan oleh konsumen berbeda-beda sesuai
dengan tipe pembeli. Assael membedakan empat tipe perilaku membeli
konsumen berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dalam membeli dan
derajat di antara beberapa merk. Keempat tipe adalah sebagai berikut
(Kotler,2006:253-256) :
a. Perilaku membeli yang kompleks
Para konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku membeli
yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan
b. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli
sesuatu, tetapi dia hanya melihat sedikit perbedaan dalam merk.
Keterlibatan yang mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa barang
yang dibeli itu mahal harganya, jarang dilakukan dan berisiko.
c. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan
Banyak produk yang dibeli konsumen kurang terlibat dan tidak
terdapat perbedaan antara merek. Mereka pergi ke toko dan langsung
memelih satu merek. Perilaku konsumen seperti ini tidak melalui
sikap/kepercayaan tetapi melalui kebiasaan.
d. Perilaku membeli yang mencari keanekaragaman
Dalam beberapa situasi, membeli keterlibatan konsumen rendah,
tetap ditandai oleh perbedaan merek yang nyata. Dalam situasi demikian
sering kita melihat konsumen banyak melakukan pergantian merek.
3. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian
Berdasarkan pengkajian terhadap laporan banyak konsumen tentang
membeli, “model tahap-tahap” dari proses membeli telah dikonseptualisasi
oleh para peneliti perilaku konsumen. Model tahap-tahap itu paling serasi
dengan pembuatan keputusan yang kompleks, yakni membeli sesuatu yang
tahap yang menunjukkan proses pembelian yang dilalui konsumen
(Kotler,2006,257-271)
Pengenalan Pencarian Penilaian Keputusan Perilaku Salah
masalah informasi Alternatif Membeli Pembelian
Gambar II.1
Model Lima Tahap Proses Membeli
1. Pengenalan Masalah (Problem recognotion)
Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya
dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat digerakkan oleh
rangsangan dari dalam pembeli atau dari luar.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya yang mungkin
akan atau tidak mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi.
Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan objek yang dapat memuaskan
kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli objek itu. Jika tidak,
kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen
ini mungkin tidak akan berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut
3. Penilaian alternatif
Disini terdapat beberapa proses evaluasi konsumen adalah orientasi
kognitif, yakni memandang konsumen sebagai pembuat bahan
pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan
yang sadar dan rasional.
4. Keputusan Membeli
Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk
pilihan mereka di antara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat
pilihan. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut
Sikap
Penilaian Maksud Orang lain Keputusan
terhadap berbagai untuk membeli
alternatif Membeli Faktor-faktor
situasi yang
tak terduga
Gambar II.2
Tahap-tahap antara Evaluasi berbagai Alternatif dan Keputusan Membeli
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan atau tidak kepuasan. Konsumen juga akan melakukan
beberapa kegiatan setelah membeli produk, yang akan menarik bagi para
konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu pasca
pembelian. Perilaku pasca pembelian terdiri dari kepuasan pasca
pembelian, tindakan-tindakan pasca pembelian dan penggunaan dan
pembuangan pasca pembelian.
K. Perumahan
1. Pengertian Rumah dan Perumahan
Menurut Undang-Undang Republika Indonesia No. 4/1992 tentang
perumahan dan permukiman pengertian rumah adalah bangunan yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan.
2. Manfaat Rumah
Rumah tentu mempunyai banyak manfaat. Menurut QQ. Hendrianto
rumah mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Investasi
Dalam jangka pendek bisa dibuat menghasilkan cashflow, dalam jangka
panjang capital gain.
b. Sehat
c. Teduh
Manfaat rumah yang paling mendasar adalah tempat berteduh dari hujan,
matahari, angin, udara panas dan dingin, dll.
d. Akrab
Rumah adalah tempat kita berkumpul dan membangun keakraban dengan
keluarga kita maupun dengan masyarakat di sekitar kita.
e. Nyaman
Rumah yang dirancang baik akan memberikan kenyamanan bagi orang
yang tinggal di dalamnya.
f. Aman
Berlindung di dalam rumah memberikan rasa aman dari gangguan
eksternal.
3. Tips Investasi Properti
Bagi kebanyakan orang, pembelian rumah merupakan investasi yang
sangat besar. Berikut ini ada beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk
memilih investasi properti (Anonim, 2008:30) :
a. Rumah tinggal merupakan investasi property terbaik bagi kebanyakan
orang
c. Faktor makro yang mempengaruhi harga properti adalah kenaikan jumlah
penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan pendapatan perkapita,
dan tingkat suku bunga
d. Faktor spesifik yang mempengaruhi harga properti adalah lokasi,bentuk
fisik, jenis hak kepemilikan (Girik, HGB, SHM,dll), dan potensi cashflow
e. Pilihlah lokasi strategis, yaitu diharapkan akan berkembang pesat dengan
dukungan infrastruktur kehidupan seperti sekolah, rumah sakit, olahraga,
taman, pusat perbelanjaan, wisata lokal, transportasi, dan jauh dari daerah
industri, tempat pembuangan sampah, dsb
f. Pertimbangan faktor peluang terkena bencana alam, seperti banjir
g. Tinjau lokasi rumah dan periksa kondisi rumah dari luar dari dalam
h. Perhatikan nama dan reputasi pengembang
i. Cermati tata letak rumah, pencahayaan, dan sisi kenyamanan lainnya
j. Bila perlu beli dengan KPR, perhatikan kemampuan keuangan Anda,
persyaratan KPR (jangka waktu, suku bunga, dsb), reputasi bank pemberi
kredit, dll
k. Periksa kelengkapan dokumen pribadi
4. Tips Membeli Rumah dengan KPR
Saat ini banyak sekali bank yang berlomba-lomba untuk menyediakan
fasilitas KPR. Bunga KPR juga sedang dalam tren menurun. Bahkan dalam
masa promosi kerjasama antar bank dan perusahaan pengembang properti,
bunga KPR sering disubsidi. Berikut ini ada beberapa tips untuk membeli
rumah dengan KPR (Anonim, 2008:30) :
a. Tentukan harga rumah maksimum sesuai kemampuan keuangan keluarga
b. Tentukan jangka waktu kredit dan besarnya cicilan bulanan yang sanggup
dibayar dalam jangka panjang
c. Pilih rumah idaman yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan
d. Periksa surat-surat rumah yang diinginkan
e. Siapkan uang muka yang dibutuhkan ( sekitar 30% dari nilai rumah )
f. Cari institusi yang dapat memberikan kredit sejumlah uang yang
diinginkan dengan suku bunga rendah dan pelayanan yang baik
g. Tanya dengan lengkap biaya lain yang perlu dibayar
h. Periksa syarat-syarat pelengkap
i. Siapkan dokumen pendukung yang dibutuhkan
j. Ajukan permohonan kredit
k. Tanda tangani kontrak dengan institusi yang mengeluarkan KPR
l. Sisihkan pendapatan bulanan sesuai yang direncanakan untuk pembayaran
m. Rawat rumah dan jaga hubungan baik dengan kreditur
n. Bina hubungan baik dengan lingkungan rumah dan bank/ institusi pemberi
KPR
L. Penelitian Sebelumnya
A. Viesta Manta Ningtyas. 2005. Analisis Perbedaan Pembelian Produk
Fashion secara Impulsif berdasarkan Jenis Kelamin dan Uang Saku. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pembelian produk fashion
secara impulsif berdasarkan jenis kelamin dan uang saku, serta apakah terdapat
interaksi yang signifikan antara uang saku dengan jenis kelamin mahasiswa yang
melakukan pembelian produk fashion secara impulsif. Studi kasus dilakukan
terhadap mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 120
responden dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Analisis data yang digunakan adalah ANOVA (Analisis of Variance).
Selanjutnya dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat diketahui
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pembelian produk fashion
M.Kerangka Konseptual
Untuk mengadakan penelitian ini penulis memberikan kerangka konseptual
penelitian agar mudah dimengerti. Penulis meneliti mengenai Persepsi tentang
Pembelian Rumah di Kawasan Condongcatur ditinjau dari Karakteristik
Demografis dan Status Sosial – Ekonomi. Dalam penelitian ini karakterisitik
demografis pembeli rumah di perumahan meliputi jenis kelamin dan usia,
sedangkan status sosial – ekonomi meliputi pekerjaan dan tingkat pendapatan
yang semuanya diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli rumah
di perumahan di kawasan Condongcatur Yogyakarta yang terdiri dari persepsi
terhadap harga, persepsi terhadap kestrategisan lokasi, persepsi terhadap
lingkungan dan persepsi terhadap promosi.
