• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah Pentingnya Potensi Belajar Bagi Siswa di .............

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah Pentingnya Potensi Belajar Bagi Siswa di ............."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PENTINGNYA POTENSI BELAJAR BAGI SISWA DI SD NEGERI CURUG 04

Disusun Oleh :

Nama: HERMANSYAH NIM : 1001037182

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pentingnya Potensi Belajar Bagi Siswa di SDN Curug 04”.

Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka – PJJ UHAMKA Bogor.

Dalam menyusun karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga semua kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda.

Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna dn masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan kata, penulisan, maupun isi serta pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penyusunan karya tulis lain di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi para pembaca.

Jasinga, Juni 2011

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………. i

DAFTAR ISI………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah……….. 1 2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………. 2 3. Anggapan Dasar……….. 2 BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Potensi……….. 4 2. Jenis-Jenis Potensi Belajar Yang Ada Dalam Diri Siswa…… 5

3. Pengaruh Perkembangan Potensi Belajar Terhadap

Pencapaian Tujuan Pendidikan………. 6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagi makhluk sosial. Tiap-tiap individu akan tumbuh dan berkembang cepat atau lambat dalam lingkungan yang terus berubah yang ditentukan antara lain oleh kemampuan pendidik dalam memahami tujuan yang hendak dicapai, keadaan anak didik yang dihadapi dengan segala latar belakangnya, sarana pendidikan, ketepatan memilih bentuk komunikasi pendidikan dan keadaan lingkungan, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi edukatif atau tindakan yang bersifat mendidik dalam pergaulan pendidikan.

Hal itu terjadi apabila orangtua, guru, pemuka masyarakat, pemimpin organisasi, pemuda atau kelompok lain yang berfungsi sebagai pendidik memahami konsep tentang pendidikan dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pernyataan diatas sesuai dengan prinsip pendidikan seperti tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara: “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah”.

Jadi jelaslah bahwa pendidikan itu bukan hanya tanggung jawab sepihak, melainkan tanggung jawab bersama ketiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, masyarakat dan pemerintah/sekolah.

Tiap-tiap lingkungan pendidikan tersebut memberi pengaruh pada proses pendidikan yang diterimanya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kadar besarnya pengaruh dari masing-masing lingkungan tidak dapat diukur. Yang jelas ada pengaruh yang berarti dan mempunyai kesamaan dalam pencapaian tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa, negara dan agama.

(5)

demikian secara potensial keseluruhan potensi anak didik diisi kebutuhannya supaya berkembang secara wajar.

1. B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Merupakan suatu keharusan bagi setiap orang yang melaksanakan suatu kegiatan yang dilandasi dengan tujuan, yang akan memberikan gambaran serta arah bagi tercapainya pelaksanaan kegiatan tersebut.

Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis merumuskan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh pengertian tentang potensi belajar.

2. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai potensi, minat dan bakat belajar yang ada dalam diri siswa.

3. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan potensi, minat dan bakat belajar yang ada dalam diri siswa dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan.

Sedangkan kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Karya Ilmiah.

2. Untuk memberikan saran kepada guru/pendidik tentang pengaruh potensi belajar terhadap upaya pendidikan.

3. Memberikan gambaran tentang perkembangan potensi, minat dan bakat belajar.

1. C. Anggapan Dasar

Yang menjadi anggapan dasar dalam penulisan karya tulis ini adalah :

1. Pada hakekatnya potensi, minat dan bakat belajar sudah ada dalam diri siswa. 2. Potensi, minat dan bakat belajar yang ada dalam diri siswa dapat menentukan

keberhasilan belajar siswa.

3. Perkembangan potensi, minat dan bakat belajar yang ada dalam diri siswa dibutuhkan dalam upaya pendidikan.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

1. A. Pengertian Potensi

Pada waktu lahir tiap-tiap individu mendapat bekal berupa kemampuan siap, yang

pelaksanaannya berdasarkan insting. Disamping bekal berupa insting itu, individu mendapat bekal juga berupa benih, bibit atau potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada waktunya dan apabila ada kesempatannya maupun perngsangnya. Potensi inilah yang sekarang disebut dengan istilah pembawaan. Jadi yang dimaksud dengan anak atau siswa yang

berpembawaan adalah siswa yang memiliki potensi dengan kemampuan berkembang yang baik, sehingga dapat diharapkan adanya hasil yang memuaskan dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Untuk melihat tentang beberapa pengertian potensi, penulis kemukakan rumusan yang ditulis dalam majalah “ANDA” (1986 : 40) “Potensi adalah kemampuan terpendam yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan; suatu yang dapat menjadi aktual”.

M. Ngalim Purwanto (1984 : 18) mengatakan potensi adalah “seluruh

kemungkinan-kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan yang terdapat pada suatu individu dan selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.

Dari kedua pengertian diatas, potensi dapat dirumuskan sebagai keseluruhan kemampuan yang terpendam yang ada dalam diri siswa, yang memungkinkan dapat berkembang dan diwujudkan dalam bentuk kenyataan.

Potensi-potensi belajar yang ada dalam diri seorang siswa tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Agus Soejono (1980 : 36) “Potensi seseorang tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Seorang lebih tajam pikirannya, atau lebih halus perasaan, atau lebih kuat kemauan atau lebih tegap, kuat badannya daripada yang lain”.

(7)

1. B. Jenis-Jenis Potensi Belajar Yang Ada Dalam Diri Siswa A. Potensi jasmaniah

Potensi jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan panca indra yang normal yang secara fisiologi berkerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan.

Potensi jasmaniah ini memerlukan gizi dan berbagai vitamin termasuk udara yang bersih dan lingkungan yang sehat sebagai pra kondisi hidupnya. Jika kebutuhan ini sebagian tidak tercukupi, maka tubuh orang yang bersankutan akan lemah, bahkan dapat sakit.

1. Potensi rohaniah

Potensi-potensi rohaniah meliputi segi pikir, rasa, karsa, cipta, karya maupun budi nurani.

Potensi-potensi rohaniah ini membutuhkan kesadaran cinta kasih, kesadaran akan keagamaan, dan nilai-nilai budaya supaya kepribadian kita sehat dan sejahtera. Di samping itu juga rohani kita harus tenang, sabar, optimis, mempercayai orang lain, bahkan mencintai sesama manusia, tidak iri hati, tidak menyimpan rasa benci atau dendam dan sebagainya.

Pembagian potensi diatas didasarkan kepada U. Noorsyan (1980 : 131) membagi potensi kepada :

1. Potensi jasmaniah; phisik, badan, dan panca indra yang sehat (normal). 2. Potensi piker (akal, rasio, intelegensi, intelektual).

3. Potensi rasa (perasaan, emosi) baik perasaan eti-moral maupun perasaan estetis.

4. Potensi karsa (kehendak, kemauan, keinginan, hasrat atau kecenderungan-kecenderungan nafsu, termasuk prakarsa).

5. Potensi cipta (daya cipta, kreativitas, fantasi, khayal dan imajinasi). 6. Potensi karya (kemampuan menghasilkan kerja).

7. Potensi budi nurani (kesadaran budi, hati nurani, kata hati).

(8)

1. C. Pengaruh Perkembangan Potensi Belajar Siswa Terhadap Pencapaian Tujuan Pendidikan

Kita mengetahui bahwa masing-masing siswa memiliki potensi yang berbeda, baik berbeda dalam hal kualitasnya maupun berbeda dalam bidang dari potensi itu. Namun potensi-potensi ini memberikan kemungkinan-kemungkinan kepada siswa untuk berkembang menjadi sesuatu. Ada yang mempunyai kemampuan untuk berkembangnya dan ada yang kemampuan berkembangnya kurang. Kemampuan potensi ini akan mempengaruhi kemampuan belajarnya. Siswa yang mempunyai kemampuan potensi yang lebih akan lebih mudah dan lebih cepat belajar daripada siswa yang mempunyai kemampuan potensi yang kurang.

Potensi belajar yang ada dlam diri siswa itu dapat berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan bila sampai waktunya, tersedia kesempatan serta perangsang.

Bila seorang berpotensi baik dan ditunjang dengan adanya pengaruh yang memberikan dorongan yang cukup dan kesemptatan yang leluasa, maka potensi itu akan berkembang mencapai tingkat yang optimal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

Disini jelas bahwa perkembangan potensi belajar ini sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan pendidikan. Adapun beberapa perkembangan potensi belajar yang ada pada siswa, yang mempengaruhi dalam pencapaian tujuan pendidikan diantaranya :

1. Perkembangan Motorik

Yang dimaksud motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan. Perkembangan motorik inilah yang memungkinkan siswa dapat melakukan segala sesuatu yang terkandung dalam jiwanya.

Supaya perkembangan motorik ini berjalan dengan baik, menurut Agus Sujanto (1984 : 76), orangtua/guru dan para pemimpin dapat membantu siswa dengan jalan :

– Melatih melakukan kewajiban-kewajiban yang sesuai dengan keadaan jasmani dan rohani.

– Melatih melakukan peraturan-peraturan keluarga/sekolah.

(9)

1. Perkembangan intelegensi

Pada awal masa sekolah tingkat berfikir siswa masih bersifat konkrit. Artinya masih erat

hubungannya dengan benda atau hal-hal yang nyata. Makin lama daya berfikir siswa mengalami perkembangan yang pesat dengan ciri-ciri sikap kritis, realis dan logis.

Maka tugas pokok dari pendidikan dasar (masa sekolah) harus memberikan dasar yang kokoh dalam hal membaca, menulis dan berhitung. Karena ketiga kemampuan ini merupakan dasar bagi segala macam ilmu yang akan diterima dan dialami siswa kelak dalam rangka perkembangan berfikirnya.

1. Perkembangan emosi

Siswa yang semula hanya merasakan senang dan sedih, makin lama perasaan itu dikembangkan menjadi perasaan-perasaan : menyesal, kasihan/iba, marah, jengkel, simpati, bersalah dan sebagainya. Yang semuanya itu disebabkan oleh pengalaman yang makin bervariasi dalam bertingkah laku.

