TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERKEMBANGAN KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Kelapa sawit merupakan tanaman pohon tropis yang terutama ditanam untuk menghasilkan minyak. Ditanam dan dipanen di daerah yang luas (3.000 sampai 5.000 ha) disekitar pabrik minyak sentral untuk memungkinkan penanganan industri yang pesat [11]. Seiring dengan berkembangnya industri sawit di Indonesia, luas areal perkebunan sawit juga semakin bertambah yang dirangkum dalam Tabel 2.1 berikut, mulai dari tahun 2009 sampai 2013.
Tabel 2.1 Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia [12] Tahun Luas areal (1000 ha) kelapa sawit merupakan salah satu minyak nabati yang paling populer di dunia dan konsumsinya terus meningkat [2]. Peningkatan permintaan untuk minyak sawit didorong oleh meningkatnya konsumsi minyak nabati karena perkembangan populasi manusia [14]. Tabel 2.2 berikut merupakan produksi minyak kelapa sawit dunia. Tabel 2.2 Produksi Minyak Kelapa Sawit Dunia, dalam Jutaan Ton [15]
2.2 LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) 2.2.1 Sumber Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)
Limbah cair dihasilkan dari ekstraksi minyak sawit dari proses basah di dekanter. Limbah cair ini dikombinasikan dengan limbah dari air pendingin dan sterilizer yang disebut sebagai palm oil mill effluent (POME) atau limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) [1]. Gambar 2.1 berikut merupakan diagram alir proses ekstraksi minyak sawit pada industri kelapa sawit, dilengkapi dengan limbah yang dihasilkan beserta sumber limbahnya.
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa terdapat tiga sumber utama limbah cair yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit konvensional yaitu sterilizer kondensat, pemisah lumpur dan limbah hidrosiklon dengan perbandingan sekitar 0,9 : 1,5 : 0,1 m3 [17]. Produksi 1 juta ton minyak sawit mentah membutuhkan 5 juta ton tandan buah segar (TBS). Rata-rata pengolahan 1 juta ton TBS di Pabrik Kelapa Sawit menghasilkan 230.000 ton tandan kosong buah (TKS) dan 650.000 ton limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) sebagai residu [14]
2.2.2 Karakteristik Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS)
LCPKS berasal dari stasiun rebusan/sterilisasi dan klarifikasi yang dialirkan
ke fat pit untuk tujuan pengutipan minyak dimana limbah tersebut mengalir dengan debit rata-rata 21 m3/jam dengan waktu operasional 20 jam dalam satu hari.
Karakteristik POME dapat dilihat pada tabel 2.3 Karakteristik LCPKS dari sampel
Adolina berikut ini:
Tabel 2.3 Karakteristik LCPKS dari sampel Adolina [18]
No. Nama Sampel Satuan Keluaran Cooling Tower
brondolan sawit/jam. Tahapan proses pengolahan air limbah terdiri atas: (1) Deoling Pond, (2) Kolam Pendingin, (3) Primary Anoerbic Pond, (4) Secondary Anaerobic Pond dan (5) Aeration Pond. Waktu tinggal limbah pada kolam keseluruhan adalah 109 hari, maka perluasan kolam limbah harus dilakukan sejalan dengan pengembangan kapasitas produksi [18]
Biogas dapat dibuat dari berbagai macam bahan baku seperti kotoran hewan,
sampah organik ataupun limbah cair kelapa sawit. Secara ilmiah, biogas yang
dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri
yang hidup dalam kondisi tanpa udara). Umumnya, semua jenis bahan organik bisa
diproses untuk menghasilkan biogas. Tetapi hanya bahan organik homogen, baik
padat maupun cair yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Bila sampah-sampah
organik tersebut membusuk, akan dihasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida
(CO2). Tapi, hanya CH4 yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Umumnya
kandungan metana dalam reaktor sampah organik berbeda-beda dalam penelitiannya,
menghasilkan metana sebesar 50-80% dan karbondioksida 20-50% [19]. Sedangkan
kandungan umum dalam reaktor biogasnya mengandung sekitar 60-70% metana,
30-40% karbon dioksida, dan gas-gas lain, meliputi amonia, hidrogen sulfida, merkaptan
(tio alkohol) dan gas lainnya [20]. Tetapi secara umum rentang komposisi biogas
adalah dapat dilihat dalam tabel 2.4
Tabel 2.4 Karakteristik Biogas
Proses pembentukan biogas melalui pencernaan anaerobik merupakan proses
bertahap, dengan empat tahap utama, yakni hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis dan
metanogenesis [19].
2.3.1 Hidrolisis
Pada tahap ini protein umumnya akan dihidrolisa menjadi asam amino
Clostridium, Fusobacterium, Selenomonas, dan Streptococcus. Asam amino yang diproduksi akan didegradasi menjadi asam lemak seperti asetat, propionat, dan
butirat, dan ada yang menjadi amonia yang akan dilakukan Clostridium, Peptococcus, Selenomonas, Campylobacter, dan Bacteroides [23]
Pada tahap ini intinya bahan-bahan organik seperti karbohidrat, lipid, dan
protein didegradasi oleh mikroorganisme hidrolitik menjadi senyawa terlarut seperti
asam karboksilat, asam keton, asam hidroksi, keton, alkohol, gula sederhana,
asam-asam amino, H2 dan CO2 [19]
2.3.2 Asidogenesis
Selama asidogenesis, produk hidrolisis diubah oleh bakteri asidogenik menjadi substrat untuk metanogen. Asidogens (mikroorganisme asidogenesis) menyediakan substrat penting bagi asetogens (mikroorganisme asetogenesis) dan metanogen (mikroorganisme metanogenesis) Banyak mikroorganisme yang berbeda, aktif selama tahap ini lebih dari pada tahap lain. Mikoorganisme pada tahap ini sama dengan tahap hidrolisis, namun organisme lain juga aktif, misalnya Enterobacterium, Bacteriodes, Acetobacterium, Eubacterium, Clostridium, Ruminococcus, Butyribacterium, Propionibacterium, Lactobacillus, Streptococcus, Pseudomonas,
Desulfobacter, Micrococcus, Bacillus dan Escherichia. Para anggota fakultatif kelompok ini juga membantu melindungi metanogen yang sensitive terhadap oksigen dengan mengkonsumsi jejak oksigen yang dapat masuk dalam umpan [24]
2.3.3 Asetogenesis
Asetogenesis merupakan tahapan dimana asam organik yang lebih tinggi dan zat-zat lain yang dihasilkan oleh asidogenesis selanjutnya dicerna oleh asetogen untuk menghasilkan asam asetat, CO2 dan hidrogen yang dapat digunakan oleh metanogen untuk produksi metana [21]
2.3.4 Metanogenesis
Metanogenesis adalah proses yang menghasilkan gas metana dengan digester
anaerobik. Walaupun asetat dan H2/CO2 adalah substrat utama pada proses ini, tetapi
senyawa-senyawa lain seperti asam format, metanol, metilamina dan CO akan
dikonversi juga untuk menghasilkan metana. Saat ini hanya ada dua kelompok yang
diketahui dari metanogen yang memecah asetat yaitu Methanosaeta dan
Methanosarcina, sementara yang memecah gas hidrogen yaitu Methanobacterium, Methanococcus, Methanogenium dan Methanobrevibacter [25]
2.4 PARAMETER FERMENTASI
Beberapa parameter yang penting dalam proses fermentasi anaerobik yaitu: 2.4.1 Alkalinitas
Alkalinitas adalah ukuran dari jumlah alkali (dasar) zat dalam proses biogas. Semakin tinggi alkalinitas, semakin besar kapasitas buffer dalam proses, yang akan menstabilkan nilai pH [24]. Alkalinitas pada limbah cair dapat dihasilkan dari hidrokarbon, karbonat (CO32-) dan bikarbonat (HCO3-) yang berikatan dengan
kalsium, magnesium, kalium dan amonia. Alkaliniti pada limbah cair membantu
untuk mempertahankan pH agar tidak mudah berubah yang disebabkan oleh
penambahan asam. Konsentrasi dari alkaliniti pada limbah cair sangatlah penting
karena kadar alkaliniti mempengaruhi pengolahan zat-zat kimia dan biologi, juga
dibutuhkan untuk nutrisi bagi mikroba [26].
2.4.2 Derajat Keasaman (pH)
Konsentrasi ion-hidrogen merupakan kualitas parameter yang penting di
dalam limbah cair. Konsentrasi dari pH dapat diartikan sebagai eksistensi dari
kehidupan mikroba di dalam limbah cair (biasanya pH diantara 6 sampai 9). Limbah
cair mempunyai konsentrasi pH yang sulit diatur karena adanya proses pengasaman
pada limbah cair. pH mempunyai arti yang sangat penting di dalam pengolahan
limbah cair karena dari pH dapat diketahui kondisi mikroba yang ada di dalam
limbah cair [26].
1) Hidrolisis, biasanya optimal di atas pH 6 tetapi memungkinkan hingga pH 5. 2) Asidogenesis, optimal antara pH 5,5 dan 8, tetapi memungkinkan hingga pH 4. 3) Asetogenesis/hidrogen memanfaatkan metanogen, optimal antara pH 6,5 dan 8
tetapi memungkinkan hingga pH 5.
4) Metanogenenesis, optimal antara pH 7 dan 8 tetapi memungkinkan hingga pH 6.
2.4.3 Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan mikroba, nutrisi untuk pertumbuhan
mikroba dalam limbah cair umumnya adalah nitrogen dan phospor. Untuk
mendapatkan sludge yang kecil pada proses anaerobik, maka diperlukan kadar
nitrogen dan phospor dalam kandungan yang cukup untuk pertumbuhan biomassa.
Oleh karena itu, penambahan nitrogen dan/atau phospor yang dibutuhkan tergantung
dari substrat dan nilai dari SRT (Solid Retention Time), biasanya jumlah nutrisi yang dibutuhkan seperti nitrogen, phospor, dan sulfur pada range 10-13,2-2,6 dan 1-2 mg per 100 mg limbah. Akan tetapi, agar methanogenesis maksimum, konsentrasi
nitrogen, phospor dan sulfur biasanya 50, 10, dan 5 mg/L. Kandungan nitrogen dapat
diperoleh dari berbagai macam senyawa seperti NH4HCO3 (amonium hidrogen
karbonat) [26]
2.4.4 Temperatur Operasi
Proses anaerob biasanya dijalankan pada temperatur 30-38⁰C atau pada 49-57⁰C (termofilik) dan harus sangat diperhatikan mengingat organisme yang berkembang pada temperatur yang berbeda tidaklah sama. Inkubasi laboratorium biasanya dioperasikan pada suhu 37⁰C atau 55⁰C [28].
Apabila temperatur menurun, aktivitas bakteri akan berkurang, begitu pula dengan produksi biogas. Sebaliknya bila temperatur meningkat, beberapa bakteri mulai memasuki fasa kematian dan biogas yang diproduksi juga akan berkurang. Isolasi, penukar panas, elemen pemanas, penangas air dan injeksi uap air merupakan metode-metode yang dapat digunakan untuk mengontrol temperatur digester [29].
Temperatur yang ada pada reaktor biogas (digester) akan mempengaruhi
kemampuan pertumbuhan mikroorganisme yang akan berdampak pada produksi gas
metana. pada gambar 2 terlihat grafik yang menunjukkan hubungan temperatur dengan
Gambar 2.2 Hubungan Temperatur dengan Kecepatan Pertumbuhan Mikroorganisme [29]
2.5 MIKROKONTROLLER 2.5.1 Perangkat Hardware
Dalam penelitian ini digunakan beberapa perangkat hardware, diantaranya: 2.5.1.1 Arduino
Untuk memahami Arduino, terlebih dahulu kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan physical computing. Physical computing adalah membuat sebuah sistem atau perangkat fisik dengan menggunakan software dan hardware yang sifatnya interaktif yaitu dapat menerima rangsangan dari lingkungan dan merespon balik. Pada prakteknya konsep ini diaplikasikan dalam desain-desain alat atau projek-projek yang menggunakan sensor dan microcontroller untuk menerjemahkan input analog ke dalam sistem software untuk mengontrol gerakan alat-alat elektro-mekanik seperti lampu, motor dan sebagainya [30].
Saat ini ada beberapa alat pengembangan prototype berbasis microcontroller yang cukup populer, misalnya [30]:
• Arduino • I-CubeX
• Arieh Robotics Project Junior • Dwengo
• EmbeddedLab
Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan
Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller [30]. Tipe-tipe platform
Arduino dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut: Tabel 2.5 Tipe-Tipe Platform Arduino [30]
Tipe Keterangan Gambar
Arduino USB
Menggunakan USB sebagai antar muka pemrograman atau komunikasi komputer.
Arduino Serial
Menggunakan RS232 sebagai antar muka pemrograman atau komunikasi komputer
Arduino Mega
Papan Arduino dengan spesifikasi yang lebih tinggi, dilengkapi tambahan pin digital, pin analog, port serial dan sebagainya.
Arduino FIO Ditujukan untuk penggunaan nirkabel.
Arduino LILYPAD
Papan dengan bentuk yang melingkar
Arduino Nano dan Arduino
Mini
Papan berbentuk kompak dan digunakan bersama breadboard
Arduino berkembang dengan pesat dan dinamis di berbagai belahan dunia. Bermacam projek Arduino bermunculan dimana-mana, termasuk di Indonesia. Hal-hal yang membuat Arduino dengan cepat diterima oleh orang-orang adalah karena [30]:
• Murah, dibandingkan platform yang lain. Harga sebuah papan Arduino Mega 2560 adalah $9.90/buah [31]
• Platfrom yang digunakan adalah software Arduino dapat dijalankan pada system operasi Windows, Macintosh OSX dan Linux, sementara platform lain umumnya terbatas hanya pada Windows.
• Sangat mudah dipelajari dan digunakan. Processing adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk menulis program di dalam Arduino. Processing adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dialeknya sangat mirip dengan C++ dan Java, sehingga pengguna yang sudah terbiasa dengan kedua bahasa tersebut tidak akan menemui kesulitan dengan Processing. Bahasa pemrograman Processing sungguh-sungguh sangat memudahkan dan mempercepat pembuatan sebuah program karena bahasa ini sangat mudah dipelajari dan diaplikasikan dibandingkan bahasa pemrograman tingkat rendah seperti Assembler yang umum digunakan pada platform lain namun cukup sulit.
bantuan dari adaptor AC-DC atau baterai untuk memulai pengoperasian [31]. Pada gambar 2.3 terlihat tampilan Perangkat Hardware Arduino Mega 2560.
Gambar 2.3 Perangkat Hardware Arduino Mega 2560 [31]
Tabel 2.6 Spesifikasi Perangkat Hardware Arduino Mega 2560 [31]
Spesifikasi Keterangan
Mikrokontroler ATmega 2560
Operasi Voltage 5 V
Tegangan input (dianjurkan) 7-12V
Tegangan input (batas) 6-20V
Digital I / O Pins 54 (yang 15 memberikan output PWM)
Input analog Pins 16
DC I / O Pin 40 mA
DC 3.3V Pin 50 mA
Flash Memory 256 KB yang 8 KB digunakan oleh bootloader
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Kecepatan 16 MHz
2.5.1.2 Perangkat Sensor pH
Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sensor pH dengan tipe SEN0161. Sensor pH merupakan elektroda gelas yang terdiri dari gelembung gelas yang sensitif pH pada ujungnya, berisi larutan klorida yang diketahui pHnya dan elektroda referensi [32]. Spesifikasi dari sensor pH ini adalah sebagai berikut:
• mV Rentang : -1.999,9 ~ 1.999,9 mV • mV Akurasi : ± 0,2 mV
• Suhu Rentang : 0 ~ 105 °C, 32 ~ 221 °F • Suhu Akurasi : ± 0,5 °C, ± 0,9 °F
• Kompensasi Suhu : 0 ~ 100 °C, 32 ~ 212 °F • Output : USB Interface Komunikasi
• Konektor : BNC • Berat: 300grams
Pada gambar 2.4 terlihat tampilan perangkat sensor pH.
Gambar 2.4 Perangkat Sensor pH [32]
2.5.1.3 Prinsip Kerja Sensor pH
Pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas (membrane glass) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan
Glass electrode Reference electrode Combined electrode
Gambar 2.5 Skema Elektroda Gelas, Referensi, dan Gabungan [33]
2.5.2 Perangkat Software
Perangkat software yang digunakan adalah National Instruments LabVIEW
(Laboratory Virtual Instrument Engineering Workbench) bahasa pemrograman grafis yang menggunakan ikon bukan baris teks. Berbeda dengan bahasa pemrograman berbasis teks, di mana instruksi menentukan urutan eksekusi program, LabVIEW menggunakan pemrograman dataflow, dimana aliran data melalui node pada diagram blok menentukan urutan pelaksanaan VI (virtual instrument) [34].
Di LabVIEW, pembuatan interface dengan menggunakan satu set alat dan benda-benda. Interface dikenal sebagai panel depan dengan menambahkan kode menggunakan representasi grafis dari fungsi untuk mengontrol objek panel depan. Kode Sumber grafis juga dikenal sebagai kode G atau kode blok diagram. Diagram blok berisi kode ini. Dalam beberapa hal, diagram blok menyerupai diagram alur [34].
LabVIEW LINX adalah software dimana untuk memudahkan interaksi antara platform umum yang tertanam seperti chipKIT, Arduino, dan NI serta sensor umum termasuk accelerometers, sensor suhu, dan sensor jarak ultrasonik [35].
program yang terdapat didalam LabVIEW, dengan cara mengembangkan algoritma untuk mengontrol perangkat keras yang didukung [35].