• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rusmala Tuino REVISI MAKALAH SPPI 1 .pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rusmala Tuino REVISI MAKALAH SPPI 1 .pdf"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

REVISI MAKALAH

Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam 1

“Perbandingan Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru”

Dosen Pengampu:

Drs. Muh. Idris, S.Ag., M,Ag

Penyusun:

Rusmala Dwie Hapsary Tuino

NIM: 15.2.3.015

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI 1)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MANADO

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan, serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

sehingga kami dapat menyalesaikan makalah yang berjudul “Perbandingan Masa Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru” dari tugas Sejarah ini dengan tepat pada

waktunya.

Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya sejarah

Indonesia pada Masa Orde Lama dan Orde Baru diharapkan makalah ini dapat

menambahkan pengetahuan kita semua, bagaimana kehidupan masyarakat dan system

pemerintahan pada masa itu.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan,

oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, saya berharap bagi para pembaca

berkenan untuk memberikan kritik dan sarannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua Akhir kata saya ucapkan

terima kasih. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada

kita semua. Amin

Manado, 08 oktober 2017

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………. i Daftar Isi ……… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……… 4

B. Rumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan ……… 6

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Orde Lama ………..………... 7 B. Sejarah Lahirnya Orde Baru .………..……… 20 C. Perbandingan Orde Lama dan Orde Baru ………... 30

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ………. 32

Saran ……… 32

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semenjak Negara ini berdiri mulai tahun 1945, telah terdapat berbagai

pergantian kekuasaan dan pemimpin telah tercatat di dalam lembaran-lembaran

sejarah negeri ini dengan berbagai ciri khas, kelebihan, dan kekurangannya

masing-masing.

Orde lama merupakan salah satu hal yang tidak bisa kita lewatkan ketika kita

berbicara tentang sejarah negeri ini. Orde lama dengan Soekarno sebagai tokoh

sentarlnya telah mewarnai sejarah kekuasaan negeri ini. Orde lama bukanlah nama

asli dari pemerintahan ini. Soekarno tidak pernah mengadakan bahwa

pemerintahan yang ia pimpin tersebut sebagai orde lama, tetapi Soehartolah yang

telah memberikan nama orde Lama kepada pemerintahan yang dipimpin oleh

Soekarno tersebut.

Sebagai salah satu pihak yang pernah berkuasa di negeri ini, Orde Lama telah

banyak melakukan hal-hal yang bertujuan untuk memajukan dan mensejahterakan

masyarakat Indonesia dan berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah

Orde Lama, terlepas dari berhasil atau tidaknya dari kebijakan-kebijakan yang

dilakukan oleh Orde Lama itu.

Sedangkan Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden

Soeharto di Indonesia. Orde baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada

era pemerintahan Soekarno. Salah satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya

Orde lama dan Lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negeri yang

tidak kondusif pada masa Orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa

(5)

mandate kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di Indonesia

melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar. Orde Baru hadir dengan

semangat “koreksi total” atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada

masa Orde Lama. Orde baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam

jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini

terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu,

kesenjangan antara rakyat kaya dan miskin juga semakin melebar.

Kekuasaan Soekarno beralih ke Soeharto ditandai dengan keluarnya Surat

Perintah Sebelas Maret (SUPERSEMAR) 1966. Setelah dikeluarkan Supersemar

maka mulailah dilakukan penataan pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai

dengan Pancasila dan UUD 1945. Penataan dilakukan di dalam lingkungan

lembaga tertinggi negara dan pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar

berdampak semakin besarnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah karena

Soeharto berhasil memulihkan keamanan dan membubarkan PKI. Pada tanggal 23

Febuari 1967, MPRS menyelenggarakan siding istimewa untuk mengukuhkan

pengunduran diri Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat

Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS mencabut kekuasaan

pemerintahan negara dan menarik kembali mandate MPRS dari Presiden Soekarno.

12 Maret 1967 Jendral Soeharto dilantik sebagai Pejabat Presiden Republik

Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Lama dan di

mulainya kekuasaan Orde baru.1

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana Sejarah lahirnya orde lama?

2. Bagaimana Sejarah lahirnya orde baru?

3. Bagaimana perbandingan antara orde lama dan orde baru

(6)

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya orde lama

2. Untuk mengetahui sejarah lahirnya orde baru

(7)

BAB II

POKOK PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Orde Lama 1. Lahirnya Orde Lama

Orde lama berasal dari bahasa Latin yaitu kata “ordo” yang berarti deretan,

susunan, kelas, aturan, atau ketertiban. Oleh karena itu, pengertian orde dapat

diartikan sebagai suatu bagian/anggota yang memiliki banyak unsur yang diatur

melalui prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut dapat mengatur bagaimana

hubungan antara unsur yang satu dengan yang lainnya, sehingga timbul suatu

kesatuan yang tersusun baik. Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi

Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah

Indonesia dimulai sejak tahun 1945-19682.

2. Sejarah Orde Lama

a) Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ditandai dengan Momen

proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945, tidak membuat Belanda menyerah

untuk merebut kembali kekuasaan di Indonesia. Terdapat banyak agresi militer

yang dilancarkan oleh Belanda sejak tahun 1945 sampai dengan 1949. Pada tahun

1949, akhirnya Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia.

Sejak merdeka, Indonesia sudah memiliki presiden yaitu Ir.Soekarno. pada

masa-masa sulitnya, Soekarno banyak memberikan pemikiran-pemikiran agar

dapat mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Baru pada tahun 1950, Soekarno

menetapkan sistem pemerintahan bagi Indonesia. Sistem yang dipakai adalah

(8)

sistem pemerintahan demokrasi liberal. Di dalam sistem ini, presiden hanya

bertindak sebagai kepala Negara, presiden hanya berhak mangatur formatur

pemilihan kabinet. Oleh karena itu, tanggung jawab pemerintahan ada di tangan

kabinet. Presiden tidak dapat bertindak sewenang-wenang terhadap jalannya

pemerintahan. Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh seorang Perdana

Menteri.

Pada masa demokrasi liberal ini, partai-partai seperti PNI, PKI, Masyumi

memiliki partisipasi yang sangat besar di dalam pemerintahan. Mereka

mendapatkan kursi-kursi di dalam parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat) sebagai

perwakilan rakyat Indonesia. Atas dasar amanat Undang-undang Dasar Sementara

1950, maka dibentuklah kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen. Setiap

kabinet yang berkuasa harus mendapatkan dukungan mayoritas dari perlemen, jika

tidak mandate yang telah diberikan haru sdikembalikan lagi kepada presiden.

Setelah itu, dibentuk kembai kabinet baru untuk menggantikan kabinet selanjutnya

agar dapat menjalankan roda pemerintahan.

Kabinet-kabinet yang pernah berkuasa sejak dimulainya penerapan sistem

pemerintahan demokrasi liberal adalah kabinet Natsir (1950-1951), kabinet

Sukiman-Suwirjo (1951-1952), kabinet Wilopo (1952-1953), kabinet Ali

Sastroamidjojo I (1953-1955), kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956), kabinet

Ali Sastroamidjojo II (1956-1957), dan kabinet Djuanda (1957-1959). Oleh karena

itu, satu hal yang menjadi ciri dasar pada sistem pemerintahan ini adalah kabinet

yang sering berubah-ubah.

Dalam menjalankan kebijakannya, kabinet-kabinet yang terbentuk banyak

mengalami hambatan terutama dari tubuh parlemen itu sendiri. Bentuk Negara

yang belum sempurna, adanya beberapa daerah yang masih dibawah kekuasaan

Belanda, dan adanya perbedaan kepentingan politik antar anggota parlemen

(9)

Pada masa demokrasi liberal ini, Indonesia berhasil menjalankan pemuli

pertama pada tanggal 29 september 1955 dengan agenda untuk memilih anggota

parlemen yang akan dilantik pada 20 Maret 1956. Pada pemilu ini juga, Indonesia

berhasil membentuk suatu badan yang bertugas untuk menyusun konstitusi tetap

dari Negara Indonesia yang diberi nama dengan Badan Konstituante.

b) Sistem Pemerintahan Demokrasi Terpimpin

Berbagai kekacauan yang terjadi saat diterapkannya demokrasi liberal,

memaksa Indonesia untuk mulai membentuk suatu sistem pemerintahan baru yang

lebih baik. Maka pada tahun 1959, Soekarno selaku presiden pada saat itu

memperkenalkan suatu sistem pemerintahan baru yang diberi nama Demokrasi

Terpimpin. Perbedaan mendasar antara sistem pemerintahan demokrasi liberal dan

demokrasi terpimpin terletaj pada kekuasaan presiden. Di dalam demokrasi liberal,

parlemen memili kekuasaan yang luas untuk menjalankan pemerintahan dan

pengambilan keputusan Negara. Namun di dalam sistem demokrasi terpimpin,

presidenlah yang memiliki kekuasaan tersebut, bahkan presiden memikili

kekuasaan hampir seluruh bidang pemerintahan.

Secara resmi, Indonesia mulai menerapkan sistem demokrasi terpimpin sejak

dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh presiden Soekarno. Maka pada

saat itu, kabinet Djuanda dibubarkan dan digantikan dengan kabinet kerja yang

dipimpin oleh Soekarno sendiri selaku perdana menteri dan Ir.Djuanda selaku

menteri pertama. Pada masa pemerintahan ini, focus kebijakan berada di sector

pangan, sandang, dan pembebasan Irian Barat. Di masa ini juga, Indonesia

membentuk badan-badan eksekutif maupun legislative seperti MPRS, DPRS, DPA,

Depernas, dan Front Nasional3.

3. Masa Pemerintahan Orde Lama

(10)

Sejak proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, bangsa Indonesia masuk

dalam suatu babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat

penuh. Namun perjalanan sejarah bangsa ini tidaklah selalu berjalan sesuai dengan

apa yang diharapkan, sebab banyak pengorbanan dan rintangan yang harus

dihadapi dan semua itu bahkan harus ditebus dengan harga yang sangat mahal. Di

samping itu, dalam sejarahnya bangsa Indonesia telah mengalami berbagai

perubahan asus, ideologi, dan doktrin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Perubahan-perubahan system pemerintahan yang telah terjadi pada

masa awal-awal kemerdekaan bangsa ini. Terkadang di satu sisi juga sering

mengancam dan membahayakan perjuangan bangsa Indonesia dalam

mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa system pemerintahan Orde Lama sudah

menjadi bagian dari perjalanan panjang sejarah Indonesia, sebab bagaimanapun

sejarah orde lama ikut mengantarkan Indonesia hingga masa sekarang ini. Istilah

Orde Lama dalam sejarah bangsa Indonesia adalah masa-masa bangsa Indonesia

dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Masa orde Lama berlangsung sejak

tahun 1959-1966. Dalam kurun waktu tersebut, bangsa Indonesia mengalami

beberapa kali pergantian system pemerintahan. Salah satu system pemerintahan

yang terkenal pada masa Orde Lama adalah “Demokrasi Terpimpin”. Ciri-ciri yang membedakan dari system Demokrasi Terpimpin ini dengan system sebelumnya

adalah bergesernya system parlementer ke presidential, artinya seluruh kekuasaan

dalam negara pada saat itu berada ditangan presiden4.

4. Pelaksanaan Sistem Politik Pada Masa Orde Lama

1. Tahun 1945 – 1950

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:

(11)

a. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden

menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN

yang merupakan wewenang MPR.

b. Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer.

Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidentil

menjadi parlemen.Dimana dalam sistem pemerintahan presidentil, presien memiki

fungsi ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai

badan legislatif.

2. Tahun 1950 – 1959

Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer kabinet dengan

demokrasi liberal. Ciri-ciri demokrasi liberal:

a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.

b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.

c. Presiden berhak membubarkan DPR.

d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

a. Menetapkan Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditambah dengan

utusan-utusan dari daerah-daearah dan golongan-golongan.

b. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan diselenggarakan

dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

c. Menetapkan Pembubaran Konstituante

d. Menetapkan UUD 1945 diberlakukakn kembali bagi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia, terhitung mulai dari tanggal penetapan dekrit

(12)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa lahirnya Dekrit Presiden

tersebut tidak terlepas dari pro dan kontra di kalangan anggota konstitutie ketika

itu5.

Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang

tidak stabil.Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.

- 1950-1951 - Kabinet Natsir

- 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo

- 1952-1953 - Kabinet Wilopo

- 1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I

- 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap

- 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II

- 1957-1959 - Kabinet Djuanda

4. Tahun 1959 – 1968 (Demokrasi Terpimpin)

Sejarah Indonesia (1959-1968) adalah masa di mana sistem "Demokrasi

Terpimpin" sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah

sistem demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada

pemimpin negara, yaitu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin

pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang

konstituante pada tanggal 10 November 1956.

Berbagai penyimpangan dalam Demokrasi terpimpin :

a. Pancasila diidentikkan dengan Nasakom

b. Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan

dalam bentuk penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan

5Arsyad Maf’ul., Partai Politik Pada Masa Orde Lama dan Orde Baru, (Jakarta: Al-Kautsar,

(13)

c. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup

d. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955

e. Presiden menyatakan perang dengan Malasya

f. Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB

g. Hak Budget tidak jalan

Penyimpangan lain dalam demokrasi terpimpin adalah campur tangan presiden

dalam bidang Yudikatif seperti presiden diberi wewenang untuk melakukan

intervensi di bidang yudikatif berdasarkan UUD No.19 tahun 1964 yang jelas

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan di bidang Legislatif

berdasarkan Peraturan Presiden No.14 tahun 1960 dalam hal anggota DPR tidak

mencapai mufakat mengenai suatu hal atau sesuatu rancangan Undang-Undang.

Selain itu terjadi penyimpangan di bidang perundang-undangan di mana

berbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden (Panpres)

yang memakai Dekrit 5 Juli 1959 sebagai sumber hukum. Didirikan pula

badan-badan ekstra kontitusional seperti ‘front nasional’ yang ternyata dipakai oleh pihak

komunis sebagai arena kegiatan, sesuai denga taktik komunisme internasional yang

menggariskan pembentukan front nasional sebagai persiapan ke arah terbentuknya

demokrasi rakyat6.

Pada masa ini terjadi persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan PKI.

Persaingan ini mencapai klimaks dengan meletusnya perisiwa Gerakan 30

September 1965 yang dilakukan oleh PKI.

 Peranan PKI

(14)

Partai Komunis Indonesia (PKI) menyambut "Demokrasi Terpimpin" Soekarno

dengan hangat dengan anggapan bahwa PKI mempunyai hak untuk menyelesaikan

persekutuan konsepsi yang sedang marak di Indonesia kala itu, yaitu antara

ideologi nasionalisme, agama (Islam) dan komunisme yang dinamakan

NASAKOM. NASAKOM adalah singkatan Nasionalis, Agama dan Komunis, dan

merupakan konsep dasar Pancasila pada masa pemerintahan orde lama. Konsep ini

diperkenalkan oleh Presiden Soekarno yang menekankan adanya persatuan dari

segala macam ideologi Nusantara untuk melawan penjajahan, dan sebagai

pemersatu Bangsa untuk Revolusi rakyat dalam upaya memberantas kolonialisme

Indonesia.

Ia melihat bahwa nasionalisme dan Islam merupakan paham-paham yang

kurang tajam untuk menganalisis keadaan, karena itulah dibutuhkan faham

komunisme untuk menyokong dua ideologi tersebut untuk membangun Indonesia.

Tetapi kedekatan dengan PKI malah menjadi bumerang tersendiri. Serta merta

pihak PKI melakukan pemberontakan menuju Indonesia komunis. Sehingga

bencana nasional berupa G30S PKI 1965 terjadi dan mengakhiri pemerintahan

Sukarno yang diktator dengan model ‘terpimpin’nya. Pada 12 Maret 1966, PKI

dibubarkan dan kekuasaan digantikan oleh Soeharto7.

Bukti Kemegahan Peninggalan Orde Lama

- MONAS-MONUMEN NASIONAL

Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu

Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan

untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut

kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen

ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan

7 John Rossa, Ayu Ratih, Hilmar Farid, Tahun yang Tak Pernah Berakhir (Memahami

(15)

monumen ini dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai

lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan

yang menyala-nyala. Monumen Nasional yang terletak tepat di tengah Lapangan

Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka mulai pukul

08.00 - 15.00 Waktu Indonesia Barat setiap hari sepanjang pekan, kecuali hari senin

pada pekan terakhir setiap bulannya monumen ini tutup.

Dirancang oleh 2arsitek, salah satu nya arsitek nomor 1 Indonesia, Silaban dan

R. M. Soedarsono,Bahkan saat ini tugu ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti

ruangan bawah tanah seperti bunker,dan berbagai peninggalan sejarah,budaya,dan

lain-lain Bangsa dan Negara Indonesia. didalam bangunan ini terdapat beberapa

objek yang terbuat dari emas8.

- MASJID ISTIQAL

Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik

Indonesia, Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid

ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Sukarno di mana

pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid

Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek

Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban.

Yang Seorg Kristen,dengan komplek gereja kathredal di depannya,masjid ini

berserta kathredal di depannya dapat melambangkan persatuan etnis,suku,dan

agama.

- ISTANA BOGOR

merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang

mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis,

kebudayaan dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusanya

(16)

yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu

sampai sekarang.

Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu,

Minggu dan hari libur lainnya berjalan- jalan diseputaran Istana Bogor sambil

memberi makan rusa- rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan

wortel yang diperoleh dari petani- petani tradisional warga Bogor yang selalu siap

sedia menjajakan wortel- wortel tersebut setiap hari libur9.

Gerakan 30 September 1965.

Salah satu peristiwa yang paling membekas dalam sejarah perjalanan bangsa

Indonesia adalah peristiwa G30S/PKI yang masih menuai kontroversi sampai

sekarang. Salah satu versi tentang pergerakan ini timbul dari pemerintahan orde

baru yang menyatakan bahwasanya gerakan ini dilakukan untuk merebut

kekuasaan tertinggi yang berada di tangan Soekarno selaku pimpinan tertinggi

Angkatan Bersenjata dan Presiden Seumur Hidup berdasarkan konsep dalam sistem

Demokrasi terpimpin. Tindakan ini dipimpin oleh Partai Komunis Indonesia (PKI)

dengan bantuan beberapa organisasi-organisasi underbouw yang masih tersisa

pasca peristiwa 1948.10

Jatuhnya Kekuasaan Orde Lama

Dalam rangka menjalankan Supersemar, Soeharto menjalankan beberapa

kebijakan untuk menangkap dan meruntuhkan rezim PKI dan

pengikut-pengikutnya di Indonesia. Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi :

- Pembubaran dan pelarangan PKI dan ormas-ormasnya

- Menangkap 15 orang menteri kabinet Dwikora yang dicurigai terlibat PKI

9 M. Sanusi., Kenangan Inspiratif Orde Lama & Orde Baru, h. 50-69.

10 Abdul Haris Nasution., Perang Kemerdekaan Indonesia, (Bandung: Disjarah AD dan

(17)

- Membersihkan DPRGR dan MPRS dari orang-orang PKI

- Pembentukan Kabinet Ampera

Kebijakan-kebijakan ini dirasa cukup untuk menanggapi Tiga Tuntutan Rakyat

(Tritura) yang dilancarkan untuk menjaga stabilitas Negara sejak dilancarkannya

G30S/PKI. Di dalam Kabinet Ampera itu sendiri, Soekarno medapatkan tempat

selaku pimpinan. Akan tetapi, pelaksanaan kebijakan tetap dipegang oleh

Presidium Kabinet yang dipimpin oleh Jend.Soeharto. akibatnya, terjadi dualisem

kepemimpinan yang menjadi kondisi kurang menguntungkan mengingat stabilitas

Negara yang belum normal.

Soekarno kala itu masih memiliki pengaruh politik, namun kekuatannya

perlahan-lahan dilemahkan. Kalangan militer kebertaan dengan

kebijakan-kebijakan yang dimabil oleh Soekarno yang dirasa berpihak kearah komunisme.

Ditambah dengan mengalirnya bantuan dari Uni Soviet dan Tiongkok semakin

menambha kecurigaan mereka terhadap presiden Soekarno.

Akibatnya, pada 22 februari 1967, dalam rangka untuk mengatasi konflik yang

semakin memanas, presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada

Jend.Soeharto. penyerahan kekuasaan ini dilengkapi dengan Pengumuman

Presiden Mandataris MPRS, Panglima Tertinggi ABRI tanggal 20 februari 1967.

Pengumuman tersebut dilatarbelakangi atas ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966

yang menyatakan apabila presiden berhalangan, maka pemegang Supersemar yang

memegang jabatan presiden. Pada 4 Maret 1967, Jenderal Soeharto memberikan

keterangan pemerintah di hadapan sidang DPRHR mengenai terjadinya penyerahan

kekuasaan. Namun, pemerintah tetap berpendirian bahwa sidang MPRS perlu

dilaksanakan agar penyerahan kekuasaan tetap konstitusional. Karena itu,

(18)

akhirnya secara resmi mengangkat Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia

hingga terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum.11

Masa Transisi Pergantian Kekuasaan Dari Orde Lama Ke Orde Baru

Orde lama adalah masa masa kepemimpinan Presiden pertama Indonesia, Ir.

Soekarno sejak Dekrit Presiden pada Juli 1959 hingga tahun 1966. Sedangkan, orde

baru adalah masa masa kepemimpinan Presiden kedua Indonesia sekaligus

merupakan presiden Indonesia terlama yang berkuasa, Jenderal Suharto sejak

keputusan pada Sidang Umum MPRS (Tap MPRS No XLIV/MPRS/1968) pada 27

Maret 1968 hingga reformasi tahun 1998. Diantara 2 masa yang sangat menarik

dan berpengaruh pada sejarah Bangsa Indonesia itu terdapat sebuah masa yang

sangat menarik untuk dibahas dan penuh dengan kontroversi. Masa itu berlangsung

sejak G30S/PKI dimana terjadi pembunuhan Dewan Jenderal hingga Sidang

Umum MPRS pada 27 Maret 1968 yang memutuskan bahwa Jenderal Suharto

diangkat menjadi Presiden kedua Indonesia menggantikan Ir. Soekarno yang

lengser setelah pidato pertanggungjawabannya yang berjudul “Nawaksara” ditolak

oleh MPRS.

Masa tersebut adalah masa transisi Indonesia, di masa tersebut terjadi

pergantian kekuasaan yang disertai dengan kontroversi-kontroversi baik pro

maupun kontra terhadap pengangkatan Jenderal Suharto sebagai Presiden kedua

Indonesia. Akan tetapi, diantara sekian banyak kontroversi tersebut ada hal yang

masih menjadi misteri hingga sekarang. Arsip Nasional Republik Indonesia

(ANRI) pun belum bias memecahkannya. Hal itu adalah Surat Perintah Sebelas

Maret atau lebih dikenal dengan Supersemar yang terjadi pada tahun 1966.

Empat puluh enam tahun berlalu, misteri Surat Perintah 11 Maret 1966

(Supersemar) hingga kini belum juga terpecahkan. Di mana naskah asli surat

(19)

tersebut juga masih belum bisa ditemukan. Keraguan akan keaslian naskah

Supersemar yang disimpan ANRI muncul setelah tumbangnya Orde Baru pada

1998. Keraguan publik soal otentisitas surat perintah dari Presiden Soekarno ke

Menteri Panglima Angkatan Darat, Letjen Soeharto, kala itu semakin diperkuat

oleh beberapa saksi sejarah bekas tahanan politik Orde baru yang akhirnya buka

suara. Sejumlah versi proses terbitnya Supersemar pun beredar. Entah siapa yang

benar.

Hal tersebut sangatlah memalukan mengingat sangat pentingnya “peran” dari

Supersemar. Tanpa Supersemar mungkin saja Indonesia masih berada dibawah

kekuasaan PKI, mungkin saja Indonesia tidak akan kehilangan blok-blok yang

dicaplok oleh Freeport dan koleganya, mungkin saja Ir Soekarno tidak akan

meninggal karena sakit, dan masih banyak kemungkinan lainnya.

Selain itu, Supersemar juga mengundang banyak pertanyaan. Mengapa

Supersemar yang dititahkan oleh Presiden Soekarno justru malah menjatuhkan

beliau dari tampuk kepemimpinan dan menjadikan beliau tahanan rumah hingga

akhirnya beliau meninggal karena sakit yang dideritanya? Sebuah pertanyaan yang

sampai sekarang sulit untuk dijawab.

Angkatan darat menganggap Supersemar sebagai tanda pelimpahan kekuasaan

dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto. Supersemar memang berisi

pelimpahan wewenang kepada Jenderal Soeharto “untuk mengambil segala

tindakan yang dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta

kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta menjamin

keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Pangti/PBR/Mandataris

MPRS demi untuk keutuhan bangsa dan negara RI, dan melaksanakan dengan pasti

segala ajaran PBR”. Setelah itu, Jenderal Soeharto langsung bertindak cepat dengan mengeluarkan perintah harian kepada segenap jajaran ABRI dan mengumumkan

(20)

Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS/PBR Nomor 1/3/1966. Isinya:

membubarkan PKI termasuk bagian-bagian organisasinya dari tingkat pusat sampai

ke daerah serta semua organisasi yang seasas/berlindung/bernaung di bawahnya.

PKI juga dinyatakan sebagai organisasi terlarang di seluruh RI.

Kemudian, Jenderal Soeharto “melucuti” MPRS sehingga tak lama kemudian

Presiden Soekarno jatuh dan orde lama pun runtuh dan digantikan oleh orde baru

pimpinan Jenderal Soeharto yang bertahan selama 32 tahun12.

B. Latar Belakang Orde Baru 1. Lahirnya Orde Baru

Lahirnya era orde baru dilatarbelakangi oleh runtuhnya orde lama. Tepatnya

pada saat runtuhnya kekuasaan Soekarno yang lalu digantikan oleh Soeharto. Salah

satu penyebab yang melatarbelakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru

adalah keadaan keamanan dalam negri yang tidak kondusif pada masa orde lama.

Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G30S PKI. Hal ini

menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk

melaksanakan kegiatan pengamanan di indonesia melalui surat perintah sebelas

maret atau Supersemar. Orde baru (orba) adalah sebutan bagi masa pemerintahan

(rezim) Soeharto yang menggantikan Soekarno sebagai presiden RI ke-2 yang

dimulai pada tahun 1966. Arti orde baru adalah sebuah tata tertib atas kehidupan

rakyat, bangsa, dan negara Indonesia yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan

Pancasila dan UUD 1945 secara konsekuen dan murni.

Pemerintahan Indonesia sempat terancam digantikan dengan paham komunis

pada peristiwa pemberontakan G30S / PKI, dan pemerintahan orde baru

12 Sulastomo., Hari-hari yang Panjang (Transisi Orde Lama Ke Orde Baru), (Jakarta:Buku

(21)

menitikberatkan pengembalian Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi dasar

negara Indonesia.

Masa orde baru kemudian dilanjutkan dengan orde reformasi setelah berakhir

pada tahun 1998 dan ditandai dengan lengsernya presiden Soeharto dari jabatannya

setelah menjabat lebih dari 30 tahun.13

A. Kronologis lahirnya orde baru

- 30 September 1965

Terjadinya pemberontakan G30S PKI.

- 11 Maret 1966

Letjen Soeharto menerima Supersemar dari presiden Soekarno untuk

melakukan pengamanan.

- 12 Maret 1966

Dengan memegang Supersemar, Soeharto mengumumkan pembubaran PKI

dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang.

- 22 Februari 1967

Soeharto menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari presiden

Soekarno.

- 7 Maret 1967

Melalui sidang istimewa MPRS, Soeharto ditunjuka sebagai pejabat presiden

sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilu.

- 12 Maret 1967

Jenderal Soeharto dilantik menjadi presiden Indonesia kedua sekaligus menjadi

masa awal mula lahirnya era orde baru.

