BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan momentum yang strategis dalam membangun
peradaban. Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas akan mencetak
generasi masa depan yang juga berkualitas. Sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3
tentang tujuan pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu, pendidikan memiliki peran yang penting dalam kehidupan.
Artinya bahwa setiap manusia berhak mendapatkan dan berharap untuk selalu
berkembang dalam pendidikan, sehingga menjadi seorang yang terdidik itu
sangat penting.
Jalur pendidikan yang berperan dalam pembentukan kualitas sumber
daya manusia, yaitu terdiri atas : pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Salah satu dari pembentuk kualitas sumber daya manusia yaitu pendidikan
informal yang merupakan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga.
Keluarga merupakan salah satu lembaga yang mengemban tugas dan
tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan umum. Khairuddin
terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak
dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang
minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu
ikatan.
Aziz (2015 : 16) menjelaskan bahwa keluarga secara realitas adalah
sekelompok orang yang terdiri dari kepala keluarga dan anggotanya dalam
ikatan nikah ataupun nasab yang hidup dalam satu tempat tinggal, memiliki
aturan yang ditaati secara bersama dan mampu mempengaruhi antar
anggotanya serta memiliki tujuan dan program yang jelas. Keluarga ini terdiri
atas ayah, ibu, anak, saudara dan kerabat lainnya. Adapun keluarga batih
biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak. Keluarga ini dapat dikatakan
sebagai keluarga kecil.
Pendapat di atas menjelaskan bahwa keluarga dikatakan sebagai
kelompok primer merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi
sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam
kehidupan dengan sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang
masih mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan darah karena
perkawinan, kelahiran, adopsi (tambahan) dalam kehidupan bersama searah
dengan keturunan-keturunan mereka dan mempunyai aturan yang ditaati
bersama serta mempu mempengaruhi antar anggotanya yang memiliki tujuan
dan program yang jelas. Keluarga ini terdiri atas seorang ayah, ibu dan anak
Duval (Shochib, 2010 : 30) menjelaskan bahwa keberadaan orang tua
dalam keluarga berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai
pemimpin pekerjaan dan pemberi contoh. Tetapi juga perlu disadari bahwa
pendidik tidak mempunyai kemampuan mengubah pribadi anak. Dia hanya
sekedar berupaya secara optimal, kemudian berdoa kepada Yang Mahakuasa,
memohon supaya upayanya diridai. Oleh sebab itu, keteladanan berupa
disiplin positif dari orang tua merupakan disiplin positif yang sangat besar
peranannya dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan
dasar-dasar disiplin diri.
Hal ini, dijelaskan pula oleh Manning (Shocib, 2010 : 5) menjelaskan
bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak
remaja untuk berperilaku agresif atau tidak. Daroeso (1989 : 127)
menjelaskan bahwa peranan keluarga adalah penting dalam pembentukan
pribadi, watak dan sikap anak. Untuk kepentingan tersebut orang tua terutama
ibu perlu mengerti dan mengetahui apa yang harus dilakukan anak-anaknya
agar anak-anak itu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, dan bermoral tinggi sesuai dengan ajaran Pancasila.
Beberapa pendapat para ahli diatas mengemukakan bahwa keluarga
dapat memberi dampak pengaruh dalam membentuk pribadi, watak, dan sikap
anak. Untuk itu, orang tua diwajibkan mengetahui apa yang anak-anak
lakukan supaya anak terkontrol dan berperilaku positif sesuai dengan
harapan. Peranan keluarga sangat berpengaruh besar terhadap perilaku pribadi
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Helmawati (2016 :
45-49) menjelaskan bahwa fungsi dalam keluarga yang hendaknya
dilaksanakan agar tercipta keluarga bahagia yang didambakan, yang
tergambar pada bagan di bawah ini :
Bagan 1.1 Fungsi Keluarga Menurut Helmawati
Berdasarkan bagan diatas secara fungsi menurut Hemawati, bahwa
terciptanya keluarga harmonis apabila orang tua bisa menerapkan semua
pendidikan dalam keluarga. Keluarga hendaknya menjalankan fungsinya
dengan baik diantaranya sebagai penanaman keimanan dan takwa
mengajarkan kepada anggota keluarga untuk menjalankan perintah Tuhan
Yang Maha Esa dan menjauhi larangan-Nya, anak memerlukan perhatian, FUNGSI
KELUARGA
FUNGSI AGAMA
FUNGSI BIOLOGIS
FUNGSI EKONOMI
FUNGSI KASIH SAYANG
FUNGSI PERLINDUNGAN
FUNGSI PERLINDUNGAN
FUNGSI SOSIALISASI ANAK
kebersamaan, nasihat dan sentuhan hangat dari orang tuanya. Hal ini apabila
keluarga menjalakan semua fungsi dengan baik akan memberikan kepuasan
diri pada lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga yang harmonis.
Umumnya tingkah laku anak tergantung dengan cara keluarga dalam
mendidik anak. Sebagai contoh dalam menanamkan nilai moral menekankan
pada aspek pemahaman moral, perasaan moral, dan tindakan moral maka
keluarga perlu menekankan pada aspek tersebut. Dimana pendidikan moral
sangat penting diupayakan pada karakteristik budaya. Berdasarkan fenomena
sekarang sudah banyak generasi muda yang tidak malu, bahkan untuk sesuatu
yang tabu. Selain itu, mereka juga seakan membanggakan
kenakalan-kenakalan mereka. Oleh karena itu, diperlukan peran keluarga untuk
mengatasi perbuatan yang tidak baik. Peran orang keluarga juga butuhkan,
sebagai pengontrol perilaku anak.
Pendidikan dalam keluarga sangat menentukan dalam membentuk
moral anak, tanpa adanya pengawasan dari keluarga. Anak dapat terjerumus
dalam hal-hal negatif. Daroeso (Samsuri, 2015 : 2) menjelaskan bahwa moral
sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran
bahwa ia terkait oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.
Sehingga keluarga mampu menyiapkan moral atau akhlak anak dalam
menghadapi hidupnya pada masa yang akan datang. Orang tua sebagai
pendidik di lingkungan keluarga harus memiliki pengetahuan tentang
pendidikan akhlak/moral dan perkembangan dalam mendidik anak, sehingga
dan orang tua mampu mendidik dengan akhlak yang baik, sehingga anak
keluar dari jerat-jerat kenakalan remaja. Seperti diberitakan dalam surat kabar
online Detiknews yang memberitakan bahwa peristiwa bully terjadi Jumat
(14/7/2017) lalu. Peristiwa bully kepada SB kelas 6 Sekolah Dasar (SD) di
Thamrin City, Jakarta Pusat. Hal ini bermula saat SB dan temannya yang juga
siswa SD lainnya cekcok mulut. Setelah cekcok mulut, hari selanjutnya SB
dihadang di dekat sekolahnya dan diminta untuk pergi ke Thamrin City. Saat
tiba dilokasi, sudah banyak teman-teman pelaku yang menunggu disana, baru
di sana dilakukan perbuatan (bully). Dalam video beredar disebutkan, dua
orang pelaku yang dominan menganiaya korban menggunakan seragam SMP
berwarna putih-biru. Keduanya menganiaya korban hingga tersungkur
kelantai. (Detiknews,
https://news.detik.com/berita/d-3562776/begini-urutan-kejadian-siswi-smp-bully-siswi-sd-di-thamrin-city, diunduh tanggal 18
Agustus 2017).
Permasalahan moral juga terjadi di Banjarnegara dalam Radar
Banyumas memberitakan bahwa tempat karaoke di Banjarnegara nampaknya
masih memperkerjakan Pemandu Lagu (PL) di bawah umur. Ini merupakan
salah satu temuan yang diperoleh tim gabungan Polres Banjarnegara saat
melakukan razia ke sejumlah tempat hiburan, Sabtu (3/8) malam. Pada razia
yang dipimpin oleh Waka Polres Banjarnegara, Kompol Sopanah ini, petugas
menemukan tiga PL di bawah umur. Namun demi perlindungan pada anak,
identitas para PL ini dirahasiakan. Usia didata, para PL belia ini dibina untuk
selanjutnya dipulangkan. Terjadinya pelanggaran menurut Sopanah bahwa
Banyumas,
http://radarbanyumas.co.id/jadi-pemandu-lagu-tiga-anak-di-bawah-umur-terjaring-razia-tim-gabungan-polres-banjarnegara/, diunduh
pada tanggal 15 Desember 2016).
Berita diatas bahwa banyak anak yang salah dalam memilih pergaulan
sehingga mereka terjerumus dalam pergaulan bebas. Oleh karena itu, harus
ada perhatian penuh dari orang tua dan cara-cara pendidikan dalam keluarga
akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kepribadian anak,
karena pengaruh yang pertama terhadap perkembangan moral anak yaitu
orang tua, maka peran orang tualah yang paling besar pengaruhnya terhadap
membina moral anak.
Warga negara yang bermoral merupakan warga negara yang
mematuhi norma yang berlaku di negaranya. Berdasarkan hasil observasi
awal yang telah peneliti lakukan terdapat bentuk-bentuk kenalakan remaja
yang dilakukan oleh anak-anak di desa Mandiraja Wetan antara lain
pergaulan bebas, dan sopan santun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka secara umum permasalahan
penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan adalah : “Bagaimana peran keluarga dalam membina moral
anak?”.
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Secara teoretis, peneliti ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
muatan pengetahuan dan strategi keluarga dalam membina moral anak.
Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan bagi pihak-pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, baik
pendidikan formal, non formal dan informal, diantaranya:
1. Bagi orang tua,
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi orang tua
kedepannya. Sehingga dapat mempelajari dan mempersiapkan diri dalam
hal membina moral anak melalui pendidikan dalam lingkungan keluarga.
2. Bagi masyarakat,
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan
pengetahuan tentang membina moral anak melalui pendidikan dalam
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
3. Bagi anak,
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan anak tentang
pendidikan moral. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman kesadaran
moral anak melalui pendidikan dalam lingkungan keluarga.
4. Bagi peneliti,
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti sebagai bekal nantinya bagi peneliti tentang membina moral anak
melalui pendidikan dalam keluarga dan sebagai bekal nantinya bagi