• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Ekonomi Pembangunan Ekonomi Pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar Ekonomi Pembangunan Ekonomi Pembangunan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar Ekonomi Pembangunan Masalah Pengangguran

Nama : Firly agustia Kelas : 2 DD 04 NPM : 30208512

Daftar Isi

Kata Pengantar... ii

Latar Belakang... 1

Pengertian... 1

Jenis & Macam Pengangguran... 2

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang pengangguran.

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang pengangguran yang terdapat di kota Bekasi,pengertian pengangguran,macam-macam pengangguran, serta faktor – faktor dari pengangguran.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

ii

A. Latar Belakang

Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan. Menurut data BPS Februari 2008, jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 9,43 juta orang (8,46%) per Agustus 2008 berjumlah 9,39 juta orang ( 8,39 %) dari total angkatan kerja sekitar 111,4 juta orang. pengangguran terbuka didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) besar 17,26 %, Sekolah menengah Atas (SMA) sebesar 14,31 %, Perguruan Tinggi (PT) 12,59%, Diploma 11,21 %, lulusan SMP, 9,39 % dan lulusan Sekolah Dasar (SD) 4,57 %, dari jumlah penganggur.

Jumlah penganggur tersebut diperkirakan akan bertambah dengan adanya krisis keuangan global sebesar 20 juta orang sehingga dari jumlah penganguran di tahun sebelumnya sebesar 190 juta orang, akan bertambah menjadi 210 juta orang di tahun 2009.

B. Pengertian

(3)

dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan

menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik

keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

1

C. Jenis & macam pengangguran

 Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.

 Pengangguran Struktural / Structural Unemployment

Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

 Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.  Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

2

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,

keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

(4)

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran di Indonesia, antara lain: Pertama, jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Kedua, kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan

kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja (mis-match), Ketiga, masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai (unskill labour), Keempat, terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global, dan Kelima, terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian. Dari kelima faktor tersebut, faktor pertama, kedua dan ketiga merupakan faktor dominan yang menyebabkan pengangguran di Indonesia. Dari gambaran tersebut di atas maka perlu dikembangkan program-program kewirausahaan pemuda dalam rangka mempercepat penurunan angka pengangguran.

Mengingat data pengangguran pemuda masih cukup tinggi, apabila tidak memperoleh perhatian yang serius mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, premanisme, trafficing, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.

3

Daftar Pustaka

- www.google.com

- Wikipedia,masalh pengangguran

(5)

NAMA : FIRLY AGUSTIA NPM : 30208512

KELAS : 2 DD 04

BAB 11

PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PEDESAAN

Pendahuluan

Bagian terbesar dari Negara-negara yang termasuk dalam Negara-negara paling kurang berkembang, dalam daftar PBB berada dan berdekatan dengan daerah jalur kemiskinan. Daerah ini terletak di tengah-tengah Afrika, terbentang mulai dari gurun Sahara di Utara sampai Danau Nyasa di sebelah selatan. Daerah yang laen dimulai dari dua negri Yaman dan Afganistan, membentang ke timur lewat asia selatan dan beberapa Negara Asia timur.

Masalah kemiskinan di Pedesaan

Bank Dunia pada tahun 1980 telah menunjukan tiga aspek kemiskinan, yaitu :

1. Kemiskinan multi dimensional. Artinya, karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinanpun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan asset-aset, organisasi social dan politik, dan pengetahuan serta ketrampilan, danaspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan social, sumber-sumber keuangan dan informasi.

2. Aspek-aspek kemiskinan tadi saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti, bahwa kemajuan dan kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan dan kemunduran aspek lainnya.

(6)

proverty),dan sebagainya.

Pembangunan Pertanian Sebagai Alternatif Strategi Unggul

Sementara ini Todaro (1978) telah mencatat, bahwa tampak adanya kesadaran para pakar ekonomi tentang pembangunan bahwa pembangunan pertanian bersama-sama pembangunan pedesaan, dianggap sebagai syarat mutlak bagi Negara di Negara dunia ketiga.

Pembangunan Pertanian di Indonesia

Pertanian di Indonesia pada umumnya dicirikan dengan masih banyaknya jumlah pertanian kecil. Ciri umum petani kecil itu adalah pemilikan lahan sempit, dan sumber pendapatan mereka umumnya tidak hanya berasal dari sector pertanian saja.

1. Program peningkatan Produksi Pertanian

Keberhasilan program peningkatan produksi pertanian pangan terutama dilandasi oleh keberhasilan program Bimas yang dimulai pada tahun 60’an.

2. Program Bimas dan Inmas

Dalam program bimas salah satu manfaatyang dapat dirasakan oleh petani yang berlahan sempit dengan pemilikan asset yang terbatas adalah komponen kredit. Sedangkan petani dalam program Inmas diartikan sebagai petani yang tidak memperoleh fasilitas kredit tetapi menggunakan teknik baru dalam pertanian.

3. Pelayanan KUD

Telah banyak disinyalir bahwa peranan Koperasi Unit Desa (KUD) belum dapat menjangkau masyarakat petani di Pedesaan. Pelayanan KUD meliputi pelayanan dalam menyediakan saprotan, pengolahan hasil, penjualan hasil, dan kegiatan lainnya.

4. Kebijakan Harga Pertanian

Kebijakan harga hasil pertanian merupakan salah satu kebijaksanaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kesejahteraan petani. Kebijakasanaan harga khususnya untuk beras dan padi yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui penetuan harga tertinggi dan harga dasar gabah, terlihat telah mencapai sasaran yang diharapkan.

5. Diversifikasi Hasil Pertanian

Selama ini pemerintah terlalu menitikberatkan keberhasilan pertanian pangan, khususnya beras sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja.

Menuju Pertanian Tangguh 1. Kebijaksanaan Deregulasi

Secara spesifik, pemerintah perlu berperan sebagai pelaku ekonomi juga sebagaimana pelaku ekonomi lainnya di sector swasta. Oleh karena itu, pemerintah juga memberikan pelayanan baik selaku produsen maupun konsumen. Kebijaksanaan pertanian masih diperlukan jika petani dan konsumen belum sepenuhnya reponsif terhadap mekanisme harga.

