• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Depok sangat potensial dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Depok sangat potensial dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Kota"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYSIS OF MOTIVATION WOMEN FACTORS IN BUILDING MICRO,

SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES IN DEPOK

Mega Budi Anggarwati

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Email : Megabudianggarwati@yahoo.com

Abstract

This study focused on what factors encourage women in business and establish what is the most dominant factor. The aim of research to identify factors - the dominant drivers of a woman to establish and develop micro, small and medium enterprises and to know the most dominant drivers of a woman to establish and develop micro, small and medium enterprises. Research conducted in the City of Depok and sampling conducted by purposive and data collected through questionnaires to as many as 60 respondents. Questionnaires were prepared to obtain data, then the data were analyzed. At analysis phase conducted test reliability, validity and then analyzed by factor analysis and descriptive analysis. The results showed that the factors - the dominant factor that is a woman founded the business economy needs factors, factor independence and employment factors .The most dominant factor in the factor - factor by the factor of economic needs.

Keyword : analysis factors, micro small and medium enterprises

Abstraksi

Penelitian ini terfokus pada faktor-faktor apa yang mendorong wanita dalam mendirikan usaha dan faktor apa yang paling dominan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor – faktor pendorong yang dominan seorang wanita mendirikan dan mengembangkan UMKM dan mengetahui faktor pendorong yang paling dominan seorang wanita mendirikan dan mengembangkan UMKM. Penelitian dilakukan di wilayah Kota Depok dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 60 responden. Kuesioner disusun untuk memperoleh data, kemudian data dianalisis. Pada tahap analisis dilakukan uji reliabilitas, validitas kemudian dianalisis dengan analisis faktor dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor – faktor dominan seorang wanita mendirikan usaha yaitu faktor kebutuhan ekonomi, faktor kemandirian dan faktor membuka lapangan kerja. Faktor yang paling dominan dalam faktor – faktor tersebut adalah faktor kebutuhan ekonomi.

(2)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Depok sangat potensial dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Depok dan sekitarnya. Hal ini dapat terlihat banyaknya tenaga kerja yang dapat diserap oleh UMKM ini. Meski UMKM ini kurang dapat mendapat perhatian dari pemerintah, namun ketangguhan UMKM ini telah terbukti sebagai penyokong perekonomian pada saat perusahaan – perusahaan besar bangkrut. Ketangguhan dan daya juang ini tidak cukup apabila tidak diberikan perhatian untuk berkembang dan terus bertahan di tengah krisis ini.

Keberhasilan UMKM sukses ternyata tidak hanya karena keahlian yang dimiliki, tetapi juga dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: a) Jiwa kewirausahaan dan kreatifitas individual yang melahirkan inovasi; b) ketersedian bahan baku, iklim usaha, dukungan finansial, ketersediaan informasi baik pengetahuan dan teknologi, ketersediaan pasar dan dukungan infrastruktur. Penumbuhan usaha yang diinspirasikan dari adanya kreativitas dan inovasi merupakan model ideal dalam kerangka pembangunan yang bertujuan mengoptimalkan potensi sumberdaya tersedia dan bersifat partisipatif. Selain itu, peran wanita juga penting dalam berkembangnya UMKM, karena mayoritas pengusaha UMKM adalah wanita.

Pemutusan Hubungan Kerja yang dialami oleh suami – suami mereka, membuat mereka berjuang untuk menopang kebutuhan keluarga. Wanita memiliki potensi untuk melakukan berbagai kegiatan produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga, dan lebih luas lagi ekonomi nasional, apalagi potensi tersebut menyebar diberbagai bidang maupun sektor. Dengan potensi tersebut wanita potensial berperan aktif dalam proses perbaikan ekonomi yang masih diselimuti berbagai permasalahan ini. Hal ini membuktikan bahwa dalam keadaan sulit ini, kaum wanita memiliki respon yang cukup tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidaup keluarga dan mengangkat keluarga mereka keluar dari kemiskinan dengan cara ikut bekerja untuk mencari nafkah. Meskipun memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk merawat keluarga namun masih banyak di antara mereka yang masih berupaya untuk mendapatkan pekerjaan, kebanyakan jenis pekerjaan dengan mobilitas rendah dan keuntungan – keuntungan kecil. Hal tersebut hanya sebagian kecil dari faktor – faktor wanita mendirikan usaha, alasan utamanya yaitu wanita sering menghadapi bias gender dalam lingkungan sosial – ekonomi, ditambah dengan hambatan sosial, budaya, pendidikan dan teknologi untuk mendirikan dan dan mengembangkan usaha mereka sendiri. Dalam kondisi demikian pengambilan judul ”Analisis Faktor – Faktor Pendorong Seorang Wanita Mendirikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Wilayah Kota Depok” relevan untuk dibahas. Khususnya dalam upaya menyiasati pemulihan ekonomi serta meningkatkan kemandirian dan kemampuan wanita. Disamping wanita sangat potensial dan memiliki kompetensi dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah sebagai pelaku bisnis.

2. Permasalahan

Belum diketahui faktor – faktor dominan dan faktor yang paling dominan yang mendorong seorang wanita mendirikan usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor dominan dan faktor yang paling dominan yang mendorong seorang wanita dalam mendirikan usaha mikro, kecil dan menengah.

(3)

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Faktor internal yang mendorong pengusaha wanita mendirikan usaha yaitu faktor yang timbul dalam diri, faktor – faktor tersebut antara lain : kemampuan berprestasi, dorongan personal, dorongan empati, kemampuan memasarkan usaha, kebutuhan kepemimpinan, kemampuan bersaing, inovatif, mandiri, pengambil resiko, percaya diri, berorientasi untuk masa depan, motif untuk bekerja, dan motif kreatif

Sedangkan faktor eksternal yang mendorong seorang wanita mendirikan usaha, yaitu faktor – faktor dari luar antara lain : Interaksi dalam keluarga dan kondisi fisik dan lingkungan.

Faktor kondisi sosial dan ekonomi yaitu faktor yang timbul dari kondisi ekonomi di negara kita yang juga mempengaruhi UMKM. Kondisi ekonomi yang baik tentunya juga akan berdampak baik bagi kelangsungan UMKM di Indonesia dan sebaliknya.

Oleh karena itu, faktor internal, faktor eksternal dan faktor kondisi lingkungan sosial dan ekonomi yang mendorong pengusaha wanita mendirikan usaha menarik untuk diteliti. Penelitian ini akan membahas faktor apa saja yang mendorong seorang wanita mendirikan usaha dan faktor apa saja yang paling dominan .

III. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Usaha Mikro

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan

No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik

keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan

paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro

dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.Ciri –

cirinya a)jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat

berganti; b)

Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat; c) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; d) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai; e)Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah; f)

Umumnya belum akses kepada perbankan, namun

sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;

g)

Umumnya

tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

2. Pengertian Usaha Kecil

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah

usaha

produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). Ciri-ciri Usaha Kecil adalah a) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah; b) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah; c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; e) Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha; f) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal

(4)

keperluan modal;g) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

3. Pengertian Usaha Menengah

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). Ciri – cirinya adalah a) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; b)Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan; c)Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; d) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;e) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan; f) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.

4. Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil

Berdasarkan Marbun (1993) ada beberapa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

perusahaan kecil. Beberapa kekuatan yang dimiliki usaha kecil antara lain :

a)Pengalaman bisnis sederhana; b)

Mandiri; c) Cepat tanggap dan flexibel; d) Cukup dinamis dan ulet;

Di samping usaha kecil memiliki kelebihan – kelebihan, usaha kecil juga

memiliki kelemahan – kelemahan antara lain yaitu : a)Tidak atau jarang

memiliki perencanaan tertulis ;b)

Tidak berorientasi ke masa depan; c) Tidak memiliki pendidikan yang relevan; d) Tanpa pembukuan dan neraca laba rugi yang teratur; e)Tidak menganalisis pasar yang up to date; f) Kurang Spesialisasi; g) Kurang inovasi; h) Tidak atau jarang terjadi pengkaderan; i) Cepat Puas; j) Keluarga Sentris; k) Kurang percaya pada ilmu modern; l) Kurang pengetahuan hukum dan peraturan.

