• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebiasaan Posisi Tidur Miring Dengan Kesehatan Jantung Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebiasaan Posisi Tidur Miring Dengan Kesehatan Jantung Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Chapter III VI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012). Kerangka konseptual pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.

Berdasarkan tinjauan pustaka tentang kesehatan jantung lansia dan kebiasaan posisi tidur miring serta sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan kerangka konsep sebagai berikut:

Skema 1. Kerangka Konseptual Penelitian Kebiasaan Posisi Tidur

Miring dengan Kesehatan Jantung Lansia:

1. Tidak Terbiasa 2. Terbiasa

(2)

3.2. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional tidur miring adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan tubuh, dapat diaplikasikan dengan miring ke kanan ataupun miring ke kiri.

(3)
(4)

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populai merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yang jumlahnya diperkirakan sekitar 172 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari objek yang diteliti yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012). Untuk menentukan jumlah minimal sampel penelitian, maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

N n =

1 + N (d)2

Keterangan : n = jumlah sampel N = besarnya populasi

(5)

172 n =

1 + 172 (0,1)2 172 n =

1 + 172 (0,01) 172

n =

1 + 1,72 172 n =

2,72 n = 63,23 n = 63

Dari perkiraan rumus diatas, didapatkan bahwa jumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi adalah 63 orang.

4.2.3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling,

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2009).

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai 2. Berusia 60 tahun ke atas

(6)

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1. Lokasi

Lokasi penelitian ini yaitu di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai. Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini karena UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai merupakan panti sosial terbesar di Sumatera Utara yang dimiliki oleh pemerintah sehingga memudahkan penili dalam mendapatkan informasi dari lansia yang berada di lokasi tersebut. Selain itu, di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai belum pernah dilakukan penelitian mengenai kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia.

4.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan Fakultas Keperawatan USU yaitu pada bulan Maret-Juli 2017. 4.4. Pertimbangan Etik

(7)

tekanan baik secara fisik maupun psikologis. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut atau bersedia secara lisan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati keputusan responden.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Peneliti cukup memberikan kode pada masing-masing lembar kuesioner. Kerahasiaan catatan tentang data responden dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya menuliskan inisial namanya saja untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan. Data-data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008).

4.5. Instrumen Penelitian

(8)

jantung pada lansia. Penilaian pada penelitian ini juga menggunakan skala

Guttman yang dijawab dengan pilihan jawaban yaitu Ya dan Tidak yang diberi

skor 0 untuk jawaban Ya dan skor 1 untuk jawaban Tidak, dengan skor tertinggi yaitu 20. Skor 0-10 artinya jantung tidak sehat, dan skor 11-20 artinya jantung sehat.

4.6. Validitas dan Reliabilitas 4.6.1. Validitas

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dengan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat (Nursalam, 2009). Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas pada instrumen ini dilakukan oleh dosen dari departemen Komunitas Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.6.2. Reliabilitas

(9)

sebelum pengumpulan data terhadap responden lain sebanyak 20 orang di tempat yang sama di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, dan hasil data yang diperoleh diolah dengan menggunakan komputerisasi. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi yaitu KR21. Hasil yang diperoleh untuk uji reliabilitas kebiasaan posisi tidur miring lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yaitu 0,72. Dan hasil uji reliabilitas kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yaitu 0,74. Polit and Beck (2003) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas >0,70. 4.7. Rencana Pengumpulan Data

(10)

Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent

(surat persetujuan). Selanjutnya peneliti mengambil data dari responden yang bersedia mengisi kuesioner dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Setelah selesai, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang, dapat langsung dilengkapi Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.

4.8. Analisa Data

Analisis data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program komputer (program microsoft office excel 2013 dan Statistical Package for the

Social atau SPSS 20.0) dan disajikan dalam bentuk tabel. Proses pengolahan data

dilakukan melalui tahap berikut: Pertama yaitu editing, merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Kedua yaitu coding, merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam pemberian kode dibuat daftar kode dan artinya untuk memudahkan dalam memasukkan data (data entry). Ketiga yaitu entri data, merupakan kegiatan memasukkan data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer. Keempat yaitu cleaning

(11)
(12)

5.1. Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan tentang kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, dengan jumlah responden sebanyak 63 orang. Selanjutnya hasil data penelitian meliputi karakteristik responden dan deskripsi kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.

5.1.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian dengan jumlah responden 63 orang di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai menunjukkan gambaran hasil penelitian tentang karakteristik responden yang mencakup usia, jenis kelamin, suku, agama, dan pendidikan.

(13)

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data demografi (n=63)

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

(14)

5.1.2. Kebiasaan Posisi Tidur Miring Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai

Hasil penelitan menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai memiliki kebiasaan posisi tidur miring yaitu 52 orang (82,5%).

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase kebiasaan posisi tidur miring lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai (n=63).

Kebiasaan Posisi Tidur

Miring Lansia

Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak Terbiasa

5.1.3. Kesehatan Jantung Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai

Hasil penelitian menunjukkan dari 63 orang responden terdapat 56 responden memiliki kesehatan jantung yang sehat dengan persentase 88,9%, sedangkan 7 responden memiliki kesehatan jantung yang tidak sehat dengan persentase 11,1%.

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai (n=63).

Kesehatan Jantung

Lansia

Frekuensi (n) Persentase (%)

(15)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Kebiasaan Posisi Tidur Miring Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kebiasaan posisi tidur miring lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai sebanyak 52 orang (82,5%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai terbiasa dengan posisi tidur miring dan merasa nyaman memposisikan tidur miring. Dalam penelitian Bahammam (2011) menyatakan bahwa rata-rata orang dewasa lebih terbiasa tidur miring, terutama miring ke kanan karena seiring bertambahnya usia dan perubahan terkait usia pada struktur muskuloskeletal ataupun fungsi jantung.

(16)

Suatu praktik klinis menyatakan bahwa penderita gagal jantung sering mengeluhkan ketidaknyamanan saat tidur dengan posisi miring ke kiri, dan mereka lebih memilih posisi tidur miring ke kanan, dan beberapa laporan kesehatan menyarankan bahwa tidur miring ke kanan mungkin dapat melindungi pasien dengan penyakit gagal jantung (Ozeke et al, 2011). Sejalan dengan studi ilmiah pada tahun 2003 yang diterbitkan dalam The Journal of American College of Cardiology melakukan penelitian pada subjek dengan penyakit jantung memiliki kecenderungan yang signifikan untuk menghindari tidur di sisi kiri, sementara pada subjek tanpa riwayat penyakit jantung tidak menghindari tidur di sisi kiri. Menghindari tidur miring ke kiri berhubungan dengan meningkatnya pada jantung. Temuan ini sesuai dengan konsep bahwa posisi tidur miring ke kiri dapat memberikan efek buruk pada tekanan jantung, curah jantung atau fungsi saraf pada jantung. Hal ini timbul dari ketidaknyamanan karena merasakan detak jantung yang lebih kuat (Ray, 2011).

(17)

5.2.2. Kesehatan Jantung Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kesehatan jantung lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai adalah 7 orang (11,1%) kesehatan jantungnya tidak baik dan 56 orang (88,9%) kesehatan jantungnya baik. Hal ini dilihat dari riwayat penyakit jantung, tekanan darah, riwayat kolesterol, riwayat diabetes, kebiasaan merokok, gaya hidup, pola makan, dan tanda gejala penyakit jantung seperti nyeri dada, pusing, berkeringat dingin, sesak nafas, dan jantung berdebar-debar.

(18)

jantung diantaranya menempatkan pasien dalam posisi yang terapeutik (Melanie, 2012). Posisi tidur miring ke kanan menyimpan banyak manfaat terutama bagi kesehatan jantung karena berdasarkan analisa medis tidur miring ke kanan dapat membuat jantung dan pembuluh darah besar besar berada di sebelah kiri menjadi lebih bebas dalam memompa dan mengalirkan darah (Widjajakusuma, 2015).

