BAB II
KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI
Penelitian yang mengkaji tentang konflik batin tokoh utama dalam drama yang berjudul
Mars karya Cai Yuexun ini, disusun berdasarkan konsep, tinjauan pustakan, serta landasan teori
sebagai berikut:
2.1Konsep
Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sebuah objek
yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan pemahaman
terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga.
Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata.
2.1.1 Drama
Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti
berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.
Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama (Wiyanto, 2002:1-2).
Menurut Kintoko (2008:104, Ardiyansyah) drama adalah proses pemeranan diri kita
menjadi seseorang yang harus diperankan di dalam pementasan. Drama adalah kehidupan sehari
hari yang di pentaskan dengan sistematis dan menarik. Menurut Zaidan (1994: 60) drama adalah
ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertunjukkan di atas pentas. Drama
bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung,
Menurut Aeschylus (2008: 26, Karsito) drama berasal dari bahasa Yunani ”draomai” yang
berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan
gerak. Drama juga berarti risalah, kejadian, atau karangan.
2.1.2 Drama Mars
Mars 戰神战神Zhanshen) adal
徐熙媛; Xúxīyuàn) yang berperan sebagai Han Qi Luo
(其) dan Vic Zhou (周渝民; Zhōuyúmín ) yang berperan sebagai Chen Ling (陳零) dan
Chen Sheng (圣). Hal ini diproduksi oleh Production International Comic Ritz
(可米瑞智国能有限公司) dan Chai Zhi Ping (柴智屏) dan Chai Zhi Ping (
sebagai produser dan diarahkan oleh Cai Yuexun (蔡岳勋).
Drama ini disiarkan di Taiwan pada tahun 2004 di stasiun TV
八大台綜合). Pada tahun
2005 drama ini menjadi paling populer dan mendapat penghargaan dari Golden Bell Award
(年度最受歡迎戲劇節目獎) yang ke-40 di Taiwan. (En.Wikipedia.org/Wiki/Mars_Tv_Series).
Dua orang yang sama-sama kesepian dan memiliki masa lalu yang gelap bisa saling
menghibur dan mengobati satu sama lain, itulah yang terjadi antara Chen Ling, pemuda
berangasan dan kerap tampil ugal-ugalan, dengan Qi Luo si gadis yang lembut dan tertutup.
Perkenalan keduanya terjadi secara tidak sengaja, dan berlanjut hingga ke lingkungan kampus.
Qi Luo yang sempat membenci sosok Ling belakangan malah berubah pendapat setelah pemuda
itu menyelamatkannya dari usaha pelecehan seksual seorang guru.
Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. (Jones dalam
Nurgiyantoro, 2007:165).
Tokoh adalah orang-orang yang berperan dalam suatu drama. Berdasarkan perannya
terhadap jenis cerita, tokoh bisa dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua
figur tokoh protagonis utama dibantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat
sebagai pendukung cerita.
2. Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama
yang menentang cerita dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita.
3. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu baik untuk tokoh antagonis maupun tokoh
protagonis.
Pada hakikatnya, tokoh dan alur cerita di dalam sebuah karya sastra tidak dapat
dibicarakan secara terpisah karena kedua unsur itu mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama
dalam hal membentuk sebuah cerita yang memadai. Sebuah cerita tidak akan mungkin terbentuk
apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi. Oleh karena itu, antara unsur latar, tokoh, dan alur
cerita saling berkaitan dan hubungannya pun sangat erat. (Hasyim, 1984:85).
2.1.4 Konflik
Konflik adalah suatu yang dramatik mengacu pada dua kekuatan yang seimbang dan
menyiratkan adanya aksi dan aksi balas (Wellek and Warren, 1993:25). Konflik dibagi atas dua
1) Konflik Eksternal atau Konflik Fisik
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan tersebut di antaranya adalah menyangkut fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya
ciri-ciri individual dalam interkasi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik
antaranggotanya atau dengan kelompok lain. Konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik ini dapat timbul karena minat yang
berlawanan, tidak ada keuletan, tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri, serta
tidak adanya semangat hidup.
2) Konflik Internal atau Konflik Batin
Salah satu kondisi psikologis yang akan dibahas adalah konflik batin. Hardjana (1994:23)
mengemukakan bahwa konflik terjadi manakala hubungan antara dua orang atau dua
kelompok, perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Konflik adalah percekcokan, perselisihan, atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau
drama yakni pertentangan anatara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh,
pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya.
Freud menyatakan bahwa faktor–faktor yang memegang peranan penting dalam beberapa
gangguan batin antara lain:
a. Teori Agresi
Teori ini menunjukkan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang
sebagai bagian dari nafsu bawaan yang bersifat merusak. Prosesnya terjadi
akibat kehilangan atau perasaan terhadap objek yang sangat dicintai.
b. Teori Kehilangan
Teori kehilangan merujuk pada perpisahan traumatik individu dengan benda
atau seseorang yang sebelumnya dapat memberikan rasa aman dan nyaman.
Hal penting dalam teori ini adalah kehilangan dan perpisahan sebagai faktor
predisposisi terjadinya depresi dalam kehidupan yang menjadi faktor
pencetus terjadinya stress.
c. Teori Kepribadian
Teori kepribadian merupakan konsep diri yang negatif dan harga diri rendah
mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor.
Pandangan ini memfokuskan pada variable utama dari psikososial yaitu
harga diri rendah.
d. Teori Kognitif
Teori kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang
didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap diri sendiri, dunia
seseorang dan masa depannya. Individu dapat berpikir tentang mencoba
memahami kemampuannya.
e. Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan menunjukkan bahwa konflik batin dapat
menyebabkan depresi dan keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai
kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia
f. Teori Perilaku
Teori perilaku menunjukkan bahwa penyebab depresi terletak pada
kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya terhadap
lingkungan, tetapi juga bebas dari pengaruh lingkungan dan melakukan apa
saja yang mereka pilih tetapi antar individu dengan lingkungan memiliki
pengaruh yang bermakna antar satu dengan yang lainnya.
2.1.5 Psikologi Sastra
Dalam prosesnya peneliti melakukan penelitian dengan mempergunakan teori psikologi
sastra melalui pendekatan psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Freud
meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga
tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau
dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan
sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan atau dipenuhi. Dimensi jiwa adalah dimensi
yang ada dalam diri manusia. Ini berarti segala aktivitas manusia tidak terlepas dari dimensi
tersebut.
Segala aspek kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Penelitian yang
menggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan
penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya
sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang
disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia
Penelitian psikologi sastra memfokuskan pada aspek-aspek kejiwaan. Artinya, dengan
memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh penelitian dapat mengungkap gejala-gejala psikologis
tokoh, baik yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan pengarang (Ratna, 2009:350).
Menurut Hardjana (1991:60) pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara
analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu
saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam
menghayati dan menyikapi kehidupan. Fungsi psikologi itu sendiri adalah melakukan
penjelajahan ke dalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam
karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan
responnya terhadap tindakan lainnya.
Endraswara berpendapat dalam bukunya (2008:99) bahwa meskipun karya sastra bersifat
kreatif dan imajiner, pencipta tetap memanfaatkan hukum-hukum psikologi yang menghidupkan
karakter tokoh-tokohnya. Pencipta sadar atau tidak telah menerapkan teori psikologi secara
diam-diam.
Kemudian Ratna (2004:343) yang mengemukakan bahwa ada tiga cara yang dapat
dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra yaitu: a)memahami
unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, b) memahami unsur-unsur-unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksi
2.2 Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar penulis untuk berpijak dalam sebuah penelitian. Dalam
rangka mengkaji suatu karya sastra biasanya ada dua unsur yang digunakan, yaitu unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik, karena kedua unsur inilah yang sering banyak disebut para krititkus dalam
rangka mengkaji atau membicarakan karya sastra pada umumnya (Nurgiyantoro 2010: 23).
Dalam penulisan skripsi ini untuk menganalisis drama Mars digunakan teori yang
berhubungan dengan apa yang penulis gunakan untuk membedah drama tersebut. Dalam
penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori psikologi sastra. Karya sastra yang diciptakan
oleh pengarang bertujuan untuk dinikmati, dipahami, dan bermanfaat untuk penonton. Sastra
merupakan lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Wellek dan Warren
(1990: 90) menyebutkan empat pengertian tentang psikologi sastra yaitu:
1. Studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi.
2. Studi proses kreatif.
3. Studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan dalam karya sastra.
4. Mempelajari dampak sastra pada pembaca atau psikologi pembaca dan psikologi
sastra memiliki hubungan fungsional, yakni sama-sama berguna bagi sarana
mempelajari keadaan kejiwaan orang lain.
Seperti yang telah dipaparkan sedikit mengenai penelitian yang menggunakan teori
psikologi. Oleh karena itu, perlu diketahui mengenai teori psikologi yang menjadi landasan
utama penulisan skripsi ini. Dalam pendekatan psikologis penulis tertarik untuk menggunakan
teori psikoanalisis dan teori kepribadian. Teori psikoanalisis yaitu teori yang memaparkan
maka munculnya konflik batin merupakan akibat pertentangan dari: id, ego, dan super ego. Id
sebagai pemberi dorongan, ego merupakan pikiran rasional, sedangkan super ego sebagai
pengendali yang berisi sistem nilai dan norma yang berlaku di kalangan masyarakat
sekitar.(Ratna, 2009:62-63).
Selain itu Freud juga menambahkan teori tentang kecemasan serta metode
mempertahankan diri. Sedangkan teori kepribadian adalah teori yang membahas tentang watak
atau kepribadian manusia secara individu. Teori-teori ini sangat diperlukan untuk mengetahui
kepribadian serta konflik batin tokoh utama dalam drama Mars karya Cai Yuexun ini.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 2009:165), tokoh cerita merupakan orang-orang
yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas nilai moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dalam tindakan. Karya sastra yang menampilkan karakter tokoh menggambarkan
tentang kejiwaan manusia. Dengan kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala
aspek kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Penelitian yang menggunakan
pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya
sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra
dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut
pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya
terutama dalam hal penghayatan mengenai hidup dan kehidupan (Hardjana, 1985). Penelitian
psikologi sastra memfokuskan pada aspek-aspek kejiwaan. Artinya, dengan memusatkan
perhatian pada tokoh-tokoh penelitian dapat mengungkap gejala-gejala psikologis tokoh, baik
Di dalam drama ini menampilkan beberapa konflik yang berpengaruh terhadap kepribadian
tokoh-tokohnya. Konflik yang ditampilkan dalam drama ini sangat kompleks, baik konflik batin
maupun konflik antar manusia sebagai proses kejiwaan manusia yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku. Psikologi sastra memandang karya sastra sebagai
bentuk pantulan kejiwaan. Penggunaan kajian psikologi sastra dalam melihat karya sastra
merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi lain. Konflik-konflik yang
dialami tokoh dan cara-cara penyelesaiannya dapat menjadi petunjuk adanya unsur psikologi
dalam sebuah karya sastra.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan suatu gagasan dan mendasari usulan penelitian yang disusun
berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris dan dibentuk ke dalam
suatu kerangka acuan.
Megawati (2011:39) dalam skripsinya yang berjudul: “Eksitensi Tokoh Shangguan Lushi
dalam Novel Big Breast and Wide Hips Karya Mo Yan” yang dipublikasikan oleh Universitas
Bina Nusantara. Skripsi ini membahas tentang tokoh Shangguan Lushi yang memenuhi standar
sebagai individu yang berhak dianggap eksitensinya. Adapun manfaat skripsi ini bagi penulis
adalah tentang eksitensi (keberadaan) seorang itu harus diakui dimanapun walaupun seseorang
tersebut berasal dari kalangan bawah (orang miskin).
Ada juga jurnal penelitian yang membahas tentang ”Konflik Batin Tokoh Utama pada Film
“Okuribito” karya Yojiro Takita melalui pendekatan Psikologis”. Tujuan dari Penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan konflik batin yang terjadi dalam diri Tokoh Utama pada Film
dikembangkan oleh Sigmund Freud khususnya tentang tiga teori kepribadian, Id, Ego dan
Superego, Sedangkan Metode yang digunakan untuk menganalisa adalah Metode Deskriptif
kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konflik batin
yang dialami oleh tokoh Daigo Kobayashi dipengaruhi oleh ketidakseimbangan aspek Id, Ego
dan Superego dalam dirinya yang mengakibatkan masalah selalu muncul dalam kehidupan