• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUKUM TERHADAP DAKWAAN

TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

(PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.2642 K/Pid/2006)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora Dalam

Program Studi Ilmu Hukum Pada

Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh

JAKA MAULANA IQBAL

087005077/HK

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis :ANALISIS HUKUM TERHADAP DAKWAAN

TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM (PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.2642 K/Pid/2006)

Nama Mahasiswa :Jaka Maulana Iqbal Nomor Pokok : 087005077

Program Studi : Ilmu Hukum

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Alvi Syahrin, SH.MS) Ketua

( Prof.Dr.Syafruddin Kalo, SH. M.Hum) (Syafruddin S. Hasibuan, SH. MH, DFM) Anggota Anggota

Ketua Program Studi Ilmu Hukum Dekan

(Prof.Dr.Bismar Nasution, SH.MH) (Prof.Dr.Runtung, SH.M.Hum) Tanggal Lulus: 19 Juli 2010

(3)

Telah Diuji Pada Tanggal, 19 Juli 2010

Panitia Penguji Tesis:

Ketua :Prof.Dr.Alvi Syahrin, SH.MS

Anggota : 1. Prof.Dr.Syafruddin Kalo, SH.M.Hum. 2. Syafruddin S. Hasibuan, SH.MH.DFM 3. Dr. Mahmud Mulyadi, SH.M.Hum 4. Dr. Marlina, SH.M.Hum

(4)

ANALISIS HUKUM TERHADAP DAKWAAN

TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

(PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.2642 K/Pid/2006)

ABSTRAK

Surat dakwaan merupakan dasar pemeriksaan suatu perkara pidana dipersidangan, dan hakim sebagai aparatur penegak hukum hanya akan mempertimbangkan dan menilai apa yang tertera dalam surat dakwaan tersebut mengenai benar atau tidaknya terdakwa melakukan suatu tindak pidana yang didakwakan kepadanya, di dalam hal akan menjatuhkan keputusannya.Penuntut Umum dalam melakukan penyusunan surat dakwaan harus sesuai dengan Ketentuan Pasal 143 ayat(2) huruf b KUHAP hanya disebutkan hal yang harus dimuat dalam surat dakwaan ialah uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai delik yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat delik itu dilakukan. Perumusan surat dakwaan antara surat dakwaan tindak pidana umum dengan surat dakwaan tindak pidana korupsi memiliki perbedaan dalam mekanisme penyusunannya dimana penyusunan surat dakwaan tindak pidana korupsi, Jaksa Penuntut Umum harus memperhatikan unsure-unsur dari perbuatan yang dilakukannya, fakta-fakta, bukti-bukti yang diatur dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, berbeda dengan perumusan tindak pidana umum, dimana Jaksa Penuntut Umum hanya mengikuti apa yang diatur dalam Pasal 143 jo Pasal 184 KUHAP. Apabila Jaksa Penuntut Umum dalam melakukan penyusunan surat dakwaan tindak pidana korupsi tidak memperhatikan uraian unsure-unsur dari perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, maka berdasarkan Pasal 143 ayat(3) KUHAP surat dakwaan tersebut batal demi hukum. Apabila hakim dalam memeriksa perkara a-quo tersebut tidak memperhatikan syarat-syarat materil dari surat dakwaan tersebut, maka putusan hakim tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 197 ayat (2) KUHAP putusan hakim itu batal demi hukum, akan tetapi didalam putusan Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006 tersebut terdakwa hanya dikenakan sanksi mengenai tindak pidana kehutanan, bukan tindak pidana korupsi.

Permasalah dari Tesis ini adalah” Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Studi Putusan Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006)”, antara lain: Bagaimanakah penyusunan surat dakwaan tindak pidana korupsi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum menurut KUHAP serta Bagaimanakah akibat hukum terhadap putusan hakim Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006 bila mana didalam putusan Mahkamah Agung tersebut terdapat surat dakwaan tindak pidana korupsi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum tidak memenuhi syarat materil dari suatu surat dakwaan? Kerangka teori dan konsepsi, keerangka teori terhadap penyusunan surat dakwaan Proses penyusunan surat dakwaan tindak pidana korupsi tersebut diarahkan kepada beberapa teori tujuan hukum yaitu Teori Utilitas dari Bentham, Aristoteles, dalam teorinya Tujuan Hukum menghendaki keadilan semata-mata dan isi dari pada hokum ditentukan oleh kesadaran etis apa yang dikatakan adil dan apa yang tidak adil.

(5)

Metode penelitian, Dilihat dari sifatnya, yang dipergunakan adalah disiplin hukum mencakup disiplin analitis dan disiplin preskriptif. Disiplin hukum lazimnya digolongkan kedalam disiplin preskriptif.

Dilihat dari pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kasus(Case Approach).

Kesimpulan, Penyusunan Surat Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara tindak pidana korupsi terdapat beberapa kriteria yang hampir berbeda dengan penyusunan surat dakwaan tindak pidana diluar tindak pidana korupsi. Letak perbedaan tersebut terdapat pada:

1. Proses melakukan penyelidikan dan penyidikan serta penuntutan terdapat didalam Undang-Undang No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

2. Proses penyelesaian perkara tindak pidana korupsi, dimana dalam penyelesaian perkara tindak pidana korupsi harus didahulukan dari pada perkara pidana yang lainnya sesuai dengan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

3. Proses pengumpulan bukti-bukti dalam perkara tindak pidana korupsi diatur dalam Pasal 29, Pasal 30 dan Pasal 31 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 Langkah-langkah penyusunan surat dakwaan tindak pidana korupsi tersebut diatas sangat berbeda dengan mekanisme penyusunan surat dakwaan terhadap tindak pidana umum. Pengaturan unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam suatu putusan hakim diatur dalam Pasal 197 ayat(1) KUHAP. apabila didalam putusan hakim tersebut terdapat unsur-unsur yang dapat membatalkan putusan hakim tersebut, misalnya mengenai surat dakwaan yang tidak memenuhi unsur-unsur dari syarat materil, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 197 ayat(2) KUHAP, putusan hakim tersebut batal demi hukum.

Kata Kunci: Dakwaan Tindak Pidana Korupsi, Jaksa Penuntut Umum (JPU)

(6)

ANALISIS HUKUM TERHADAP DAKWAAN

TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

(PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.2642 K/Pid/2006)

ABSTRACT

Letter of accusation is the base of investigating a criminal case in a court session, and the judge as a law upholder will only consider and judge what is written in the letter of accusation about whether or not the defendant did the a criminal act accused before the judge sentence the defendant. In writing the letter of accusation, public prosecutor must base it on the stipulation in Article 143 (2) b of the Indonesian Criminal Codes stating that the description in the letter of accusation must be accurate, clear, and complete about the offense accused by mentioning the time and the place where the offense was executed. The formulation of the letter of accusation for criminal act in general and the one for corruption criminal act are different in its writing mechanism. In writing the letter of accusation for corruption criminal act, the public prosecutor must pay attention to the elements of the offense done, the facts and the evidence regulated in Law No.20/2001 on the Amendment of Law No.31/1999 on Elimination of Corruption Criminal Act, while in formulating the letter of accusation for criminal act in general, the public prosecutor only apply what have been regulated in Article 143 in connection with Article 184 of the Indonesian Criminal Codes. If, in writing the letter of accusation for corruption criminal act, the public prosecutor, does not pay attention to the description of the elements of the offense done by the defendant, according to Article 143 (3) of the Indonesian Criminal Codes, the letter of accusation is cancelled for the sake of law. If, in investigating the a-quo case, the judge does not pay attention to the material conditions of the letter of accusation, based on the stipulation in Article 197 (2) of the Indonesian Criminal Code, the decision made by the judge is cancelled for the sake of law, but in the decision of the Supreme Court No. 2642 K/Pid/2006, the defendant was only given the sanction for forestry criminal act not for corruption criminal act.

The problems to be discussed in this thesis entitled “Legal Analysis on the Accusation of Corruption Criminal Act by Public Prosecutor (A study on the Decision Made by the Supreme Court No.2642 K/Pid/2006)”, among other things, are how to write a letter of accusation for corruption criminal act filed by public prosecutor according to the Indonesian criminal Codes and what legal impact will happen to the decision of the Supreme Court No. 2642 K/Pid/2006 if the decision of the Supreme Court includes the letter of accusation filed by public prosecutor for corruption criminal act does not meet the material conditions needed by a letter of accusation. The theoretical framework, conception, and process of the writing of letter of accusation for corruption criminal act are directed to several legal objective theories such as Bentham’s Utility Theory and Aristotle’s’ Theory of

(7)

Legal Objectives which merely demand a justice and the substances of the law is determined by the ethical awareness of what is meant by just and unjust.

This study was based on legal disciplines including analytical and prescriptive disciplines. Legal discipline is commonly grouped into prescriptive discipline and employed case study approach.

The result of this study showed that the writing of letter of accusation for corruption criminal act by public prosecutor in the case of corruption criminal act had several criteria which were almost different from those of the writing of letter of accusation for the criminal acts other than corruption as follows:

1. The process of doing investigation and prosecution is found in Law No. 30/2002 on Corruption Elimination Commission

2. The process of settling a corruption case should be prioritized compared to that of the other criminal acts according to Article 25 of Law No.31/1999 on Elimination of Corruption Criminal Act.

3. The process of inventorying evidences in a corruption case is regulated in

Article 29, Article 30 and Article 31 of Law No. 31/199.

The steps to write the letter of accusation for corruption criminal act mentioned above are very different fro the mechanism of writing of the letter of accusation for general criminal act. The regulation of the elements which must be met in a decision made by the judge is regulated in Article 197 (1) of the Indonesian Criminal Codes. If the decision made by the judge includes the elements that can revoke the decision made by the judge himself, for example, the letter of accusation which does not meet the elements of the material conditions, according to the stipulation in Article 197 (2) of the Indonesian Criminal Codes, the judge’s decision is canceled for the sake of law

Key words: Accusation, Corruption Criminal Act, Public Prosecutor

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim, Assalamualikum, Wr.Wb.

Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas waktu serta kesehatan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan dalam bentuk Tesis pada Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara. Selawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya. Adapun judul tesis penulis mengenai “ Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Putusan Mahkamah Agung RI. No.2642 K/Pid/2006)”. Penyelesaian tesis ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, saran maupun petunjuk yang diberikan kepada penulis oleh pembimbing maupun penguji baik pada saat pengajuan judul sampai penyusunan tesis ini.

Kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu. DTM&H, M.Sc(CTM), Sp.A(K), selaku Rector Universitas Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa pada Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pasca Sarja Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum, Selaku Dekan Facultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Magíster Ilmu Hukum Sekolah Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.

(9)

3. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH. MH, selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum atas kesempatan yang telah diberikan untuk menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Hukum Sekolah Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH. MS, selaku Pembimbing Utama atas kontribusi pembenahan substansi penelitian tesis ini sehingga tesis ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

5. Bapak Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH.M.Hum, selaku Anggota Pembimbing atas bimbingan serta nasehat kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 6. Bapak Syafruddin, S. Hasibuan, SH, MH, DFM, selaku Anggota Pembimbing

atas bimbingan serta saran yang membangun mental semangat penulis dalam melakukan penyelesaian tesis ini.

7. Bapak Dr. Mahmud Mulyadi, SH.M.Hum, selaku Penguji penulis mengucapkan banyak terima kasih atas masukan dan sarannya guna perbaikan tesis ini.

8. Ibu Dr.Marlina, SH.M.Hum, selaku Penguji penulis mengucapkan banyak terima kasih atas masukan dan arahan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Para Guru Besar dan seluruh Civitas Akademika Sekolah Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu didalam perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

(10)

Kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

khususnya kepada kedua orang tua penulis tercinta, Ayahanda Bapak H. Mamat.P.SMHK dan Ibunda Dra. Nirmala atas segala daya dan upaya yang telah

mendidik, memberikan dukungan dan doa nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik serta penulis ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Aida Sofyati atas bantuan serta dukungannya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Kepada seluruh teman-teman saya yang telah mendukung dan mendo’akan, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dan perhatiannya.

Penulis juga berharap bahwa tesis ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, namun penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis memohon saran dan masukan kepada kalangan-kalangan peneliti selanjutnya agar penelitian ini menjadi sempurna dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang Analisis Hukum Terhadap Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Oleh Jaksa Penuntut Umum (Putusan Mahkamah Agung RI. No.2642 K/Pid/2006). Semoga Allah SWT memberikan berkah, hidayah dan karunia serta kekuatan lahir dan bathin kepada kita semua.Amin.

Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Medan, Juli 2010 Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Jaka Maulana Iqbal

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 09 Desember 1985 Status : Belum Menikah Alamat : Jl. Santun No. 57 Medan

II. KELUARGA

Nama Ayah : H. Mamat SMHK Nama Ibu : Dra. Nirmala

III. PENDIDIKAN - SD : Tahun 1991 s/d 1997 SD Muhammadiyah 10 – Medan - SMP : Tahun 1997 s/d 2000 SMP Negeri 7 – Medan - SMA : Tahun 2000 s/d 2003

SMA Eria – Medan - Perguruan Tinggi / S1 : Tahun 2003 s/d 2007

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara – Medan

- Perguruan Tinggi / S2 : Tahun 2008 s/d 2010

Sekolah Pascasarjana Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara – Medan

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ……….. v

RIWAYAT HIDUP ... viii

DAFTAR ISI... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah Hukum ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12 D. Manfaat Penelitian ... 12 E. Keaslian Penelitian... 13 F. Kerangka Teori... ... 13 G. Kerangka Konsepsi ... 32 H. Metode Penelitian ... 34

BAB II Penyusunan Surat Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Yang Diajukan Oleh Jaksa Penuntut Umum ... 38

a. Surat Dakwaan ... 38

1. Pengertian Surat Dakwaan ... 38

2. Resume Isi Surat Dakwaan Penuntut Umum Register Perkara Nomor: PDS-01/JKT.PST/03/2006 Tertanggal 06 Maret 2006 ... 40

(13)

4. Dasar Hukum Penyusunan Surat Dakwaan ... 55

B. Tindak Pidana Korupsi ... 58

1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi ... 58

2. Tindak Pidana Korupsi Oleh Korporasi... 65

3. Kewenangan Jaksa Penuntut Umum Dalam Melakukan Penuntutan Terhadap Perkara Tindak Pidana Korupsi ... 67

4. Bentuk-Bentuk Kerugian Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi ... 81

BAB III : Akibat Hukum Terhadap Putusan Hakim Mahkamah Agung No.2642 K/Pid/2006 Bila Mana Didalam Putusan Hakim Mahkamah Agung Tersebut Terdapat Surat Dakwaan Tindak Pidana Korupsi Yang Diajukan Jaksa Penuntut Umum Tidak Memenuhi Syarat Materil Dari Suatu Dakwaan... 88

B. Akibat Hukum Yang Terjadi Terhadap Putusan Hakim Mahkamah Agung Yang Didalam Putusan Hakim Tersebut Terdapat Dakwaan Yang Tidak Memenuhi Syarat Formil Dan Materil Dari Suatu Dakwaan... 88

1. Pengertian Putusan Hakim ... 88

2. Bentuk Putusan Hakim ... 92

3. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor. 481/Pid.B/2006/PN.JKT.PST... 101

4. Putusan Hakim Mahkamah Agung RI Nomor.2642 K/Pid/2006... 104

C. Hal-Hal Yang Harus Dimuat Dalam Putusan Hakim Serta Akibat Hukum Yang Muncul Apabila Didalam Putusan Hakim Tersebut Terdapat Dakwaan Yang Tidak Memenuhi Unsur Materil Dari Suatu Dakwaan... 109

(14)

BAB IV : PENUTUP ... 113

A. Kesimpulan ... 113 B. Saran... 115

DAFTAR PUSTAKA Lampiran-Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang dibahas di dalam penulisan hukum (skripsi) ini adalah praktek penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh warga negara asing

Rasio lancar tahun 2002 sebesar 522% mengalami peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan tahun 2001 sebesar 147% sebagai tahun dasar. Hal ini terjadi karena hutang lancar

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan telah memberi pengaruh besar baik selama perkuliahan serta

DESAIN MANUFAKTUR HORIZONTAL FIRE TUBE BOILER DENGAN KAPASITAS 250 KG/JAM BERBAHAN BAKAR SOLAR.. TEGUH FERY SAKSONO

ABSTRAK :Hidrolisis garam merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) materi hidrolisis garam yang

Buku teks tersebut yaitu buku teks IPS 4 SD karangan Tantya Hisnu P dan Winardi (BSE), Pengetahuan Sosial untuk kelas 4 SD karangan Imtam Rus Ernawati dkk terbitan

Only ⬃ 15% of the mothers did not feed their infant at least 1 serving per day of either fruits or vegetables in at least 1 month at ages 9 through 12 months; approximately half of

= 0,000 dan nilai ini lebih kecil dari pada 0,05 berarti bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak sehingga metode pembelajaran tutor sebaya mempunyai pengaruh yang