• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru (Studi kasus pada LIKE HOME NET)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru (Studi kasus pada LIKE HOME NET)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Pengertian Wirausaha

Machfoedz (2006:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan

adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil

risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia

lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu

seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan

mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha

bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan

senantiasa dituntut untuk kreatif.

Kuratko dan Hodgetts dalam skripsi Sanggam Atur Sitompul

“Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha Baru (Studi Kasus Pada

DHUOnet dan TripleG net)”menyatakan bahwa entrepreneur berasal dari

bahasa Perancis yaitu entreprendre yang berarti mengambil pekerjaan (to

undertake). Konsepnya mengenai entrepreneur sebagai berikut:

“The entrepreneur is one who undertake to organize, manage, and assume

the risks of a business.” Konsep ini memberikan arti bahwa kewirausahaan merupakantindakan seseorang untuk membuat organisasi, mengelolanya dan

menentukan resiko sebuah bisnis. Dalam konsep ini, resiko yang terjadi

(2)

Zimmerer dan Scarborough menyatakan dalam Skripsi Sanggam

Atur Sitompul “Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha Baru (Studi

Kasus Pada DHUOnet dan TripleG net)” memberikan konsep

kewirausahaan sebagai berikut: An Entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk anduncertainty for the purpose of achieving

profit and growth by identifying significant opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on them. Konseptersebut menceritakan

bahwa kewirausahaan tersebut merupakan keahlian seseorang dalam

menciptakan suatu usaha baru, menghadapi resiko di masa mendatang dan

keahlian bertumbuh untuk mendapatkan profit dengan menggunakan

seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan

terhadap usaha tersebut.

2.2Usaha Baru dan Cara Membuka Usaha Baru

Menurut Anoraga (2002:154-155) Untuk para wirausahawan yang

berencana untuk memulai usaha baru maka ada beberapa alternatif pilihan

usaha. Pilihan usaha ada tiga macam yaitu apakah membeli franchise, membeli usaha yang sudah berjalan atau membuka usaha dari nol. Masing –

masing dari ketiga pilihan usaha ini ada plus dan minusnya. Pilihan

tergantung pada masing – masing wirausahawan dengan

mempertimbangkan plus dan minusnya. Dari ketiga pilihan, risiko

kegagalan yang paling besar ada pada pilihan ketiga yaitu membuka usaha

dari nol.

(3)

pembagian keuntungan usaha dan membayar royalti untuk menggunakan

merek dagang tersebut. Keuntungannya, kalau mereknya sudah terkenal,

relatif akan lebih mudah untuk memasarkannya.

Alternatif yang kedua adalah membeli usaha yang sudah berjalan.

Membeli usaha yang sudah berjalan, risiko gagal akan lebih kecil daripada

memulai usaha dari nol. Namun, risiko gagalnya kemungkinan lebih tinggi

daripada franchise. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli

usaha yang sudah berjalan tersebut, perlu dilakukan penelitian yang

seksama. Perlu dipelajari cara beroperasi perusahaan, wawancarai pemilik

usaha tersebut sebelumnya, memeriksa pembukuan perusahaan, berbicara

dengan pelanggan mereka dan dengan pemasok mereka. Minat seorang

pengusaha di sini harus benar – benar murni, karena akan menyangkut

komitmen si pengusaha itu sendiri pada perusahaan yang baru.

Bekerja untuk perusahaan sendiri, komitmen akan jauh lebih kuat daripada

bekerja di perusahaan orang lain.

Pilihan ketiga adalah membuka usaha dari nol. Risiko kegagalan pada

pilihan ini paling tinggi jika dibandingkan dengan kedua pilihan

sebelumnya. Namun ada kepuasan tersendiri bagi pelakunya bila usahanya

berhasil. Bila membuka usaha dari nol ini merupakan pilihan, maka

beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar peluang usaha

dari usaha yang akan dibuka; jangan hanya menjual barang yang hanya

dapat diproduksi sendiri, tetapi buatlah barang yang bisa dijual. Faktor lain

(4)

belakang sang wirausahawan yang berniat untuk memulai usaha baru dan

memilih alternatif membuka usaha yang benar – benar baru (membuka

usaha dari nol).

2.3Pengembangan Usaha

Pengembangan Usaha adalah Tugas dan proses persiapan analitis

tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan

pelaksanaan peluang prtumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan

strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.Sedangkan

untuk usaha yang besar terutama di bidang teknologi

industri, Pengembangan Usaha adalah istilah yang sering mengacu pada

pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi dengan yang lain.

