• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan KLASIFIKASI TANAH DI KABUPATEN B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan KLASIFIKASI TANAH DI KABUPATEN B"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Klasifikasi & Pengelolaan Tanah

KLASIFIKASI TANAH DI KABUPATEN BENER

MERIAH

Oleh

Cut Meutia

1205101050106

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM

BANDA ACEH

(2)

I.

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen.

Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah Jenis batuan, bahan induk, curah hujan, penyinaran matahari, bentuk permukaan bumi, organisme yang ada di tanah, tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

(3)

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).

Klasifikasi kemampuan lahan adalah klasifikasi lahan yang dilakukan dengan metode faktor penghambat. Dengan metode ini setiap kualitas lahan atau sifat-sifat lahan diurutkan dari yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang paling kecil hambatan atau ancamanya sampai yang terbesar. Kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap kelas; penghambat yang terkecil untukkelas yang terbaik dan berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya.

Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang banyak dipakai di Indonesia dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943). Menurut sistem ini lahan dikelompokan dalam tiga kategori umum yaitu Kelas, Subkelas dan Satuan Kemampuan (capability units) atau Satuan pengelompokan (management unit). Pengelompokan di dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor penghambat. Jadi kelas kemampuan adalah kelompok unit lahan yang memiliki tingkat pembatas atau penghambat (degree of limitation) yang sama jika digunakan untuk pertanian yang umum (Sys et al., 1991).

Klasifikasi Kemampuan Tanah adalah penilaian tanah secara sistimatik dan pengelompokannya dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang merupakan penghambat bagi penggunaannya. Klasifikasi ini selanjutnya menetapkan jenis usaha tani yang sesuai dan macam perlakuan yang diperlukan agar dapat dipergunakan untuk berproduksi dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Tanah dapat digarap adalah sebidang tanah yang sesuai untuk diusahakan bagi usaha tani tanaman semusim, sedangkan tanah tidak dapat digarap diartikan sebagai sebidang tanah yang tidak sesuai untuk dipergunakan bagi usaha tani tanaman semusim tetapi sesuai untuk usaha tani tanaman tahunan atau pohonan.

(4)

Menurut sistim ini tanah digolongkan atas tiga kategori, yaitu Kelas, Sub-Kelas dan Satuan Pengelolaan. Penggolongan dalam kelas didasarkan atas intensitas faktor-faktor penghambat yang permanen atau sulit dirubah/berubah. Penggolongan dalam Sub-Kelas didasarkan atas jenis faktor-faktor penghambat tersebut. Penggolongan dalam satuan pengelolaan merupakan paket usaha dan perlakuan yang diperlukan atau disarankan. Dalam penggolongan satuan pengelolaan perlakuan pengawetan tanah khususnya dan jumlah pupuk yang diperlukan, dikemukakan.

Faktor-faktor klasifikasi pada kategori kelas adalah faktor-faktor penghambat yang bersifat permanen atau sulit dapat dirubah seperti tekstur tanah, lereng permukaan, drainase, kedalaman efektif tanah. Tingkat erosi yang telah terjadi, liat masam (cat olay) dan faktor-faktor lain yang sulit untuk dirubah, seperti batuan diatas permukaan tanah, ancaman banjir atau genangan air yang tetap, dan iklim.

b. Tujuan

1. Dapat mengetahui secara langsung di lapangan sekaligus mengetahui klasifikasi tanah yang berdasarkan sifat-sifat fisik dan morfologi tanah pada profil tanah dan pengamatan langsung di lapangan mengenai Profil Tanah dan untuk mengamati lapisan- lapisan tanah.

2. Dan untuk mengetahui sifat fisik, biologi dan kimia tanah Andisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. sifat fisik kimia tanah meliputi warna, tekstur, struktur, konsistensi, ukuran dan ph tanah.

c. Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dengan melakakan kegiatan perkuliahan ini yaitu :

1. Dapat mengetahui tenteng definisi tanah serta proses pembentukannya. 2. Dapat mengetahui klasifikasi tanah

3. Dapat mengetahui ciri – ciri dalam setiap jenis tanah. Dapat mengetahui kegunaan tanah.

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Profil Tanah

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan secara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan kegiatan penelitiannya. Dalam hal ini misalnya untuk keperluan genesa tanah pada Oksisol yang solumnya (tebal) pembuatan profil tanah dapat mencapai kedalaman sekitar 3 – 3,5 meter (Kartasapoetra dan Mulyani, 1987).

Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara (Pasaribu, 2007).

Profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan buli. Profil tanah dipelajari dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling bawah. Warna, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran atau konkresi merupakan sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi parameter pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan Dosen, 2010).

Faktor-faktor Pembentuk Tanah

Lima faktor yang mengontrol pembentukan dan perkembangan tanah (Jenny,1941), yaitu: bahan induk, iklim, organisme, relief dan waktu. Dalam kenyataannya ada interdependensi antar faktor, misalnya antara organisme dan iklim. Iklim dan organisme merupakan faktor pembentuk tanah yang aktif, sedangkan bahan induk adalah faktor pasif.

Bahan Induk Tanah

(6)

kebanyakan telah tererosi dan ditransportasikan baik oleh air, angin, es atau gravitasi ke lain tempat membentuk deposit (debris mantles). Bahan-bahan deposit tak padu inilah (bukan solid bedrock) yang umumnya disebut sebagai bahan induk tanah (soil parent materials). Tanah bersama dengan debris atau bedrock yang terlapuk di bawahnya disebut sebagai regolith. Bahan yang merupakan asal tanah disebut sebagai bahan induk. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat lain. Bahan-bahan di bagian bawah tanah biasan. Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan, komposisi mineral dari tanah, dan kesuburan kimia tanah.

Iklim

Tanah bervariasi bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban menyebabkan perbedaan dalam pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching). Sedangkan angin mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah iklim arid. Jumlah, intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan tanah. Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembeban, aktifitas biologi, laju reaksi kimia dan tipe vegetasi. Faktor yang sangat berpengaruh atas pembentukan tanah. Iklim berpengaruh langsung terhadap pembentukan tanah melalui suhu dan curah hujan, dan secara tidak langsung melalui pengaruhnya atas vegetasi (organisme) dan berinteraksi dengan bentuk lahan (relief) dalam mempengaruhi hubungan air dan tanah.

Organisme

(7)

Relief

Ada 3 jalur utama pengaruh relief atas pembentukan tanah: a. pengaruh kelerengan atas jeluk tanah

b. modifikasi pengaruh iklim

c. mempengaruhi hubungan kelembaban Waktu

Pelapukan dan proses pembentukan tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap awal terjadi pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk, selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama.

JENIS TANAH

Jenis tanah yaitu Tanah Andisol, Tanah Andisol adalah tanah yang memiliki bahan andik dengan ketebalan sebesar 60% atau lebih bila : 1) terdapat dalam 60 cm dari permukaan mineral atau pada permukaan bahan organik dengan sifat andik yang lebih dangkal, jika tidak terdapat kontak densik, litik, atau paralitik, horizon duripan atau horizon petrokalsik pada kedalaman tersebut, atau 2) diantara permukaan tanah mineral atau lapisan organik dengan sifat andik, yang lebih dangkal dan kontak densik, litik, atau paralitik, horizon duripan atau horizon petroklasik (Hardjowigeno, 2010).

Bahan induk tanah Andisol terbentuk dari bahan vulkanik yang berasal dari wilayah dan aktivitas vulkanik. Bahan induk ini awalnya terbentuk dari debu vulkan menjadi aliran lava, beberapa terdapat batuan besar dan ledakan vulkanik hasil dari ledakan erupsi. Karena letusan mengandung banyak bahan (debu, pumice, batuan), banyak lapisan tanah Andisol terbentuk sepanjang pergerakan massa tanah membentuk berbagai lapisan. Pembentukan tanah Andisol juga tergantung dengan kelembaban dan regim temperatur dimana ditemukan banyak variasi terhadap pembentukannya. Namun umumnya tanah Andisol dijumpai di daerah beriklim tropis (Buckman, dkk 1982).

(8)

atau lebih. Umumnya digunakan untuk pertanian pangan lahan kering seperti jagung, kacang-kacangan, ubi kayu, umbi-umbian. Untuk tanaman hortikultura sayuran dataran tinggi seperti kentang, wortel, kubis dan kacangkacangan sedangkan untuk budidaya bunga-bungaan serta tanaman perkebunan seperti kopi dan teh (Hanafiah. 2005).

FAKTOR PEMBENTUKANNYA

(9)

III.

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di University Farm Universitas Syiah Kuala Stasiun Bener Meriah. DESA :TUNYANG ,KECAMATAN: TIMANG

GAJAH,KABUPATEN : BENER MERIAH ,PROPINSI : ACEH.

Waktu

Waktu praktikum dilakukan pada hari Sabtu tanggal 1 November 2014,jam 10.00

WIB sampai dengan selesai.

B. ALAT DAN BAHAN ALAT

 Bor tanah

 Buku mansel

 Kantong plastik

 Spidol

 Meteran

 Pisau

 pH teskit

 Cangkul

 Sekop BAHAN

 Aquades

 HCL

 H2O2

CARA KERJA PEMBORAN

(10)

Tetapi harus tidak mengganggu laisan permukaan tanah.

 Pemboran dilakukan dengan hati-hati ,usahakan agar mata bor tetap tegak lurus

 Bor diputar searah jarum jam sambil menenkan perlahan –lahan

 Putar dan tekan bor sampai seluruh mata bor(=20 cm) masuk kedalam tanah

 Keluarkan mata bor dalam tanah secara perlahan-lahan dan mata bor jangan diputar

Seterusnya mata bor diletakkan diatas plastik ,kemudian dikeluarkan tanah dengan mata pisau dari mata bor dan tampung diatas alas yang telas disediakan

 Kedalaman sampai dimana bor dimasukkan dalam tanah

 Tanah dari mata bor disusun secara sistematik mulai dari atas sampai paling bawah

 Kemudian lakukan pengamatan dengan mencatat beberapa sifat tanah seperti tercantum dalam daftar isian pemboran ( lihat petunjuk pengisian form deskripsi tanah)

PEMBUATAN LUBANG PROFIL TANAH

 Bersihkan permukaan tanah pada bagian mana profil akan dibuka /gali dari semak atau kotoran

 Beri tanda dan tarik garis dengan ukuran 150x100 cm

 Mulailah menggali dengam cangkul atau sekop sampai kedalaman 150 cm

 Penampang tanah yang hendak diperiksa harus mendapat sinar matahari

 Tanah galian jangan ditimbun pada sisi penampang pemeriksaan

 Buatkan tangga untuk memudahkan pemeriksaan

 Pengamatan dapat dimulai

 Sediakan daftar profil dan alat tulis menulis ,catat hasil pengamatan secara berturut-turut

(11)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Tabel 1. Deskripsi profil tanah di University Farm,UNSYIAH

SERIE andisol Exposisi Barat

Relief makro Bergunung Ketinggian > 1000 m

Relief mikro berbukit T.dilereng Ditengah lereng

Lereng komplek Air tanah Dalam

Erosi sedikit Kelembapan basah

Pengaruh manusia ada Cuaca sekarang Cerah

K.batu besar ada Cuaca kemarin berawan

k.batu kecil ada Air permukaan cepat

Drainase permukaan Air didalam cepat

Bentuk lereng cembung Pemakain tanah Tanaman palawija

Panjang lereng < 300 m Padas kuat

PH 6,2 Kandungan CaCo3 Sedikit kapur

PERAKARAN

HALUS 0-50 CM Bahan Organik dilapisan C Sedikit banget

Pertumbuhan Rerumputan Bahan Organik dilapisan O

KONSISTENSI TLK GB LP TLK LP LP

(12)

ORDO ANDISOL

menetralisir P tinggi hingga 80% Curah Hujan 1.105,60 mm / bulan

B.Pembahasan

Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa dalam kelompok-kelompok dan subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada indeks tanah yang sederhana. Dan berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tanah diBener Meriah adalah tanah Andisol dikarenakan kedekatan lokasi tempat penelitian dengan gunung berapi aktif Burni Telong.

Sifat tanah Andik ditemukan pada kedalaman 60 cm teratas dari tanah mineral, dalam suatu lapisan yang tebalnya paling sedikit 35 cm, kecuali bila sentuh sela atau sela semu terdapat pada kedalaman kurang dari 35 cm. dibawah lapisan dengan sifat tanah andik tersebut, tanah dapat mempunyai sembarang horizon penciri. Itulah syarat minimum untuk Andisol. Asal syarat ini dipenuhi maka tanah tersebut Andisol. Walaupun demikian terdapatnya lapisan dengan sifat tanah andik setebal paling sedikit 35 cm di bawah lapisan yang di olah tersebut akan menempatkan tanah tersebut sebagai tanah andisol.

(13)

Tanah andisol mempunyai horizon A1 tebal bewarna hitam yang kaya bahan organik, tetapi tidak mempunyai horizon A2, dengan horizon B berwarna kuning pucat, coklat kekuningan atau coklat keabu- abuan volkan terlapuk sampai ke horizon C. Umumnya mempunyai kejenuhan basa relatif rendah tetapi mempunyai AL dapat ditukar relatif tinggi. Terbawa oleh sifat mineral liat dominan yang dimilikinya maka andosol mempunyai sifat tiksotrofik, mempunyai kemampuan

Tanah Andosol banyak mengandung gelas vulkanik dan alopan karena tanah ini sulit didispersi dan hasil pendispersiaannya bervariasi ,maka hasil analisis butir (tekstur) tidak mencerminkan kelas besar butir sebenarnya. Tanah Andisol harus memiliki sifat-sifat tanah andic: tinggi kristal buruk Fe dan Al mineral, tinggi di Fosfor, bulk density yang rendah, dan proporsi yang tinggi dari kaca dan bahan koloid amorf, seperti alofan, imogolit dan ferihidrit ; Tinggi Bahan Organik konten.

Berdasarkan sifat atau ciri-cirinya 1. Tekstur

Tekstur geluh berdebu 2. Struktur

Struktur remah kelapisan bawah agak gumpal 3. Warna

Warna agak coklat kekelabuan hingga hitam 4. Bahan induk

Bahan induknya abu atau tuf volkan 5. Konsistensi

Konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi 6. Porositas

Porositas tanah sedang sampai tinggi 7. Permeabilitas

Permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. 8. Kandungan bahan organik

(14)

Solum agak tebal (1-2 m) 10. Curah hujan

Berkembang didaerah tipe iklim Afa, Cfa dan Cw (Koppen), tipe hujan A,B,C

(Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan tinggi antara 2500-7000 mm/tahun tanpa atau sampai dua bulan kering.

11. pH tanah

Reaksi tanah masam sampai netral (pH 5,0-7,0)

PROFIL TANAH

Horizon O organik adalah lapisan tanah paling atas berada di atas lapisan mineral yang sebagian besar terdiri atas bahan organik (segar maupun sudah mengalami pembusukan).Selain ditandai dengan warna yang kelam, lapisan paling atas tanah dapat disebut sebagai horizon O, apabila kandungan bahan organik pada lapisan ini adalah ≥ 30 % jika tanah ini bertekstur lempung (clay) lebih dari 50 %. Dan Kandungan bahan organik 20 %, jika tanah tidak mengandung partikel lempung sama sekali.

O.1 Horizon ini disebut juga sebagai lapisan mulsa (much). Horizon organik yang bahan organiknya masih mempunyai ciri dan bentuk terlihat jelas dengan mata biasa yang serupa dengan bahan asalnya. Contoh : terdapat ranting pohon, daun, tulang, sisa-sisa tubuh hewan. O.2 Horizon organik yang ditandai dengan adanya bahan organik (tumbuhan dan hewan) yang sedang atau telah mengalami pelapukan sehingga tidak menampakkan ciri aslinya lagi. Horizon ini sering dikenal sebagai humus yang berwarna hitam.

Horizon O adalah horizon organik tanah mineral, horizon ini di dominasi oleh bahan-bahan organik yang sudah dilapuki, horizon ini terbentuk di atas tanah mineral, jika fraksi mineral mengandung lebih dari 30% liat, horizon ini mengandung lebih dari 30% bahan organik dan jika fraksi mineral tidak mengadung liat makan kandungan bahan organik lebih dari 20%. Horizon O lapisan ini umumnya membentuk di atas tanah mineral atau terjadi dalam profil tanah organik. lapisan"O" adalah singkatan dari bahan organik.

(15)

biasanya terjadi di daerah-daerah berhutan dan sering disebut sebagai lantai hutan. O cakrawala harus dipertimbangkan berbeda dari lapisan sampah daun yang meliputi banyak daerah hutan lebat, yang tidak mengandung partikel mineral lapuk dan bukan merupakan bagian dari tanah itu sendiri.

O cakrawala dapat dibagi menjadi O1 dan O2 kategori, dimana O1horizons berisi membusuk materi yang asal dapat terlihat pada penglihatan (misalnya, fragmen daun membusuk), dan O2 cakrawala hanya berisi bahan organik yang membusuk, asal yang tidak mudah terlihat. O cakrawala juga dapat dibagi menjadi tiga O cakrawala bawahan dilambangkan sebagai: Oi, Oe, dan Oa.

Horizon C ini sudah tidak terbagi lagi dimana sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat horizon O, A, dan B tetapi tersusun atas bahan-bahan yang telah dirubah Pelapukan di luar daerah kegiatan biologi utama Pemadatan (cementasi) reversibel berupa proses perabuhan, penamabahan berat volume dan sifat-sifat lain dari fragipan (padas).Gleysasi Penimbunan dan pemadatan karbonat kapur atau Mg atau garam-garam lain yang terlarut. Pemadatan bahan-bahan silikat dan alkali besi dan silika.

Horizon C yaitu lapisan mineral yang tidak C horizon (bahan induk) berada di bawah B Horizon. Lapisan ini sedikit dipengaruhi oleh proses tanah pembentuk dan dengan demikian mereka memiliki kurangnya pembangunan pedological. Dengan kata lain, cakrawala C merupakan bahan yang tidak dikonsolidasi mendasari solum (A dan B cakrawala). Ini mungkin atau mungkin tidak sama dengan bahan induk yang solum yang terbentuk. Bentuk horizon C sebagai cuaca horizon R dan batu pecah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.

Cakrawala C berada di bawah zona aktivitas biologis terbesar dan belum cukup diubah oleh genesis tanah untuk memenuhi syarat sebagai horizon B. Di daerah kering, karbonat dan gypsum dapat terkonsentrasi di ufuk C. Sementara cukup longgar untuk digali dengan sekop, C bahan cakrawala sering mempertahankan beberapa fitur struktural batu tua atau deposito geologi yang terbentuk. Lapisan A dan B biasanya berasal dari horizon C. Lapisan atas cakrawala C dapat dalam waktu menjadi bagian dari solum sebagai pelapukan dan erosi terus. C Horizon mungkin berisi benjolan atau rak besar lebih mungkin batu unweathered, bukannya hanya terdiri atas fragmen kecil seperti dalam solum tersebut.

(16)

C ketebalan tanahnya sekitar 30 cm juga .selebihnya lapisan kebawan adalah batuan padat sehingga tidak dapat dilakukan penggalian profil tanah lagi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

 Klasifikasi tanah dibuat dengan cara menentukan sifat-sifat tanah satu sama lain dan kemudian mengelompokkan kedalam kelas-kelas tertentu.

 Tanah dilapangan tempat penelitian adalah tanah Andisol yang merupakan tanah Aluvial ini dibuktikan dengan kedekatan lokasi dengan Gunung berapi aktif Burni Telong

 Bahan induk sangat berpengaruh terhadap sifat tanah ,ini dibuktikan pada tekstur tanah yang di teliti terdiri dari lapisan O yang banyakan lempung dan lapisan C yang mengandung kerikil ini adalah bahan induk yang belum melapuk secara sempurna.

 Lapisan tanah yang dapat diteliti hanya 2 lapisan yaitu O dan C ini karena Faktor pembatas batuan yang tak bisa ditembus oleh cangkul lagi.

 Relief yang bergunung pada areal makro dan berbukit pada daerah mikro memiliki areal perbukitan yang menyebabkan run-up tinggi.dan erosi pada lapisan permukaan sering terjadi.

 Klasifikasi tanahnya masuk dalam ordo :andosol, sub ordo : vitran,great group: undivitran, Sub group : humic undivitran,dan family : Typic Haplaquept.

B.SARAN

Semoga pada praktikum Klasifikasi tanah Berikutnya di Ikuti dengan Analisis LAB. Seperti untuk menganalisa Kerapatan Isi,kerapatan Jenis, dan Ruang PORI. Penatapan Kadar air tanah juga diperlukan praktikum dalam LAB.

DAFTAR PUSTAKA

Benito, 2011., ilmu

tanah.

(18)

Foth, 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Foth., 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University

Press : Yogyakarta.

Hakim, N., Nyakpa Y.M., Lubis M.A., Nogroho G.S., Saul R.M.,

Diha A.M., Hong B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-Dasar Ilmu

Tanah. Universitas Lampung. Lampung

Kartasapoetra. A. G., 1991. Pengantar Ilmu Tanah. PT Bhineka

Cipta : Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Deskripsi profil tanah di University Farm,UNSYIAH

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan logam berat dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan logam pada tanaman yang tumbuh di atasnya, kecuali terjadi interaksi di antara logam itu

Berdasarkan penelitian terdahulu [13], telah ditetapkan konstruk yang akan menjadi komponen model pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan transfer

Jika seseorang bertanya, “Yang manakah lebih utama; sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan atau sepuluh hari awal Dzulhijjah?” Pendapat sebahagian ‘ulama ialah bahawa hari-hari

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Salmi pada tahun 2006 tentang pemeriksaan teh telur menghasilkan bahwa semua sampel

T APM yang berjudul Implementasi Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Pemberdayaan Fakir Miskin Kelompok Usaha Bersama di Kecamatan Nunukan adalah hasil karya

Baja ringan memiliki beberapa fenomena keruntuhan diantaranya, terjadi kerutan atau tekuk yang diamati pada batang tekan berlangsung secara tiba1tiba dan sangat berbahaya

Menurut Sudarto: “Pidana adalah nestapa yang diberikan oleh negara kepada seseorang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Undang-undang (hukum pidana), sengaja agar dirasakan

Penelitian ini menghasilkan data statistik jumlah bangunan sebanyak 139 bangunan dengan persentase bangunan utama 0%, bangunan pengatur 13%, Bangunan Pelengkap 37%, Saluran