• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Media Dengan Berbgai Model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Media Dengan Berbgai Model"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Media Dengan Berbgai Model Pembelajaran Syarifah Rauf Laudzaunna1 Rian Vebrianto2

1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas sultan Syarif Kasim Riau

*Email: syarifahrauf27@gmail.com

2Pekanbaru, Riau, Indonesia

rhayent23ukm@gmail.com

ABSTRAK

Desain atau pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yaitu rendahnya hasil belajar yang disebabkan oleh kurangnya penggunaan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa. Pengembagan media pembelajaran ini bertujuan untuk menghasilkan suatu media yang dapat membantu mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran karena keterbatasan waktu dan alat peraga. Untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata: Visible: mudah dilihat,Interesting: menarik, Simple: sederhana, Useful: isinya berguna/bermanfaat, Accurate: Benar (dapat dipertanggungjawabkan),Legitimate: masuk akal/sah, Structured: terstruktur/tersusun dengan baik. Beberapa media yang dapat dibuat dan dipergunakan dalam pembelajaran ekonomi antara lain: flipchart, flannel graph, flash card, barang bekas, powerpoint dan lain-lain. Hasil menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(2)

ABSTRACT

Or instructional design is the practice of drafting media communication and content technology to help make possible the effective transfer of knowledge between teachers and learners. This process shows the determination of the initial status of students understanding, formulating learning goals, and design a "treatment" based-media to help the transition. This research is motivated by the problems of the poor learning outcomes resulting from lack of use of instructional media to attract the attention of students. Developing a learning media is intended to produce a medium that can help overcome the problems in the learning process because of time constraints and props. To develop learning media to consider the principle of visuals, which can be described as an abbreviation of the words: Visible: easily seen, Interesting: interesting, Simple: Simple, Useful: it is useful / helpful, Accurate: Correct (accountable), Legitimate: entry reasonable / legitimate, structured: structured / structured. Some media that can be created and used in the learning economy include: flipchart, flannel graph, flash cards, thrift, powerpoint and others. The results showed that the learning media can improve student learning outcomes.

Keywords: Learning Media, Design / learning model, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Desain atau pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Wiyani, (2013) menyatakan ada enam contoh yang merupakan model-model desain pembelajaran pada masing-masing orientasi, model desain pembelajaran adalah model desain ASSURE, model ADDIE, model Hannafin dan Peck, model Dick and Carrey, model Kemp, dan model DP-PK.

(3)

dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Heinich, dkk (1982) mengartikanistilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”.

Media merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan informasi kepada siapa saja yang ingin mendapatkannya. Media dapat dikategorikan ke dalam gambar, suara, video, animasi, serta dalam bentuk teks seperti buku dan lainnya. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan saranan komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya dan media merupakan segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (Susilana, 2009).Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak. Pemanfaatan media yang sejalan dengan metode dan strategi pembelajaran akan mampu melibatkan siswa secara intensif dalam aktivitas pembelajaran. Keterlibatan mental siswa dalam aktivitas pembelajaran merupakan bagiandari pembelajaran sukses (Pribadi, 2011).

ISU

Pelajaran yang sulit dipahami dan kurang menarik bagi siswa.salah satu penyebabnya adalah kurangnya motivasi dan minat, merasa terpaksa atau hanya dianggap suatu kewajiban untuk mengikuti pelajaran. Dimyati, (2009) menyatakan bahwa motivasi mempunyai kaitan yang sangat erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Belajar kimia akan menyenangkan jika siswa mampu menerapkan konsep-konsep kimia dalam kehidupannya. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya dan manfaatnya, mereka lebih mudah menguasai konsep, maka motivasi belajar merupakan modal utama untuk mempelajari kimia.

(4)

apa yang dilakukan oleh guru dan siswa dikelas. Guru diharapkan mampu merencanakan kegiatan belajar mengajar dengan efektif, guru harus mampu menciptakan kondisi-kondisi belajar yang berbeda dan tidak membosankan. Guru juga dituntut untuk memiliki ketrampilan dalam menyampaikan materi. Salah satu cara guru untuk membuat siswa tidak bosan belajar yaitu dengan memilih media yang sesuai dengan tujuan materi itu sendiri. Sadiman, dkk., (2009) menyatakan bahwa guru dan media pendidikan hendaknya bahu membahu dalam memberi kemudahan belajar bagi siswa. Perhatian dan bimbingan secara individual dapat dilaksanakan oleh guru dengan baik, sementara informasi dapat pula disajikan secara jelas, menarik dan teliti oleh media pendidikan.

Pada umumnya dalam kegiatan pembelajaran tenaga pendidik hanya menggunakan bahan ajar cetak, salah satunya buku pelajaran atau buku teks. Buku pelajaran dalam dunia pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi guru maupun siswa sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Namun, kegiatan pembelajaran yang menggunakan bahan ajar cetak memiliki kelemahan yaitu pemaparan materi bersifat linear, kegiatan pembelajaran terpusat pada guru, materi ajar disajikan dalam bahasa yang sulit dimengerti oleh siswa dan bentuk informasi disajikan secara terbatas yaitu dalam bentuk teks dan gambar. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di sisi lain ada materi pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran sehingga materi pembelajaran dapat disampaikan secara efektif dan efisien

METODE PENELITIAN

(5)

Model desain ADDIE, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation (Pribadi, 2009). Analysis yang dimaksud adalah analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan menentukan kompetensi siswa. Design maksudnya menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran. Development adalah tahapan memproduksi media yang akan digunakan dalam program pembelajaran. Implementation bertujuan untuk melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan media yang sudah dikembangkan, dan Evaluation dimaksudkan untuk melakukan evaluasi terhadap media yang telah dikembangkan dan evaluasi terhadap pengaruh penerapannya.

Model ASSURE terdiri dari 6 tahap yaitu (1) menganalisis pebelajar, (2) menyatakan standar dan tujuan, (3) memilih strategi, teknologi, media dan materi, (4) menggunakan teknologi, media dan materi, (5) mengharuskan partisipasi pebelajar, (6) mengevaluasi dan merevisi.

(6)

ketiga dari model Hannafin dan Peck adalah fase pengembangan dan implementasi. Hannafin dan Peck, mengatakan aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram alur, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif. Dokumen naskah akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Model Hannafin dan Peck menekankan proses penilaian dan pengulangan harus mengikutsertakan proses-proses pengujian dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan. Lebih lanjut Hannafin dan Peck menyebutkan dua jenis penilaian yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif ialah penilaian yang dilakukan sepanjang proses pengembangan media sedangkan penilaian sumatif dilakukan setelah media telah selesai dikembangkan (Syamsi, 2013).

Model pengembangan Dick &Carey (1990) yang dibagi menjadi empat tahap oleh Arnyana (2004), sebagai berikut ini: (1) Tahap penetapan materi pembelajaran dan standar kompetensi yang akan dicapai siswa, (2) Tahap analisis kebutuhan, (3) Tahap pengembangan perangkat pembelajaran, (4) tahap uji coba perangkat pembelajaran.

Menurut Mukminan (2008), untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata:

Visible : Mudah dilihat Interesting : Menarik Simple : Sederhana

Useful : Isinya berguna/bermanfaat

Accurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan) Legitimate : Masuk akal/sah

Structured : Terstruktur/tersusun dengan baik

HASIL DAN PEMBAHASAN

(7)

materi kimia dan biasanya hanya berupa buku sehingga siswa cepat merasa bosan untuk memahami teori tersebut. Materi koloid merupakan salah satu materi pembelajaran kimia di tingkat SMA kelas XI semester 2. Media pembelajaran ini didisain dan dimodifikasi sedemikian rupa agar media yang dikembangkan dapat menarik minat siswa untuk mempelajarinya sehingga nantinya akan menghasillkan suatu konsep pembelajaran yang menyenangkan.

Selanjutnya adalah pengembangan media pembelajaran video pembelajaran dengan menggunakan model Hannafin dan Peck. Hal ini dikarenakan model Hannafin dan Peck cocok digunakan untuk mengembangkan produk berupa software. Menurut teori wiyani (2013) model Hannafin dan Peck merupakan model desain pembelajaran penyajiannya dilakukan secara sederhana, sehingga tidak memakan waktu lama mulai dari analisis kebutuhan, desain/perancangan, pengembangan dan implementasi. Selain itu, keberhasilan pengembangan video pembelajaran didukung dengan prosedur pengembangan dari model Hannafin dan Peck yang sistematis dengan menyelesaikan setiap fase/tahapan sebelum melanjutkan ke tahapan berikutnya.

Dan pengembangan media cerpen, media cerpen ini dikembangkan berdasarkan kajian standar isi dan Kompetensi Dasar KTSP kemudian merumuskan indikator pembelajaran sehingga diketahui gambaran standar minimal yang dikehendaki kurikulum. Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahap kegiatan dengan menggunakan model ADDIE, diantaranya tahap analisis dilakukan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam menentukan masalah dan solusi yang tepat serta menentukan kompetensi dasar, cerpen yang telah direncanakan terdiri dari enam subjudul. Setiap subjudul memiliki ide cerita, alur, setting, serta plot yang berbeda. Namun, penokohan serta karakter dan nama tokoh masih sama disetiap subjudul. Hal ini dilakukan agar siswa tidak kebingungan saat membaca cerpen, cerpen dari subjudul pertama hingga keenam saling bersinambung, tahap pengembangan merupakan tahap lanjutan dari perancangan.

(8)

yang sama oleh Nugroho, dkk., (2013) menyimpulkan bahwa media pembelajaran berupa permainan ular tangga mempunyai kriteria yang sangat baik ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Rakhmadani, dkk.,(2012) dimana pembelajaran dengan berbantukan media ular tangga dapat mengkondisikan pembelajaran lebih efektif dikarenakan siswa merasa lebih senang dan tidak cepat bosan terhadap materi koloid.

Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA siswa kelas VIII antara sebelum dan sesudah menggunakan video pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa video pembelajaran efektif untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA. Ini dikarenakan video pembelajaran dapat memudahkan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran karena video pembelajaran mencakup keseluruhan materi pembelajaran sehingga guru terbantu dalam kegiatan pembelajaran dan siswa lebih fokus untuk memperhatikan pembelajaran. Hal ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa media video pembelajaran adalah media atau alat bantu yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran Riyana (2007;5).

Hasil penilaian kelayakan pada pengembangan media cerpen oleh ketiga validator sebelum melakukan penelitian, diperoleh sebesar 89% dengan kategori sangat layak. Aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media cerpen mengalami kenaikan dari pertemuan I hingga pertemuan II yaitu sebesar 84% dan 90%.Pengembangan media cerpen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi zat aditif pada makanan di kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen sebesar 79%, sedangkan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol sebesar 62%.Tanggapan Siswa terhadap pengembangan media cerpen pada materi zat aditif pada makanan menunjukkan respon postif yang sangat baik sebesar 90%.

PENUTUP

(9)

kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media pembelajaran.

Pengembangan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip VISUALS (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate, Structured) dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media.

Penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar. Guru seyogyanya mampu memilih danmengembangkan media yang tepat

Daftar Pustaka

Arnyana, I B. P. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif Serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah atas Pada Pelajaran Ekosistem. Desertasi (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional Media: and the New Technology of Instruction, New York: Jonh Wily and Sons.

Mukminan, (2008) Pengembangan Media Pembelajaran. Universitas Negeri

Mulasiwi, C. M., Susilaningsih., & Sri,S. 2013. Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi Melalui Strategi Peer Lessons dengan Media Ular Tangga. Jurnal Pendidikan Ekonomi-Bkk Akuntansi, Fkip Universitas Sebelas Maret Surakarta, 1 (1) : 1-14.

Nugroho, A.P.,Trustho, R., dan Daru, W. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Permainan Ular Tangga Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Materi Gaya. Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (1) : 11.

Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat Prima.

(10)

SMA Negeri 1 Simo Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (4 ) : 190-197.

Sadiman, Arief. (2010). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangannya, dan Pemanfaatannya cetakan ke 14.

Susilana, Rudi, dan Cepi R. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana

Syamsi. 2013. Desain Pembelajaran Model Hanaffin And Peck. Tersedia pada

http://purwajismk1ktb.blogspot.com/2012/12/desain-pembelajaran-model-hanaffin-and.html (diakses pada tanggal 1 Mei 2015).

Wiyani, N.A. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan :Yogyakarta : Ar-Ruz Media.

Wiyani, Novan Ardy 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan, yogyakarta : AR- Ruzz Med.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan perancangan media promosi produk gula semut unggulan Desa Kalirejo, Kabupaten Kulon Progo adalah membuat konsep perancangan dan visualisasi media utama dan

Dalam peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 22 Tahun 2008 tentang “Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan Bagi Mahasiswa Program Kependidikan Universitas Negeri

Keberhasilan dan keberlanjutan produktivitas tanaman padi sawah memerlukan motivasi petani yang baik dalam mengusahakan usaha tani padi sawah.Agar motivasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan lahan untuk perumahan di Kabupaten Bantul dimasa yang akan datang, memetakan daya dukung permukiman dan

yang mengikuti pelatihan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Banyaknya guru peserta PKM ±23 orang yaitu guru-guru SMA yang tergabung dalam MGMP Ekonomi

Dari penelitian yang dilakukan oleh Iswara, Palupi, dan Nugraheni Dkk didapat hasil bahwa pemberian jus buah tomat, ekstrak daun Cyclea barbata L dan vitamin C ternyata

Dengan demikian, loyalitas secara langsung dipengaruhi oleh kepuasan / ketidakpuasan nasabah (Fandy Tjiptono, 2008). Loyalitas tidak dapat diukur dari besarnya volume atau

Karakter morfologi yang diamati berdasarkan panjang tubuh, warna tubuh bagian dorsal dan ventral, bentuk prostomium, jumlah segmen, susunan setae, bentuk dan letak