Fitria Nurmartina, 2016
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN PERILAKU MENYONTEK PADA PESERTA UJIAN NASIONAL TINGKAT SMA DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Kebanyakan responden yang merupakan peserta Ujian Nasional tingkat
SMA sederajat tahun 2015 memiliki religiusitas pada tingkat sedang.
Dimensi religiusitas yang paling menonjol diantara dimensi religiusitas
lainnya adalah dimensi religious belief, dan yang paling rendah
dominasinya adalah dimensi religious practice.
2. Mayoritas responden penelitian ini melakukan perilaku menyontek saat
melaksanakan Ujian Nasional tingkat SMA sederajat tahun 2015, yaitu
sebanyak 377 dari 396 responden atau sebanyak 94,80% responden. Jenis
perilaku menyontek yang paling banyak dilakukan adalah social passive
cheating dan perilaku menyontek yang paling sedikit dilakukan adalah
social passive cheating.
3. Tidak terdapat hubungan antara religiusitas dengan perilaku menyontek
saat Ujian Nasional tingkat SMA sederajat tahun 2015.Hal tersebut
dikarenakan hasil perhitungan koefisien hitung Point Biserial lebih
rendah dari koefisisien r tabel (koefisien hitung rPbis = -0,062 dan
koefisien r tabel =0,098 df= 395. α= 0,05), sehingga hipotesis statistik
null, yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara religiusitas
dan perilaku menyontek, dapat diterima.
B. Saran
Saran dan rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang
telah dilaksanakan antara lain:
1. Bagi pelajar sebaiknya:
a. menyadari bahwa nilai-nilai moral bukan sekedar aturan tanpa makna,
melainkan pembentukan kepribadian yang diharapkan masyarakat
untuk kehidupan yang lebih baik
Fitria Nurmartina, 2016
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DAN PERILAKU MENYONTEK PADA PESERTA UJIAN NASIONAL TINGKAT SMA DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
c. adalah untuk mengasah pola berpikir dan memperoleh kemampuan
sesuai kebutuhan di masa mendatang.
d. menyeimbangkan semua dimensi keberagamaan dalam diri individu,
sehingga nilai dan ajaran agama dapat diterapkan secara utuh dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi pihak kementrian pendidikan, dinas pendidikan, sekolah, guru, dan
praktisi pendidikan:
a. pemahaman mengenai nilai moral dan integritas perlu lebih mendapat
perhatian dan penekanan pada generasi muda, terutama pelajar
mengingat tingginya angka perilaku menyontek saat Ujian Nasional.
b. diperlukan sistem evaluasi pendidikan yang lebih efektif dan objekaitif
tanpa menjadikan evaluasi pendidikan tersebut sebagai stressor atau
tekanan bagi peserta dan pihak terkait, sehingga berbagai pihak tidak
perlu melakukan kecurangan untuk terlihat lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. peneliti selanjutnya diharapkan mampu menjelaskan variabel lainnya
yang memiliki keterkaitan dengan perilaku menyontek misalnya
kepribadian, proses penalaran, integritas, dan faktor-faktor lainnya.
b. peneliti selanjutnya diharapkan mampu menjelaskan mengenai alasan
dibalik perilaku menyontek peran nilai-nilai dalam mempengaruhi
terjadinya perilaku menyontek.
c. peneliti selanjutnya yang ingin melakukan studi tentang religiusitas
dengan variabel apapun, sebaiknya memfokuskan penelitian pada salah
satu dimensi dari religiusitas agar hasil penelitian lebih spesifik dan