Hasil penelitian Sutrisno (2015) bahwa sebanyak 12 orang (60%) memiliki resiko tinggi terjadinya serangan ulang, 7 orang (35%) memiliki resiko sedang terjadinya serangan ulang, dan 1 orang (5%) memiliki resiko rendah terjadinya serangan ulang pada pasien penyakit jantung koroner di poli jantung RSUD Gambiran Kediri. Dari penelitian ini didapatkan hubungan kebiasaan posisi tidur miring dengan resiko terjadinya serangan ulang pada pasien penyakit jantung koroner di poli jantung RSUD Gambiran Kediri, dimana tingginya angka resiko tinggi terjadinya serangan ulang pasien penyakit jantung dikarenakan kurangnya pengetahuan responden mengenai tidur sehat dan posisi tidur yang boleh untuk penderita penyakit jantung.

(19)

penyakit jantung teruma penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyakit yang berbahaya yang dapat menyebabkan serangan jantung. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung yaitu dengan memiliki kebiasaan posisi tidur yang baik. Posisi tidur yang baik untuk kesehatan jantung yaitu tidur dengan miring ke kanan karena posisi tidur ini dapat memungkinkan darah terdistribusi merata dan terkonsentrasi disebelah kanan, hal ini menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar dari jantung menjadi lebih rendah dampaknya yaitu denyut jantung menjadi sedikit lebih lambat, tekanan darah akan menurun serta akan membantu kualitas tidur (Setiawati, 2015).

(20)

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan tentang kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai adalah sebagai berikut:

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian dengan jumlah responden 63 orang di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai menunjukkan bahwa sebagian besar responden di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai berusia 60-70 tahun yaitu sebanyak 33 orang (52,4%). Dan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 34 orang (54%). Sedangkan sebagian besar responden dalam penelitian ini bersuku Jawa dengan jumlah 29 orang (46%). Kemudian mayoritas responden beragama Islam dengan jumlah 59 orang (93,7%). Serta sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 34 orang (54%).

(21)

6.2. Saran

6.2.1. Pelayanan Keperawatan

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan pelayanan keperawatan khususnya keperawatan gerontik agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada lansia seperti melakukan pemeriksaan jantung bagi lansia yang berada di Pelayanan Sosial.

6.2.2. Instansi Terkait

Kepada instansi terkait agar lebih melakukan pemantaun terhadap kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia.

6.2.3. Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengembangan penelitian seperti melakukan observasi untuk melihat kebiasaan posisi tidur dan melakukan pemeriksaan jantung dengan menggunakan metode tertentu baik dalam ilmu keperawatan ataupun dalam ilmu kedokteran sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik serta melakukan penelitian bagi lansia yang memiliki riwayat penyakit jantung.

6.3. Keterbatasan Penelitian

Gambar

Tabel 1. Definisi Operasional
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data demografi (n=63)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan pokok pikiran setiap paragraf dalam bacaan dengan rinci4. Setelah melakukan percobaan, siswa mampu menjelaskan tentang

Pertanggungjawaban pidana adalah suatu perbuatan yang tercela oleh. masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan pada si

Bagian dari inisiatif ini melibatkan implementasi sistem informasi publik berupa konsep kios informasi, untuk memberikan layanan one-stop no-stop bagi masyarakat

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya. ADAPTATION

Undang-Undang tidak membedakan antara berkurang atau lebih lancarnya pertumbuhan anak yang hidup didalam kandungan melainkan menetapkan pemisahan dari tubuh si ibu yang tidak

Kerja sama internal supply chain merupakan suatu bentuk wujud saling ketergantungan dalam setiap fungsi perusahaan yang berhubungan dengan kesepakatan bersama dalam

Hasil Analisis Regresi Linies Berganda “Faktor -Faktor yang.. Mempengaruhi Penggunaan Pupuk Oleh Petani

menjaga pola makan yang sehat, menjaga status gizi, dan. membiasakan keseimbangan antara jumlah makanan