Jenis kelamin diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli
rumah di perumahan. Pada umumnya pembeli rumah di perumahan adalah pria,
karena pria mempunyai peran yang sangat tinggi dalam kehidupan berumah
tangga dan mempunyai tanggungjawab yang lebih dibandingkan wanita.
Usia diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli rumah di
perumahan. Dimana usia 26 – 40 tahun diduga mempunyai tingkat kebutuhan
rumah yang lebih tinggi dibandingkan pembeli rumah usia lainnya, ini
dikarenakan usia 26 – 40 adalah usia dimana seseorang dikatakan produktif atau
dengan kata lain usia 26 – 40 adalah usia dimana kebanyakan orang memasuki
Pekerjaan diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli rumah
di perumahan. Posisi pekerjaan yang lebih tinggi tentu menginginkan rumah
mewah yang bisa dijadikan prestise yang bisa menunjukkan status ekonomi
mereka di tengah masyarakat, berbeda dengan mereka yang mempunyai pekerjaan
yang posisinya lebih rendah. Pembeli rumah di perumahan yang posisi/jabatannya
lebih rendah merasa mempunyai rumah saja sudah bersyukur, bisa dijadikan
tempat tinggal dan berlindung dari terik panas matahari dan dinginnya hujan..
Tingkat pendapatan diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam
membeli rumah di perumahan. Umumnya pembeli rumah di perumahan yang
berpendapatan tinggi mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mampu
membeli rumah mewah dengan harga yang mahal dibandingkan pendapatan
pembeli rumah di perumahan lainnya. Di lain sisi juga pembeli rumah yang
berpendapatan tinggi berpendapat bahwa rumah yang dibelinya harganya murah,
lain dengan mereka yang mempunyai pendapatan yang lebih rendah berpendapat
N. Rumusan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi
yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan
(Suharyadi dan Purwanto,2004:390). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,
lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelaminnya.
2. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,
lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya.
3. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,
lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya.
4. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,
38
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah survei. Kerlinger (1973)
(dalam Sugiyono,2003:7) mengemukakan survei adalah penelitian yang
dilakukan pada pupulasi besar/kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang akan diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis
maupun psikologis.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di berbagai perumahan daerah Condongcatur
Yogyakarta. Perumahan di Condongcatur yang dimaksud meliputi : Perumahan
Citra Kedaton II, Bukit Permata Indah, dan Griya Pesona Mulia.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada September - Oktober 2008
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah konsumen
Yogyakarta. Perumahan di Condongcatur yang dimaksud meliputi meliputi :
Perumahan Citra Kedaton II, Bukit Permata Indah dan Griya Pesona Mulia.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah perbedaan
persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan
pendapatan ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen dalam membeli rumah
di perumahan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah :
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri secara langsung dari
responden. Data ini diperoleh memalui kuesioner. Kuesioner adalah teknik
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk daftar
pertanyaan kepada responden. Untuk metode kuesioner daftar pertanyaan
memiliki beberapa item sebagai variasi jawaban setiap variabel. Untuk
pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian atau pertanyaan ini
diberi alternative jawaban 5 kategori dengan skor jawaban yang disesuaikan
dengan skala (likert) (Sugiono, 1999 : 86) yaitu :
a. Sangat Setuju (SS) Skor 5
b. Setuju (S) Skor 4
d. Tidak Setuju (TS) Skor 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan yaitu
dengan membaca buku-buku literatur yang berhubungan dengan pokok
permasalahan.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek
penelitian atau faktor-faktor yang berperan di dalam penelitian atau faktor-faktor
yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti sesuai dengan perumusan
masalah. Dalam penelitian ini maka yang menjadi variabel penelitian adalah :
1. Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia
a. ≤25 tahun
b. 26-40 tahun
c. 41-55 tahun
3. Pekerjaan
a. PNS / TNI / Purnawirawan / Pensiunan
b. Pegawai BUMN
c. Wiraswasta
d. Pegawai Swasta
e. Lain – lain
4. Tingkat Pendapatan
a. ≤ Rp 1.500.000
b. Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000
c. Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000
d. Rp 3.500.001 – Rp 4.500.000
e. ≥ Rp 4.500.001
G. Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria
atau operasi yang dapat diuji secara khusus (Chooper dan Emory,1996:37).