B. Peristiwa-Peristiwa Lahirnya Orde Baru

a) Aksi-Aksi Mahasiswa

(22)

Pada Sidang paripurna cabinet Dwikora tanggal 6 Oktober 1965, presiden

memutuskan bahwa penyelesaian politik Gerakan 30 September akan ditangani

langsung oleh presiden. Sementara itu, tuntutan penyelesaian seadil-adilnya

terhadap para pelaku Gerakan 30 September semakin meningkat. Tuntutan itu di

pelopori oleh kesatuan aksi mahasiswa (KAMI), pemuda –pemuda (KAPPI),dan pelajar (KAPI). Kemudian muncul pula KABI (buruh), KASI (Sarjana), KAWI

(Wanita),dan KAGI (guru). Pada tanggal 26 OKtober 1965, kesatuan-kesatuan aksi

tersebut bergabung dalam satu front, yaitu FRONT PANCASILA.

Mereka menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (TRITURA) kepada pemerintah,

yang berisi :

1. Bubarkan PKI

2. Retool Kabinet DWIKORA

3. Turunkan Harga/Perbaikan Ekonomi

b) Kabinet Dwikora yang diSempurnakan

Pada hari pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan tanggal 24 Februari

1966 terjadi demonstrasi besar-besaran. Dalam bentrokan di sekitar istan

mahasiswa UI yang bernama Arief Racham Hakim tewas tertembak oleh

Cakrabirawa, dan keesokan harinya Presiden sebagai Panglima Komando Gayang

Malaysia membubarkan KAMI. Pada tanggal 8 Maret 1966 Departemen Luar

Negri yang di pimpin oleh Dr. Subandrio diserang oleh pelajar dan mahasiswa.

c) Surat Perintah 11 Maret 1966

pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan sidang

pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama

“cabinet 100 menteri“. Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai

panglima pasukan pengawal presiden’ Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak

“pasukan liar” atau “pasukan tak dikenal” yang belakangan diketahui adalah

(23)

menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di

antaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio. Mayor Jendral Soeharto

mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden

Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amir

machmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Setibanya di Istana Bogor, pada

malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga perwira tinggi AD dengan Presiden

Soekarno mengenai situasi yang terjadi dan ketiga perwira tersebut menyatakan

bahwa Mayjend Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan

keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan

kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan. Menurut Jendral (purn) M

Jusuf, pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam..

Presiden Soekarno setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah yang dikenal

sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal

sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima

Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan

keamanan dan ketertiban.14

C. Penyerahan Kekuasan

Pada tanggal 20 February 1967 presiden menandatangani surat penyerahan

kekuasaan kepada Pengemban Supersemar Jendral Soeharto. Pada kamis pukul

19.30 bertempat di istana Negara dengan di saksikan oleh ketua presidium Kabinet

Ampera dan para Menteri, Presiden/Mandataris MPRS/Panglima Tertinggi ABRI

Ir.Soekarno dengan resmi menyerahkan kekuasaan kepada jendral Soeharto.

Pada tanggal 12 Maret 1967, Jendral Soeharto dilantik dan diambil sumpahnya

sebagai Presiden RI. Dengan pelantikan Soeharto sebagai presiden tersebut, secara

lagal formal pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang kemudian dinamakan Orde

(24)

Lama berakhir. Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto

yang kemudian di sebut Orde Baru pun mulai menjalankan pemerintahannya.15

D. Sejarah Orde Baru

Sejak tahun 1950-an Indonesia mengalami krisis ekonomi. Krisis ini semakin

diperparah dengan kebijakan Soekarno yang memberlakukan pemerintahan

Demokrasi Terpimpin, dengan slogan terkenalnya, NASAKOM (Nasionalisme,

Agama, Komunisme).

Komposisi pemerintahan Demokrasi Terpimpin diisi oleh ketiga elemen

tersebut. Dalam praktiknya, persaingan politik menjadi semakin sengit. Partai

Komunis Indonesia (PKI) menjadi kelompok yang paling sering disudutkan dan

dicurigai oleh elemen lain di pemerintahan.

Puncaknya adalah ketika terjadi aksi penculikan dan pembunuhan 7 perwira

TNI pada peristiwa Gestapu. Pihak militer menyatakan bahwa PKI adalah dalang

dari peristiwa ini. Sebelumnya, PKI sempat meminta pada pemerintah untuk

dipersenjatai, namun tuntutan mereka mendapat penolakan dari pihak militer,

terutama TNI AD.

Peristiwa G30S / PKI memicu kekacauan di seluruh negeri. Soeharto yang pada

saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad, kemudian diangkat menjadi Menteri

Panglima TNI dan Pangkopkamtib (Panglima Komando Operasi Pemulihan

Keamanan dan Ketertiban), menggantikan peran Jenderal Ahmad Yani, salah satu

korban dalam peristiwa G30S / PKI. Soeharto bertugas menjaga keamanan negara

pasca peristiwa Gestapu.

Keberhasilan Soeharto dalam mengamankan negara terbayar dengan

diserahkannya mandat presiden Soekarno kepadanya. Melalui Supersemar,

(25)

Soeharto diangkat menjadi presiden dan memimpin Indonesia selama 32 tahun

lamanya.

Berbagai keberhasilan diraih oleh pemerintahan orde baru, terutama dalam

bidang ekonomi. amun terdapat beberapa penyimpangan pada masa orde baru yaitu

kekuasaan yang otoriter, kebijakan ekonomi yang terlalu berpihak pada asing, serta

maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang menjadi penyebab

runtuhnya orde baru dan rasa ketidakpuasan masyarakat.

Kronologi jatuhnya orde baru pun berlanjut dengan persaingan politik

yang menjadi tidak imbang akibat penyederhanaan partai dan indikasi kecurangan

dalam pemilu. Kebebasan berpendapat juga ditekan, siapa saja yang tidak

sependapat dengan pemerintah akan “dibungkam”. Hal ini dilakukan demi

mempertahankan kekuasaan Soeharto sebagai presiden Indonesia.

