• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPLEMENTASI METIONIN DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS BERBEDA PADA KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH SUPLEMENTASI METIONIN DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS BERBEDA PADA KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH SUPLEMENTASI METIONIN DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS BERBEDA PADA KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan

Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Peternakan

Oleh:

VIKO AZI CAHYA H 0513145

Oleh: Tri Sutrisno

H0513140

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

PENGARUH SUPLEMENTASI METIONIN DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS BERBEDA PADA KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

yang dipersiapkan dan disusun oleh: TRI SUTRISNO

H0513140

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal: Mei 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua

Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si. NIP. 19830706 200812 2 001

Anggota I

Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si. NIP. 19811220 200604 2 001

Anggota II

Ir. Lilik R. Kartikasari, M.P., M.Agr. Sc., Ph.D. NIP. 19670330 200112 2 001

Surakarta, Mei 2017 Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Suplementasi Metionin dalam Ransum dengan Kandungan Energi Metabolis berbeda pada Kualitas Fisik Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica)”. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

2. Kepala Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Rysca Indreswari, S.Pt., M.Si selaku pembimbing utama dan ketua penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

4. Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si. selaku pembimbing pendamping dan anggota Penguji I yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

5. Ir. Lilik R. Kartikasari, M.P., M.Agr. Sc., Ph.D. selaku anggota penguji II yang telah memberikan masukan untuk skripsi ini.

6. Dr. sc. agr. Adi Ratriyanto, S.Pt., M.P. yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penelitian dan skripsi ini.

7. Dr. Agr. Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan.

8. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan do’a.

9. Tim Penelitian Metil Ade Afrina A., Erni Retno P., Tri Mardani, Viko Azi Cahya, Umi Maesaroh dan teman-temanku Peternakan angkatan 2013 yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian dan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

RINGKASAN ... ix

SUMMARY ... xi

I. PENDAHULUAN ... 01 A. Latar Belakang ... 01 B. Rumusan Masalah ... 02 C. Tujuan Penelitian ... 03 II. TINJAUAN PUSTAKA ... 04 A. Puyuh ... 04 B. Ransum Puyuh ... 05 C. Metionin ... 06 D. Energi Metabolis ... 07 E. Bobot Yolk ... 09 F. Bobot Albumen ... 09 G. Indeks Yolk ... 10

H. Indeks Albumen ... 11

HIPOTESIS ... 12

III. MATERI DAN METODE ... 13

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

B. Alat dan Bahan Penelitian ... 13

1. Ternak ... 13

2. Ransum ... 13

3. Vaksin ... 13

4. Vitamin ... 13

(5)

v

6. Peralatan ... 15

C. Desain Penelitian ... 16

D. Metode Penelitian ... 16

1. Persiapan Kandang ... 16

2. Persiapan Puyuh ... 16

3. Penentuan Kandang ... 16

4. Penyusunan Ransum Perlakuan ... 16

5. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 17

6. Peubah Penelitian ... 18

E. Analisis Data ... 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

A. Bobot yolk ... 19

B. Indeks yolk ... 20

C. Bobot albumen ... 21

D. Indeks albumen ... 23

V. SIMPULAN ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

(6)

vi

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Kebutuhan nutrien puyuh petelur fase starter, grower dan layer ... 05 2. Kandungan nutrien bahan pakan penyusun ransum perlakuan ... 14 3. Persentase susunan dan kandungan nutrien ransum basal puyuh ... 14

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Hasil analisis variansi dan DMRT Bobot Yolk ... 30

2. Hasil analisis variansi dan DMRT Indeks Yolk ... 33

3. Hasil analisis variansi dan DMRT Bobot Albumen ... 36

4. Hasil analisis variansi dan DMRT Indeks Albumen ... 39

(9)

ix

PENGARUH SUPLEMENTASI METIONIN DALAM RANSUM DENGAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS BERBEDA PADA KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

TRI SUTRISNO H0513140

RINGKASAN

Kebutuhan energi metabolis (EM) unggas memiliki keterkaitan dengan metionin dalam ransum. Interaksi antara metionin dan kebutuhan energi pada unggas yaitu metionin mampu meningkatkan energi yang dicerna dan diserap sehingga menurunkan jumlah energi bruto yang dibuang melalui ekskreta. Metionin dapat dimanfaatkan dalam sintesis protein maupun sebagai donor metil. Metionin sebagai donor metil mendonasikan gugus metil (CH3) pada proses transmetilasi dan berperan dalam metabolisme protein dan energi, selain itu metionin dapat meningkatkan pembentukan glukosa dan glikogen sehingga apabila puyuh kekurangan energi maka metionin akan dikonversi menjadi energi. Penelitian ini bertujuan mengkaji interaksi dari level EM dengan suplementasi metionin serta pengaruh kandungan EM dan suplementasi metionin dalam ransum terhadap kualitas fisik telur puyuh. Penelitian ini dilaksanakan di kandang percobaan Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Analisis bahan pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Materi penelitian yang digunakan adalah puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica) yang berumur 25 hari sebanyak 340 ekor puyuh dengan

(10)

x

dilaksanakan selama 2 periode (2 × 28). Pengambilan data kualitas fisik pada 3 hari terakhir periode ke-2 yaitu hari ke-54, 55 dan 56.

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara level EM dengan suplementasi metionin terhadap bobot yolk dan albumen. Bobot yolk dan albumen paling tinggi dihasilkan oleh puyuh yang mendapat kandungan EM sebesar 2.700 kcal/kg dan disuplementasi metionin. Puyuh yang mendapat kandungan EM 2.700 kcal/kg menghasilkan bobot yolk dan albumen lebih tinggi dari pada yang diberi kandungan EM sebesar 2.900 kcal/kg, tetapi sebaliknya dengan indeks yolk. Suplementasi metionin 0,12% meningkatkan bobot yolk dan albumen. Simpulan penelitian ini adalah kandungan EM 2.700 kcal/kg dan suplementasi metionin 0,12% dalam ransum memperbaiki kualitas fisik telur puyuh.

(11)

xi

AFFECT OF METHIONINE SUPPLEMENTATION IN DIETS WITH DIFFERENT METABOLIZABLE ENERGY LEVEL

ON PHYSICAL QUALITY OF QUAILS EGG (Coturnix coturnix japonica)

TRI SUTRISNO H0513140

SUMMARY

The metabolizable energy (ME) requirement of poultry is associated with methionine level in ration. The interaction between methionine and the energy is that methionine can increase the digested and absorbed energy, thus may decrease the amount of the gross energy excreted through the excreta. Methionine can be utilized for protein synthesis and as a methyl donor. As a methyl donor, methionine donates its methyl group (CH3) during transmetilation reaction and plays a role in the metabolism of protein and energy. Besides this, methionine may increase the formation of glucose and glycogen as energy sources when the diet contains low energy level.

This research aimed to study the interaction between the ME levels and methionine supplementation as well as the effect of ME levels and methionine supplementation in the diet on physical quality of quail eggs. This research was conducted in Experimental Farm of the Department of Animal Science, Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University located in Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar. Proximate analysis of feed ingredients was conducted in the Laboratory Animal Feed Science, Faculty of Animal Science, Gadjah Mada, Yogyakarta University.

(12)

xii

treatments were fed for two periods (2 × 28). The data collection of physical egg quality was performed in the last 3 days of the 2nd period (day 54, 55, and 56).

Results of the analysis of variance showed the interactions between ME levels and methionine supplementation on yolk and albumen weight. The highest value of both yolk and albumen weight were generated by quails fed EM 2.700 kcal/kg and supplemented methionine. Furthermore, quails fed EM 2.700 kcal/kg resulted in a higher yolk and albumen weight than those fed EM of 2.900 kcal/kg, but the yolk index was on the contrary. Supplementation of 0.12% methionine increased yolk and albumen weight. The conclusion of this study isME level of 2.700 kcal/kg and supplementation of 0.12% methionine in the diet improved the physical quality of quail eggs.

(13)

13

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi metabolis (EM) merupakan energi yang siap untuk dimanfaatkan oleh ternak dalam berbagai aktivitas seperti aktivitas fisik, mempertahankan suhu tubuh, metabolisme, pembentukan jaringan, reproduksi dan produksi (McDonald et al., 1994). Kebutuhan EM untuk puyuh petelur menurut Standar Nasional Indonesia (2006) yaitu minimal 2.700 kcal/kg sedangkan menurut National Research Council (1994) kandungan EM yang dibutuhkan oleh puyuh fase produksi adalah 2.900 kcal/kg. Unggas mengonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energinya. Jahanian dan Edriss (2015) memaparkan bahwa penurunan konsumsi ransum terjadi jika puyuh diberi EM tinggi. Hal ini akan berdampak pada ketersediaan nutrien untuk pembentukan telur. Sebaliknya terjadi peningkatan konsumsi pakan pada puyuh jika kandungan EM diturunkan (Pond et al., 1995; Moura et al. 2010) yang menyebabkan terjadinya kelebihan konsumsi protein dan nutrien lain. Menurut Lima et al. (2013) peningkatan konsumsi protein pada ransum mengandung EM rendah menyebabkan meningkatnya penggunaan protein untuk sumber energi.

Ferket dan Gernat (2006) menyatakan bahwa kandungan glukosa, asam amino dan lipid dalam darah memengaruhi konsumsi ransum unggas. Ketika kandungan glukosa dalam darah rendah maka unggas akan meningkatkan konsumsinya, hal ini dikenal dengan teori glukostatik, begitu juga untuk asam amino (teori aminostatik) dan lipid (teori lipostatik). Apabila EM terlalu tinggi atau terlalu rendah, absorpsi nutrien menjadi defisien atau berlebihan. Lipstein et al. (1975) menyatakan bahwa unggas mengonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan protein dan asam amino terlebih dahulu. Kandungan EM dalam ransum yang tidak mencukupi belum tentu meningkatkan konsumsi ransum (Ribeiro et al., 2014) karena kebutuhan terhadap nutrien lain sudah tercukupi sehingga unggas tidak meningkatkan konsumsi ransumnya untuk memenuhi kebutuhan glukosa darah. Berdasarkan penelitian Bonilla et al. (2012) kandungan EM sebesar 2.650 sampai 2.950 kcal/kg dalam ransum ayam petelur umur 24 sampai dengan 59 minggu tidak memengaruhi persentase yolk dan albumen.

(14)

14

unggas yaitu metionin mampu meningkatkan energi yang dicerna dan diserap sehingga menurunkan jumlah energi bruto yang dibuang melalui ekskreta. Metionin dapat dimanfaatkan dalam sintesis protein maupun sebagai donor metil. Metionin sebagai donor metil mendonasikan gugus metil (CH3) pada proses transmetilasi dan berperan dalam metabolisme protein dan energi, selain itu metionin dapat meningkatkan pembentukan glukosa dan glikogen sehingga apabila puyuh kekurangan energi maka metionin akan dikonversi menjadi energi.

Kandungan metionin dalam ransum ayam petelur sebesar 0,34% meningkatkan isi telur mencapai 88,32% dibandingkan suplementasi metionin sebesar 0,24% (Saki et al., 2011). Peningkatan kandungan metionin dalam ransum ayam petelur sebesar 0,38 sampai dengan 0,56% dalam ransum meningkatkan bobot yolk dan albumen masing-masing sebesar 3,42 dan 3,64% (Shafer et al., 1998). Peningkatan pemberian metionin dengan sistin tercerna dari level 0,57 hingga 0,73% pada ransum ayam petelur tidak memengaruhi nilai indeks albumen dan indeks yolk tetapi meningkatkan persentase yolk sebesar 4,67% (Polese et al., 2012). Harms et al. (1998) melaporkan bahwa ayam petelur umur 28 sampai dengan 36 minggu yang diberi kandungan EM sebesar 2.772 kcal/kg dan protein kasar sebesar 15% dengan suplementasi metionin sebesar 0,03 sampai dengan 0,082% meningkatkan isi telur sebesar 19,82%. Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan kajian mengenai pengaruh suplementasi metionin pada kandungan EM yang berbeda terhadap kualitas fisik telur.

B. Rumusan Masalah

Kandungan EM dalam ransum memengaruhi konsumsi ransum. Kelebihan atau kekurangan EM dalam ransum akan berdampak pada kelebihan atau kekurangan nutrien tertentu. Hal ini akan memengaruhi pada ketersediaan nutrien yang diperlukan untuk proses pembentukan telur. Pengaturan kandungan energi diharapkan dapat mengefisiensikan absorpsi nutrien untuk pembentukan telur.

(15)

15

untuk metabolisme energi. Suplementasi metionin dalam ransum diharapkan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan protein sehingga dapat memperbaiki kualitas telur. Pengaturan kandungan EM dan suplementasi metionin dalam ransum diharapkan dapat mengefisiensikan absorpsi nutrien sehingga meningkatkan nutrien prekursor pembentukan telur dan mampu memperbaiki kualitas telur.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui interaksi antara EM dan metionin terhadap kualitas fisik telur puyuh. 2. Mengetahui pengaruh level EM terhadap kualitas fisik telur puyuh.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyesaikan

Puji syukur pada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan nikmat yang penulis dapatkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Suplementasi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai dengan

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul