• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MATA KULIAH DASAR BUDIDAYA TANAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MATA KULIAH DASAR BUDIDAYA TANAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MATA KULIAH DASAR BUDIDAYA TANAMAN

PEMANFAATAN UBI KAYU (

Manihot esculenta

) SEBAGAI SUMBER

BAHAN BAKU BIOETHANOL

oleh :

Bayu Widhayasa 0910480026

Bima Purna 0910480028 Brian Feri 0910480029 Candra Kusuma 0910480031 Daniel Fredy 0910480033 Dedy Murtiawan 0910480036

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

A. Pendahuluan

Dalam sejarah, manusia tak pernah lepas dari ketergantungan dengan energi. Konsumsi energi dalam jumlah besar merupakan ciri dari peradaban modern. Hal ini tak pelak menuntut eksploitasi terhadap sumber-sumber energi yang semakin yang semakin besar dan gencar (Purwanto, 2007). Tetapi hal itu terjadi hanya terbatas pada sumber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (minyak bumi, gas alam dan Batubara).

Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar terus meningkat dari tahun ke tahun, seimbang dengan peningkatan kebutuhan sarana transportasi dan kegiatan industri. Hal tersebut berimbas dengan menurunya produksi minyak nasional karena telah berkurangnya sumber-sumber cadangan minyak.

Di antara masalah yang berkenaan dengan energi nasional dengan adanya kecenderungan konsumsi energi fosil yang semakin besar, pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat kelas menengah ke bawah. Kenyataanya subsidi tersebut tidak dapat dinikmati karena jatuh pada masyarakat kelas menengah ke atas. Oleh karena itu, perlu upaya lain, diantaranya adalah penggunaan bahan bakar nabati (BBN), untuk mengurangi subsidi sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap energi.

(3)

Tabel 1. Jenis Tumbuhan Penghasil Energi

Menurut Martono dan Sasongko dalam Purwanto (2007) Indonesia memiliki 60 jenis tanaman yanag berpotensi menjadi bahan bakar alternatif diantaranya kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, kapuk yang bisa dijadikan biodiesel untuk pengganti solar dan tebu, jagung, ubi kayu serta sagu yang bisa dijadikan bioethanol pengganti premium.

Saat ini teknologi yang berpeluang untuk dikembangkan untuk pengadaan energi biofuel adalah produksi bioethanol. Bioethanol adalah ethanol yang berasal dari sumber hayati, misalnya tebu, nira sorgum, ubi kayu,garut, ubi jalar, jagung, jerami, bonggol jagung dan kayu. Bahan baku pembuatan bioethanol dapat terdiri dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa dan selulosa. Bahan baku bioethanol yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia terutama adalah Ubi kayu.

(4)

1.000

Jagung 1.000 600-700 400 2,5 : 1

Sagu 1.000 120-160 90 12 : 1

Tetes 1.000 500 250 4 : 1

B. Budidaya Ubi Kayu

Ubi kayu termasuk tanaman tropis, tetapi dapat dengan baik beradaptasi pada daerah sub tropis. Secara umum tanaman ini tidak menuntut iklim yang spesifik untuk

(5)

Untuk mencapai hasil tinggi perlu dilakukan pemupukan. Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau) dan pupuk anorganik ( Urea, SP-36 dan KCl). Tujuan pemberian pupuk selain meningkatkan kesuburan tanah juga memberikan hara yang tidak tersedia dalam tanah.

Pemeliharaan tanaman dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik, seragam dan berproduksi tinggi. Pemeliharaan ubi kayu meliputi penyulaman yang dilakukan paling lambat 5 minggu setelah tanam, penyiangan apabila tampak adanya gulma, dan pembumbunan untuk memperkokoh tanaman supaya tidak mudah rebah ( LIPTAN Balai Informasi Pertanian).

C. Potensi Produksi Ubi Kayu Sebagai Penyedia Bahan Baku Bioethanol

Terdapat tujuh propinsi utama penghasil ubi kayu yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Yogyakarta yang menyumbang sebesar 89,47 % dari produksi nasional sedangkan propinsi lainnya sekitar 11-12 % (Agrica dalam Purwanto, 2007).

