iv
UCAPAN TERIMA KASIH ………..ii
DAFTAR ISI ………..iv
DAFTAR TABEL ……….vii
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2 Masalah ………..……….. 4
1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian ………... 4
1.2.2 Batasan Masalah ……….. 5
1.2.3 Rumusan Masalah Penelitian ……….. 5
1.3 Tujuan Penelitian ……….. 6
1.4 Manfaat Penelitian ……….... 6
1.5 Anggapan Dasar ……….... 7
1.6 Hipotesis ………... 8
1.7 Definisi Operasional ……….……….8
BAB 2 PENERAPAN METODE DUNDONGBERABE DALAM MEMBERIKAN KRITIK TERHADAP INFORMASI MEDIA CETAK ………...…. 9
v
2.1.1 Pengertian Keterampilan Berbicara ……….………..9
2.1.2 Tujuan Berbicara ………. 10
2.1.3 Prinsip atau Ciri Berbicara……… 11
2.1.4 Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara …….………. 11
2.1.5 Penilaian Keterampilan Berbicara ………...13
2.2 Metode Pembelajaran ……….……… 14
2.2.1 Metode Dundongberabe ………... 14
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Metode ………..………. 20
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN ………...…..………….... 24
3.1 Metode Penelitian ……….………... 24
3.1.1 Desain Penelitian ………...……… 25
3.2 Teknik Penelitian ……..………... 26
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ……… 26
3.2.2 Teknik Pengolahan Data ……… 27
3.3 Sumber Data ……….…….. 31
3.3.1 Populasi …………... 31
3.3.2 Sampel ………... 32
3.4 Pengumpulan Data ………..………..………... 33
3.4.1 Penentuan Instrumen ……….…… 33
3.4.2 Angket ……..…….……….…………... 39
3.4.3 Persiapan Pembelajaran……….……. 40
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……….…….... 47
4.1 Deskripsi Data ………... 47
vi
4.1.2 Data Nilai Prates ………..……….… 59
4.1.3 Data Nilai Pascates ………...…… 64
4.2 Pengolahan Data ……….…………... 68
4.2.1 Uji Normalitas Data Nilai Prates ……….…….……… 68
4.2.2 Uji Normalitas Data Pascates ……….. 72
4.2.3 Uji Hipotesis …..……….. 77
4.3 Analisis Data Hasil Angket ……….… 80
4.4 Pembahasan ………...………. 83
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………..……… 85
5.2 Saran ………..……….. 85
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ………..……... 26
Tabel 3.2 Format ANAVA ………...……… 29
Tabel 3.3 Tabel Guilford ………..….………... 30
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara ….……….. 35
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket ……….… 39
Tabel 4.1 Skor Prates Keterampilan Berbicara ……….……… 51
Tabel 4.2 Skor Pascates Keterampilan Berbicara ……….………… 53
Tabel 4.3 Nilai Prates Keterampilan Berbicara ………….……… 56
Tabel 4.4 Nilai Pascates Keterampilan Berbicara ……….……… 57
Tabel 4.5 Data Uji Antarpenimbang Hasil Nilai Prates ………...…….…… 59
Tabel 4.6 Format ANAVA Prates ………. 62
Tabel 4.7 Data Uji Antarpenimbang Hasil Nilai Pascates ………... 64
Tabel 4.8 Format ANAVA Pascates ……….... 67
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Mean Data Prates …….……..……… 69
Tabel 4.10 Data Frekuensi dan Ekspetasi Nilai Prates ………...………... 70
Tabel 4.11 Normalitas Hasil Prates ………...………...………. 72
Tabel 4.12 Daftar Distribusi Mean Pascates ………...………... 73
Tabel 4.13 Daftar Frekuensi dan Ekspetasi Nilai Pascates ……...……….… 75
Tabel 4.14 Normalitas Hasil Pascates ………... 77
viii
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan pada saat ini memerlukan adanya reformasi
berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan di masa
depan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif,
antisipatif, dan terus menerus sejalan dengan perubahan dan tantangan yang
dihadapi dari waktu ke waktu dan tetap berpijak pada dasar pendidikan nasional.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah penyegaran wawasan bagi para
perencana, pelaksana dan pengelola pendidikan. Selain itu, penggunaan dan
pemanfaatan media atau teknik pembelajaran yang variatif dan inovatif sangat
dibutuhkan guna meningkatkan keterampilan siswa dalam menyerap materi
pendidikan.
Hernowo dalam (Slim dan Bill, 2004:48) menjelaskan bahwa
“pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik dan menyenangkan serta penuh
dengan kebermaknaan pada pembelajaran apapun termasuk bahasa Indonesia
sangat diperlukan”. Ketika melaksanakan program PLP di SMAN 22 Bandung,
penulis mencoba mencari tahu masalah apa yang membuat pelajaran bahasa
Indonesia menjadi pelajaran yang dianggap susah dan terkesan disepelekan.
karena dianggap mudah dan biasanya mata pelajaran tersebut selalu berhubungan
dengan kegiatan sehari-hari dan dalam proses pembelajarannya kurang
memanfaatkan media atau metode yang menarik oleh guru bersangkutan. Hal
tersebut tentunya sangat bertentangan sekali dengan apa yang diutarakan oleh
Hernowo di atas. Apabila paradigma ini terus menempel dibenak para siswa
ditakutkan keterampilan-keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa
indonesia akan mengalami stagnasi atau tidak ada peningkatan.
Salah satu keterampilan berbahasa yang dikhawatirkan itu adalah
berbicara. Karena berbicara adalah salah satu faktor penting dalam menyampaikan
gagasan, ide, pikiran, atau berkomunikasi dengan sesama.
Kekhawatiran itu dapat dilihat dari kecenderungan siswa yang masih saja
mengalami kesulitan untuk menyampaikan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan
lain sebagainya dalam situasi formal atau nonformal dengan baik dan benar.
Berangkat dari data yang diperoleh di SMA Negeri 22 Bandung, kesulitan yang
dialami siswa ketika mengikuti pelajaran meliputi:
a. menjawab pertanyaan guru,
b. menceritakan kembali isi suatu bacaan,
c. menyampaikan pendapat atau gagasan,
d. berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan, dan
3
Menggunakan alasan itulah, guru sebagai pengajar di sekolah harus
mempunyai metode, teknik, media atau model pembelajaran yang tepat untuk
menarik, memotivasi, serta mengarahkan minat dan kemampuan siswa dalam
proses belajar khususnya untuk keterampilan berbicara. Salah satu model
pengajaran yang akan coba penulis ajukan adalah menggunakan metode
“DUNDONGBERABE” demi meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Metode ini merupakan strategi belajar yang digunakan dalam quantum learning
yang diadaptasi dari teori Dr. Ed Ellis, dengan nama aslinya adalah SLANT—Sit
up in their chair, Lean forward, Ask questions, Nod their heads, dan Talk to their
teacher (Ellis dalam DePorter, Reardon, dan Sarah, 2000).
“DUNDONGBERABE” merupakan singkatan dari Duduk tegak di kursi,
coNDONG ke depan, BERtanya, Anggukan kepala, dan BErbicara dengan rekan.
Sesuai dengan pembelajaran yang berorientasi pada siswa ini maka, unsur
berbicara dengan guru diubah menjadi berbicara dengan rekan. Dalam metode ini
juga digunakan strategi peta pikiran yang digunakan untuk membantu siswa yang
bertugas menjadi pembicara dalam mengatur gagasan-gagasannya.
Metode “DUNDONGBERABE” dalam kegiatan pembelajaran berbicara
diharapkan menjadi alternatif metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa lebih baik lagi. Melalui metode ini proses pembelajaran akan lebih
menyenangkan dan jauh dari membosankan mengapa demikian? karena, lewat
metode ini para siswa akan diberikan kebebasan dalam mengekspresikan
gagasan/pendapatnya serta memberikan kritik terhadap suatu informasi melalui
Bahan bacaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa informasi yang
disunting dari berbagai media cetak yaitu majalah dan koran yang disesuaikan
dengan minat siswa dan tentunya menarik.
Berangkat dari penjelasan tersebut, penulis akan mencoba menggunakan
metode “DUNDONGBERABE” yang disesuaikan dengan kurikulum untuk SMA
Kelas X Semester 2 yaitu memberikan kritik atau gagasan terhadap informasi dari
media cetak atau elektronik sebagai salah satu metode yang mendukung proses
pembelajaran berbicara.
Pada skripsi atau penelitian ini penulis memberikan judul sebagai berikut
“Penerapan Metode Dundongberabe dalam Memberikan Kritik Terhadap
Informasi Media Cetak (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X
SMA Negeri 22 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010)”.
1.2 Masalah
Dalam bagian ini akan dijelaskan identifikasi masalah, batasan, dan
rumusan masalah.
1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan identifikasi masalah
penelitian sebagai berikut.
a. Pentingnya keterampilan berbicara bagi siswa.
b. Kurangnya keterampilan siswa dalam berbicara.
5
1.2.2 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut.
a. Kompetensi yang menjadi pusat perhatian adalah kemampuan siswa dalam
berbicara.
b. Metode yang dipilih penulis dalam penelitian ini adalah metode
“DUNDONGBERABE”.
c. Siswa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA 22 Bandung
1.2.3 Rumusan Masalah Penelitian
Masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22
Bandung sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
“DUNDONGBERABE”?
b. Bagaimanakah kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22
Bandung setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
“DUNDONGBERABE”?
c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan berbicara
siswa kelas X SMA Negeri 22 Bandung sebelum dan setelah mengikuti
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penulis merumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22
Bandung sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
“DUNDONGBERABE”?
b. Untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22
Bandung setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
“DUNDONGBERABE”?
c. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara keterampilan
berbicara siswa kelas X SMA Negeri 22 Bandung sebelum dan setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
“DUNDONGBERABE” ?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini merupakan suatu upaya peningkatan kemampuan siswa
dalam berbicara. Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi
peningkatan kualitas pembelajaran berbicara, sangat bermanfaat sebagai
salah satu acuan para praktisi pengajar bahasa dan sastra Indonesia dalam
7
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan penggunaan metode
pembelajaran yang inovatif. Guru sebagai pendidik dapat memberikan
materi berbicara dalam satu kesatuan yang menarik dan lengkap.
Memberikan variasi pembelajaran yang bisa memperkaya pengetahuan
dan kemampuan pengajar bahasa Indonesia pada khususnya. Dengan
variasi pembelajaran berbicara yang diberikan, diharapkan memotivasi
siswa sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan berbicara siswa.
1.5 Anggapan Dasar
Anggapan dasar yang diirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan memperbanyak latihan
praktik.
b. Keterampilan berbicara dapat ditingkatkan dengan pemilihan metode
pembelajaran yang tepat.
c. Metode “DUNDONGBERABE” dapat digunakan untuk meningkatkan
1.6 Hipotesis
Menurut Arikunto (2006: 71), hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang besifat sementara terhadap permasalahan, penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu: “terdapat perbedaan signifikan pada
keterampilan berbicara siswa kelas X SMAN 22 Bandung sebelum dan setelah
diberi perlakuan dengan menggunakan metode “DUNDONGBERABE”
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran mengenai istilah yang terdapat
dalam judul penelitian ini, penulis perlu menjelaskan definisi operasional variabel
sebagai berikut.
a. Metode “DUNDONGBERABE” merupakan strategi belajar yang
digunakan dalam quantum learning yang diadaptasi dari teori Dr. Ed Ellis,
dengan nama aslinya adalah SLANT—Sit up in their chair, Lean forward,
Ask questions, Nod their heads, dan Talk to their teacher (Ellis dalam
DePorter, Reardon, dan Sarah, 2000). DuNdongBerABe merupakan
singkatan dari Duduk tegak di kursi, coNDONG ke depan (pandangan
condong kedepan, lurus, dan selaras dengan posisi pembicara di depan)
BERtanya, Anggukan kepala, dan BErbicara dengan rekan.
b. Keterampilan berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan,
22 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara kerja yang digunakan dalam melakukan
suatu penelitian. Sugiyono (2007:6) mengemukakan bahwa metode penelitian
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga
pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu, tanpa adanya kelas kontrol. Penelitian metode ini disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai, yaitu menguji penggunaan metode Dundongberabe
dalam pembelajaran berbicara di satu kelas atau dengan kata lain untuk melihat
akibat dari suatu perlakuan. Sugiyono (2007:108) menggunakan istilah
pre-experimental designs (nondesigns) untuk penelitian yang dilakukan terhadap satu
kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding.
Metode ini mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih atau
mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam penelitian ini
sifat prediktif.
Penelitian eksperimen yang sederhana mengandung tiga ciri pokok, yaitu :
a. adanya variabel bebas yang dimanipulasikan;
b. adanya pengendalian/pengontrolan semua variabel kecuali variabel bebas;
c. adanya pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek
variabel bebas. (Sudjana,2001 : 19-20)
Dalam penelitian eksperimen ini menggunakan suatu randomized design
yang sederhana dengan satu kelas perlakuan. Artinya dalam penelitian ini
kelompok/kelas yang dipilih tersebut dipilih secara acak. Kelompok/kelas yang
dipilih tersebut yaitu kelompok eksperimen. Kelompok/kelas ini akan diberi
perlakuan sebelum dan setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.
Selain itu, metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab
akibat dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu atau lebih
kelompok eksperimen. Hasil penelitian yang diperoleh dengan metode eksperimen
ini berupa angka-angka dan grafik sehingga hasil penelitian bersifat lebih objektif.
(Subana, 2001 : 95)
Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas
hipotesis yang disusun, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan
24
siswadalam hal ini memberikan kritik. Hal ini mengacu kepada pendapat
Syamsuddin dan Vismaia (2006 : 150) yang menjelaskan bahwa :
Penelitian eksperimen merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: “jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?”. Dalam hal ini peneliti memanipulasikan suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi.
3.1.1 Desain Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah pretes-posttest one
group design. Rancangan ini terdiri atas satu kelompok yang telah ditentukan. Di
dalam rancangan ini observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum
eksperimen (O1) disebut prates dan observasi sesudah eksperimen (Ο2) disebut
pascates.
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Keterangan :
O1 : uji awal sebelum diberi perlakuan (prates)
O2 : uji akhir setelah diberi perlakuan (pascates)
menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.
3.2 Teknik Penelitian
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang ditempuh
dalam mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan-permasalahan atau
hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan
cara sebagai berikut.
a. Tes
Tes merupakan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. Tes dilakukan dua kali, yaitu tes awal (prates) untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam memberikan kritik terhadap
informasi sebelum menggunakan metode “DUNDONGBERABE” dan tes
akhir (pascates) untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam
memberikan kritik terhadap informasi setelah menggunakan metode
“DUNDONGBERABE”.
b. Teknik perekaman
Teknik perekaman ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan berbicara
siswa. Data yang telah diperoleh melalui teknik perekaman ini kemudian
26
c. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket
yang digunakan peneliti berupa pendapat, tanggapan, sikap, dan
pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dan dipersentasikan sehingga diperoleh informasi
yang mendukung terhadap penelitian.
3.2.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Melakukan analisis statistik antara lain:
1) mengurutkan nilai pretes dan postes dengan rumus:
2) menghitung rata-rata dan simpangan;
3) menguji normalitas dari distribusi data;
4) menguji hipotesis.
b. Mentranskip bahasa lisan yang sebelumnya telah direkam ke dalam bahasa
yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif.
d. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang. Uji reliabilitas antarpenimbang
ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antara
penguji yang satu dan penguji lainnya bagi setiap testi. Uji reliabilitas ini
didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan
prinsip ANAVA. Adapun format ANAVA sebagai berikut.
Tabel 3.2
Setelah itu, dilakukan penghitungan reliabilitasnya dengan rumus:
Vt Vkk Vt
28
Keterangan :
r11 : reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi
Vkk : Variansi dari kekeliruan
Selanjutnya nilai tersebut dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.3
Tabel Guilford
Nilai Tingkat Korelasi
< dari 0,20
0,20 - 0,40
0,40 – 0,60
0,60 – 0,80
0,80 – 0,99
1,00
Tak ada korelasi
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggi
Korelasi tinggi sekali
pretes dan postes dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat.
Langkah-langkah pengujian normalitas adalah sebagai berikut.
Ei
ƒo = frekuensi observasi
ƒh = frekuensi harapan
b. Menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) mencari deviasi
Md = N d
2) menghitung jumlah kuadrat deviasi
∑X2d = ∑d2 - N
d)2 (∑
3) mencari derajat kebebasan
30
Keterangan :
Md = mean dari deviasi (d) antara prates dan pascates
Xd = perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N = banyaknya subjek
df = atau db adalah N-1
c. Mengolah data pelengkap berupa angket dengan rumus:
P = X
N fo
100%
Ket:
P = persentase
Fo = frekuensi responden yang menjawab pilihan dalam setiap
pertanyaan
N = jumlah responden
3.3 Sumber Data
3.3.1 Populasi
Pelaksanaan penelitian ini tidak akan terlepas dari obyek yang akan
diteliti, melalui obyek penelitian tersebut akan diperoleh data-data yang berguna
untuk penelitian dan membantu mengidentifikasi permasalahan kesulitan
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan, menurut Arikunto (2006:108) populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Populasi bukan hanya berarti orang ataupun benda lainnya tetapi
meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki oleh suatu obyek.
Populasi adalah totalitas semua nilai baik hasil maupun mengukur atau
bersifat kuantitatif dari karakter tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap dan jelas (Sudjana, 2001:157). Adapun yang menjadi populasi dari
penelitian ini adalah kelas X SMAN 22 Bandung.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2007:73). Fathoni (2005: 101) menyatakan bahwa
sampel artinya contoh, tetapi yang dimaksud contoh di sini bukan sekedar contoh
dalam arti teladan, melainkan contoh terpilih untuk dihadapi sebagai objek sasaran
penelitian, yang hasil atau kesimpulannya dapat mewakili seluruh populasi
sasaran representatif.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian
subjek yang dianggap mewakili populasi dalam penelitian. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka penulis menjadikan siswa kelas X.1 SMA Negeri 22
Bandung tahun ajaran 2009-2010 sebagai kelas eksperimen dalam sampel
32
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Penentuan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. tes
Tes adalah serentetan pertanyaan/latihan/alat lain yang digunakan untuk
mengukur kemampuan, keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan bakat yang
dimilki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 2001:33)
Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lisan.
1) Prates (tes awal)
Pratest atau tes awal dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan
untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan
eksperimen dengan menggunakan satu metode pembelajaran pada satu
kelompok/kelas eksperimen.
2) Pascates (tes akhir)
Pascates atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan
tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah
dilaksanakan eksperimen dengan menggunakan satu metode pembelajaran
Adapun faktor-faktor yang dinilai dalam penelitian kemampuan berbicara
siswa yaitu :
a. Bahasa dan lisan yang digunakan
1) struktur bahasa,
2) pilihan kata.
b. Isi pembicaraan
1) hubungan isi dengan topik,
2) kualitas isi.
c. Penampilan
1) volume suara,
2) kelancaran.
Tabel 3.4
KRITERIA PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA
Aspek yang dinilai Skala Nilai Bobot Skor
5 4 3 2 1
1. bahasa dan lisan yang
digunakan
a. struktur bahasa
b. pilihan kata
4
34
2. Isi pembicaran
a. hubungan isi dengan
topik
b. kualitas isi
3
4
3. Penampilan
a. volume suara
b. kelancaran
2
3
Jumlah 20
Skor ideal : 100
Petunjuk penilaian :
a. Pemberian skor untuk masing-masing komponen yang dilakukan dengan
memberi tanda centang (√) pada skala nilai yang dianggap cocok.
b. Arti skala secara umum
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
dilakukan. Bobot dimaksudkan untuk membedakan tingkat masing-masing
komponen penilaian keterampilan berbicara.
d. Standar nilai akhir adalah 100 hal tersebut berdasarkan standar mutlak
dengan rumus :
Skor_ x2 = nilai
bobot
e. Untuk lebih memahami arti skala dapat dilihat dalam deskripsi penilaian
komponen keterampilan berbicara dibawah ini :
1) Pilihan Kata dan Diksi :
5 = kata yang digunakan dipilih secara tepat dan bervariasi sesuai
dengan situasi, kondisi, dan status pendengar sehingga tidak ada yang
janggal.
4 = kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat dan bervariasi,
hanya sekali-kali ada kata-kata yang kurang cocok.
3 = kata-katanya sudah cukup baik hanya kurang bervariasi.
2 = ada banyak kata-kata yang kurang tepat.
1 = kata-kata yang digunakan banyak sekali yang tidak tepat dan tidak
sesuai.
2) Struktur Bahasa ;
5 = sangat cermat, tidak ada penyimpangan dari kaidah bahasa yang
36
4 = pada umumnya sudah cermat, tidak ditemui penyimpangan yang
dapat merusak bahasa yang baik dan benar.
3 = ada beberapa kesalahan atau penyimpangan, tetapi tidak merusak
bahasa.
2 = terdapat cukup banyak penyimpangan.
1 = banyak sekali penyimpangan striktur bahasanya.
3) Hubungan Isi dengan Topik
5 = terdapat banyak hubungan yang sesuai dengan percakapan
4 = ada sedikit hal yang tidak sesuai.
3 = terdapat banyak hal yang kurang serasi.
2 = lebih banyak ditemui hal yang tidak sesuai.
1 = benar-benar hampir tidak ada hal yang tidak sesuai dengan topik
4) Kualitas Isi :
5 = isi pembicaraan sangat bermakna, bermutu, dan semua hal yang
sangat penting telah diungkapkan.
4 = isi pembicaraan sudah bagus, bermakna, tetapi belum sampai pada
tingkat istimewa.
3 = kualitas isi pembicaraan sudah memadai, tidak bagus tetapi tidak
pula jelek.
2 = dilihat dari kualitas dirasakan cukup banyak kekurangan.
1 = isi pembicaraan sangat jauh dari memadai, tidak sesuai dan tidak
5 = suaranya sangat jelas dan pengaturan volumenya sangat cocok
dengan kondisi dan isi pembicaraan.
4 = pengaturan volume suara sudah bagus hanya dijumpai sekali-kali
ketidakcocokkan.
3 = volume suara cukup, walaupun masih banyak penyesuaian suara.
2 = pengaturan volume suara kurang bagus.
1 = suara terlalu lemah atau kurang jelas.
6) Kelancaran
5 = pembicaraannya sangat lancar/fasih, baik dari segi penugasan isi
maupun bahasa.
4 = pembicaraannya lancar/fasih, hanya ada beberapa gangguan yang
tidak berarti.
3 = pembicaraannya agak lancar, agak sering berhenti
2 = pembicaraannya kurang lancar.
1 = pembicaraan sangat tidak lancar, banyak diam dan gugup.
Sumber :
38
3.4.2 Angket
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket
Jawab pertanyaan berikut dengan jujur sesuai dengan pengalaman dan perasaan
anda!
1. Apakah anda menyukai pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia?
A. Ya B. Tidak
2. Apakah anda menyukai pembelajaran berbicara memberikan kritik
terhadap informasi dari media cetak?
A. Ya B. Tidak
3. Apakah anda tahu tentang memberikan kritik terhadap informasi dari
media cetak?
A. Ya B. Tidak
4. Apakah anda tahu tentang metode dundongberabe dalam pembelajaran
sebelumnya
5. Pernahkah anda melakukan pembelajaran berbicara dalam memberikan
kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode
dundongberabe?
A. Ya B. Tidak
Jawab pertanyaan berikut dengan jujur sesuai dengan pengalaman dan perasaan anda!
1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia?
A. Ya B. Tidak C. Kurang menyukai
2. Apakah kamu menyukai pembelajaran berbicara memberikan kritik
terhadap informasi dari media cetak?
A. Ya B. Tidak C. Kurang menyukai
3. Apakah kamu tahu tentang memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak?
A. Ya B. Tidak C. Kurang tahu
4. Apakah kamu tahu tentang metode dundongberabe dalam pembelajaran
sebelumnya?
A. Ya B. Tidak C. Kurang tahu
5. Pernahkah kamu melakukan pembelajaran berbicara dalam memberikan
kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?
A. Ya B. Tidak C. Ragu-ragu
6. Apakah kamu menyukai pembelajaran berbicara dalam memberikan
kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?
A. Ya B. Tidak C. Kurang Menyukai
7. Pernahkah kamu melakukan pembelajaran berbicara dalam memberikan
kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?
B. Ya B. Tidak C. Ragu-ragu
8. Apakah kamu menyukai pembelajaran berbicara dalam memberikan
kritik terhadap informasi dari media cetak dengan menggunakan metode dundongberabe?
B. Ya B. Tidak C. Kurang Menyukai
9. Apakah dengan menggunakan metode dundongberabe dapat membantu
kamu dalam memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak?
A. Ya B. Tidak C. Kurang membantu
10.Apakah dengan menggunakan metode dundongberabe dapat membantu
kamu untuk memberikan kritik, gagasan atau pemikiran?
A. Ya B. Tidak C. Kurang membantu
11.Apakah metode dundongberabe sesuai dengan pembelajaran berbicara
dalam memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak?
A. Ya B. Tidak C. Kurang sesuai
12.Apakah kamu setuju jika materi lain diajarkan dengan menggunakan media dundongberabe ?
a. Penyusunan Rencana Pembelajaran
Penyusunan silabus rencana ini telah disesuaikan dengan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK). Adapun silabus rencana pembelajarannya adalah
sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Sekolah : SMA Negeri 22 Bandung
Kelas/Semester : X-1 (Sepuluh /2 (Genap)
Alokasi Waktu : 6 x45 Menit (3 pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber
B. Kompetensi Dasar
Memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak dan atau elektronik
C. Indikator
1. Mendata informasi-informasi dari sebuah artikel dengan mencantumkan
40
2. Merumuskan pokok persoalan yang menjadi bahan perdebatan umum di
masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan, kapan dimunculkan,
apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.)
3. Memberikan kritik dengan disertai alasan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendata informasi informasi dari sebuah artikel dengan
mencantumkan sumbernya
2. Siswa mampu merumuskan pokok persoalan yang menjadi bahan
perdebatan umum di masyarakat (apa isunya, siapa yang memunculkan,
kapan dimunculkan, apa yang menjadi latar belakangnya, dsb.)
3. Siswa mampu memberikan kritik dengan disertai alasan
E. Materi Pembelajaran
1. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan 1990:15). Berbicara merupakan
keterampilan berbahasa selain keterampilan mendengarkan, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan 1990:1).
2. Kritik
Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan
Yunani κριτικός, kritikós - "yang membedakan".
3. Informasi
Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,
pengalaman, atau instruksi. Namun demikian istilah ini memiliki banyak
arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat
dengan konsep seperti arti, Pengetahuan, komunikasi, kebenaran, dan
rangsangan mental. Dalam beberapa hal pengetahuan tentang
peristiwa-peristiwa tertentu atau situasi yang telah dikumpulkan atau diterima
melalui proses komunikasi, pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan
dari berita juga dinamakan informasi
4. Media cetak
Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan
mengutamakan pesan-pedan visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas
dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman
putih. Media cetak merupakan dokumen atas segala dikatakan orang lain
dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam
bentuk kata-kata, gambar , foto, dan sebagainya.
F. METODE PEMBELAJARAN
- Tanya Jawab
42
a) Guru melakukan apersepsi.
b)Guru menyampaikan kompetensi dasar yang
akan dicapai.
Kegiatan Inti
a) Guru memberikan tes awal berbicara dengan
memberikan komentar atau kritik terhadap
artikel tanpa menggunakan metode
“DUNDONGBERABE”.
b) Guru membahas tes awal berbicara siswa.
Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa melakukan refleksi.
b) Memberikan kesempatan bertanya.
c) Menginformasikan materi ajar selanjutnya.
d) Menutup pertemuan.
a) Guru melakukan apersepsi.
2.
3.
dasar yang akan dicapai.
Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan tentang
metode “DUNDONGBERABE”
b)Siswa menyimak materi dari guru
mengenai memberikan kritik
terhadap informasi media cetak
dan keterampilan berbicara.
c) Guru menerangkan
langkah-langkah berbicara memberikan
komentar atau kritik dengan
metode dundongberabe.
b) Memberikan kesempatan
bertanya.
c) Menginformasikan materi ajar
44
Pertemuan Ke-3
No Kegiatan Aloka
si
a) Guru melakukan apersepsi
b)Guru menyampaikan kompetensi dasar yang
akan dicapai.
Kegiatan Inti
a) Guru memberikan tes akhir berbicara
memberikan kritik terhadap artikel media cetak
yang telah disiapkan dengan menggunakan
metode “DUNDONGBERABE”.
Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa melakukan refleksi.
b)Menginformasikan materi ajar selanjutnya.
c) Menutup pertemuan.
H. Sarana dan Sumber Belajar
1. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kelas X
2. Buku Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa oleh Tarigan
1. Jenis tes
Tes lisan
2. Bentuk tes
Memberikan kritik dan dukungan pendapat atau gagasan yang terdapat
81 BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian di atas, penulis mengemukakan beberapa simpulan,
sebagai berikut.
a. Terdapat kenaikan yang signifikan untuk jumlah nilai rata-rata siswa, yaitu
dari 60,2 menjadi 76,6. Dengan demikian, diperoleh perbedaan (gain) antara
nilai rata-rata prates dan pascates sebesar 16,4. Dari hasil tersebut
membuktikan bahwa ada peningkatan kemampuan berbicara siswa sebelum
dan setelah menggunakan metode “DUNDONGBERABE”.
b. Dari hasil thitung (11,71) > ttabel (1,76) menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan dalam kemampuan berbicara siswa. Artinya, hasil pembelajaran
keterampilan berbicara siswa sebelum dan setelah menggunakan metode
“DUNDONGBERABE” dapat diterima.
5.2 Saran
Dari simpulan yang penulis uraikan sebelumnya, penulis mengemukakan
saran sebagai berikut.
a. Penelitian ini membuktikan bahwa metode “DUNDONGBERABE” dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran berbicara. Oleh karena
itu, penulis menyarankan agar metode ini dapat dijadikan alternatif dalam
b. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, penulis berharap ada penelitian
serupa namun di jenjang pendidikan yang berbeda, pada pembelajaran atau
keterampilan yang lainnya seperti menulis, menyimak, atau membaca dan
dengan jumlah pemberian perlakuan yang lebih banyak serta
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad dan Mukti. 1993. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan. (2005). KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.
De Porter, Bobby dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Ellis, De Porter, Reardon, Bobby dan Sarah. 2000. Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Hargianti, Sri. 2008. Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran
Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu). Bandung: UPI (tidak
diterbitkan).
Hernowo. 2004. Bu Slim & Pak Bil. Bandung: Penerbit MLC.
Ochs, Donovan J, dan Winkler dalam Tarigan HG. 1983. Berbicara: Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Rosita, Christa. 2005. Penerapan Model Sinektik dalam Pembelajaran
Berbicara (Penelitian Eksperimen Semu). Bandung: UPI (tidak
diterbitkan).
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta
Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Subana. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah.. Bandung: Pustaka Media.
Syafi’ie, Imam. 1993. Terampil berbahasa Indonesia 1. Petunjuk Guru
Bahasa Indonesia SMU Kelas 1. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Syamsuddin dan Vismaia. (2006). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa
Tarigan, HG. 1990. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Cet.
Ke-10. Bandung: Angkasa.
Tarigan, HG. 1981. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Pageyasa, Wayan. 2004. Peningkatan Kemampuan Berbicara. Jakarta: Balai
Pustaka.