• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan terjadinya Asma di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan terjadinya Asma di Puskesmas Padang Bulan tahun 2015"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

yang sangat seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi karena

ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik secara kualitas maupun

kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan

tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6 bulan (Khairuniyah, 2004).

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian hanya air susu ibu

saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa makanan atau

minuman lain, kecuali obat, vitamin, dan mineral.(DEPKES RI, 2008).

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka

pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada bayi berumur 6 bulan "hanya"

mencapai angka 30,2%

Prevalensi pemberian ASI Eksklusif di Indonesia data dari Sentra

Laktasi Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survei demografi dan

kesehatan Indonesia tahun 2007-2010 hanya 48% ibu yang memberikan ASI

ekslkusif kepada anaknya. Prevalensi pemberian ASI Eksklusif di Indonesia

tahun 2011 hanya 31% bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga usia 6

bulan. Penyebab rendahnya prevalensi ini disebabkan oleh belum semua

Rumah Sakit menerapkan 10 LMKM (Langkah Menuju Keberhasilan

Menyusui), belum semua bayi mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).

Jumlah penyuluh ASI masih sedikit 2.921 penyuluh dari target 9.323

penyuluh sedangkan promosi susu formula sangat gencar dilakukan(Rosida

Ginting, 2013).

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara

di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu

(2)

2

bahkan kegiatan harian. Produktivitas menurun akibat tidak hadir kerja

atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga

menambah penurunan produktivitas serta menurunkan kualitas hidup

(PDPI, 2003).

Prevalensi terjadinya asma di Indonesia tahun 2013 sebanyak 4,5

% orang terkena asma hal ini didapati dengan cara wawancara semua umur

berdasarkan gejala. Prevalensi pada anak <1-4 tahun sebesar 5,3% dari

angka asma di Indonesia (RISKESDAS, 2013).

Penelitian di Negara berkembang mendapati bayi yang diberikan

susu formula mengalami 3 kali lebih sering gangguan pernafasan daripada

bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih. Para peneliti

di Australia sudah melakukan penelitian terhadap 2602 anak-anak untuk

melihat peningkatan resiko asma dan gangguan pernafasan pada usia 6

tahun pertama, dan hasil nya adalah anak-anak yang tidak mendapat ASI

40% beresiko terkena asma dan gangguan pernafasan daripada anak-anak

yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan atau lebih. (WH Oddy, JK

Peat, NH de Klerk.2002)

Pada penelitian Kull dkk tahun 2002 menunjukan pemberian ASI

selama 4 bulan lebih mengurangi resiko anak terkena asma dan

mengi.(Teuku Zulfikar, Faisal Yunus, Wiwien Heru Wiyono.2008).

1.2. Rumusan Masalah

Prevalensi asma di Indonesia terus menerus meningkat. Beberapa

penelitian menunjukan ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan

terjadinya asma. Bayi yang mengonsumsi ASI selama 4 bulan atau lebih

dapat menurukan faktor resiko diterkena asma. Namun di beberapa penelitian

menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada angka

kejadian asma. Dengan demikian, masalah penelitian ini adalah apakah

(3)

3

1.3. Hipotesa Masalah

Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan terjadinya asma.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1.

Tujuan Umum :

Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan terjadinya asma di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015

1.4.2.

Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui riwayat pemberian ASI pada anak penderita

asma di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015

2. Untuk mengetahui insidensi asma pada anak yang terjadi di

Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015 1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Menambah kemampuan dalam mengerjakan KTI bagi peneliti

2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya

pemberian ASI eksklusif untuk mencegah terjadinya asma bagi

pembaca

Referensi

Dokumen terkait

Tepat w aktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai niali yang baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar

[r]

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan telah terbitnya Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri

Tjokorda Gede Astawa Pemayun L UNUD.. 16

- Siswa mampu menghitung pembagian pecahan biasa dengn bilangan asli.. - Siswa mampu menghitung pembagian pecahan biasa dengan

[r]

Yoan Alexandria Angelina Yosediputra P UNAIR 16 dr.. Christina Meilani Susanto P UNAIR 18

Pendapatan dan Beban Operasional selain Penyaluran Dana. 1 Pendapatan Operasional Lainnya