Indonesia termasuk Negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga (13.300.000 ton) setelah Brazil (25.554.000 ton), Thailand (13.500.000 ton) serta disusul negara-negara seperti Nigeria (11.000.000 ton), India (6.500.000 ton) dari total produksi dunia sebesar 122.134.000 ton/tahun (Bigcassava.com dalam Purwanto, 2007).

Potensi pengembangan ubi kayu di Indonesia masih sangat luas mengingat lahan yang tersedia untuk budidaya ubi kayu cukup luas terutama dalam bentuk lahan dataran rendah serta lahan-lahan dataran tinggi dekat kawasan hutan.

Data penelitian menunjukkan bioethanol dapat digunakan sebagai bahan campuran premium hingga kandungan 20 % dengan kadar oktan 10 % lebih tinggi dibandingkan dengan premium murni dan tidak mempengaruhi kinerja mesin kendaraan. Dari beberapa sumber bioethanol, ubi kayu potensial dikembangkan sebagai bahan baku karena dapat diproduksi dalam jumlah yang besar pada berbagai agroekosistem ( SINAR TANI dalam

(6)

Jika penggunaan premium untuk transportasi meningkat 7 % per tahun, maka kebutuhan bioethanol pada tahun 2010, 2015, 2020 dan 2025 masing-masing 1,47 juta kl, 2,53 juta kl, 3,54 juta kl dan 4,97 juta kl. Di sisi lain produksi nasionak ubi kayu dewasa ini baru mencapai sekitar 20 juta ton, sementara permintaan untuk pangan, pakan, dan bahan baku industri telah menembus angka 24,8 juta ton. Hal ini merupakan tantangan dan peluang bagi upaya pengembanga ubi kayu dan industri bioethanol yang akan berdampak pada perluasan lapangan kerja.

D. Penutup

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Bioethanol. id. Wikipedia.org

Lembaga Informasi Pertanian Balai Informasi Pertanian Irian Jaya. 1995. Budidaya Ubi Kayu (Manihot esculenta crantz)

Prastowo, Bambang. 2007. Bahan Bakar Nabati Asal Tanaman Perkebunan Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah Untuk Rumah Tangga. Pusat Penelitian dan Pengembanga Perkebunan 6 (1) : 10-18

Purwanto. 2007. Peningkatan Produktivitas Singkong Dengan Teknologi Mukibat Sebagai Sumber Bahan Baku Bioethanol. Tugas Makalah Mata Kuliah Masalah Khusus Agronomi. Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Gambar

Tabel 1. Jenis Tumbuhan Penghasil Energi

Referensi

Dokumen terkait

Bedasarkan uraian di atas bentuk inovasi pembelajaran mata kuliah Konsep Dasar PKn yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan perangkat perkulihan pada

Mata kuliah ini membahas berbagai teori, pendekatan, dan tahapan dalam merencana lanskap, baik yang alami maupun binaan, yang akan dikembangkan sebagai suatu

Teori yang dikembangkan oleh Holland ini terlalu sederhana dalam mengklasifikasikan individu dalam enam tipe kepribadian dan tipe lingkungan pekerjaan serta

Berdasarkan dari pembahasan materi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk berpikir dan bernalar secara logis dibutuhkan landasan logika yang benar dalam pengetahuan ilmiah

Adapun instrumen penelitian yang dikembangkan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah berupa tes yang diberikan kepada mahasiswa program studi pendidikan

Menurut Wahyudi (2013), siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran yang disajikan guru dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa) yang mencerminkan keterampilan

Merupakan proses difusi yaitu molekul-molekul substansi benih .hal ini terjadi karena perbedaan tekanan difusi (potensial air),tekanan difusi (potensial air) di

Dari berbagai definisi di atas, dapat dipahami bahwa hiwalah atau hawalah adalah pengalihan untuk menuntut pembayaran utang dari satu pihak kepada pihak lain