PENGARUH AKTIFITAS PENDUKUNG TERHADAP PERTUMBUHAN
PEDAGANG KAKI LIMA PADA KORIDOR TAMAN KUNANG – KUNANG
KOTA MALANG
Abstrak
Aktifitas pendukung memiliki peran yang begitu penting terhadap pertumbuhan sebuah kota termasuk juga pedagang kaki lima, karena kehadiran pedagang kaki lima ini tidak dapat dipisahkan dari sebuah kota seperti yang terjadi pada taman kunang – kunang. Pada sepanjang koridor Taman Kunang – Kunang kota Malang, banyak dijumpai pedagang kaki lima (PKL). Faktor utama yang mempengaruhi pedagang kaki lima berjualan di Taman kunang – kunang adalah tingkat kepadatan aktifitas yang terdapat pada taman kunang – kunang. Semakin tinggi tingkat aktifitas maka semakin meningkat pula jumlah pedagang kaki lima. Oleh karena itu, aktifitas pendukung (activity support) memiliki peran yang begitu penting dalam pertumbuhan perekonomian suatu kota. Untuk menghasilkan keteraturan sarana pendukung aktifitas yang baik perlu memperhatikan laju pertumbuhan pedagang kaki lima agar dapat mengendalikan laju pertumbuhan sehingga menghasilkan kenyamanan dan keamanan sirkulasi.
Kata Kunci: Aktifitas Pendukung, Pedagang Kaki Lima, Taman Kunang – Kunang Malang
Abstract
Activity Support has important influence about city's growth and also street shops, because the coming of street shops can't be separate from a city and that happened at Taman Kunang – Kunang Kota Malang. At the corridor of Taman Kunang – Kunang Kota Malang, will met many of street shops. The main factor that affecting street shops is a crowding activity that arrive at Taman Kunang – Kunang. More higher the crowded activity will make the street shops will be many more. Because of it, activity support has more important influence about city's economic. For having a well commanded activity support facility need to be controlling the growth of street shops so it will made a harmony and safety circulation.
Keywords: Activity Support, Street Shops, Taman Kunang – Kunang Malang
1. Pendahuluan
Aktifitas pendukung memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan sebuah kota. Tanpa adanya aktifitas pendukung, suatu kota tidak akan hidup karena fungsi kota adalah memfasilitasi segala aktifitas di dalamnya. Dalam hal ini
kota terbentuk sebagai fungsi dari aktifitas manusia yang luas dan kompleks, yang terakumulasi dari waktu ke waktu (urban artifact) dalam skala besar, yang terbentuk dan terakumulasi dari waktu ke waktu pula (Aldo Rossi, 1992).
Dimas Bagus Tri Sutrisno Architecture Department, Science and Technology Faculty Maulana Malik Ibrahim State Islamic University
Saling ketergantungan antara ruang dan penggunaannya merupakan elemen yang penting dalam perecanaan kota. Pendukung aktifitas bukan berarti hanya penyediaan plasa dan jalur pedestrian saja, tetapi juga mempertimbangkan elemen penggunaan fungsional kota yang membangkitkan aktifitas (Shirvani, 1985). Dalam hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara kota sebagai fasilitas dan aktifitas sebagai penggerak munculnya fasilitas.
Perkembangan sebuah kota juga akan mempengaruhi peningkatan jumlah pedagang kaki lima karena keberadaan pedagang kaki lima sudah terjadi selama bertahun – tahun sehingga tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sebuah kota, namun kota yang teratur adalah kota yang mampu mengatur laju pertumbuhan pedagang kaki lima. Oleh karena itu aktifitas pendukung sebagai elemen utama penggerak pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan pedagang kaki lima.
1.1. Latar Belakang Penelitian
Kehadiran taman kunang – kunang merupakan tanggapan kota Malang untuk menghadirkan aktifitas baru di koridor kawasan Jalan Jakarta yang selama bertahun – tahun koridor tersebut merupakan area yang sepi kini citra tersebut menjadi hilang karena taman kunang – kunang tersebut. Kehadiran aktifitas baru pada kawasan Jalan Jakarta tersebut yang semula tidak terdapat pedagang kaki lima, kini pedagang kaki lima tersebut semakin bertambah jumlahnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah PKL pada taman kunang – kunang Malang ?
2. Seberapa besarkah peran aktifitas pendukung pada taman kunang – kunang Malang ?
3. Pada pukul berapakah terjadi peningkatan/ pengurangan aktifitas pada taman kunang – kunang Malang ?
4. Apakah dampak dari peningkatan/ pengurangan aktifitas pada taman kunang – kunang Malang ?
5. Bagaimana rekomendasi terhadap penyelesaian masalah peningkatan jumlah PKL yang terdapat pada taman kunang – kunang Malang ?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk mencari informasi mengenai dampak adanya aktifitas pendukung terhadap pertumbuhan jumlah PKL yang terjadi pada taman kunang – kunang kota Malang serta untuk memberikan rekomendasi atau saran yang berkaitan dengan penanggulangan PKL yang terdapat pada taman kunang – kunang kota Malang.
1.4. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa literatur dan juga observasi langsung dengan cara pengamatan dan wawancara kepada 5 orang pedagang kaki lima dan 5 orang pengunjung yang berada di sekitar koridor taman kunang – kunang sebagai sampel data dan pembanding.
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka difungsikan untuk mendapatkan data berupa referensi literatur yang diperoleh dari jurnal online dan artikel online yang mendukung penelitian.
2.1. Aktifitas Pendukung Menurut Hamid Shirvani, 1985
Saling ketergantungan antara ruang dan penggunaannya merupakan elemen yang penting dalam perecanaan kota. Pendukung aktivitas bukan berarti hanya penyediaan plasa dan jalur pedestrian saja, tetapi juga mempertimbangkan elemen penggunaan fungsional kota yang
membangkitkan aktifitas. Hal-hal yang perlu diidentifikasi untuk menciptakan aktivitas pendukung adalah :
a. Kemacetan yang terjadi di jalur utama dan kantong-kantong parkir. b. Arah side walk, bus stop crowding,
dangerous pedestrian crossing. c. Visual kekacauan.
d. Keburukan susunan fisik dari streets shops.
2.2. Fungsi Aktifitas Pendukung
Fungsi utama dari pendukung kegiatan dalah menghubungkan dua atau lebih pusat-pusat kegiatan umum dan menggerakkan fungsi kegiatan utama kota menjadi lebih hidup, menerus,dan damai. Disamping itu untuk memperkuat ruang-ruang umum kota saling melengkapi satu sama lainnya (Shirvani, 1985)
2.3. Klasifikasi Pedagang kaki Lima1
Di Indonesia pada hakekatnya pedagang kaki lima memiliki komunitas tersendiri menurut jenis barang dagangan dan dikenal oleh masyarakat yaitu pedagang kaki lima, tetapi jika kita ingin melihat lebih dalam ternyata pedagang kaki lima juga memiliki pengelompokan tersendiri menurut jenis barang dagangan, aktifitas, dan karakteristik. Untuk itu dalam kajian objek yang di angkat oleh penulis, bertujuan untuk menunjang
penelitian sehingga diperlukan
pengklasifikasian jenis–jenis pedagang kaki lima (Survei Lapangan Tahun 2011 terhadap PKL di kota Manado dan Buku: Marginalisasi Sektor Informal Perkotaan, 2006):
1
Jurnal Ilmiah, Sensitifitas Pedagang Kaki Lima Terhadap Lokasi Pada Skala Mikro di Kota Manado,
SAPPK ITB, Diunduh pada tanggal 7 Desember 2015 dari http://www.sappk.itb.ac.id
1. Berdasarkan kebutuhan
konsumen/pemakai terbagi atas PKL kebutuhan primer, PKL kebutuhan sekunder dan PKL kebutuhan tersier.
2. Berdasarkan jumlah barang yang diperdagangkan terbagi atas PKL menengah, PKL kecil / eceran dan Penjaja jasa.
3. Berdasarkan aktifitas dan karakteristik terbagi atas PKL Tetap yaitu PKL yang sifatnya sudah menetap dimana mereka sudah memiliki tempat yang tetap atau permanen, PKL tidak tetap yaitu PKL yang sifatnya tidak menetap dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari yang diakibatkan karena tidak mempunyai tempat yang tetap dan PKL musiman yaitu PKL sifatnya hanya muncul pada waktu tertentu atau pada musim tertentu dan barang dagangan yang dijual berdasarkan musim.
2.4. Konsep Penataan PKL2
Berdasarkan Perda Kota Surakarta No. 3 Tahun 2008 tentang Pengelolaan PKL, pengelolaan PKL bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan PKL, menjaga ketertiban umum, kebersihan lingkungan. Selain itu program ini juga bertujuan untuk mewujudkan tata ruang kota yang harmonis, tersedianya fasilitas umum dan sosial, memberi kepastian usaha bagi PKL dan memberdayakan ekonomi masyarakat. Konsep penataan PKL Surakarta dibagi kedalam empat bentuk penataan, bentuk penataan yaitu,
1. Relokasi yang dimaksud dalam program ini adalah pemindahan kawasan PKL kedalam sebuah pasar, baik pasar yang sudah ada maupun pasar yang sengaja dibuat untuk merelokasi PKL disuatu daerah yang banyak jumlahnya.
2. Shelterisasi yang dimaksud dalam program ini adalah pemberian ruang usaha kepada PKL yang berbentuk kios-kios permanen terbuka
3. Tendanisasi yang dimaksud dalam program ini adalah pemberian ruang usaha kepada PKL yang berbentuk tenda semi-permanen yang didesain secara seragam.
4. Gerobakisasi yang dimaksud dalam program ini adalah pemberian ruang usaha ini kepada PKL yang berbentuk gerobak non-permanen yamg didesain secara seragam.
3. Tahap Observasi
Penelitian dimulai pada tanggal 1 Desember 2015 dengan melakukan pengamatan langsung pada Taman Kunang – Kunang Kota Malang yang terletak di jalan Jakarta Kecamatan Klojen Kota Malang dengan menggunakan
2 ibid
perangkat bantu berupa kamera ponsel untuk mendokumentasikan aktifitas yang terjadi pada taman kunang – kunang tersebut.
3.1. Gambaran Kawasan Taman Kunang – Kunang
Taman kunang – kunang merupakan taman yang dibangun pada dua tahun silam dan diresmikan pada tanggal 1 April 2015 oleh walikota Malang H.Moch Anton. Taman tersebut diberi nama kunang – kunang karena penataan lighting taman tersebut. Pada malam hari nuansa cahaya yang seperti kunang – kunang tersebut akan terasa, namun ketika pagi hari akan tampak seperti taman pada umumnya. Taman tersebut berbatasan dengan Kampus Universitas Negeri Malang di Sebelah Utara, Jalan Ijen di Sebelah Timur, Jalan Bogor di Sebelah Barat, dan Jalan Simpang Ijen di sebelah Selatan. Pada pagi hari, kawasan ini banyak dilalui oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang karena berbatasan langsung dengan kampus Universitas Negeri malang. Pada sore hari kawasan ini baru mulai ramai dikunjungi dan di sepanjang koridor jalan Ijen akan ditemui banyak pedagang kaki lima seperti penjual kopi yang paling mendominasi.
3.2. Hasil Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama satu jam dengan berkeliling di sekitar taman tersebut yang dimulai pada pukul 10.00 hingga 11.00. Hasil dari pengamatan tersebut dibagi menjadi 4 interval yaitu mengamati selama 15 menit pada beberapa titik tempat dengan mengamati arah utara, selatan, timur, dan barat dengan tujuan untuk mendapatkan data aktifitas pada waktu tersebut yang disimpulkan pada tabel di bawah ini,
No Lokasi
Pengamatan
Waktu Pengamatan
Interval Hasil Pengamatan
1 Selasar 10.00 10.00 -10.15
Banyak aktifitas kendaraan berlalu lalang dari arah timur ke barat dan juga banyak kendaraan keluar dari Gerbang Universitas Negeri Malang
2 Koridor Jalan
Simpang Ijen
10.15 10.15 - 10.30
Intensitas kendaraan yang berlalu lalang berkurang. Terdapat beberapa pejalan kaki yang mengunjungi pedagang kaki lima yang berada di koridor Jalan Simpang Ijen atau bagian selatan taman.
3 Koridor Jalan
Jakarta
10.30 10.30 - 10.45
Intensitas kendaraan yang melalui Jalan Jakarta sangat padat. Terdapat beberapa pejalan kaki yang menghampiri pedagang kaki lima yang terletak di sepanjang koridor Jalan Jakarta.
4 Taman Sebelah
Barat
10.45 10.45 - 11.00
Intensitas kendaraan yang melalui pertigaan Jalan Bogor sangat padat, jumlah pejalan kaki meningkat dan sebagian menghampiri pedagang kaki lima yang terletak di koridor Jalan Simpang Ijen dan Jalan Jakarta. Tabel 1. Tabel Pengamatan Aktifitas
(Sumber: Hasil Observasi, 2015)
Gambar 2. Aktifitas Sebelah Utara Gambar 3. Aktifitas Sebelah Selatan
Gambar 3. Aktifitas Sebelah Barat Gambar 4. Aktifitas Sebelah Timur
(Sumber: Dokumentasi, 2015) (Sumber: Dokumentasi, 2015)
3.3. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan kepada 10 responden dengan rincian 5 pedagang kaki lima dan 5 pengunjung. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari informasi berupa data mengenai waktu peningkatan dan pengurangan aktifitas dan faktor – faktor yang melatarbelakangi pedagang kaki lima untuk berjualan di sepanjang koridor taman kunang – kunang, serta harapan kedepan.
3.3.1. Wawancara Kepada Responden Pedagang Kaki Lima
wawancara kepada pedagang kaki lima dimulai pada pukul 11.00 dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
1. "Kapan terjadi keramaian di sepanjang koridor taman kunang – kunang ?"
2. "Kapan terjadi penurunan jumlah pengunjung di sepanjang koridor taman kunang – kunang ?"
3. "Kapan mulai berjualan di sepanjang koridor taman kunang – kunang ?"
4. "Apa motivasi yang membuat anda berjualan di koridor taman kunang – kunang ?" 5. "Apakah harapan anda kedepan mengenai taman ini ?"
Jawaban Responden disimpulkan dengan tabel berikut,
No Terjadi
Keramaian
Terjadi Penurunan
Mulai Berjualan Motivasi Berjualan
Harapan Kedepan
1 Sore hari
biasanya setelah maghrib
Pagi hari Semenjak ada
taman kunang – kunang tahun 2014
Ekonomi Diberi tempat khusus di area kawasan taman kunang –
kunang untuk
berjualan
2 Sore pukul
18.00 terutama malam Minggu
Pagi sampai siang hari
Tahun 2013 Ekonomi,
Keramaian pengunjung terutama Malam Minggu berjualan sampai jam 2.00
PKL lebih
diperhatikan,
disediakan tempat untuk berjualan
3 Setelah
Maghrib
Biasanya siang hari
Tahun 2013 Ekonomi Diberi tempat khusus di area kawasan untuk berjualan
4 Sore hari
waktu tidak
Pagi hari sampai maghrib tapi
Tahun 2015 Keramaian
pengunjung
tentu biasanya kalau hari Minggu pagi – pagi sudah ramai
untuk berjualan
5 Sore hari
sekitar jam 17.00
Pagi hari Tahun 2013 Keramaian
pengunjung
Diberi tempat khusus di area kawasan untuk berjualan Tabel 2. Tabel Hasil Wawancara Kepada PKL
(Sumber: Hasil Observasi, 2015)
3.3.2. Wawancara Kepada Responden Pengunjung Taman Kunang – Kunang
wawancara kepada pengunjung dimulai pada pukul 12.00 dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut :
1. "Kapan terjadi keramaian di sepanjang koridor taman kunang – kunang ?"
2. "Kapan terjadi penurunan jumlah pengunjung di sepanjang koridor taman kunang – kunang ?"