Hal ini berguna untuk menerima pelajaran di sekolah sebab akan memudahkan bahan pengetahuan yang diberikan oleh gurunya.

1. Perkembangan karsa

Perkembangan karsa atau kemauan/keinginan ini biasanya erat kaitannya dengan suatu kebutuhan dari siswa itu sendiri. Kadang-kadang keinginan siswa itu demikian mendesak menurut pemenuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya, maka siswa lebih rajin belajar/bekerja, ulet dan tabah menghadapi segala tantangan.

1. Perkembangan fantasi

Fantasi berkembang pada usia kurang lebih tiga tahun, dan mengalami perkembangan yang pesat pada masa kanak-kanak yang gemar akan permainan-permainan fantasi, gemar sekali akan cerita-cerita hayal.

Pada masa sekolah, fantasi mengalami kemunduran. Bukan untuk lenyap melainkan mencari lapangan baru untuk berkembang, seperti hiburan, membaca buku dan mendengarkan cerita-cerita.

(10)

Penanaman norma-norma kesusilaan dan agama merupakan masalah yang abstrak, sedangkan siswa hidup dalam tingkat berfikir konkrit di dalam kehidupan logikanya dan realitanya. Mereka tidak dapat menerima sesuatu yang ada diluar pikirannya. Ia selalu minta bukti konkrit untuk mendapat kebenaran. Dan kebenaran harus dapat dilihatnya dengan alat indra, dengan mata, telinga, peraba dan pengecapnya.

Karena masalahnya yang abstrak, maka penanaman kesusilaan dan keagamaan menghendaki untuk memberikan contoh yang konkrit daripada memerintah, mengharuskan, memaksa dan sebagainya.

1. Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa ini tidak dialami sama cepatnya pada setiap siswa. Ada yang lebih cepat kemajuannya, ada pula yang lambat. Untuk mencapai kesanggupan berbahasa ini harus melalui latihan-latihan, kesempatan yang cukup dan taraf-taraf tertentu.

Pada masa sekolah kehidupan social siswa bertambah luas, dan ia menemukan bahwa bahasa merupakan alat yang penting untuk kesatuan kelompok, menyadari hal ini menyebabkan motivasinya menjadi lebih besar untuk belajar berbahasa lebih baik.

(11)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. A. Kesimpulan

A. Setiap anak/siswa yang lahir memiliki kemampuan atau potensi yang disebut bakat.

B. Potensi dan bakat yang ada dalam diri siswa memiliki kemungkinan untuk berkembang dan dapat diwujudkan apabila telah tiba waktunya, tersedia kesempatan dan perangsang.

C. Hasil belajar siswa berbeda dengan siswa yang lain, hal ini membuktikan bahwa potensi dan bakat yang dimiliki setiap siswa tidak sama. Perbedaan ini karena jenisnya tau sedikit banyaknya potensi yang dimilikinya.

D. Antara perkembangan potensi belajar yang satu dengan perkembangan potensi belajar yang lain yang memiliki setiap siswa merupakan suatu keterkaitan yang saling mempengaruhi, memperkuat dan melengkapi untuk mencapai tujuan pendidikan.

1. B. Saran-Saran

A. Agar potensi dapat berkembang secara optimal maka perlu adanya pembinaan. Pembinaan ini datangnya dari luar diri siswa, yaitu lingkungang termasuk lingkungan pendidikan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

1. Winarno Surakhmad, 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah., Bandung : Tarsito 2. Agus Soejono, 1980. Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum. Bandung : CV. Ilmu 3. Agus Sujamto, 1984. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Aksara Baru

4. Majalah Psikologi Populer, 1984. Jakarta : Anda

5. Ngalim Purwanto, M. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : CV. Remaja Karya. 6. Darji Darmodiharjo, H. DKK. 1985. Bahan Pendidikan Moral Pancasila. Malang :

Referensi

Dokumen terkait

6o'as#oi adalah suatu tinda#an untu# melihat langsung #e dalam 'ongga to'a#s dengan alat *antu to'as#o.. Pneumoto'a#s sontan itu sendi'i daat *e'sifat 'ime' dan

Geometry and Building Flat (GBF) yang dapat digunakan sebagai media pendukung belajar siswa dalam pelajaran matematika khususnya pada materi bangun ruang dan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, kombinasi perlakuan antara media dengan perlakuan pratanam memberikan pengaruh signifikan terhadap daya kecambah biji

Terdapat beberapa tulisan yang membahas tema sejenis dengan tulisan ini, di antaranya tulisan Ali Usmar berjudul “ Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan Hidup .” Dalam

Adapun Tujuan penelitian ini adalah 1 Untuk mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kompetensi siswa pada sekolah berbasis pesantren

Sedangkan faktor eksternal yang mendorong seorang wanita mendirikan usaha, yaitu faktor – faktor dari luar antara lain : Interaksi dalam keluarga dan kondisi

Kebutuhan system pencahayaan alami (matahari) dan buatan pada suatu ruangan harus di pertimbangkan karena berkaitan erat dengan kegiatan yang di