Definisi operasional dalam penelitian ini antara lain yaitu :
1. Persepsi terhadap harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
pelayannya (Dharmmestha,2002:147). Persepsi terhadap harga yang
dimaksud disini adalah:
a. Harga lebih murah dari perumahan lain
b. Sesuai dengan fasilitas yang tersedia
c. Uang muka tidak memberatkan
d. Lamanya angsuran
2. Persepsi terhadap kestrategisan lokasi
Menurut KBBI pengertian lokasi adalah letak, tempat, atau
penempatan suatu benda atau keadaan pada permukaan bumi (Tim PKPPPB,
1990:530). Persepsi terhadap kestrategisan lokasi yang dimaksud disini
adalah kedekatan lokasi dengan fasilitas-fasilitas umum misalnya rumah sakit,
pusat perbelanjaan, sekolah, kampus dsb.
3. Persepsi terhadap lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut (Wikipedia Indonesia) . Persepsi
terhadap lingkungan yang dimaksud disini adalah :
a. Lingkungan dilihat dari sisi alam
4. Persepsi terhadap promosi
Pengenalan produk ke pasar diupayakan memalui promosi. Promosi
disini dilakukan dengan dua-arah, berupa iklan dan personal selling.
Promosi yang dimaksud disini adalah mengenai persepsi konsumen terhadap :
a. Reputasi pengembang
b. Media yang digunakan
Tabel III.1 Uraian dari variabel Pengukur
Variabel
1. Harga rumah lebih murah dengan perumahan lain dengan kriteria yang sama
2. Sesuai dengan pendapatan
1. Sesuai dengan jumlah uang yang dibayar dan sesuai dengan perjanjian (brosur)
1. Uang muka yang dibayarkan tidak Memberatkan
1. Besarnya bunga
2. Total jumlah yang harus dibayarkan Persepsi
1. Proses tidak lama
2. Memberikan diskon/potongan harga yang lebih dibanding developer yang lain
3. Memberikan bonus
1. Melalui Media Cetak
Misalnya : Surat Kabar, Majalah, Koran, Brosur 2. Melalui Media Non Cetak
Persepsi terhadap Lingkungan
Alam
Sosial
1. Terhidar dari banjir
2. Bersih (ada petugas kebersihan)
3. Tersediannya bak penampungan sampah di depan rumah 1. Warga perumahan turut serta dalam kegiatan kampung 2. Warga menyesuaikan dengan adat masyarakat sekitar 3. Terjalinnya kekerabatan yang baik antar warga sekitar 4. Terjalinnya kekerabatan yang baik antara warga perumahan 5. Terjaminnya keamanan dari pencuri
6. Saya membeli rumah ini karena ada saudara yang tinggal di perumahan ini
7. Saya membeli rumah ini setelah saya melakukan observasi dan berdiskusi bersama keluarga
Persepsi
1. Mudah dijangkau
2. Terhindar dari kemacetan
3. Dekat dengan balai pengobatan, pusat perbelanjaan, lembaga pendidikan dan pusat perekonomian
4. Waktu tempuh ke kota lebih lancar dan singkat
Karakteristik Demografis dan
Status Sosial - Ekonomi
1. PNS / TNI / Purnawirawan / Pensiunan 2. Pegawai BUMN
3. Wiraswasta 4. Pegawai Swasta 5. Lain – lain
H. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran
lain yang menjadi perhatian atas kumpulan objek yang menjadi perhatian
(Suharyadi dan Purwanto,2004:323). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi
adalah pembeli rumah di perumahan di daerah Condongcatur yang meliputi
Perumahan Anggajaya Permai, Bumi Mulia, Galaxi Bumi Sentosa, Citra Kedaton
II, Villa Taman Bunga, Bukit Permata Indah, Griya Pesona Mulia, Bima
Kencana, dan Puri Kirana.
Sampel adalah bagian populasi yang menjadi perhatian (Suharyadi dan
Purwanto,2004:323). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pembeli
rumah di perumahan di daerah Condongcatur yang terdiri dari Citra Kedaton II,
Bukit Permata Indah dan Griya Pesona Mulia
Teknik sampling yang digunakan adalah Probability Sampling yaitu dengan
cara melakukan random/acak, di mana setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini
sering disebut sebagai metode yang terbaik (Umar,2005:82). Tepatnya Teknik
sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling (Area Sampling)
adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2001:76).
Untuk menentukan masyarakat mana yang akan teliti dalam suatu
ditetapkan. Ada dua tahap yang digunakan untuk menentukan sampel, yaitu tahap
pertama memisahkan antara blok-blok rumah dan yang kedua menentukan
orang-orang yang ada untuk dijadikan sampel.
Dari survei yang dilakukan diperoleh informasi melalui developer bahwa
masing-masing rumah yang akan diteliti sebagai berikut :
Tabel III.2 Tabel Total Perumahan di Concongcatur yang akan diteliti
No. Nama Perumahan Jumlah
Rumah
Jumlah Rumah Terjual
Jumlah Rumah Belum Terjual
1 Anggajaya Permai 24 23 1
2 Bumi Mulia 18 18 0
3 Galaxi Bumi Sentosa 17 14 3
4 Citra Kedaton II 30 30 0
5 Villa Taman Bunga 27 27 0
6 Bukit Permata Indah 66 46 20
7 Bima Kencana 20 20 0
8 Puri Kirana 15 15 0
9 Griya Pesona Mulia 34 34 0
Jumlah 251 227 24
Dari data di atas diketahui bahwa total populasi yang akan diteliti adalah
227 dengan rincian sebagai berikut Perumahan Anggajaya Permai = 23, Bumi
Mulia = 18, Galaxi Bumi Sentosa = 14, Citra Kedaton II = 30, Villa Taman
Bunga = 27, Bukit Permata Indah = 46, Griya Pesona Mulia = 34, Bima Kencana
Bila jumlah populasi = 227, dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %, maka
dapat diketahui bahwa jumlah sampelnya adalah 76. Ini diperoleh dengan melihat
tabel di bawah ini (De Vaus,1991:72) :
Tabel III.3 Tabel Jumlah Sampel yang Diperlukan Berdasarkan Kesamaan Populasi dan Tingkat
Keakuratan yang Diharapkan
Persen Populasi yang diharapkan untuk memberikan jawaban Kesalahan
Sampel yang
Diterima 5/95 10/ 90 20 / 80 30/70 40/ 60 50/50
1%
1900 3600 6400 8400 9600 10000
2% 479 900 1600 2100 2400 2500
Telah diketahui di atas bahwa teknik yang digunakan adalah Cluster
Random Sampling (Area Sampling), untuk mendapatkan responden peneliti
memilihnya dengan melakukan pengundian. Pengundian ini menentukan sampel
yang akan diteliti. Telah diketahui di atas bahwa sampel dalam penelitian ini adalah
sebagaian pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur sebanyak 76
pembeli. Dari hasil pengundian pertama nama perumahan pertama yang keluar
adalah Perumahan Bukit Permata Indah yang terletak di Jln. Candi Gebang, karena
berjumlah 46 rumah dan yang benar – benar mempunyai rumah sendiri hanya 40
orang (pembeli) tetapi kuesioner yang kembali hanya 36 (pembeli), maka peneliti
melakukan pengundian lagi dari sisa nama-nama perumahan yang belum terpilih.
Peneliti mendapatkan hasil undian kedua yaitu Perumahan Citra Kedaton II yang
berpenghuni 30 tetapi yang benar – benar mempunyai rumah sendiri adalah 17
(pembeli) dan kuesioner kembali semua yaitu sebanyak 17 (pembeli). Sisa dari
perumahan yang belum diteliti sebanyak 23 (pembeli), kemudian peneliti melakukan
pengudian lagi dan nama perumahan yang keluar adalah Perumahan Griya Pesona
Mulia. Dari kuesioner yang dibagikan 28 yang kembali adalah 23 (pembeli). Jadi
dapat kesimpulkan kuesioner yang dibagi adalah sebanyak 85 dan yang kembali
sesuai dengan target yang ditentukan yaitu 76 kuesioner.
I. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa
cermat suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur. Uji
validitas dan reliabilitas yaitu dengan cara melakukan try out kepada
responden sebanyak 30 responden.
Nilai validitas dicari dengan menggunakan Koefisien Korelasi Product
Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
x = nilai jawaban masing-masing butir per item
y = total butir dari jawaban responden
n = jumlah responden
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
Untuk menenentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, maka
ketentuannya sebagai berikut :
1. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dinyatakan valid.
2. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dinyatakan tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran
pada subjek yang sama, atau suatu instrumen cukup reliabel atau dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya dan diandalkan untuk memperoleh koefisien ketergantungan
( )
Dimana: rbb = Koefisien keterandalan
rxy = korelasi antara item yang bernomor ganjil dan item genap
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Persentase
Analisis ini untuk menjawab masalah pertama yaitu bagaimana
karakteristik responden yang meliputi : jenis kelamin, status perkawinan,
umur, pekerjaan, lamanya tinggal, jumlah anggota keluarga dan penghasilan.
Pendekatan ini menggunakan analisis persentase dengan membuat tabel dan
mengelompokan data berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh. Analisis
Persentase dapat dirumuskan sebagai berikut :
2. Analisis One -Way Anova
Analisis varian satu variabel independent digunakan untuk
menentukan apakah rata-rata dua atau lebih kelompok berbeda secara nyata.
Dalam hal ini perlakuan adalah kondisi yang membedakan suatu populasi
dengan populasi lainnya.
a. Merumuskan Hipotesis
1) H0 :μA1 =μA2 :
Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelamin.
HA :
Paling sedikit salah satu μtidak sama dengan yang lainnya.
2) H0 :μB1 =μB2 =μB3 =μB4:
Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya.
HA :
Paling sedikit salah satu μtidak sama dengan yang lainnya.
3) H0 :μC1 =μC2 =μC3 =μC4 =μC5:
Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya.
HA :
4) H0 :μD1 =μD2 =μD3 =μD4 =μD5:
Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan
lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatannya
HA :
Paling sedikit salah satu μtidak sama dengan yang lainnya
b. Independent Sample T Test
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada
perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Data yang digunakan
biasanya berskala interval atau rasio.
Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
(
)
( )
(
)
( )
X = Rata-rata statistik untuk sampel pertama
2
X = Rata-rata statistik untuk sampel kedua
1
SD = Standar Deviasi untuk sampel pertama
2
SD = Standar Deviasi untuk sampel kedua
1
2
n = Jumlah sampel kedua
Tabel III.4 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test
Jenis
c. Anova Satu Jalan (Oneway)
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian hipotesis dengan
Anova dua jalan adalah sebagai berikut (Hartono, 2004:212-217) :
1). Menghitung Jumlah Kuadrat
a. Jumlah Kuadrat Penyimpangan Total = =
∑
−b. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok =
N
c. Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok = JKd = JKT−JKa
2). Mencari Derajat Kebebasan
4). Menghitung besarnya F hitung
RKd RKa F =
Tabel III.5 Ringkasan Anova Oneway
Sumber
Untuk melihat F tabel diperlukan alpha dan dk, dk yang diperlukan
adalah dk Jka dan dk JKd.
6). Membuat keputusan pengujian hipotesis H0 ditolak atau diterima
Pertama : Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak.
Ini berarti tidak ada perbedaan persepsi harga, kestrategisan lokasi,
lingkungan dan promosi sedangkan bila t hitung ≥ t tabel , maka
H0 ditolak dan HA diterima berarti paling sedikit salah satu μ tidak
sama dengan yang lainnya ditinjau dari jenis kelamin
Kedua : Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak. Ini
berarti tidak ada perbedaan persepsi harga, kestrategisan lokasi,