3. "Kapan asal mulai PKL berjualan di sepanjang koridor taman kunang – kunang ?" 4. "Apakah harapan anda kedepan mengenai PKL dan juga taman ini ?"
Jawaban Responden disimpulkan dengan tabel berikut,
No Terjadi Keramaian Terjadi Penurunan Asal Mula
Berjualan
Harapan Kedepan
1 Biasanya sore hari Siang hari Waktu adanya
taman kunang – kunang,
sebelumnya tidak ada
PKL diberikan tempat khusus untuk berjualan agar tidak terlihat kumuh, fasilitas yang ada di taman diperhatikan dan dijaga
2 Sore hari Siang hari Tidak tahu PKL diberi tempat
berjualan
3 Sore terutama
setelah maghrib
Pagi sampai siang hari Kurang tahu PKL diberi tempat untuk berjualan dan diberi lampu lalu lintas khusus
penyebrang agar
pengunjung mudah
menyebrang ke koridor Jalan Jakarta karena jalan tersebut padat kendaraan yang melintas
4 Setelah Isya' Siang hari Sekitar dua
tahun yang lalu
PKL diberikan fasilitas berjualan, taman kunang – kunang dirawat kalau bisa ditambah fasilitas.
5 Malam minggu Siang hari Tahun 2013 PkL diberi tempat untuk
berjualan Tabel 3. Tabel Hasil Wawancara Kepada Pengunjung
4. Penutup
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa,
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan jumlah pedagang adalah aktifitas yang terjadi pada Taman Kunang – Kunang Kota Malang, semakin padat atau semakin ramai pengunjung maka jumlah pedagang kaki lima akan semakin meningkat. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kepadatan aktifitas mempengaruhi jumlah pertumbuhan pedagang kaki lima. Dalam hal ini, aktifitas pendukung begitu berperan terhadap perkembangan dan pertumbuhan perekonomian.
Pada taman kunang – kunang, tingkat kenaikan jumlah pengunjung terjadi pada sore hari tepatnya setelah maghrib dan penurunan jumlah pengunjung terjadi pada pagi hingga siang hari dan hal tersebut berpengaruh kepada peningkatan jumlah PKL sehingga apabila terjadi penurunan pengunjung maka jumlah PKL akan menurun dan begitu pula sebaliknya apabila terjadi peningkatan pengunjung maka jumlah PKL juga akan meningkat. Peningkatan jumlah PKL yang begitu signifikan juga berpengaruh terhadap sirkulasi pengunjung maupun kendaraan yang melintas oleh karena itu, laju pertumbuhan PKL harus dikendalikan agar tercapai sarana pendukung kegiatan yang teratur.
4.5. Rekomendasi
Rekomendasi didasarkan pada hasil wawancara kepada responden mengenai harapan kedepan antara lain;
Disediakan area khusus berjualan PKL agar teratur dan tidak kumuh, disarankan pada sebelah selatan taman kunang – kunang tepatnya
pada ruas jalan Simpang Ijen karena sirkulasi kendaraan di area tersebut tidak begitu padat dan tidak membahayakan pengunjung.
Area sepanjang koridor Jalan Jakarta di sterilkan dari PKL karena area tersebut banyak kendaraan yang berlalu lalang dengan kecepatan tinggi sehingga membahayakan pengunjung.
Ditambahkan fasilitas berupa lampu merah dan zebra cross khusus pedestian pada koridor Jalan Jakarta agar pengunjung menjadi lebih mudah untuk mengakses taman
Referensi
1. Sasmito, Adi, 2011, Pendukung Kegiatan, Jurnal Online diunduh dari http://www.jurnal.unpand.ac.id
2. Utomo, Amelia Nuraini, 2008,
Pengaruh Persepsi Penghuni dan Aktivitas Pendukung Terhadap Pertumbuhan Koridor ( studi kasus : Jl. Gajahmada Semarang), Tesis
Online, diunduh dari
http://www.core.ac.uk
3. Adityawan, Eko dan Sugiantoro,
Sensitifitas Pedagang Kaki Lima Terhadap Lokasi Pada Skala Mikro di Kota Manado, Jurnal Online, diunduh dari http://www.sappk.itb.ac.id