BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian pengembangan.
Pengembangan ini dilakukan untuk membangun aplikasi pembelajaran IPS
berbasis mobile menggunakan adobe flash yang dapat digunakan siswa-siswi
dan guru MI Islamiyah kalilandak agar lebih mudah dalam memahami materi
dan menarik antusiasme siswa untuk belajar.
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah
Kalilandak Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara (interview) telah diakui sebagai teknik pengumpulan
data/fakta (fact finding technique)yang penting dan banyak dilakukan
dalam pengembangan sistem informasi. Dalam hal ini penulis melakukan
wawancara dengan guru MI Islamiyah kalilandak kelas IV dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang nantinya akan didapatkan suatu
data yang menunjang dalam pembuatan Aplikasi pembrlajaran IPS untuk
2. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah mempelajari buku-buku literature, jurnal dan
internet yang berhubungan dengan judul penulis mengambil sebagai
bahan-bahan pembanding atau dasar pembahasan lebih lanjut serta untuk
memperoleh landasan-landasan teori dari sistem yang akan dikembangkan
sehingga penulis laporan tidak menyimpang dari teori-teori yang
sebelumnya telah ada dan diakui kebenarannya (Jogiyanto, 2005).
3. Dokumentasi
Dokumentasi diartikan sebagai suatu catatan tertulis / gambar yang
tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta
dan data yang tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk
surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol, artefak, foto,
sketsa dan data lainnya yang tersimpan. Metode ini relatif mudah
dilaksanakan dan apabila ada kekeliruan mudah diganti karena sumber
datanya tetap.
Dengan membuat panduan/pedoman dokumentas yang memuat
garis-garis besar data yang akan dicari akan mempermudah kerja di
lapangan dalam melacak data dari dokumen satu ke dokumen berikutnya
(Djaelani, 2013).Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari
guru/wali kelas IV MI Islamiyah Kalilandak, Kecamatan Purwareja
Klampok, Kabupaten Banjarnegara, seperti data nilai ulangan dan jumlah
D. Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem padapenelitian
ini adalah Multimedia Developmen Life Cycle (MDLC) versi Luther Sutopo
yang terdiri dari enam tahap, yaitu tahap pengonsepan (concept), perancangan
(design), pengumpulan mater (material collecting), pembuatan (assembly),
pengujian (testing), dan pendistribusian (distribution) (Binanto, 2010).
Menurut Luther dalam Binanto (2010), metode pengembangan
multimedia terdiri dari enam tahap, yaitu concept (pengonsepan), design
(pendesainan), material collecting (pengumpulan materi), assembly
(pembuatan), testing (pengujian), dan distribution (pendistribusian). Keenam
tahap ini tidak harus berurutan dalam praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat
saling bertukar posisi. Meskipun begitu, tahap concept memang harus menjadi
hal yang pertama kali dikerjakan.
Gambar 1 Tahapan Pengembangan MultimediaDevelopmen Life Cycle (Binanto, 2010)
1. Concept
2. Design
3. Material Collecting
4. Assembly
Berikut ini adalah penjelasan dari gambar :
1. Concept (Pengonsepan)
Tahap concept (pengonsepan) adalah tahap untuk menentukan
tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audiens). Tujuan dan
pengguna akhir program berpengaruh pada nuansa multimedia sebagai
pencerminan dari identitas organisasi yang menginginkan informasi
sampai pada pengguna akhir. Karakteristik pengguna termasuk
kemampuan pengguna juga perlu dipertimbangkan karena dapat
mempengaruhi pembuatan desain.
2. Design (Perancangan)
Design (perancangan) adalah tahap pembuatan spesifikasi
mengenai arsitektur program, gaya, tampilan, dan kebutuhan material/
bahan untuk program. Spesifikasi dibuat serinci mungkin sehingga pada
tahap berikutnya, yaitu material collecting dan assembly, pengambilan
keputusan baru tidak diperlukan lagi, cukup menggunakan keputusan yang
sudah ditentukan pada tahap ini. Meskipun demikian, pada praktiknya,
pengerjaan proyek pada tahap awal masih akan sering mengalami
penambahan bahan atau pengurangan bagian aplikasi, atau
perubahan-perubahan lain.
3. Material Collecting (Pengumpulan materi)
Material Collecting adalah tahap pengumpulan bahan yang sesuai
dengan kebutuhan yang dikerjakan. Bahan-bahan tersebut, antara lain
diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada pihak lain sesuai
dengan rancangannya. Tahap ini dapat dikerjakan secara paralel dengan
tahap assembly. Namun, pada beberapa kasus, tahap material collecting
dan tahap assembly akan dikerjakan secara linear tidak paralel.
4. Assembly (Pembuatan)
Tahap Assembly adalah tahap pembuatan semua objek atau bahan
multimedia. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap design, seperti
storyboard, bagan alir, dan atau struktur navigasi.
5. Testing (Pengujian)
Tahap testing (pengujian) dilakukan setelah menyelesaikan tahap
pembuatan (assembly) dengan menjalankan aplikasi/ program dan
melihatnya apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap pertama pada tahap ini
disebut tahap pengujian alpha (alpha test) yang pengujiannya dilakukan
oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. Setelah lolos dari
pengujian alpha, pengujian beta yang melibatkan pengguna akhir akan
dilakukan.
6. Distribution (Pendistribusian)
Pada tahap ini, aplikasi akan disimpan dalam suatu media
penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung
aplikasinya, kompresi terhadap aplikasi tersebut akan dilakukan. Tahap ini
jadi supaya menjadi lebih baik. Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai
masukan untuk tahap concept pada produk selanjutnya (Binanto,2010).
E. Skala Likert
Menurut Sugiono (2012), Skala Likert merupakan metode pengukuran
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dari pengertian diatas kita sudah
bisa menyimpulkan bahwa skala likert merupakan metode perhitungan
kuisioner yang dibagikan kepada responden untuk mengetahui skala sikap
suatu objek tertentu.
Pengujian aplikasi untuk mengetahui respon narasumber terhadap
aplikasi Aplikasi pembelajaran IPS untuk anak sekolah dasar kelas 4 berbasis
mobileyang telah dibuat sebelum dipakai oleh user. Pengujian ini dilakukan
dengan membuat kuisioner yang diberikan kepada beberapa narasumber.
Pengujian dilakukan terhadap 21 siswa dan 1 guru responden.
Tabel 1. Daftar Aspek-Aspek Kuisioner
No. Aspek-aspek Penilaian
SS S TS STS
1. Tampilan Aplikasi pembelajaran IPS berbasis Mobile Menarik.
2. Aplikasi ini mudah di operasikan atau dgunakan.
3. Materi yang ditampilkan Aplikasi pembelajaran ini sudah sesuai.
4. Senang dalam menggunakan aplikasi ini
5. Aplikasi pembelajaran IPS ini sudah layak digunakan.
7. Adanya kesempatan siswa untuk belajar mandiri dalam media pembelajaran.
Berdasarkan kuisioner diatas, panduan penilaian dan pemberian
skoring dengan menggunakan pendekatan skala Likert. Adapun panduan
penentuan penilaian dan skoringnya adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Skala Jawaban
Skala Nilai Keterangan
(SS) Sangat Setuju
4 Aplikasi pembelajaran IPS memiliki performansi lebih dari harapan
(S) Setuju 3 Aplikasi pembelajaran IPS memiliki performansi sesuai dengan harapan
(TS) Tidak Setuju
2 Aplikasi pembelajaran IPS memiliki performansi tidak sesuai dengan harapan
(STS) Sangat Tidak Setuju
1 Aplikasi pembelajaran IPS memiliki performansi sangat tidak sesuai dengan harapan
- Jumlah pilihan = 4
- Jumlah pertanyaan = 4
- Skoring terendah = 1 (pilihan jawaban yang sangat tidak setuju)
- Skoring tertinggi = 4 (pilihan jawaban yang sanagat setuju)
Kemudian untuk menghitung skor tertinggi dengan rumus sebagai berikut :
Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden
Setelah menghasilkan nilai skor tertinggi, kemudian menghitung
jumlah total skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jumlah Skor = T x Pn
T = Total responden yang memilih
Setelah mengitung total skor dan skor tertinggi maka akan dihitung
rumus index dengan rumus sebagai berikut :
Rumus Index % = Total Skor / Y x 100
Setelah menghitung rumus index, diperlukan kriteria interprestasi skor
berdasarkan interval (jarak). Rumus interval dalam bentuk presentase sebagai
berikut :
I = 100 / Jumlah Skor (likert)
(Ini adalah interval (jarak) dari terendah 0% hingga tertinggi 100%)
Berikut interpretasi skor berdasarkan interval (jarak):
1. Angka 0% - 24,99% = Sangat Tidak Setuju
2. Angka25% - 49,99% = Tidak Setuju
3. Angka 50% - 74,99% = Setuju