5. Keberhasilan dan Kegagalan Usaha Kecil

Menurut Lupiyoadi (2007) seorang wirausahawan haris mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kegagalan serta keberhasilan dalam menjalankan usaha kecil. Hal – hal yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil antara lain : a) Banyaknya perusahaan yang kurang dikelola dengan baik oleh manajer dan kurangnya pengalaman dalam menjalankan tugasnya. b) Kurangnya dukungan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan menjalankan misi. c) Lemahnya sistem kontrol / pengawasan yang menyebabkan banyak kerugian dan penggunaan sumber daya yang berlebihan. d) Faktor lain yang menyebabkan kegagalan dalam menjalankan usaha kecil yaitu masalah modal yang kurang dalam menjalankan usahanya. Di samping faktor yang menyebabkan kegagalan dalam menjalankan usaha, Lupiyoadi juga membahas tentang fakto – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menjalankan usaha kecil, antara lain : a) Memiliki tipe pemimpin yang ulet dan pekerja keras serta mempunyai dedikasi tinggi.b) Selain itu faktor lainnya adalah dukungan dari faktor eksternal berupa peningkatan permintaan barang atau jasa sehingga usaha tersebut dapat sukses dan berhasil.

(5)

III. METODE KAJIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling methode 2. Lokasi penelitian ini adalah di wilayah Depok

3. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner.

4. Variabel yang digunakan adalah a) Faktor Internal b) Faktor Eksternal c) Faktor Kondisi Sosial dan Ekonomi.

5. Teknik analisis menggunakan metode analisis faktor. Data diolah dengan menggunakan SPSS versi 16, dari pengolahan tersebut diketahui faktor – faktor yang dominan dan yang paling dominan.

IV. HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden ( Pengusaha Wanita )

Karakteristik Deskripsi Prosentase

Usia 21 – 25 th 26 – 30 th 31 – 40 th 41 – 45 th 50 th < 23.33 % 16.67 % 25 % 10 % 15 % Status Pernikahan Belum menikah Sudah Menikah Lain - lain 23.33 % 71. 67 % 5 % Pendidikan terakhir SD SMP SMA D3 S1 6.67% 50% 17% 5% 18%

Dilihat dari usia, responden yang berusia 21 – 25 tahun memiliki prosentase 23,33%, responden yang berusia 26 – 30 tahun memiliki prosentase 16,67%, responden yang berusia 31 – 40 tahun memiliki prosentase 25%, responden yang berusia 42 – 50 tahun memiliki prosentase 20%, sedangkan responden yang berusia 50 tahun ke atas memiliki prosentase 15%. Jadi dapat disimpulkan bahwa para wanita yang memdirikan usaha paling banyak berusia 31 – 40 tahun

.

Dilihat dari status pernikahan,

responden yang belum menikah memiliki prosentase 23,33%, sedangkan responden yang sudah menikah memiliki prosentase 71,67% dan yang lainnya memiliki prosentase 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa para pengusaha wanita mayoritas sudah menikah. Dilihat dari status pernikahan pengusaha wanita di wilayah Depok yang sudah berkeluarga yaitu sebanyak 71.67%. Informasi ini menjelaskan bahwa pengusaha wanita tersebut berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga melalui usaha yang dilakukan.

Dilihat dari pendidikan terakhir, responden responden yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar ( SD ) sebanyak 6,67%, Responden yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) sebanyak 17%, Responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 sebanyak 5%, Responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 sebanyak 18% dan Responden yang memiliki

(6)

pendidikan terakhir S2 sebanayak 3,33%. Jadi dapat disimpulkan bahwa para pengusaha wanita memiliki pendidikan terakhir mayoritas Sekolah Menengah

Pertama ( SMP ).

2. Karakteristik Usaha

Karakteristik Usaha Deskripsi Prosentase

Sektor Usaha

Perdagangan Produksi

Jasa

Perikanan dan Pertanian

51.67 % 13.33 % 27 %

8 % Lokasi Pemasaran

Produk atau Jasa

Di sekitar lokasi Usaha Di berbagai area kota Depok

Di luar kota Depok

50 % 33 % 17 % Jumlah Karywan 1-5 orang 6-10 orang 10 orang <

Belum memiliki karyawan

50 % 20 % 17 % 13 %

Pendiri awal usaha

Keluarga Orang lain

Sendiri Anda dan Suami Anda dan teman

33.33 % 6.67 % 35 % 18 % 7 % Alasan Mendirikan Usaha

Tidak memiliki kegiatan yang menghasilkan uang Belajar memulai usaha

Menganggur

Usaha sampingan ibu rumah tangga Suami tidak bekerja

13.33 % 61.67% 7 % 13 % 5 % Modal Usaha Modal sendiri Pinjam dari bank Pinjam dari keluarga

Pinjam dari teman Pinjam dari suami

63.33 % 16.67%

8 % 2 % 10 % Dilihat dari sektor usaha yang didirikan oleh para pengusaha wanita yaitu sektor perdagangan sebanyak 51,67%, sektor produksi sebanyak 13,3%, sektor jasa sebanyak 27% dan sektor pertanian dan perikanan sebanyak 8%. Jadi dapat disimpulkan bahwa para pengusaha wanita di wilayah Depok mayoritas mendirikan usaha di sektor perdagangan. Keberadaan UMKM di wilayah kota Depok sebagaian besar adalah perdagangan, hal ini menunjukkan bahwa wilayah Depok merupakan wilayah yang cukup berpotensi untuk mendirikan usaha. Usaha yang didirikan juga bermacam – macam dari sektor perdagangan, produksi, jasa, perikanan dan pertanian. Di tambah lagi di wilayah Depok terdapat beberapa kampus yang dijadikan peluang usaha bagi masyarakat sekitar untuk

membuka usaha.

Dilihat dari pemasaran produk atau jasa yang dilakukan oleh para pengusaha wanita yaitu di sekitar lokasi usaha sebanyak 50%, di berbagai area kota Depok 33% dan di luar kota Depok sebanyak 17%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa lokasi pemasaran produk atau jasa mayoritas di sekitar lokasi usaha yang didirikan. Dilihat dari lokasi pemasaran, sebagian besar hanya memasarkan di lokasi usaha. Hal ini dikarenakan belum memiliki modal yang cukup untuk memperluas lokasi pemasarannya. Tetapi terdapat beberapa usaha yang sudah memperluas lokasi

(7)

pemasarannya hingga diluar kota Depok. Usaha – usaha yang mulai memperluas lokasi pemasaran inilah yang diharapkan menjadi acuan bagi usaha – usaha yang belum memperluas lokasi pemasarannya.

Dilihat dari jumlah karyawan dalam usaha yang didirikan pengusaha wanita yaitu 1 – 5 orang sebanyak 50%, 6 – 10 orang sebanyak 20%, 10 orang ke atas sebanyak 17% dan yang belum memiliki karyawan sebanyak 13%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa usaha yang didirikan para pengusaha wanita mayoritas sudah memiliki karyawan 1- 5 orang. Dilihat dari sisi jumlah karyawan, sebagaian besar usaha sudah menggunakan 1- 5 orang karyawan untuk dipekerjakan. Hal ini cukup menggembirakan karena dapat memberikan kesempatan bekerja bagi mereka yang menganggur. Secara tidak langsung UMKM, membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran yang setiap tahunnya

meningkat.

Dilihat dari awal pendiri dari usaha yang dijalankan para pengusaha wanita yaitu keluarga sebanyak 6,67%, orang lain sebanyak 6,67%, sendiri sebanyak 35%, pengusaha wanita dan suami 18%, pengusaha wanita dan teman sebanyak 7%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendiri dari usaha yang mereka jalankan mayoritas didirikan oleh mereka sendiri. Dilihat dari sisi pendiri usaha, para pengusaha wanita sebagian besar mendirikan usahanya sendiri. Hal ini membuat mereka lebih ulet dan tekun supaya usaha yang mereka dirikan dapat berjalan dengan baik. Sebagian lain usaha mereka, mereka dirikan dengan teman mereka, suami mereka bahkan orang lain. Inilah cara mendirikan usaha bagi mereka yang modalnya minim sehingga mengajak teman atau keluarga untuk bersama – sama mendirikan usaha dan menjalankannya.

Dilihat dari alasan mereka mendirikan usaha yaitu tidak memiliki kegitan yang menghasilkan pendapatan sebanyak 13.33%, belajar memulai usaha 61,67%, menganggur 7%, usaha sampingan sebagai ibu rumah tangga 13%, dan suami tidak bekerja sebanyak 5%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas alasan mereka mendirikan usaha yaitu belajar memulai usaha. Dilihat dari alasan mereka mendirikan usaha yaitu belajar memulai usaha. Ini merupakan awal yang baik karena mereka ingin berusaha untuk meningkatkan ekonominya dengan belajar memulai usaha. Bagi mereka yang baru belajar memulai usaha, awalnya memang agak sulit tetapi lama kelamaan akan terbiasa mengatasi masalah yang sering dihadapi para pengusaha.

Dilihat dari modal usaha modal usaha yang digunakan oleh pengusaha wanita yaitu berasal dari modal sendiri sebanyak 63,33%, pinjam dari bank 16.67%, pinjam dari keluarga sebanyak 8%, pinjam dari teman sebanyak 2% dan pinjam dari suami sebanyak 10 %. Jadi, dapat disimpulkan bahwa modal usaha mayoritas berasal dari modal sendiri.

Prosedur Analisis Faktor

Gambar 3.1 Prosedur Analisis Faktor Menghitung Korelasi

Antara Indikator yang Diobservasi

(8)

1. Menghitung Korelasi Antara Indikator yang Diobservasi

Data mengenai 21 variabel yang berasal dari jawaban dari 60 responden kemudian dianalisa pada anti image correlation, menunjukkan kriteria angka MSA diatas 0,5. yang berarti variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisa lebih lanjut (Santoso, 2002:101). Kriteria angka MSA yang diperoleh 0,679 sehingga dapat dilanjutkan. Dari pengujian yang dilakukan dengan melihat tabel anti image correlation (lampiran), variabel 8, 11, 12 dan 13 mempunyai korelasi yang rendah sehingga harus dihilangkan, sehingga analisis layak untuk dilanjutkan dengan mengikutkan 17 variabel

.

2. Factoring dan Rotasi Faktor

Communalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam prosentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. (Santoso 2002:117). Semua variabel dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk dengan ketentuan semakin besar communalities maka semakin erat hubungan variabel yang bersangkutan dengan faktor yang terbentuk.

Pada Tabel Total Variance Explained (pada lampiran-1), 17 variabel yang dianalisis ternyata dapat dikelompokkan menjadi 6 faktor, yaitu eigenvalues yang menunjukkan angka lebih besar dari satu. Dengan demikian ada 6 faktor yang terbentuk. Factor loadings yaitu besarnya korelasi antara masing-masing variabel dengan Faktor 1, Faktor 2, Faktor 3, Faktor 4, Faktor 5 , dan Faktor 6 . Penentuan variabel yang masuk masing - masing faktor dilakukan dengan memperbandingkan besaran korelasi pada setiap baris. Angka korelasi dibawah 0,5 menunjukkan indikasi korelasi yang lemah sedangkan diatas 0,5 berindikasi kuat korelasi.

Hasil rotasi yaitu Faktor 1 terdiri dari variabel-variabel 14,15 , 20 dan 21, Faktor 2 terdiri dari variabel-variabel 2, 3, 5 dan 6, Faktor 3 terdiri dari variabel – variabel 7, 9, 10 dan 18 , Faktor 4 terdiri dari variabel 19 saja, Faktor 5 terdiri dari variabel 16 dan 17, Faktor 6 hanya terdiri dari 1 variabel yaitu

variabel 1.

3. Menentukan label Faktor

Setelah faktor-faktor terbentuk, ternyata variabel-variabel yang masuk pada masing-masing faktor tidak sama dengan yang diprediksi sebelumnya. Oleh karenanya, perlu memberikan nama label baru yang representative bagi variabel-variabel yang masuk didalam masing – masing faktor yaitu sebagai berikut kebutuhan ekonomi (27,26%), Kemandirian (13,05%), Membuka Lapangan Kerja ( 11,08%), Jumlah prosentase dari faktor – faktor tersebut 51,39% % tidak mencapai 100% yang artinya bahwa sisanya 48.61% dipengaruhi oleh faktor peeningkatan ekonomi , kemampuan yang dimiliki, Meringankan beban keluarga, Mengubah nasib dan faktor lingkungan sosial

.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Faktor – faktor dominan yang mendorong seorang wanita mendirikan usaha antara lain dengan menggunakan analisis faktor :

a. Faktor Kebutuhan Ekonomi (27,26%) terdiri dari : variabel Optimis dalam menghadapi krisis ekonomi, ingin meningkatkan ekonomi keluarga, mencari penghasilan karena suami tidak bekerja.

b. Faktor Kemandirian (13,05%) terdiri dari : variabel lebih menginginkan untuk mendirikan usaha dari pada bekerja dengan orang lain, mendirikan

(9)

usaha untuk menumbuhkan kemandirian dalam diri, tidak tergantung orang lain dan memiliki jiwa pemimpin dalam mengatur karyawan atau pegawai. c. Faktor Membuka Lapangan Kerja (11,08%) terdiri dari variabel

membantu orang – orang di sekitar agar dapat menambah penghasilan mereka, mengurangi pengangguran, lingkungan kondusif, dan dorongan membuka lapangan kerja

2. Faktor yang paling dominan adalah Faktor Kebutuhan Ekonomi (27,26%) variabel Optimis dalam menghadapi krisis ekonomi, ingin meningkatkan ekonomi keluarga, mencari penghasilan karena suami tidak bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Kajian Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha UKM Di Propinsi Sumatera Utara, Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM, No. 1.

Anonim, 2006, Studi Peran Serta Wanita Dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi, Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM, No 1.

Kasmir, 2006, Kewirausahaan, Jakarta, Penerbit : PT Raja Grafindo Persada.

Marbun. B. N., 1993, Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Kecil, Jakarta, PT. Pustaka Binaman Prescindo.

P.B., Trinton. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Andi Offset. Yogyakarta.

Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Priyadi, Unggul., dan Astuti, Budi.,2003, Tingkat Kesetaraan Gender Pada Industri Kulit Di Propinsi Daerah Yogyakarta, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 8, No. 1.

Rambat Lupiyoadi, 2007, Entrepreneurship: From mindset to strategy, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Santoso, Singgih, 2002, SPSS Statistik Multivariat, PT Alex Media Komputerindo, Jakarta. Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia.

Bogor.

Supranto J. 2004. Analisis Multivariat Arti & Interprestasi. Rineka Cipta. Jakarta. Winardi. J, 2008, Entrepreneur & Entrepreneurship, Jakarta, Penerbit : Kencana.

Widarjono, Agus., 2010, Analisis Statistika Multivariat Terapan, Yogyakarta, Penerbit : UPP STIM YKPN.

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Analisis Faktor Menghitung Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Nilai konversi ransum yang tidak berbeda nyata disebabkan oleh konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan broileryang diberi perlakuan tepung kunyittidak berbeda

Apabila pertentangan itu antara kualitas dalil yang berbeda, seperti pertentangan antara dalil qaṭ‘ῑ dengan dalil ẓannῑ , maka yang diambil adalah dalil yang

Rekam Medis Dikat Sanitasi CSSD IPS RS Linen/laundry Kmr Jenasah UNIT KERJA RS.. Djoti Atmodjo Resource Input Transformation Process Product Output ³ Indikator Produktivitas

Ongkos pesan tetap untuk setiap kali pemesanan dan ongkos simpan sebanding dengan jumlah barang yang disimpan dan harga barang/unit serta lama waktu penyimpanan 5. Tidak

Kitosan udang tidak menghasilkan waktu pematangan dan umur simpan buah sawo yang berbeda nyata dengan kitosan kepiting, sebaliknya kadar kitosan berpengaruh nyata

•  ADANYA COMORBID FACTOR → SEGERA RUJUK . KE

Ide dasar dari pengembangan model pada penelitian ini adalah menempatkan sejumlah elemen kerja ( task ) ke dalam beberapa stasiun kerja ( work station ) tanpa melanggar