• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU. docx"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HAKIKAT, LATAR BELAKANG, PENGERTIAN, TUJUAN DAN

MANFAAT PKLH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok:

Mata Kuliah : Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Semester : VI

Prodi : PGSD

Dosen : Ondi Suganda, M.Pd.

Disusun oleh: Dani

Herawati Linda Yulistiani Irma Hawari Leni Marlina Devi

Nur Munawaroh 3. G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KUNINGAN

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup”. Sholawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad Saw yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup di program studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Kuningan. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ondi Suganda, M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 2

BAB II : PEMBAHASAN A. Hakikat PKLH ... 3

B. Latar Belakang PKLH ... 4

C. Pengertian PKLH ... 6

D. Tujuan PKLH ... 7

E. Manfaat PKLH ... 9

BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan ... 12

B. Saran ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai pelaku kehidupan di bumi ini selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan setiap masanya. Selain manusia, lingkungan pula merupakan pelaku dalam kehidupan di bumi ini. Manusia dan lingkungan hidup berdampingan membentuk sebuah rantai kehidupan yang sangat kuat. Namun, semakin lama jumlah manusia mengalami pertambahan yang begitu pesat, sehingga lingkungan semakin terdesak dengan keadaan tersebut dan memaksa keseimbangan kehidupan terus bergeser. Masalah lingkungan adalah persoalan yang timbul sebagai akibat dari berbagai gejala alam. Dalam arti ini masalah lingkungan adalah sesuatu yang melekat pada lingkungan itu sendiri, dan sudah ada sejak alam semesta ini, khususnya bumi dan segala isinya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Masalah kependudukan dan masalah lingkungan hidup merupakan masalah yang cukup mendapat perhatian dunia. Masalah kependudukan mendapat perhatian karena dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan manusia itu sendiri beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan makin meningkat dari tahun ke tahun.

Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang akan menimpa, pemerintah Indonesia khususnya telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi masalah kependudukan tersebut, diantaranya program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan. Keluarga Berencana merupakan program pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Indonesia sehingga dikeluarkanlah program ini yang memiliki inti bahwa dua orang anak dalam sebuah keluarga lebih baik. Mendukung program tersebut, penting pula diadakan yang namanya pendidikan kependudukan bagi masyarakatnya.

B. Rumusan Masalah

Melihat dari apa yang dipaparkan di latar belakang, maka penulis ingin memfokuskan penulisan makalah ini ke dalam beberapa permasalahan, sebagai berikut:

1. Apa hakikat PKLH?

(5)

C. Tujuan

Dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa sebagai calon guru sekolah dasar dapat mengetahui hakikat Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup sebagai disiplin ilmu yang harus diajarkan kepada siswa serta dapat mengimplementasikan pembelajaran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam dunia pendidikan di Indonesia sebagai bekal menuju dunia profesional.

(6)

BAB II sendiri beserta lingkungannya. Kelestarian lingkungan hidup yang menyangkut kawasan laut, darat dan udara dipantau terus karena pada akhir-akhir ini menunjukkan gejala kemerosotan makin meningkat dari tahun ke tahun.

Salah satu pertemuan di Pounex, Swiss, menyimpulkan bahwa masalah lingkungan tidak saja disebabkan oleh kemajuan melainkan juga oleh keterbelakangan dan kemiskinan. Masalah lingkungan yang akhir ini misalnya penyakit menular yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor dan erosi yang disebabkan karena kerusakan hutan. Sementara di negara maju kerusakan lingkungan disebabkan oleh kurang atau tidaknya adanya pembangunan. Oleh karena itu, tanpa pembangunan masalah lingkungan justru akan menjadi makin parah.

Indonesia adalah salah satu negara yang tidak luput dari masalah kependudukan. Pertambahan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang cepat (lebih dari 2%), akan mengakibatkan terjadinya struktur penduduk muda, sehingga akan ketergantungan tinggi. Keadaan yang demikian akan menjadi beban dalam pembangunan yang telah tercapai sebagian hanya digunakan untuk konsumsi penduduk yang tidak produktif.

Penyebaran penduduk yang tidak merata akan mengakibatkan pemanfaatan sumber daya manusia tidak atau kurang efektif. Di luar Jawa banyak sumber daya alam yang belum atau kurang dimanfaatkan karena kekurangan tenaga kerja, sementara di Jawa banyak pengangguran karena terbatasnya lapangan kerja, kualitas penduduk yang rendah, yang ditandai dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan pendapatan perkapita, akan merupakan hambatan pula upaya memperhambat laju pembangunan.

(7)

Kadar perlunya PKLH juga tersirat dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Seperti diketahui, untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang membahagiakan seluruh bangsa Indonesia, negara kita melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menggunakan pedoman yang ditujukan oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.

Dalam GBHN itu disebutkan bahwa pembangunan nasional jangka panjang di bidang ekonomi diarahkan antara lain kepada usaha untuk pengaturan serta menyebarkan penduduk yang lebih wajar dengan memindahkan penduduk ke luar Jawa dan Bali.

B. Latar Belakang PKLH

Yang menjadi latar belakang mengapa terdapat PKLH adalah adanya masalah kependudukan dan lingkungan hidup dimana dua hal tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan mempunyai keterkaitan yang erat dan saling berhubungan.

Berikut merupakan sejarah perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup dari berbagai penjuru dunia.

1. Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di Tingkat Internasional

Pada tahun 1975, sebuah lokakarya internasional tentang pendidikan lingkungan hidup diadakan di Beograd, Jugoslavia. Pada pertemuan tersebut dihasilkan pernyataan antar negara peserta mengenai pendidikan lingkungan hidup yang dikenal sebagai "The Belgrade Charter -a Global Framework for Environmental Education". Secara ringkas tujuan pendidikan lingkungan hidup yang dirumuskan dalam Belgrade Charter tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap keterkaitan bidang ekonomi, sosial, politik serta ekologi, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.

b. Memberi kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, sikap/perilaku, motivasi dan komitmen, yang diperlukan untuk bekerja secara individu dan kolektif untuk menyelesaikan masalah lingkungan saat ini dan mencegah munculnya masalah baru. Menciptakan satu kesatuan pola tingkah laku baru bagi individu, kelompok-kelompok dan masyarakat terhadap lingkungan hidup.

2. Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di tingkat ASEAN

(8)

5

Plan 2000-2005, masing-masing negara anggota ASEAN perlu memiliki kerangka kerja untuk pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan. Indonesia sebagai negara anggota ASEAN turut aktif dalam merancang dan melaksanakan ASEAN Environmental Education Action Plan 2000-2005.

Pada intinya ASEAN Environmental Education Action Plan 2000 –2005 ini merupakan tonggak sejarah yang penting dalam upaya kerja sama regional antar sesama negara anggota ASEAN dalam turut meningkatkan pelaksanaan pendidikan lingkungan di masing-masing negara anggota ASEAN.

3. Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia

Penyelenggaraan pendidikan lingkungan di Indonesia dimulai pada tahun 1975 dimana Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta untuk pertama kalinya merintis pengembangan pendidikan lingkungan dengan dengan menyusun garis-garis besar program pengajaran pendidikan lingkungan hidup yang diujicobakan di 15 sekolah dasar di Jakarta pada periode tahun 1977/1978.

Pada tahun 1979 dibentuk dan berkembang Pusat Studi Lingkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta. Bersama dengan itu, mulai dikembangkan pendidikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) oleh semua PSL dibawah koordinasi Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH). Sampai tahun 2002 jumlah PSL yang menjadi anggota Badan Koordinasi PusatStudi Lingkungan (BKPSL) telah berkembang menjadi 87 PSL dan disamping itu berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mulai mengembangkan dan membentuk program khusus pendidikan lingkungan.

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah ( menengah umum dan kejuruan), penyampaian mata ajar tentang masalah kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam sistem sistem kurikulum tahun 1984dengan memasukkan masalah-masalah kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam hampir semua mata pelajaran. Sejak tahun 1989/1990 hingga saat ini berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh departemen pendidikan nasional bagi guru-guru SD, SMP, dan SMA termasuk sekolah kejuruan.Prakarsa pengembangan pendidikan lingkungan jugadlakukan oleh berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Pada tahun 1996/1997 terbentuk jaringan pendidikan lingkungan yang beranggotakan LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikanlingkungan. Hingga tahun 2001 tercatat 76 anggota JPLyang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan.

(9)

Sudjoko (2015:1.15) mengungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktiv mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak manusia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Serta PLH adalah upaya mengubah perilku dan sikap yang dilkukan oleh berbagai pihak atau elemen masyakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepantingan generasi sekarang dan yang akan datang.

(10)

7

sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek: (1) pengetahuan, (2) sikap, (3) kepedulian. (4) keterampilan, dan (5) partisipasi. Sedangkan Internasional Working Meeting On Environment Education Inschool Curriculum, dalam rekomendasinya mengenai pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup, menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan hendaknya merupakan suatu proses mereorganisasi nilai dan memperjelas konsep-konsep untuk membina keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai antar hubungan manusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Pendidikan lingkungan hidup harus juga diikuti dengan praktik pengambilan keputusan dan merumuskan sendiri ciriciri perilaku yang didasarkan pada isu-isu tentang kualitas lingkungan. PKLH dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Namun demikian hasil yang diperlihatkan dari pelaksanaan PKLH selama ini kurang begitu menggembirakan, oleh karena itu PKLH di semua jenjang pendidikan perlu dievaluasi. Soemarwoto (2001: 180-183) menyatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi perlu ditinjau kembali agar bahan pelajaran dapat diinternalkan dan melahirkan masyarakat yang bersikap dan berkelakuan ramah terhadap lingkungan hidup. Menurut beliau kelemahan selama ini adalah pelajaran lingkungan idup terlalu berat pada ekologi dan tidak memasukkan hal-hal praktis dari kehidupan sehari-hari. kesadaran akan pentingnya lingkungan bagi manusia sejak pendidikan dasar bahkan pendidikan pra sekolah sampai dengan perguruan tinggi.

