• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH USUL PENELITIAN MAHASISWA PROGRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH USUL PENELITIAN MAHASISWA PROGRA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH USUL PENELITIAN

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul : Pengaruh Penggunaan Ampas Kopi (Coffea sp) pada Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dan Sumbangannya pada Mata Pelajaran Biologi di SMA.

Nama : Anggun Rijiani

NIM : 06091009034

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Rahmi Susanti. M.Si. 2. Drs. Endang Dayat. M.Si.

Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis. Pembelajaran Biologi bertujuan mendidik siswa agar dapat berfikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri sehingga mampu membentuk kepribadian yang mandiri, kreatif serta mempunyai kemampuan dan keberanian dalam menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran biologi hendaknya guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa (Marta, 2012).

(2)

ada di buku saja yaitu faktor cahaya, padahal guru juga dapat memberikan contoh dari hasil percobaan pengaruh faktor luar yang lain seperti pupuk terhadap pertumbuhan tanaman.

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Pemanfaatan pupuk organik saat ini terus meningkat seiring dengan kesadaran untuk menjaga kesehatan tanah juga seiring dengan mahalnya harga pupuk anorganik. Selain itu kebijakan penghapusan subsidi pupuk anorganik berakibat terhadap meningkatnya jumlah dan jenis pupuk organik (Widowati, 2009).

Pupuk organik yang sering digunakan biasanya berasal dari pemanfaatan sampah rumah tangga misalnya ampas kopi. Ampas kopi mengandung 10% protein yang diperlukan untuk perkecambahan dan pertumbuhan biji dan nisbah C/N sebesar 11/1, yang merupakan rasio yang ideal bagi nutrisi tanaman dan tanah (Chalker, 2009).

Dari penelitian-penelitian sebelumnya, telah dikatakan bahwa ampas kopi berpotensi sebagai pupuk. Penelitian Adikasari (2012) menyebutkan bahwa pemberian campuran ampas teh dan ampas kopi berpengaruh nyata dalam pertambahan tinggi tanaman tomat (Solanum lycopersicum), sedangkan pada penelitian Hildalita (2009) menunjukkan bahwa pemberian sludge kopi dapat meningkatkan pertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba).

Ampas kopi diduga berpotensi sebagai pupuk organik bagi tanaman dan belum banyak ditemukan publikasi penelitian mengenai penggunaan ampas kopi sebagai pupuk organik tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kopi pada tanaman caisim (Brassica juncea).

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian ampas kopi (Coffea sp) terhadap pertumbuhan tanaman caisim (Brassica juncea L.)

1.3 Batasan Masalah

1. Ampas kopi yang digunakan merupakan hasil dari penyeduhan bubuk kopi. 2. Ampas kopi yang digunakan berasal dari warung kopi.

3. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman caisim (Brassica juncea L.)

4. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah daun, berat basah taruk dan akar, berat kering taruk dan akar.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ampas kopi (Coffea sp) terhadap pertumbuhan tanaman caisim (Brassica juncea L.)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan masyarakat tentang budidaya tanaman caisim (Brassica juncea) dengan menggunakan ampas kopi sebagai pupuk.

2. Dapat menambah wawasan tentang pemanfaatan sampah rumah tangga khususnya ampas kopi.

3. Memberikan sumbangan pada pembelajaran biologi di Sekolah Menengah atas pada Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil percobaan dan 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar dalam bentuk Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa.

1.6 Hipotesis

H0: Pemberian ampas kopi dengan takaran tertentu tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman caisim.

H1: Pemberian ampas kopi dengan takaran tertentu berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman caisim.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Caisim (Brassica juncea L.)

(4)

berwarna putih kehijauan, daunnya lebar memanjang, tipis, dan berwarna hijau. Rasanya yang renyah dan segar dengan sedikit sekali rasa pahit, membuat sawi ini banyak diminati. Selain enak ditumis dan dioseng, caisim banyak dibutuhkan oleh pedagang mi bakso, mie ayam atau restoran masakan cina (Haryanto, dkk., 2007) gambar tanaman caisim (Brassica juncea L.) disajikan pada Gambar 2.

Tanaman ini juga mengandung pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi, tetapi pertumbuhan dan produksi sawi yang ditanam di dataran tinggi lebih baik. Biasanya dibudidayakan di daerah ketinggian 100 – 500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan drainase baik (Edi dan Julistia, 2010).

Menurut Tjitrosoepomo, (2004) klasifikasi tanaman caisim adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

ubdivisi : Angiospermae Class : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales (Brassicales) Famili : Cruciferae (Brasscaceae) Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L.

Menurut data yang tertera dalam daftar komposisi makanan yang diterbitkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat basah sawi adalah seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Kandungan zat gizi dalam 100 g sawi

No Zat Gizi Sawi

1. Protein (g) 2,3

2. Lemak (g) 0,3

3. Karbohidrat (g) 4,0

4. Ca (mg) 220,0

5. P (mg) 38,0

6. Fe (mg) 2,9

7. Vitamin A (mg) 1.940,0

(5)

9. Vitamin C (mg) 102,0

(Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1979) dikutip Haryanto, dkk., (2007))

2.1.1 Syarat Tumbuh

Sawi caisim bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman sawi dapat tumbuh di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan di dataran tinggi maupun dataran rendah. Meskipun begitu, tanaman sawi dapat tumbuh baik dengan iklim yang kering pada suhu 15-20 0C dan ketinggian 5 – 1200 m dpl.

Adapun syarat-syarat penting bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus, drainasenya baik, dan pH tanahnya antara 6-7. Waktu tanam yang baik ialah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian, tanaman ini dapat pula ditanam pada musim kemarau asalkan tersedia cukup air (Sunarjono, 2013).

2.2 Kopi (Coffea sp)

Menurut Najiyati dan Danarti (2006), kopi adalah spesies tanaman tahunan berbentuk pohon. Di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi Arabika, Robusta, dan Liberika. Secara lengkap, klasifikasi botani kopi adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rubiales Suku : Rubiaceae Marga : Coffea Jenis : Coffea sp.

(6)

musim kemarau mendatang (Najiyati dan Danarti, 2006). Jika dibandingkan dengan kopi Arabika, pohon kopi Robusta lebih rendah dengan ketinggian sekitar 1,98 hingga 4,88 meter saat tumbuh liar di kawasan hutan. Pada saat dibudidayakan melalui pemangkasan, tingginya sekitar 1,98 hingga 2,44 meter (Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991).

Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan kulit luar (exocarp), daging buah (mesocarp), dan kulit tanduk (endocarp) yang tipis, tetapi keras. Kulit luar terdiri dari satu lapisan tipis. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau tua yang kemudian berangsur-angsur menjadi hijau kuning, kuning, dan akhirnya menjadi merah, merah hitam jika buah tersebut sudah masak sekali. Daging buah yang sudah masak akan berlendir dan rasanya agak manis. Biji terdiri dari kulit biji dan lembaga (Ciptadi dan Nasution, 1985 dikutip Najiyati dan Danarti, 2006). Kulit biji atau endocarp yang keras biasa disebut kulit tanduk. Lembaga (endosperma) merupakan bagian yang dimanfaatkan untuk membuat minuman kopi sehingga ahirnya akan di dapatkan ampas kopi.

Ampas kopi mempunyai banyak manfaat, terutama bagi tumbuhan yaitu dapat menambah asupan Nitrogen, Fosfor dan Kalium (NPK) yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat menyuburkan tanah. Ampas kopi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mengandung mineral, karbohidrat, membantu terlepasnya nitrogen sebagai nutrisi tanaman, dan ampas kopi bersifat asam sehingga menurunkan pH tanah (Yunus, 2010 dikutip Adikasari, 2012).

Ampas kopi mengandung 10% protein yang diperlukan untuk perkecambahan dan pertumbuhan biji dan nisbah C/N sebesar 11/1, yang merupakan rasio yang ideal bagi nutrisi tanaman dan tanah. Karena kopi diekstrak dengan menggunakan air, banyak komponen hidropobik, termasuk minyak, lemak, trigliserida dan asam lemak yang tersisa di ampas kopi, begitu pula dengan karbohidrat yang tidak terlarut seperti selulosa dan sejumlah gula yang tidak dapat dicerna. Lignin, fenol dan minyak esensial penghasil aroma juga tersisa dari proses penyeduhan. Kandungan kimia tersebut memiliki efek antimikroba dan antioksidan (Chalker, 2009). Setelah proses penyeduhan, pH ampas kopi dapat mendekati netral, yakni 6,9 (Monte, 2010).

Karena memiliki aktivitas antimikroba, ampas kopi juga dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur yang sangat bervariasi dan spesies-spesifik. Demikian pula, efek ampas kopi terhadap pertumbuhan tanaman tidak dapat diperkirakan (Chalker, 2009).

(7)

Tanah merupakan sumber hara yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Parnata (2004) dikutip Anggreani (2010), unsur hara yang dibutuhkan tanaman beraneka ragam. Sedikitnya ada 60 jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dari sekian banyak unsur hara tersebut, sebanyak 16 unsur atau senyawa diantaranya merupakan unsur hara esensial yag mutlak dibutuhkan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Dari 16 unsur hara, 3 diantaranya tidak terlalu bermasalah karena ketersediaanya di alam melimpah. Ketiga unsur tersebut adalah karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).

Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar disebut makronutrien. Terdapat sembilan makronutrien, yang meliputi enam unsur penyusun utama senyawa organik, yaitu karbon (C), oksigen (O), hidrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S), dan fosfor (P). Tiga makronutrien lainnya adalah kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg) (Campbel, dkk., 2003).

Unsur yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang sangat sedikit disebut mikronutrien. Kedelapan mikronutrien tersebut adalah besi (Fe), klorida (Cl), tembaga (Cu), mangan (Mn), seng (Zn), molibdenum (Mb), boron (Br), dan nikel (Ni) (Campbel, dkk., 2003).

Tanaman tanggap terhadap suplai unsur hara yang kurang dengan memperlihatkan suatu gejala defisiensi. Gejala-gejala tersebut meliputi pertumbuhan akar, batang, atau daun yang tertekan serta terjadinya klorosis ataupun nekrosis pada sejumlah organ (Zulkarnain, 2010). 2.4 Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik lagi bagi pertumbuhan tanaman. Misalnya, pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang asam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan, dan pemberian pembenah tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula, pemberian urea dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha tersebut dinamakan pemupukan (Rosmarkam dan Widya, 2002).

2.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

(8)

segar, berat kering, volume, panjang, tinggi, atau luas area. Oleh karena ukurannya bertambah, maka bentuk tanamanpun berubah-ubah sebagaimana ditentukan oleh faktor-faktor genetiknya (Salisbury, 1995)

Istilah perkembangan mengacu pada total perubahan pertumbuhan yang bertahap da progresif baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang meliputi transformasi dari suatu zigot menjadi tanaman dewasa yang reproduktif. Fenomena ini dicirikan oleh perubahan ukuran dan berat, munculnya struktur dan fungsi baru serta hilangnya struktur dan fungsi yang lama. Perkembangan dapat dipandang sebagai fenomena yang terdiri atas tiga proses, yang biasanya terjadi secara bersamaan, yakni pertumbuhan, diferensiasi seluler, dan morfogenesis (Salisbury, 1995).

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 sampai dengan selesai di Kebun Botani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag ukuran 35 × 12 cm (3 kg), penggaris, oven, termometer, soil tester, neraca digital, dan cangkul. Bahan yang digunakan yaitu ampas kopi, pupuk kandang, benih caisim varietas Prety, dan tanah.

3.3 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data percobaan digunakan metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Berdasarkan uji pendahuluan, takaran ampas kopi yang digunakan adalah sebagai berikut:

No. Perlakuan Ampas Kopi (gr)

1 P0 0

2 P1 20

3 P2 40

4 P3 60

5 P4 80

6 P5 100

3.4 Cara Kerja

a. Persemaian/Pembibitan

(9)

kemudian di sebar merata pada media semai. Selama penyemaian dilakukan penyiraman setiap pagi.

b. Penanaman

Bibit berumur 2-3 minggu setelah semai atau telah berdaun 3-4 helai dipilih yang memiliki pertumbuhan yang hampir seragam, kemudian dipindahkan ke dalam polybag yang telah diisi dengan tanah.

c. Pemberian ampas kopi

Ampas kopi diberikan setelah tanaman dipindah ke dalam polybag dengan cara ditaburkan disekitar tanaman caisim sesuai perlakuan. Pemberian ampas kopi dilakukan setiap satu minggu sekali.

d. Pemeliharaan

Dalam pemeliharaan tanaman berupa penyiraman yang dilakukan setiap hari. Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati.

e. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada ± 40 hari setelah tanaman dipindahkan ke polibag yaitu dengan mencabut seluruh tanaman beserta akarnya.

3.5 Parameter yang Diamati 1. Jumlah daun (helai)

Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian dengan menghitung jumlah daun yang telah mekar.

1. Berat basah taruk dan akar (gram)

Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian. Penimbangan berat basah taruk dilakukan dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman sampai pangkal akar. Penimbangan berat basah akar dilakukan setelah tanaman dipotong pada pangkal akar dan kemudian dibersihkan dari sisa tanah yang menempel.

2. Berat kering taruk dan akar (gram)

Berat kering taruk didapat setelah tanaman dipotong pada pangkal akar kemudian bagian atas (taruk) dimasukkan kedalam oven pada suhu 70° C lalu ditimbang sampai didapatkan berat konstan.

(10)

3.6 Analisis Data

Data yang didapatkan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam (ansira). Analisis sidik ragam pengaruh perlakuan untuk racangan acak lengkap dilakukan menurut uji F, seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap Sumber

Keragaman

Derajat Bebas Jumlah Kuadrat

Kuadrat Tengah

F Hitung F Tabel 5% 1%

Perlakuan a – 1 = vp Jka Jka/vp KTa/KTg

Galat (ra-1) – (a-1) = vg JKg Jkg/vg

Total ra – 1 JKT

Sumber: Hanafiah, 2010

Keterangan: a = jumlah perlakuan p = perlakuan r = jumlah ulangan v = derajat bebas JK= jumlah kuadrat g = galat

KT= kuadrat tengah

Uji nyata sidik ragam dihitung dengan membandingkan F hitung denga F tabel. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf 5% dan 1% maka perlakuan dikatakan berbeda sangat nyata, sedangkan jika F hitung lebih besar pada taraf 5% tetapi lebih kecil pada taraf 1% berarti perlakuan dikatakan berbeda nyata, dan jika F hitung lebih kecil pada taraf 5% maka perlakuan dikatakan berbeda tidak nyata.

Jika hasil uji F menunjukkan pengaruh nyata (taraf uji 5%) atau menunjukkan pengaruh sangat nyata (taraf 1%), maka dilanjutkan dengan uji beda pengaruh penrlakuan dengan Koefisien Keragaman (KK).

Keterangan:

y = rata-rata seluruh data percobaan

Uji BJND (Beda Jarak Nyata Duncan) dilakukan pada parameter tinggi tanaman dan berat kering taruk karena memiliki KK> 10%. Kecuali untuk parameter berat kering akar dan ratio taruk akar tidak dilakukan uji lanjut karena F Hitung < F tabel (Hanafiah, 2010).

Daftar Pustaka

Adikasari, Ria. 2012. ’Pemanfaatan Ampas Teh dan Ampas Kopi sebagai Penambah Nutrisi pada Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) dengan Media Hidroponik’. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

(11)

Anggraeni, Reni. 2010. ’Pengaruh Pemberian Ampas Teh terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brasica juncca L.) dan Sumbangannya pada Pembelajaran Bioogi di Sekolah Menengah Atas’. Skripsi. Palembang: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya.

Baird, Angela. 2011. Stunted Pepper Plants & Coffee Grounds.

http://www.ehow.com/info_8656797_stunted-pepper-plants-coffee-grounds.html. Diakses tanggal 24 Januari 2013.

Barden. J, Halfacre. G, Parrish. D. 2005. Plant Science. New York: McGraw-Hill Book Company.

Campbell, Neil A, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Chalker, Linda. 2009. Coffee Grounds-Will They Perk Up The Plants?.

http://www.puyallup.wsu.edu/~linda%20chalker-scott/horticultural

%20myths_files/Myths/Coffee%20grounds.pdf. Diakses tanggal 18 Desember 2012.

Edi, Syafri dan Julistia Bobihoe. 2010. ‘Budidaya Tanaman Sayuran’. Jambi : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi.

Fatma, Dora Nurshanti. 2009. ‘Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Caisim (Brassica Juncea L.)’. Agronobis, Vol 1 (1) : 89-98.

Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Rancangan Percobaan. Palembang: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Haryanto, Eko, Tina Suhartini, E. Rahayu, dan Hendro S. 2003. ‘Sawi dan Selada’. http://books.google.co.id/books?id=4iyG6pWqd5sC&pg=PA9&dq=sawi+caisim+ (Brassica+juncea)&hl=id&sa=X&ei=xgpgUaaKEorMrQeLmYGICg&ved=0CFUQ6A EwCA#v=onepage&q&f=false. Diakses tanggal 5 April 2013.

Hildalita. 2009. ’Penggunaan Sludge Pabrik Kopi dalam Produksi Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Kasno. 2009. Pupuk Anorganik dan Pengelolaannya.

http:// pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp09037.pdf. Diakses tanggal 12 Maret 2013.

Keen, Rhonda. 2010. Gardening With Organic Coffee Ground. http://ezinearticles.com/? Gardening-With-Organic-Coffee-Grounds&id=5361134. Diakses tanggal 17 Desember 2012.

Monte. 2010. Coffee Grounds and Composting.

(12)

Marta, Febrian Andi. 2012. Analisis Literasi Sains Siswa SMP dalam Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema Efek Rumah Kaca. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Muslich, Mansur. 2011. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Najiyati, Sri dan Danarti. 2006. Kopi: Budidaya dan Penanganan Pasca Panen. Jakarta: Penebar Swadaya.

Retnandari, N.D dan Tjokrowinoto, Moeljarto. 1991. Kopi: Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Meida.

Rosmarkam. A, Widya. N. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanidius.

Salisbury, F.B and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Bandung: Penerbit ITB.

Susanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanidius.

Supardi, Agus. 2011. ‘Aplikasi Pupuk Cair Hasil Fermentasi Kotoran Padat Kambing terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea) sebagai Pengembangan Materi Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan’. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Surakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Jogjakarta: Gajah Mada University Press

Widowati, Ladiyani. 2009. ‘Peranan Pupuk Organik terhadap Efisiensi Pemupukan dan Tingkat Kebutuhannya untuk Tanaman Sayuran pada Tanah Inseptisols Ciherang, Bogor’. J. Tanah Trop., Vol. 14, (No. 3) Juli 2009.

Gambar

Tabel 2. Kandungan zat gizi dalam 100 g sawi
Tabel 1. Daftar Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Lengkap

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa juga menunjukkan bahwa untuk kejadian hujan dengan kala ulang 5 tahun serta penggunaan lahan tahun 2010, maka diperoleh prosentase saluran drainase yang

Tabel analisis sidik ragam lilit batang 4 MST.. SK DB JK KT

Pada proses enkripsi yang diperlukan adalah sebuah kunci publik yang telah ditunjukkan pada Gambar 13, sebuah pesan yang dibuat dalam bentuk file teks dan juga kunci publik

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

[r]

Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif nampak bahwa variabel pengalaman mengajar memiliki pengaruh yang lebih tinggi terhadap kinerja guru

Dari analisis dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model active learning tipe Think-Pair-Share pada mata

Gambaran Umum Instalasi Rekam Medis RSUP Dr Kariadi...38G. Prediksi Jumlah