• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah d"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaksanaan Pendidikan Islam di Mekkah dan Madinah

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Sejarah Pend. Islam Dosen Pengampu :

Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Vivanda Ariani R (NIM16150230)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada awal mula Nabi Muhammad mendapatkan wahyu dari Allah SWT, yang isinya menyeru manusia untuk beribadah kepadanya, mendapat tantangan yang besar dari berbagai kalangan Quraisy. Hal ini terjadi karena pada masa itu kaum Quraisy mempunyai sesembahan lain yaitu berhala-berhala yang dibuat oleh mereka sendiri. Karena keadaan yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam sangat sedikit. Keadaan ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.

Jadi dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun cara ajarannya. Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.Sebagai umat islam, hendaknya kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Dan di dalam makalah ini kami akan membahas tentang pendidikan Islam Muhammad di Makkah dan Madinah. B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di makkah ? 2. Bagaimana Pelaksanaan Pendidikan Islam di Madinah ? C. Tujuan Masalah

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Makkah

Sebelum Muhammad memulai tugasnya sebagai rasul, yaitu melaksanakan pendidikan Islam terhadap umatnya, Allah telah mendidik dan mempersiapkannya untuk melaksanakan tugas tersebut secara sempurna, melalui pengalaman, pengenalan serta peran sertanya dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan budayanya.1Dalam masa

pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dansumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya.

Nabi Muhammad saw memberikan petunjuk dan pengajaran yang berpedoman pada al Qur’an atau wahyu-wahyu yang diterimanya. Sistem pengajarannya adalah menjelaskan pada manusia tentang makna wahyu yang telah diterimanya sekaligus memberikan petunjuk serta tauladan bagaimana melaksanakan ajaran wahyu tersebut. Pelajaran dan contoh teladan yang diajarkan Nabi Muhammad saw itu diharapkan menjadi landasan yang kokoh untuk segala perbuatan manusia dalam hidup dan kehidupannya sehari-hari.2

1. Tahapan pendidikan Islam secara sembunyi-sembunyi

Pada awal turunnya wahyu pertama (the first revelation) al-Qur’an surat 96 ayat 5 pola pendidikan yang dilakukan adalah secara sembunyi sembunyi mengingat kondisi social politik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula- mula Rasulullah mendidik istrinya Khadijah untuk beriman kepada Allah dan menerima petunjuk dari Allah, kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali ibn Thalib (anak pamannya) dan Zaid ibn Haritsah (seorang pembantu rumah tangganya yang kemudian diangkat menjadi anak angkatnya). Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Siddiq. Secara beransur-ansur ajakan tersebut disampaikan secara meluas, tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja.3 seperti Usman Ibn Affan, Zubir Ibn Awan, Sa’at Ibn Abi Waqas, Abdurrahman

1 Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011) , hal 18

2 11Sakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin,” Selami IPS, Edisi

No. 25, Vol. 1, tahun VIII Desember 2008, hlm. 103. (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1250899109_1410-2323.pdf. saka hasan), akses tanggal 7 September 2017.

(4)

Ibn auf, Thalhah Ibn Ubaydillah,Abu Ubaydillah Ibn Jahrah, Arqam Ibn Arqam, Fatimah Binti Khattab, Said Ibn Zaiddan berapa orang lainnya mereka semua tahap awal ini disebut Assabiquna Al-awwalun, artinya orang- orang yang mula- mula masuk Islam. Sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan Islam yang pertama pada era awal ini adalah rumah Arqam Ibn Arqam.4

2. Secara terang-terangan

Pendidikan secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun sampai turun wahyu berikutnya yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan. Ketika wahyu tersebut turun beliau mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul di bukit Shafa, menyerukan agar berhati-hati terhadap azab yang keras di kemudian hari bagi orang-orang yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan YME dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Perintah dakwah secara terang-terangan dilakukan oleh Rasulullah seiring dengan jumlah sahabat yang semakin banyak untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena diyakini dengan dakwah tersebut banyak kaum Quraisy yang akan masuk Islam. Di samping itu, keberadaan rumah Arqam bin Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan Islam sudah diketahui oleh Kuffar Quraisy.5

Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi:

1. Pendidikan keagamaan

Yaitu hendaklah dengan membaca nama Allah semata-mata, jangan mempersekutukannya dengan nama berhala,karena Tuhan itu Maha Besar dan Maha Pemurah,sebab itu hendaklah dieyahkan berhala itu sejauh-jauhnya.

2. Pendidikan akhliyah dan dan ilmiyah

Yaitu mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta. Menurut Afiful Ikhwan6 tugas pendidikan Islam adalah

4Zuhairini dkk, Ibid hal 22

5 Kamaruzzaman, “Pola Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah: Makkah dan Madinah”, Samsul Nizar (ed.),

Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Samapai Indonesia, (Jakarta: Kencana. 2007), cet. ke-1. hlm. 32. Lihat Asrohah, Sejarah Pendidikan, hlm. 33

6 Afiful Ikhwan, Integritas Pendidikan Islam (Nilai-Nilai Islam dalam Pembelajaran), Ta’allum Jurnal, Volume 02,

(5)

membantu pembinaan anak didik pada ketakwaan dan berakhlak karimah yang dijabarkan dalam pembinaan kompetensi keimanan, keislaman, dan keihsanan.

3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti

Nabi Muhammad SAW mengajar sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.

4. Pendidikan kesehatan

Yaitu mementingkan kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman. B. Pendidikan Islam di Madinah

Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari tekanan dan ancaman kaum Quraisy dan penduduk Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur potensi dan menyusun kekuatan dalam menghadapi tantangan-tantangan lebih lanjut, sehingga akhirnya nanti terbentuk masyarakat baru yang di dalamnya bersinar kembali mutiara tauhid warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Muhammad SAW melalui wahyu Allah.

Kedatangan Nabi Muhammad saw bersama kaum muslimin Makkah, disambut oleh penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Maka Islam mendapatkan lingkungan baru yang bebas dari ancaman para penguasa Quraisy Makkah, lingkungan yang memungkinkan bagi Nabi Muhammad saw untuk meneruskan dakwah, menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu kalau pada fase Mekkah ciri pokok pembinaan pendidikan Islam adalah pendidikan tauhid maka pada fase Madinah ciri pokok pembinaan pendidikan Islam dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial politik.7

Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan Islam di Madinah sebagai berikut :

a. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru menuju satu kesatuan social dan politik.

Masalah pertama yang di hadapi Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin adalah tempat tinggal. Untuk sementara para kaum Muhajirin bisa menginap

(6)

dirumah-rumah kaum Anshor. Tetapi beliau sendiri memerlukan suatu tempat khusus ditengah-tengah ummatnya sebagai pusat kegiatan, sekaligus sebagai lambang persatuan dan kesatuan diantara kedua kelompok masyarakat yang mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda. Oleh karena itu Nabi memerintahkan untuk membangun masjid. Masjid itu telah menjadi pusat pendidikan dan pengajaran. Dibawah ini adalah masjid yang berada di Madinah.

Nabi Muhammad SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara intern (ke dalam), dan keluar diakui dan disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:

1. Nabi Muhammad SAW mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan antar suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan di antara mereka.

2. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin utnuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.

3. Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong, turunlah syari’at zakat dan puasa yang merupakan pendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial.

4. Disyaria’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat jum’at yang dilaksanakan secara berjama’ah. Rasa memiliki kebanggaan sosial tersebut lebih mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SAW mendapat perkenan dari Allah untuk memindahkan kiblat dalam shalat dari baitul Maqdis ke Baitul Haram di Makkah.8

b. Pendidikan social dan kewarganegaraan

Pada fase madinah materi pendidikan yang di berikan cakupnya lebih kompleks di bandingkan dengan materi pendidikan fase makkah. Diantara pelaksanaan pendidikan Islam di madinah ialah sebagai berikut:9

1. Pendidikan ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin

Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini, nabi Muhammad Saw. Bertitik tolak dari struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Untuk

8 Zuhairini dkk ,Ibid hal,37

(7)

mempersatukan keluarga itu nabi Muhammad berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan yang terpadu. Mereka di persaudarakan karena Allah bukan karena yang lain-lain. Sesuai dengan isi konsitusi Madinah pula, bahwa antara orang yang beriman, tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban hidup dan utang yang berat di sesame meraka. Antara orang beriman satu dengan yang lainnya haruslah saling membantu dalam menghadapi segala persoalan hidup. Mereka harus bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus kepentingan bersama, dan menolak kejahatan atau kemudaratan atau kejahatan yang akan menimpa.

2. Pendidikan kesejahteraan social

Terjaminnya kesejahteraan social, tergantung pertama-tama pada terpenuhinya kebutuhan pokok dari pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu setiap orang harus bekerja mencari nafkah tetapi problem yang dihadapi masyarakat baru di Madinah dalam hal itu adalah masalah pekerjaan, terutama bagi kaum muhajiri, sedangkan kaum anshor sudah mempunyai pekerjaan sebagai petani dan memiliki sebidang tanah. Dan perdagangan, pada umumnya di kusai oleh orang-orang yahudi.

3. Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.

Nabi Muhammad saw berusaha untuk memperbaiki keadaan itu dengan memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan ke kerabat baru yang berdasarkan takwa kepada Allah. Selain itu, Nabi Muhammad berusaha untuk memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem kekeluargaan dan kekerabatan yang berdasarkan taqwa kepada Allah. Nabi memperkenalkan sistem kekeluargaan yang mengakui hak-hak induvidu, hak-hak keluarga (pasangan suami istri) dan kemurnian keturunannya dalam kehiupan kekerabatan dan kemasyarakatan yang adil dan seimbang, seperti yang tertuang alam al Qur’an surat al Hujurat ayat 13.

4. Pendidikan hankam (pertahanan dan keamanan) dakwah Islam.

(8)

secara bertahap.10Atau adanya pasukan atau satuan pengamanan dan pertahanan

adalah satu hal mutlak yang harus ada untuk mendukung dilakukannya dakwah Islam. Satuan pengamanan tersebut mula-mula untuk melakukan pengamatan dan pengamanan wilayah sekitar Madinah, tapi kemudian menjadi pasukan yang ditugaskan untuk mengadakan perjanjian perdamaian yang melibatkan kaum Anshor. Pelibatan kaum Anshor ini merupakan aplikasi dari isi baiat dan ikrar akbar yang isinya ikrar antara nabi Muhammad dengan kaum Muslimun Madinah akan saling membela dan sehidup semati.

c. Pendidikan Anak dalam Islam

Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad SAW dan generasi muda muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an berkaitan dengan itu.

Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Tauhid 2. Pendidikan Shalat

3. Pendidikan adab sopan santun dalam bermusyawarah 4. Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga 5. Pendidikan kepribadian

6. Pendidikan kesehatan

C. Metode Pengajaran Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW

Untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan dalam mengajar Nabi Muhammad SAW menggunakan berbagai metode. Hal itu dilakukan untuk

(9)

4. Metode demonstrasi 5. Metode ekperimen

Selain itu, metode pendidikan akhlak juga dilakukan dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi kisah-kisah umat dahulu kala, supaya diambil pelajarannya.11

KESIMPULAN

A. Pendidikan Islam di Makkah, yaitu dengan cara sembunyi dan terang-terangan.

Mahmud Yunus,dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa ini meliputi:

1. Pendidikan keagamaan.

2. Pendidikan akhliyah dan ilmiyah 3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti

(10)

4. Pendidikan jasmani (kesehatan) B. Pendidikan Islam di Madinah

Cara Nabi melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agama islam di Madinah adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik

2. Pendidikan anak dalam islam

3. Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan

C. Metode pengajaran pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW 1. Metode ceramah

2. Dialog

3. Diskusi atau Tanya jawab 4. Metode demonstrasi 5. Metode eksperimen

DAFTAR PUSTAKA

Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Perguruan Tinggi/IAIN, 1986 http://coretan-rossi.blogspot.com/2011/06/pendidikan-islam-masa-rasulullah.html Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam. jakarta:Kencana,2009

(11)

Sakka Hasan, “Kajian tentang Pendidikan Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin,” Selami IPS, Edisi No. 25, Vol. 1, tahun VIII Desember 2008, hlm. 103. (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1250899109_1410-2323.pdf. saka hasan), akses tanggal 7 September 207.

Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011

Referensi

Dokumen terkait

the condition of the patients after those utterances were uttered by the midwives. Patient in the consultation V was changed from the condi tion ‗she did not give her baby the

Saat proses belajar mengajar di kelas, guru lebih cenderung fokus pada keterampilan membaca (reading), keterampilan menulis (writing) dan keterampilan

Semua pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar yang karena jabatannya dan atau anggota keluarganya (keluarga inti), dilarang untuk menerima atau meminta baik

Pelaksanaan pengabdian masyarakat diawali dengan melakukan koordinasi dengan perangkat pemerintahan (ketua RT) dan kepala panti untuk mendapatkan izin pelaksanaan

Hasil temuan dari 50 item pertanyaan yang telah valid dan reliabel, perhitungan analisis faktor dengan SPSS 17 dilakukan tiga tahap perhitungan hingga tidak ada lagi soal

HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH: JURNAL ILMIAH

Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan uraian kata-kata dengan mendeskripsikan

keputusan atau melakukan tindakan yang tepat. Membantu melancarkan kehidupan dan perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan. Selanjutnya, berbagai macam keterangan