• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis dan Perancangan Keamanan pada Voice Over Internet Protocol Server End to End Secure T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis dan Perancangan Keamanan pada Voice Over Internet Protocol Server End to End Secure T1 Full text"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis dan Perancangan Keamanan Pada Voice Over Internet

Protocol Server End to End Secure

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Michael Christiantoro (672012157) Dr. Irwan Sembiring, S.T., M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. Pendahuluan

Dewasa ini teknologi telah berkembang dengan pesatnya, begitu pula dengan layanan komunikasi multimedia yang memungkinkan untuk melewatkan trafik suara melalui jaringan komputer atau yang biasa disebut dengan VoIP (Voice over Internet Protocol). VoIP didefinisikan sebagai sebuah teknologi yang memperkenankan transmisi suara secara langsung melalui infrastruktur jaringan berbasis IP dengan menggunakan protokol TCP/IP [1]. Penggunaan komunikasi melalui jaringan IP memungkinkan penekanan biaya dikarenakan tidak perlu membangun sebuah infrastruktur baru untuk komunikasi suara dan penggunaan lebar data (bandwidth) yang lebih kecil dibandingkan telepon biasa.

Namun dengan banyaknya pengguna layanan komunikasi yang murah dan efesien berbasis VoIP ini dari sisi keamanannya kurang begitu diperhatikan menyebabkan data yang terkirim tidak terjamin kerahasiaannya sehingga siapapun dapat menangkap dan memanipulasi data tersebut. Jika data yang ditangkap ternyata rahasia maka akan menjadi kerugian bagi user jika data tersebut diketahui orang lain atau bahkan digunakan untuk hal yang dapat merugikan. Salah satu cara untuk mengamankan komunikasi antar user adalah dengan menggunakan Transport Layer Security (TLS) dan Secure Realtime Transport Protocol (SRTP). Protokol TLS berfungsi sebagai penyedia layanan komunikasi privasi dan keamanan antara dua aplikasi berkomunikasi melalui jaringan, sedangkan SRTP berfungsi untuk menyediakan sistem keamanan data dengan otentikasi dan integritas pesan, dan perlindungan terhadap playback dengan data RTP dalam aplikasi baik unicast maupun

multicast [2]. Penggunaan protokol-protokol tersebut merupakan salah satu alternatif pelewatan komunikasi antar user VoIP yang telah terenkripsi dan bersifat private

sehingga orang pihak ketiga tidak dapat melakukan sniffing atau mendengarkan percakapan anatara user VoIP yang sedang berkomunikasi meski server VoIP berjalan pada jaringan publik.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berjudul “Analisa Perancangan Server VoIP (Voice Over Internet Protocol) Dengan OpensourceAsterisk Dan VPN (Virtual Private Network) Sebagai Pengaman Jaringan Antar Client”, yang membahas tentang menganalisa dan merancang server komunikasi melalui jaringan IP menggunakan software Asterisk dan menggunakan software VPN sebagai pengamannya [3].

(7)

Penelitian lainnya yang pernah dilakukan berjudul “Rancang Bangun Jaringan Komunikasi VoIP Server Portable Menggunakan Raspberry Pi”, yang membahas mengenai perancangan dan pembuatan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dari sistem yang akan dibuat. Dimana konsep dasar dari perencanaan proyek akhir ini adalah memberikan kemudahan proses komunikasi dengan layanan telepon VoIP Server Portable menggunakan Raspberry Pi [5].

Penelitian yang dilakukan membahas tentang analisa penyerangan terhadap VoIP server serta menggunakan VPN sebagai salah satu alternatif metode pengamanan pada server VoIP terhadap serangan sniffer. VPN bertugas membuat suatu tunnel

sehingga jaringan yang dipercaya dapat menghubungkan jaringan yang ada di luar melalui internet sehingga kemanan pertukaran inforasi data saat berkomunikasi antar pengguna VoIP dapat terjaga keamanan datanya. Sedangkan cara lainnya adalah dengan menggunakan TLS (Transport Layer Security) dan SRTP (Secure Realtime Transport Protocol) sebagai metode keamanan yang mampu mengamankan pelewatan data-data informasi pada saat user sedang berkomunikasi melalui jaringan IP.

Voice over Internet Protocol (VoIP) didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan paket data suara dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan perantara protokol IP. VoIP mentransmisikan sinyal suara dengan mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket–paket data yang dikirim dengan menggunakan platform IP [6].

Gambar 1 Pembagian Paket Data VoIP [6]

IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan paket-paket ke tujuan. Pada setiap IP header disediakan tipe layanan atau TOS (Type of Service) yang memungkinkan paket tertentu seperti suara diperlakukan berbeda dengan paket yang non real time. UDP (User Datagram Protocol) header memiliki ciri tertentu, yaitu tidak menjamin paket akan mencapai tujuan sehingga UDP cocok untuk digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka terhadap delay dan latency. RTP header adalah header yang digunakan untuk melakukan fragmen, segmentasi data

real time dan sebagai sebuah protokol multicast. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung reliabilitas paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang disebut RTCP (Real-Time Control Protocol) yang mengendalikan QoS dan sinkronisasi media stream yang berbeda [6].

(8)

suatu sesi komunikasi yang melibatkan dua atau lebih pengguna. SIP sendiri tidak menyediakan layanan secara langsung, tetapi hanya menegosiasikan parameter-parameter yang akan digunakan dalam komunikasi dan tidak mengirimkan media yang akan dikirim oleh source, sedangkan transmisi data sebenarnya diatur ooleh layer dibawahnya yaitu transport yang bisa menggunakan TCP maupun UDP [7].

Gambar 2 SIP request/response flows [7]

Pada Gambar 2 tersebut terlihat ada beberapa tahapan yang harus dibuat ketika salah satu pengguna (Pengguna A) mengundang Pengguna B untuk saling berkomunikasi. Pertama-tama adalah pengguna A mengirimkan invite ke pengguna B.

Invite tersebut tidak langsung diterima oleh pengguna B, melainkan diterima terlebih dahulu oleh SIP server karena SIP server merupakan pusat layanan komunikasi pada VoIP tersebut. Setelah itu SIP server memproses perminataan dan mengirimkan invite

dari pengguna A ke pengguna B. Kemudian setelah itu SIP server memberikan respon 100 Trying dan 180 ringing terhadap pengguna A dan pengguna B, lalu setelah ada kepastian bahwa pengguna telah mendapat respon terhadap permintaan invite (ACK) yang dikirim ke pengguna B, percakapan antara kedua pengguna tersebut baru bisa dilakukan. Pada tahap ini komunikasi dua arah antara pengguna menggunakan protokol RTP (Realtime Transport Protocol). Ketika percakapan telah berakhir pengguna A mengirim Bye dan pengguna B memastikannya dengan mengirim OK atau ACK.

(9)

client untuk mengotentikasi server dan, opsional server untuk mengotentikasi client. Otentikasi dari kedua sisi memerlukan Public Key Infrastructure pada client, sehingga dapat mengizinkan aplikasi dari client atau server untuk berkomunikasi. Public Key Infrastructure adalah sebuah cara untuk otentikasi, pengamanan data dengan implementasi dari berbagai teknik kriptografi. Teknik-teknik yang digunakan adalah fungsi hash, algoritma enkripsi simetrik, dan algoritma enkripsi asimetrik. Secara garis besar Public Key Infrastructure diwujudkan dalam bentuk gabungan antara komponennya seperti Certification Authority (CA), Registration Authority (RA), Sertifikat Digital.

RTP (Realtime Transport Protocol) adalah protokol yang dirancang untuk menyediakan fungsi transport jaringan end-to-end untuk aplikasi yang mengirimkan data secara real-time seperti audio,video, sehingga RTP merupakan salah satu pondasi penting untuk komunikasi Voice over IP (VoIP) dan pada konteks ini biasa digunakan pada hubungan dengan protokol signaling yang membantu untuk pengaturan koneksi diseluruh jaringan. RTP sendiri terdapat beberapa informasi tipe data yang dikirim dalam satu RTP header yaitu:

a) RTP header

b) RTP payload header

c) RTP payload data

Pada RTP header memuat informasi tentang versi RTP, sequence number,

timestamp, SynchronizationSource Identifier ( SSRC ). Sequence number digunakan untuk inisialisasi paket yang dikirimkan dan bisa dipakai untuk penghitungan packet loss. Timestamp menunjukkan waktu paket yang dipakai untuk sinkronisasi dan penghitungan jitter [9].

Gambar 3 RTP Header [9]

(10)

pesan, dan perlindungan terhadap playback dengan data RTP dalam aplikasi baik

unicast maupun multicast. SRTP menggunakan algoritma AES (Advanced Encryption Standart) sebagai metode enkripsi dalam pengiriman data. Pada SRTP terdapat dua mode, yaitu Segmented Integer Counter menggunakan kriptografi AES dengan panjang kunci 128 bit dan saltkey (bit random untuk kunci) 112 bit, dan mode AES-F8 yang digunakan pada jaringan mobile 3G dengan men-enkripsi data UMTS (Unified Mobile Telecommunication System) dengan panjang kunci yang sama dengan mode

Segmented IntegerCounter. SRTP juga dapat berjalan pada mode null cipher, dimana mode ini pengiriman data tidak dilindungi dengan algoritma enkripsi atau meniadakan enkripsi pada data yang dikirimkan.

SRTP pada kenyataannya hanya mengenkripsi payload (Audio atau video) untuk kerahasiaan. Algoritma autentikasi melindungi integritas dari seluruh paket RTP

Packet. SRTP MKI (Master Key Identification) akan mengidentifikasikan kunci master mana yang digunakan untuk mendapatkan sessionkeys yang sekarang ini digunakkan dalam proses enkripsi dan dekripsi. Walau kadang tidak digunakkan, sebuah MKI yang

typical berukuran 4 byte dan digunakkan di system yang membutuhkan multiple key exchange. Setiap SRTP stream membutuhkan baik pengirim amupun penerima untuk menjaga informasi status cryptographic, yang bernama “cryptograpic context”. SRTP membutuhkan dua buah jenis kunci yaitu master key dan session key. Session key

artinya kunci yang secara langsung digunakan dalam cryptographic transform. Master key adalah sebuah bilangan random bit string.

Gambar 4 Rancangan AES pada SRTP [9]

Pada Gambar 4 terlihat bagaimana transformasi enkripsi yang didefinisikan pada SRTP, SRTP memetakan paket-paket indeks dan mengubah kunci rahasia menjadi keystream. Jadi proses untuk mengenkripsi sebuah paket RTP terdiri dari :

 Menghasilkan keystream segment sesuai dengan paket

(11)

3. Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Studi Literatur, (2) Perancangan Sistem, (3) Implementasi Rancangan Sistem, (4) Pengujian Sistem, (5) Pembuatan Laporan

Gambar 5 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 5, dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama: studi literatur yaitu pada studi literatur ini dilakukan proses pemilihan suatu masalah yang akan digunakan sebagai tugas akhir. Selanjutnya diteruskan dengan pencarian referensi sebagai landasan dan penunjang terhadap pengerjaan sekaligus sebgai pemecahan masalah yang dihadapi. Tahapan terakhir dari studi pustaka ini adalah perumusan dan batasan masalah yang dihadapi menjadi lebih jelas; Tahap kedua: perancangan sistem, perancangan Voice Over Internet Protocol Server End-to-End Secure. Pada bagian ini akan dilakukan proses perancangan keamanan pada VoIP

serverend to end secure; Tahap ketiga: implementasi rancangan sistem, pada bagian ini dilakukan penerapan atau implementasi dari rancangan yang telah dibuat, yaitu mulai untuk menginstall sistem operasi dilanjutkan dengan konfigurasi, kemudian mengimplementasikan metode keamanan pada VoIP server, dan yang terakhir adalah mengintegrasikan user dengan VoIP server yang ada; Tahap keempat: pengujian sistem, pada bagian ini akan dilakukan pengujian sistem menggunakan jaringan

wireless dari client menggunakan Access Point maupun jaringan kabel, uji coba akan dilakukan tanpa melalui jaringan berbasis IP, setelah itu dapat dibandingkan tingkat keamanan masing-masing server; Tahap kelima: penulisan laporan, pembuatan laporan dilakukan setelah semua tahap terselesaikan sehingga hasil yang diperoleh dari pembuatan sistem dapat dijelaskan secara rinci sesuai dengan data-data yang diperoleh dari pengujian sistem yang telah dibuat.