Menurut Mahmud Mach Foedz, Perkembangan usaha adalah

perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang yg terorganisasi untuk

mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

2.3.1 Unsur-unsur Pengembangan Usaha

Unsur-unsur dalam pengembangan usaha ada 2, yaitu, :

1. Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :

a. Adanya niat dari si pengusaha / wirausaha untuk

(5)

b. Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak

barang yang harus diproduksi , cara apa yang harus digunakan

untuk mengembangkan barang / produk , dan lain – lain.

c. Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukkan

dan pengeluaran produk .

2. Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :

a. Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

b. Mendapatkan dana tidak hanya mengandalakan dari dalam seperti

meminjam dari luar.

c. Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik / kondusif untuk

usaha .

d. Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui.

Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa

berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan

barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang

murah pula.

e. Cakupan jajaran produk

Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan

pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal

ini juga bisa mendorong perekonomian yang pada gilirannya akan memberi

(6)

sedikit memungkinkan Anda untuk menggali potensi produk tersebut

dengan lebih dalam, mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk

yang sama. Variasi produk yang sedikit juga bisa disandingkan dengan

keahlian yang seksama.Sedangkan Kreativitas merupakan salah satu unsur

penting yang perlu dijadikan sebagai salah satu karakter dalam mengelola

bisnis. Kreativitas akan memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan

sebuah bisnis usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh

pemiliknya dalam segala aspek,mulai dari ide dan produksi.

2.3.2 Permasalahan dalam Pengembangan Usaha Baru

Banyak permasalahan yang dihadapi oleh orang-orang yang ingin

melakukan pengembangan terhadap usaha yang baru. Adapun beberapa

masalah yang sering dihadapi yaitu:

1. Faktor kurangnya permodalan

Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk

mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM,

oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan

usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang

mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat

terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga

keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara

administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat

dipenuhi

(7)

Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya

penyimpana prodik di gudana atau over produk. Sehingga tidak ada

pemasukkan bagi si pengusaha.

3. Persaingan usaha yang semakin ketat

Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha

bersaing dengan pengusaha lainnya , hal ini jika tidak diantisipasi

maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami gagal

produk .

4.Kesulitan bahan baku

Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam

proses pengembangan usaha . Jika tidak ada bahan baku maka

akan dipastikan secara perusahaan tidak bisa melakukan kegitan

usahanya.

5. Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli

Seorang enterpreneur membutuhkan tim kerja dan spesialisasi

untuk mengembangkan perusahaannya. Untuk itu, seorang

enterpreneur harus terus berinvestasi pada manusia untuk

membesarkan perusahaan..

6. Pemasaran

Bargaining Power pengusaha kecil dalam berhadapan dengan

(8)

penentuan harga dan system pwmbayaran, serta pengaturan tata

letak produk usaha kecil di department store dan

supermarket.Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan

dalam mengkoordinasi persaingan tidak sehat antar usaha sejenis.

informasi untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar

negeri masih kurang, misalnya tentang produk yang diinginkan,

siapa pembeli, tempat pembelian atau potensi pasar, tata cara

memasarkan produk serta tender pekerjaan utamanya pada usaha

jasa.

7. Bahan Baku

Supply bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi, antara lain

karena adanya kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah,

pembeli besar yang menguasai bahan baku,keengganan pengusaha

besar untuk membuat kontrak dengan pengusaha kecilHarga bahan

baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar

bersifat monopolistik atau dikuasai pengusaha pasar.Kualitas bahan

baku rendah, antara lain karena adanya standardisasi dan

manipulasi kualitas bahan baku.Sistem pembelian bahan baku

secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran

penjualan produk umumnya tidak tunai.

8. Teknologi

Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan, antara lain

(9)

menghasilkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan

pengusaha kecil.Akses dan informasi sumber teknologi masih

kurang dan tidak merata, sedangkan upaya penyebarluasan masih

kurang gencar.

Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (teknologi

tepat guna) sukar diperoleh.Lembaga independent belum ada dan

belum berperan, khususnya lembaga yang mengkaji teknologi yang

ditawarkan oleh pasar kepada pngusaha kecil, sehingga teknologi

ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimum.Peranan instansi

pemerintahan, non pemerintahan dan perguruan tinggi dalam

mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan

pembinaan teknis tentang teknologi baru atau teknologi tepat guna

bagi pengusaha kecil masih kurang intensif.

9. Manajemen

Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap

perkembangan usaha sulit ditmukan, antara lain karena

pengetahuan dan manajerial skill pengusaha kecil relative rendah.

Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun strategi

bisnis yang tepat.Pemisahan antara manajemen keuangan

perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum dilakukan,

sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol

atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan dan

(10)

10. Birokrasi

Perizinan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama

dan tidak pasti, serta terjadi tumpang tindih vertical (antara pusat daerah) dan horizontal (antar instansi daerah). Penegakan dan

pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta

cenderung kurang tegas. Pengusaha kecil dan asosiasi usaha kecil

kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha

kecil. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan

modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya

yang cukup tinggi. Mekanisme pembagian kuota ekspor tidak

mendukung busaha kecil untuk mampu mengekspor

produknya. Banyak pungutan yang seringkali tidak disertai dengan

pelayanan yang memadai.

11. Infrastruktur

Listrik, air dan telepon bertarif mahal dan sering menghadapi

gangguan disamping pelayanan petugas yang kurang

baik.Kurangnya prasarana yang memadai seperti jalan, listrik,

telepon, air, serta fasilitas penanganan limbah dan gangguan.

12. Kemitraan

Kemitraan antara usaha kecil dan usaha menengah dan besar dalam

pemasaran dan sistem pembayaran, baik produk maupun bahan

(11)

dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih

kurang.

13. Pengembangan Produk

Banyak pebisnis pemula salah dalam menentukan bisnis yang akan

diterjuni. Kebanyakan kegagalan pengusaha adalah membuat

produk yang tidak dibutuhkan masyarakat..

14. Permintaan

Pelanggan adalah raja. Untuk itu, seorang enterpreneur harus

menentukan siapa yang menjadi prioritas atas produk yang dijual.

Penentuan segmentasi ini untuk mengetahui karakteristik

pelanggan.

16. Pricing

Penentuan harga merupakan hal yang paling sulit ditentukan oleh

seorang yang baru terjun dalam dunia bisnis. Menurut dia, harga

yang telah ditentukan harus dapat berubah menyesuaikan situasi

perekonomian, atau berinovasi dengan menciptakan produk baru

yang terjangkau.

17. Siklus Penjualan

Seorang pengusaha pemula harus memperhatikan siklus penjualan

produknya, apakah tahan lama atau tidak. Enterpreneur juga harus

(12)

berinovasi mengeluarkan produk-produk baru. Sebagai contoh,

Nokia terus mengeluarkan produk baru setiap tujuh bulan, sehingga

para pesaing tidak dapat mengejar inovasi yang dilakukan Nokia.

18. Pengelola berbeda dalam usaha

Contoh jika dalam usaha bersama antar pengelola membuat fungsi

dan hak dalam menjalankan roda usaha ,sering terjadi berbeda

pandangan dalam mengambil keputusan.

19. Stok

Dalam usaha perdagangan eceran atau grosir jika membeli stok

yang lokasinya jauh dari tempat usaha sering terjadi keterlambatan

dan membuat stok kurang lengkap dan dapat menghambat

pemasukan.

20. Biaya Awal

Biaya awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan

perputaran awal.bisa diartikan bahwa belum ada strategi keuangan

dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja.

2.4 Keberhasilan Usaha

Menurut Anoraga (2002:156), Apapun pilihan usaha baru yang

diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan

persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business

(13)

dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam usaha. Suatu rencana usaha biasanya disusun

berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran,

produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia.

Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai menyusun

rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran, kemudian

rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan dengan

personalia) dan rencana keuangan.

2.5 Rencana Usaha (Business Plan)

Rencana Usaha (Business Plan) merupakan dokumen yang disiapkan

secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha kecil yang

akan digeluti, sasaran dari wirausahawan (entrepreneur) dan rencana

tindakan untuk mencapai sasaran. Business plan dapat dianalogikan dengan peta jalan, ini merupakan pedoman bagaimana mengambil keputusan bisnis

dan menyiapkan beberapa alternatif tindakan.

Business plan dapat diibaratkan peta jalan yang tak hanya memiliki jalan tol tetapijustru banyak tikungan, jalan samping sampai kita mencapai tujuan

akhir.

Entrepreneur tidak selalu menyiapkan business plan sebelum memulai bisnismereka. Namun demikian telah terbukti, manfaat business plan jauh

lebih besar daripada kerugiannya. Tanpa rencana bisnis, bisnis yang dikelola

(14)

yang lain. Konsekuensinya pengusaha harus melakukan tindakan reaktif,

tanpa sempat lagi memperhitungkan rencana strategis jangka panjang.