D. Tujuan PKLH

(11)

Meskipun tujuan kedua konsep dasar itu berbeda, dikaji lebih mendalam keduanya memiliki beberapa kesamaan, yaitu sama-sama memiliki dua objek kajian yang berupa dinamika penduduk dan perilaku integrasi manusia terhadap lingkungannya, keduanya sama-sama menunjang terbinanya kualitas penduduk yang lebih baik.

Atas dasar kesamaan tersebut, pada tahun 1984 pendidikan kependudukan dan pendidikan lingkungan hidup yang semula terpisah digabungkan menjadi satu nama yaitu “pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup” yang batasannya sebagai berikut :

“Suatu program pendidikan untuk membina anak/peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung jawab tentang pengaruh timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup dalam berbagai aspek kehidupan manusia”.

Berdasarkan batasan diatas, dapat disusun tujuan PKLH yang lebih terperinci sebagai berikut :

1. Mengembangkan pengetahuan tentang konsep kependudukan dan lingkungan hidup.

2. Mengembangkan kesadaran terhadap adanya masalah kependudukan dan lingkungan hidup.

3. Menumbuhkan kesadaran akan perlunya mengatasi masalah kependudukan dan lingkungan hidup.

4. Mengembangkan pengetahuan tentang adanya hubungan timbal balik antara penduduk dengan lingkungan hidup.

5. Mengembangkan sikap positif terhadap pembentukan lingkungan hidup yang serasi yang menjamin kelangsungan hidup manusia.

6. Mengembangkan keterampilan untuk membina keluarga dan kelestarian lingkungan hidup.

7. Mengembangkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan kualitas penduduk dan kelestarian lingkungan hidup.

Dari tujuan-tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari PKLH adalah membentuk warga negara yang berwawasan kependudukan dan lingkungan hidup, yaitu warga negara yang dalam segala perilakunya berpandangan ke depan terhadap masalah kependudukan dan lingkungan hidup, menuju masyarakat yang serasi, dan seimbang dalam hubungannya dengan lingkungan hidupnya.

E. Manfaat PKLH

(12)

9

diharapkan keluran yang didapat dari situ mempunyai manfaat besar bagi lingkungan dan kependudukan.

Saat ini dunia dihadapkan kepada berbagai krisis yang mencemaskan. Penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu dahsyat dan menakjubkan telah merubah dan membawa perbaikan pada kehidupan manusia di bumi ini. Umur manusia semakin panjang, berbagai penyakit seperti malaria, tipus, TBC dan lain-lain dapat diobati dengan penemuan-penemuan di bidang kedokteran dan obat-obatan. Kematian bayi, anak dan ibu dapat diberantas. Akibatnya adalah pertambahan penduduk dari 3,8 milyar orang tahun 1950 an menjadi 6,1 milyar pada tahun 1999. Tambaan 2 milyar orang lebih dalam waktu kurang dari 50 tahun. Tambahan penduduk ini berupa bayi yang tumbuh menjadi anak, anak dewasa dan seterusnya. Ledakan jumlah penduduk memerlukan sandang, pangan, papan, pelayanan kesehatan dan pendidikan keamanan, transportasi, rekreasi dan lain sebagainya agar mereka dapat hidup layak.

Kebutuhan hidup manusia ini didapatkan sebagian besar dari dukungan alam. semakin banyak manusia semakin intensif dan ekspensif penggunaan alam yang dilaksanakan oleh manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi yang dibarengi dengan pertumbuhan industri secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan bermilyar-milyar manusia tadi, telah mengakibatkan semakin menurunnya mutu alam lingkungan hidup manusia tadi. Manusia melupakan bahwa daya dukung plenet bumi untuk memberikan kehidupan terbatas.

Sekarang keadaan sudah sampai ke titik kritis. Hal ini terjadi karena dua kekuatan besar saling mendukung dan memperkuat, ialah:

1. Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terbatas di atas suatu planet dengan daya dukung yang terbatas untuk menghidupinya dan menampung sampah hasil kehidupannya.

2. Teknologi tidak terbatas yang dibarengi dengan sikap manusia untuk mendominasi dan menghabiskan alam lingkungannya.

Krisis yang mengancam sistem kehidupan di planet bumi ini harus segera kita hadapi dan kita pecahkan bersama. Pertumbuhan penduduk harus kita atur. Sikap kita untuk secara tidak bertanggung jawab mengeksploitasi dan merusak alam lingkungan bagi keenakan dan kemudahan hidup kita harus kita rubah.

(13)

melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta menjawab berbagai tantangan mengenai masalah kependudukan yang semakin kompleks.

Berarti jika kita melihat dari tujuan awal PKLH dapat dikatakan bahwa manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Memberikan wawasan lingkungan hidup kepada seluruh stakeholder khususnya pada sektor pendidikan, warga sekolah dan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan.

2. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan bagi usia dini sebagai cerminan prilaku yang rasional dan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup. 3. Menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki sikap profesional sesuai dengan

tuntutan perkembangan iptek dan tuntutan pembangunan berkelanjutan.

4. Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing khususnya.

5. Menampilkan kreatifitas melalui kegiatan nyata dalam rangka meningkatkan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan.

6. Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam serta gerakan pemanfaatan, penataan, pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan lingkungan hidup di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.

7. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan untuk menuju suatu kondisi daerah yang aman, nyaman dan tertib. Tidak semata-mata Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup dijadikan sebagai mata kuliah yang harus dipelajari jika tidak memiliki manfaat. Berikut adalah manfaat PKLH untuk mahasiswa di perguruan tinggi adalah, sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa mengerti dan memahami sekaligus memiliki kesadaran mengenai faktor-faktor penyebab perkembangan penduduk yang cepat serta interaksi yang erat antara perkembangan penduduk dengan program pembangunan untuk menaikkan taraf hidup rakyat.

2. Agar mahasiswa memiliki kesadaran akan sebab akibat dari besar kecilnya keluarga terhadap situasi kehidupan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. 3. Agar mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang rasional dan

bertanggung jawab dalam menghadapi masalah kependudukan dan lingkungan, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, kawasan lokal, nasional, maupun global.

4. Agar mahasiswa lebih kritis menanggapi masalah kependudukan yang terjadi. 5. Agar mahasiswa dapat langung ikut andil dalam penyelesaian masalah-masalah

(14)

11

(15)

A. Kesimpulan

Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup merupakan jawaban atas masalah kependudukan dan lingkungan hidup yang selama ini mendera kehidupan masyarakat Indonesia bahkan dunia. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup mengatasi masalah kependudukan dan lingkungan hidup dimulai dari akarnya, yaitu kualitas sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya perubahan sikap serta perilaku dalam mengelola sumber daya alam secara rasional dan bertanggung jawab merupakan langkah vital yang mesti dilakukan untuk menghindarkan masyarakat dunia dari masalah kependudukan dan lingkungan hidup. Karena manusialah yang menjadi subjek dan objek dalam masalah kependudukan dan lingkungan hidup ini, sehingga sangat tepat ketika kita ingin menanggulangi masalah ini, maka pola pikir manusialah yang pertama harus diperbaiki. Kesadaran pola pikir akan sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia selanjutnya untuk menghargai lingkungan hidup.

B. Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Soemarwoto, O. (2001). Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

Sudjoko. (2015). Pendidikan Lingkungan Hidup. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Warnadi, Muchlidawati dan Sunarto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan

Kependudukan danan Lingkungan Hidup untuk Guru SD. Jakarta : DEPDIKBUD

Daryanto diakses pada 16:00 pada tanggal 10 Maret 2017 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/837/8/11.%20BAB-II.pdf

Luoman diakses pada 16:05 pada tanggal 10 Maret 2017 http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.co.id/2011/12/pendidikan-kependudukan-dan-lingkungan.html

Soora hoshi diakses pada 15:45 pada tanggal 10 Maret 2017

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa buruh pelabuhan Tanjung Perak Surabaya adalah sebuah agen penguhubung antara desa dan kota yang didalamnya terjadi

Berdasarkan penilitian yang telah dilakukan dengan judul Film Dokumenter Potret Panti Asuhan Harapan Diakonia telah didapatkan hasil bahwa film dokumenter ini

Selanjutnya langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu (1) Mengelompokan data berdasarkan kelompok sering membeli atau jarang membeli; (2)

Berdasarkan Tabel 2, catatan atas laporan keuangan menunjukkan selisih lebih atau kurang dalam pengakuan pendapatan yang diterima Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon

Arisanti Devi (2013) Peran Guru Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di Kelas X SMA PGRI 1 Pontianak. Jurnal pendidikan

Kelompok Kerja Pusat Layanan Pengadaan Barang/Jasa Tahap IV Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tahun 2016 akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi untuk

Two compounds from cultivation of the endophytic fungi Penicillium sp of leaves of kunyit putih (Curcuma zedoaria have been isolated. The endophytic fungus was cultivated on 5 L

Dengan dikembangkannya handout dengan menggunakan teknik KWLH berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah