• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI TENTANG PEMBELIAN RUMAH DI KAWASAN CONDONGCATUR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN STATUS SOSIAL – EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI TENTANG PEMBELIAN RUMAH DI KAWASAN CONDONGCATUR DITINJAU DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN STATUS SOSIAL – EKONOMI"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi pada : Masyarakat Pembeli Rumah di Perumahan di Kawasan Condongcatur Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Y. Bayu Setiawan

042214017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv Yang Putih bisa menjadi Hitam

(Bayu, 2007)  

“Closed Book” Goes To “Open Book”   Why Not ??? 

(Bayu, 18 November 2008)

(5)
(6)

vi

DARI KARAKTERISTIK DEMOGRAFI

DAN STATUS SOSIAL – EKONOMI

(Studi pada : Masyarakat Pembeli Rumah di Perumahan di Kawasan Condongcatur Yogyakarta)

Y. Bayu Setiawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli rumah di perumahan dan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Populasi dalam penelitian adalah semua pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur. Dalam penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling (area sampling) yaitu teknik yang digunakan untuk menetukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber datanya sangat luas. Responden didapat dengan melakukan pengundian yaitu diambil dari sampel yang telah ditetapkan. Pengundian dilakukan secara berulang hingga responden yang ditargetkan tercapai. Uji Validitas menggunakan teknik Korelasi Product Moment dan Uji Reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Jawaban-jawaban kuesioner tersebut dianalisis dengan rumus analisis persentase, uji ANOVA guna mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan uji ANOVA, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi dilihat dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatannya.

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. v

ABSTRAK ………. vi

ABSTRACT ………. vii

KATA PENGANTAR ………. viii

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR GAMBAR……… xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Batasan Masalah ………. .. 4

D. Tujuan Penelitian ……… .. 5

E. Manfaat Penelitian ………... 6

F. Sistematika Penulisan ………. .. 7

BAB II LANDASAN TEORI ……… 9

A. Pengertian Manajemen Pemasaran …...………. …. 9

B. Pengertian Pemasaran ……….. 10

C. Pengertian Konsumen dan Pembeli Individual ……….. 11

D. Perilaku Konsumen……….. 11

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ……… …… 13

(13)

xii

I. Promosi ……… 22

J. Proses Keputusan Pembelian………. … 25

K. Perumahan………. 30

L. Penelitian Sebelumnya………. . 34

M. Kerangka Konseptual………. 35

N. Rumusan Hipotesis……….. . 37

BAB III METODE PENELITIAN……… 38

A. Jenis Penelitian……….………. 38

B. Lokasi Penelitian………... 38

C. Waktu Penelitian………. 38

D. Subjek dan Objek Penelitian ………... 38

E. Teknik Pengumpulan Data………..… 39

F. Variabel Penelitian ………. 40

G. Definisi Operasional………...………. 41

H. Populasi,Sampel dan Teknik Sampling……….………. 45

I. Teknik Pengujian Instrumen ……….. 48

(14)

xiii

B. Keadaan Geografis………. 63

C. Luas Wilayah……… 64

D. Kependudukan………. 65

BAB V ANALISIS DATA ……….. 70

A. Deskripsi Data ……… 70

B. Pembahasan ……….. 85

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ……… 92

A. Kesimpulan……….. 92

B. Saran ……… 93

C. Keterbatasan Penelitian……… 94

(15)

xiv

Tabel III.1 Uraian dari Variabel Pengukur ……….. 43

Tabel III.2 Tabel Total Perumahan di Concongcatur yang akan diteliti…. 46 Tabel III.3 Tabel Jumlah Sampel yang Diperlukan Berdasarkan Kesamaan Populasi dan Tingkat Keakuratan yang Diharapkan………. 47

Tabel III.4 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test... 53

Tabel III.5 Ringkasan Anova Oneway... 54

Tabel III.6 Uji Independent Sample T-Test... 55

Tabel III.7 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Usianya... 56

Tabel III.8 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Pekerjaannya... 57

Tabel III.9 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat dari Tingkat Pendapatannya... 58

(16)

xv

Tabel III.12 Tabel Perbedaan Rata-rata antar Kelompok Persepsi

Konsumen terhadap Harga, Kestrategisan Lokasi, Promosi

dan Lingkungan dilihat dari Tingkat Pendapatannya... 61

Tabel IV.1 Pembagian Luas Wilayah Kelurahan Condongcatur

berdasarkan peruntukan tanah……… 64

Tabel IV.2 Pembagian Luas Wilayah Kelurahan Condongcatur

berdasarkan penggunaan tanah……… 65

Tabel IV.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut

Jenis Kelamin……… 66

Tabel IV.4 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut Usia……. 66

Tabel IV.5 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut

Kelompok Pendidikan………. 67

Tabel IV.6 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut Agama… 68

Tabel IV.7 Jumlah Penduduk Kelurahan Condongcatur Menurut

Mobilitas Penduduk……… 69

Tabel V.I Hasil Perhitungan Validitas Pernyataan Persepsi terhadap Harga 72

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Validitas Pernyataan Persepsi terhadap

(17)

xvi

Promosi………... 73

Tabel V.5 Hasil Perhitungan Reliabilitas……….. 74

Tabel V.6 Jenis Kelamin Responden……….. 75

Tabel V.7 Status Perkawinan Responden……… 76

Tabel V.8 Usia Responden……….. 76

Tabel V.9 Pendidikan Terakhir Responden……….. 77

Tabel V.10 Pekerjaan Responden……… 77

Tabel V.11 Pendapatan Responden……… 78

Tabel V.12 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test……… 79

Tabel V.13 Ringkasan Anova Oneway Usia Pembeli Rumah di Perumahan.. 81

Tabel V.14 Ringkasan Anova Oneway Jenis Pekerjaan Pembeli Rumah di Perumahan... 82

Tabel V.15 Ringkasan Anova Oneway Tingkat Pendapatan Pembeli Rumah di Perumahan... 84

Tabel V.16 Uji Independent Sample T-Test Analisis Perbedaan Persepsi

Harga, Kestrategisan Lokasi, Lingkungan dan Promosi dalam

(18)

xvii

Tabel V.18 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap

Harga,Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan ditinjau

dari Pekerjaan Pembeli Rumah di Perumahan... 89

Tabel V.19 Anova Oneway Perbedaan Persepsi Konsumen terhadap

Harga,Kestrategisan Lokasi, Promosi dan Lingkungan dilihat

(19)

xviii

Halaman

Gambar II.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian……….. 28

Gambar II.2 Tahap-tahap antara Evaluasi berbagai Alternatif dan

Keputusan Membeli………. 29

(20)

1

A. Latar Belakang Masalah

Rumah merupakan salah kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan manusia

di samping kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan

sebagainya. Rumah merupakan pengejawantahan pribadi manusia sebagaimana

manusia berada dan hidup di antara sesamanya dan dalam lingkungan yang

mendukung keberadaannya.

Di dalam rumah manusia dididik, dibentuk, dan berkembang menjadi

manusia yang berkepribadian, tentunya cara mendidik yang berbeda akan

membentuk pribadi yang berbeda dan berkembang sesuai dengan apa yang

diajarkan oleh orang tua kepada anaknya di dalam rumahnya. Bukan rumah saja

yang membentuk pribadi mereka tetapi tidak menuntut kemungkinan faktor

lingkungan juga berpengaruh dalam kepribadian orang (Djembalut, 1986:5).

Dalam makna luas, rumah harus mampu membuka jalan dan memberikan

saluran bagi kecenderungan, kebutuhan, aspirasi, dan keinginan manusia secara

penuh, menuju perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan hidup manusia.

Bagaimanapun juga, manusia adalah makhluk jasmani dan rohani yang hidup

mandiri. Dalam hubungan ini fungsi rumah merupakan sarana pengamanan diri

(21)

mampu mendorong pertemuan dan pemenuhan dirinya (Djembalut, 1986:5).

Rumah juga memberi kehangatan manusiawi, yang dapat menumbuhkan

rangsangan kejiwaan, dapat menggugah rasa dan suasana damai, aman dan

tentram, penuh kerukunan dalam mengembangkan dan membangun diri maupun

keluarganya untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin. Di

dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, manusia merupakan insan sosial,

insan ekonomi, dan insan politik. Dalam kaitan dengan ini perumahan merupakan

kebutuhan dasar yang bersifat struktural sebagai bagian dari kualitas kehidupan

dan kesejahteraan rakyat (Djembalut, 1986:5).

Membeli atau memilih rumah merupakan impian setiap individu, karena

dengan mempunyai rumah mereka merasa terlindungi dan aman. Membeli atau

memilih rumah bukanlah suatu hal yang mudah, karena rumah sebagai

kebutuhan dasar mempunyai sifat yang berbeda dengan kebutuhan dasar yang

lainnya. Pengeluaran untuk pengadaan rumah dapat dikategorikan sebagai

investasi pribadi. Rumah sebagai benda yang dipakai, tidak sekali habis dipakai,

sebaliknya malah nilai ekonomisnya akan selalu bertambah. Karena itu rumah

yang dimiliki termasuk dalam daftar kekayaan pribadi seseorang (Djembalut,

1986:viii). Oleh karena itu dalam membali rumah banyak faktor yang perlu

diperhatikan konsumen agar dikemudian hari tidak menimbulkan kekecewaan

misalnya seperti harga, lokasi, keamanan, promosi, desain dan faktor yang lain.

(22)

Citra Amanusa, harga perumahan mengalami kenaikan sebesar 10%-15%. Hal

tersebut dipicu oleh naiknya harga bahan-bahan material yang membengkak naik

seiring dengan adanya isu-isu kenaikan harga BBM (Anonim, 2008:14)..

Pemahaman tentang perilaku konsumen dirasa diperlukan bagi para

pengembang yang memasarkan rumah di perumahan, karena dengan mempelajari

perilaku konsumen para pengembang akan banyak memperoleh informasi tentang

keterlibatan konsumen secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

termasuk proses keputusan yang mendahului dari tindakan itu.

Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat

pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera (Kotler,2006:228). Hal ini

tentunya sangat bermanfaat bagi para pemasar untuk membedakan kelompok

konsumen yang memang berbeda, dan mengembangkan rumah di perumahan

yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu. Hal ini penting agar

perumahan yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,

sehingga terserap oleh mereka (pasar). Dari uraian di atas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi tentang Pembelian Rumah di

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada lima rumusan masalah

dalam penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang membeli rumah di perumahan?

2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelaminnya?

3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya?

4. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya?

5. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatannya?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka peneliti

menggunakan batasan masalah sebagai berikut :

1. Konsumen

Konsumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsumen yang

telah membeli rumah di perumahan di daerah Condongcatur Yogyakarta

(24)

2. Karakteristik Konsumen

Karakteristik konsumen yang diteliti meliputi : jenis kelamin, status

perkawinan, umur, pekerjaan, lamanya tinggal, jumlah anggota keluarga dan

penghasilan.

3. Perbedaan persepsi konsumen dalam membeli rumah di perumahan ditinjau

dari jenis pekerjaan, usia, pekerjaan dan tingkat pendapatannya

Perbedaan persepsi konsumen dalam membeli rumah di perumahan

ditinjau dari jenis pekerjaan, usia, pekerjaan dan tingkat pendapatan meliputi

perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,

lingkungan dan promosi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli rumah di

perumahan

2. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap

harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis

kelaminnya.

3. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap

(25)

4. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap

harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari

pekerjaannya.

5. Untuk menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan persepsi konsumen terhadap

harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat

pendapatannya.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bahwa penelitian ini akan

bermanfaat bagi beberapa pihak :

1. Bagi Penyedia Perumahan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

penyedia perumahan, khususnya untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat

perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,

lingkungan, dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen secara

parsial maupun simultan dalam membeli rumah di perumahan

2. Bagi Calon Pembeli Rumah di Perumahan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

calon pembeli rumah di perumahan sehingga dalam pemilihan rumah sesuai

(26)

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi

tambahan penelitian selanjutnya dan bagi kepustakaan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

4. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini, diharapkan penulis dapat menerapkan teori-teori

yang telah didapat selama masa perkuliahan dan di dunia nyata, sekaligus

menambah wawasan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan

penulis memilih topik penelitian, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori terpilih yang berkaitan dengan

(27)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel,

metode pengumpulan data, teknik pengumpulan data, teknik

pengujian kuesioner, dan teknis analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang proses pengolahan data dan

pembahasannya.

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, saran – saran penulis yang

sekiranya bermanfaat bagi pihak – pihak yang terkait, serta

(28)

9

A. Pengertian Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi dunia bisnis dan

perekonomian serta mempunyai aspek yang sangat penting bagi perusahaan.

Secara umum pemasaran dibanding sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

perusahaan.

Menurut Assosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association)

manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi,

penetapan harga, promosi, dan distribusi, gagasan, barang dan jasa untuk

menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan

organisasi (Kotler,2006:14).

Menurut Boyd, Walker dan Larreeche (2000:18) manajemen pemasaran

adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan

mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan

harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang

untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan

(29)

Dari dua pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran adalah sebuah proses analisa, perencanaan dan pelaksanaan

(pengkoordinasian) dan pengendalian dan pengkonsepan, jasa dan gagasan yang

dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan

dengan kelompok atau pasar untuk memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi

atau perusahaan.

B. Pengertian Pemasaran

Salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba

adalah pemasaran. Menurut Kotler (2006:4) pemasaran adalah proses sosial dan

manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.

Menurut Stanton (dalam Umar,2002:31), pemasaran dapat didefinisikan sebagai

keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang

bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan

pembeli, baik yang aktual maupun potensial.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah

suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting

(30)

dengan menciptakan, menawarkan dan mengembangkan hubungan tersebut,

pemasaran berpusat pada sumber dan tujuan suatu organisasi pada kesempatan

dan kebutuhan lingkungan.

C. Pengertian Konsumen dan Pembeli Individual

1. Konsumen akhir

Konsumen akhir mempunyai arti sebagai individu-individu yang

melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi

rumah tangganya (Dharmmestha dan Handoko,2000:10).

2. Pembeli Individual

Pembeli individual adalah seseorang yang melakukan pembelian tanpa

ada sedikit sekali dipengaruhi oleh orang lain secara langsung, atau individu

yang benar-benar melakukan pembelian (Dharmmestha dan

Handoko,2000:12).

D. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen dapat ditimbulkan oleh adanya adanya beberapa bentuk

interaksi antara faktor-faktor lingkungan di satu pihak, dan individu di lain pihak.

Dharmmestha dan Handoko (2000:10) mendefinisikan perilaku konsumen adalah

kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses

(31)

Menurut Assosiasi Pemasaran Amerika (American Marketing Association)

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai interaksi dinamis antara pengaruh

dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar di mana manusia melakukan aspek

pertukaran dalam hidup mereka (Amirullah,2002:2). Perilaku konsumen sebagai

suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

menyusuli tindakan tersebut (Umar,2002:50).

Ada dua hal penting dalam perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan

keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,

mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa ekonomis. Mempelajari

perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi,

tetapi juga di mana, bagaimana kebiasaannya dan dalam kondisi macam apa

barang dan jasa dibeli.

Mempelajari perilaku konsumen adalah mengerti bagaimana

individu-individu atau suatu organisasi dalam situasi pembelian dan saat ini sangat penting

karena apabila perilaku konsumen dapat dimengerti maka dapat menciptakan

suatu kesempatan bagi manajer pemasaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen

potensial dengan cara yang unik. Perilaku konsumen juga dapat membantu dalam

menentukan strategi dan taktik pemasaran yang tepat. Dengan kata lain, perilaku

(32)

interaksi dinamis antara pengaruh kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita

dalam pertukaran barang-barang dan jasa.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku pembelian mengacu pada perilaku pembelian akhir-individu dan

rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Setiap

individu tentu dalam membeli atau memilih suatu barang ditentukan oleh banyak

faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

(Kotler dan Armstrong,2004:200-221) :

1. Faktor-faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam

perilaku konsumen. Pemasar selalu memahami peranan yang dimainkan oleh

budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.

a. Budaya

Budaya adalah serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar

yang dipelajari oleh anggota masyarakat yang terdiri dari keluarga dan

instansi penting lain.

b. Subbudaya

Subbudaya adalah kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama

(33)

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian kelompok yang relatif permanen dan

relatif teratur di mana anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang

serupa.

2. Faktor-faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti

kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi konsumen

tersebut.

a. Kelompok

Perilaku konsumen banyak dipengaruhi oleh kelompok-kelompok

kecil. Kelompok-kelompok adalah dua atau lebih sekelompok yang

berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama. Dalam

suatu kelompok-kelompok tersebut terdapat seorang pemimpin opini.

Pemimpin opini adalah seseorang dalam suatu kelompok acuan

dikarenakan ketrampilan khususnya, pengetahuan, kepribadian, atau

karakteristik lainnya mampu mempengaruhi orang lain.

b. Keluarga

Anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku

pembelian. Keluarga merupakan organisasi pembelian di masyarakat

(34)

secar luas. Pemasar tertarik pada peran dan pengaruh suami, istri, dan

anak-anak dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda.

c. Peran dan Status

Seseorang merupakan bagian dari beberapa kelompok-keluarga,

klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam tiap kelompok dapat

didefinisikan berdasarkan peran dan statusnya. Peran terdiri atas sejumlah

aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di

sekitarnya. Tiap peran membawa status yang menggambarkan

penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat. Orang

terkadang memilih produk yang menunjukan status mereka di masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup,

kepribadian, dan konsep diri.

a. Umur dan Tahap Siklus Hidup

Sepanjang hidupnya, seseorang akan mengubah barang dan jasa

yang dibelinya. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga,

tahap-tahap yang dilalui oleh suatu keluarga hingga menjadi matang. Para

pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka berdasarkan siklus

hidup dan mengembangkan rencana produk pemasaran yang tepat untuk

(35)

b. Pekerjaan

Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Para

pemasar berusaha mengindentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki

minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Bahkan,

perusahaan dapat berspesialisasi membuat produk untuk melayani

pekerjaan tertentu.

c. Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar barang sensitive terhadap pendapatan akan memperhatikan trend

pendapatan, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi

menunjukkan titik resesi, pemasar akan mengambil langkah untuk

mendesain ulang, mereposisi, dan mengganti harga produk mereka dengan

cepat.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup sesorang yang tergambar pada

psikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO

utama konsumen yaitu aktivitas, interest, dan opinions. Gaya hidup

menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau kepribadian

seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi

(36)

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap kepribadian yang berbeda-beda pada tiap-tiap orang

mempengaruhi perilaku pembelian orang tersebut. Kepribadian adalah

karakteristik psikologis yang menghasilkan tanggapan secara konsisten

dan terus-menerus terhadap lingkungannya. Banyak pemasar

menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian, yaitu

konsep diri seseorang. Dasar konsep diri ialah kepemilikan seseorang

dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka itu adalah

“kami adalah apa yang kami miliki.” Untuk itu seorang pemasar harus

memperhatikan dan mengerti hubungan antara konsep diri dan

kepemilikan.

4. Faktor-faktor Psikologis

Pilihan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu

motivasi, persepsi pembelajaran, seta kepercayaan dan sikap.

a. Motivasi

Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara

kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut.

b. Persepsi

Persepsi ialah proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan

(37)

c. Pembelajaran

Saat orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menunjukkan

perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Ahli teori pembelajaran

mengatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia dipelajari.

Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan,

cues, tanggapan dan penguatan. Dorongan adalah stimulan internal kuat

yang membangkitkan keinginan untuk bertindak. Cues atau petunjuk

adalah stimulan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana

seseorang memberi tanggapan.

d. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskritif yang dipertahankan seseorang

mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan, dan

kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang

terhadap objek atau ide.

F. Harga

1. Pengertian Harga

Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan faedah merupakan istilah-istilah

yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang yang dapat

memuaskan kebutuhan, sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif

(38)

Tetapi perekonomian kita bukan sistem barter, maka untuk mengadakan

pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu mengukur nilai suatu barang kita

menggunakan uang, dan istilah yang istilah yang dipakai adalah harga. Jadi,

harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah.