Inilah yang memicu kemarahan masyarakat, terutama mahasiswa. Krisis

ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 – 1998 semakin menambah keresahan rakyat. Situasi keamanan negara kembali memanas sepanjang Mei 1998. Demo

besar terjadi di ibu kota, dan menuntut Soeharto mundur dari jabatannya.

Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto membacakan pidato pengunduran dirinya,

sehingga masa pemerintahan orde baru secara resmi berakhir dan digantikan

dengan orde reformasi di bawah pimpinan B.J. Habibie yang pada waktu itu

menjabat sebagai wakil presiden.16

E. Masa Pemerintahan Orde Baru

Masa pemerintahan orde baru dimulai pada tahun 1967. Presiden Soekarno

secara resmi menyerahkan mandatnya kepada jenderal Soeharto melalui

Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).

(26)

Latar belakang dikeluarkannya Supersemar adalah akibat peristiwa Gerakan 30

September 1965 (Gestapu, Gestok, atau G30S / PKI), yaitu aksi kudeta PKI (Partai

Komunis Indonesia) yang menculik dan membunuh beberapa perwira TNI AD dan

beberapa orang penting lainnya.

F. Tujuan Orde Baru

Akibat peristiwa Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) yang

menggoyahkan keutuhan bangsa dan Pancasila, pemerintahan orde baru berhasil

meletakkan kembali Pancasila dan UUD 1945 pada posisinya sebagai dasar

pembentukan negara Republik Indonesia.

Secara lengkap, berikut tujuan umum pemerintahan orde baru:

- Mengoreksi total penyimpangan yang terjadi pada era pemerintahan orde lama.

- Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara.

- Melaksanakan amanat Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

- Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional,

guna mempercepat proses pembangunan bangsa.17

G. Sistem Pemerintahan Orde Baru

Selama perjalanan pemerintahan orde baru, Indonesia mengalami banyak

kemajuan di berbagai bidang, terutama ekonomi. Zaman orde baru berhasil

memperbaiki ekonomi Indonesia yang tidak stabil sejak masa kemerdekaan.

Namun pemerintahan ini bukannya tanpa cela, prestasi dalam bidang ekonomi

tersebut dibarengi dengan kebijakan politik yang otoriter. Kebijakan politik yang

otoriter dalam arti bahwa kekuasaan presiden berada di atas UUD 1945.

Pada masa orde baru, menteri yang ditunjuk tidak berhak mengeluarkan

kebijakan kecuali atas persetujuan presiden, dan harus melaksanakan setiap

kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden.

(27)

Sistem pemerintahan orde baru adalah patronase (patronasi) atau bapakisme.

Soeharto memberikan posisi-posisi penting dalam pemerintahan kepada

lawan-lawan politiknya. Soeharto juga memberikan kesempatan bagi para pendukungnya

untuk dapat melakukan bisnis yang menguntungkan.

Sejak memerintah pada tahun 1967, presiden Soeharto membentuk kabinet

pertama, yaitu Kabinet Ampera. Kemudian setelah pemilu pertama tahun 1971,

presiden membentuk kabinet baru bernama Kabinet Pembangunan. Sepanjang 32

tahun era kepemimpinan Soeharto, telah terjadi pergantian kabinet sebanyak 8 kali.

Kabinet terakhir adalah Kabinet Pembangunan VII, yang masa jabatannya hanya

berlangsung selama 2 bulan.18

H. Kebijakan Pemerintahan Orde Baru

Tujuan utama pemerintahan orde baru adalah menciptakan stabilitas ekonomi

dan politik. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah meluncurkan

berbagai macam kebijakan, yaitu:

- Kebijakan Ekonomi

Membuat program yang disebut dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun

(Repelita). Repelita dimulai pada tahun 1969 hingga 1994, dan berhasil

meningkatkan ekonomi nasional. Salah satu keberhasilannya adalah swasembada

beras yang dicapai pada tahun 1984.

Pemerintah melaksanakan program trilogi pembangunan demi pemerataan

ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.

- Kebijakan Politik

18 Djenar Respati., Sejarah Agama-Agama di Indonesia(Mengungkap Proses Masuk dan

(28)

Kebijakan politik dalam negeri pertama adalah pembubaran PKI beserta

organisasi-organisasi sayapnya, dan membersihkan DPR / MPR dari unsur-unsur

PKI.

Pemilu pada masa orde baru pertama kali dilakukan pada tahun 1971.

Pemerintah kemudian menyederhanakan partai politik (dari 10 menjadi 3),

meresmikan peran militer dalam pemerintahan (dwifungsi ABRI), serta

mewajibkan Penataran P4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila)

bagi masyarakat.

Irian Barat dan Timor Timur disahkan sebagai wilayah kekuasaan NKRI lewat

perjanjian dan konfrontasi.

Pemerintah juga menggagas berdirinya ASEAN, setelah sebelumnya mengakui

negara Singapura, memulihkan hubungan dengan Malaysia (bermusuhan pada

masa orde lama), dan kembali menjadi anggota PBB pada tahun 1967 setelah keluar

pada tahun 1965.

- Kebijakan Sosial

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah mengeluarkan

berbagai kebijakan, seperti: Program Keluarga Berencana, Transmigrasi, Gerakan

Wajib Belajar, dan Gerakan Orang Tua Asuh.19

Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru

Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70

dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565

- Sukses transmigrasi

- Sukses KB

19 Vedi R. Hadiz., Dinamika Kekuasaan Ekonomi Politik Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2005),

(29)

- Sukses memerangi buta huruf

- Pengangguran minimum

- Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

- Sukses Gerakan Wajib Belajar

- Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh

- Sukses keamanan dalam negeri

- Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

- Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru

- Maraknya korupsi, kolusi, nepotisme

- Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan

pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan

daerah sebagian besar disedot ke pusat.

- Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan

pembangunan, terutama di Aceh dan Papua.

- Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang

memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun

pertamanya.

- Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat

Tionghoa).

- Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan.

- Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang

dibredel.

- Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan

program "Penembakan Misterius".

- Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden

selanjutnya).

(30)

- Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga

kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.

- (Lebih dari 70% aset kekayaaan negara dipegang oleh swasta)

C. PERBEDAAN ORDE LAMA DAN ORDE BARU

Berikut ini adalah beberapa perbedaan masa orde lama dan masa orde baru yang

diberikan dari segi kebijakan ekonomi, politik, stabilitas politik dan ekonomi

negara, sumber daya manusia, serta kondisi dunia pada era tersebut:

Orde Lama

- Kebijakan Ekonomi: tertutup dengan orientasi komunis atau sosialis.

- Politik: Emosi nasionalisme masyarakat masih sangat tinggi karena negara baru

saja merdeka. Mulai banyak proyek mercusuar yang bermunculan karena

masyarakat memiliki keinginan untuk terlihat unggul di mata negara lain.

- Stabilitas Politik dan Ekonomi: Tingkat inflasi sangat tinggi.

- Sumber Daya Manusia: Kualitas SDM yang mumpuni masih terbatas karena

baru berhasil keluar dari masa penjajahan.

Kondisi Dunia: Situasi dunia baru saja selesai melewati perang dunia ke 2.

Orde Baru

- Kebijakan Ekonomi: Ekonomi terbuka dengan orientasi kapitalis.

- Politik: Memiliki keinginan yang kuat untuk berubah dan memperbaiki

permasalahan yang muncul pada masa orde lama dan berkeinginan untuk

membangun ekonomi serta membuka ruang bagi para investor asing.

- Stabilitas Politik dan Ekonomi: Inflasi berhasil ditekan. Pada tahun 1966

tingkat inflasi mencapai 500% dan berhasil ditekan menjadi 5-10% pada tahun

1970.

- Sumber Daya Manusia: Semakin banyak SDM berkualitas karena

(31)

- Kondisi Dunia: Sedang dalam masa oil boom, berakhirnya perang dingin dan

perang Vietnam memberikan dampak positif terhadap kondisi negara.20

(32)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari sepanjang Uraian di atas, dapatlah pemakalah menarik suatu kesimpulan,

bahwa masa pemerintahan Orde Lama berlangsung kurang lebih selama tujuh

tahun yaitu dimulai dari tahun 1959-1966 dengan Soekarno sebagai Presiden.

Selama masa Orde Lama tersebut, Soekarno memberlakukan system

pemerintahan Demokrasi Terpimpin, dimana segala kekuasaan secara mutlak

berada di satu tangan yaitu Presiden Soekarno.

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di

Indonesia. Dan lahirnya era Orde Baru dilatar belakangi oleh runtuhnya Orde

Lama, tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan Ir. Soekarno yang lalu digantikan

oleh Soeharto.

B. Saran

Maju mundurnya suatu negara tergantung bagaimana pemimpinnya. Jadi saran

saya yaitu kepada setiap pemimpin janganlah cuma mementingkan kebutuhan

pribadi saja, tapi cobalah berfikir untuk mengambil gagasan yang sifatnya bisa

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Sanusi, M. Kenangan Inspiratif Orde Lama & Orde Baru, Jakarta: Kompas, 2014.

Dkk, Carlton Cly mer Rode,., Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Maf’ul., Arsyad Partai Politik Pada Masa Orde Lama dan Orde Baru, Jakarta: Al-Kautsar, 1999.

Nizar., Samsul Sejarah Pendidikan Islam, .Jakarta: Kencana 2007.

Farid, John Rossa, Ayu Ratih, Hilmar, Tahun yang Tak Pernah Berakhir (Memahami

Pengalaman Korban 65), Jakarta: ELSA M, 20014.

Nasution. Abdul Haris, Perang Kemerdekaan Indonesia, Bandung: Disjarah AD dan

Angkasa: 1978.

Kasenda, Peter, Hari-hari Terakhir Soekarno, Jakarta: Komunitas Bambu, 2012.

Sulastomo., Hari-hari yang Panjang (Transisi Orde Lama Ke Orde Baru),

Jakarta:Buku Kompas, 2008.

Nasution, A.H. Di Masa Orde Baru, Jakarta: Media Nusantara 1997.

Fatah, Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2007.

Ricklefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern, Serambi: 2005.

Tjipta., Runtuhnya Kekuasaan Komunis, Jakarta: Sinar Harapan, 1985.

Respati, Djenar Sejarah Agama-Agama di Indonesia (Mengungkap Proses Masuk dan

Perkembangannya), Jakarta: Araska Publisher, 2014.

Hadiz, Vedi R, Dinamika Kekuasaan Ekonomi Politik Indonesia, Jakarta: Kompas,

Referensi

Dokumen terkait

Come! Let us be the best friends in - - - Edward David At David Copperfield’s house Shake hands.. the world! Shake hands! Murdstone Copperfield in Blunderstone Why,

Jika warna favorit kamu hijau, maka kamu adalah tipe yang sangat romantik, menyukai keindahan, menyenangi alam dengan udara yang sejuk.. Kamu adalah seseorang yang selalu

1. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan guru sekolah dasar. © Asri

1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, .... Ibu Tini memiliki 2 buah deposito. Deposito pertama sebesar Rp. Dan deposito kedua sebesar Rp. Hitunglah tingkat bunga yang diperoleh Ibu

Meningkatkan Self Esteem Pada Siswa SMP Korban Bullying Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka, dalam upaya pencapaian tujuan memiliki karakteristik tertentu sebagai totalitas dapat dilakukan melalui penelaahan terhadap ukuran

[r]