• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN PASAMAN - DOCRPIJM 1502699720BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN PASAMAN - DOCRPIJM 1502699720BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN PASAMAN

2.1. Gambaran Geografi dan Administratif Wilayah

Kabupaten Pasaman terletak di bagian utara wilayah Provinsi Sumatera Barat dengan luas 4.447,63 Km² atau setara dengan 10,44% luas Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Kabupaten Pasaman dilintasi oleh garis khatulistiwa dan berada pada 055’ LU s/d 006’ LS dan 9945’ s/d 10021’ BT.

Batas-batas wilayah Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Padang Lawas (Provinsi Sumatera Utara)

 Sebelah Selatan : Kabupaten Agam

 Sebelah Timur : Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Rokan Hulu (Provinsi Riau).

 Sebelah Barat : Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Mandailing Natal (Provinsi Sumatera Utara).(Gambar 2.1).

(2)
(3)

Tabel 2.1 : Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong di Kabupaten

1. Bonjol Bonjol 21.894 4,92 4 30

2. Tigo Nagari Ladang Panjang 39.764 8,94 3 13

3. Simpang Alahan Mati Simpang 7.839 1,76 2 13

4. Lubuk Sikaping Lubuk Sikaping 39.037 8,78 6 32

5. Dua Koto Simpang Tigo Andilan 40.630 9,14 2 21

6. Panti Panti 23.992 5,39 3 11

7. Padang Gelugur Tapus 18.022 4,05 4 14

8. Rao Rao 26.610 5,98 2 18

9. Mapat Tunggul Guo 68.196 15,33 3 15

10. Mapat TunggulSelatan Silayang 53.144 11,95 2 11

11. Rao Selatan Lansad Kadap 38.190 8,59 3 23

12. Rao Utara Koto Rajo 67.445 15,16 3 24

Jumlah 444.763 100,00 37 225

Sumber : Pasaman Dalam Angka Tahun 2016

2.2. Gambaran Demografi

(4)

Tabel 2.2. Jumlah penduduk menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Pasaman Tahun 2015

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Bonjol 12.954 12.859 25.813

2 Tigo Nagari 12.830 12.441 25.271

3 Simpang Alahan Mati 5.745 5.725 11.470

4 Lubuk Sikaping 22.321 22.758 45.079

5 Dua Koto 12.816 13.483 26.299

6 Panti 18.657 19.041 37.698

7 Padang Gelugur 11.289 11.850 23.139

8 Rao 11.510 12.011 23.521

9 Rao Utara 5.263 5.325 10.588

10 Rao Selatan 11.037 11.471 22.508

11. Mapat Tunggul 4.662 4.598 9.260

12. Mapat Tunggul Selatan 4.627 4.610 9.237

Jumlah 133.711 136.172 269.883 Sumber : Pasaman dalam Angka tahun 2016

Tabel 2.3. Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2008-2013

No. Kecamatan Jumlah Penduduk

2011 2012 2013 2014 2015

1. Bonjol 23.430 24.526 25.245 25.876 25.813

2. Tigo Nagari 23.805 24.167 24.708 25.229 25.271

3. Simpang Alahan Mati 10.743 11.042 11.214 11.405 11.470

4. Lubuk Sikaping 45.041 44.486 44.059 44.118 45.079

5. Dua Koto 24.763 25.491 25.715 26.024 26.299

6. Panti 36.151 36.616 36.854 37.260 37.698

7. Padang Gelugur 21.838 22.272 22.623 23.004 23.139

8. Rao 22.565 22.882 22.991 23.224 23.521

(5)

Tabel 2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman

Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

Rata-rata laju Pertumbuhan 1,1 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2015 berjumlah 269.883 jiwa, terdiri dari 133.711 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 136.172 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi adalah Kecamatan Lubuk Sikaping dan Kecamatan Panti. Kedua wilayah tersebut saat ini telah berkembang menjadi daerah pemukiman diantaranya berupa komplek perumahan, baik yang sudah ditempati maupun yang sedang dibangun. Sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Mapat Tunggul Selatan dengan jumlah penduduk 9.237 jiwa. Untuk mengetahui jumlah penduduk Kabupaten Pasaman hingga 20 tahun ke depan (tahun perencanaan), maka dilakukanlah proyeksi penduduk yang didasarkan dari data-data di atas, dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pasaman 2015-2030

No. Kecamatan Jumlah Penduduk

2015 2020 2025 2030 1. Bonjol 29.613 32.489 35.644 38.387 2. Tigo Nagari 29.254 33.648 38.701 43.285 3. Simpang Alahan Mati 10.471 10.868 11.280 11.620 4. Lubuk Sikaping 56.465 65.508 75.999 85.588 5. Dua koto 34.205 38.759 43.919 48.537 6. Panti 38.178 41.497 45.106 48.217 7. Padang Gelugur 23.430 24.625 25.881 26.932 8. Rao 28.841 33.211 38.243 42.812 9. Rao Utara 10.711 11.118 11.542 11.892 10. Rao Selatan 28.693 32.367 36.512 40.206 11. Mapat Tunggul 9.527 10.290 11.113 11.819 12. Mapat Tunggul Selatan 7.319 7.467 7.619 7.742 Jumlah 306.706 341.846 381.557 417.039

(6)

Berdasarkan data proyeksi jumlah penduduk di atas, diketahui sampai pada tahun perencanaan yakni 2030, jumlah penduduk di Kabupaten Pasaman mengalami peningkatan menjadi 417.039 jiwa. Dilihat dari jumlah penduduk perkecamatan, Kecamatan Panti dan Kecamatan Rao Selatan memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dari 10 kecamatan lainnya di Kabupaten Pasaman. Kecamatan yang jumlah penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan Lubuk Sikaping pada tahun 2030 memiki jumlah penduduk 85.588 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling kecil berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang dilakukan berada pada Kecamatan Mapat Tunggul Selatan yakni 7.742 jiwa.

Dari data kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2012, diketahui bahwa kecamatan di wilayah Kabupaten Pasaman yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Lubuk Sikaping. Untuk Kecamatan Lubuk Sikaping, kawasan ini merupakan pusat kota dan kegiatan perekonomian, sehingga penduduk cenderung terkonsentrasi di wilayah ini.

(7)

Tabel 2.6. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2012 dan Tahun 2030

1. Bonjol 24.526 38.387 194,32 69 198 2. Tigo Nagari 24.167 43.285 352,92 116 123 3. Simpang Alahan Mati 11.042 11.620 69,56 198 167 4. Lubuk Sikaping 44.486 85.558 346,5 128 247 5. Dua Koto 25.491 48.537 360,63 60 135 6. Panti 36.616 48.217 212,95 137 226 7. Padang Gelugur 22.272 26.932 159,95 211 168

8. Rao 22.882 42.812 236,18 147 181

9. Rao Utara 10.458 11.892 598,63 15 20 10. Rao Selatan 22.094 40.206 338,98 140 119 11. Mapat Tunggul 9.068 11.819 605,29 24 20 12. Mapat Tunggul Selatan 8.899 7.742 471,72 11 16 Jumlah 262.001 417.039 3947,63 66 106 Sumber : Kabupaten Pasaman Dalam Angka Tahun 2013 & Hasil Perhitungan

Dari hasil proyeksi tingkat kepadatan penduduk di atas, diketahui kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman terus mengalami peningkatan tiap tahunnya dan memiliki jumlah yang berbeda di tiap-tiap kecamatan. Hingga pada akhir tahun perencanaan 2030, tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Pasaman berkisar 106 jiwa/Km2 dan masih tergolong dalam kategori kependududkan penduduk sangat rendah. Berdasarkan hasil proyeksi diketahui Kecamatan Lubuk Sikaping memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi dengan total 247 jiwa/Km2. Sedangkan untuk kecamatan tingkat kepadatan penduduk rendah terdapat pada kecamatan Mapat Tunggul Selatan.

- Strategi/ Arahan Persebaran Penduduk

(8)

masih cukup rendah, tetapi dalam perencanaan dan pengaturannya harus tegas, agar tidak melebihi kapasitas daya dukung lahan yang masih tersedia. Distribusi rencana jumlah dan kepadatan penduduk dapat dilihat padaTabel 2.7,Gambar 2.2.

Tabel 2.7. Rencana Pendistribusian Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2012-2030

1. Bonjol 24.526 38.387 194,32 69 198 2. Tigo Nagari 24.167 43.285 352,92 116 123 3. Simpang Alahan Mati 11.042 11.620 69,56 198 167 4. Lubuk Sikaping 44.486 85.558 346,5 128 247 5. Dua Koto 25.491 48.537 360,63 60 135 6. Panti 36.616 48.217 212,95 137 226 7. Padang Gelugur 22.272 26.932 159,95 211 168

8. Rao 22.882 42.812 236,18 147 181

9. Rao Utara 10.458 11.892 598,63 15 20 10. Rao Selatan 22.094 40.206 338,98 140 119 11. Mapat Tunggul 9.068 11.819 605,29 24 20 12. Mapat Tunggul Selatan 8.899 7.742 471,72 11 16

Jumlah 262.001 417.039 3947,63 66 106

(9)
(10)

2.3. Gambaran Topografi

Wilayah Kabupaten Pasaman terdiri dari tiga satuan topografi yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan pergunungan dengan ketinggian antara 50 s/d 2.340 dpl. Daerah terendah terdapat di Kecamatan Tigo Nagari dan tertinggi di Kecamatan Lubuk Sikaping dengan kemiringan rata – rata 8 s/d 15 derajat.

Topografi Kabupaten Pasaman berupa lereng terjal atau sangat curam terdiri dari hutan lindung atau kawasan kehutanan seluas 194.088 Ha atau mencapai 48,39% dari luas Kabupaten Pasaman yang terletak di Kecamatan Rao Utara, Rao, Rao Selatan, Mapat Tunggul dan Kecamatan Mapat Tunggul Selatan. Sedangkan lereng datar seluas 141,178 Ha atau 35,70% luas Kabupaten Pasaman berada pada Kecamatan Tigo Nagari, Bonjol, Lubuk Sikaping, Panti, Padang Gelugur, Rao Selatan dan sebagian kecil di Kecamatan Dua Koto. Luas dan ketinggian setiap kecamatan dapat dilihat padaTabel 2.8, Tabel 2.9danGambar 2.3.

Tabel 2.8. Klasifikasi wilayah menurut Ketinggian

No Ketinggian (dpl) Luas (Ha) Persentase (%)

1 25 – 100 m 5.796 1,47

2 100 – 500 m 85.496 21,66 3 500 – 1.000 m 136.783 34,65 4 > 1.000 m 166.688 42,22

Jumlah 394.763 100,00

Sumber : Data Pokok Pembangunan Kabupaten Pasaman, tahun 2005

Tabel 2.9. Ketinggian wilayah masing-masing Kecamatan

No. Kecamatan Ketinggian (Dpl)

1 Bonjol 100 – 1.160

2 Lubuk Sikaping 235 - 2.340 3 Tigo Nagari 50 - 2.912

4 Panti 221 - 1.521

5 Dua Koto 300 - 2.172

6 Rao 250 - 1.220

(11)

2.4. Gambaran GeoHidrologi

Di wilayah Kabupaten Pasaman banyak terdapat sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil, yang tersebat di setiap kecamatan. Beberapa sungai besar yang penting adalah Batang Sumpur, Batang Masang, Batang Pasaman, Batang Sontang, Batang Asik, Batang Bindalik, Batang Alahan Panjang, Batang Tibawan, dan Batang Kampar. Kecamatan Tigo Nagari merupakan kecamatan yang paling banyak sungainya (51 sungai) dan diikuti oleh Kecamatan Bonjol (29 sungai). Sungai-sungai yang terdapat di Kecamatan Mapat Tunggul merupakan daerah hulu sungai-sungai besar yang mengalir ke wilayah Provinsi Riau dan Kabupaten 50 Kota. Penyebaran sungai pada setiap Kecamatan dapat dilihat padaTabel 2.10danGambar 2.4.

(12)
(13)

Tabel 2.10 : Potensi Sungai per Kecamatan di Kabupaten Pasaman

No KECAMATAN SUNGAI

1 Tigo Nagari

1. Air Paku Tunggak 2. Bt. Kuriman 10. Anak Air Baco 11. Bt. Lapo 12. Anak Air Lapo 13. Bt. Landu 19. Bt. Likek Mati 20. Air Lundang

29. Bt Kinandam Dareh 30. Air Manis-Manisan 37. Air Batu Hitam 38. Bt. Lindai 39. Air Bt. Karuik 40. Air Ketahanan Air Bambu Bt. Masang 2 Bonjol

1. Bt. Marumuk 2. Bt. Manggani 3. Air Talang

4. A. Mumpak Kaciak 5. A. Mumpak Gdg 12. Bt. Alahan Pjg 13. Air Abu 14. Bt. Laring 15. A. Dareh 16. A. Biso 17. A. Kijang 18. Bt. Ligi Kaciak 19. A. Putiah 20. A. Tawar

21. Bt. Air Talang 22. A. Tapa Gadang 23. A. Tapa Hitam 24. A. Angek 25. A. Panoao 26. Bt. Ambacang 27. Bt. Ligi Gadang 28. Bt. Timaran 29. A. Pamicikan

3 Simpang Alahan Mati 1. Bt. Alahan Panjang 2. A. Baling

3. A. Simpang 4. Bt. Sunai 5. Bt. Marambung 6. Bt. Lasi

7. Bt. Limau Karetan 8. Anak Air Duku

9. Bt. Simpai 16. Air Bt. Baririk

17. Bt. Kinandan

10. Bt. Paraman Dareh 11. Bt. Pamikin

(14)

5 Dua Koto

1. Bt. Sontang 2. Bt. Rambah

8 Rao

1. Bt. Lubuah 2. Air Sulang Aling 3. Bt. Asik

12 Mapat Tunggul Selatan 1. Sungai Lolo

(15)
(16)

2.5. Geologi

A. Jenis Tanah

Secara geografis dan geologis Kabupaten Pasaman memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di provinsi Sumatera barat. Dari segi pembentukan tanah ada 5 faktor utama yang berpengaruh yaitu batuan induk, iklim, topografi, vegetasi dan waktu. Jenis tanah latosol dari batuan tulva volcanis, terdapat memanjang mulai dari Bonjol, Dua Koto sampai perbatasan Sumatera Utara. Pada kawasan lereng barat pegunungan folded/patahan di sebelah timur Lubuk Sikaping dan Panti terdapat tanah Podsolik Coklat dan bahan endapan pada daerah patahan yang jadi pengangkatan yang tinggi. Pada lereng gunung terdapat jenis tanah Andosol dari batuan beku, juga di daerah sekitar Kecamatan Tigo nagari merupakan tanah Andosol dengan topografi datararan rendah dengan batuan induk yang sama. Disepanjang pegunungan perbatasan Kabupaten Pasaman dengan Kabupaten 50 Kota terdapat jenis tanah Podsolik merah kuning, latosol dengan litosol dengan bahan induk batuan baku dan metamorf juga termasuk batuan Pilosin dan Oligosin. Penyebaran dan luas tiap jenis tanah di Kabupaten Pasaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.11. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Jenis Tanah di Kabupaten Pasaman

No. Jenis Tanah Luas

(Ha) (%)

1. Tanah Andosol dan Batuan Baku Pada Pegunungan Vulkanik 26.309 6,66

2. Tanah Podsolik coklat dari bahan Annaluvial pada pegunungan patahan tinggi

71.209 18.04

3. Tanah Podsolik merah kuning dan Latosol dari bahan batuan pada pegunungan vulkanik

3.209 0.18

4. Tanah Alluvial dari bahan Alluvium 30.960 7.84

5. Komplek tanah organosol dan gleihumus dari bahan alluvial pada pegunungan yang tinggi

16.598 4,20

6. Tanah litasol dan regosol dari batuan beku 32.662 8.27

7. Komplek tanah Podsolik merah kuning, latosol dan litosol dari batuan beku endapan metamorf pada pegunungan patahan rendah

(17)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis tanah terluas adalah jenis litasol yaitu bahan aluvial dan batuan baku pegunungan vulkanik mencapai 106.619 atai 27.01 % dari luas Kabupaten Pasaman. Tanah Latosol pada daerah dataran ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Tigo Nagari memiliki ciri penggunaan tanah yang cukup produktif yaitu berupa pertanian padi sawah, pertanian padi ladang dan perkebunan. Selanjutnya tanah alluvial dari bahan alluvial di sepanjang lembah antara Lubuk Sikaping dan Rao dibudidayakan secara teknis. Jenis tanah tersebut cukup luas yaitu mencapai 30.960 Ha atau 7.84 % dari luas Kabupaten Pasaman.

B. Daerah Rawan Bencana

Berdasarkan karakteristik lokasinya, potensi bencana alam yang terindikasi dapat terjadi di Kabupaten Pasaman adalah 1) bencana gempa bumi, 2) bencana longsor dan 3) bencana banjir

1). Bencana Gempa Bumi

Wilayah Kabupaten Pasaman berdasarkan peta zona gempa di Indonesia termasuk zona gempa dengan skala intensitas VII–VIII dengan epicentrum yang relatif dangkal. Gambaran kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa dengan skala VII - VIII adalah:

 Skala VII : Kehancuran tak berarti pada bangunan yang kuat dan terdesain baik, tetapi dapat hancur pada bangunan yang buruk desainnya.

 Skala VIII : Kehancuran sedikit pada bangunan yang baik, tetapi bangunan yang buruk konstruksinya akan hancur. Dinding tembok, cerobong, kolom-kolom dapat runtuh, pasir dan lumpur dapat terlempar dari muka tanah dan terjadi perubahan pada muka air tanah.

Implikasi bagi keadaan ini terhadap pemanfaatan ruang, terutama bagi daerah terbangun adalah :

1. Tidak menempatkan bangunan-bangunan strategis pada daerah rawan gempa.

2. Untuk menguragi resiko kerusakan, pembangunan pipa instalasi air minum, gas dan minyak dibuat sejajar dengan arah membujurnya patahan.