2. Penelitian dan Perkembangan (R & D)

(7)

nonmigas dari sector pertanian. Program – program R&D semacam ini seharusnya segera dilaksanakan secara luas dan mendalam pada aspek-aspek ekonomi pertanian maupunoleh perguruan tinggi.

3. Perkembangan Agrobisnis

Unsur kunci dari strategi agrobisnis seharusnya memasukkan elemen-elemen kebijakasanaan yang dapat memberikan :

• Iklim yang kondusif bagi awal perkembangan industri Agrobisnis.

• Rangsangan yang tepat bagi para petani maupun bagi perusahaan agrobisnis.

• Adanya kebijaksanaan target dari komoditas – komoditas terpenting secara social ekonomi bagi daerah-daerah tersebut..

• Perencanaan secara matang dalam memaksimumkan penggunaan fasilitas prasarana yang tersedia.

Perkembangan Industri Pedesaan

Di Indonesia yang dimaksud dengan industri pedesaan adalah industri yang terletak di pedesaan, dimiliki oleh masyarakat atau penduduk pedesaan, menggunakan metode produksi padat karya dan tenaga kerja kebanyakan didapatkan dari sekitar desa. Industri pedesaan memepunyai cirri – cirri sebagai berikut :

• Berbentuk industri rumah tangga atau cottage industry dengan tenaga kerja kurang dari 5 orang.

• Kebanyakan tenaga kerja diperoleh dari rumah tangga sendiri, dari saudara atau sanak keluarga lainnya sebagai tenaga kerja tidak di upah.kalaupun mereka kerja dibayar, pada umumnya hubungan antara tenaga kerja dengan pemilik atau manajer adalah sangat tidak formal.

• Teknologi yang digunakan bersifat tradisional, sangat sederhana dan menggunakan lebih banyak tenaga tanpa mesin (manual process).

• Bahan dasar umumnya didapat dari pedesaan setempat atau desa sekitarnya.

• Pemasaran dari hasil produksi tidak didasarkan pada promosi atau iklan pada umumnya sudah di tangan tengkulak.

• Industri ini selalu merupakan kegiatan pekerjaan tambahan untuk menambah pendapatan keluarga.

BAB 12

STRATEGI INDUSTRIAL Pendahuluan

Selain terbukti membawa hasil yang gemilang di Negara – Negara barat, ISI juga telah berhasil menunjukkan kejayaannya terutama dalam perannya dalam memperbaiki kondisi perdagangan. Kejayaan ISI itu sendiri dimungkinkan oleh adanya tiga argumentasi yang mendukung.

1. ISI dapat memberikan banyak keuntungan manfaat ekonomi dan social sampingan. Terutama perolehan manfaat dalam bentuk pengetahuan teknologi dan ketrampilan para pekerja yang akan meningkatkan perusahaan.

(8)

3. upaya mengganti impor barang manufaktur merupakan suatu cara untuk menggunakan informasi pasar yang lebih murah dan mudah.

Model dan Tahapan Industrialisasi

Dalam literatur – literatur pembangunan pada umumnya memandang dan mengartikan industrial sebagai proses yang mampu menghadapi masyarakat agraris yang statis menjadi masyarakat industri yang lebih dinamis. Biasanya proses tersebut dianggap sebagai syarat perlu atau necessary condition untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi,

menciptakan tenaga kerja yang lebih besar, menyesuaikan kebutuhan dasar manusia untuk penduduknya.

Strategi Industrialisasi Substitusi Impor

Pada bagian terdahulu telah disebutkan adanya tiga argument yang memperkuat dan mendukung perlunya dilakukan industrialisasi substitusi impor di Negara-negara sedang berkembang sebagai syarat yang perlu dalam perkembangannya. Walaupun demikian pada umumnya ada beberapa harapan dari dilaksanakannya strategi tersebut, yaitu :

• Sumber-sumber ekonomi yang relative cukup tersedia dalam negeri seperti bahan baku dan tenaga kerja.

• Respon permintaan barang-barang industri dari Negara-negara maju masih rendah • Mengurangi akibat-akibat kestabilan pasar internasional terhadap pasar di dalam negri. • Untuk mendorong industri di dalam negri supaya lebih berkembang.

Strategi Industrialisasi di Indonesia

Proses industrialisasi Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan kelompok-kelompok Negara berkembang yang berpendapatan menengah rendah (lower middle income countries). Untuk memahami dan mengetahui proses industrialisasi di Indonesia ada baiknya kita liat sejarah perjalanan industrialisasi di Indonesia pada masa pelita maupun sebelumnya.

BAB 13

STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN Pendahuluan

Gambaran kemiskinan secara ilmiah pada awalnya dapat diketahui dari studi yang dilakukan oleh Montek S. Ahluwalia pada tahun 1969. ahluwalia dalam analisnya menunjukkan

keadaan distribusi pendapatan mutlak di berbagai Negara berkembang dengan melihat jumlah penduduk yang menerima pendapatan dibawah garis kemiskinan.

(9)

Kemiskinan timbul karena ada sebagian masyarakat yang belum ikut serta didalam pembangunan sehingga belum dapat menikmati hasil pembangunan secara memadai.

Keadaan ini disebabkan oleh keterbatassan dalam pemilikan dan penguasaan factor produksi sehingga kemampuan masyarakat dalam menghasilkan dan menikmati hasil-hasil

pembangunan belum rata dan belum seimbang.pelaksanaan pembangunan nasional yang di jabarkan dalam program pembangunan sektoral, regional, dan khusus.

Kebijaksanaan Dasar Pengentasan Kemisinan

Kebijaksanan penanggulangan kemiskinan dapat di kategorikan dalam beberapa kategori : 1. Kebijaksanaan tidak langsung, kebijaksanaan tidak langsung di arahkan pada pencipta kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya penanggulangan kemiskinan . kondisi yang di maksudkan antara lain adalah suasana social politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang berkembang. Upaya pengelolaan ekonomi makro yang berhati-hati melalui kebijaksanaan keuangan dan perpajakan merupakan bagian dari upaya

menanggulangi kemiskinan.

2. Kebijaksanaan langsung, diarahkan kepada peningkatan peran serta dan produktifias sumber daya manusia, khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah, melalui penyediaan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan, serta perkembangan social ekonomi yang berkelanjutan untuk mendorong kemandirian golongan masyarakat berpendapatan rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberikan peluang bagi penduduk miskin untuk melakukan kegiatan social ekonomi yang dapat

memberikan pendapatan yang memadai.

3. Kebijaksanaan khusus (Program IDT), Arah dari kebijaksanaan khusus adalah

mempersiapkan masyrakat dan meningkatkan kemampuan aparat daerah yang bertanggung jawab langsung dalam merencanakan , melaksanakan, memantau pelaksanaan program pembangunan, dan sekaligus memacu serta memperluas upaya untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Kebijaksanaan khusus

dilaksanakan secara terpilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kesiapan aparat daerah setempat.

a. Pengertian,

IDT mengandung dua arahan penting, yaitu pertama, instruksi untuk mengkoordinasikan semua program pembangunan sektoral, reginal, dan khusus yang ditujukan untuk

menanggukangi kemiskinan. Kedua, pemberian dana sebagai modal bagi masyarakat desa miskn untuk membangun dirinya sendiri melalui kegiatan social-ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.

b. Tahapan,

Tahapan persiapan, telah dimulai dan akan berlangsung sampai dengan awal dimulainya program IDT dalam tahun anggaran 1994/95. Tujuanya adalah untuk memberikan pemahaman yang sama atau sosialisasi tentang hakikat dan makna program IDT kepada masyarakat serta aparat pelaksana program IDT.

(10)

miskin disertai pendampingan yang efektif, serta koordinasi program pembangunan sektoral dan regional yang miskin tersebut.

c. Pelatihan berjenjang,

Pelatihan berjenjang dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat dan aparat yang terkait dengan pelaksanaan IDT. Kegiatan pelatihan berjenjang di awali dengan berbagai kesempatan menyaankan presepsi si antara aparat pemerintah di tingkat pusat serta penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Pada tahap berikutnya pelaksanaan pelatihan bagi pelatih di tingkat propinsi di selenggarakan di Jakarta tanggan 18-22 Oktober 1993.

d. Pendampingan,

Pelaksanaan IDT berorientasi pada peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk miskin dengan mengikutsertakan segala lapisan masyarakat dalam proses pembangunan .ini berarti bahwa pembangunan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan untuk dinikmati oleh masysarakat sendiri, secara berkesinambungan.

e. Komitmen Bersama,

Strategi penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada peran serta dan produktifitas rakyat merupaakaan strategi yang berkesinambungan dan menumbuhkan kemandirian peduduk miskin. Penyelenggaraan program impress desa tertinggal(IDT) yang akan dimulai dalam tahun anggaran 1994/95 merupakan bagian dari upaya besar untuk menanggulangi kemiskinan dan telah di canangkan sebagai gerakan nasional penaggulangan kemiskinan. Diposkan oleh Firly Agustia di 03.50Tidak ada komentar:

Rabu, 25 November 2009

BAB 5

DUALIESME MASYARAKAT DAN DUALISME EKONOMI PENDAHULUAN

• Dualisme artinya bahwa dalam waktu yang sama di dalam masyarakat terdapat dua gaya social yang jelas berbeda satu sama lain, dan masing – masing berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi. Dalam dualisme masyarakat, salah satu system social yang menonjol biasanya termaju, diimpor dari luar negri dan hidup dalam lingkungan baru tanpa berhaasil menyisihkan atau menyerap system social lain yang telah lama tumbuh disitu. Akibatnya, dari system kedua ini tdak ada yang meluas, dan malah keduanya menjadi ciri khas masyarakat yang bersangkutan.

• Dualisme ekonomi yaitu kegiatan ekonomi dan keadaan ekonomi serta keadaan yang lain dalam masa tertentu, atau dalam suatu sector ekonomi tertentu ysng memiliki sifat tidak seragam.

• Dualisme ekonomi ini dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu ekonomi tradisional dan ekonomi modern.

• Kelompok ekonomi tradisional berarti kegiatan ataupun keadaan ekonomi yang ada masih dikuasai oleh unsur ketradisionalan.

• Kelompok ekonomi modern, berarti berbagai kegiatan dan keadaan ekonomi yang sedang berlangsung dikuasai oleh unsur – unsur yang bersifat modern.

• Menurut Boeke (1953), dualism social adalah bahwa dalam masyarakat terdapat dua system yang berbeda, dan keduanya hidup saling berdampingan.

(11)

bidang kegiatan ekonomi digunakan teknologi dan organisasi produksi yang mengkutub. • Selanjutnya, Arthur Lewis (1970), kemudian John Fei, dan Gustaf Ranis (1975)

mengemukakan anggapan dualitas social ekonomi dalam pembangunan dan pertumbuhan di Negara – Negara yang kelebihan tenaga kerja. Menurut konsep ini, kelebihan tenaga kerja bias di alihkan dar sector tradisional yang subsisten untuk meningkatkan produksi non pertanian.

• Sementara Todaro (1978) mengatakan bahwa konsepsidualisme semacam ini telah menjadi bahan pembicaraan secara luas dalam ekonomika pembangunan menunjukan adanya

beberapa elemen dalam ekonomika pembangunan. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB DUALISME

• Ada empat factor yang melatar belakangi atau menjadi sebab lahirnya dualisme ekonomi, yaitu :

• Adanya kebijakan yang memiliki dua dimensi, yaitu kebijakan untuk mempertahankan agar surplus sector pertanian tetap berada di dalam negri daripada dibawa ke luar negri seperti masa penjajahan.kebijakan untuk mengalihkan surplus sector pertanian ini ke sector industry, dan ekspor seperti semula.

• Adanya pengaruj dari pola perumbuhan ekonomi terutama yang terjadi di Negara – Negara asia.

• Hal yang menyangkut ratio antara manusia dan tanah. • Lemahnya perekonomian nasonal.

DUALISME DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG

• Adanya berbagai macam dualitas tersebut menimbulkan keadaan yang menyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

• Ciri ekonomial adalah adanya dualism anatara kota yang maju dan tempat lokasi industri barang konsumsi dengan desa yang terbelakang tempat dominasi tenaga kerja berlebih. • Sektor ekonomi yang telah mendapat proteksi lambat laun cenderung menggunakan teknologi padat modal dari luar negeri.

STRATEGI MENGATASI DUALISME

• Tidak ada cara terbaik ntuk mengatasi dualism, kecuali melalui strategi pembangunan yang konkrit dan terencana.oleh karena itu persoalan mendasar yang melekat pada masalah dualisme bias jadi lebih dominan pada dimensi sejarah yang melahirkan dualisme itu sendiri.

• Strategi redistribusi dengan perubahan (redistribution with growth) juga berusaha menggabungkan usaha pemerataan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Penekanan strategi ini adalah penyaluran kembali (realokasi) dana – dana investasi baru, terutama dari pemerintah kegolongan penduduk yang paling miskin, sehingga mereka dapat memupuk harta produktf yang dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan mereka.

BAB 6

MASALAH KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDAHULUAN

(12)

terlalu mudah.

• Masalah kemiskinan muncul karena ada sekelompok anggota masyarakat yang secaara structural tidak mempunyai peluang dan kemampuan yang memadai untuk mencapai tingkat kehidupan yang layak. Akibatnya, ia harus mengakui keunggulan kelompok masyarakat lainnya dalam pencarian nafkah dan pemlikan asset produktif, sehngga semakin lama semakin tertinggal. Dalam prosesnya gejala tersebut memunculkan persoalan baru yani ketimpangan distribusi pendapatan.

KAITAN KEMISINAN DENGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

• Kaitan kemskinan dengan distribusi pendapatan secara sederhana dapat dilukiskan dengan menggunakan kerangka kemungkinan produksi (the productin possibility framework). • Produksi dalam hipotesis perekonomian yang sedang berkembang dibagi menjadi

duakelompok barang.pertama, barang kebtuhan pokok, seperti makanan pokok, pakaian dan tempat tinggal. Kedua, barang konsumsi mewah.

BERBAGAI DIMENSI MASALAH KEMISKINAN • Ciri – ciri kemiskinan :

1. Kemiskinan multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam – macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek.

2. Aspek – aspek kemiskinan saling berkaitan, bak sacara langsung maupun tidak langsung. 3. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun kolektif.

• Para pemikir tentang kemiskinan kebanyakan melihat kemiskinan sebagai kemisknan structural. Kemiskinan structural ialah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan

masyarakat karena struktur social masyarakat tersebut tidak dapat ikut menggunakan sumber – sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia untuk mereka.

• Kemiskinan absolute diartian sebagai keadaan masyarakat atau individu denganuran kebutuhan minimum(substance_ dalam memenuhi hidup dan terletak dibawah garis kemiskinan (provelity lines) menggunakan criteria tertentu.

KRITERIA KEMISKINAN

• Untuk menetukan status kemiskinan suatu desa diperlukan suatu indicator komposit baku yang merupakan gabungan dari berbagai factor yang menunjukkan ciri – cirri kemiskinan, yang dipilih dan diolah dari 27 variabel dalam 3 kelompok, yaitu : 1. Potensi desa(podes) dan fasilitas desa, 2. Keaaan perumahan dan lingkungan, dan 3. Keadaan penduduknya.

DISTRIBUSI PENDAPATAN

• Distrbusi pendapatan perorangan atau distribusi ukuran adalah yang paling umum digunakan oleh para ekonom.

• Distribusi fungsional adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh masing – masing factor produksi. Teori distribusi pendapatan fungsional merupakan persenase dari penghasilan tenaga kerja secara keseluruhan

STUDI TENTANG DISTRIBUSI PENDAPATAN DI INDONESIA

(13)

Indonesia( tidak termasuk Jakarta) untuk tahun 1964-2965 sebesar 0,389 berdasarkan data pengeluaran konsumsi masyarakat.

• Kedua, data pendapatan. Penelitian distribusi pendapatan berdasarkan jenis data pendapatan dirintis oleh Irlan Sujono dan Ahmad T. Birowo. Mereka dengan menggunakan data dari survey khusus mendapatkan angka koefisien Gini untuk daerah pedesaan jawa tengah 0,533 pada tahun 1968 dan 0,495 pada tahun 1973/75. Penurunan indeks Gini ini menunjukkan adanya perbakan pemerataan pendapatan di pedesaan jawa tengah.

• Ketiga, ekoonomi makro. Syamaprasad Gupta, dengan memakai model ekonomi dalam penelitiannya dan dengan memakai data dari ekonomi makro mendapatkan indeks Gini untuk Indonesia 0,422. Gupta kemudian mengistemasi indeks Gini tahun 1985 dan 1997, masing – masing 0,545 dan 0,561.

• Keempat, Sistem Neraca Nasional Indonesia (SNSE). Slamet Sutomo dan Nina Sari Sulistini(1987), dengan memakai SNSE berusaha mengetahui pola penerimaan dan pengeluaran rumah tangga, dan keadaan distribusi pendapatan.

Diposkan oleh Firly Agustia di 03.241 komentar: BAB 7

MASALAH KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN, DAN LINGKUNGAN HIDUP PENDAHULUAN

Masalah penduduk sebenarnya sangat kompleks, banyak sekali aspek yang mencakup aspek didalamnya, diantara aspek pangan, pemukiman, sandang, pendidikan, kesehatan,

ketenagakerjaan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Lalu, apa saja konsekuensi yang mesti diterima oleh Negara – Negara yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan penduduk yang demikian cepat itu? Diantara beberapa konsekuensi tsb, ada tiga hal yang perlu dicatat yaitu : 1) jumlah angkatan kerja bertambah dengan cepat seiring engan cepatnya laju

pertumbuhan penduduk, 2) rendahnya kemampuan Negara – Negara yang sedang

berkembang untuk menciptakan kesempatan kerja tambahan, dan 3) semakin menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kualitas kehidupan. Masalah – masalah lanjutan yang muncul kemudian adalah angka pengangguran semakin meningkat, urbanisasi, migrasi makin menjadi – jadi, dan last but not least, angka kejahatan dengan berbagai bentuk juga

meningkat.

TEORI PERANGKAP PENDUDUK DARI MALTHUS

Reverend Thomas Malthus mengemukakan hubungan antara pertumbhan penduduk dan pembangunan ekonomi pada tahun 1798 dalam artikelnya berjudul Essay on the Principle of Population. Ia menjelaskan konsep hasil yang menurun (concept of diminishing return). Menurtnya kecenderungan pertumbuhan penduduk suatu Negara tumbuh menurut deret ukur, yaitu menjadi dua kali lipat setiap 30-40 tahun. Pada saat yang sama, hasil dari tanah

menurun, persediaan pangan hanya tumbuh menurut deret hitung. Karena pertumbuhan persediaan pangan tidak bias mengimbangi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan tinggi, maka pendapatan per kapita masyarakat tani didefinisikan sebagai produksi pangan per kapita akan cenderung turun menjadi sangat rendah. Dapat ditemukan adanya 3 kritik utama terhadap teori Malthus dan Neo-Malthusian, yaitu:

(14)

tingkat kehidupan menjadi factor penetu utama dari keputusan keluarga apakah akan mempunyai lebih banyak ata lebih sedikit anak.

TEORI TRANSISI PENDUDUK

Teori transisi penduduk (demographic transition) berusaha untuk menjelaskan mengapa semua Negara-negara maju sekarang ini kurang lebih melalui tahap yang sama dalam sejarah kependudukan modern. Sebelum adanya modernisasi perekonomian Negara-negara tersebut selama berabad-abad sebagai kmbinasi dari tingginya tingkat kelahiran yang hamper sama dengan tingkat kematian. Tahap pertumbuhan seperti ini termasuk dalam tahap I. tahap II mulai terjadi pada saat modernisasi perbaikan kesehatan masyarakat, pendapatan yang lebih tinggi, dan kualitas makan yang lebih baik, menyebabkan penurunan tingkat kematian dan secara perlahan menaikan tingkat harapan hidup dari di bawah 40 tahun menjadi lebih dari 60 tahun. Penurunan tingkat kelahiran tahap III sebenarnya tidak di mulai pada abad XIX, tetapi beberapa dasawarsa setelah pertumbuhan ekonomi modern terjadi dan lama setelah

penurunan tingkat kematian terjadi. MIGRASI DAN PEMBANGUNAN

Beberapa tahun yang lalu migrasi dari desa ke kota di pandang sebagai hal yang

menguntungkan dalam kajian pembangunan ekonomi. Migrasi internal di anggap sebagai suat proses yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan di tarik dari sector pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan industri perkotaan. Proses tersebut di anggap bermanfaat secara social karena sumber daya manusia dipindahkan dari lokasi-lokasi dmana produk social marjinalnya sering di anggap sama dengan nol ke tempat-tempat dimana produk marjinal tersebut tidak hanya positif tetapi jga tumbuh dengan cepat sebagai akibat dari akumulasi modal dan kemajuan teknologi. Menurut Todaro (1985) migrasi juga sering di anggap sebagai proses yang bisa menghilangkan ketidak seimbangan structural desa-kota dengan dua cara langsung. Pertama, dari sisi penawaran migrasi internal yang tidak proporsional meningkatkan tingkat pertumbuhan pencari kerja perkotaan

sehubungan dengan adanya pertumbuhan penduduk perkotaan. Kedua, dari sisi permintaan, penciptaan lapangan kerja perkotaan lebih sulit dari penciptaan lapangan kerja pedesaan karena kebtuhan sumber daya komplementer di sector industri.

1. Model tranformasi tenaga kerja dari Lewis.

dalam model Lewis ini, perekonomian di bagi menjadi dua sector yaitu sector tradisional (pedesaan subsisten) dan sector modern. Sector tradisional ditandai oleh produktifitas tenaga kerja yang sangat rendah atau bhkan nol. Sector modern (industry perkotaan) di tandai oleh perpindahan tenaga kerja, yaitu tenaga kerja dari sector subsisten berpindah secara perlahan. Titik perhatian utama model ini adalah proses perpindahan tenaga kerja dan pertumbuhan pengerjaan di sector modern.

2. Teori migrasi dari Todaro.

Todaro merumuskan bahwa migrasi berkembang karena perbedaan antara pendapatan yang di harapkan dan yang terjadi di pedesaan dan di perkotaan. Anggapan mendasarnya adalah bahwa para migrant tersebut memperhatikan berbagai kesempatan kerja untuk mereka dan memilih salah satu yang bisa memaksimumkan manfaat harapan mereka dengan bermigrasi. Secara singkat di sebutkan bahwa model migrasi dari Todaro menpunyai empat karakteristik utama yaitu sebagai berikut:

1. Migrasi terutama sekali di rangsang oleh pertimbangan ekonomis yang rasional.

2. Keputusan untuk bermigrasi lebih tergantung kepada perbedaan upah riil yang di harapkan dari pada yang terjadi antara pedesaan dan perkotaan.

(15)

tingkat pengangguran di perkotaan.

4. Tingkat migrasi yang melebihi tingkat pertumbuhan kesempatan kerja di perkotaan sangat mungkin terjadi.

3. Proses migrasi dan karakteristik para migran.

Mgrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah tertentu ke daerah lainnya. Migrasi ini di pengaruhi oleh banyak factor dan kompleks. Penekanan-penekanan tersebt antara lain di tujukan kepada.

Pendapatan yang lazim di gunakan untuk mengukur tingkat penganguran di dasarkan pada pengertian angkatan kerja. Metode pengukuran ketenagakerjaan yang di pakai berasal dari Labor force Approach yang di perkealkan oleh ILO yang di gunakan d banyak Negara berkembang. Sejak tahun 1976 batasan waktu kerja dan periode refrensi yang di pakai sudah seragam, yaitu satu jam sehari dalam seminggu sebelum saat pencacahan. Beberapa

pengertian yang berhubungan dengan pekerjaan adalah sebaga berikut :

1. Bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan dengan tujuan memperoleh pendapatan. 2. Menganggur adalah mereka yang tidak menpunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan.

3. Bekerja tidak penuh adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu. 4. Kesempatan kerja adalah suatu tempat bagi seseorang angkatan kerja yang mendapatkan pekerjaan yang member imbalan.

5. Pendidikan adalah jenjang lamanya seseorang berada di sekolah formal. MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

Persoalan yang sering di kaitkan sebagai dampak dari pesatnya pertumbuhan penduduk dan meluasnya pengangguran adalah masalah lingkungan hidup. Sehingga muncul beragam pembahasan masalah kualitas lingkungan hingga konservasi lingkungan, dan sekarang masalah tersebut telah menjadi bagian penting dalam setiap pembicaraan baik di tingkat nasional maupun internasional. Lingungan hidup beralih dari permasalahan ilmiah menjadi masalah pemerintah.

1. Memelihara dan menghormati komunitas kehidupan.

Kita harus membagi dengan adil baik manfaat maupun biaya sumber daya yang digunakan serta biaya pelestarian lingkungan diantara masyarakat-masyarakat yang berbeda dan kelompok-kelompok yang bersangkutan, diantara mereka yang miskin dan kaya serta diantara generasi kita dan generasi yang akan datang sesudah kita.

2. Memperbaiki kualitas hidup manusia.

Tujuan pembangunan yang sesungguhnya adalah memperbaiki mutu hidup manusia. Ini sebuah proses yang memungkinkan manusia menyadari potensi mereka, membangun rasa percaya diri mereka, dan masuk ke kehidupan yang bermartabat dan berkecukupan. 3. Melestarikan daya hidup dan keragaman bumi.

Pembangunan yang berpijak pada pelestarian perlu disertai ke hati-hatian untuk melindungi struktur, fungsi, serta keragaman system yang alami, karena spesies kita sangat bergantung pada system-sistem tersebut. Prinsip ini menurut kita untuk :

1. Melestarikan system-sistem penunjang kehidupan, yaitu proses ekologi yang menjaga agar planet ini cocok untuk kehidupan.

(16)

keragaman ekosistem.

3. Menjamin agar penggunaan sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui berkelanjutan. Sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui mencakup tanah, organsme liar, dan

peliharaan, hutan, padang pengembalaan, sawah dan ladang, serta laut dan ekosistem air tawar yang mendukung usaha perikanan.

4. Menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang tak terbarukan.

Mineral, minyak, gas, dan batu bara praktis digolongkan sebagai sumber-sumber daya yang tak terbarukan. Tidak seperti tumbuhan, ikan, atau tanah, bahan-bahan ini tidak dapat digunakan secaa berkelanjutan

5. Berusaha tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi

Batas-batas ini bervariasi antara daerah yang satu dan yang lainnya, dan tingkat gangguan bergantung pada beberapa orang disana, serta berapa banyaknya makanan, air, energy, dan bahan baku yang digunakan oleh tiap orang, juga limbah yang dihasilkan.

6. Mengubah sikap dan gaya hidup orang perorang

Masyarakat harus memperkenalkan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan falsafah hidup berkelanjutan.

7. Mendukung kreatifitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri

Organisasi kemsyarakatan biasanya merupakan wadah yang paling mudah dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tinggi nilai sosialnya atau sebagai ajang untuk mengekspresikan kepedulian seseorang atau kelompok mengenai sesuatu. Menyediakan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan dan pelestarian

8. Sebuah program nasional yang dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang

berkelanjutan dengan demikian harus melibatkan berbagai kepentingan, dan masalah-masalah yang bisa terjadi akibat perbenturan kpentingan-kepentingan itu harus dapat diketahui dan dicegah sebelum timbul.

Diposkan oleh Firly Agustia di 03.22Tidak ada komentar:

pelaku ekonomi

Usaha Mikro Kecil Menengah Makanan (Mie Ayam)

Disusun Oleh : Nama : Firly Agustia Kelas : 2 DD 04 NPM : 30208512

UNIVERSITAS GUNADARMA

(17)

Dengan syukur dari allah SWT saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Perubahan Global dan era pasar bebas menunutun adanya penyesuaian di segala bidang,termasuk bidang kewirausahaan. Perubahan pasar merupakan hal yang mendasar yang terjadi pada bidang kewirausahaan. Dalam bahan ini juga digunakan sebagai pegangan setiap mahasiswa yang belajar kewirausahaan.

DAFTAR ISI cover

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I. Aspek Kelembagaan

I.I. Latar Belakang Perusahaan (Usaha) I.II. Tujuan Perusahaan

I.III. Informasi umum usaha BAB II. Aspek Usaha

II.I. Jenis Usaha yang Dihasilkan II.II. Cara Distribusi

BAB III. Rencana pemasaran BAB IV. Rencana produksi BAB V. Aspek keuangan BAB VI. Penutup

BAB I

ASPEK KELEMBAGAAN A. Latar Belakang Usaha

(18)

Adapun tujuan dari pendirian usaha ini adalah sebagai berikut:

usaha ini didirikan di sebuah tempat dekat perumahan agar mudah mencari sasaran pasar. C. Informasi Umum Usaha

Usaha ini didirikan untuk meraih keuntungan dan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan. Setelah melihat dan mengamati salah satu pengusaha yang sukses menjual produk ini maka pemilik berkeinginan untuk mengembangkan usaha yang sama dengan kualitas pelayanan dan produksi yang lebih baik. Usaha ini selain memiliki ciri khas usaha yang merupakan kepemilikan perseorangan ini juga memberikan kualitas produk yang baik dan pelayanan yang sehat.

BAB II

DESKRIPSI UMUM USAHA A. Nama dan Alamat Perusahaan :

Nama Perusahaan : Mie Ayam Bang Maman Alamat Perusahaan : Jaka Permai

B. Nama dan Alamat Penanggungjawab Penanggung jawab : Maman

C. Bentuk Perusahaan

Usaha Dagang Mie Ayam ini merupakan bentuk usaha perseorangan yang akan dijalankan sendiri dengan menggunakan modal sendiri pula.

D. Bidang Usaha

Usaha ini bergerak dalam bidang perdagangan yaitu perdagangan Mie Ayam E. Kebutuhan Tenaga Kerja

- Tim Manajemen

Karena usaha ini di jalankan oleh sang pemilik sendiri,termasuk semua aspek di tangani sendiri, termasuk keungan dalam usahanya tersebut.

F. Kelebihan Produk dan Pelayanan Usaha

Sesuai dengan hasil survey yang telah kami lakukan. Mie ayam bang maman lumayan enak dan banyak peminatnya, pelayanannya pun cukup memuaskan dan bersih.

BAB III

RENCANA PEMASARAN A. Hasil Analisis Pasar

1. Target Pasar atau Konsumen

Target pasar atau konsumen untuk usaha ini terutama adalah lapisan masyarakat disekitar perumahan Persada Kemala, Bekasi.

2. Situasi Persaingan

Dari hasil pengamatan, persaingan di usaha ini cukup kecil karena dalam satu wilayah pasar produk itu hanya mie aya bang Maman yang terdapat di tempat itu,tetapi kalau dilihat secara tempat atau lokasi kurang baik, karena berada di ujung jalan dan tidak terlalu terlihat dari jalan raya.

3. Strategi Pasar

Pemasaran secara langsung adalah melayani secara langsung pesanan dari para konsumen tanpa melalui perantara.

B. Masalah-Masalah yang Potensial Dalam Usaha Kurangnya apresiasi dan pengetahuan bisnis Saingan usaha tidak sejenis

Modal untuk mengelola usaha

(19)

- Kurangnya tenaga kerja - Keterbatasan peralatan

D. Resiko yang Timbul dari Masalah Ekstern - Ekonomi pelanggan

- Kurangnya pengetahuan

- Kurang maksimal dalam promosi - Jumlah pelanggan

- Banyaknya pesaing E. Tindakan Alternatif

a. Menyelesaikan Resiko Intern - Perawatan peralatan yang cukup - Memproduksi tidak berlebihan b. Menyelesaikan Resiko Ekstern

- Mengutamakan kualitas barang produksi - Mengutamakan pelayanan prima

- Memaksimalkan upaya promosi F. Pengembangan Usaha

Untuk pengembangan usaha ini dapat dilakukan dengan cara-cara sbb : - Meningkatkan upaya promosi

Lokasi produksi yang mudah dijangkau, diharapkan mampu memberikan peluang bagi berkembangnya usaha ini. Hal lain yang menunjang karena adanya promosi yang dilakukan,biasanya promosi itu dari mulut ke mulut yang berawal dari pelanggan tetap. B. Bahan-bahan Produksi :

C. Peralatan dan Perlengkapan : 1. Kompor

(20)

BAB V

ASPEK KEUANGAN

Karena usaha dijalankan dengan sendiri, maka keuangannya pun tidak memerlukan manajemen khusus. Jadi pengaturan keuangannya diatur sendiri oleh si pemilik harga 1 produknya, yaitu seharga Rp 6.000, rata-rata penjuslsn per hari =Rp 6.000 x 50 mangkok =Rp 300.000

Berikut adalah biaya-biaya bahan baku yang dibutuhkan : 1. Mie per hari 5kg = Rp 3.000 x 5 =Rp 15.000

2. Daun bawang per hari =Rp 4.000 3. Sawi per hari =Rp 5.000

4. Saus per hari,4 btl x Rp 2.500 =Rp 10.000 5. Kecap asin per hari, 2 btl x Rp 3.500 =Rp 7.000 6. Ayam 1 ekor =Rp 20.000

7. Persediaan bahan baku yang lain atau bumbu-bumbu =Rp 10.000 + =Rp 81.000

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

membuat usaha yang simpel dan tidak memerlukan biaya yang sangat banyak, sehingga keuntungan pun juga bisa di dapat dengan mudah.

B. Saran

Usaha ini diharapkan dapat mengembangkan usahanya dengan cara promosi yang lebih efektif dan selalu menjaga cita rasa serta kebersihan dalam mengolah makanan yang akan dihidangkan.

Diposkan oleh Firly Agustia di 03.09Tidak ada komentar:

pelaku ekonomi

Usaha Mikro Kecil Menengah Makanan (Mie Ayam)

(21)

Kelas : 2 DD 04 NPM : 30208512

UNIVERSITAS GUNADARMA

Kata Pengantar

Dengan syukur dari allah SWT saya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Perubahan Global dan era pasar bebas menunutun adanya penyesuaian di segala bidang,termasuk bidang kewirausahaan. Perubahan pasar merupakan hal yang mendasar yang terjadi pada bidang kewirausahaan. Dalam bahan ini juga digunakan sebagai pegangan setiap mahasiswa yang belajar kewirausahaan.

DAFTAR ISI cover

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I. Aspek Kelembagaan

I.I. Latar Belakang Perusahaan (Usaha) I.II. Tujuan Perusahaan

I.III. Informasi umum usaha BAB II. Aspek Usaha

II.I. Jenis Usaha yang Dihasilkan II.II. Cara Distribusi

(22)

BAB I

ASPEK KELEMBAGAAN A. Latar Belakang Usaha

Alasan pemilihan usaha tersebut adalah sebagai berikut: Mudah mendapatkan bahan baku dan membuat produknya. B. Tujuan Perusahaan

Adapun tujuan dari pendirian usaha ini adalah sebagai berikut:

usaha ini didirikan di sebuah tempat dekat perumahan agar mudah mencari sasaran pasar. C. Informasi Umum Usaha

Usaha ini didirikan untuk meraih keuntungan dan untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan. Setelah melihat dan mengamati salah satu pengusaha yang sukses menjual produk ini maka pemilik berkeinginan untuk mengembangkan usaha yang sama dengan kualitas pelayanan dan produksi yang lebih baik. Usaha ini selain memiliki ciri khas usaha yang merupakan kepemilikan perseorangan ini juga memberikan kualitas produk yang baik dan pelayanan yang sehat.

BAB II

DESKRIPSI UMUM USAHA A. Nama dan Alamat Perusahaan :

Nama Perusahaan : Mie Ayam Bang Maman Alamat Perusahaan : Jaka Permai

B. Nama dan Alamat Penanggungjawab Penanggung jawab : Maman

C. Bentuk Perusahaan

Usaha Dagang Mie Ayam ini merupakan bentuk usaha perseorangan yang akan dijalankan sendiri dengan menggunakan modal sendiri pula.

D. Bidang Usaha

Usaha ini bergerak dalam bidang perdagangan yaitu perdagangan Mie Ayam E. Kebutuhan Tenaga Kerja

- Tim Manajemen

Karena usaha ini di jalankan oleh sang pemilik sendiri,termasuk semua aspek di tangani sendiri, termasuk keungan dalam usahanya tersebut.

F. Kelebihan Produk dan Pelayanan Usaha

Sesuai dengan hasil survey yang telah kami lakukan. Mie ayam bang maman lumayan enak dan banyak peminatnya, pelayanannya pun cukup memuaskan dan bersih.

BAB III

RENCANA PEMASARAN A. Hasil Analisis Pasar

1. Target Pasar atau Konsumen

Target pasar atau konsumen untuk usaha ini terutama adalah lapisan masyarakat disekitar perumahan Persada Kemala, Bekasi.

2. Situasi Persaingan

Dari hasil pengamatan, persaingan di usaha ini cukup kecil karena dalam satu wilayah pasar produk itu hanya mie aya bang Maman yang terdapat di tempat itu,tetapi kalau dilihat secara tempat atau lokasi kurang baik, karena berada di ujung jalan dan tidak terlalu terlihat dari jalan raya.

(23)

Pemasaran secara langsung adalah melayani secara langsung pesanan dari para konsumen tanpa melalui perantara.

B. Masalah-Masalah yang Potensial Dalam Usaha Kurangnya apresiasi dan pengetahuan bisnis Saingan usaha tidak sejenis

Modal untuk mengelola usaha

C. Resiko yang Timbul dari Masalah Intern - Kerusakan peralatan

- Kurangnya tenaga kerja - Keterbatasan peralatan

D. Resiko yang Timbul dari Masalah Ekstern - Ekonomi pelanggan

- Kurangnya pengetahuan

- Kurang maksimal dalam promosi - Jumlah pelanggan

- Banyaknya pesaing E. Tindakan Alternatif

a. Menyelesaikan Resiko Intern - Perawatan peralatan yang cukup - Memproduksi tidak berlebihan b. Menyelesaikan Resiko Ekstern

- Mengutamakan kualitas barang produksi - Mengutamakan pelayanan prima

- Memaksimalkan upaya promosi F. Pengembangan Usaha

Untuk pengembangan usaha ini dapat dilakukan dengan cara-cara sbb : - Meningkatkan upaya promosi

Lokasi produksi yang mudah dijangkau, diharapkan mampu memberikan peluang bagi berkembangnya usaha ini. Hal lain yang menunjang karena adanya promosi yang dilakukan,biasanya promosi itu dari mulut ke mulut yang berawal dari pelanggan tetap. B. Bahan-bahan Produksi :

C. Peralatan dan Perlengkapan : 1. Kompor

(24)

5. Sendok 6. Mangkok 7. Pisau

D. Proses Produksi

- Rebus Mie selama 5 menit, lalu masukkan sawi ke dalam rebusan tersebut, kemudian siapkan mangkok yang di beri kecap asin dan minyak bawang, setelah mie matang tiriskan dalam mangkok yang sudah disediakan,dan yang terakhir beri ayam kecap dan pangsit, lalu hidangkan.

BAB V

ASPEK KEUANGAN

Karena usaha dijalankan dengan sendiri, maka keuangannya pun tidak memerlukan manajemen khusus. Jadi pengaturan keuangannya diatur sendiri oleh si pemilik harga 1 produknya, yaitu seharga Rp 6.000, rata-rata penjuslsn per hari =Rp 6.000 x 50 mangkok =Rp 300.000

Berikut adalah biaya-biaya bahan baku yang dibutuhkan : 1. Mie per hari 5kg = Rp 3.000 x 5 =Rp 15.000

2. Daun bawang per hari =Rp 4.000 3. Sawi per hari =Rp 5.000

4. Saus per hari,4 btl x Rp 2.500 =Rp 10.000 5. Kecap asin per hari, 2 btl x Rp 3.500 =Rp 7.000 6. Ayam 1 ekor =Rp 20.000

7. Persediaan bahan baku yang lain atau bumbu-bumbu =Rp 10.000 + =Rp 81.000

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

membuat usaha yang simpel dan tidak memerlukan biaya yang sangat banyak, sehingga keuntungan pun juga bisa di dapat dengan mudah.

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

Jika diasumsikan tidak terjadi perubahan intenstias tanam padi (I) dan produktivitas usaha tani (Y) sepanjang tahun pengamatan maka produksi Padi yang dapat

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

Karena sekali lagi saya bersuku bajo sebagian besar keluarga saya melarang saya untuk melanjutkan pendidikan.. Untunglah ayah saya bertengkar dengan keluarga

Within the limits of the funding and time available to me, I have investigated each element of a Mesos-based big data stack, starting with a local cloud on Apache CloudStack

Dukungan Kepada Produsen ( Producer Support Estimate, PSE ), yaitu nilai moneter tahunan tentang transfer kotor (gross transfers) dari pembayar pajak (melalui

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA STUDIO MUSIK “PELANGI” PEKALONGAN DENGAN PENDEKATAN RAPID APPLICATION DEVELOPMENT.. benar-benar hasil karya

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebelum praktek mengajar di kelas secara langsung. Menerapkan metode pembelajaran yang cocok denagan keadaan peserta