• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Direktur Perusahaan Pengembang Tentang Perbuatan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Penyesuaian Anggaran Dasarnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tanggung Jawab Direktur Perusahaan Pengembang Tentang Perbuatan Perusahaan Yang Tidak Melakukan Penyesuaian Anggaran Dasarnya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Perseroan Terbatas (PT) sebagai suatu bentuk badan usaha dalam kehidupan

sehari-hari tidak dapat lagi diabaikan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa

kehadiran perseroan terbatas sebagai salah satu sarana untuk melakukan kegiatan

ekonomi sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Praktik

bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha, baik itu pedagang, produsen, investor,

kontraktor, distributor, bankir, perusahaan-perusahaan asuransi, pialang, agen dan

lain sebagainya tidak lagi dapat dipisahkan dari kehadiran perseroan terbatas1.

Berbisnis dengan mempergunakan perseroan terbatas, baik dalam skala kecil,

menengah maupun berskala besar merupakan model yang paling lazim dilakukan.

Perseroan terbatas merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang paling disukai

saat ini.2

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar badan usaha yang berdiri dan

menjalankan usaha di Indonesia berbentuk perseroan terbatas. Hal ini disebabkan

terdapat beberapa kelebihan dari bentuk usaha perseroan terbatas yang tidak dimiliki

bentuk usaha lainnya, antara lain tanggung jawab terbatas dari para pemegang saham,

pembagian struktur kepengurusan dan pengawasan yang jelas, citra yang lebih

1

Binoto Nadapdap, Hukum Perseroan Terbatas (Berdasarkan Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007),Cetakan Pertama, (Jakarta : Permata Aksara, 2013), hal.1.

(2)

profesional apabila berbentuk perseroan terbatas, kemudahan memperoleh fasilitas

kredit dari lembaga perbankan dan keuangan pada umumnya sampai pada persyaratan

bentuk suatu perusahaan pada industri tertentu misalnya perbankan, asuransi, pasar

modal dan sebagainya.3

Pengertian perseroan terbatas terdiri dari dua kata, yakni “perseroan” dan

“terbatas”. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau

saham-saham. Adapun kata terbatas merujuk kepada pemegang yang luasnya hanya

sebatas pada nilai nominal semua saham yang dimilikinya.

Istilah perseroan terbatas (PT) yang digunakan dewasa ini, dalam bahasa Inggris

disebut dengan Limited (Ltd) Company atau Limited Corporation, dalam Bahasa

Belanda disebutNaamloze VennotschapdisingkatNV.4

Sebelumnya sudah ada ketentuan mengenai PT pada Zaman Hindia Belanda

sebagaimana yang termuat dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek

van Koophandel), Staatsblaad tahun 1847 No 23 dalam Buku Kesatu Titel Ketiga

Bagian Ketiga, mulai dari Pasal 36 sampai dengan Pasal 56. Peraturan tersebut

kemudian menjadi peraturan yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan perubahan,

terutama dengan adanya berbagai perubahan dalam lalu lintas perekonomian baik itu

dalam lalu lintas perekonomian nasional maupun antar Negara (internasional),

sehingga selanjutnya diundangkan Undang-undang Nomor 1 tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas, yang berlaku lebih kurang selama 12 tahun. Kemudian untuk

3Binoto Nadapdap,op.cit., hal 4.

(3)

mengakomodasi segala kebutuhan masyarakat dalam perkembangan hukum seiring

dengan perubahan yang terjadi dalam dunia usaha, maka Undang-undang PT

dimaksud diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, yang berlaku sejak diundangkan, yakni efektif sejak tanggal 16

Agustus 2007 dan telah dimasukkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 No.106. Misi Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 adalah

1.mempersingkat waktu ; 2.menyederhanakan prosedur; 3.menyederhanakan syarat

dan 4.menurunkan biaya.5

Berdasar Pasal 1 UUPT No. 40 Tahun 2007 pengertian Perseroan Terbatas

adalah “ badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi

dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang

serta peraturan pelaksanaannya.”

Diundangkannya Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas (UUPT)

tersebut diatas menyebabkan timbulnya kewajiban baru bagi perseroan berkaitan

dengan anggaran dasarnya, oleh karena itu dalam UUPT Nomor 40 Tahun 2007

diatur mengenai ketentuan peralihan, yakni diatur dalam Bab XIII, Pasal 157 dan

Pasal 158. Ketentuan Peralihan tersebut mengatur mengenai

penyesuaian-penyesuaian yang harus dilakukan oleh perseroan yang telah didirikan sesuai

(4)

peraturan sebelumnya, terutama dalam bentuk anggaran dasarnya, yang harus

disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT) Nomor 40 Tahun

2007.

PT merupakan kreasi hukum dan subyek hukum mandiri, sebagai subyek

hukum mandiri keberadaannya tidak tergantung dari keberadaan para pemegang

saham. Sekalipun terjadi pergantian pemegang saham tidak mengubah keberadaan PT

selaku “persona standi in judicio”( subyek hukum mandiri).6

Hanya pengurus perseroan yang dapat mewakili PT, hal ini berarti PT dapat

melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti seorang manusia dan dapat pula

mempunyai kekayaan atau utang (ia bertindak dengan perantaraan pengurusnya).

Kehendak dari persero pengurus dianggap sebagai kehendak PT, akan tetapi

perbuatan-perbuatan pengurus yang bertindak atas nama PT, pertanggungjawabannya

terletak pada PT dengan semua harta bendanya.

Didalam Perseroan Terbatas terdapat 3 (tiga) Organ7, yakni:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

2. Direksi dan

3. Dewan Komisaris.

Bahwa direksi sebagai salah satu organ dari suatu perseroan terbatas

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan, bertindak untuk kepentingan

6Bismar Nasution, Hukum Perusahaan, Diktat, Program Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2003,hal.3.

(5)

dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar

pengadilan.

Tugas direksi dalam mengatur atau mengelola kegiatan-kegiatan usaha PT dan

mengurus kegiatan PT tidak dapat dipisahkan, hal ini dikarenakan pengurusan

kekayaan PT harus menunjang terlaksananya kegiatan usaha PT. Dengan demikian

direksi hanya mempunyai 2 (dua) tugas yaitu, pengelolaan dan perwakilan PT.

Pengelolaan PT pada hakekatnya adalah tugas dari semua anggota direksi tanpa

kecuali (Collegiale besturrsverant woordelijkheid), dengan demikian tugas dan

wewenang untuk mengelola PT adalah tugas dan wewenang setiap anggota direksi.8

Berlakunya UUPT Nomor 40 Tahun 2007 tersebut diatas, menimbulkan

kewajiban kepada perseroan-perseroan yang telah berdiri sebelum berlakunya UUPT

Nomor 40 Tahun 2007, untuk melakukan penyesuaian atas anggaran dasarnya. Proses

penyesuaian anggaran dasar PT dimaksud membutuh waktu, untuk itu

Undang-Undang memberi tenggang waktu kepaa PT untuk melakukan penyesuaian, yakni

harus dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak tanggal ditetapkannya

UUPT Nomor 40 tahun 2007, dengan ada konsekuensi hukum apabila tidak

melakukan penyesuaian anggaran dasar.

Penyesuaian anggaran dasar ini bersifat imperatif, memaksa kepada seluruh

perseroan yang dibentuk berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ataupun

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas untuk merubah

(6)

seluruh anggaran dasarnya dan menyesuaikan dengan bentuk yang ditentukan oleh

UUPT Nomor 40 Tahun 2007. Tenggang waktu 1 (satu) tahun diberikan

Undang-Undang agar perseroan memiliki cukup waktu untuk mengadakan Rapat Umum

Pemegang Saham serta melakukan seluruh rangkaian proses penyesuaian hingga

mendapatkan persetujuan dari Menteri.

Peraturan kemudian mencabut batasan waktu penyesuaian anggaran dasar,

sehingga perseroan Terbatas yang belum melakukan kewajibannya dapat melakukan

penyesuaian, namun pada kenyataannya tidak sedikit perusahaan yang lalai

melakukan penyesuaian anggaran dasarnya.

Penyesuaian anggaran dasar jika tidak dilakukan oleh perseroan memang

tidak serta merta membuat perseroan tersebut menjadi bubar, namun demikian jika

karena kelalaian ini menyebabkan perseroan menjadi bubar atas putusan Pengadilan

Negeri, maka pengurus perseroan dalam hal ini menjadi bertanggung jawab atas

bubarnya perseroan.

Salah satu bentuk perseroan terbatas yang banyak dijumpai saat ini adalah

perusahaan pengembang atau Developer. IstilahDeveloper berasal dari bahasa asing

yang menurut kamus bahasa Inggris artinya adalah pembangun perumahan9.

Perusahaan pengembang yang dalam kegiatannya dengan itikad baik

melakukan perbuatan hukum sesuai dengan bidang usahanya, yakni menyediakan

9

(7)

perumahan untuk dijual kepada pembeli. Untuk memenuhi persyaratan dalam

melakukan perbuatan hukumnya, perusahaan pengembang berkewajiban untuk

menjaga seluruh legalitas perusahaan sebagai identitas perusahaan sesuai dengan

ketentuan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.

Direksi suatu perusahaan pengembang sebagai organ perseroan yang

berwenang dan bertanggung jawab penuh atas perseroan, berkewajiban untuk

memelihara segala bentuk legalitas dan perizinan perusahaan, agar tetap terjaga

dengan baik. Salah satu legalitas perusahaan pengembang yang harus diperhatikan

adalah anggaran dasar perseroan10.

Anggaran dasar perseroan sebagai identitas dari perusahaan, harus berbentuk

sesuai peraturan yang berlaku dan senantiasa terjaga pengkinian datanya. Hal ini

berkaitan dengan dampak perbuatan hukum yang dilakukan perusahaan pengembang

tersebut, sehingga tidak dikategorikan sebagai perbuatan melanggar hukum11.

Perusahaan pengembang dalam bertindak selaku pihak penjual perumahan

harus dapat menjamin bahwa setiap perbuatan hukum yang dilakukannya selaku

pemilik atas tanah dan bangunan akan selalu dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya, dan untuk selanjutnya pihak pembeli akan dapat melakukan proses

pendaftaran peralihan haknya pada Kantor Pertanahan setempat12.

10Pasal 8 ayat 1 UUPT Nomor 40 Tahun 2007. 11

Pasal 1365 KUH Perdata, berbunyi bahwa tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian untuk mengganti kerugian tersebut.

(8)

Dalam pelaksanaannya, adakalanya transaksi penjualan dan pembelian

perumahan yang dilakukan perusahaan pengembang tidak dapat segera dilanjutkan

dengan proses pendaftaran peralihan hak pada Kantor Pertanahan sebagai pihak yang

berwenang untuk itu. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor antara lain, adanya

biaya pajak ataupun kendala lainnya sehingga proses pendaftaran peralihan hak pada

Kantor Badan Pertanahan menjadi tertunda. Apabila kemudian pihak pembeli

bermaksud melanjutkan penyelesaian proses peralihan hak yang tertunda dimaksud,

muncul tambahan persyaratan yang harus dipenuhi, hal ini dikarenakan keluarnya

peraturan baru dari pemerintah yang menyangkut legalitas perseroan. Sehubungan

dengan itu, pihak perusahaan pengembang harus dapat memenuhi tambahan

persyaratan yang diperlukan, sehingga pendaftaran peralihan hak dapat terlaksana.

Permasalahan baru muncul apabila dengan berjalannya waktu perusahaan

pengembang tidak dapat memenuhi tambahan-tambahan persyaratan sesuai dengan

peraturan yang berlaku, hal ini disebabkan antara lain karena timbulnya perbedaan

pandangan tentang rencana perusahaan kedepan, yang mengakibatkan para pengurus

perseroan tidak berhasil untuk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham, yang

bertujuan untuk melakukan penyesuaian anggaran dasar perseroan dimaksud.

Perbedaan-perbedaan pendapat dimaksud berkaitan dengan perbedaan kepentingan

(conflict of interest) dari para pengurus perseroan, sehingga tidak terdapat kata

sepakat tentang kelanjutan rencana perusahaan kedepan sesuai dengan tujuan

(9)

Dalam hal perusahaan pengembang lalai dalam melakukan pengkinian bentuk

anggaran dasar perseroan sesuai dengan perintah UUPT yang baru, maka akhirnya

akan menimbulkan kendala pada pihak pembeli tanah dan bangunan milik perusahaan

pengembang, dalam hal ini kesulitan dalam menyelesaikan pengurusan pendaftaran

peralihan hak atas sertipikatnya pada pihak yang berwenang dalam hal ini Kantor

Badan Pertanahan. Pihak Badan Pertanahan setempat akan meminta

dokumen-dokumen identitas perseroan sesuai dengan Undang-Undang PT yang baru.

Ketidakmampuan untuk menunjukkan dokumen dimaksud akan menimbulkan akibat

hukum yang serius bagi para pihak pembeli tanah dan bangunan dari perusahaan

pengembang dimaksud.

Untuk membahas tentang pertanggungjawaban Direksi Perusahaan

Pengembang sehubungan dengan kewajiban melakukan penyesuaian Anggaran Dasar

perseroan, secara jelas akan dibahas dalam penelitian ini, yang berjudul Tanggung

Jawab Direktur Perusahaan Pengembang Tentang Perbuatan Hukum Perusahaan

Yang Tidak Melakukan Penyesuaian Anggaran Dasar.

B. Perumusan Masalah

Rumusan Permasalahan yang dikemukakan adalah :

1. Bagaimana pengaturan pengelolaan perseroan terbatas di Indonesia setelah

keluarnya Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007.

2. Apa akibat hukum bagi perusahaan pengembang dengan tidak dilakukannya

(10)

3. Bagaimana tanggung jawab direktur perusahaan pengembang selaku penjual

perumahan tentang perbuatan perusahaan yang tidak melakukan penyesuaian

anggaran dasar perseroan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam pembahasan ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaturan pengelolaan perseroan terbatas di Indonesia

setelah keluarnya Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007.

2. Untuk mengetahui akibat hukum bagi perusahaan pengembang perumahan

sehubungan dengan tidak dilakukannya penyesuaian anggaran dasar perseroan

terbatas.

3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk tanggung jawab direktur perusahaan

pengembang sehubungan dengan tidak dilakukannya penyesuaian anggaran

dasar perseroan terbatas.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat , yakni :

1. Dari segi teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk ilmu hukum pada

umumnya serta ilmu Hukum Perusahaan khususnya, serta menambah

pengetahuan dan wawasan, juga sebagai masukan pada Program studi

(11)

hal pertanggungjawaban direktur terhadap adanya kelalaian untuk melakukan

penyesuaian anggaran dasar perusahaan.

2. Dari segi praktis

Bahwa hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan dan

rujukan bagi kalangan akademisi, praktisi serta pelaku usaha yang bergerak di

bidang usaha yang berbadan hukum, khususnya pada pengembang yang

berbentuk perseroan terbatas serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.

E. Keaslian Penelitian

Dari seluruh hasil penelitian diketahui belum pernah dilakukan penelitian

mengenai “Tanggung Jawab Direktur Perusahaan Pengembang Tentang Perbuatan

Perusahaan yang Tidak Melakukan Penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan“.

Khusus di lingkungan Universitas Sumatera Utara, pernah dilakukan suatu penelitian

yakni oleh :

1. Saudari Desi Aryany, Mahasiswi Program Studi Kenotariatan Sekolah Pasca

Sarjana Universitas Sumatera Utara dengan judul tesis “Tanggung Jawab

Pemegang Saham Akibat Pembubaran Perusahaan Perseroan Terbatas (PT)

Melalui Penetapan Pengadilan Negeri di Medan Menurut Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1995 (Penelitian di Medan), dengan batasan permasalahannya

adalah :

a. Bagaimanakah pelaksanaan pembubaran Perusahaan Perseroan Terbatas (PT)

menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas

(12)

b. Apakah akibat hukum dari pelaksanaan pembubaran Perusahaan Perseroan

Terbatas melalui Penetapan Pengadilan Negeri.

c. Bagaimanakah tanggung jawab pemegang saham terhadap perseroan dan

terhadap Pihak Ketiga sehubungan dengan terjadinya pembubaran perseroan

melalui Penetapan Pengadilan Negeri.

2. Saudari Magdalena Simarmata, Mahasiswi Program Magister Kenotariatan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dengan judul tesis “Analisis Yuridis

Terhadap Pembubaran Perseroan Terbatas Melalui Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS) Studi Terhadap Pembubaran PT.ULU MUSI AGUNG TENERA,

dengan batasan permasalahannya adalah :

a. Bagaimana pelaksanaan pembubaran perseroan terbatas melalui Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) PT.Ulu Musi Agung Tenera, ditinjau dari

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

b. Bagaimana peranan Notaris pada saat terjadi pembubaran perseroan terbatas

melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

c. Bagaimana tanggung jawab pemegang saham, direksi dan likuidator bila

proses pembubaran tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas.

3. Saudari Ribka Angelia M.Sianipar, Mahasiswi Program Magister Kenotariatan

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dengan judul tesis “Tinjauan

(13)

Mahkamah Agung Nomor 607K/PDT/2011” dengan batasan permasalahannya

adalah ;

a. Bagaimanakah penentuan keabsahan suatu Rapat Umum Pemegang Saham

dalam perseroan?

b. Bagaimanakah kedudukan hak atas saham yang belum terbagikan diantara

ahli waris?

c. Bagaimanakah hak-hak para ahli waris atas salam yang belum terbagi ?

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari teori hukum sebagai

landasannya dan tugas teori hukum adalah untuk menjelaskan nilai-nilai hukum dan

postulat-postulatnya hingga dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam, sehingga

penelitian ini tidak terlepas dari teori-teori ahli hukum yang dibahas dalam bahasa

dan sistem pemikiran para ahli hukum sendiri.13

Kerangka Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala

spesifik atau proses tertentu terjadi 14. Suatu teori harus diuji dengan menghadapkan

pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya. Teori diperlukan

untuk mengembangkan suatu kajian bidang hukum tertentu. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan dan memperkaya pengetahuan dalam penerapan aturan hukum.

(14)

Didalam teori ini mempunyai pandangan bahwa hukum bukan hanya

merupakan kumpulan norma-norma abstrak atau suatu tertib hukum tetapi juga

merupakan suatu proses untuk mengadakan keseimbangan antara

kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan dan menjamin pemuasan kebutuhan maksimal

dengan pengorbanan minimal, dimana peraturan yang berlaku harus dipatuhi dan

dijalankan demi terciptanya suatu ketertiban dengan tidak melanggar ketentuan

tersebut.

M.Solly Lubis menyatakan bahwa konsep teori merupakan :

“Kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat mengenai suatu kasus ataupun permasalahan (problem) yang bagi si pembaca menjadi bahan perbandingan, pegangan teori, yang mungkin ia setuju ataupun tidak disetujuinya, ini merupakan masukan eksternal bagi peneliti”.15

Teori mempunyai kegunaan yang paling sedikit mencakup hal-hal sebagai

berikut :16

a. Teori tersebut berguna untuk lebih mempertajam atau mengkhususkan fakta yang hendak diselidiki atau diuji kebenarannya;

b. Teori sangat berguna didalam mengembangkan system klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta memperkembangkan defenisi-defnisi; c. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar dari pada hal-hal yang telah

diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang diteliti; d. Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena

telah diketahui sebab-sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktor-faktor tersebut akan timbul lagi pada masa-masa mendatang;

e. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada pengetahuan peneliti.

(15)

Untuk mengetahui apa hakikat tanggung jawab dari direktur dimaksud, ada

beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :

1) TeoriFiduciary Duty

Dalam teori Fiduciary Duty, duty adalah suatu teori tentang kewajiban yang

ditetapkan undang-undang bagi seseorang yang memanfaatkan seseorang lain,

dimana kepentingan pribadi seseorang yang diurus oleh pribadi lainnya, yang

sifatnya hanya hubungan atasan-bawahan sesaat. Orang yang mempunyai

kewajiban ini harus melaksanakannya berdasarkan suatu standar dari

kewajiban (standard of duty) yang paling tinggi sesuai dengan yang

dinyatakan oleh hukum. Sedangkan fiduciary adalah seseorang yang

memegang peran sebagai suatu wakil (trustee) atau suatu peran yang

disamakan dengan sesuatu yang berperan sebagai wakil, dalam hal ini peran

tersebut didasarkan kepercayaan dan kerahasiaan (trust and confidence) yang

dalam peran ini meliputi, ketelitian (scrupulous), itikad baik (good faith), dan

keterusterangan (candor).17 Fiduciary duty adalah suatu doktrin yang berasal

dari sistem hukum common law yang mengajarkan bahwa antara direktur

dengan perseroan terdapat hubungan Fiduciary . Sehingga pihak direktur

hanya bertindak seperti seorang trustee atau agen semata-mata, yang

mempunyai kewajiban mengabdi sepenuhnya dan dengan sebaik-baiknya

kepada perseroan.18

2) TeoriDuty of Care

17Bismar Nasution,loc.cit.

(16)

Teori ini menyatakan bahwa direksi harus mengelola perseroan dengan

kehati-hatian (care) sebagaimana mestinya.19Direksi diharuskan untuk

bertindak dengan kehati-hatian dalam membuat segala keputusan dan

kebijakan perseroan. Dalam membuat setiap kebijakan, harus tetap

mempertimbangkan segala informasi-informasi yang ada secara patut dan

wajar.

3) TeoriDuty of Loyalty

Teori Duty of loyalty, adalah teori yang mencegah direksi dalam suatu

perusahaan mengambil kesempatan menguntungkan yang seharusnya dimiliki

oleh perusahaan.20 Direksi harus bertindak dengan itikad baik untuk berada

dalam kepentingan terbaik bagi perusahaan dan parastakeholder.

2. Kerangka Konsepsi

Konsepsi berasal dari bahasa Latin, concepto yang memiliki arti sebagai

sesuatu kegiatan atau proses berpikir, daya berfikir khususnya penalaran dan

pertimbangan.21 Konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori,

konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu

yang konkrit, yang disebut juga dengan definisi operasional (operational

definition).22

19Bismar Nasution,loc.cit. 20

Ibid

21

Komaruddin, dan Yooke Tjuparmah Komarrudin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal.122.

(17)

Pemaknaan konsep terhadap istilah yang digunakan, terutama dalam judul

penelitian, bukanlah untuk pengertian mengkonsumsikannya semata-mata kepada

pihak lain, sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran, tetapi juga demi menuntun

peneliti sendiri di dalam menangani rangkaian proses penelian yang bersangkutan.23

Konsepsi adalah salah satu bagian yang terpenting dari teori, peranan konsepsi

dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori danobservasi, antaraabstraksi dan

kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata kata yang menyatukan abstraksi yang

digeneralisasikandari hal-hal khusus yang disebut definisi operasional.24

Konsep berasal dari bahasa Latin, Conceptus yang memiliki arti sebagai suatu

kegiatan atau proses berfikir, daya berfikir khususnya penalaran dan pertimbangan.25

Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan

pengertian atau penafsiran yang berbeda dari suatu istilah yang dipakai untuk

ditemukannya suatu kebenaran dengan substansi yang diperlukan.26

Agar terdapat persamaan persepsi dan pengertian dalam membaca dan

memahami penulisan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk menguraikan

beberapa konsepsi dan pengertian dari istilah yang digunakan sebagaimana yang

terdapat dibawah ini :

a. Perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,

didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

23Sanafiah Faisal,Format-format penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal.107-108.

24

Sumadi Suryabrata,ibid. hal.4. 25

Komaruddin, dan Yooke Tjuparmah Komaruddin,ibid., hal.122.

(18)

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas serta Peraturan Pelaksananya.

b. Anggaran dasar perseroan terbatas merupakan bagian dari akta pendirian

perseroan terbatas, memuat pengaturan dalam perseroan yang menentukan

setiap hak dan kewajiban dari pihak-pihak dalam anggaran dasar, baik

perseroan itu sendiri, pemegang saham maupun pengurus.27

c. Rapat Umum Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mempunyai

wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan dewan komisaris dalam

batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar.28

d. Direktur perusahaan adalah subjek hukum yang dapat merupakan pemilik

perusahaan atau orang profesional yang ditunjuk pemilik perusahaan untuk

menjalankan dan memimpin perseroan terbatas.

e. Penyesuaian anggaran dasar adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan

oleh perseroan terbatas untuk merubah seluruh isi anggaran dasar

perusahaannya, disesuaikan pasal demi pasal dengan bentuk yang

diperintahkan oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun

2007.

27 Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Bandung: PT Alumni, 2004), hal.68.

(19)

f. Perusahaan pengembang adalah perusahaan pembangun perumahan, yakni

suatu perusahaan yang berusaha dalam bidang pembangunan perumahan dari

berbagai jenis dalam jumlah yang besar diatas suatu areal tanah yang akan

merupakan suatu kesatuan lingkungan pemukiman yang dilengkapi dengan

prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial yang diperlukan

oleh masyarakat penghuninya.

G. Metodologi Penelitian

Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan sesuatu

masalah, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati tekun dan tuntas

terhadap suatu gejala untu menambah pengetahuan. Dengan demikian metode

penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk

memecahkam masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian.29

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Yuridis Normatif. 30 Penelitian yuridis

normatif, yaitu suatu penelitian dengan mengkaji pasal-pasal dalam

perundang-undangan yang berlaku, yang mengatur mengenai tanggung jawab direktur perseroan

terbatas dan bahan hukum lainnya dibidang hukum perseroan. Penelitian hukum

secara yuridis maksudnya penelitian yang mengacu pada studi kepustakaan yang ada

ataupun terhadap data sekunder yang digunakan, sedangkan bersifat normatif

29Sutrisno Hadi,Metodologi Riset, (Yogyakarta: ANDI, 2000), hal.4.

(20)

maksudnya penelitian hukum yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan

normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lainnya dan

penerapannya dalam praktek.

Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis, maksudnya adalah bahwa

penelitian bersifat mengakumulasikan data, sehingga diharapkan diperoleh gambaran

secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti. Analisis

dilakukan berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh dan akan dilakukan penelitian

secara cermat, bagaimana menjawab permasalahan dan menyimpulkan suatu jawaban

dari permasalahan-permasalahan tersebut.31

2. Sumber Data

Data penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan sumber data dari data

Primer dan data Sekunder. Data primer dapat dicari dan diperoleh langsung dari

responden ataupun dari lapangan. Instrumen yang dapat digunakan adalah

wawancara, kuesioner dan observasi (pengamatan). Sementara data sekunder dapat

dicari dan diperoleh dari kepustakaan dengan menggunakan instrumen studi

dokumen.32 Data penelitian yang dipergunakan di dalam penelitian ini diperoleh dari

data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari : bahan hukum primer,

bahan hokum sekunder maupun bahan hokum tertier yang dikumpulkan melalui studi

dokumen dan kepustakaan yang terdiri dari :

(21)

a. Bahan hukum primer yang berupa norma/peraturan dasar dan peraturan

per-undang-undangan yang berhubungan dengan Undang-undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan pengesahan anggaran Badan

Hukum, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan tentang

bahan hukum primer antara lain berupa buku, tulisan atau pendapat para ahli

hukum yang berkaitan dengan tanggung jawab direktur perseroan terbatas

serta perubahan anggaran dasar perseroan terbatas.

c. Bahan hukum tertier adalah bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan dan bahan hukum sekunder seperti

kamus umum, kamus hukum, ensiklopedia, dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan materi penelitian ini.33

3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik dan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

penelitian kepustakaan (Library Research). Alat pengumpulan data yang digunakan

yaitu studi dokumen untuk memperoleh data sekunder, dengan membaca,

mempelajari, meneliti, mengidentifikasi, menganalisa data primer, sekunder maupun

tertier yang berkaitan dengan penelitian ini.34

33

Nomensen Sinamo, Metode Penelitian Hukum dalam Teori dan Praktek, Bumi Intitama Sejahtera, 2010, hal 16.

(22)

4. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah terakhir dalam suatu kegiatan penulisan.

Analisis data dilakukan secara kwalitatif artinya menggunakan data secara benar

dalam kalimat yang teratur, runtun logis, tidak tumpang tindih dan efektif sehingga

memudahkan interpretasi data dan pemahaman hasil analisis.

Data yang diperoleh melalui pengumpulan data sekunder akan dikumpulkan

dan kemudian dianalisis dengan cara kualitatif untuk mendapatkan kejelasan terhadap

masalah yang akan dibahas. Semua data yang terkumpul diedit, diolah dan disusun

secara sistematis untuk selanjutnya disimpulkan dengan menggunakan metode

deduktif. Metode deduktif adalah cara analisis dari yang bersifat umum ke yang

bersifat khusus.35

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan moral yang berkaitan dengan aturan tentang apa yang seharusnya dilakukannya dalam interaksinya dengan orang lain. • Pada usia pra sekolah ini,

Rosmiati, Taty & Dedy Achmad Kurniady, Kepemimpinan Pendidikan, dalam Manajemen Pendidikan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan Iniversitas Pendidikan

No Kesehatan Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Dana Kebutuhan Sumber daya Alat Tenaga keberhasilan Indikator Sum ber biaya2. 5.b

“ Militer yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidak hadiran tanpa ijin dalam waktu damai.. lebih lama dari tiga puluh

Nilai dari Z hitung (0,651) lebih kecil dari nilai Z tabel (1,96) sehingga ada hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku hygiene remaja putri

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Diputra (2011) mengenai pemodelan data panel spasial dengan dimensi ruang dan waktu, yang diterapkan pada data PDRB di

Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah biaya bunga dari kewajiban BPR Pelapor, seperti tabungan, simpanan berjangka, kewajiban kepada Bank Indonesia dan kewajiban kepada bank

Pada uju kompetensi produktif tahun pelajaran 2009/2010 ini kelas 3 tari 2 menampilkan tari garapan dengan judul Janda Girah dengan tetap mengacu pada ragam tari