Memang sulit untuk mendefinisikan harga. Tetapi dalam keadaan yang

lain harga dapat didefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh pembeli.

Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa : Harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayannya

(Dharmmestha, 2002: 147).

2. Reaksi Konsumen Terhadap Harga

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.

Minuman keras misalnya, lebih sering dinilai dengan harga daripada dengan

rasa atau bahan-bahan yang digunakannya. Minuman keras yang lebih mahal

biasanya dianggap lebih baik. Begitu pula beberapa macam barang konsumsi

lainnya. Orang sering memilih harga yang lebih tinggi di antara dua barang

karena mereka melihat adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang

cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.

Konsumen sering juga menggunakan harga sebagai kriteria utama dalam

menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior

(39)

tingkatannya). Tetapi barang-barang yang sifatnya homogin seperti bensin,

tidaklah demikian. Ada kenyataan bahwa harga yang sesuai dengan keinginan

konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama. Kadang-kadang

konsumen lebih menonjolkan kesan daripada harga itu sendiri. Barang sejenis

yang berharga murah justru dapat tidak dibeli oleh konsumen.

G. Lokasi

Teori lokasi masuk dalam bidang ekonomi sejak dikembangkan oleh Von

Thunen sekitar tahun 1880 dan teori lokasi diperkenalkan secara utuh baru oleh

Walter Isard pada tahun 1952. Hal ini memang cukup mengherankan karena

“dimana produksi dijalankan” jelas mempengaruhi efisiennya dengan demikian

masuk dalam masalah ekonomi, Ada tiga hal yang menyebabkan timbulnya

masalah ini (Djojodipuro, 1992:1) :

1. Bahwa masalah “dimana” lebih menarik perhatian ahli geografi daripada

ekonomi, sehingga teori lokasi lebih cepat menjadi bagian ilmu geografi

daripada ekonomi. Mungkin gejala ini yang membuat ahli ekonomi agak

“acuh” terhadap teori lokasi.

2. Peralatan yang dipakai adalah tidak biasa bagi ahli ekonomi.

3. Teori lokasi yang pada awalnya dikembangkan dalam tiga bentuk yang pada

(40)

Von Thunen pada dasarnya mengembangkan teori daerah lokasi; karena

lingkaran lokasi yang disusunnya merupakan daerah yang efisien sebagai

lokasi perusahaan tertentu yang masih harus ditentukan tempat lokasinya

dalam daerah tersebut.

Begitupula dengan perumahan pihak penyedia perumahan harus pandai

memilih tempat agar mudah menarik minat konsumen sehingga mereka

menjadi sasaran yang menguntungkan. Lokasi yang strategis, dekat dengan

pusat mempunyai daya tarik sendiri bagi konsumen dengan konsekuensi

membayar harga yang lebih mahal.

H. Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan

sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna

yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang

meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan

fisik tersebut (Wikipedia Indonesia).

Komponen Lingkungan (id.wikepedia.org/wiki/Lingkungan-16k) dibagi

menjadi 3 yakni :

1. Komponen lingkungan fisik dan kimia misalnya kebisingan, radiasi, pestisida

(41)

2. Komponen lingkungan biotis misalnya spora, bakteri, tinja, tikus dan

tumbuh-tumbuhan.

3. Lingkungan sosial misalnya hubungan antar tetangga, atasan dengan

bawahan, dan sebagainya

Dalam hal ini perumahan masuk dalam bagian lingkungan sosial. Di mana

mereka menjalin hubungan antar tetangga yang satu dengan yang lain.

Lingkungan yang bersih, aman, dan tertata teratur bisa menjadi daya tarik

tersendiri bagi konsumen.

I. Promosi

1. Promosi Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran

Promosi terkadang dianggap sama dengan komunikasi pemasaran, tetapi

sebenarnya berbeda. Komunikasi pertukaran merupakan pertukaran informasi

dua-arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlihat dalam

pemasaran. Pertukaran dua-arah ini kadang-kadang disebut sebagai dialog

pemasaran. Atau secara luas komunikasi pemasaran dapat didefinisikan

sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dan

merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang

pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara

menyadarkan semua pihak untuk berbuat baik, sedangkan promosi merupakan

(42)

organisasi atau individu tertentu. Ini berbeda dengan komunikasi pemasaran

yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak (Dharmmestha, 2002: 234).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komunikasi pemasaran

memudahkan/membantu pembeli dan penjual dengan (Dharmmestha, 2002:

235) :

a. Menciptakan hubungan pertukaran

b.Mempertahankan arus informasi yang memungkinkan terjadinya pertukaran

c. Menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar

mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan.

d. Memperbaiki pengambilan keputusan di bidang pemasaran sehingga

seluruh proses pertukaran menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Pengertian Promosi

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu-arah, dan hanya

dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu. Ini berbeda dengan

komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak

(Dharmmestha, 2002:234). Beberapa kegiatan yang ada di promosi yaitu :

a. Periklanan

Menurut William G. Nickels (dalam Dharmmestha, 2002:245),

periklanan adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya,

sejumlah berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga

(43)

b. Personal Selling

Menurut William G. Nickels (dalam Dharmmestha, 2002:260),

personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang

ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau

mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan

dengan pihak lain.

c. Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi

manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat,

identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan

keinginan masyarakat, dan melakukan program tindakan untuk

mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat (Dharmmestha,

2002:269).

Publisitas dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang

seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan kepada

masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawasan

dari sponsor (Dharmmestha, 2002:273).

d. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain

personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas

(44)

peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya (Dharmmestha,

2002:279).

J. Proses Keputusan Pembelian

Para pemasar tentu jauh mendalami berbagai hal yang mempengaruhi

pembeli dan mengembangkan suatu pengertian tentang bagaimana konsumen

dalam kenyataannya mereka memutuskan memilih barang pada waktu membeli

sesuatu. Para pemasar harus mengenal siapakah yang tercakup di dalamnya dan

bagaimana langkah-langkah dalam proses pembelian itu.

1. Peranan Pembeli

Peranan pembeli mungkin dapat dimainkan orang dalam keputusan

membeli sebagai berikut (Kotler,2006:252-253) :

a. Pengambilan inisiatif (initiator)

Pengambil inisiatif adalah orang yang pertama-tama menyarankan atau

memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

b. Orang yang mempengaruhi (influencer)

Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan atau

(45)

c. Pembuat keputusan (decider)

Pembuat keputusan adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan

sebagian besar atau keseluruhan keputusan pembelian : apakah jadi

membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli.

d. Pembeli (buyers)

Pembeli adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

e. Pemakai (user)

Pemakai adalah sesorang atau beberapa orang yang menikmati atau

memakai produk atau jasa.

2. Tipe-tipe Perilaku Pembelian

Pembuat keputusan yang dilakukan oleh konsumen berbeda-beda sesuai

dengan tipe pembeli. Assael membedakan empat tipe perilaku membeli

konsumen berdasarkan derajat keterlibatan pembeli dalam membeli dan

derajat di antara beberapa merk. Keempat tipe adalah sebagai berikut

(Kotler,2006:253-256) :

a. Perilaku membeli yang kompleks

Para konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku membeli

yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli dan

(46)

b. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli

sesuatu, tetapi dia hanya melihat sedikit perbedaan dalam merk.

Keterlibatan yang mendalam disebabkan oleh kenyataan bahwa barang

yang dibeli itu mahal harganya, jarang dilakukan dan berisiko.

c. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan

Banyak produk yang dibeli konsumen kurang terlibat dan tidak

terdapat perbedaan antara merek. Mereka pergi ke toko dan langsung

memelih satu merek. Perilaku konsumen seperti ini tidak melalui

sikap/kepercayaan tetapi melalui kebiasaan.

d. Perilaku membeli yang mencari keanekaragaman

Dalam beberapa situasi, membeli keterlibatan konsumen rendah,

tetap ditandai oleh perbedaan merek yang nyata. Dalam situasi demikian

sering kita melihat konsumen banyak melakukan pergantian merek.

3. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian

Berdasarkan pengkajian terhadap laporan banyak konsumen tentang

membeli, “model tahap-tahap” dari proses membeli telah dikonseptualisasi

oleh para peneliti perilaku konsumen. Model tahap-tahap itu paling serasi

dengan pembuatan keputusan yang kompleks, yakni membeli sesuatu yang

(47)

tahap yang menunjukkan proses pembelian yang dilalui konsumen

(Kotler,2006,257-271)

Pengenalan Pencarian Penilaian Keputusan Perilaku Salah

masalah informasi Alternatif Membeli Pembelian

Gambar II.1

Model Lima Tahap Proses Membeli

1. Pengenalan Masalah (Problem recognotion)

Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya

dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat digerakkan oleh

rangsangan dari dalam pembeli atau dari luar.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya yang mungkin

akan atau tidak mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi.

Jika dorongan konsumen adalah kuat, dan objek yang dapat memuaskan

kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli objek itu. Jika tidak,

kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen

ini mungkin tidak akan berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut

(48)

3. Penilaian alternatif

Disini terdapat beberapa proses evaluasi konsumen adalah orientasi

kognitif, yakni memandang konsumen sebagai pembuat bahan

pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan

yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk

pilihan mereka di antara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat

pilihan. Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut

Sikap

Penilaian Maksud Orang lain Keputusan

terhadap berbagai untuk membeli

alternatif Membeli Faktor-faktor

situasi yang

tak terduga

Gambar II.2

Tahap-tahap antara Evaluasi berbagai Alternatif dan Keputusan Membeli

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa

tingkat kepuasan atau tidak kepuasan. Konsumen juga akan melakukan

beberapa kegiatan setelah membeli produk, yang akan menarik bagi para

(49)

konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu pasca

pembelian. Perilaku pasca pembelian terdiri dari kepuasan pasca

pembelian, tindakan-tindakan pasca pembelian dan penggunaan dan

pembuangan pasca pembelian.

K. Perumahan

1. Pengertian Rumah dan Perumahan

Menurut Undang-Undang Republika Indonesia No. 4/1992 tentang

perumahan dan permukiman pengertian rumah adalah bangunan yang

berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.

Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan.

2. Manfaat Rumah

Rumah tentu mempunyai banyak manfaat. Menurut QQ. Hendrianto

rumah mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Investasi

Dalam jangka pendek bisa dibuat menghasilkan cashflow, dalam jangka

panjang capital gain.

b. Sehat

(50)

c. Teduh

Manfaat rumah yang paling mendasar adalah tempat berteduh dari hujan,

matahari, angin, udara panas dan dingin, dll.

d. Akrab

Rumah adalah tempat kita berkumpul dan membangun keakraban dengan

keluarga kita maupun dengan masyarakat di sekitar kita.

e. Nyaman

Rumah yang dirancang baik akan memberikan kenyamanan bagi orang

yang tinggal di dalamnya.

f. Aman

Berlindung di dalam rumah memberikan rasa aman dari gangguan

eksternal.

3. Tips Investasi Properti

Bagi kebanyakan orang, pembelian rumah merupakan investasi yang

sangat besar. Berikut ini ada beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk

memilih investasi properti (Anonim, 2008:30) :

a. Rumah tinggal merupakan investasi property terbaik bagi kebanyakan

orang

(51)

c. Faktor makro yang mempengaruhi harga properti adalah kenaikan jumlah

penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan pendapatan perkapita,

dan tingkat suku bunga

d. Faktor spesifik yang mempengaruhi harga properti adalah lokasi,bentuk

fisik, jenis hak kepemilikan (Girik, HGB, SHM,dll), dan potensi cashflow

e. Pilihlah lokasi strategis, yaitu diharapkan akan berkembang pesat dengan

dukungan infrastruktur kehidupan seperti sekolah, rumah sakit, olahraga,

taman, pusat perbelanjaan, wisata lokal, transportasi, dan jauh dari daerah

industri, tempat pembuangan sampah, dsb

f. Pertimbangan faktor peluang terkena bencana alam, seperti banjir

g. Tinjau lokasi rumah dan periksa kondisi rumah dari luar dari dalam

h. Perhatikan nama dan reputasi pengembang

i. Cermati tata letak rumah, pencahayaan, dan sisi kenyamanan lainnya

j. Bila perlu beli dengan KPR, perhatikan kemampuan keuangan Anda,

persyaratan KPR (jangka waktu, suku bunga, dsb), reputasi bank pemberi

kredit, dll

k. Periksa kelengkapan dokumen pribadi

(52)

4. Tips Membeli Rumah dengan KPR

Saat ini banyak sekali bank yang berlomba-lomba untuk menyediakan

fasilitas KPR. Bunga KPR juga sedang dalam tren menurun. Bahkan dalam

masa promosi kerjasama antar bank dan perusahaan pengembang properti,

bunga KPR sering disubsidi. Berikut ini ada beberapa tips untuk membeli

rumah dengan KPR (Anonim, 2008:30) :

a. Tentukan harga rumah maksimum sesuai kemampuan keuangan keluarga

b. Tentukan jangka waktu kredit dan besarnya cicilan bulanan yang sanggup

dibayar dalam jangka panjang

c. Pilih rumah idaman yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan

d. Periksa surat-surat rumah yang diinginkan

e. Siapkan uang muka yang dibutuhkan ( sekitar 30% dari nilai rumah )

f. Cari institusi yang dapat memberikan kredit sejumlah uang yang

diinginkan dengan suku bunga rendah dan pelayanan yang baik

g. Tanya dengan lengkap biaya lain yang perlu dibayar

h. Periksa syarat-syarat pelengkap

i. Siapkan dokumen pendukung yang dibutuhkan

j. Ajukan permohonan kredit

k. Tanda tangani kontrak dengan institusi yang mengeluarkan KPR

l. Sisihkan pendapatan bulanan sesuai yang direncanakan untuk pembayaran

(53)

m. Rawat rumah dan jaga hubungan baik dengan kreditur

n. Bina hubungan baik dengan lingkungan rumah dan bank/ institusi pemberi

KPR

L. Penelitian Sebelumnya

A. Viesta Manta Ningtyas. 2005. Analisis Perbedaan Pembelian Produk

Fashion secara Impulsif berdasarkan Jenis Kelamin dan Uang Saku. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pembelian produk fashion

secara impulsif berdasarkan jenis kelamin dan uang saku, serta apakah terdapat

interaksi yang signifikan antara uang saku dengan jenis kelamin mahasiswa yang

melakukan pembelian produk fashion secara impulsif. Studi kasus dilakukan

terhadap mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 120

responden dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Analisis data yang digunakan adalah ANOVA (Analisis of Variance).

Selanjutnya dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat diketahui

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pembelian produk fashion

(54)

M.Kerangka Konseptual

Untuk mengadakan penelitian ini penulis memberikan kerangka konseptual

penelitian agar mudah dimengerti. Penulis meneliti mengenai Persepsi tentang

Pembelian Rumah di Kawasan Condongcatur ditinjau dari Karakteristik

Demografis dan Status Sosial – Ekonomi. Dalam penelitian ini karakterisitik

demografis pembeli rumah di perumahan meliputi jenis kelamin dan usia,

sedangkan status sosial – ekonomi meliputi pekerjaan dan tingkat pendapatan

yang semuanya diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli rumah

di perumahan di kawasan Condongcatur Yogyakarta yang terdiri dari persepsi

terhadap harga, persepsi terhadap kestrategisan lokasi, persepsi terhadap

lingkungan dan persepsi terhadap promosi.

Jenis kelamin diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli

rumah di perumahan. Pada umumnya pembeli rumah di perumahan adalah pria,

karena pria mempunyai peran yang sangat tinggi dalam kehidupan berumah

tangga dan mempunyai tanggungjawab yang lebih dibandingkan wanita.

Usia diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli rumah di

perumahan. Dimana usia 26 – 40 tahun diduga mempunyai tingkat kebutuhan

rumah yang lebih tinggi dibandingkan pembeli rumah usia lainnya, ini

dikarenakan usia 26 – 40 adalah usia dimana seseorang dikatakan produktif atau

dengan kata lain usia 26 – 40 adalah usia dimana kebanyakan orang memasuki

(55)

Pekerjaan diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam membeli rumah

di perumahan. Posisi pekerjaan yang lebih tinggi tentu menginginkan rumah

mewah yang bisa dijadikan prestise yang bisa menunjukkan status ekonomi

mereka di tengah masyarakat, berbeda dengan mereka yang mempunyai pekerjaan

yang posisinya lebih rendah. Pembeli rumah di perumahan yang posisi/jabatannya

lebih rendah merasa mempunyai rumah saja sudah bersyukur, bisa dijadikan

tempat tinggal dan berlindung dari terik panas matahari dan dinginnya hujan..

Tingkat pendapatan diduga menyebabkan perbedaan persepsi dalam

membeli rumah di perumahan. Umumnya pembeli rumah di perumahan yang

berpendapatan tinggi mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mampu

membeli rumah mewah dengan harga yang mahal dibandingkan pendapatan

pembeli rumah di perumahan lainnya. Di lain sisi juga pembeli rumah yang

berpendapatan tinggi berpendapat bahwa rumah yang dibelinya harganya murah,

lain dengan mereka yang mempunyai pendapatan yang lebih rendah berpendapat

(56)

N. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi

yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan

(Suharyadi dan Purwanto,2004:390). Hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,

lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelaminnya.

2. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,

lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya.

3. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,

lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya.

4. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi,

(57)

38

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah survei. Kerlinger (1973)

(dalam Sugiyono,2003:7) mengemukakan survei adalah penelitian yang

dilakukan pada pupulasi besar/kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari

sampel yang akan diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di berbagai perumahan daerah Condongcatur

Yogyakarta. Perumahan di Condongcatur yang dimaksud meliputi : Perumahan

Citra Kedaton II, Bukit Permata Indah, dan Griya Pesona Mulia.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada September - Oktober 2008

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah konsumen

(58)

Yogyakarta. Perumahan di Condongcatur yang dimaksud meliputi meliputi :

Perumahan Citra Kedaton II, Bukit Permata Indah dan Griya Pesona Mulia.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah perbedaan

persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan lokasi, lingkungan dan

pendapatan ditinjau dari tingkat pendapatan konsumen dalam membeli rumah

di perumahan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah :

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri secara langsung dari

responden. Data ini diperoleh memalui kuesioner. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk daftar

pertanyaan kepada responden. Untuk metode kuesioner daftar pertanyaan

memiliki beberapa item sebagai variasi jawaban setiap variabel. Untuk

pertanyaan yang berhubungan dengan variabel penelitian atau pertanyaan ini

diberi alternative jawaban 5 kategori dengan skor jawaban yang disesuaikan

dengan skala (likert) (Sugiono, 1999 : 86) yaitu :

a. Sangat Setuju (SS) Skor 5

b. Setuju (S) Skor 4

(59)

d. Tidak Setuju (TS) Skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan yaitu

dengan membaca buku-buku literatur yang berhubungan dengan pokok

permasalahan.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan objek

penelitian atau faktor-faktor yang berperan di dalam penelitian atau faktor-faktor

yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti sesuai dengan perumusan

masalah. Dalam penelitian ini maka yang menjadi variabel penelitian adalah :

1. Jenis kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Usia

a. ≤25 tahun

b. 26-40 tahun

c. 41-55 tahun

(60)

3. Pekerjaan

a. PNS / TNI / Purnawirawan / Pensiunan

b. Pegawai BUMN

c. Wiraswasta

d. Pegawai Swasta

e. Lain – lain

4. Tingkat Pendapatan

a. ≤ Rp 1.500.000

b. Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000

c. Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000

d. Rp 3.500.001 – Rp 4.500.000

e. ≥ Rp 4.500.001

G. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria

atau operasi yang dapat diuji secara khusus (Chooper dan Emory,1996:37).

Definisi operasional dalam penelitian ini antara lain yaitu :

1. Persepsi terhadap harga

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)

(61)

pelayannya (Dharmmestha,2002:147). Persepsi terhadap harga yang

dimaksud disini adalah:

a. Harga lebih murah dari perumahan lain

b. Sesuai dengan fasilitas yang tersedia

c. Uang muka tidak memberatkan

d. Lamanya angsuran

2. Persepsi terhadap kestrategisan lokasi

Menurut KBBI pengertian lokasi adalah letak, tempat, atau

penempatan suatu benda atau keadaan pada permukaan bumi (Tim PKPPPB,

1990:530). Persepsi terhadap kestrategisan lokasi yang dimaksud disini

adalah kedekatan lokasi dengan fasilitas-fasilitas umum misalnya rumah sakit,

pusat perbelanjaan, sekolah, kampus dsb.

3. Persepsi terhadap lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup

keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora

dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan

kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana

menggunakan lingkungan fisik tersebut (Wikipedia Indonesia) . Persepsi

terhadap lingkungan yang dimaksud disini adalah :

a. Lingkungan dilihat dari sisi alam

(62)

4. Persepsi terhadap promosi

Pengenalan produk ke pasar diupayakan memalui promosi. Promosi

disini dilakukan dengan dua-arah, berupa iklan dan personal selling.

Promosi yang dimaksud disini adalah mengenai persepsi konsumen terhadap :

a. Reputasi pengembang

b. Media yang digunakan

Tabel III.1 Uraian dari variabel Pengukur

Variabel

1. Harga rumah lebih murah dengan perumahan lain dengan kriteria yang sama

2. Sesuai dengan pendapatan

1. Sesuai dengan jumlah uang yang dibayar dan sesuai dengan perjanjian (brosur)

1. Uang muka yang dibayarkan tidak Memberatkan

1. Besarnya bunga

2. Total jumlah yang harus dibayarkan Persepsi

1. Proses tidak lama

2. Memberikan diskon/potongan harga yang lebih dibanding developer yang lain

3. Memberikan bonus

1. Melalui Media Cetak

Misalnya : Surat Kabar, Majalah, Koran, Brosur 2. Melalui Media Non Cetak

(63)

Persepsi terhadap Lingkungan

Alam

Sosial

1. Terhidar dari banjir

2. Bersih (ada petugas kebersihan)

3. Tersediannya bak penampungan sampah di depan rumah 1. Warga perumahan turut serta dalam kegiatan kampung 2. Warga menyesuaikan dengan adat masyarakat sekitar 3. Terjalinnya kekerabatan yang baik antar warga sekitar 4. Terjalinnya kekerabatan yang baik antara warga perumahan 5. Terjaminnya keamanan dari pencuri

6. Saya membeli rumah ini karena ada saudara yang tinggal di perumahan ini

7. Saya membeli rumah ini setelah saya melakukan observasi dan berdiskusi bersama keluarga

Persepsi

1. Mudah dijangkau

2. Terhindar dari kemacetan

3. Dekat dengan balai pengobatan, pusat perbelanjaan, lembaga pendidikan dan pusat perekonomian

4. Waktu tempuh ke kota lebih lancar dan singkat

Karakteristik Demografis dan

Status Sosial - Ekonomi

1. PNS / TNI / Purnawirawan / Pensiunan 2. Pegawai BUMN

3. Wiraswasta 4. Pegawai Swasta 5. Lain – lain

(64)

H. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi adalah semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran

lain yang menjadi perhatian atas kumpulan objek yang menjadi perhatian

(Suharyadi dan Purwanto,2004:323). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi

adalah pembeli rumah di perumahan di daerah Condongcatur yang meliputi

Perumahan Anggajaya Permai, Bumi Mulia, Galaxi Bumi Sentosa, Citra Kedaton

II, Villa Taman Bunga, Bukit Permata Indah, Griya Pesona Mulia, Bima

Kencana, dan Puri Kirana.

Sampel adalah bagian populasi yang menjadi perhatian (Suharyadi dan

Purwanto,2004:323). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pembeli

rumah di perumahan di daerah Condongcatur yang terdiri dari Citra Kedaton II,

Bukit Permata Indah dan Griya Pesona Mulia

Teknik sampling yang digunakan adalah Probability Sampling yaitu dengan

cara melakukan random/acak, di mana setiap anggota populasi mempunyai

peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini

sering disebut sebagai metode yang terbaik (Umar,2005:82). Tepatnya Teknik

sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling (Area Sampling)

adalah teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan

diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2001:76).

Untuk menentukan masyarakat mana yang akan teliti dalam suatu

(65)

ditetapkan. Ada dua tahap yang digunakan untuk menentukan sampel, yaitu tahap

pertama memisahkan antara blok-blok rumah dan yang kedua menentukan

orang-orang yang ada untuk dijadikan sampel.

Dari survei yang dilakukan diperoleh informasi melalui developer bahwa

masing-masing rumah yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel III.2 Tabel Total Perumahan di Concongcatur yang akan diteliti

No. Nama Perumahan Jumlah

Rumah

Jumlah Rumah Terjual

Jumlah Rumah Belum Terjual

1 Anggajaya Permai 24 23 1

2 Bumi Mulia 18 18 0

3 Galaxi Bumi Sentosa 17 14 3

4 Citra Kedaton II 30 30 0

5 Villa Taman Bunga 27 27 0

6 Bukit Permata Indah 66 46 20

7 Bima Kencana 20 20 0

8 Puri Kirana 15 15 0

9 Griya Pesona Mulia 34 34 0

Jumlah 251 227 24

Dari data di atas diketahui bahwa total populasi yang akan diteliti adalah

227 dengan rincian sebagai berikut Perumahan Anggajaya Permai = 23, Bumi

Mulia = 18, Galaxi Bumi Sentosa = 14, Citra Kedaton II = 30, Villa Taman

Bunga = 27, Bukit Permata Indah = 46, Griya Pesona Mulia = 34, Bima Kencana

(66)

Bila jumlah populasi = 227, dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %, maka

dapat diketahui bahwa jumlah sampelnya adalah 76. Ini diperoleh dengan melihat

tabel di bawah ini (De Vaus,1991:72) :

Tabel III.3 Tabel Jumlah Sampel yang Diperlukan Berdasarkan Kesamaan Populasi dan Tingkat

Keakuratan yang Diharapkan

Persen Populasi yang diharapkan untuk memberikan jawaban Kesalahan

Sampel yang

Diterima 5/95 10/ 90 20 / 80 30/70 40/ 60 50/50

1%

1900 3600 6400 8400 9600 10000

2% 479 900 1600 2100 2400 2500

Telah diketahui di atas bahwa teknik yang digunakan adalah Cluster

Random Sampling (Area Sampling), untuk mendapatkan responden peneliti

memilihnya dengan melakukan pengundian. Pengundian ini menentukan sampel

yang akan diteliti. Telah diketahui di atas bahwa sampel dalam penelitian ini adalah

sebagaian pembeli rumah di perumahan di kawasan Condongcatur sebanyak 76

pembeli. Dari hasil pengundian pertama nama perumahan pertama yang keluar

adalah Perumahan Bukit Permata Indah yang terletak di Jln. Candi Gebang, karena

(67)

berjumlah 46 rumah dan yang benar – benar mempunyai rumah sendiri hanya 40

orang (pembeli) tetapi kuesioner yang kembali hanya 36 (pembeli), maka peneliti

melakukan pengundian lagi dari sisa nama-nama perumahan yang belum terpilih.

Peneliti mendapatkan hasil undian kedua yaitu Perumahan Citra Kedaton II yang

berpenghuni 30 tetapi yang benar – benar mempunyai rumah sendiri adalah 17

(pembeli) dan kuesioner kembali semua yaitu sebanyak 17 (pembeli). Sisa dari

perumahan yang belum diteliti sebanyak 23 (pembeli), kemudian peneliti melakukan

pengudian lagi dan nama perumahan yang keluar adalah Perumahan Griya Pesona

Mulia. Dari kuesioner yang dibagikan 28 yang kembali adalah 23 (pembeli). Jadi

dapat kesimpulkan kuesioner yang dibagi adalah sebanyak 85 dan yang kembali

sesuai dengan target yang ditentukan yaitu 76 kuesioner.

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas yaitu uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa

cermat suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur. Uji

validitas dan reliabilitas yaitu dengan cara melakukan try out kepada

responden sebanyak 30 responden.

Nilai validitas dicari dengan menggunakan Koefisien Korelasi Product

Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :

(68)

Keterangan :

x = nilai jawaban masing-masing butir per item

y = total butir dari jawaban responden

n = jumlah responden

rxy = Koefisien korelasi antara x dan y

Untuk menenentukan apakah instrumen tersebut valid atau tidak, maka

ketentuannya sebagai berikut :

1. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu

pengukuran memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran

pada subjek yang sama, atau suatu instrumen cukup reliabel atau dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya dan diandalkan untuk memperoleh koefisien ketergantungan

(69)

( )

Dimana: rbb = Koefisien keterandalan

rxy = korelasi antara item yang bernomor ganjil dan item genap

J. Teknik Analisis Data

1. Analisis Persentase

Analisis ini untuk menjawab masalah pertama yaitu bagaimana

karakteristik responden yang meliputi : jenis kelamin, status perkawinan,

umur, pekerjaan, lamanya tinggal, jumlah anggota keluarga dan penghasilan.

Pendekatan ini menggunakan analisis persentase dengan membuat tabel dan

mengelompokan data berdasarkan hasil jawaban yang diperoleh. Analisis

Persentase dapat dirumuskan sebagai berikut :

(70)

2. Analisis One -Way Anova

Analisis varian satu variabel independent digunakan untuk

menentukan apakah rata-rata dua atau lebih kelompok berbeda secara nyata.

Dalam hal ini perlakuan adalah kondisi yang membedakan suatu populasi

dengan populasi lainnya.

a. Merumuskan Hipotesis

1) H0A1 =μA2 :

Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari jenis kelamin.

HA :

Paling sedikit salah satu μtidak sama dengan yang lainnya.

2) H0B1 =μB2 =μB3 =μB4:

Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari usianya.

HA :

Paling sedikit salah satu μtidak sama dengan yang lainnya.

3) H0C1 =μC2 =μC3 =μC4 =μC5:

Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari pekerjaannya.

HA :

(71)

4) H0D1 =μD2 =μD3 =μD4 =μD5:

Tidak ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga, kestrategisan

lokasi, lingkungan dan promosi ditinjau dari tingkat pendapatannya

HA :

Paling sedikit salah satu μtidak sama dengan yang lainnya

b. Independent Sample T Test

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan

rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada

perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Data yang digunakan

biasanya berskala interval atau rasio.

Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

(

)

( )

(

)

( )

X = Rata-rata statistik untuk sampel pertama

2

X = Rata-rata statistik untuk sampel kedua

1

SD = Standar Deviasi untuk sampel pertama

2

SD = Standar Deviasi untuk sampel kedua

1

(72)

2

n = Jumlah sampel kedua

Tabel III.4 Ringkasan Uji Independent Sample T-Test

Jenis

c. Anova Satu Jalan (Oneway)

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian hipotesis dengan

Anova dua jalan adalah sebagai berikut (Hartono, 2004:212-217) :

1). Menghitung Jumlah Kuadrat

a. Jumlah Kuadrat Penyimpangan Total = =

b. Jumlah Kuadrat Antar Kelompok =

N

c. Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok = JKd = JKTJKa

2). Mencari Derajat Kebebasan

(73)

4). Menghitung besarnya F hitung

RKd RKa F =

Tabel III.5 Ringkasan Anova Oneway

Sumber

Untuk melihat F tabel diperlukan alpha dan dk, dk yang diperlukan

adalah dk Jka dan dk JKd.

6). Membuat keputusan pengujian hipotesis H0 ditolak atau diterima

ƒ Pertama : Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak.

Ini berarti tidak ada perbedaan persepsi harga, kestrategisan lokasi,

lingkungan dan promosi sedangkan bila t hitung ≥ t tabel , maka

H0 ditolak dan HA diterima berarti paling sedikit salah satu μ tidak

sama dengan yang lainnya ditinjau dari jenis kelamin

ƒ Kedua : Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan HA ditolak. Ini

berarti tidak ada perbedaan persepsi harga, kestrategisan lokasi,

Gambar

Gambar II.2
Tabel III.1  Uraian dari variabel Pengukur
Tabel III.2 Tabel Total Perumahan di Concongcatur yang akan diteliti
Tabel III.3 Tabel Jumlah Sampel yang Diperlukan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Arab 43 14150078 ANA KURROTUL UYUN Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Pend.. Bahasa Arab 44 14150067 HESTY MAULIDA EKA PUTRY PU Ilmu Tarbiyah dan

Alasan penggunaan penelitian kualitatif ialah untuk memudahkan perhatian peneliti pada masalah-masalah yang akan diteliti. Dengan metode ini, peneliti akan lebih

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi oleh Petani kakao dan Industri pengolahan biji kakao untuk mengetahui karakteristik

Kepercayaan suatu bank memiliki hubungan yang sangat erat dengan faktor –faktor intern yang ada di dalam pelayanan bank, hal ini seperti dikemukanan oleh Neeru Sharama

Tanya jawab tentang hewan yang dikenal siswa, seperti: - Do you have a horse.. - Have you ever ride

Indikasi kejadian seruakan dingin dengan indeks ≥10 mb terjadi pada awal bulan (1 Februari) dan pertengahan bulan (14 Februari) yang disertai terjadinya penurunan

[r]

Ditinjau dari hasil dan kesimpulan penelitian prediksi erosi di Bukit Pinang-Pinang Gunung Gadut Padang ini, maka disarankan untuk menggunakan tindakan konservasi