Studi Literatur

Perancangan Sistem

Implementasi Rancangan Sistem

Pengujian Sistem

(12)

4. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini akan membahas pengujian dan analisis keamanan pada VoIP

server setelah perancangan VoIP dibuat. Kemanan VoIP server TLS-SRTP dibuat untuk end-to-end secure media sessions, yaitu terdiri dari dua user yang saling berkomunikasi melalui VoIP server setiap sesinya. Pengujian keamanan pada VoIP

server ini dilakukan dengan cara penyadapan atau yang sering disebut dengan sniffer attack melalui sofware Wireshark pada saat dua user sedang berkomunikasi satu sama lain menggunakan VoIP. Skenario penyadapan akan dilakukan pada VoIP server yang belum diterapakan sistem keamanan TLS-SRTP dan sesudah diterapkan sistem keamanan TLS-SRTP, maka dengan hal tersebut dapat di bandingkan hasil analisis dari penyadapan terhadap VoIP server.

Skenario pertama akan dilakukan penyadapan terhadap VoIP server yang belum terproteksi TLS-SRTP pada saat terjadianya sesi komunikasi antara user VoIP (Gorgc) yang menggunakan aplikasi softphone pada PC dengan user VoIP (Sing) yang menggunakan softphone pada Android. Untuk menggunakan wireshark sebagai

pentesting tool PC attacker sebelumnya harus melakukan ARP Poisoning kepada salah satu user contoh user Gorgc (192.168.1.65) dan gateway atau IP address VoIP server

(192.168.1.18).

Gambar 6 Proses ARP Poisoning

Setelah melakukan ARP poisoning terhadap IP address korban dan IP address

VoIP server, selanjutnya dengan menjalankan software wireshark bisa mendapatkan

(13)

Gambar 7 Capture RTP Packet

Pada Gambar 7 terlihat adanya sesi yang terekam atau paket RTP yang

ter-capture oleh software wireshark, hal ini membuktikan bahwa data payload tidak diproteksi sehingga pada saat user sedang berkomunikasi melalui VoIP server data yang dikirimkan dapat ditangkap dengan mudah menggunakan software wireshark

oleh pihak ketiga dan dapat diputar kembali sehingga data payload dapat didengar kembali oleh pihak ketiga yang melakukan sniffing sehingga dari aspek keamanan VoIP server pada saat ini tidak memberikan keamanan dan kerhasiaan yang cukup untuk pengguna VoIP server. Oleh sebab itu diperlukan implementasi keamanan TLS-SRTP pada VoIP server untuk menjaga integrity, dan confidentiality pada VoIP server. Setelah TLS-SRTP diterapkan pada VoIP server maka dilakukan pengujian keamanan menggunakan metode yang sama seperti sebelum VoIP server diamankan.

Gambar 8 Proses sniffing

(14)

paket RTP yang berisi payload atau data suara, untuk memastikan wireshark tidak menangkap paket RTP bisa melakukan pencarian paket RTP pada hasil capture dengan menggunakan fasilitas filter pada wireshark dan memasukan kata kunci “RTP” pada kolom filter.

Gambar 9 Hasil Filter RTP

Pada Gambar 9 bisa terlihat bahwa hasil filter pada software wireshark tidak menemukan adanya paket RTP yang berisi payload sehingga data payload tidak dapat di putar kembali oleh pihak ketiga. Hasil pengujian menunjukan bahwa komunikasi VoIP sangat mudah disadap oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, namun dengan menerapkan TLS-SRTP pada VoIP server, komunikasi antar user terbukti aman karena data yang telah dienkripsi sehingga pihak lain tidak dapat mendengar ataupun menyadapnya. Setelah melakukan metode pengamanan pada VoIP server yang perlu diperhatikan dan tidak kalah penting adalah perfomansi sistem VoIP server. Adapun parameter yang dianalisis adalah delay, jitter, dan packet loss dari layanan VoIP yang belum diterapkan metode keamanan dan setelah diterapkan keamanan TLS-SRTP. Menurut standarisasi ITU ada beberapa parameter perfomansi baik atau tidaknya sistem VoIP yang berjalan dengan detail sebagai berikut [10].

Tabel 1. Standar Parameter Perfomansi VoIP [10] Key Performance Parameter Target Values

One-way delay < 150 ms preferred (Note 1) <400 ms limit (Note 1)

Jitter < 1 ms

Packet Loss < 3 %

(15)

Parameter pertama yaitu Delay, delay adalah waktu tunda yang disebabkan oleh proses transmisi dari sisi pengirim ke penerima. Besarnya delay pada uji coba kali ini akan dibandingkan dengan standarisasi dari Tabel 1 yang direkomendasikan oleh ITU-T untuk mengevaluasi performansi dari layanan VoIP yang telah dijalankan memenuhi standarisasi dari ITU. Pengukuran delay dari komunikasi VoIP dilakukan dengan dua skenario yang berbeda yaitu pertama user melakukan panggilan atau komunikasi pada saat VoIP server sebelum diterapkannya metode keamanan dan kedua adalah user

melakukan panggilan setelah VoIP server diimplementasikan metode keamanan TLS-SRTP. Masing-masing skenario dilakukan pengujian panggilan sebanyak 20 kali.

Delay end-to-end diperoleh dari selisih waktu paket dikirim dan waktu paket diterima. Setelah dilakukan pengujian terhadap dua skenario tersebut hasil delay yang diperoleh dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 10 Grafik hasil pengukuran delay

Pada Gambar 10 terlihat hasil dari pengukuran delay pada saat user saling berkomunikasi dari dua skenario yang berbeda antara VoIP serverunsecured dan VoIP

server secured menunjukan value yang tidak beraturan dan perbedaan antar skenario tidak begitu signifikan hanya sebesar 4,03 ms. Setelah dilakukan uji coba didapat nilai masing-masing skenario yang berbeda pula yaitu untuk VoIP unsecured rata-rata delay

yang didapat adalah 6,27 ms, sedangkan nilai rata-rata untuk VoIP secured adalah 10,30 ms. Oleh karena hasil delay end-to-end pada VoIP server secured yang didapat lebih kecil dari pengukuran standarisasi ITU dimana maksimum delay lebih kecil dari 150 ms maka penerapan metode keamanan TLS-SRTP pada VoIP server sangat bagus. Parameter kedua, Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima. Untuk mengatasi jitter

maka paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Echo disebabkan perbedaan impedansi dari jaringan yang menggunakan

(16)

wire dengan two-wire. Efek echo adalah suatu efek yang dialami mendengar suara sendiri ketika sedang melakukan percakapan. Mendengar suara sendiri pada waktu lebih dari 25 ms dapat menyebabkan terhentinya pembicaraan. Nilai jitter yang di rekomendasikan oleh ITU adalah tidak boleh melebihi 1 ms. Pengukuran jitter dari komunikasi VoIP dilakukan dengan dua skenario yang berbeda yaitu pertama user

melakukan panggilan atau komunikasi pada saat VoIP server unsecured dan kedua VoIP server secured. Masing-masing skenario dilakukan 20 kali pengujian panggilan antara user. Setelah dilakukan pengujian, hasil jitter yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Gambar 11 Grafik hasil pengukuran jitter

Pada Gambar 11 terlihat hasil uji coba pengukuran jitter yang dilakukan masing-masing skenario sebanyak 20 kalli percobaan. Untuk skenario pertama VoIP

server unsecured mendapatkan hasil pengukuran jitter rata-rata sebesar 0,23 ms, dan untuk skenario kedua VoIP server secured mendapatkan hasil rata-rata pengukuran

jitter sebesar 0,44 ms. Terdapat perbedaan yang tidak begitu signifikan antar skenario percobaan yaitu sebesar 0,21 ms. Berdasarkan hasil perngukuran jitter layanan VoIP

server pada skenario kedua (VoIP server secured) masih memenuhi standar maksimum jitter yang ditentukan oleh ITU yaitu dibawah 1 ms, sementara nilai variansi delay yang didapat adalah 0,999 ms.

Parameter ketiga yaitu Packet Loss,packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, diantaranya yaitu :

a. Terjadinya overload trafik dalam jaringan, b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan, c. Error yang terjadi pada media fisik,

d. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena

(17)

e. Misconfigured access-list 1% packet loss tidak dapat digunakan, packet loss

dinyatakan dalam persen (%) dengan nilai yang direkomendasikan pada ITU tidak boleh lebih dari 3%.

Pengukuran packet loss dilakukan sama dengan skenario pengukuran delay dan jitter. Msing-masing pengujian dua skenario dilakukan sebanyak 20 kali percobaan panggilan antar user, setelah dilakukan pengujian didapat hasil packet loss bisa dilihat pada grafik berikut:

Gambar 12 Grafik hasil packet loss

Bisa terlihat pada grafik Gambar 12 bahwa hasil nilai packet loss yang didapat setelah uji coba pada masing-masing skenario mendapatkan nilai packet loss sebesar 0%, dengan hasil packet loss sebesar 0% menunjukan bahwa sistem layanan VoIP

server unsecured maupun VoIP server secured berjalan pada jaringan yang baik.

Packet loss sangat dipengaruhi oleh keadaan jaringan dan data yang dilewatkan pada jaringan tersebut. Hasil packet loss sebersar 0% sangat memungkinkan dikarenakan VoIP server diimplementasikan pada jaringan lokal saja dan tidak terhubung ke internet sehingga jaringan tidak terlalu terbebani dengan layanan VoIP server.

5. Simpulan

Berdasar penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan keamanan komunikasi VoIP server adalah hal yang penting untuk menjaga aspek privacy atau confidentiality, integrity dan menghindari dari serangan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang bisa saja merugikan pengguna VoIP server. Proses layanan komunikasi pada VoIP server yang sudah diamankan menggunakan metode keamanan TLS-SRTP masih dalam kualitas yang baik menurut standarisasi yang di rekomendasikan oleh ITU dengan rata-rata delay 10,30 ms.

(18)

confidentiality dan integrity sehingga dapat mencegah adanya pencurian data oleh pihak ketiga pada saat komunikasi VoIP berlangsung.

6. Daftar Pustaka

[1] Rittinghouse, John & Ransome, James. 2004. Voice over Internet Protocol (VoIP) Security, English: Digital Press.

[2] Goode, Bur. 2002. Proceedings Of The IEEE: Voice Over Interet Protocol (VoIP). Stanford: IEEE Communications Magazine.

[3] Yuniati, Yetti. 2014. Analisa Perancangan Server VoIP (Voice Over Internet Protocol) Dengan Opensource Asterisk Dan VPN (Virtual Private Network) Sebagai Pengaman Jaringan Antar Client. Skripsi, Lampung: Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

[4] Rossadhi, Sanny. 2009. Teknik Keamanan Voice Over Wlans 802.11. Skripsi, Sumatra Utara: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

[5] Permadi, Edo. S., 2015. Rancang Bangun Jaringan Komunikasi VoIP Server Portable Menggunakan Raspberry Pi. Skripsi, Malang: Program Studi Teknik Telekomunikasi, Politeknik Kota Malang.

[6] Hersent, Olivier. 2005. Internet Protocols Telephony: Deploying VoIP

Protocols, France: Wiley.

[7] Parziale, Lydia., Davis, Chuck., Liu, Wei., dkk., 2006. TCP/IP Tutorial and Technical Overview, U.S : Eighth Edition.

[8] Lynne, Holly. 2003. SSL and TLS: A Beginners Guide. US: Sans Institute. [9] Durresi, Arjan & Jain, Raj. 2005. RTP, RTCP, and RTSP – Internet Protocols

for Real-Time Multimedia Communication. Louisiana : Louisiana State University.

Gambar

Gambar 2 SIP request/response flows [7]
Gambar 3 RTP Header [9]
Gambar 4 Rancangan AES pada SRTP [9]
Gambar 5  Tahapan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Surat Keterangan Teknis adalah surat yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa bahan baku pakan dan/ atau pakan ikan yang dimpor

Pada tulisan ini, diuraikan karakteristik pasta TiO 2 suhu rendah untuk aplikasi sel surya berbasis dye-sensitized yang dipreparasi dengan penambahan serbuk TiO2

Hasil regresi linier dalam penelitian ini dimana yang menjadi variabel bebasnya adalah partisipasi kerja dan aktualisasi diri, sementara variabel terikatnya

Results from this pilot study suggest that adding a multi- nutrient fortifier to approximately half of the milk that was fed to predominantly human milk–fed infants for 12 weeks

Apabila atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah, atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik, dan secara

Sekarang adanya internet radio dan televisi yang sesungguhnya sudah jarang digunakan oleh penggunanya, sudah berkurang banyak peminat radio dan televisi, sekarang

[r]

Laboratorium Patologi Klinik, Program Studi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang Indonesia 50273. Gmail: