BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan sesuatu yang sangat banyak digunakan di kehidupan sehari-hari. Mulai dari hal sederhana seperti penjualan dan pembelian, hingga hal-hal sangat canggih seperti rekayasa, simulasi, dan sebagainya. Oleh karena itu pemahaman matematikan sangat penting bagi siapapun di zaman modern ini.
Namun, seringkali dianggap matematika sebagai pelajaran yang sangat sulit, bahkan menjadi momok di antara para siswa. Matematika dianggap membosankan dan tidak relevan dengan kehidupan. Hal ini seringkali disebabkan oleh metode pengajaran yang salah yang diterapkan oleh para guru. Banyak yang mengajarkan hanya bagaimana mengerjakan sesuatu tanpa memastikan siswa tahu alasan di balik cara-cara pengerjaan itu. Dan juga seringkali murid tidak paham bagaimana kemungkinan aplikasinya dalam dunia nyata.
Di sini peran guru sangat penting untuk membawa matematika sebagai sesuatu yang menarik dan membuat siswa mampu untuk memahaminya serta menerapkannya dalam kehidupan mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pembelajaran Matematika?
2.
Apa tujuan pengajaran matematika?3.
Bagaimana prinsip-prinsip pengajaran matematika yang efektif?4.
Apa saja prinsip pemilihan materi pelajaran?BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua dan dianggap sebagai induk atau alat dan bahasa dasar banyak ilmu. Matematika digunakan juga dalam berbagai industri lain seperti fisika, kimia, biologi, teknik, komputer, industri, kedokteran, dan pertanian. Pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar dan mengajar pada bidang matematika Dalam pembelajaran matematika, diperlukan pemahaman dan penguasaan materi, terutama dalam membaca tabel, simbol, dan diagram. Dalam pembelajaran matematika, sebaiknya diusahakan agar arti atau makna dalam setiap konsep yang dipelajari harus benar-benar dipahami sebelum sampai pada latihan praktis.
2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika
Ada banyak hal yang menjadi tujuan pendidikan matematika.Yang pertama, siswa dimampukan untuk hidup di masa modern ini. Termasuk di dalamnya antara lain, berurusan dengan pajak, hutang, pembelian, pembuatan budget, dan belanja. Para siswa harus mampu untuk menangani keuangan dengan bijak. Semua itu membutuhkan pengertian yang baik tentang bagian, proporsi, dan presentasi.
Yang kedua, siswa harus mampu untuk memahami informasi yang terdapat di sekitar mereka. Pada masa kini, informasi yang terdapat di media massa seperti televisi atau koran, seringkali mengandung informas yang cukup ilmiah. Untuk mampu membaca serta memahaminya memerlukan pengetahuan mengenai bilangan, statistik, probabilitas, dan prosentase
Yang ketiga, menyiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang sains dan matemaika. Walaupun mungkin tidak semua siswa nantinya akan melanjutkan studi di bidang yang kental dengan matematika, namun banyak dari mereka akan melanjutkan studi di bidang seperti itu. Banyak sekali bidang yang sangat bergantung pada matematika, misalkan, segala jenis keteknikan, keilmuan murni, ekonomi, akuntansi, dan sebagainya.
Yang keempat, mengajarkan penalaran secara deduktif. Penalaran secara deduktif adalah menilai kebenaran suatu pernyataan, dari pernyataan-pernyataan yang sudah pasti kebenaannya.Hal ini tentunya sangat dipakai pada hampir semua studi lanjut yang mungkin akan ditempuh oleh siswa.
Yang kelima, membuat siswa bisa memahami keindahan matematika, dan belajar untuk menyukainya. Atau paling tidak, memastikan mereka tidak berpikiran negatif tentang matematika. Banyak hal dapat dilakukan oleh guru untuk tujuan yang terakhir ini, misalnya dengan visualisasi, permainan, dan menunjukkan aplikasi praktis dalam dunia nyata.
2.3 Prinsip-prinsip Pengajaran Matematika Yang Efektif
Prinsip yang peratma, pembelajaran matematika harus masuk akal. Para guru harus mengusahakan pemahaman mengenai konsep-konsep dan prosedur matematika. Siswa harus paham konsep di balik semua prosedur matematika, dan bukan hanya bagaimana suatu prosedur matematika dilakukan. Pemahaman yang mendalam seperti ini biasanya tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat, bahkan mungkin perlu beberapa tahun. Mungkin ada beberapa konsep yang siswa hanya mengerti sebagian pada awalnya, kemudian diperdalam pada tahun-tahun berikutnya. Prosedur yang diajarkan tanpa konsep di baliknya biasanya mudah dilupakan. Guru harus mengajarkan prosedur dan konsep secara bergantian. Dengan ini, lama kelamaan murid akan semakin paham baik konsep maupun prosedur matematika yang diajarkan.
Salah satu praktek buruk yang banyak ditemui saat ini adalah murid hanya mempelajari berbagai bentuk soal yang mungkin keluar pada saat ujian. Kemudian menghapalkan rumus apa yang harus digunakan tanpa mengetahui prinsip-prinsip di balik rumus yang digunakan. Bahkan mungkin ada juga guru yang mengajarkan rumus-rumus cepat seperti ini. Praktek seperti ini kurang baik karena selain pemahaman siswa menjadi sangat dangkal serta hapalan rumus akan sangat mudah untuk dilupakan. Sangat mungkin praktek seperti ini membuat pelajaran matematika menjadi terlihat sangat membosankan dan memperburuk motivasi siswa dalam belajar.
Prinsip yang kedua, guru harus memegang teguh apa tujuan dari pelajaran matematika yang diberikan. Tujuan-tujuan tersebut dibahas pada bagian sebelumnya. Tujuan di sini bukan seperti menyelesaikan semua bab di buku matematika, atau siswa mampu mengerjakan soal ujian nasional. Tujuan ini lebih bersifat tujuan jangka panjang yaitu bagaimana matematika akan berperan di kehiupan siswa selanjutnya. Dengan demikian, struktur pelajaran yang diberikan bisa lebih menarik di mata para siswa dan pemahaman siswa akan menjadi lebih baik.
Apabila guru tidak memiliki tujuan yang benar dalam mengajarkan matematika, misalkan hanya untuk menyelesaikan materi di buku teks, atau asal agar siswa mampu menyelesaikan ujian nasional, biasanya pelajaran akan terkesan dipaksakan dan tidak menarik. Tujuan yang benar seperti mempersiapkan siswa di masa depan sangat penting agar pelajaran dapat berlangsung menarik dan pemahaman siswa juga akan menjadi lebih baik.
Prinsip yang ketiga, guru harus mengenal alat-alat pengajaran apa saja yang ada di masa sekarang dan mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi siswa serta sarana prasarana yang ada. Di sini guru harus betul-betul menguasai alat-alat belajar yang akan digunakan. Tidak ada gunanya memaksakan suatu alat pembelajaran modern yang guru sendiri belum terlalu paham manfaat dan penggunaannya. Peralatan yang dimaksud di sini misalnya: papan tulis, kertas, struktur kurikulum, benda-benda fisik sebagai ilustrasi, peralatan untuk menggambar geometri serta alat ukur seperti penggaris,kompas, jangka, dan gelas takar, sampai ke peralatan modern seperti media sosial, permainan komputer atau hp, software simulasi, dan sebagainya
Prinsip yang keempat, guru harus menghidupi dan mencintai matematika. Guru harus menunjukkan pada siswa bahwa dia menggunakan matematika untuk memudahkan hidupnya sehari-hari, dan mampu memberi contoh kepada siswa. Guru harus biasa mengambil keputusan secara numerik dan mampu menceritakannya. Guru sendiri harus menyukai matematika dan senang untuk mengajarkannya. Apabila guru tidak antusias, akan sulit bagi siswa untuk menjadi antusias.
Dengan demikian, murid mampu melihat bahwa memang benar matematika itu bermanfaat dan mereka dapat lebih bersemangat untuk mempelajari, berlatih, dan menerapkan matematika dalam kehidupan mereka.
2.4 Prinsip Pemilihan Materi Pelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip yang pertama adalah relevansi atau keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Artinya pemilihan materi pelajaran harus sejalan dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Tujuan dan rencana pembelajaran tidak ada gunanya apabila pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Apabila guru tidak mau melaksanakan pembelajaran secara terencana, ditakutkan ada materi yang terlompat sehingga materi yang disampaikan menjadi sangat sulit untuk diikuti.
Prinsip yang kedua adalah konsistensi. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika yang disampaikan terlalu sedikit, siswa akan kesulitan untuk mngikuti karena pelajaran akan tersampaikan terlalu cepat dan terlompat-lompat. Apabila materi terlalu banyak, siswa akan menjadi bosan, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi pada pelajaran yang disampaikan. Yang paling penting, guru tidak boleh hanya menjelaskan rumus-rumus singkat untuk menyelesaikan soal-soal tertentu saja, tetapi harus menjelaskan dasar dari setiap rumus-rumus yang ada.
2.5 Langkah-Langkah Pemilihan Materi Pelajaran
Pertama, mengidentifikasi aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda.
Kompetensi dasar yang harus diajarkan biasanya merupakan sesuatu yang sudah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan. Guru harus memastikan bahwa apa yang diajarkan di kelas sejalan dengan kompetensi-kompetensi yang sudah ditetapkan ini.
Aspek kognitif adalah aspek keilmuan, aspek ini dipenuhi dengan penyampaian setiap materi pelajaran yang diperlukan. Aspek kognitif biasa dinilai melalui kuis dan ujian. Aspek afektif adalah aspek sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa harus memiliki antusiasme yang cukup dalam mengikuti pelajaran. Aspek psikomotorik adalah aspek keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pendukung seperti laboratorium atau simulasi.
Ketiga, memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi.
Keempat, memilih sumber bahan ajar. Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.
Semakin beragam sumber bahan ajar yang digunkan, semakin baik karena siswa dapat mengerti suatu materi pelajaran dari berbagai sisi an pemahaman siswa bisa menjadi mendalam. Tiap-tiap siswa memiliki cara tersendiri dalam memahami pelajaran, ada yang paling mudah melalui hal visual, ada yang melalui video, ada pula yang lebih mudah melalui psikomotorik,
2.6 Proses Pembelajaran Matematika
Tahapan pertama dalam proses pembelajaran matematika adalah persiapan. Di tahapan ini, guru harus mempersiapkan dokumen rencana pembelajaran. Isinya antara lain tujuan pembelajaran, prosedur dan fasilitas yang digunakan, serta metode untuk penilaian. Rencana pembelajaran ini juga mungkin mengandung rencana pembelajaran di rumah yang perlu dilakukan siswa. Guru harus memastikan semua sarana dan prasana pembelajaran siap untuk digunakan.Persiapan dari rencana pembelajaran ini dapat dilakukan dengan melihat silabus standar, atau tes standar.
Tahapn kedua adalah presentasi. Guru dapat memilih dari berbagai cara presentasi, misalkan ceramah, demonstrasi, diskusi. Metode yang paling umum adalah ceramah. Metode ini cocok diterapkan untuk mempresentasikan materi baru atau menerangkan hubungan antara teori dan praktek. Dalam metode ini guru memaparkan konsep-konsep matematika kepada siswa di dalam kelas, mungkin dengan bantuan papan tulis.
Metode demonstrasi cocok diterapkan untuk mengajarkan suatu keahlian. Dengan metode ini guru menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu dengan benar kepada siswa. Baik halnya apabila metode ceramah dan demonstrasi ini dikombinasikan. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep matematika, sedangkan metode demonstrasi digunakan untuk menjelaskan berbagai teknik atau prosedur matematika. Metode diskusi sangat baik digunakan untuk mendorong partisipasi aktif dari siswa. Cara ini cocok digunakan untuk mengajarkan cara penyelesaian suatu masalah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran matematika bertujuan agar para siswa dapat berfungsi dengan baik di masyarakat modern. Hal ini dikarenakan di masa sekarang, banyak sekali informasi yang disampaikan secara ilmiah dan memerlukan pengetahuan matematika untuk memahaminya. Agar dapat diajarkan dengan efektif, guru harus memastikan setiap materi yang diajarkan masuk akal dan bukan hanya hapalan prosedur belaka. Guru juga harus dengan bijak menentukan metode pengajaran. Untuk memilih bahan ajar serta metode pembelajaran, guru perlu mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Dalam prakteknya, proses penyampaian bahan ajar yang dipilih itu mencakup persiapann presentasi, aplikasi, dan penilaian.
3.2 Saran
Matematika adalah salahsatu pelajaran yang sangat penting. Agar kualitas pengajaran semakin baik, guru perlu lebih memahami berbagai metode pengajaran yang ada dan belajar untuk menggunakannya dengan baik. Hal ini ditujukan agar siswa mampu memahami lebih baik materi ajar serta mampu mengerti hubungannya dengan kehidupannya sehari-hari
Referensi:
teaching pocess, dynamic flight
four principles of deeply effective math teaching , homeschoolmath.net
DAFTAR PUSTAKA
[1] The Teaching Process. Diambil dari http://www.dynamicflight.com/avcfibook/teaching_process/, 2003
[2] Four Principles Of Deeply Effective Math Teaching. Diambil dari http://www.homeschoolmath.net/teaching/teaching.php, 2015