Entrepreneur (wirausahawan) diharuskan untuk berpikir strategis

melaluipengimplementasian dari business plan,. Dengan demikian isu – isu kritis akan muncul dan kemungkinan isu tersebut harus segera ditangani dan

tidak bisa diabaikan begitu saja. Konsekuensi logis dari business plan adalah bahwa entrepreneur harus mengontrol implementasinya

(pelaksanaannya) serta mencapai sasaran bisnis. Suatu rencana usaha

biasanya disusun berdasarkan fungsi – fungsi operasional usaha, yaitu

fungsi pemasaran, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber

daya manusia. Secara garis besar seorang wirausahawan tentu akan memulai

menyusun rencana dengan pertama – tama menyusun rencana pemasaran,

kemudian rencana produksi, organisasi dan manajemen (yang berhubungan

dengan personalia) dan rencana keuangan.

a. Rencana Pemasaran

merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang

mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen)

industri maupun untuk konsumsi akhir.

b. Rencana Produksi

merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran

mengenai bahan baku, mesin atau alat – alat yang digunakan dalam

proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan

(15)

produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara

pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan,

serta persoalan peralatan yang digunakan.Rencana Organisasi dan

Manajemen merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan

taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan

besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan

kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan,

gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain yang diberikan serta

pembagian tugas dan jadwal kerja.

c. Rencana Keuangan

merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas

kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang

mencakup penerimaan, dari kegiatan penjualan usaha pokok dan

penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya

langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya – biaya

pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran

pajak, laba sesudah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran

pokok pinjaman dan arus kas bersih.

2.6 Strategi Untuk Mempertinggi Kesempatan Sukses Usaha Baru

Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan

kata-kata yang berbeda. Diantaranya, menurut Nawawi Dalam Skripsi

Sanggam Atur Sitompul “Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha

(16)

depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan

pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar

memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi),

dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk

menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,

dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan

strategis) dan berbagai sasaran organisasi.

Melaksanakan Manajemen strategi berarti entrepreneur juga harus membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Resnik

dalam Certo dan Peter seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan Dalam Skripsi

Sanggam Atur Sitompul “Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Usaha

Baru (Studi Kasus Pada DHUOnet dan TripleG net)”, terdapat 10 formulasi

strategi yang disarankan dirancang untuk mempertinggi kesempatan hidup

dan sukses sebuah usaha kecil.

1. Menjadi objektif.

Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan

sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan

dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta

manajemennya adalah hal yang mendasar.

2. Membuat sederhana dan terfokus.

Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan

sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak

(17)

3. Fokus pada pasar yang menguntungkan.

Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh

persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan

dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

4. Mengembangkan rencana pemasaran.

Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan

menjual kepada pelanggan.

5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif.

Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan,

pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.

6. Membuat catatan keuangan yang jelas.

Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas,

penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan

untuk kelangsungan hidup dankeberhasilan.

7. Tidak menghamburkan uang kas.

Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.

8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan

yang cepat.

9. Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.Mengerti seluruh

fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan

usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari

(18)

Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan

menantang, pencapaian sasaran, tujuan dan mengubahnya

menjadi aktifitas yang produktif.

2.7Jasa

Menurut Nasution (2004:6), jasa merupakan semua aktifitas ekonomi

yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi,

yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang

dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan,

hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang

dihadapi konsumen.

Menurut Jasfar (2009:17), jasa adalah setiap tindakan atau aktifitas dan

bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,

yangmana pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak

menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menurut Tjiptono (2005:18) ada lima karakteristik utama jasa bagi

pembeli utamanya, yaitu :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek,

alat, ataubenda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,

pengalaman, proses,kinerja(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat,dirasa, dicium, didengar,atau diraba

(19)

dalam pembelian jasa relatif tinggi karenaterbatasnya search

qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasipembeli

sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa

danbagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak

diketahuisebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang bisa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.

Sedangkan jasaumumnyadijual terlebih dahulu, baru kemudian

diproduksi dandikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinyabanyakvariasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada

siapa, kapandan dimana jasa tersebut diproduksi. karena jasa

melibatkan unsurmanusia dalam proses produksi dan konsumsinya

yang cenderung tidakbisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten

dalam hal sikap danperilakunya.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat

yangkosong, kamarhotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur

telepon yangtidak dimanfaatkan akan berlaluatau hilang begitu saja

karena tidak bisadisimpan.

(20)

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa

mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada

pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel

atas suatu jasa untuk jangka waktu.

2.8Pengertian Warnet

Menurut Ahmadjayadi (2007:18) warung internet (warnet) adalah

sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur internet dengan

berbagai koneksi dan komputer sebagai perangkat akses sehingga pengguna

bisa mengakses internet dengan biaya yang lebih murah.

Warung Internet (disingkat: warnet) adalah salah satu jenis wirausaha

yang menyewakan jasa internet kepada khalayak umum. Warung internet

banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa, pelajar, profesional dan wisatawan

asing. Warung internet digunakan untuk bermacam-macam tujuan, bagi

pelajar, dan mahasiswa warung internet banyak digunakan untuk :

1. Mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah

2. Melakukan riset

3. Menulis skripsi

4. Bermain permainan daring

(21)

1. Memeriksa kiriman surat elektronik terbaru

2. Melamar pekerjaan

3. Bersosialisasi dan berkomunikasi (chatting)

4. Sarana menikmati hiburan dan lain sebagainya.

Biaya akses internet umumnya dipatok per jam atau per menit ada

juga yang di patok sekali main (biasanya di area bersinyal berbayar). Di

negara dunia ketiga, warung internet adalah tempat kebanyakan orang

mengakses internet. Di negara-negara atau daerah-daerah maju yang akses

internetnya sudah ada pada hampir setiap rumah, warung internet jarang

didapatkan dan mahal tarifnya. Di daerah perkotaan (urban) sebuah warnet

memiliki nama-nama umum panggilan lain seperti; Net Cafe, Cyber Cafe,

atau Pusat Permainan Dalam Jaringan dimana sambungan internetnya

dikhususkan untuk melakukan permainan komputer dalam jaringan.

Sementara di daerah atau pinggir kota umumnya dikenal sebagai telecenter.

Umumnya warung internet paling banyak terdapat/tersebar terutama

di kota-kota besar (ibukota propinsi, kabupaten, dan di kota-kota kecil

sebagai penyedia jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat di daerah

tersebut dalam mengakses informasi. Kebanyakan warnet tersebar di dekat

tempat pendidikan seperti Universitas atau SMA. Warung internet juga

banyak terdapat di tempat-tempat umum dimana orang bersosialisasi seperti

(22)

Ada beberapa aplikasi warung internet yang bertujuan mencatat siapa

yang masuk dan berapa lama dia memakai komputer.

1. Manual adalah cara aplikasi yang paling sederhana dan tradisional

dimana penjaga warnet mencatat penggunaan internet menggunakan

kertas. Salah satu kekurangannya adalah penjaga warung internet yang

memutuskan apakah konsumen harus membayar lebih atau tidak.

Karena beberapa masalah seperti konsumen gagal memakai komputer

tapi tagihan bayaran tetap jalan.

2. Aplikasi Berbasis Jaringan adalah aplikasi otomatis dalam jaringan

dimana perhitungan dilakukan saat pengguna memasukkan identitas.

Aplikasi ini lebih memudahkan penjaga karena terdapat fungsi-fungsi

lainnya selain mencatat waktu seperti memberi diskon atau

mengendalikan komputer dari jarak jauh.

Dalam menjalankan suatu usaha jasa warung internet, tidak terlepas

dari masalah. Masalah yang kerap dialami suatu warnet adalah :

1. Pornografi. Banyak negara memandang internet adalah salah satu

media dimana pornografi dapat diakses oleh pengguna. RRC

contohnya telah mengontrol hal ini dengan ketat dan dianggap efektif.

Hal ini dikarenakan medianya yang visual dan kemudahan untuk

mengunduh berkas seperti film yang mengandung fotografi dalam

(23)

2. Pengunduhan program komputer ilegal atau

program-program komputer yang sudah di kodenya sudah dipecahkan ulang,

atau dikenal juga sebagai Cracker APP/WAREZ.

3. Penyebaran virus dan worm. Virus/worm ini menyebar melalui

situs, dokumen yang di unduh dari surat-e, flashdisk, dan lain

sebagainya.

4. Perjudian dalam jaringan.

5. Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dalam penggunaan

perangkat lunak oleh warnet tersebut. Namun beberapa warnet juga

sudah menggunakan perangkat lunak sah baik dengan membeli izin

proprietary maupun menggunakan perangkat lunak bersumber bebas

(Open Source) seperti Linux. Software Linux yang populer diwarung

internet seperti Ubuntu, IGOS, SimplyMepis, Suse dan lain-lain.

6. Kejahatan melalui jaringan seperti penipuan, scam, penyedia

layanan game online seperti Real-Money trans, botting, cheat hingga

manipulasi karakter seperti penipuan

(http://id.wikipedia.org/wiki/Warung_Internet)

2.9Penelitian Terdahulu

Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah

penelitian-penelitian sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama. Diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Menurut Matondang dengan judul penelitian “Analisis Faktor –

(24)

(Studi Kasus Pada Gerai Penjualan Pulsa Handphone di Sepanjang

Jalan Letda Sujono pada tahun 2006), menghasilkan kesimpulan

bahwa Tension Modalities(Faktor Keterpaksaan) merupakan faktor utama yang mendorong para wirausahawan penjual pulsa

handphone di sepanjang Jalan Letda Sujono Medan untuk

membuka usaha kecil.

2. Walad Altsani H.R. melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro

Non Makanan Di Lingkungan Pajak USU” pada tahun 2005

dimana peneliti menggunakan empat indikator untuk mengukur

kewirausahaan, yaitu, perencanaan, resiko, peluang, dan adaptasi.

Dan keberhasilan usaha akan diukur dengan tiga indikator yaitu

keuntungan usaha, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha.

Berdasarkan penelitian diperoleh yaitu bahwa kewirausahaan

bukan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha

mikro non makanan di Pajak USU atau dapat dikatakan tidak

terdapat hubungan antara kewirausahaan dan keberhasilan usaha

yang signifikan.

3. Mangiwa (2009) dengan judul Analisis Strategi Bisnis Jasa

Warung Internet (Warnet) Studi Kasus Pada Warnet “Global

Internet” Kota Depok, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa

berdasarkan diagram SWOT, hasil penelitian menunjukan Faktor

Internal dan Eksternal Global Internet berada pada kuadran IV,

(25)

sebuah Situs Portal Informasi, Diversifikasi Horisontal

diantaranya menambah usaha foto copy, dan Usaha Patungan.

4. Saputra (2012), dengan judul Analisis Strategi Bisnis Jasa Warung

Internet D-Zen Net Sidoarjo, pada penelitian tersebut dijelaskan

bahwa berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat

diambil kesimpulan. Pertama, hasil analisis usaha jasa warung

internet D-Zen Net pada diagram Cartesius SWOT, berada pada

kuadran IV maka strategi yang dapat diterapkan: melakukan

strategi Diversifikasi Konsentrik, melakukan strategi Diversifikasi

Horisontal, melakukan strategi Usaha Patungan.

5. Lubis (2011), dengan judul Perencanaan Bisnis Warung Internet

”RR Net”, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan

hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan

Semakin maraknya penggunaan Internet membuat para pebisnis

atau investor melirik peluang ini sebagai usaha yang

menjanjikan. Tak hanya konsultan atau pebisnis spesialis,

pengusaha tanggung yang hanya memiliki modal pas-pasan pun

dapat membangun bisnis ini dengan segenap usaha penekanan

terhadap biaya. Seperti yang kita ketahui bahwa investasi awal

pada proyek yang berhubungan dengan IT

(InformationTechnology) adalah investasi yang sangat besar. Investasi awal yang ditanam padapembangunan warung internet

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini kita dapat menggunakan komputer dengan memanfaatkan parallel port yang akan mengatur jalanya aliran listrik ke lampu yang di kendali kan oleh bahasa pemrograman

Merupakan kegiatan pembinaan kepada Pemerintahan Nagari dalam rangka pengelolaan keuangan nagari di Basa Ampek Balai Tapan dengan jumlah pagu anggaran yang tersedia

Dimana pembuatan hompage ini bertujuan agar seluruh pengguna komputer khususnya pengguna internet di Indonesia dapat lebih mengenal hardware komputer yang mereka miliki jadi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Pesisir Selatan

Dengan cara kerja program terdiri atas kegiatan menginput data dari faktor-faktor yang diketahui dan menampilkan hasil keluaran/output dalam bentuk tabel yang terurut berdasarkan

PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2015 SKPD KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN.. Pembinaan Pengawasan Administrasi Keuangan

HASIL MONITORING PROGRES PENYELESAIAN RTRW KABUPATEN DI PROVINSI JAWA TIMUR STATUS 22Maret 2013 [2].. HASIL MONITORING PROGRES PENYELESAIAN RTRW KABUPATEN DI PROVINSI JAWA

[r]