• Tidak ada hasil yang ditemukan

133 Budi Prasojo G2C003237 A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "133 Budi Prasojo G2C003237 A"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI

PADA ATLET

PERSATUAN SEPAKBOLA INDONESIA SEMARANG

(PSIS) YUNIOR

Artikel Penelitian

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

BUDI PRASOJO

G2C003237

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

THE FACTOR WHICH ARE ASSOCIATED TO THE NUTRITIONAL STATUS IN JUNIOR ATHLETE ASSOCIATION FOOTBALL INDONESIAN SEMARANG

Budi Prasojo 1 , Endang Purwaningsih 2

ABSTRACT

Background : Football athlete need to get a serious attention in the achievement of maximum attainment by having a good nutritional status. Healthy foods will gives energy which is needed to do the exercises and matchs that will be done by athlete. This research aim to know the factor which are associated to the nutritional status in football athlete.

Method : This is an analytic descriptive research with Cross-Sectional study. Sample taken with total case amount to 22 people. The data collected by interviewing people using questioners include identity, age, weight, height, nutrition knowledge, dietary intake and physical activity during 2x24 hours. Statistical normality test analysis uses Shapiro-Wilk, bivariate test association between diary intake (energy, protein, fat, carbohydrate) and physical activity with nutritional status uses Pearson Product Moment and association between nutrition knowledge with diary intake (energy, protein, fat, carbohydrate) uses Spearman’s test and multivariate test the factors which are associated to the nutritional status in football athlete uses Linier Regression test.

Result : There is an association between energy intake and nutritional status (r=0.448;p=0.037). There is an association between protein intake and nutritional status (r=0.429;p=0.046). There is an association between physical activity and nutritional status (r=0.481;p=0.024). There is no association between fat intake with nutritional status (r=0.089;p=0.695). There is no association between carbohydrate intake with nutritional status (r=0.377;p=0.084). There is no association between nutrition knowledge with energy intake (r=0.042;p=0.853). There is no association between nutrition knowledge with protein intake (r=0.191;p=0.395). There is no association between nutrition knowledge with fat intake (r=-0.282;p=0.203). There is no association between nutrition knowledge with carbohydrate intake (r=0.318;p=0.150).

Conclusion : The factors which are associated to the nutritional status in football athlete are energy intake, protein intake and physical activity, and factors that has the closest association with nutritional status in football athlete is physical activity.

Key word : nutritional status, nutrition knowledge, physical activity, diary intake (energy, protein, fat, carbohydrate).

1

Undergraduate of Study Programme in Nutrition Science, Faculty of Medicine Diponegoro University Semarang

2

(3)

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA ATLET PERSATUAN SEPAKBOLA INDONESIA SEMARANG (PSIS) YUNIOR

Budi Prasojo 1 Endang Purwaningsih 2

ABSTRAK

Latar Belakang : Atlet sepakbola perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam rangka pencapaian prestasi maksimal dengan memiliki status gizi yang baik. Makanan yang sehat akan memberikan energi yang diperlukan untuk dapat menjalankan latihan serta pertandingan yang akan dilakukan oleh atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada atlet sepakbola.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan Cross-Sectional. Sampel diambil dengan cara total populasi berjumlah 22 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner meliputi identitas sampel, umur, berat badan, tinggi badan, pengetahuan gizi, recall asupan zat gizi dan recall aktivitas fisik selama 2x24 jam. Analisis uji statistik kenormalan yang digunakan adalah Shapiro-Wilk, uji bivariat hubungan antara asupan (energi, protein, lemak, karbohidrat) dan aktivitas fisik dengan status gizi menggunakan Pearson Product Moment dan hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan (energi, protein, lemak, karbohidrat) menggunakan

Spearman’s dan uji multivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada atlet sepakbola menggunakan uji regresi linear ganda.

Hasil : Terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi (r=0,448;p=0,037). Terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi (r=0,429;p=0,046). Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi (r=0,481;p=0,024). Tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi (r=0,089;p=0,695). Tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi

(r=0,377;p=0,084). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan energi

(r=0,042;p=0,853). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan protein

(r=0,191;p=0,395). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan lemak (r=-0,282;p=0,203). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan asupan karbohidrat

(r=0,318;p=0,150).

Simpulan : Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada atlet sepakbola adalah asupan energi, asupan protein dan aktivitas fisik, dan faktor-faktor yang paling berhubungan dengan status gizi

pada atlet sepakbola adalah aktivitas fisik.

Kata kunci : Status gizi, pengetahuan gizi, aktivitas fisik, asupan zat gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat).

1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah bahan ajar didiskusikan pada para pakar, dan berdasarkan hasil revisi maka selanjutnya bahan ajar diujicobakan pada kelompok siswa. Uji coba kelompok ini terbagi

Giovani Juli Adinatha VARIASI BENTUK PENAMAAN BADAN USAHA BERBAHASA JAWA: STRATEGI PEMERTAHANAN BAHASA JAWA DI KOTA SEMARANG Maklon Gane THE COMPLEXITY OF LOLODA PRONOMINAL

Sebaiknya kondisi poor adalah kondisi lingkungan yang tidak membantu jalannya pekerjaan bahkan sangat menghambat pencapaian performance yang baik4. Konsistensi terbagi menjadi

Appendix VII : Tabulation Score Obtained from Pre test Appendix VIII : Tabulation score Obtained from Post test Appendix IX : Tabulation Mean of Experimental Group Appendix X

“Evaluasi Pengelolaan Pengangkutan Sampah dari Tempat Penampungan Sementara ke Tempat Pemrosesan Akhir di Kota Semarang (Studi Kasus : Kecamatan Semarang Utara)” ini tidak

Sahabat MQ/ Indeks Persepsi Korupsi-IPK-Indonesia pada 2009/ mengalami kenaikan 0 koma 2 dibanding pencapaian pada 2008/ yang meraih 2 koma 6 Pada 2009// IPK Indonesia

dibandingkan dengan Tahun 2013 yaitu mencapai sebesar 6,20 %. PDRB Kabupaten Purwakarta selain menunjukkan pertumbuhan ekonomi, juga dapat menggambarkan.. struktur ekonomi. Struktur

produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat