• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ICT DAN MOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ICT DAN MOT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ICT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA DI SMA AL-AZHAR JAKARTA BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tantangan di era globalisasi saat ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas dan unggul, agar mampu berkompetisi untuk memperoleh kesejahteraan hidup

yang lebih baik. Kompetisi merupakan prinsip hidup yang baru, karena dunia semakin

terbuka dan batas-batas antar negara semakin kabur karena semakin mengglobal.

Dengan adanya tuntutan globalisasi, maka pengembangan manusia saat ini perlu

dititikberatkan pada kemampuan berpikir yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis,

dan kreatif. Cara berpikir tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Hal

ini dikarenakan matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu

sama lainnya.

Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari perannya dalam berbagai

kehidupan, misalnya berbagai informasi dan gagasan banyak dikomunikasikan atau

disampaikan dengan bahasa matematika. Selain itu matematika juga memegang peranan

penting bagi ilmu-ilmu lain, seperti yang diungkapkan Pickover bahwa “...mathematics has

permeated every field of scientific endeavor and plays an invaluable role in biology, physics,

chemistry, economics, sociology, and engineering”.1

Menurut James, matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,

besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah

yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

(2)

Mengingat objek-objek penelaahan dalam matematika bersifat abstrak dan harus dipelajari

sejak anak-anak, maka kegiatan pembelajaran matematika harus direncanakan sesuai dengan

kemampuan peserta didik.2

Mata pelajaran matematika ada di setiap tingkatan sekolah, mulai dari tingkatan yang

paling rendah TK (matematika awal seperti mengenal angka dan berhitung sederhana), SD,

SMP maupun SMA dan SMK. Jam pelajaran yang ada di SD, SMP maupun SMA/SMK pun

berbeda sesuai kebutuhannya. Akan tetapi jam pelajaran matematika mendapat porsi yang

sedikit lebih banyak dari mata pelajaran lain. Meskipun kurikulum matematika terus menerus

disempurnakan, penelitian-penelitian dilakukan, para ahli dan praktisi pendidikan

matematika untuk menemukan solusi rendahnya hasil belajar matematika siswa, akan tetapi

tetap saja matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi siswa-siswa

dalam menghadapi Ujian Nasional. Bahkan banyak diperbincangkan bahwa nilai rata-rata

matematika siswa di sekolah masih rendah dibanding mata pelajaran lainnya,selain itu nilai

UN Matematika siswa juga cenderung lebih rendah dbandingkan bidang studi lain. Dalam

Ujian Nasional (UN), menurut Mendikbud Mohammad Nuh, “Kebanyakan siswa jatuh di

nilai Bahasa Indonesia dan Matematika”.3

Kualitas persekolahan kita juga masih dipertanyakan ketika Program for International

Student Assessment (PISA) melakukan evaluasi terhadap siswa umur 15 tahun dalam bidang

literasi dan matematika yang menghasilkan laporan bahwa Indonesia berada di bawah

Thailand dan Korea Selatan dengan hampir 25 % para siswa kita berada pada level 1 (level

paling bawah dalam hal penguasaan literasi dan matematika), seperti terlihat pada gambar 1.1

di bawah.4

2 Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI, hal. 15. 3 http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/ujian-nasional-matematika-masih-jadi-momok (diakses, Juli 2013).

(3)

Gambar 1.1. Persentase Hasil Perolehan Siswa dalam Bidang Literasi dan Matematika oleh PISA

Hasil penelitian TIMMS (Third International Mathematics and Science Study) yang

dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada tahun 2008, jumlah jam pengajaran matematika di

Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa

kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di

Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Namun, hasil penelitian itu

menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut. Prestasi

matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia

mencapai 508 dan Singapura 605 (400= rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 =

tingkat lanjut). Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan

prestasi yang diraih.5

Permasalahan di atas bisa disebabkan berbagai macam faktor, dan salah satunya ialah

metode pembelajaran yang kurang menarik. Menurut Wijaya, dalam pengajaran matematika

penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif. Ia berpendapat

(4)

adanya gejala matematika phobia (ketakutan anak terhadap matematika) yang melanda

sebagian besar siswa.6

Metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh

terhadap hasil proses pembelajaran. Proses untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

bisa menimbulkan komunikasi dua arah, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran

matematika yang sesuai dengan waktu yang tersedia maka dikembangkan bentuk

pembelajaran matematika yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.

Dalam laporan UNESCO yang berjudul “Learning to Be”, menegaskan bahwa pendidikan

harus berpusat pada kepentingan peserta didik (Learner Centered). Seperti kita ketahui

bahwa siswa merupakan perhatian utama dalam proses belajar mengajar. Pemikiran yang

kongkrit mengenai metode dan implementasi media pembelajaran yang tepat perlu

digunakan, demi membentuk proses kegiatan belajar mengajar yang dapat membuat siswa

mampu menerima setiap pelajaran.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting,

karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan kepada

anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Selain itu media dapat mewakili apa

yang kurang mampu diucapkan seorang guru melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan

materi yang abstrak dapat dikonkretkan melalui media.7

Media pembelajaran yang bersifat interaktif mempunyai banyak manfaat dalam

menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Seperti yang dikemukakan oleh Arief

6 Ariyadi Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal. 9.

(5)

Sadiman mengemukakan secara umum kegunaan media pembelajaran antara lain sebagai

berikut8:

(1) Memperluas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka); (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; (3)Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: (a) Menimbulkan kegairahan belajar; (b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dan lingkungan dengan kenyataan; dan (c) Memungkinkan anak didik belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya.

Berbagai pemikiran dan pendapat di atas kiranya mengarahkan akan perlunya media

yang tepat sebagai mediator materi kepada siswa tanpa menyampingkan guru sebagai

fasilitator. Untuk menangani permasalahan kesulitan guru dalam mendemonstrasikan materi

dalam mata pelajaran matematika serta beragamnya daya ingat siswa terhadap metode

ceramah yang biasa dilakukan oleh guru, maka dirasa sangat tepat apabila media ICT

(Information and Communication Technology) untuk menunjukan deskripsi materi secara

utuh terhadap siswa dijadikan salah satu upaya untuk meningkatkan daya serap siswa

terhadap materi.

ICT (Information Communication and Technology) adalah sistem atau teknologi yang

dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis,

menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi. Pemahaman

yang lebih umum istilah tersebut mengarah pada perkembangan teknologi komputer dan

telekomunikasi/multimedia (dalam berbagai bentuknya), yang telah memiliki berbagai

kemampuan sebagai pengolah data/informasi, alat kontrol, alat komunikasi, media

pendidikan, hiburan dan lainya.9 Dari definisi ICT dan teknologi kunci dalam Domain TI

jelas sekali bahwa teknologi informasi tidak bisa dilepaskan dengan teknologi komputer dan

telekomunikasi.

8 Arief Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raya Grafindo Persada, hal. 16

(6)

Selama ini kegiatan proses belajar mengajar di bidang studi

matematika masih di dominasi oleh metode konvensional dan pemberian

tugas. Sebagaimana yang terjadi di SMA Islam Al Azhar 3 Jakarta, hampir

setiap hari siswa diberi pelajaran dengan metode konvensional dan di beri

tugas PR, sehingga timbul kejenuhan di kalangan siswa. Oleh karena itu,

melalui penelitian ini penulis mencoba menerapkan metode ICT dalam

pembelajaran matematika dan ingin mengetahui lebih efektif mana

metode ICT dengan metode konvensional. Hal ini diperkuat oleh hasil

penelitian Kariadinata10, yang menyimpulkan bahwa penggunaan media

ICT dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang lebih baik dalam

peningkatan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini akan menitikberatkan pada peningkatan hasil belajar

siswa di bidang studi matematika dan upaya menemukan metode yang

tepat untuk diterapkan pada proses pembelajaran siswa kelas X SMA

semester 1, baik untuk siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

maupun siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

B. Pokok Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika di

sekolah-sekolah yang dapat menghasilkan lulusan yang memuaskan, dapat

ditempuh melalui berbagai metode pembelajaran, antara lain : metode

penemuan, diskusi, ICT, tanya jawab dan lain sebagainya. Sehingga perlu

diidentifikasi permasalahan-permasalahan berikut :

(7)

1) Metode-meotde pembelajaran manakah yang memberikan hasil

yang lebih baik bagi siswa dalam proses pembelajaran matematika? 2) Apakah metode pembelajaran yang selama ini dipakai sudah tepat? 3) Apakah metode konvensional dan metode ICT memberikan hasil

yang berbeda dalam pembelajaran matematika?

4) Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara metode konvensional

dan metode ICT bila dikaitkan dengan motivasi berprestasi siswa

yang berbeda?

5) Apakah perbedaan motivasi berprestasi memberikan hasil yang

berbeda dalam pembelajaran matematika?

6) Metode pembelajaran manakah yang memberikan hasil yang lebih

baik bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi?

7) Metode pembelajaran manakah yang memberikan hasil yang lebih

baik bagi siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah? 2. Pembatasan Masalah

Masalah-masalah yang diteliti ruang lingkupnya cukup luas, karena

menyangkut berbagai metode pembelajaran matematika, sehingga

penelitian yang dilaksanakan dibatasi pada masalah yang berkenaan

dengan metode pembelajaran berbasis ICT dan motivasi berprestasi siswa

SMA. Hal ini dikarenakan, asumsi bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh kedua hal tersebut. 3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dititikberatkan pada metode

pembelajaran siswa, khususnya yang berkenaan dengan metode ICT dan

metode Konvensional dengan mempertimbangkan tingkat motivasi

berprestasi siswa. Dengan demikian permasalahan yang akan dikaji dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas X

SMA antara yang menggunakan metode ICT dan yang menggunakan

(8)

2. Adakah pengaruh interaksi antara penggunaan metode

pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas X SMA.

3. Bagi siswa kelas X SMA yang memiliki motivasi berprestasi tinggi,

apakah penggunaan metode ICT memberi pengaruh lebih tinggi

terhadap hasil belajar matematika siswa, jika dibandingkan dengan

penggunaan metode konvensional.

4. Bagi siswa kelas X SMA yang memiliki motivasi berprestasi rendah,

apakah penggunaan metode ICT memberi pengaruh lebih tinggi

terhadap hasil belajar matematika siswa, jika dibandingkan dengan

penggunaan metode konvensional.

C. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun manfaat yang berkaitan dengan hasil temuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa, aplikasi metode pembelajaran berbasis ICT dalam

pengajaran matematika dapat dijadikan sebagai salah satu cara

untuk melibatkan diri secara aktif, generatif dan produktif.

2. Bagi guru, aplikasi metode pembelajaran berbasis ICT dalam

pengajaran matematika merupakan sarana memanfaatkan

teknologi di sekolah, yang selanjutnya dapat dikembangkan dalam

kegiatan remidiasi dan penguatan (reinforcement).

3. Bagi peneliti, aplikasi metode pembelajaran berbasis ICT dalam

pengajaran matematika dapat dijadikan sebagai salah satu model

pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan mutu

(9)

multimedia matematika bagi siswa SMA, yang dapat digunakan di

sekolah maupun di rumah.

4. Bagi pengambil kebijakan, jika hasil penelitian tentang aplikasi

metode pembelajaran berbasis ICT dalam pengajaran matematika

menunjukkan hasil yang baik dalam mengembangkan pola berfikir

matematis siswa, maka aplikasi tersebut dapat dijadikan salah satu

model pembelajaran di sekolah pada umumnya, dan SMA pada

khususnya.

5. Melalui kegiatan aplikasi ICT dalam pembelajaran matematika dapat

mengajak siswa untuk senang dan tertarik dalam belajar

Gambar

Gambar 1.1. Persentase Hasil Perolehan Siswa dalam Bidang Literasi danMatematika oleh PISA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dan pemba- hasan dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap penguasaan konsep siswa dengan pembelajaran kooperatif

Penelitian yang dilakukan oleh Gian Dwi Oktiana, dalam skripsinya yang berjudul, " Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Dalam Bentuk Buku Saku Digital

Harian Republika (2010) mencatat peristiwa banjir 2010 yang juga hasil luapan dari Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Banjir terjadi pada bulan Januari 2010 dan

Berikut merupakan data-data yang menunjukan jumlah yang diperiksa dan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada hasil cetak paperbag... Pembahasan

Jika dibandingan dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Nur Laili Saadah yang mencari nilai perbandingan antara metode wahdah dan metode Hanifidah terhadap

[r]

Pada tanaman semangka, dosis 800 Gy yang diberikan pada serbuk sari yang digunakan untuk penyerbukan dapat menyebabkan buah yang terbentuk berbiji kecil dan jumlahnya

Toksin yang bertanggung jawab atas komplikasi utama dari miokarditis dan neuritis dan juga dapat menyebabkan rendahnya jumlah trombosit (trombositopenia) dan protein dalam