I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia. (Anonim, 2013)
Hampir semua enzim menunjukan daya katalik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu enzim telah diketahui sifat-sifatnya dan jumlah tersebut masih terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis (Winarno, 1992).
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Di samping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun (Poedjiadi, 2005).
1.2. Tujuan Percobaan
1.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan pada semakin tinggi suhu sampai batas optimum maka aktivitas enzim semakin tinggi akan etapi apabila melewati batas optimum aktivitas enzim menurun.
1.4. Reaksi Percobaan
E + S ↔ E S E + P
II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan untuk percoban uji pengaruh suhu adalah kedelai, pisang, urea, katekol, PP, sabun cuci dan aquadest.
2.2. Alat yang Digunakan
2.3. Metode Percobaan
Gambar 6. Metode Percobaan Uji Pengaruh Suhu 15 tetes
ekstrak
15 tetes substrat
Diamkan selama 5' dan amati
15 tetes ekstrak
III HASIL PENGAMATAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan, (2) Pembahasan.
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.HasilPengamatan Uji Pengaruh Suhu
Suhu Ekstrak Substrat Warna Hasil I Hasil II 0oC Kedelai Urea Pink sangat
muda +
++
37oC kedelai Urea Pink muda ++ +++ 70oC Kedelai Urea Pink pekat +++ +
0oC Pisang Katekol Coklat muda ++ ++ 37oC Pisang Katekol Coklat tua +++ +++ 70oC Pisang Katekol Coklat
sangat muda +
+
Keterangan : (+) Enzim tidak aktif bekerja (++ ) Enzim kurang aktif bekerja
(+++) Enzim aktif bekerja Hasil I : (Sarah dan Nur, 2014).
Gambar 7. Hasil Pengamatan Uji Pengaruh Suhu
3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan uji pengaruh Suhu didapatkan hasil pada sempel kedelai dan substrat urea enzim bekerja aktif pada suhu 700C dilihat dari perubahan warnanya yang sangat pekat,namun hal ini terjadi karena kesalahan dalam penambahan jumlah tetesan indicator PP dan pada sampel pisang dengan substrat katekol enzim bekerja aktif pada suhu 370C. Enzim akan bekerja secara aktiv pada Suhu optimum, sedangkan pada Suhu minimum dan maksimum enzim tidak akan bekerja aktif.
Enzim pada ekstrak pisang mempunyai suhu optimal pada suhu kamar kemudian enzim ini mengalami penurunan aktivitas pada suhu yang lebih tinggi. Karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya denaturasi. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi. Namun kenaikan suhu pada saat mulai terjadinya denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi (Poedjiadi, 2005).
terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi. Koefisien suhu suatu reaksi diartikan sebagai kenaikan kecepatan reaksi sebagai akibat kenaikan suhu 10oC. Koefisien suhu ini diberi simbol Q10. Untuk reaksi yang menggunakan enzim, Q10 ini berkisar antara 1,1 hingga 3,0 artinya setiap kenaikan suhu 10oC, kecepatan reaksi mengalami kenaikan 1,1 hingga 3,0 kali. Namun kenaikan suhu pada saat mulai terjadinya proses denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi. Oleh karena ada dua pengaruh yang berlawanan, maka akan terjadi suatu titik optimum, yaitu suhu yang paling tepat bagi suatu reaksi yang menggunakan enzim tertentu (Poedjiadi, 2005).
Suhu optimum
Gambar 8. Kurva Hubungan Antara Suhu Dengan Kecepatan Reaksi
dikatalis enzim. Tetapi perlu diingat bahwa enzim adalah protein; jadi semakin tinggi suhu proses inaktifasi enzim juga meningkat. Keduanya mempengaruhi laju reaksi enzimatik secara keseluruhan (Winarno, 1992).
Disamping itu, karena enzim itu adalah suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya mempercepat pemecahan atau perusakan enzim; sebaliknya, semakin tinggi suhu (dalam batas tertentu) semakin aktif enzim tersebut. Bila suhu masih naik terus, laju kerusakan enzim akan melampaui reaksi katalisis enzim (Winarno, 1992). Beberapa enzim dapat terdenaturasi pada suhu pembekuan maupun proses thawing. Banyak enzim menunjukan aktivitas yang nyata pada bahan setengah beku, yaitu yang sebagian telah beku dan sebagian belum membeku (Winarno, 1992).
Selama proses pembekuan, pada bagian yang belum membeku masih terdapat air. Di situlah terjadi pengumpulan dan pengentalan larutan-larutan, sehingga konsentrasi elektrolit meningkat, juga pH berubah, sehingga mengakibatkan terjadinya berbagai pengaruh buruk terhadap bahan makanan beku. Apakah itu mengakibatkan peningkatan atau penurunan keaktifan enzim masih tergantung banyak faktor. Pada umumnya peningkatan konsentrasi larutan dalam air yang belum membeku dapat meningkatkan atau menurunkan keaktifan enzim (Winarno, 1992).
enzim, misalnya laktosa, ehidrogenase (LDH), katalase, dan glutamat dehidrogenase (Winarno, 1992).
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dengan menggunakan uji pengaruh Suhu didapatkan hasil pada sempel kedelai dan substrat urea enzim bekerja aktif pada suhu 700C dan pada sampel pisang dengan substrat katekol enzim bekerja aktif pada suhu 370C Enzim akan bekerja secara aktif pada Suhu optimum, sedangkan pada Suhu minimum dan maksimum enzim tidak akan bekerja aktif.
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Enzim. http://id.wikipedia.org. Accessed: Sabtu, 27 April 2013. Bandung.
Poedjiadi, A., (2005), Dasar - Dasar Biokimia, Jakarta; UI-Press.
LAMPIRAN
KEDELAI
Kandungan Gizi :
Informasi Gizi
per 100 gram (g)
Energi
1971 kj
471 kkal
Lemak
25,4 g
Lemak Jenuh
3,674 g
Lemak tak Jenuh Ganda
14,339 g
Lemak tak Jenuh Tunggal
5,61 g
Kolesterol
0 mg
Protein
35,22 g
Karbohidrat
33,55 g
Serat
17,7 g
Gula
4,2 g
Sodium
163 mg
Kalium
1470 mg
Kandungan Gizi :