• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis Penyakit Mata Pengantar Kece

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Diagnosis Penyakit Mata Pengantar Kece"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DI BIDANG KEDOKTERAN UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT MATA PADA MANUSIA

Fahmi Saman

Jurusan Informatika, Prodi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo NIM : 531411147

E-mail : fahmisaman@gmail.com

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sistem pakar merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sistem ini dirancang untuk menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan suatu permasalahan baik dibidang kesehatan atau kedokteran, bisnis, ekonomi dan sebagainya. Sistem pakar merupakan program computer yang mampu menyimpan pengetahuan dan kaidah seorang pakar yang khusus. Sistem pakar sangat membantu dalam pengambilan keputusan, dimana sistem pakar ini dapat mengumpulkan dan menyimpan pengetahuan dari seseorang atau beberapa orang pakar dalam suatu basisi pengetahuan (knowledge base) dan menggunakan sistem penalaran yang menyerupai seorang pakar dalam memecahkan masalah. Jadi, sistem pakar ini dapat memecahkan maslah tertentu karena sudah menyimpan pengetahuan secara keseluruhan.

(2)

hidung, tenggorokan), mulut, organ dalam (jantung, hati, ginjal), maupun AIDS. Dengan adanya sistem pakar ini, orang awam mampu mendeteksi adanya penyakit pada dirinya tanpa harus konsultasi dengan dokter atau pakarnya. Dengan demikian, orang awam dapat mendeteksi penyakit beserta solusi pengobatannya sejak dini sehingga bisa dilakukan penanganan secepat mungkin, bahkan dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu.

Pada pembahasan ini, jenis penyakit yang didiagnosis oleh sistem pakar adalah jenis penyakit mata. Organ mata dipilih karena mata merupakan panca indera yang sangat penting untuk penglihatan. Dengan mata dapat melihat secara normal, manusia dapat menikmati keindahan alam dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik. Dengan mata, manusia dapat belajar lebih banyak tentang pengetahuan di dunia dari pada melalui panca indera yang lain. Hampir setiap kegiatan manusia menggunakan mata, misalnya membaca, bekerja, menonton televisi, berkendara, dan lain-lain sehingga banyak orang yang setuju bahwa mata merupakan panca indera paling penting. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Proses pembelajaran dan interaksi manusia akan terganggu. Jadi, sudah mestinya manusia tahu sejak dini apabila terkena gejala penyakit mata tertentu sehingga tidak semakin parah dan membahayakan mata apalagi hingga terjadi kebutaan. Pada kenyataannya, banyak kasus penyakit mata dapat menimbulkan kebutaan. Pada kenyataannya, banyak kasus penyakit mata dapat menimbulkan kebutaan karena terlambat ditangani.

1.2Rumusan Masalah

(3)

1.3Tujuan dan Manfaat

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

2.1.1 Pengertian Sistem Pakar

Pada dasarnya sistem pakar sering kita kenal dengan istilah expert system dengan pengertiannya adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan atau knowledgebase dari pakar sehingga mampu dan dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar yang sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya kemudian di implementasikan didalam sistem ini sehingga digunakan sebagai dasar oleh Sistem Pakar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan (konsultasi).

Kepakaran atau expertise adalah merupaka pengetahuan yang secara khusus diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan yang dapat membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat dari pada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks dipengaruhi oleh kecerdasan pengetahuan yang dimiliki oleh sistem tersebut. Sistem Pakar adalah memindahkan keahlian atau mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke computer, kemudian ke orang lain (yang bukan pakar). Itulah tujuan umum definisi Sistem Pakar.

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pakar

(5)

a. Keahlian

Adalah suatu pengetahuan khusus yang diperoleh dari latihan, belajar dan pengetahuan. Pengetahuan dapat berupa fakta, tori, aturan, strategi global untuk memecahkan masalah

b. Ahli (expert)

Melibatkan kegiatan mengenali dan memformulasikan permasalahan, memecahkan masalah secara tepat dan tepat, menerangkan pemecahannya, belajar dari pengalaman, merestrukturisasi pengetahuan, memecahkan aturan serta menentukan relevansi.

c. Mentransfer keahlian (transferesing expertise)

Adalah proses pentransferan keahlian dari seorang pakar kedalam computer agar dapat digunakan oleh orang lain yang bukan pakar. Pengetahuan tersebut ditempatkan ke dalam sebuah komponen yang dinamakan basis pengetahuan.

d. Menyimpulkan aturan (interferencing rule)

Merupakan kemampuan computer yang telah diprogram. Penyimpulan ini dilakukan oleh mesin inferensi yang meliputi prosedur tentang penyelesaian masalah.

e. Peraturan (rule)

Diperlukan karena mayoritas dari sistem pakar bersifat rule – based sistem, yang berarti pengetahuan disimpan dalam bentuk peraturan.

f. Kemampuan menjelaskan (explanation capability)

Adalah karakteristik dari sistem pakar yang memiliki kemampuan menjelaskan atau memberi saran mengapa tindakan tertentu dianjurkan atau tidak dianjurkan.

2.1.3 Ciri Sistem Pakar

(6)

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data yang tidak pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.

4. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 6. Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisan. 7. Keluarannya bersifat anjuran.

8. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai yang dutuntun oleh dialog dengan pemakai.

2.1.4 Komponen Sistem Pakar

Sebuah program sistem pakar terdiri atas beberapa komponen yang mutlak harus ada. Komponen itu adalah sebagai berikut :

a. Basis Pengetahuan (knowledge base)

Basis pengetahuan merupakan inti program sistem pakar karena basis pengetahuan ini merupakan reprentasi pengetahuan (knowledge representation) dari seorang pakar.

b. Basis Data

Basis data adalah bagian yang mengandung semua fakta, baik fakta awal pada sistem mulai beroperasi maupun fakta yang didapatkan pada saat pengambilan kesimpulan sedang dilaksanakan.

c. Mesin Inferensi

(7)

suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik.

Mesin Inferensi memulai pelacakannya dengan mencocokkan kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta yang ada dalam basis data. Ada dua teknik inferensi yang ada yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining) yang memulai penalaran dari kesimpulan hipotesa tersebut. Dan yang kedua yakni pelacakan kebelakang yaitu memulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan.

d. Antar Muka Pemakai (user interface)

Antar muka pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakainya.

Pada bagian ini akan terjadi dialog antara program dengan pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan berbentuk “ya/tidak” (yes or no question) atau berbentuk menu

pilihan. Melalui jawaban yang diberikan oleh pemakai, sistem pakar akan mengambil kesimpulan yang berupa informasi ataupun anjuran sesuai dengan sifat dari sistem pakar.

2.2 Proses Diagnosis Penyakit

(8)
(9)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Data Penyakit Mata

Setelah dilakukan analisa data pada perancangan sistem ini telah diperoleh 12 data penyakit yang paling sering menyerang mata manusia, dan bila pada proses selanjutnya ditemukanpenyakit ayam yang baru, maka bisa menginputkan data baru tersebut kedalam sistem. Pada perancangan ini daftar nama penyakit tersebut akan diberi nomor urut otomatis, disini digunakan kode “PM01” untuk urutan pertama, “PM02” untuk urutan kedua dan seterusnya sampai penyakit mata yang urutan ke dua belas “PM12”. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

daftar penyakit mata pada table berikut:

kode Nama Penyakit

PM01 Edema palbebra inflamatoir PM02 Edema palpebral noninflamatoir PM03 Dermatitis palpebral

PM04 Blefaritis

PM05 Blefaritis ulserativa PM06 Blefaritis nonulserativa

(10)

PM11 Hordeolum eksternum PM12 Kalazion

Tabel 1. Daftar Nama Penyakit Mata

3.2 Data Gejala Pada Mata

Dari data-data penyakit mata diatas dapat diperoleh gejala-gejala yang mungkin menyebabkan penyakit-penyakit tersebut, untuk identifikasi gejala tersebut dalam sistem digunakan kode “GM01” untuk urutan pertama, “GM02” untuk urutan kedua dan seterusnya, arti

dari kode tersebut adalah GM = gejala penyakit dan 01 = urutan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada daftar dalam table sebagai berikut :

Kode Nama Gejala

GM01 Peradangan Mata

GM02 Glaukoma

GM03 Alergi

GM04 Gigitan Serangga

GM05 Sistimik

GM06 Secret Konjungtiva

GM07 Kemerahan

GM08 Ckwama

GM09 Edema

GM10 Krusta

(11)

GM12 Mata Kering

GM13 Bulu mata jatuh dan diganti dengan yang baru GM14 Tidak tampak krusta

GM15 Ada ketombe dikepala

GM16 Ada ketombe di mata atau telinga GM17 Mata kalau pagi lengket

GM18 Panas

GM19 Gatal

GM20 Tidak tahan cahaya

GM21 Lekas capek kalau kerja dekat GM22 Palpebral bengkak

GM23 Merah sakit

GM24 Terdapat tonjolan pada palpebra GM25 Blefaritis

GM26 Konjungtivitas yang menahun

GM27 Anemia

GM28 Acne vulgaris

GM29 Gl Meiboom

GM30 Gl Zeis

GM31 Pembengkakan sebesar kacang

GM32 Ujung kelenjar Meiboom terdapat masa yang kuning dari skresi

(12)

GM34 Gangguan reflaksi

Tabel 2, Gejala pada penyakit mata 3.3 Desain Proses

Untuk kasus diagnosis penyakit mata ini, desain proses dijelaskan menggunakan decision tree yang berhubungan dengan tabel dan sering digunakan dalam analisis sistem (sistem non AI). Sebuah decision tree dapat dianggap sebagai suatu semantic network hirarki yang diikat oleh serangkaian aturan (rule). Tree ini mirip dengan pohon keputusan yang digunakan pada teori keputusan. Tree dibentuk oleh simpul (node) yang mempresentasikan tujuan (goal) dan hubungan (link) yang dapat mempresentasikan keputusan (decision). Akar (root) dari pohon berada di sebelah kiri dan daun (leaves) berada di sebalah kanan. Keuntungan utama dari decision tree yaitu tree dapat menyederhanakan proses akuisi pengetahuan (Hamdani, 2010).

(13)

Peradangan Mata Glaukoma Alergi Gigitan Serangga Sistimik Sekret konjungtiva Kemerahan Ckwema Edema Krusta

Bulu mata jatuh dan tidak diganti Dengan yang baru

Mata Kering Bulu mata jatuh dan diganti

Dengan yang baru

Tidak tampak krusta

Ada ketombe dikepala

Ada ketombe di mata atau ditelinga

Mata kalau pagi lengket

Panas

Gatal

Tidak tahan cahaya

Lekas capek kalau kerja dekat

Palpebra bengkak

Merah sakit

Terdapat tenjolan pada palpebra

Blefaritis Konjungtivitas menahun Anemla Acne vulgaris Gl Meiboom Gl Zeis

Pembengkakan sebesar kacang

Ujung kelenjar Meiboom terdapat Masa yang kuning dari sekresi

Jaringan granulasi menonjol keluar

(14)

Pohon basis pengetahuan

M

PM01 PM02 PM03 PM04 PM05 PM06

GM01

GM02

GM03

GM03

GM04

GM05

GM03

GM05

GM01

GM02

GM03

GM07

GM08

GM09

GM10

GM11

GM12

GM08

GM13

GM14

GM15

GM16

(15)

M

PM07 PM08 PM09 PM10 PM11 PM12

(16)

3.4 Knowledge modelling

Knowledge modelling yaitu menciptakan cara yang berbeda dalam mengubah dan menampilkan basis pengetahuan. Terdiri dari bagian-bagian seperti pohon (trees), matriks, map, timeline, frame dan knowledge page.

Terkait dengan komponen rule base, kaidah produksi yang biasa dikenal rule base (basis aturan) ini menjadi acuan yang sangat sering digunakan oleh sistem inferensi. Kaidah produksi ini merupakan salah satu model untuk merepresentasikan pengetahuan (knowledge base). Kaidah produksi merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang saling berhubungan satu sama lain (Fattah dan Wibowo, 2010). Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan IF-THEN (Jika-Maka). Pernyataan ini menghubungkan bagian premis (IF) dan bagian kesimpulan (THEN) yang dituliskan dalam bentuk :

IF [premis] THEN [konklusi]

Jadi, kaidah ini dapat dikatakan sebagai suatu implikasi yang terdiri dari dua bagian, yaitu premis dan bagian konklusi. Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi akan bernilai benar. Bagian premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proposisi. Proposisi-proposisi tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logika AND atau OR.

No Aturan

R1 IF Peradangan Mata AND Glaukoma AND Alergi

THEN Edema palpebral inflamatoir R2 IF Alergi

AND Gigitan Serangga AND Sistimik

(17)

R3 IF Alergi

AND Sekret Konjungtiva THEN Dematitic palpebral R4 IF Peradangan Mata

AND Glaukoma AND Alergi AND Kemerahan AND Ckwama AND Edema AND Krusta THEN Blefaritis R5 IF Krusta

AND Bulu mata jatuh dan tidak diganti dengan yang baru

AND Mata kering

THEN Blefaritis ulserativa R6 IF Ckwama

AND Bulu mata jatuh dan diganti dengan yang baru

AND Tidak tampak krusta AND Ada ketombe dikepala

AND Ada ketombe di mata atau telinga THEN Blefaritis nonulserativa

R7 IF Mata kalau pagi lengket AND Panas

AND Gatal

AND Tidak tahan cahaya AND Lekas capek kalau kerja THEN Hordeolum

R8 IF Mata kalau pagi lengket AND Panas

AND Gatal

AND Tidak tahan cahaya AND Lekas capek kalau kerja THEN Konjungtivitis

R9 IF Mata kalau pagi lengket AND Panas

AND Gatal

AND Tidak tahan cahaya AND Lekas capek kalau kerja THEN Keratitis Guperficial R10 IF Palpebra bengkak

AND Merah sakit

AND Terdapat tonjolan pada palpebra AND Blefaritis

(18)

AND Anemia AND Acne vulgaris

THEN Hordeolum Internum R11 IF Palpebra bengkak

AND Merah sakit

AND Terdapat tonjolan pada palpebra AND Blefaritis

AND Konjungtivitis yang menahun AND Anemia

AND Acne vulgaris AND Gl Meiboom AND Gl Zeis

THEN Hordeolum Eksternum R12 IF Pembekakan sebesar kacang

AND Ujung kelenjar meiboom terdapat masa yang kuning dari sekresi

AND Jaringan granulasi menonjol keluar AND Gangguan reflaksi

(19)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Aplikasi sistem pakar (expert system) dalam bidang kedokteran yang dibuat dengan proses penelusuran maju (forward chaining) mampu mengenali jenis penyakit pada manusia, terutama jenis penyakit mata. Aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi sarana untuk menyimpan pengetahuan tentang penyakit terutama yang berkenaan dengan jenis penyakit mata dari para pakar atau ahlinya. Sistem pakar mampu membantu pasien maupun dokter dalam menyediakan sistem pendukung keputusan dan saran dari pakar.

4.2 Saran

Gambar

Tabel 1. Daftar Nama Penyakit Mata

Referensi

Dokumen terkait

Reference: Ojansivu V, Rahtu E & Heikkilä J (2008) Rotation invariant blur insensitive texture analysis using local phase quantization. 19th International Conference on Pattern

Hasil penelitian Syafruddin (2006) memberikan bukti bahwa variabel struktur kepemilikan oleh manajer tidak berpengaruh terhadap kinerja, tetapi untuk variabel

MSE Pelatihan Time Delay 2 Hari Dengan 1 Hidden Layer 12 Node... MSE Pelatihan Time Delay 2 Hari Dengan 1 Hidden Layer

Jika dilihat dari jarak ke penampungan terakhir, maka persentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan jarak ke penampungan terakhir dari 0 – 10 m pada tahun 2011 di Kabupaten

Tahap ketiga mediator memberikan kesempatan para pihak untuk melakukan presentasi (mengklarifikasi) kejadian perkara secara bergantian, agar mediator

Pembelajaran Fisika yang di terapkan di SMP Negeri 1 Puhpelem belum mengunakan bahan ajar berbasis discovery yang mengarahkan siswa belajar mandiri dan rendahnya kemampuan

Penyimpangan-penyimpangan keuangan tersebut pada umumnya terjadi karena kekurang-pedulian anggota organisasi gereja, khu- susnya dalam hal pengawasan keuangan yang merupakan bagian

Ketertarikan penulis untuk memilih objek dan lokasi ini untuk mengetahui kepercayaan masyarakat Desa Kampung Tinggi terhadap Ajimat , yang sampai saat ini masih eksis