• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kadar Fly Ash terhadap Hubungan Tegangan dan Regangan pada High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete - UNS Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Kadar Fly Ash terhadap Hubungan Tegangan dan Regangan pada High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete - UNS Institutional Repository"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN PADA HIGH VOLUME FLY ASH SELF COMPACTING

CONCRETE (HVFA-SCC)

The Effect of Fly Ash Content for Stress-Strain Behavior of High Volume Fly ash – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

ANDREAS NUR HADI

I0113013

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur atas berkat Tuhan dan hanya oleh anugerah-Nya dan Kasih Karunia-Nya sehingga Penyusun dapat menyelesaikan laporan skripsi ini.

Skripsi ini Penulis persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta. Terimakasih atas kasih sayang, doa, dukungan material dan spiritual, nasehat dan wejangannya, serta kepercayan yang sangat besar selama ini.

2. Adik tercinta, Patrio Krismonadi dan Karunia Excelsia terimakasih atas dukungan, bantuan, dan doanya.

3. Agus Setyabudi, ST, MT dan Prof. S. A. Kristiawan, ST, MSc, Ph.D selaku pembimbing, terimakasih atas ilmu dan arahan bimbingan yang sangat luar biasa bermanfaat selama ini.

4. Teman hidup saya, Arumsya HPR. terimakasih buat bantuan dan kebesaran hatinya dalam penulisan skripsi, buat doa, motivasi, dan support yang diberikan. 5. Teman sekaligus sahabat skripsiku Retno Kusuma A., ST, Fitrian Rindang N., ST,

Galang Nur Aji P., ST, dan Tito A., ST team skripsi TEGAR beton HVFA-SCC. Terimakasih atas bantuan yang sangat besar dan luar biasa dari awal pemilihan topik sampai selesainya skripsi ini. Semangat dan sukses buat kita semua!

6. Teman-teman Teknik Sipil 2013, terimakasih buat bantuan, pengalaman yang luar biasa, kasih sayang, dan motivasinya selama ini. Tetep solid, saling mengingat, dan jangan pernah putus silaturahmi.

(6)

vi ABSTRAK

Andreas Nur Hadi, 2017, Pengaruh Kadar Fly Ash terhadap Hubungan Tegangan dan Regangan pada High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC), Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Fly ash adalah material yang berasal dari sisa pembakaran batu bara yang tidak terpakai. Pembakaran batu bara kebanyakan digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Bahan Material fly ash bersifat sebagai pozzolan. Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silica alumina dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam bentuk yang halus dan dengan adanya air maka senyawa - senyawa tersebut akan bereaksi dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) pada suhu normal membentuk senyawa kalsium silikat

hidrat (C3S2H3 atau tubermorite). Reaksi tersebut membuat beton lebih kuat dan

padat. Beton dengan penggunaan fly ash dalam prosentase tinggi disebut high volume fly ash concrete (HVFAC) adalah beton dimana setidaknya minimal 50% pengunaan jumlah semen sebagai bahan pengikat digantikan fly ash. Dalam aplikasi beton HVFA kedalam beton bertulang diperlukan paduan teknologi Self-Compacting Concrete. Penelitian ini menggunakan beton High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Pada penelitian ini akan dikaji tentang pengaruh kadar fly ash terhadap hubungan tegangan dan regangan pada beton HVFA-SCC yang meliputi hubungan tegangan dan regangan, modulus elastisitas beton, faktor daktilitas, nilai index toughness, nilai poisson ratio, keakurasian kurva tegangan-regangan pemodelan prediksi dengan hasil eksperimen.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan dan Struktur Jurusan Teknik Sipil UNS dan Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin UNS. Pada penelitian ini membandingkan 5 variasi kadar fly ash pada beton HCFA-SCC yaitu 50%, 55%, 60%, 65%, 70% dan beton normal. Benda uji HVFA-SCC terdiri dari 3 sampel beton silinder ukuran 75 mm x 150 mm untuk masing-masing kadar fly ash dan 3 sampel beton silinder ukuran 75 mm x 150 mm untuk beton normal. Penelitian dilakukan untuk mendapat data karakteristik kurva hubungan tegangan-regangan beton HVFA-SCC masing-masing kadar dibandingkan dengan beton normal.

(7)

vii ABSTRACT

Andreas Nur Hadi, 2017, The Effect of Fly Ash Content for Stress-Strain Behavior of High Volume Fly ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC), Final Project of Civil Engineering Department Faculty of Engineering Sebelas Maret University Surakarta.

Fly ash is a material derived from unused coal combustion. Burning coal is mostly used in steam power plants. Fly ash material is as pozzolan. Pozzolan is a material containing silica or silica alumina compounds and alumina, which have no binding properties such as cement but in a fine form and in the presence of water the compounds will react with calcium hydroxide (Ca (OH)2) at normal temperature

Forming a calcium silicate hydrate compound (C3S2H3 or tubermorite). The reaction makes the concrete stronger and solid. Concrete with the use of fly ash in high percentage is called high volume fly ash concrete (HVFAC) is a concrete where at least 50% of the total amount of cement as a binder is replaced by fly ash. In the application of HVFA concrete into reinforced concrete is required alloy Self-Compacting Concrete technology. This study uses the concrete High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). In this research will be studied about the effect of fly ash content to stress-strain relationship on HVFA-SCC concrete which include stress-strain relationship, elastic modulus of concrete, ductility, index toughness value, poisson ratio value, accuracy of stress-strain curve modeling prediction with experiment result.

The method used in this study is the experimental method, where the research was conducted in the Materials Laboratory and Structure of the Department of Civil Engineering UNS and the Materials Laboratory of Mechanical Engineering Department of UNS. In this study comparing 5 variations of fly ash content in HCFA-SCC concrete that is 50%, 55%, 60%, 65%, 70% and normal concrete. The HVFA-SCC test specimen consists of 3 cylindrical concrete samples of 75 mm x 150 mm for each content of fly ash and 3 cylinder concrete samples of 75 mm x 150 mm for normal concrete. The study was conducted to obtain the characteristic data of HVFA-SCC concrete stress-strain curve each content of fly ash compared with normal concrete.

The results showed that with the increase of fly ash content, the compressive strength of concrete decreased at 28 days. Partial replacement of cement with fly ash increases the value of index toughness, which means HVFA-SCC concrete is more effective in spreading the energy due to the loading received by the concrete. From the ductility factor, HVFA-SCC concrete is also more ductile than normal concrete. The addition of fly ash also has an effect on the smaller poisson ratio along with the increase of fly ash. The HVFA-SCC concrete stress-strain curve modeling is theoretically compared with experimental test results using Domingo (1985), Samani (2012) is more accurate than CEB Model.

(8)

viii

PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kadar Fly Ash terhadap Hubungan Tegangan dan Regangan pada High Volume Fly Ash-Self Compacting Concrete (HVFA-SCC)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak banyak kendala yang sulit untuk penyusun hadapi sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Wibowo, ST, DEA, beserta Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Agus Setyabudi, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I skripsi. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuannya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.

3. Prof. S. A. Kristiawan, ST, MSc, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing II skripsi. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuannya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.

4. Dr. Dewi Handayani, S.T, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuannya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.

5. Bapak Ir. Hadi Purwanto, Ibu Sunarni, Saudari Arumsya H. P. R. terimakasih atas segala doa, semangat dan dukungannya.

6. Saudari Retno Kusuma A., Saudari Fitrian Rindang N., Saudara Galang Nur Aji P., dan Saudara Tito A. team skripsi beton HVFA-SCC atas semangat dan dukungannya.

7. Teman-teman mahasiswa Reguler Teknik Sipil angkatan 2013. Terima kasih atas persahabatan, perjuangan, kebersamaan, dan semangatnya selama ini.

8. Semua orang yang telah terlibat baik langsung atau secara tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri.

Surakarta, Juli 2017

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….………...i

HALAMAN PERSETUJUAN………....………..…..ii

HALAMAN PENGESAHAN………...…...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...…..iv

ABSTRAK………..……….…vi

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL………..…………..xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Landasan Teori... 9

2.2.1 Beton Self – Compacting Concrete (SCC)... 9

2.2.1.1 Pengertian Beton Self – Compacting Concrete (SCC) ... 9

2.2.1.2 Karakteristik dan Metode test Self – Compacting Concrete (SCC) ... 11

2.2.1.3 Keunggulan dari beton Self – Compacting Concrete (SCC) ... 16

(10)

x

2.2.2 Pengertian dan reaksi pozzolanic ... 17

2.2.3 High Volume Fly ash Self – Compacting Concrete (HVFA-SCC) ... 20

2.2.3.1 Pengertian dan Teori High Volume Fly ash Self – Compacting Concrete (HVFA SCC) ... 20

2.2.3.2 Material bahan penyusun beton High Volume Fly ash Self – Compacting Concrete (HVFA-SCC) ... 22

2.2.4 Mix Design... 33

2.2.4.1 Mix Design campuran beton normal ... 33

2.2.4.2 Mix Design High Volume Fly ash – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC)…………. ... 36

2.2.5 Kuat Tekan Beton (f’c) ... 37

2.2.6 Pengertian Tegangan dan Regangan Beton ... 39

2.2.7 Karakteristik Hubungan Tegangan dan Regangan Beton ... 41

2.2.8 Modulus Elastisitas beton ... 46

2.2.9 Pola Retak ... 47

2.2.10 Poisson Ratio ... 47

2.2.11 Pemodelan Hubungan Tegangan-Regangan Beton ... 52

(11)

xi

3.6 Tahap Penelitian... 70

3.6.1 Tahap Studi Literatur dan Pengadaan Bahan ... 70

3.6.2 Pengujian Bahan Dasar Beton ... 70

3.6.3 Perencanaan Rancang Campur Beton (Mix Design) ... 78

3.6.4 Mencetak Benda Uji High Volume Fly Ash Concrete – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC) ... 80

3.6.5 Curing (Perawatan) High Volume Fly Ash Concrete – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC) ... 82

3.6.6 Pengujian Benda Uji ... 82

3.6.7 Analisis Data ... 82

3.6.8 Kesimpulan dan Saran ... 83

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84

4.1 Hasil Analisis Pengujian Bahan ... 84

4.1.1 Hasil Pengujian Agregat Halus ... 84

4.1.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar ... 85

4.1.3 Hasil Pengujian Fly Ash ... 85

4.2 Rancang Campuran Adukan Beton ... 86

4.3 Hasil Pengujian Benda Silinder ... 87

4.3.1 Hasil Pengujian Berat Volume... 87

4.3.2 Hasil Pengujian Grafik Hubungan Tegangan-Regangan ... 91

4.3.3 Perbandingan Hubungan Tegangan-Regangan HVFA-SCC dengan Beton Normal ... 101

4.3.4 Hasil Pengujian Hubungan Tegangan-Regangan Aksial dan Lateral Beton HVFA-SCC dan Beton Normal ... 106

4.4 Analisis Hubungan Tegangan-Regangan Beton HVFA-SCC dan Beton Normal ... 113

4.4.1 Pemodelan dengan persamaan Domingo (1985),CEB Model, dan Samani (2012) ... 113

4.4.2 Hasil Pengujian Keakuratan Data antara Eksperimen dengan Teoritis ... 134

(12)

xii

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Tabel 2. 1 Identifikasi passing ability menggunakan metode J-Ring test……... 15

Tabel 2. 2 Jenis-jenis semen portland dengan sifat-sifatnya………...… 23

Tabel 2. 3 Jenis dan Penggunaan Semen Portland………... 23

Tabel 2. 4 Persyaratan Kandungan Kimia Fly ash………... 26 dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai di Indonesia…………... 34

Tabel 2. 9 Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan Khusus……… 34

Tabel 2. 10 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat Kemudahan Pekerjaan Adukan Beton……….. 35

Tabel 2. 11 Daerah Gradasi Agregat Halus………... 36

Tabel 2. 12 Mix Design range yang disarankan oleh The European Guidelines for Self-Compacting Concrete (2005)………. 37

Tabel 2. 13 Kecepatan pembebanan benda uji silinder berdasarkan ukuran diameter……….. 52

BAB 3 METODE PENELITIAN Tabel 3. 1 Jumlah benda uji sillinder dengan diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm...60

Tabel 3. 2 Tabel Parameter Pengujian Fly Ash... 78

(14)

xiv

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Agregat Kasar ... 85

Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Fly Ash dari PLTU Jepara ... 86

Tabel 4. 4 Rancang campuran (mix design) adukan beton jenis High Volume Fly Ash - Self Compacting Concrete (HVFA-SCC) ... 86

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Berat Volume Beton Normal ... 87

Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Berat Volume Beton Jenis HVFA-SCC ... 88

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Kuat Desak Beton Normal ... 89

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Kuat Desak Beton Jenis HVFA-SCC ... 89

Tabel 4. 9 Hasil data dari hubungan tegangan-regangan HVFA-SCC dan Beton Normal ... 95

Tabel 4. 10 Nilai index toughness beton HVFA-SCC dan beton normal ... 102

Tabel 4. 11 Poisson ratio HVFA-SCC dan Beton Normal... 112

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Gambar 2. 1 Prinsip Dasar Proses Produksi SCC (Dhen dalam Kartika, 2013) ... 10

Gambar 2. 2 Perbandingan Proporsi Campuran SCC dan Beton Konvensional (Okamura dan Ouchi, 2003) ... 11

Gambar 2. 3 Pengujian slump flow beton SCC (ASTM C 1611) ... 12

Gambar 2. 4 L-Shape Box test (EFNARC, 2005) ... 13

Gambar 2. 5 V-funnel test (EFNARC, 2005) ... 14

Gambar 2. 6 Metode J-Ring test pada beton SCC (ASTM C 1621/C) ... 15

Gambar 2. 7 Metode U-Box test pada beton SCC ... 16

Gambar 2. 8 Reaksi hidrasi semen konvensional dengan beton SCC... 19

Gambar 2. 9 Grafik hubungan kuat tekan beton dengan umur beton menggunakan variasi kadar fly ash (Yuan dan Cook, 1983) ... 21

Gambar 2. 10 Grafik hubungan kuat tekan beton dengan umur beton dengan kenaikan kadar fly ash (Michael Thomas, Ph.D., P. Eng, 2007)... 22

Gambar 2. 11 Bentuk butiran berbentuk bulat dan berukuran 1 – 150 mikron ... 25

Gambar 2. 12 Grafik hubungan kadar Kalsium Dioksida (CaO) dengan SiO2+Al2O3 +Fe2O3 terhadap kelas fly ash berdasarkan ASTM C618-03 ... 26

Gambar 2. 13 Tegangan normal (normal stress) ... 39

Gambar 2. 14 Regangan (strain) ... 41

Gambar 2. 15 Grafik tegangan – regangan beton pada umumnya ... 42

Gambar 2. 16 Perilaku grafik tegangan – regangan beton ... 43

Gambar 2. 17 Perilaku grafik tegangan – regangan Beton Normal ... 44

Gambar 2. 18 Perilaku grafik tegangan – regangan Beton Ringan ... 45

Gambar 2. 19 Tipe Pola Retak (ASTM C 39/C 39M – 05) ... 47

Gambar 2. 20 Posisi pemasangan strain gauges arah aksial dan circumferential ... 48

Gambar 2. 21 Perbedaan hasil hubungan tegangan-regangan ... 49

(16)

xvi

Gambar 3. 5 Superplastsizer…..……… 60

Gambar 3. 6 Detail Benda Uji Penelitian………..……… 61

Gambar 3. 12 Kerucut Abrams……… 64

Gambar 3. 13 Mesin Los Angeles……….. 64

Gambar 3. 14 Strain Gauge (kiri) Lem Perekat Khusus (kanan) ……… 65

Gambar 3. 15 Gage Installation Tester……… 65

Gambar 3. 16 Mesin Uji Kuat Desak……….. 66

Gambar 3. 17 Alat Bantu dalam Proses Pembuatan Benda Uji……….. 68

Gambar 3. 18 Diagram Alir Penelitian……… 69

Gambar 3. 19 Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus……… 72

Gambar 3. 20 Pengujian Kadar Zat Organik Agregat Halus……….. 73

Gambar 3. 21 Pengujian slump flow……….. 79

Gambar 3. 22 Diagram Alir Rancang Campur Beton………. 80

Gambar 3. 23 Benda Uji Penelitian………. 80

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambar 4. 1 Grafik Kurva Tegangan-Regangan Beton HVFA-SCC dan Beton Normal………...……….. 92

(17)

xvii

Gambar 4. 3 Grafik Kurva Tegangan-Regangan Beton Normal…………...……… 94 Gambar 4. 4 Grafik Perbandingan Kuat Tekan terhadap pertambahan………. 96 Gambar 4. 5 Grafik perbandingan tegangan residu terhadap pertambahan kadar fly

ash Beton HVFA-SCC……… 97 Gambar 4. 6 Grafik perbandingan regangan puncak terhadap pertambahan kadar fly ash Beton HVFA-SCC……… 97 Gambar 4. 7 Grafik perbandingan regangan maksimal terhadap pertambahan kadar fly ash Beton HVFA-SCC……….……… 98 Gambar 4. 8 Grafik perbandingan Modulus Elastisitas terhadap pertambahan kadar fly ash Beton HVFA-SCC……..……… 99 Gambar 4. 9 Grafik perbandiingan faktor daktilitas beton HVFA-SCC dan Beton

Normal………..………... 100

Gambar 4. 10 Grafik perbandingan hubungan tegangan-regangan beton

HVFA-SCC dengan Beton Normal……… 101

Gambar 4. 11 Perbedaan nilai index toughness beton HVFA-SCC dengan Beton

Normal……..………. 102

Gambar 4. 12 Gambar posisi pola retak HVFA-SCC dengan Beton Normal……... 103 Gambar 4. 13 Gambar urutan pola retak HVFA-SCC………... 104 Gambar 4. 14 Gambar urutan pola retak Beton Normal……… 104 Gambar 4. 15 Grafik Perbandingan Kurva Tegangan-Regangan Aksial dan Lateral

Beton HVFA-SCC dan Beton Normal……….. 107 Gambar 4. 16 Akurasi Regangan Aksial Mesin UTM dan Strain Gauges Beton

HVFA-SCC dan Beton Normal………... 109 Gambar 4. 17 Grafik Ratio 𝜀 lateral/𝜀 aksial terhadap kenaikan tegangan……….. 111 Gambar 4. 18 Grafik Perbandingan Poisson Ratio terhadap pertambahan………... 112 Gambar 4. 19 Perbedaan Hubungan Tegangan-Regangan Eksperimen dengan

(18)

xviii

Gambar 4. 20 Perbedaan Hubungan Tegangan-Regangan Eksperimen dengan Teoritis Beton HVFA-SCC dan Beton Normal dengan menggunakan Ec eksperimen……….126 Gambar 4. 21 Tabel data berbagai percobaan hubungan tegangan-regangan……... 127 Gambar 4. 22 Hubungan tegangan-regangan beton normal 1………... 128 Gambar 4. 23 Hubungan tegangan-regangan beton normal 2………... 128 Gambar 4. 24 Nilai modulus elastisitas pada saat 0,4 f’c dengan nilai………. 129 Gambar 4. 25 Tabel data berbagai percobaan hubungan tegangan-regangan……... 130 Gambar 4. 26 Hubungan tegangan-regangan beton ringan ………...131 Gambar 4. 27 Perbandingan Beton Ringan dengan Beton HVFA-SCC 60%... 132 Gambar 4. 28 Perbedaan Hubungan Tegangan-Regangan Eksperimen dengan

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Hasil Pengujian Pendahuluan Lampiran B : Rencana Campuran Beton

Lampiran C : Hasil pengujian mesin UTM dan Strain gauges Lampiran D : Hasil Analisis Pemodelan

(20)

xx

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

% = presentase

cm = centimeter

mm = millimeter

Ca(OH)2 = Kalsium Hidroksida

SiO2 = Silica

C3S = Trikalsium Silikat

C2S = Dikalsium Silikat

H2O = air

C-S-H = gel tobermorite

OPC = Ordinary Portland Cement

M = nilai tambah

MPa = Mega Pascal

Sr = deviasi standar rencana f’cr = kuat tekan rata-rata

f’c = kuat tekan yang disyaratkan f’c = kuat tekan beton benda uji silinder

P = beban desak maksimum

A = luas permukaan benda uji silinder

σ = tegangan

F = Gaya

ε = Regangan

l

= Selisih panjang awal dan panjang akhir

l

0 = Panjang awal

E = Modulus elastisitas beton

(21)

xxi

D2 = Diameter Akhir (setelah pembebanan)

𝜀

circumferential = Regangan melingkar

𝜀

lateral = Regangan lateral

fc = Tegangan prediksi

𝜀 = Regangan

f’c = Tegangan puncak

Ec = Modulus Elastisitas beton 𝜀’c = Regangan saat puncak

= Parameter C. Domingo (1985) 𝛼 = Konstanta C. Domingo (1985) = 0,4 E0 = Secant modulus saat tegangan puncak

Eit =Modulus Elastisitas beton CEB Model = 21500

A = Konstanta Samani (2012) stress-strain concrete B = Konstanta Samani (2012) stress-strain concrete fresidual = Tegangan saat titik runtuh beton

fic = Tegangan initial = f’c (1,41 – 0,17 ln (f’c))

𝜀i = Regangan pada titik infleksi fi =Tegangan pada titik infleksi frpredict = Rerata tegangan prediksi

Referensi

Dokumen terkait

Program keahlian memiliki RPU dengan ukuran minimum sesuai dengan yang disyaratkan pada Standar Sarana dan Prasarana SMK/MAK dibuktikan dengan :..  Ketersediaan RPU berdasarkan

Kemenangan Trump dan perubahan kebijakannya terkait impor dan tarif yang terkait akan berpengaruh besar terhadap industri pakaian jadi global, baik di Negara-negara Pasifik,

Adapun norma-norma tersebut, meliputi yaitu; Pertama, norma moral, berkaitan dengan tingkah laku manusia, dapat diukur dari sudut baik maupun buruk, sopan atau tidak sopan,

ATM Switch bertanggung jawab untuk transit sel melalui jaringan ATM, atau dapat didevinisikan bertugas menerima sel yang masuk dari ATM endpoint atau switch

Tumpang payuk ( Acalypha indica L.) merupakan golongan tumbuhan dalam family Euphorbiaceae .Ekstrak etanol daun Tumpang payuk mengandung saponin, fenol, steroid dan

Suatu ciri pokok dari pendekatan kebutuhan dasar adalah tekanan pada pendekatan kebutuhan dasar seluruh penduduk. Dengan demikian diharapkan dapat mendorong

Pada lahan olah tanah intensif jumlah spora paling tinggi pada tanpa pupuk nitrogen jumlah spora adalah 4,078, dan jumlah spora 1,124 pada dosis nitrogen 100 kg, jumlah spora 941

Ketahanan pangan mensyaratkan dipenuhinya dua sisi secara simultan, yaitu : (a) sisi ketersediaan, yaitu tersedianya pangan yang cukup bagi seluruh penduduk, dalam jumlah,