• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Apabila seseoang mempunyai pendidikan yang baik, maka secara otomatis akan mempunyai wawasan ilmu pengetahuan yang baik. Hal ini menunjukan betapa sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia dan memiliki berbagai fungsi untuk menunjang masa depan seseorang.

Fungsi pendidikan nasional adalah seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 yakni pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepatuhan sebagai nilai, moral dan karakter yang perlu diajarkan kepada peserta didik/siswa sekolah juga merupakan indikator warga negara, sebagai bagian dari karakter respek. Artinya kepatuhan juga menjadi landasan pengembangan kontrol diri dan respek serta menjadi indikator karakter warga suatu negara, termasuk siswa sekolah di negara kita.

Kepatuhan (Sarbaini, 2012: 10) sebagai nilai,moral dan karakter adalah suatu landasan yang digunakan untuk mengembangankan kontrol diri dan kepercayaan terhadap diri. Menurut Indonesia Heritage Foundation, bahwa dari 9 pilar nilai, moral dan karakter yang perlu diajarkan kepada anak-anak salah satunya adalah kepatuhan, sebagaimana di kutip dari Megawangi (2004: 95) yaitu; Hormat (respect), Santun (courtesy) dan Patuh (obedience). Hal ini senada dengan yang dikemukakan Spark (1991: 182) memasukkan kepatuhan kepada otoritas

(2)

yang sah (obedience to legitimate authority) ke dalam salah satu indikator dari nilai, moral dan karakter hormat (respect ful).

B. Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian ini adalah adanya ketidakpatuhan siswa terhadap peraturan sekolah di sekolah SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.

Menurut Graham (Sanjaya, 2006: 274-275) ada empat faktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu, yaitu Normativist,integralist,fenomenalist dan hedonist. Sedangkan jauh berbeda dengan pendapat diatas menurut Gunarsa (1982: 82) menyatakan bahwa : 1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain:

a. Kesehatan siswa,

b. Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran disekolah, c. Kemampuan intelektual yang dimiliki oleh anak,

2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa yakni antara lain: a. Keadaan keluarga yang meliputi:

1) Suasana keluarga,

2) Cara orang tua menanamkan disiplin kepada anaknya, 3) Harapan dari orang tua.

b. Bimbingan yang diberikan oleh orang tua 3. Keadaan Sekolah.

(3)

Berdasarkan pendapat diatas ,maka penelitian ini memfokuskan pada :

1. Gambaran kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.

2. Faktor-faktor internal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.

3. Faktor-faktor eksternal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin

Berdasarkan pada fokus masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah gambaran kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin?

2. Faktor-faktor internal apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin?

3. Faktor-faktor eksternal apa saja yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin?

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kepatuhan

Patuh menurut Ali (1999) adalah suka menuruti perintah, taat pada perintah atau aturan. Sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas. Patuh adalah sikap positif individu yang ditunjukkan dengan adanya

(4)

perubahan secara berarti sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. (Elly, 2011: 1). Kepatuhan juga diartikan sebagai ketaatan kepada suatu perintah atau aturan. Sedangkan ketaatan yang didasarkan pada rasa hormat, bukan rasa rasa takut.

Namun kepatuhan dalam dimensi pendidikan adalah kerelaan dalam tindakan terhadap perintah-perintah dan keinginan dari kewibawaan seperti orang tua atau guru.

B. Kepatuhan Siswa Terhadap Peraturan Sekolah

Kepatuhan siswa dalam melaksanakan peraturan sekolah dipengaruh oleh beberapa faktor. Menurut Graham (Sanjaya, 2006: 274-275) dikatakan ada empat faktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu, yaitu:

1. Normativist, biasanya kepatuhan pada norma-norma hukum. Selanjutnya dikatakan bahwa kepatuhan ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Kepatuhan terhadap nilai atau norma itu sendiri, 2) Kepatuhan pada proses tanpa mempedulikan normanya sendiri, 3) Kepatuhan pada hasilnya atau tujuan yang diharapkannya dari peraturan itu.

2. Integralist, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

3. Fenomenalist, yaitu kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekadar basa basi.

4. Hedonist, yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri.

Dari keempat faktor yang menjadi dasar kepatuhan setiap individu tentu saja yang kita harapkan adalah kepatuhan yang bersifat normativist, sebab kepatuhan semacam ini adalah kepatuhan didasari kesadaran akan nilai, tanpa mempedulikan apakah tingkah laku itu menguntungkan untuk dirinya atau tidak.

(5)

Sedangkan menurut Gunarsa (1982: 82) mengatakan bahwa yang melatarbelakangi kepatuhan siswa adalah:

1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain:

a. Kesehatan siswa,

b. Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran disekolah, c. Kemampuan intelektual yang dimiliki oleh anak,

2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa yakni antara lain: a. Keadaan keluarga yang meliputi:

1) Suasana keluarga,

2) Cara orang tua menanamkan disiplin kepada anaknya, 3) Harapan dari orang tua.

b. Bimbingan yang diberikan oleh orang tua c. Keadaan Sekolah.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Menurut Wahyu (2007: 69) penelitian kualitatif sifatnya belum jelas karena penelitian masih kurang dimengerti, bersifat mendalam (holistik), kompleks artinya berusaha memahami kelakuan manusia dalam konteks yang lebih luas, dinamis dan penuh makna.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin, yang beralamat di jalan Manggis III RT.22 nomor 48, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

(6)

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data dipilih secara purposive sampling. Purposive sampling adalah pemilihan sampel yang didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteritik populasi yang diketahui sebelumnya (Ruslan, 2003: 146). 1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pihak yang mengetahui masalah kegiatan belajar mengajar dan orang-orang yang dianggap dapat memberikan data maupun informasi tentang gambaran Kepatuhan Siswa dalam menjalanakan norma ketertiban sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, yaitu meliputi data siswa kelas X, catatan atau laporan dan dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan siswa.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2007: 222). Selain diri sendiri, instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara, buku kecil, kamera sebagai alat dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan kepustakaan.

(7)

1. Observasi

teknik pengumpulan data Peneliti mengamati langsung kepatuhan siswa dalam menjalankan peraturan sekolah di ruang guru, apabila ada siswa datang terlambat, peneliti langsung kelapangan melihat seperti apa kepatuhan siswa, terutama saat upacara bendera tiap hari senin.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam lebih ditekankan pada pemahaman lebih lanjut untuk menemukan makna dibalik apa yang terjadi yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap guru, siswa dan masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini

3. Dokumentasi,

Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang profil sekolah, sejarah, visi, misi, jumlah guru, kurikulum belajar serta data tentang kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin.

F. Teknik Analisis Data 1. Reduksi data

2. Data display (penyajian data) 3. Conclucion drawing/verivication

G. Pengujian Keabsahan Data

Menurut Wahyu (2009: 77) untuk menguji keabsahan data, maka digunakan uji kredibilitas data yang meliputi:

1. Perpanjangan pengamatan, peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui atau yang baru.

2. Meningkatkan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga kepastian data yang berkenaan dengan kepatuhan siswa dapat direkam secara pasti dan sistematis.

(8)

3. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin 1. Identitas Sekolah

Penelitian telah melakukan observasi di sekolah SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin beralamat di jalan Mangis III RT.22 nomor 48, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Kode Pos 70235 dengan SK Pendirian nomor 436.I/097-DM/Dispendik/2003.

B. Hasil pene litian

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Data yang berupa hasil wawancara yang diajukan peneliti kepada informan sebagai subjek penelitian didapatkan informasi bahwa kepatuhan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dalam melaksanakan peraturan sekolah sudah berjalan dengan baik, meskipun demikian ada sebagian kecil siswa yang belum melaksanakannya. Hal ini disebabkan adanya faktor internal dan faktor ekternal yang melatarbelakanginya.

1. Gambaran kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling Ibu Rahmatul Hasanah disebut sebagai RH dan Datus Salma disebut sebagai DS) tentang kepatuhan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dalam melaksanakan peraturan sekolah sudah berjalan dengan

(9)

baik, meskipun demikian ada sebagian kecil siswa yang belum melaksanakannya. Berdasarkan informasi dari Ibu RH menyatakan bahwa: Kepatuhan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dalam melaksanakan peraturan sekolah sudah berjalan baik, walaupun begitu masih juga ada beberapa siswa yang melakukan pelanggaran dan kita berikan sangsi sesuai pelanggarannya untuk mendidik dan membina mereka agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. (Wawancara, 6 Desember 2012).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu RH tentang kepatuhan siswa kelas X SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dalam melaksanakan peraturan sekolah sudah berjalan baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang melakukan pelanggaran dan mendapatkan sangsi sesuai pelanggaran yang dilakukannya, sangsi yang diberikan sebagai upaya untuk mendidik dan membina siswa agar tidak mengulangi lagi pelanggarannya.

Hal ini senada dengan informasi yang berikan oleh Ibu DS menyatakan bahwa:

Apabila siswa melakukan pelanggaran ringan seperti membolos, maka siswa akan diberikan hukuman pembinaan berupa membuat resume mata pelajaran. Sedangkan untuk siswa yang sering melakukan pelanggaran sedang akan diberikan sangsi berupa skorsing. Bagi yang melakukan pelanggaran berat akan diberikan surat pemanggilan kepada orang tua mereka agar lebih melakukan pengawasan keapada anaknya karena sering sekali melakukan pelanggaran berat. Apabila pelanggaran berat itu masih dilakukan maka siswa tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanya dan dikeluarkan dari sekolah. (Wawancara, 6 Desember 2012)

Peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin belum semuanya dilaksanakan oleh seluruh siswa kelas X karena terkadang masih ada sebagian kecil siswa tidak sesuai pakaian seragam sesuai aturan atau tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera dan lain sebagainya.

(10)

Hasil wawancara dengan Ibu DS mengatakan bahwa:

Siswa yang tidak sesuai pakaian seragam atau tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera, yang pertama-tama sebelum upacara bendera dimulai, para guru piket menyiapkan barisan, setelah itu diumumkan bagi siswa yang penyimpang pakaian seragam dan tidak memakai atribut sekolah siswa harus keluar dari barisan dan membentuk barisan sendiri dari teman-temannya dan menghadap ke matahari sampai selesai upacara bendera bagi siswa ada yang tidak mengikuti upacara bendera maka dikenakan sanksi menghormat bendera atau membersihkan kamar mandi. (Wawancara, 6 Desember 2012) Hal senada juga dinyatakan Ibu RH, beliau mengatakan:

Siswa yang tidak sesuai aturan dalam berpakaian di sekolah ditegur, seperti bajunya berkeluaran disuruh memasukannya, misalnya ada anak laki-laki yang rambutnya panjang itu di tegur, kemudian bagi anak wanita misalnya memakai sepatu kesekolah yaitu memakai sepatu untuk berjalan bukan sepatuh sekolah itu pun ditegur, nah itu berulang kali ditegur maka sepatunya diambil dan kemudian bagi yang tidak mengindahkan itu orang tuanya yang dipanggil kesekolah. (Wawancara, 6 Desember 2012)

Peraturan sekolah yang ada di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh semua pihak, baik pihak sekolah, orang tua siswa dan siswa. Peraturan yang ada bertujuan untuk menumbuhkan sikap disiplin siswa, karena sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap tersebut dapat menciptakan suasa belajar yang nyaman dan kondusif untuk belajar sesuai yang diharapkan semua pihak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu DS tentang kepatuhan siswa kelas x dalam melaksanakan peraturan sekolah SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin memang sudah sesuai dengan yang diharapkan semua pihak hal ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan rasional siswa sendiri, motivasi dan guru serta kesadaran siswa, karena tanpa itu semua peraturan di sekolah tidak dapat dilaksanakan.

(11)

2. Faktor-faktor internal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin

Kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa terutama kehadiran siswa yaitu kesehatan siswa. Kesehatan siswa menjadi penentu dalam memberikan materi kepada siswa didalam kelas, apabila ada siswa yang sakit pada saat jam pelajaran, maka siswa tersebut diperbolehkan istirahat di dalam kelas, tetapi apabila kesehatannya belum membaik selama pelajaran berlangsung, maka yang bersangkutan diperbolehkan untuk beristirahat di ruang UKS.

Selain faktor kesehatan siswa, faktor yang ikut mempengaruhi kepatuhan siswa adalah ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Untuk mengatasi permasalahan itu, guru PKn dan guru BP mengarahkan anak didiknya untuk bersikap, berperilaku dan berdisiplin dengan baik, dan memberikan arahan kepada siswa agar selalu menaati dan patuh terhadap peraturan sekolah yang sudah ditetapkan serta memberikan sanksi terhadap siswa jika ada siswa yang melanggar peraturan sesuai dengan tingkat kesalahannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu RH tentang faktor-faktor internal yang mempengaruhi kepatuhan siswa kelas x dalam melaksanakan peraturan sekolah adalah kemampuan intelektual yang tinggi juga ikut memberikan kontrIbusi dalam pelaksanaan peraturan sekolah. Anak yang mempunyai kecerdasan tinggi akan lebih mudah diatur bila dibandingkan dengan anak kecerdasan biasa.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti liat di SMK muhammadiyah 3 yaitu yang sangat dominan adalah Faktor intelektual yang sangat mempengaruhi karena siswa yang pada dasarnya tidak mengerti terhadap suatu pelajaran malah tidak memperhatikan terhadap guru yang mengajar , mereka hanya asik mengobrol dengan teman sebangku nya, perbuatan tersebut sangat mempengaruhi / merugikan diri

(12)

mereka sendiri. Seharusnya siswa tersebut belajar lebih giat dan memperhatikan.Pada dasarnya siswa tersebut hanya ingin minta perhatian dari guru terbukti jika di tegur atau di marahi mereka baru akan memperhatikan penjelasan dari guru.

3. Faktor-faktor eksternal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Rahmatul Hasanah selanjutnya disebut RH dan Bapak Mochammad Rahman disebut MR, guru SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin, beliau mengatakan bahwa faktor-faktor eksternal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah adalah faktor yang berasal dari keluarga siswa itu sendiri, cara orang tua menanamkan disiplin, bimbingan orang tua, serta keadaaan sekolah yang mendukung.

BAB V

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang telah dilakukan tentang kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin sudah berjalan dengan baik, meskipun demikian ada sebagian kecil siswa yang belum melaksanakannya, seperti melanggar peraturan seperti tidak memakai pakaian seragam sesuai aturan atau tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera dan lain sebagainya.

Kepatuhan siswa terhadap peraturan sekolah yang berlaku sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sikap tersebut dapat

(13)

menciptakan suasana belajar yang nyaman dan aman dalam belajar. Bagi siswa yang melanggar peraturan akan mendapat sanksi seperti hukuman fisik bila diperlukan, tetapi lebih ditekankan pada hukuman yang bersifat pembinaan seperti membuat resume mata pelajaran atau skorsing bagi mereka yang sering mengulangi pelanggaran itu. Bagi yang sering mengulangi pelanggaran seperti membolos dan tidak masuk kelas tanpa alasan, maka skorsing bisa diberlakukan yang sebelumnya dilakukan pemanggilan terhadap orangtua siswa.

Hasil temuan penelitian di atas, sesuai dengan pendapat Graham (Sanjaya, 2006: 274-275) dikatakan ada empat faktor yang merupakan dasar kepatuhan seseorang terhadap nilai tertentu, yaitu:

1. Normativist, biasanya kepatuhan pada norma-norma hukum. Selanjutnya dikatakan bahwa kepatuhan ini terdapat dalam tiga bentuk, yaitu: 1) Kepatuhan terhadap nilai atau norma itu sendiri, 2) Kepatuhan pada proses tanpa mempedulikan normanya sendiri, 3) Kepatuhan pada hasilnya atau tujuan yang diharapkannya dari peraturan itu.

2. Integralist, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dengan pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

3. Fenomenalist, yaitu kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekadar basa basi.

4. Hedonist, yaitu kepatuhan berdasarkan kepentingan diri sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin sudah dilaksanakan dengan baik, meskipun ada sebagian kecil siswa yang

(14)

melanggar peraturan seperti tidak memakai pakaian seragam sesuai aturan atau tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera dan lain sebagainya.

B. Faktor-faktor internal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas

X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3

Banjarmasin

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang telah dilakukan tentang kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dilatarbelakangi oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa terutama kehadiran siswa yaitu kesehatan siswa.

Selain faktor kesehatan siswa, faktor yang ikut mempengaruhi kepatuhan siswa adalah ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Untuk mengatasi permasalahan itu, guru BP mengarahkan anak didiknya untuk bersikap, berperilaku dan berdisiplin dengan baik.

Kemampuan intelektual yang tinggi juga ikut memberikan kontrIbusi dalam pelaksanaan peraturan sekolah. Anak yang mempunyai kecerdasan tinggi akan lebih mudah diatur bila dibandingkan dengan anak kecerdasan biasa.

Hasil temuan penelitian di atas sesuai dengan pendapat Gunarsa (1982: 82) mengatakan bahwa yang melatarbelakangi kepatuhan siswa adalah faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri, yaitu:

(15)

1. Kesehatan siswa,

2. Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran disekolah, 3. Kemampuan intelektual yang dimiliki oleh anak.

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor internal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa yaitu kesehatan siswa sebagai penentu kehadiran siswa, ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran serta kemampuan intelektual yang tinggi juga ikut memberikan kontrIbusi dalam pelaksanaan peraturan sekolah

C. Faktor-faktor eksternal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas

X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3

Banjarmasin

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang telah dilakukan faktor-faktor eksternal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dalam melaksanakan peraturan sekolah adalah faktor yang berasal dari suasana keluarga siswa itu sendiri, cara orang tua menanamkan disiplin, bimbingan orang tua, serta keadaaan sekolah yang mendukung dan lingkungan.

(16)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin sudah dilaksanakan dengan baik, meskipun ada sebagian kecil siswa yang melanggar peraturan seperti tidak memakai pakaian seragam sesuai aturan atau tidak memakai atribut lengkap saat upacara bendera dan lain sebagainya.

2. Faktor-faktor internal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas X dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin yaitu kesehatan siswa sebagai penentu kehadiran siswa, ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran serta kemampuan intelektual yang tinggi juga ikut memberikan kontrIbusi dalam pelaksanaan peraturan sekolah.

3. Faktor-faktor eksternal yang melatarbelakangi kepatuhan siswa kelas dalam melaksanakan peraturan sekolah di SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin adalah suasana keluarga siswa itu sendiri, cara orang tua menanamkan disiplin, bimbingan orang tua, serta keadaaan sekolah yang mendukung dan lingkungan tempat tinggal siswa.

(17)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin dan guru agar peraturan sekolah dilaksanakan lebih efektif hendaknya memberikan sangsi yang lebih tegas dan pembinaan bagi siswa yang melanggar.

2. Bagi siswa SMK Muhammadiyah 3 Banjarmasin, hendaknya lebih mematuhi peraturan sekolah agar kegiatan belajar sesuai yang diharapakan. 3. Bagi guru, hendaknya selalu memberikan motivasi kepada siswa agar

selalu mematuhi peraturan sekolah demi keberhasilan pendidikan.

4. Kepada peneliti lain, hendaknya melakukan penelitian lanjutanyang sejenis dengan tempat dan karakteristik yang berbeda dan pokok masalah yang lebih luas untuk menambah wawasan, karena keterbatasan informasi dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiantono. Dwi. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi: Aplikasi TPB. Studi Empiris WPOP di Kabupaten Pati. (http://eprints.undip.ac.id/35629/1/Skripsi_AGUSTIAN TONO.pdf) diakses tanggal 3 Agustus 2012.

Ali, Lukman. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Cetakan X. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Menejemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Burhan, Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

(18)

Elly, Aprian. 2011. Gambaran Kepatuhan Perawat Dalam Menerapkan Asuhan Keperawatan Dizaal Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Lahat Tahun 2011. Karya Tulis ilmiah. Akademi Keperawatan Pemda Lahat. Tidak diterbitkan.

Gunarsa, Singgih D. 1982. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia.

Hendriansyah, Dahlan. 2012. Pengertian dan Unsur Kepatuhan siswa. (http://hendriansdiamond.blogspot.com/2012/02/pengertian-dan-unsur-kepatuhan-siswa.html) diakses tanggal 8 Maret 2012.

Hurlock, Elizabeth B. 1990. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Khoirul Huda, Moh. 2011. Peran Peraturan Sekolah dalam Meningkatkan

Kedisiplinan di MAN Malang II Batu.

(http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/introduction/07110220-moh-khoirul-huda.ps) diakses 3 agustus 2012.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Tehnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution, S. 1999. Ilmu Pendidikan, Cetakan 1. Jakarta: UIN Jakarta Press. Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta:

Rajawali Pres.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarbaini, 2012. Pembinaan Nilai, Moral dan Karakter Kepatuhan Peserta Didik

Dalam melaksanakan peraturan sekolah di Sekolah. Banjarmasin: FKIP

UNLAM.

Soekarto, Indara, Fachrudin, Soetopo, Hendyat. 2006. Administrasi Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang.

(19)

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suparyanto, 2010. Konsep Kepatuhan. (http://dr-suparyanto.blogspot.com) /2010/07/konsep-kepatuhan.html) diakses tanggal 8 Maret 2012.

Umar. Husein, 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: Rajawali Press.

Undang Undang Nomor. 20 Tahun 2003, Undang Undang Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung: Citra Umara.

Prayitno dkk, 1999. Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Seri pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah). Cetakan 3. Jakarta:

Aksara.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan bongkar muat yang tersedia saat ini khususnya Gantry Crane sampai dengan tahun 2020 masih mampu untuk menangani kegiatan.. bongkar muat, sehingga tidak dibutuhkan

Pada hari ini Kamis Tanggal Tujuh Maret Tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertanda tangan dibawah ini Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) Rumah Sakit Umum

[r]

Berdasarkan hasil analisis trend yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa art therapy dapat menurunkan gejala depresi pada emerging adult dengan ketidakpuasan

Kondisi tubuh yang dirasakan pasien selama menjalani program hemodialisis yang diukur dari 19 aspek yaitu aspek tanda dan gejala yang muncul akibat penyakit, efek penyakit

Keuntungan utama mereka adalah biaya rendah (silikon vs tembaga), bandwidth sinyal yang luas dan kekebalan dari gangguan yang disebabkan oleh elektromagnetik radiasi, seperti

13 A Play: Major Barbara (1) Students analyze the drama text focusing on particular literary criticism. Discuss

Bentuk gelombang arus phasa secara teoritis, digambarkan berdasarkan persamaan yang telah diberikan untuk tiap kondisi operasi yaitu moda operasi I, moda operasi 2, dan