3. Pengembangan ruang secara intensif tidak diarahkan pada daerah-daerah yang dilalui sesar/daerah-daerah rawan gempa.

4. Tidak mengembangkan permukiman di dekat daerah patahan. Apabila terpaksa harus membangun di daerah tersebut, bangunan dibuat dengan konstruksi tahan gempa, yaitu :

(18)

b. Jenis atap terbuat dari bahan yang ringan, seperti; seng, asbes dan alumunium;

c. Konstruksi dinding dari bahan yang ringan, seperti; papan atau papan lapis;

d. Bentuk bangunan sederhana dan simetris (penyekat, jendela atau pintu simetris terhadap sumbu denah bangunan).

2). Bencana Longsor dan Banjir

Rawan bencana longsor dan banjir dapat terjadi karena proses alamiah dalam perubahan struktur muka bumi, yang dapat dipicu oleh beberapa faktor penyebab, antara lain:

1. Fenomena alam, seperti curah hujan, tata air tanah dan struktur geologi;

2. Aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak.

(19)

Gambar. 2.5 Peta Rawan Gempa Bumi

(20)
(21)

Gambar 2.7 Peta Rawan Banjir

(22)

2.6. Gambaran Klimatologi

Dilihat dari posisi letak Kabupaten Pasaman mempunyai iklim tropis basah dimana tidak terdapat perbedaan mencolok antara musim hujan dengan musim kemarau, Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pasaman pada tahun 2015 adalah 15,83 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan 14,59 hari/bulan atau mengalami perubahan jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan tahun 2014 yakni 17,57 mm/bulan dan rata-rata hari hujan 20,03 hari/bulan.

2.7. Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah

2.7.1. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Tingkat Pendidikan

Beberapa keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan.

 Angka Melek Huruf (AMH) Kabupaten Pasaman pada tahun 2014 sebesar 95,00 % dan tahun 2015 98,18 %. Angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2014 dan 2015 selama 7,2 tahun.

 Angka Partisipatif Murni (APM) kondisi terakhir pada tahun 2014 SD/MI mencapai 87,17 %, SMP/MTs 59,54 %, sedangkan SMA/SMK/MA 40,98%.

2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin

Berdasarkan data BPS yang juga merupakan angka kemiskinan Kabupaten/ Kota yang dipakai oleh Pemerintah Propinsi Sumatera Barat, persentase penduduk miskin di Kabupaten Pasaman secara makro, Tahun 2015 adalah 8,14%. Sedangkan berdasarkan data PPLS Tahun 2015 jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) atau Rumah Tangga Miskin adalah sebanyak 25.054 KK Miskin atau 111.140 jiwa.

2.7.2. Perkembangan PDRB

(23)

Gambar

Gambar 2.1. : Peta Administrasi Kabupaten Pasaman
Tabel 2.1  : Nama Kecamatan, Luas, Jumlah Nagari dan Jumlah Jorong di Kabupaten
Tabel 2.3.   Perkembangan Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2008-2013
Tabel 2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pasaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

PEMBERDAYAAN PETANI JAGUNG MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI TPT DI KABUPATEN PASAMAN BARAT PROPINSI SUMATERA BARAT.. Meskipun sudah berhasil dalam peningkatan produksi beras, tetapi

Sangat sedikit diperoleh bahan-bahan mengenai sejarah masuk dan berkembangnya agama Katolik di daerah Kabupaten Pasaman Barat, baik dari segi buku ataupun tulisan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi awal mengenai plasma nutfah padi lokal (padi sawah) Sumatera Barat, dibatasi pada kecamatan Rao

dalam mendirikan MGMP Geografi SMA/MA di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat adalah sebagai berikut: 1). Langkah Pertama adalah memunculkan ide, 2). Menyatukan

dalam mendirikan MGMP Geografi SMA/MA di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat adalah sebagai berikut: 1). Langkah Pertama adalah memunculkan ide, 2). Menyatukan

Adapun pertanyaan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) bagaimana proses migrasi etnik ke Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat ?,

Secara geografis dari bagian utara, selatan, timur dan barat Kota Tomohon.. dikelilingi atau berbatasan dengan Kabupaten Minahasa.Secara umum

SKRIPSI ANALISIS MORFOTEKTONIK DALAM INTERPRETASI PERSEBARAN MANIFESTASI PANAS BUMI DAERAH TALU, KABUPATEN PASAMAN BARAT, SUMATERA BARAT Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat