• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL PIMPINAN DPRD KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN BAB I KETENTUAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL PIMPINAN DPRD KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN BAB I KETENTUAN UMUM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SAMBAS

PERATURAN BUPATI SAMBAS

NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL PIMPINAN DPRD KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

Menimbang : a. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1) angka 15a Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD, serta pasal 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional, perlu menyediakan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas;

b. bahwa demi tertib pengelolaan Keuangan dalam rangka melaksanakan ketentuan huruf a tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan Bupati Sambas tentang Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2012;

Mengingat : 1. Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47);

4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), Sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) Sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4721);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Tata Cara Pengembalian tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 4 Tahun 2008 tentang

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2008 Nomor 4);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Sambas Tahun 2012 Nomor 1);

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL PIMPINAN DPRD KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN 2012.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sambas.

2. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas

3. Daerah adalah Kabupaten Sambas

4. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sambas yang terdiri dari Bupati beserta Perangkat Daerah Otonom.

5. Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas adalah dana yang disediakan bagi Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas setiap bulan untuk menunjang kegiatan operasional yang berkaitan dengan representasi, pelayanan dan kebutuhan lain guna melancarkan pelaksanaan tugas pimpinan DPRD sehari-hari.

6. Kelompok kemampuan Keuangan daerah adalah Klasifikasi/Klaster suatu daerah untuk menentukan kelompok kemampuan keuangan daerah tertentu yang ditentukan dengan formula sebagai dasar penghitungan besaran Belanja Penunjang Operasional Pimpinan pada setiap klaster.

7. Penganggaran adalah rencana keuangan tahunan yang digunakan untuk mendanai kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD seseua dengan tujuan yang ditetapkan dan didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi dan efektifitas alokasi dana.

8. Pertanggungjawaban adalah laporan yang memuat pengelolaan sumber daya yang digunakan untuk kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan DPRD sesuai dengan tujuan yang ditetapkan secara periodik.

BAB II

BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL Pasal 2

(1)

(2)

(3)

Kepada Pimpinan DPRD disediakan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan setiap bulan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

Yang dimaksud dengan disediakan adalah penyediaan anggaran dalam Pos Sekretariat DPRD yang hanya dapat digunakan apabila diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan DPRD sehari-hari dan tidak untuk keperluan pribadi.

Penyediaan Anggaran Belanja Penunjang Operasional Pimpinan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah yang dihitung berdasarkan penentuan kelompok kemampuan keuangan daerah serta mempertimbangkan prinsip kesetaraan antara Bupati/Wakil Bupati dengan Pimpinan DPRD.

(4)

BAB III

PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH Pasal 3

Kemampuan keuangan daerah terdiri atas 3 (tiga) kelompok, yaitu : a. tinggi; b. sedang; c. rendah. Pasal 4 (1) (2) (3)

Penentuan kelompok kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dihitung oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah dengan menggunakan Formula yang mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional. Berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pemerintah Kabupaten Sambas masuk dalam kelompok kemampuan keuangan sedang.

Bahwa dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah, luas daerah serta frekuensi aktifitas Pimpinan DPRD maka besaran nilai Belanja Penunjang Operasional bagi Pimpinan DPRD adalah sebesar 4 (Empat) kali uang representasi ketua DPRD ditambah 2 ½ (dua satu per dua) kali jumlah uang representasi seluruh wakil ketua DPRD, yaitu sebesar Rp. 21.000.000,- ( Dua puluh satu juta rupiah) per bulan.

BAB IV

PENGANGGARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA PENUNJANG OPERASIONAL

Pasal 5

Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD dipergunakan untuk :

a. Representasi, antara lain menyampaikan berbagai informasi dan permasalahan yang ada di masyarakat, melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPRD kepada seluruh Anggota DPRD.

b. Pelayanan, antara lain untuk pelayanan keamanan dan transportasi. c. Kebutuhan lain, antara lain untuk mengikuti upacara kenegaraan,

upacara peringatan hari jadi daerah, pelantikan pejabat daerah, melakukan koordinasi dan konsultasi kepada kepala daerah, musyawarah pimpinan daerah, dan tokoh-tokoh masyarakat, menjadi juru bicara DPRD dan pemberian bantuan kepada masyarakat/kelompok masyarakat yang sifatnya insidentil.

(5)

Pasal 6

(1) Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD dianggarkan dalam Pos Sekretariat DPRD.

(2) Penganggaran Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD dikelompokan ke dalam belanja tidak langsung yang diuraikan ke dalam jenis belanja pegawai, obyek belanja penunjang operasional dan rincian obyek belanja penunjang operasional Pimpinan DPRD.

Pasal 7

(1) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bertanggung jawab atas pengelolaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD.

(2) Sekretaris DPRD selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang mengajukan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) untuk Pencairan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD sebesar 1/12 (satu per duabelas) dari pagu 1 (satu) tahun anggaran kepada Bendahara Umum Daerah dengan melampirkan :

a. Kuitansi sebagai tanda terima yang ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.

b. Pakta Integritas yang sudah ditandatangani Pimpinan DPRD yang menjelaskan Penggunaan dana akan sesuai dengan peruntukannya.

(3) Pengajuan pencairan dana untuk bulan berikutnya dapat dilakukan sepanjang penggunaan dana yang sudah diterima sebelumnya telah dipertanggungjawabkan.

(4) Format Fakta Itegritas sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (2) huruf b sebagaimana tercantum pada Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Bupati ini.

Pasal 8

(1) Dalam rangka pertanggungjawaban Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD, Pimpinan DPRD wajib menandatangani pakta Integritas yang menjelaskan penggunaan dana telah sesuai dengan peruntukannya.

(2) Pertanggungjawaban penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD dibuktikan dengan laporan hasil pelaksanaan tugas yang dilengkapi dengan rincian penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD.

(3) Rincian Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat kegiatan, tujuan, penerima (masyarakat/kelompok masyarakat) dan waktu penggunaan dana yang ditandatangani Pimpinan DPRD

(4) Bukti pertanggungjawaban penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran setiap bulan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

(6)

Pasal 9

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati Sambas Nomor 5 Tahun 2011tentang Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2011 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 10

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2012.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatan dalam Berita Daerah Kabupaten Sambas.

Ditetapkan di Sambas

pada tanggal 10 Pebruari 2012

Pejabat Parap Tanggal BUPATI SAMBAS,

Sekretaris Daerah

ttd

Asisten III

JULIARTI DJUHARDI ALWI

Kabag Hukum & Per UU Kabag Keuangan

Diundangkan di Sambas

pada tanggal 10 Pebruari 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SAMBAS ttd

JAMIAT AKADOL

(7)

Lampiran I : Peraturan Bupati Sambas

Nomor : 5 Tahun 2012

Tentang : Belanja Penunjang Operasional

Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2012

PAKTA INTEGRITAS

Dalam rangka pengajuan pencairan dana Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas untuk bulan... Tahun Anggaran... sebesar Rp. ... (....terbilang...), dengan ini menyatakan dan menjelaskan dengan sebenarnya bahwa:

1. Dana Belanja Penunjang Operasional yang kami ajukan sebagaimana tersebut di atas memang diperlukan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari dan tidak untuk keperluan pribadi.

2. Dana Belanja Penunjang Operasional tersebut akan digunakan sesuai peruntukannya, serta pertanggungjawaban atas penggunaan dana Belanja Penunjang Operasional dimaksud akan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Apabila ternyata dalam penggunaan Dana Belanja Penunjang Operasional tersebut dikemudian hari kami melakukan hal-hal yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan, maka kami bersedia dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pakta integritas ini kami buat sebagai kelengkapan persyaratan dalam pengajuan pencairan dana Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas.

Sambas... tanggal/bulan/tahun Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas:

1. Ketua DPRD Kabupaten Sambas 1. ...nama... 1...ttd... 2. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas 2. ...nama... 2. ...ttd... 3. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas 3. ...nama... 3. ...ttd... 4. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas 4. ...nama... 4. ...ttd...

BUPATI SAMBAS ttd

(8)

Lampiran II : Peraturan Bupati Sambas

Nomor : 5 Tahun 2012

Tentang : Belanja Penunjang Operasional

Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas Tahun Anggaran 2012

PAKTA INTEGRITAS

Dalam rangka Pertanggungjawaban dana Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas dengan ini menyatakan dan menjelaskan dengan sebenarnya bahwa:

1. Dana Belanja Penunjang Operasional untuk bulan ...Tahun Anggaran... sebesar Rp. ... (....terbilang...), telah kami pergunakan sesuai peruntukannya dengan mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

2. Pengunaan Dana Penunjang Operasional sebagaimana tersebut diatas telah dilengkapi dengan bukti-bukti pertanggungjawaban penggunaan dana, berupa laporan hasil pelaksanaan tugas yang disertai dengan rincian penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas.

Demikian Pakta Integritas ini kami buat sebagai kelengkapan pertanggungjawaban dalam penggunaan dana Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas.

Sambas... tanggal/bulan/tahun Pimpinan DPRD Kabupaten Sambas:

1. Ketua DPRD Kabupaten Sambas 1. ...nama... 1...ttd... 2. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas 2. ...nama... 2. ...ttd... 3. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas 3. ...nama... 3. ...ttd... 4. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas 4. ...nama... 4. ...ttd...

BUPATI SAMBAS ttd

Referensi

Dokumen terkait

Karakter tanaman IP-3A yang mempengaruhi hasil biji mulai yang paling besar pengaruhnya adalah jumlah cabang, rasio C/N jaringan petiol, jumlah cabang non produktif, jumlah

Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan perletakan sendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut. Hitung reaksi-reaksi

Apabila terjadi proses biosintesis yang tinggi (misalnya biosintesis asam lemak), akan terjadi pengubahan NADPH menjadi NADP + secara besar-besaran, hal ini akan

sesuatu PTJ, yang bernilai sehingga RM50,000.00 setahun bagi setiap jenis item. “ Garis panduan berkenaan kaedah perolehan bagi bekalan dan perkhidmatan secara pembelian terus

Besarnya selisih yang terjadi dari perhitungan yang disusun oleh penulis akibat perubahan pada tarif pajak pasal 17 Undang-Undang Perpajakan. Dengan

Arus output dapat langsung di ambil dari terminal stator ke beban tampa harus melewati sikat arang ( brush-contact ), pada generator armature berputar akan terdapat drop tegangan

Analisis data adalah Reduksi data (Data reduction), Data display (penyajian data), dan Conclusion Drawing and Verification. Uji keabsahan data dalam penelitian ini

Indikasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan adalah target yang telah ditentukan dapat tercapai, di antaranya: (1) Target sebanyak 40 peserta dapat terpenuhi meskipun lebih