B A B I P E N D A HU L U A N
I . 1 L a t a r B e l a k a n g
Demokrasi merupakan sebuah bentuk peme rintahan y ang paling
banyak dipakai oleh n egara di dunia, y ang dimana b entuk ini dianggap
paling ideal diterapkan dalam su atu negara. Hal ini didasarkan karena
di dalam demokrasi menjunjung tinggi kedaulatan rakyat. Negara
demokrasi dalam sistem p emerintahannya mengakui bahwa kedaulatan
berada di tangan raky at, kekuasaan tertinggi berad a dalam keputusan
bersama raky at, pemerintah an raky at dan kekuasaan oleh raky at.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip Trias Po litica yang
me mbagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan
legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga neg ara y ang
bersifat independen dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama
lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga n egara ini bisa saling mengawasi dan
saling mengontrol berdasarkan prinsip ch ecks and balances.
Menurut Undang-Undang Dasar 1945 disimpulkan b ahwa
Indonesia menganut sistem Tr ias Politica yang merupakan suatu
konsep pemisahan kekuasaan y ang dikemukakan oleh John Locke
(1632-1704) dan Montesquieu (1689-1755). Dalam konsep ini
kekuasaan d alam neg ara terbagi atas tiga bagian y aitu kekuasa an
legislatif, kekuasaan eksekutif d an kekuasaan yudikatif.Demokrasi
y ang dianut Indonesia ad alah demokrasi y ang didasari oleh nilai-nilai
Pancasila. Demokrasi ini masih dalam tah ap perkembangan dan
pandangan. Sepanjang sejarah Indonesia telah melaksanakan b eberapa
sistem d emokrasi yang b erbeda-bed a setiap masany a.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi
beberapa periode antara lain1 :
1 . Masa R ep u b l ik Indo n es ia I ( 19 45 -195 9) : M asa D emo k r asi K o n s t i t u s i o n a l .
2 . Masa R e p u b lik Indo n e sia I I ( 195 9 -196 5) : Mas a D emo k ra si T er p i mp in
3 . Masa Rep u b lik Indo n esia III (196 5-199 8) : Masa D emo k ra si Pa n casila
4 . Masa Re p ub lik In don es ia IV (1 998 -sek arang) : Masa Re fo r mas i
Tetapi yang tidak dapat d isangkal ialah bahwa beberapa nilai
pokok d ari d emokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam
Undang-Undang Dasar 1945 y ang belum diamandemen .2
Yang mana dikemukakan bahwa sy arat-sy arat dasar untuk
terselenggaranya pemerintahan y ang demo kratis di bawah rule of law
ialah
1) Perlindungan Konstitusional, d alam arti bahwa konstitusi,
selain menjamin h ak-hak individu, harus menentukan pula
cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak
y ang dijamin
2) Bad an kehakiman y ang bebas dan tidak me ngikat (
independent dan impartial tribunals)
3) Pemilihan u mu m y ang bebas
1
M i r i a m B u d i a r d j o , 2 0 1 0 ,D a s a r - D a s a r I l m u P o l i t i k, E d i s i R e v i s i , J a k a r t a : G r a me d i a P u s t a k a U t a ma , H a l . 1 2 7 - 1 3 4
4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5) Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi
6) Pendidikan kewarganegaraan ( civil education)3
Gagasan pokok atau gag asan dasar suatu pemerintahan
demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya
manusia me mpuny ai kemamp uan yang sama dalam hubungan sosial.
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok
demokra si, y aitu:
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam p emerintah an, misalnya
pemilihan wakil-wakil raky at untuk lemb aga perwakilan rakyat
secara langsung, u mu m, bebas, dan rahasia.
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya
tindakan pemerintah untuk me lindungi hak-hak asasi manusia
demi kepentingan bersama.
Dalam k ehidupan demokrasi, raky atlah y ang p aling mengetahui
kebutuhanny a sendiri, walaupun dalam perkemb anganny a sistem
demokrasi sangat rentan dengan chaos, suasana yang kacau dan
ketidakteraturan sehingga dalam setiap pemilu yang dilakukan se tiap
masy arakat bebas dalam menentukan pilihanny a.
Pemilihan u mu m adalah salah satu instru men d alam demokrasi
untuk meny alurkan pendapat warga negara yang dilakukan berdasarkan
serangkaian proses hukum. Salah satu syarat peme rintahan demokratis
ad alah pemilu yang bebas, dalam demokrasi terdap at hard power dan
soft power, y ang mana h ard power itu merupakan lembaga negara y ang
terdiri dari ek sekutif, legislatif dan yudikatif. Sed angkan so ft power
salah satuny a adalah diselenggarakanny a pemilu . Adapun tujuan
pemilu itu adalah sebagai bentuk mewujudkan demo krasi dan seb agai
alat ukur legitimasi sebuah rezim dan individu.4
Pemilu merupakan salah satu u saha untuk mempengaruhi rakyat
secara p ersu asif (tidak memaksa) d engan melakukan kegiatan r etorika ,
public relations, komunikasi massa, lobby dan kegiatan lainny a.
Meskipun agitasi dan propaganda di negara demokrasi sangat dikecam,
namun dalam k ampany e pemilihan u mu m, teknik agitasi dan teknik
propaganda b anyak juga dipak ai oleh para kandidat atau politikus
selaku komu nikator politik. Dala m pemilu, para p emilih disebut
sebagai konstituen, d an kepada merek alah para pe serta pemilu
men awarkan janji-janji dan program-programny a pad a masa kampany e.
Kamp anye dilakukan selama waktu y ang telah ditentukan, men jelang
hari pemungutan suara.
Melalui pemilihan umum, pemerintah ak an merangku m pendapat
y ang akan men entukan pengambilan keputusan politik untuk
me mbentuk pemerintahan berikutny a. Dalam pemilu p asti me merlukan
partisipasi dari raky at, partisipasi sendiri terbagi dua, yaitu
Au thonomous (dorongan dari diri sendiri) dan Mobilize (dorongan dari
orang lain).
Dalam proses demokrasi Indonesia yang telah b erlangsung
sesungguhnya semenjak berakhirny a rezim Ord e Baru, telah memb uka
kran demokrasi yang selebar-lebarnya d alam sisitem politik di
Indonesia. Tiga puluh dua tahun pe merintahan yang dianggap otoriter
me mang men erapkan sistem y ang menutup semua ak ses dalam usaha
berserikat dan b erargu mentasi dalam usah a mengkritik pemerintah
y ang semuany a memang merupakan upay a dalam melanggengkan
kekuasaan selama mungkin dalam satu tangan, y ang cenderung
mengarah pada absolutisme kekuasaan.
Era Reformasi menjadi jawaban atau antithesis dari Orde Lama
y ang arogan. Tanggal 23 Mei 1998 menjadi titik tolak dari perubahan
gay a politik y ang lebih merdeka dalam arti sesungguhny a bukan dalam
arti yang diterapkan oleh rezim o rde baru . Pidato mundurny a Soeharto
men jadi momen sejarah y ang tid ak dilupakan karena menjadi momen
y ang ditunggu-tunggu dalam perjuangan demokrasi di Indonesia.
Demokrasi telah dijalankan dengan azas kebebasan y ang bertanggung
jawab , artinya kebebasan yang dianut ad alah k ebebasan y ang
bertanggung jawab bukan kebebasan y ang tiada batas aturan hukum
atau norma dalam setiap tindakan dan perbuatan. Wujud demokrasi
paling terasa dalam masa reformasi adalah dua kali pemilihan u mu m
y ang telah berjalan d engan raky at telah bisa memilih sendiri wakil
rakyatny a.
Pemilu 2004 menjadi titik tolak yang dapat dijadikan mo mentu m
sejarah yang tidak bisa dipisahkan dalam p roses politik di Indonesia.
Raky at perta ma kali me milih wakil raky at dan wakilny a dalam
pemerintahan (pemilu legislatif d an presiden), suara rakyat memang
men jadi kekuatan terbesar dalam men entukan siapa y ang pantas duduk
men jadi wakilny a, bukan lagi sistem y ang menekan dengan
mengandalkan alat-alat represif negara. Rakyat dengan semangat
azas rasionalitas dalam me milih siapa y ang pantas dan siapa y ang tidak
pantas dalam menduduki tempat terhormat mewakili raky at.
Dalam dua k ali pemilihan umu m tahun 2004 dan 2009 telah
menggoresk an sebuah garis sejarah politik yang baru di Indonesia.
Munculnya puluhan partai y ang ikut bersaing dalam p roses demokrasi
dalam p emilu , atau b ahkan mungkin ada ratusan partai yang b erusahan
mengikuti tapi tidak lulus dalam p roses verifikasi yang ditetapkan oleh
KPU. Hadirnya puluhan partai p eserta pemilu memang men jadi
cermin an y ang tidak terbantahkan bahwa proses d emokrasi telah
dihadirkan di Indonesia, walau memang ma sih menjadi perdebatan
sengit bahwa ini masih berad a pada taraf d emokrasi prosedural bukan
pada esensinya. Tapi ini juga men jadi perhatian khusus bahwa partai di
Indonesia bukan hanya PDI-P, Golkar, atau PPP y ang merupakan usaha
dari rezim orde baru meleburkan semua partai dalam tiga basis yaitu,
basis nasionalis dalam tubuh PDI-P, basis pemerintah dalam tubuh
Golkar, dan basis Aga ma d alam tubuh PPP.5
Pemilu tahun 2014 mendatang bisa dikatakan sebagai momen
politik y ang paling b any ak disoroti media, ada catatan sejarah baru
y ang hadir d alam dinamika politik Indonesia. Pe rubahan konstalasi
politik telah terjadi, do minasi partai-partai y ang secara historisnya
telah mematenkan namany a dalam perta rungan politik mu lai digeser
oleh sebuah partai y ang bisa dikatakan muda ya itu Partai Gerindra.
Berbagai perdebatan y ang muncul memposisikan Partai Gerindra
sebagai bah an diskusi terk ait salah satu calon pemenang pemilu tahun
2014.Hal ini d ikuatkan atas pencapaian Partai Gerindra secara
5
nasional. Partai Gerindra pada pemilu 2009 mampu mendap atkan
peringkat 8 besar d an meraih 4,5 % suara di tingkat n asional, p adahal
terbilang bahwa Partai Gerindra adalah partai y ang ma sih sangat baru
pada saat itu .
Pada ha sil pe milu 2009 y ang lalu khususnya di Kota Medan,
Partai Gerindra tid ak mendapatkan dukungan y ang banyak.
Ketidakmampuan Partai Gerindra memperoleh satu kursi di DPRD
Kota Medan membuat beban tersendiri di Partai Gerindra untuk
melakukan strategi-strategi politik yang lebih baik d alam upaya
pencapaian hasil y ang maksimal pada pemilu 2014 mendatang. Salah
satu strategi y ang dilakukan y akni dengan melakukan seleksi y ang
lebih baik d alam menetapkan o rang-orang yang ak an di usung Partai
Gerindra sebagai calon legislatif pada pemilu 2014 di Kota Med an
mendatang.
Bany aknya p artai politik yang b erkomp etisi pad a pemilih an
u mu m tahun 2014 terny ata me mp engaruhi kualitas calon anggota
legislatif yang diusung oleh Partai Gerindra. Partai Gerindra ingin
mengusung calon anggota legislatif y ang memiliki nilai jual y ang ba ik.
Dimana yang terjadi saat ini, partai politik y ang ada tidak lagi
memperhatik an kualitas calon anggota legislatif, tetapi partai politik
lebih memprioritaskan perolehan su ara dala m pemilihan u mum. Setiap
masa periode pemerintahan, kinerja lembaga legislatif selalu diwarnai
permasalahan y ang tid ak seharusny a dilakukan sebagai wakil raky at,
seperti misalny a perbuatan KKN, tindakan asusila, money politics,
pemalsuan ijazah sa at pencalonan dan lain-lain. Seharusnya demi
men egakkan etika dan mo ralitas, seorang elit politik pada p artai politik
demi mendukung upaya p enegak an hukum. Karena pada sisi lain p artai
politik sering menutupi kesalahan y ang dilakukan oleh kaderny a,
terutama calon anggota legislatif y ang notabene ad alah peny ampai
aspirasi masy arakat. Oleh sebab itu , dalam pen entuan calon anggota
legislatif Parti Gerindra akan dilakukan dengan seleksi bertahap y ang
ketat guna mendapatkan calon yang lay ak.
Bentuk-bentuk tahapan dalam penentuan calon anggota legislatif
y ang diusung Gerindra pada saat ini masih menggunakan metode
rekrutmen terbuka, diman a proses ini dibuat bagi siapa saja yang ingin
membawa nama Partai Gerindra sebagai p erahu politik untuk maju
sebagai calon legislatif. Dalam p roses rekrutmen terbuka ini, semua
warga negara y ang me menuhi sy arat-sy arat tertentu me mpunyai
kesempatan y ang sama untuk menduduki posisi-posisi y ang ada dalam
lembaga negara/pemerintah. Dalam rekrutmen terbuka, suasana
ko mp etisi untuk mengisi jabatan biasany a cukup tinggi, sehingga
orang-orang yang benar-bena r sudah teruji saja y ang akan berhasil
keluar sebagai p emenang. Ko mpetisi tersebut biasany a meny angkut
pengetahuan u mu m tentang Partai Ge rindra dan visi tentang keadaan
masy arakat atau yang dikenal sebagai platform politik serta nilai mo ral
y ang melekat dalam diri termasuk integritas.
Proses rekrutmen terbuka sep erti ini yang akan se makin
membu at ketertarikan bagi pen eliti untuk melihat seb agaimana
rekrutmen terbuka oleh Partai Gerindra dalam me netapkan nama -nama
y ang dianggap telah lulus dalam seleksi rekrutmen Partai Gerindra
untuk diusung sebagai calon legislatif y ang akan membawa nama
Partai Gerindra dalam pertarungan politik di Pemilu 2014 di Kota
Melihat konstalasi politik y ang ada, say a mendapat k etertarikan
dalam melih at fakta yang ada. Partai Gerindra sebagai partai baru
me miliki target me mperoleh kursi di DPRD Kota Medan pada
pemilihan u mu m 2014 mendatang. Dalam era politik sekarang
kemampu an partai politik dala m memperoleh ha sil suara signifikan
tid ak lepas dari kema mpuan partai politik dalam menggalang masa
untuk dapat memi lih sesuai keinginan partai, inilah yang sering
dikatakan d engan mobilisasi politik partai, dimana partai berusaha
menggiring ma sy arakat sesuai metode dan aturan p artai dalam u saha
mengu mpulkan pemilih sebany ak-bany akny a.
D a la m men y amb u t P emi lu 2 0 14 , P ar tai G erin d r a te lah me mp er s ia p k an s eg ala u s ah a d a la m u p ay a me men an g k an p e rs ai ng an d eng an p ar ta i- p ar ta i lai n . U p ay a - up ay a ter s ebu t d i la k uk an d eng an b erb aga i ca r a, s ala h s atu ny a p ro se s re kru t me n d an p en eta p an c alo n y ang ak an d i me n angk an d ala m p e milu 2 014 . P en eta p an o r ang -o ran g y an g ak an d iu s ung o le h G er in dr a mer u p ak an h as il d ar i p ro se s p enj ar in g an dan r ek ru t men y ang dila k u k an oleh P ar ta i G er ind r a. D a la m h al in i, b a ik ti d akny a c alo n y ang d iu s ung ak an d i ten tu k an d ar i p r o se s r e k r u tm e n o le h P ar t ai G er i n d r a .
b erk u a litas y an g a kan me mb a w a v is i mi s i d an p ro gr a m k er ja P ar tai G e r in d r a.
D i d asa r i o leh u r aian sin g k at y ang d i se rt ai d eng an fak t a- fak ta s e p er ti d i ata s, k et er tar ik an p enu l is in gin men g eta h u i b a g aiman a p ro s es p en e tap an ca lo n legisla tif y an g ak an d iu su ng o leh Partai G erin d r a d ala m k eik u tse rt aan ny a d i Pe milu 2 01 4 khu su sny a d i K o ta Med an .
I.2 Perumusa n Masalah
Pemilu merupakan sebuah mek anisme y ang dijalankan dalam
sebuah negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan raky at. Pada
Pemilu 2014 mendatang khususnya di Kota Medan ak an menjadi ajan g
pembuktian bagi pa rtai-partai politik beserta dengan calon y ang
diusung untuk mendap atkan suara terbanyak. Diman a pemenang dalam
Pemilu 2014 mendatang akan me ndap atkan kursi di DPRD Kota Medan
dan akan men jabat sebagai wakil raky at y ang memiliki fungsi-fungsi
seperti legislasi, penganggaran dan pengawasan . Dalam h al ini
penetapan calon-calon legislatif oleh partai politik merupakan sebuah
hal penting y ang harus dilakukan oleh partai politik . Proses penetapan
tersebut biasany a dapat dilakukan melalui mek anisme rekrutmen
politik. Dimana rekrutmen politik merupakan sebuah fungsi dari
sebuah partai politik.
Peru mu san masalah merupakan penjelasan mengenai alasan
mengap a masalah yang dikemu kakan dalam p enelitian itu dipandang
men arik , penting dan perlu untuk diteliti. Perumu san masalah juga
aan-pertanyaan penelitian apa saja y ang p erlu dijaw ab atau dicarikan jalan
pemecahanny a.6
Berdasarkan uraian y ang telah disebutkan di atas, maka d engan
demikian yang menjadi pokok permasalah an dalam p enelitian ini ialah
“Bagaimana proses penetapan calon anggota legislatif dari Partai
Gerindra DPC Kota Medan Pada Pemilu 2014 ?”
I.3 Pembatasa n Masalah
Batasan masalah berfungsi untuk memb atasi kary a ilmiah/penelitian
ag ar tidak melebar d an tetap fokus pada permasalahan y ang akan
diteliti. Adapun batasan masalah y ang digunakan dalam p enelitian ini
ad alah penelitian ini difokuskan pada proses mekanisme dan tahapan
rekrutmen dalam menetapkan calon anggota legislatif y ang akan
diusung oleh Partai Gerindra DPC Kota Medan dalam Pemilu 2014
mendatang.
I.4 Tujuan Penelitia n
Adapun tujuan y ang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1 . U n tu k me n g et ahu i b ag a i ma n a p r o se s pen j ar in g an b ak a l calo n a n ggo ta le g isla t if d a r i P ar ta i G er ind r a D P C K o ta Me d an d al a m P e milu 2 014 d i K o ta Med a n .
2 . U n tu k me n g e ta h u i b a g a i man a p r o s e s p en e ta p a n calo n a n g g o ta le g isl a ti f d ala m P e mi l u 2 014 d i K o ta Me d an d ar i P ar tai G er ind ra D P C K o ta Med a n .
3 .
I.5 Manfaat Penelitia n
Selain beberapa tujuan, sebuah penelitian juga diarahkan ag ar
banyak berguna dan me miliki manfaat. Adapun manfaat dari penelitian
ini antara lain ialah :
1 . B a g i p e nulis , p e n eli ti an in i b er man faa t u n tuk men g e mb an gk an k e ma mp u a n b er fik ir se car a si ste ma tis d ala m me li h at fen o men a p o li tik y an g ter ja d i d i masy ar ak at.
2 . S e c a r a t e o r i t i s , p e n e l i t i a n i n i d i h a r a p k a n d a p a t m e mb e r i k a n k o n s tr ib u s i u n tu k me n a mb a h k e il mu a n d a n me n g e mb a n g k a n k on s ep ma u pun t eo r i y ang b erhu bun g an den g an fun gs i r ek r u t men p a r t a i p o l it ik .
3 . B a g i p e mb a ca, d ihar a pk an pe n elit i an i n i d ap a t men a mb ah in fo r mas i dan p eng etah u an ten tan g p artai po litik .
I.6 Kerangka Teori
Sebelu m melakukan pen elitian lebih lanjut, seorang peneliti
perlu menyusun suatu kerangka teori seb agai landasan teori berfikir
untuk menggambarkan dari segi mana pen eliti meny oroti masalah y ang
telah dipilih.7 Hal ini bertujuan untuk lebih fokus terhadap masalah
y ang akan diteliti oleh peneliti.
I.6.1 Partai Politik
I.6.1.1 Definisi Partai Politik
Kata partai politik b era sal dari kata pars dalam b ahasa la tin,
y ang b erarti bagian. Partai Politik adalah sekelomp ok manusia y ang
dikumpulkan oleh kepentingan bersama, atau kemaslahatan menyeluruh
y ang didasari oleh ikatan keyakinan maupun keiman an atau atas dasar
kekufuran dan k efasikan serta kemaksiatan , atau atas dasar ikatan
kelahiran atau kabilah suku dan nasab tertentu atau karena ikatan
profesi dan bah asa atau apa saja b entukny a dari berbag ai ikatan
maupun sifat kemaslahatan y ang mengharuskan manu sia berku mpul
atasny a dan mendukungny a8. Defenisi tertua mengenai partai politik
mu ngkin bisa dirujuk dari pendapat Ed mund Burke, tokoh politik
Inggris (1729-1797). Burk e pad a tahun 1771 me nulis bahwa partai
politik merupakan kumpulan orang-orang y ang bertujuan untuk
mempro mosikan , dengan u saha bersama-sama, k epentingan nasional
berdasarkan beberap a prinsip khusus y ang telah mereka setujui
bersama. Namun Burke khawatir partai politik hany a akan digunakan
oleh masa sebagai alat untuk memp eroleh k ekuasaan dan untuk
memuask an kepentingan mereka sendiri.9
Selain Burke, Carl Friedrich mengajukan pengertiannya tentang
partai politik, y akni partai politik sebag ai k elomp ok manusia y ang
terorganisa si secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau
me mpertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin materil
dan ide kep ada anggotany a. Sementara itu Soltau menjelask an p artai
politik sebagai y ang sedikit bany ak terorganisasikan , y ang bertindak
sebagai suatu kesatuan politik, dan memanfaatk an kekuasaannya untuk
kebijakan umu m y ang mereka buat.10
8 A l - M u b a r a k f u r i , S h a f i y u r r a h ma n , 2 0 0 8 ,I s l a m d a n P a r t a i P o l i t i k, J a k a r t a : P u s t a k a A t - t a z k i a ,
9
E d mu n d B u r k e , 1 9 7 1 . T h o u g h t s o n t h e Ca u s e Of P r e s e n t D i s c o n t e n t s , d a l a m W o r k s ( B o s t o n : l i t t l e , Br o w n ) , v o l . 1 . H a l . 1 5 1
Miriam Budiardjo me ndefinisikan partai politik sebagai suatu
kelo mpok y ang terorganisir, y ang anggota-anggotany a mempunyai
orientasi, nilai-nilai dan cita-cita y ang sama. Tu juan kelo mpok ini
ad alah untuk memperoleh kekuasaan politik dan me rebut kedudukan
politik.
Selain itu Ramlan Surbakti mendefinisikan p artai politik adalah
sekelo mpok anggota yang terorganisir secara rapi dan stabil y an g
dipersatukan dan dimotivasi dengan ideologi tertentu dan y ang
berusaha men cari dan memp ertahankan kekuasaan d alam pemerintahan
melalui pemilihan umum dan cara-cara lain y ang sah guna
melaksanakan alternatif kebijakan u mu m yang merek a susun, sebagai
hasil d ari p emaduan berbag ai kepentingan y ang hidup dalam
masy arakat.11
Giovanni Sartori adalah ahli lain yang merintis me ngen ai studi
kepartaian. Ia mendefenisikan p artai politik sebagai suatu k elo mpok
politik y ang mengikuti pemilihan u mum d an melalui pemilih an u mu m
itu , mampu mene mpatkan calon- calonnya untuk menduduki jab
atan-jabatan politik. Defenisi ini lebih bersifat taktis karena
menghubungkan langsung partai politik d engan pemilu dan tujuannya
langsung untuk memp eroleh kekuasaan dengan cara menempatkan
wakil-wakilnya pada jabatan-jabatan publik. Pengertian y ang
dikemukan Giovanni Sa rtori ini mungkin d apat dika takan sebagai
cermin an partai- partai politik di era modern seperti sekarang ini. 12
Defenisi partai politik berdasarkan Undang-Undang Nomo r 2
Tahun 2008 Pasal 1 Huruf 1 mendefinisikan partai politik sebagai
11 I b i d
organisasi y ang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelo mpok warga
Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan keh endak dan
cita-cita untuk memp erjuangkan dan me mb ela kepentingan politik
anggota, masy arakat, bangsa, dan Negara,serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.13
Partai politik memp unyai posisi d an peranan y ang sangat penting
dalam setiap sistem d emokrasi. Partai me mainkan peran penghubung
y ang sangat strategis antara proses-proses p emerintahan dengan warga
negara. Partai politik adalah merupakan salah satu dari bentuk
pelembagaan sebagai wujud ekspresi ide-ide, pikiran, pandangan dan
key akinan bebas da lam masy arakat demokratis. Partai politik juga
sangat berperan dalam proses dinamis p erjuangan nilai dan
kepentingan d ari konstituen y ang diwakiliny a unutk men entukan
kebijakan dalam konteks kegiatan bernegara. Partai politiklah y ang
bertindak sebagai p erantara da lam p roses-proses pengambilan
keputusan berneg ara, yang menghubungkan antara warga n egara
dengan institusi-institusi kenegaraan .
I . 6 . 1 . 2 F u n g s i P a r ta i P o l i t i k
I.6. 1.2 .1 Fu n g si Artik ula si Kepen tin ga n
Artikulasi kepentingan adalah su atu proses penginputan berbagai
kebutuhan, tuntutan d an kepentingan melalui wakil-wakil k elo mpok
y ang masuk d alam lembaga legislatif agar k epentingan , tuntutan dan
kebutuhan k elo mpokny a dapat terwakili dan terlindungi dalam
kebijakan publik.14
Pemerintahan dalam meng eluarkan suatu keputusan dapat
bersifat menolong ma sy arakat dan bisa pula dinilai sebagai
kebijakanaan y ang justru menyulitkan masy arakat. Wakil k elo mpok
y ang mungkin gagal dalam melindungi kep entingan kelo mpokny a akan
di anggap menggabungkan kep entingan kelo mpok, dengan demik ian
keputusan atau kebijakan tersebut dianggap merugikan kep entingan
kelo mpok.
Bentuk artikulasi yang paling umum disebuah sistem politik
ad alah pengajuan permohonan secara individu kepada p ara anggota
dewan (legislatif) atau kepada d ewan daerah . Kelo mpok kepentingan
y ang ada b ertujuan untuk lebih mengefektifk an tuntutan dan
kepentingan kelo mpokny a.
I.6.1 .2.2 Fung si Agregasi Kepentingan
Agregasi kepentingan merupak an cara bagaimana tuntutan –
tuntutan y ang dilancarkan oleh kelomp ok-kelomp ok yang berbeda,
digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan k ebijakan publik.
Dalam masyarakat demokratis, partai menawarkan program politik d an
meny amp aikan usul-usul pada badan legeslatif. Agreg asi kepentingan
dalam sistem politik di Indonesia berlangsung dalam diskusi lembaga
legeslatif. DPR berupay a meru muskan tuntutan dan
kepentingan-kepentingan y ang di wakilinya. Namun penetapan kebijak an (UU)
bukanlah hak semata-mata pihak legislatif. DPR bersama Presiden
me miliki hak untuk mengesahkan Undang-Undang. Tentu saja akan
terjadi persaingan ketat untuk meng angkat g agasan dan me menuhi
tuntutan-tuntutan kelo mpoknya. Akan tetapi dengan adany a prinsip
mu sy awarah dan mu fakat, sangat banyak membantu persaingan antara
wakil pa rtai dalam agregasi kepentingan.
I. 6. 1.2 .3 Fu n g si So s ia lis a s i P o l it ik
Sosialisasi Politik merupakan suatu cara untuk memp erkenalkan
nilai-nilai politik, sikap-sikap d an etika politk y ang berlaku atau y ang
dianut oleh suatu negara. Pemb entukan sikap-sikap politik atau untuk
membentuk suatu sikap dan key akinan politik dibutuhkan waktu y ang
panjang melalui proses y ang berlangsung tanpa henti. Terdapat dua hal
y ang penting dalam so sia lisasi politik, yaitu pertama bahwa sosialisasi
politik berjalan terus men erus selama hidup seseorang. Sikap-sikap dan
nilai-nilai yang didapatkan dan terbentuk pada masa kanak-kanak akan
selalu disesu aikan atau akan diperkuat sementara ia mengalami
berbagai pengalaman sosial. Kedua: sosialisasi politik dapat berwujud
transmisi dan pengajaran . Artiny a dalam so sialisasi itu terjadi interaksi
antara suatu sikap dan keyakinan politik y ang dimiliki oleh generasi
tua terhadap generasi mud a yang cenderung masih flek sibel menerima
pengaruh ajaran.
Transmisi dan p engajaran tersebut dapat berwujud:
a. Interaksi langsung y aitu pengajaran formal ataupun doktrinasi
su atu ideologi.
b. Interaksi tak lansung, y ang sangat erat pengaruhny a pada masa
kanak-kanak, di man a berkemb ang sifa t p enurut atau sikap
me mp engaruhi sikapny a dimasa d ewasa terhadap p emimp in
politikny a d an terhadap sesama warga Neg ara.15
Sosialisasi politik tidak pernah berhenti tetapi berlangsung terus
men erus sep anjang usia. Begitu kita melihat atau melibatkan diri
dalam kelo mpok-kelo mpok dan peranan-peranan sosial yang baru y ang
berbeda dengan pengalaman h idup y ang kita alami cenderung
mengubah perspektif politik seseorang.
I.6.1 .2.4 Fung si Rekrutmen Po litik
Rekrutmen politik ad alah suatu proses seleksi atau rekrutmen
anggota-anggota kelo mpokny a dalam jabatan-jabatan ad ministrasi
maupun politik . Fungsi rekrutmen ini semakin besar porsinya
man akala p artai politik itu merupakan partai tunggal seperti d alam
sistem politik totaliter, atau man akala partai ini merupak an parta i
may oritas d alam badan perwakilan raky at sehingga berwenang
me mbentuk pemerintahan dalam sistem politik demokrasi. Fungsi
rekrutmen merup akan kelanjutan dari fungsi mencari dan
mempertahankan kekuasaan. Setiap partai politik memiliki pola
rekrrutmen y ang berbeda. Pola perekrutan anggota p artai disesuaikan
dengan sistem politik y ang dianutny a. Di Indonesia, p erekrutan dengan
sistem politk berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon peserta
y ang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat o leh suatu badan
resmi. Selek si ini dimu lai dari seleksi ad ministrasi, penelitian khusus
y aitu meny angkut kesetiaan pad a id eologi negara.
I.6.1 .2.5 Fung si Komunikasi Politk
Ko munikasi politik ad alah salah satu fungsi yang dijalankan oleh
partai politik dengan segala struktur yang tersedia, mengad akan
ko munikasi in formasi, isu dan gagasan politik. Ko munikasi politik
ialah proses peny amp aian informasi mengenai politik dari p emerintah
kepada masy arakat dan dari masy arakat kepada pemerintah. Dalam hal
ini partai politik berfungsi seb agai komunikator politik yang tidak
hanya menyampaikan segala k eputusan dan penjelasan pemerintah
kepada masya rakat sebagaiman a diperankan oleh partai politik
dinegara totaliter tetapi juga meny ampaikan aspirasi dan kep entingan
berbagai kelompok masy arakat kepada pemerintah. Partai politik
men jalankan fungsi sebag ai alat mengkomunikasikan pandangan dan
prinsip-prinsip partai, program kerja partai, gagasan partai dan
sebagainya. Agar anggota partai d apat mengetahui prinsip, p rogram
kerja partai atau pun gagasan partainy a untuk menciptakan ikatan
mo ral pada p artainya, komunikasi politik sepe rti ini menggunakan
med ia partai itu sendiri atau media massa lainny a.16
I.6.1.3 Tipologi Par tai Politik
Setiap partai politik me miliki karakteristik y ang berbeda. Menurut
Hary anto pada umumny a terdapat dua model partai yang berbeda
berdasarkan ko mposisi dan keanggotaanny a, y akni:
I.6.1.3.1 Partai Anggota (Partai Massa)
Partai anggota atau p artai massa, dengan ciri utamany a jumlah
anggota atau p endukung yang banyak. Meskipun demikian, partai jenis
ini memiliki program yang agak kabur. Partai ini me miliki struktur dan
organisasi y ang lebih lengkap (dari tingkat lokal sampai n asional) dan
kuat dibanding partai kader. Ju mlah anggota tinggi dan keterikatan
pada partai lebih kuat dan mendalam. Keterlibatan anggota dalam
partai (selek si kandidat, formulasi kebijakan) lebih tinggi dibanding
partai kader. Tingginy a jumlah anggota dan aktifis merupak an satu
kelebihan partai anggota. Partai jenis ini berbasiskan individu-individu
y ang jumlahny a besar, tetapi k erap tersingkirk an dari kebijakan
negara. Partai ini kerap memo bilisasi massa pendukungnya untuk
kepentingan partai.
I.6.1.3.2 Partai Kader (Partai Pemilih)
Partai kader mengandalk an kader-kadernya utntuk loyal. Partai
kader ini tidak terlalu memiliki bany ak anggota seperti pad a p artai
massa karen a memang partai ini tidak me mentingkan jumlah, tetapi
lebih memen tingkan disiplin dan ketaat an dalam berorganisasi.
Doktrin dan ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya.
Biasany a hany a pengurus atau kandidat direkrut oleh partai, bukan
anggota biasa. Tingkat organisasi partai kader kurang tinggi. Partai ini
lebih memen tingkan sukses di pemilu, ma ka disebut p artai pemilih.
Ju mlah pemilih dibanding jumlah anggota sangat tinggi, ak an tetapi
pada u mumny a keterikatan pemilih pad a partai tidak terlalu kuat.
Karena jumlah anggota k ecil p artai kader membutuhkan penggunaan
untuk ko munikasi dengan pemilih . 17
17 I c h l a s u l Ama l , 1 9 9 6 , T e o r i - T e o r i M u t a k h i r P a r t a i P o l i t i k E d i s i R e v i s i ,
Menurut Ichlasul Amal, mod el partai politik berdasarkan tingkat
ko mitmen partai terhadap ideologi dan kepentingan, terdapat lima jenis
partai politik, yaitu:
1 . Pa rt ai P r oto a d ala h tip e p ar ta i po lit i k s eb elu m m en c ap ai tin gk at p erk e mb ang an d ew as a in i. C ir i y an g p aling men o n j o l dala m p a rt a i in i a d a la h p emb e d a a n an ta r a k e lomp o k a n g g o ta a ta u “i n s” d eng an no n an ggo ta atau “ou ts”. S el eb ih ny a p ar tai in i b el u m m en un ju k k an ci r i s e b a g a i p a r t a i p o l i t i k d a l a m p e n g er t i a n mo d e r n . K ar e n a i t u s e s u n g g u h n y a p a r ta i in i d ib e n tu k b e r d a s a r k a n p e n g e lo mp o k an id eo lo g is masy ar ak at.
2 . Pa rtai K ader meru p aka n p e rk e mb ang an le bih lan ju t da ri p a r tai p ro to . Ke an ggo ta an p artai in i te ru ta ma b erasal d ari g o long an k elas men e n g ah k e ata s. A k ib a tny a, id e o log i y an g d ianu t p ar ta i i n i a d alah k on serv a tis me ek s tr i m atau ma k si ma l r efo r mis mo d er at .
3 . P a r t a i M a s s a , mu n c u l s a a t t e r ja d i p e r l u a s a n h a k p i l i h r a k y a t s e h i n g g a d ian gg ap s eb ag a i re sp on po li tis d a n o rg an isa sio n a l b ag i p er lua san h ak- h ak p ilih ser ta p e rl u asan l eb ih l an ju t h ak -h ak p ilih ter s eb u t. Pa rtai massa, b e ro rien tasi p ad a b a sis p endu kun g y ang lu a s, mis alny a b uruh , p e tan i, d an kelo mp o k a g a ma, d an me mi l ik i id eo l o g i y ang c u k u p je las u n tu k me mo b i l is a s i ma s s a s e r ta men g e mb a n g k a n o rg a n isa si y an g cu kup r ap i un tuk men c ap ai tu j u an- tu ju an id eo lo g isny a.
4 . Pa rt ai D i k t ato r ia l s eb en a rny a mer up a k an su b tip e d ari p ar tai ma ss a, tetap i me mi l ik i i d e o lo g i y a ng le b ih k ak u d an r ad ik al. P emi mp in ter t in g g i p ar tai me l ak uk an k on tr o l y ang san g at k e tat t er h ad ap p engu ru s b aw ah an mau pun an gg o ta p a rtai. Rek ru t me n an ggo ta p artai d ilak u k an se car a leb ih se lek tif d a r ip ad a p ar tai ma ss a.
K i rhh e i mer un tu k me mb er ik a n t ip o logi p a d a k ec end eru ng an p eru b ah an k ar ak te ri st i k . C atch - all d ap at d iartik a n se b ag ai men a mp u n g k elo mp o k- k elo mp o k so s ial se b any ak mu n gk in un tuk d ijad ik a n an ggo t any a. T u ju an u ta ma p a r ta i in i a d alah me me n ang k an p e mi lih an u mu m d e n g an cara men a w ar k an p rog ra m- p r o gram d a n k e u n tun g an b ag i a n g g o ta n y a s e b a g a i p en g g a n ti id e o lo g i y a n g k ak u .
I.6.2 Rekrutmen Politik
I.6.2 .1 Defenisi Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik me meg ang p eranan penting dalam sistem
politik suatu negara k aren a proses ini menentukan orang-orang y ang
ak an menjalankan fungsi-fungsi sistem p olitik negara itu me lalui
lembaga-lemb aga yang ada. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan
su atu sistem politik terg antung pada ku alitas rekrutmen politik.
Menurut Noe At, rekrutmen didefinisikan sebagai p elaksanaan atau
aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan
men cari tenaga kerja y ang poten sial.18 Sedangkan Suharno meny atakan
rekrutmen politik ada lah p roses pengisian jab atan-jabatan pada
lembaga-lemb aga politik, termasuk partai politik dan ad ministrasi a tau
birokrasi oleh orang-orang yang ak an menjalankan kekuasaan politik.19
Menurut Cholisin, rekrutmen politik adalah seleksi d an
pengangkatan seseorang atau kelo mpok untuk melaksanakan sejumlah
peran dalam sy stem politik pada umumnya dan pemerintahan pada
khususny a.20
18 h t t p : / / w w w . r a d a r b a n g k a . c o . i d / r u b r i k / d e t a i l / g l o b a l / 5 2 9 / r e k r u t me n p o l i t i k d a n
-k a d e r - l o n c a t - -k a t a -k . h t ml d i a -k s e s p a d a 2 9 O -k t o b e r 2 0 1 3 p u -k u l 2 0 . 5 0 W I B 19
I n u K e n c a n a S y a f i e , 2 0 0 9 , P e n g a n t a r I l m u P o l i t i k , B a n d u n g : P u s t a k a R e k a C i p t a,
Sedangkan Cheng Prudjung mengatakan bahwa rekrutmen politik
ad alah suatu proses seleksi anggota-aggota kelomp ok untuk mewakili
kelo mpokny a dalam jab atan ad ministratif maupun politik. Dalam
pengertian lain, rekrutmen politik merupakan fungsi penyelekksian
rakyat untuk k egiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui
penampilan dalam med ia komu nikasi, menjadi anggota organisasi,
men calonkan diri untuk jabatan tertentu dan sebagainya.21
Prihatmoko Joko J mengatakn bahwa rekrutmen politik y aitu
penyeleksian raky at terhadap tokoh-tokoh y ang mencalonkan diri
sebagai kep ala daerah baik Gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil
bupati atau walikota/wakil walikota. Actor utama sistem pemilihan
kepala daerah adalah raky at, parpol dan calon kep ala daerah. Ketiga
aktor tersebut terlibat langsung dalam k egiatan pemilihan kepala
daerah . Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran p emilih, pendaftaran
calon, p enempatan calon, kamp any e, p emungutan dan penghitungan
su ara, dan p enetapan calon terpilih.22
Partai politik dalam pengertian modern dapat didefinisikan
sebagai suatu kelomp ok y ang mengajukan calon-calon bagi jabatan
publik untuk dipilih oleh raky at sehingga dapat mengontrol atau
me mpengaruhi tindakan-tindakan pemerintah . Anggota kelompok y ang
direkrut adalah yang memiliki suatu kemampu an atau bak at y ang
sangat dibutuhkan untuk suatu jabatan politik. Untuk merekrut calon
anggota cara yang digunakan mungkin dengan cara melakukan
pengkaderan y ang sebelu mnya diawali dengan kontak pribadi, persuasi
21 h t t p : / / c h e n g x p l o r e . b l o g s p o t . c o m/ 2 0 1 0 / 1 2 / r e k r u t me n - p o l i t i k . h t ml d i a k s e s p a d a 3 0
O k t o b e r 2 0 1 3 p u k u l 1 1 . 0 0 WI B
22 J o k o J . P r i h a t mo k o , P e mi l i h a n K e p a l a D a e r a h L a n g s u n g , S e ma r a n g : P u s t a k a
dan lain- lain Setiap sistem politik me miliki sistem atau prosedur
rekrutmen y ang berbeda. Pola rekrutmen anggota p artai disesuaikan
dengan siste m politik y ang dianut oleh partainy a. Di Indonesia, pola
rekrutmen politik berlangsung melalui pemilu setelah setiap calon
peserta yang dicalonkan oleh partainy a diseleksi dengan sangat ketat
oleh suatu b adan resmi.
Di era reformasi, rekrutmen politik adalah proses pengisian
jabatan politik dalam sebuah negara, agar sistem politik dapat
me mfung sikan dirinya dengan sebaik-baikny a, guna me mb erikan
pelay anan d an perlindungan kep ada masy arakat.
Dalam upay a membangun kesinambungan kehidupan suatu partai
politik, mak a partai politik perlu melakukan rekrutmen politik untuk
mengisi kepengurusan serta k eanggotaan partai, termasuk untuk
men empatkan wakil-wakilny a dalam lembaga legislatif (parlemen).
Selain itu hal ini juga dimaksudkan untuk me mperoleh kader-kader
partai y ang handal untuk memenangan pe rtarungan merebut kekuasaan
melalui pemilu.
Berkaitan d engan p ersoalan rekrutmen, Le ster Seligman
meny atakan bahwa pola rekrutmen men cakup dua proses, y aitu :
1. Perubahan d ari peranan non politik menjadi p eran an
politik yang berpengaruh, dan
2. Penetapan dan seleksi orang-orang untuk memegang
peranan politik y ang khusus. Perekrutan meliputi baik
seleksi atau penetap an pada po sisi-posisi elit y ang
khusus.23
Relevansinya dalam konteks kajian permasalahan y ang akan
diteliti bahwa rekrutme n politik adalah peny eleksian individu-individu
y ang berbakat dan memenuhi prasy arat untuk menduduki jabatan
politik. Lebih khusus lagi, rekrutmen calon anggota legislatif adalah
penyeleksian individu-inidividu y ang berbak at dan telah me menuhi
parasy arat untuk men jadi anggota legislatif, b aik dalam pro ses
penjaringan ma upun penyaringan calon.
Demikian juga rekrutmen menurut Almond dan Powell dimana
rekrutmen politik ad alah suatu proses diman a terjadi penselek sian
calon-calon masy arak at y ang dipilih untuk men emp ati kursi-kursi
penting di d alam peran an politik , termasuk dalam jabatan birokrasi d an
jabatan ad ministrasi. Proses rekrutmen memiliki dua sifat y ang
berbeda yaitu rekrutmen terbuka dan rekrutmen tertutup.
Menurut Almond dan Powell pro sedur-prosedur rekrutmen
politik terbagi dalam du a bagian y aitu:
1. Pros edur tertutup, artiny a rekrutmen dilakukan oleh elit partai
y ang memiliki kekuasaan untuk me milih siapa saja calon-calon
y ang dianggap lay ak diberikan jab atan berdasarkan kemampuan
dan kapasita s yang dimilikiny a untuk memimpin. Sehingga
prosedur ini dianggap prosedur tertutup karna h anya ditentukan
oleh segelintir orang.
23A l w i , A i d i t d a n Z a i n a l , 1 9 8 9 , A KS P, E l i t e d a n M o d e r n i s a s i . Yo g y a k a r t a : L i b e r t y,
2. Pros edur terbuka artiny a setiap masy arakat berh ak untuk
me milih siapa saja y ang bakal menjadi calon pemimpin didalam
negarany a serta pengumuman hasil pemenang dari ko mpetisi
tersebut dilaksankan secara terbuka, dan terang-terangan. 24
Rekrutmen politik terbuka mengandung makna bahwa semua
warga n egara y ang memenuhi sy arat-syarat y ang ditentukan serta
me mpuny ai bakat, tanpa kecuali mempuny ai kesemp atan yang sama
untuk menduduki jabatan politik maupun jabatan pemerintahan.
Sebaliknya, rekrutmen politik tertutup hany a memb erikan kesempatan
kepada orang-orang tertentu sep erti kawan-kawan akrab penguasa, atau
individu-inidividu y ang memp uny ai persamaan agama, daerah, etnis
bahkan keluarga dari pihak penguasa.
Secara teoritis, rekrutmen d engan sistem terbuka b erarti
men erapkan sistem, y aitu suatu seleksi menurut kualifika si teknis,
rasional dan imp ersonal. Sedangkan dalam hal rekrutmen caleg, harus
men cerminkan p erwakilan y ang sebenarny a dari masyarakat. Menurut
Imawan , seleksi anggota legislatif harus memenuhi sy arat-syarat
kapabilitas, popularitas dan ak septabilitas. Ketiga sy arat ini harus
dipadukan. Artiny a sesorang kandidat harus benar-benar memiliki
kemampu an, populer di tengah-tengah masy arakat, diterima o leh
masy arakat serta terpilih melalui prosedur p erwakilan, bukan hanya
sekadar ditunjuk. 25
24 J o k o J . P r i h a t m o k o , 2 0 0 5 , P e m i l i h a n K e p a l a D a e r a h L a n g s u n g, S e ma r a n g : P u s t a k a P e l a j a r , H a l . 2 0 0 - 2 0 3
25 h t t p : / / e j o u r n a l . u n p . a c . i d / i n d e x . p h p / j d / a r t i c l e / … / 1 0 6 4 / 8 9 7 d i a k s e s p a d a t a n g g a l 2
Dalam sistem rekrutmen terbuka ini, setiap warga bebas
berko mpetisi untuk menjadi caleg tanpa tekanan dan batasan-batasan
tertentu oleh kekuatan eksternal. Suasan a ko mpetisi untuk mengisi
jabatan biasany a sangat tinggi, sehingga orang-orang y ang benar-benar
sudah teruji saja yang akan berhasil keluar sebagai pemen ang.
Sementara itu pola rekrutmen dengan sistem tertutup dikenal
dengan sistem nepotisme dan sistem spoil. Nepotisme d apat d iartikan
sebagai usaha untuk memilih dan mengangkat seseorang yang memiliki
hubungan kekerabatan dengan pihak y ang berkuasa dalam sistem
kekuasaan. Sedangkan sistem spoil dapat disebut sebagai usah a untu k
mendudukkan orang tertentu ke dalam jenjang kekuasaan karena
memiliki hubungan aliran ideologi, pandangan hidup y ang sama dengan
pihak yang sedang berkuasa. Berpedo man kepada du a sistem rek rutmen
tersebut, dapatlah dipahami bagaimana seharusny a rekrutmen y an g
ideal bagi caleg.
Kegiatan meny eleksi p ara bak al calon, mengajukan serta
me mberi dukungan p ada para calon y ang bersangkutan merupakan
bagian dari aktifitas politik y ang penting. Dengan demikian partai
politik sangat berpe ran dalam p roses p endidikan politik sebagai
su mber rekrutmen para pemimp in untuk duduk di lembaga legislatif
maupun eksekutif. Rekrutmen politik ini sangat men entukan kinerja
parlemen dalam konstitusi perwujudan janji politik mereka dalam
kebijakan publik.
Dalam era reformasi seperti sekarang ini, rekrutmen politik
dilaksanakan dengan lebih terbuka jika dibandingkan pada era orde
baru. Keterbukaan ini b erperan agar masy arakat benar- benar
mengisi jab atan- jabatan publik . Derajat keterbukaan dalam sistem
politik b erbanding lurus terhadap derajat demokrasi suatu negara. Jadi
semakin terbuka sistem politik suatu neg ara d alam melakukan
rekrutmen politik mak a hampir d apat dipa stikan semakin tinggi pula
derajat demo krasi di n egara tersebut.
Partai politik mempuny ai peran y ang sangat strategis dalam
men entukan individu yang akan mengisi jab atan publik. Ini disebabkan
karena pa rtai politik dipe rbolehkan untuk mengajukan calonny a hampir
disetiap jabatan publik y ang strategis.
Rekrutmen y ang dilakukan untuk menjadi anggota p artai ada
beberapa kriteria y ang harus dipenuhi di antaranya adalah:
1. Pengalaman Organisasi
Pengalaman ini b aik selama ia menjadi anggota partai maupun
sebelu m men jadi anggota partai, karena ini merupakan hal y ang
mu tlak diperlukan oleh seorang calon anggota parlemen dalam
men jalankan roda organisasi nantiny a.
2. Tingkat Pendidikan
Di tingkat p endidikan baik formal maupun in formal, tingkat
pendidikan berkaitan erat dengan wawasan seseorang dalam
menghadapi su atu maslaah dan perilaku organisasi. Akan tetapi,
dalam AD/ART partai manapun tidak dicantumk an kriteria
tingkat pendidikan seb agai persy ara tan.
3. Pelatih an Kader atau Keterampilan Organisasi.
Dimana hal ini me rupakan pelatihan untuk memb erikan
keterampilan dan kema mpu an seorang calon angggota didalam
mengelola organisasi nantiny a.26
Didalam rekrutmen politik juga dik enal istilah jalur-jalur politik
y ang perlu k ita ketahui secara lu as kajian-kajianya antara lain:
Jalur koalisi partai atau pimpinan-pimpinan partai artinya
koalisi-koalisi p artai merupakan bagian terpenting didalam
rekrutmen politik karena sebagian besar kesepakatan dan
pengangkatan politik di adopsi d ari hasil koalisi-kolisi antar
partai yang berp eran dalam su atu lingkup politik.Artinya
rekrutmen politik tidak terlepas dari peran an koalisi partai.
Jalur rekrutmen berdasarkan kemempuan-kemampu an d ari
kelo mpok atau individu artiny a jalur ini menjadi kriteria dasar
dalam perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi
yaitu kriteria-kritreia tertentu,distribusi-distribusi
kekuasaan,bakat-bakat yang terdapat didalam
masy arakat,langsung tidak langsung menguntungkan p artai
politik .Semu a factor-faktor tersebut p erlu kita kaji dan fahami
karena tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin.Kita harus
me mpunyai skill,kecakapan,keahlian untuk terjun kedalam dunia
politik .Karena dunia politik merupakan dunia yang keras penuh
persaingan taktik dan teknik.Bukan sembarang orang mampu
direkrut untuk masuk kedalam dunia politik.Orang-orang
tersebut terpilih karena memang memenuhi kriteria-kriteria
tertentu yang dianggap mampu menguntungkan neg ara maupun
me mb eri keuntungan p arta-partai tertentu.
Jalur rekrutmen berdasarkan kaderisasi artinya setiap kelomp
anggota-anggotanya yang dianggap mamp u dan cak ap dalam mendapatkan
jabatan-jabatan politik y ang lebih tinggi jenjangya serta mampu
me mb awa/me mobilisasi partai-partai politikny a sehingga
me mb eri pengaruh besar dikalangan masy arakat.Hal ini menjadi
salah satu tujuan dari terbentukny a suatu partai politik yang
perlu kita ketahui. Seperti y ang terangkum d idalam teori Almond
dan G.Bigham Powell menjelask an rekrutmen politik tergantung
pula terhad ap proses pen selek sian didalam partai politik itu
sendiri. Jadi ke simpulany a setiap individu harus memp unyai
skill y ang ma mpu diperjualbelikan sehingga mampu menempati
jabatan-jabatan penting suatu negara.
Jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan pro modial dizaman
mo dern ini jalur rekrutmen pro modial tidak menutup
kemungkinan terjadi didunia politik.Feno menal itu terjadi karena
adany a hubungan kekerabatan y ang dekat antara o rang
perorangan y ang memiliki jabatan politik sehingga ia mamp u
me mindahtangankan atau memberi jab atn tersebut kepada
kerabat terdekatnya yang dianggap ma mpu dan cakap d alam
mengemb an tugas kenegaraan.Feno mena ini dikena l dengan nama
rekrutmen politik berdasarkan ikatan promodial.27
Contoh jalur rekrutmen politik berdasarkan ikatan
promodial:seorang raja ketika wafat akan meny erahkan segala
kekuasaany a kepada anak-anaknya,kekuasaan y ang diberikan kepada
keluarga be san,ketika perkawinan menantu lelaki y ang diberi jabatan
penting oleh mertuanya,karena memiliki persamaan marga atau suku
seseorang mendap at jabatn dari sesame marga atau sukunya.
Feno menal ini sering terjadi d an dikenal pula dengan istilah
sistem politik monarki namun kekuasaan ini perkemb angany a hanya
disekitar kalangan-kalangan keluarga dan tidak meluas ataupun merata
pembagian kekuasaanya.Hanya kelompok minoritas atau orang-orang
penting yang dapat memp eroleh jabatan politik didalam suatu sy stem
mo narki sep erti ini namun penulis lebih meny ukai dan cenderung pada
sy stem politik y ang demokratis karena p embagian kekuasaan
cenderung lebih merarta sesuai dengan pan casila sila ke-2
“k emanusiaan yang adil dan beradab”.
I.6.2 .2 Meto de Rek rutmen Politik
Dalam melakukan rekrutmen politik, setiap p artai politik
memiliki metode yang berbeda- beda. Hal ini tentuny a didasarkan pada
perbedaan ideologi, garis perjuangan partai hingga proy ek partai y ang
belu m tentu sama antara partai satu dengan y ang lainny a. Perbedaan-
perbedaan inilah y ang nantiny a menentukan metode yang akan
digunakan p artai politik dalam melakukan rekrutmen politik.
Rekrutmen politik di dalam pelaksanannya memiliki keragaman
y ang tiad a terbatas, walaupun me miliki dua cara khusus yaitu seleksi
pemilihan melalui ujian serta latihan dapat d ikatakan sebagai p roses
rekrutmen y ang paling penting. Michael Rush dan Philiph Althof
mengatakan bahwa metode rekrutmen yang digunakan oleh suatu
sistem politik ad alah :
1. Metode Giliran atau Rotasi, d alam metode ini rekrutmen
dilaksanakan untuk men cegah do minasi jabatan dari
2. Perebutan kekuasaan, akibat yang paling langsung dan nyata
dari metode ini adalah penggantian pemegang jabatan politik,
ak an tetapi perubahan-perubah an dalam personil birokrasi
biasany a men imbulkan h asil y ang lebih la mb at.
3. Patronage, pelaksanaan rekrutmen ini biasany a menggunakan
cara penyuapan dan sistem korupsi y ang rumit. Oleh karena
itu sebagai sistem perekrutan, sistem ini tidak selalu dapat
menjamin perekrutan p emeg ang-pemegang jabatan y ang cocok
baik secara politik naupun diukur dari kemamp [uanny a.28
Fokus dalam p enelitian ini adalah meng enai b agaimana
perekrutan y ang dilakukan oleh pa rtai politik khususny a Partai
Gerindra DPC Kota Med an dalam menetapkan calon legislatif y ang
ak an diusung dalam Pemilu 2014 mendatang. Yaitu mengenai
kebijakan Partai Gerindra DPC Kota Medan dalam men etapkan calon
anggota legislatif y ang akan diusung dalam Pemilu 2014 di Kota
Medan.
I.6.2 .3 Permasalahan dalam Rekrutmen Politik
Dalam proses rekrutmen politik khusu sny a parlemen, ada
sejumlah gejala yang tidak kondusif b agi proses membangun
demokra si, y aitu :
1. Sistem pemilihan u mu m proporsional telah meng abadikan
do minasi oligarki dalam proses rekrutme n politik . Elite-elite
politik memeg ang kuasa penuh terhadap proses rekrutmen. Hal
ini cenderung mengarah kepada praktik-praktik KKN y ang
sangat tertutup. Pola semacam ini tidak menghasilkan aktor
politik y ang representatif d an mandatori, melainkan aktor politik
yang bertipe partisan y ang lebih loy al kep ada partai politik.
2. Proses rekrutmen tidak berlangsung secara terbuka dan
partisipatif.
3. Dalam proses rekrutmen politik tidak dibangun relasi yang baik
antara partai politik dan masyarakat sipil. Akibatny a para aktor
politik yang terpilih hany a akan beorientasi pada kekuasaan dan
kejayaan.
4. Dalam p roses rekrutmen politik, p artai politik sering menetapkan
pendekatan y ang terkesan sembarangan dalam memilih kandidat
yang dianggap memiliki integritas tinggi d an potensi y ang besar
untuk mengangkat nama p artai.
5. Proses kamp any e yang merupakan b agian dari mekanisme
rekrutmen politik tidak diisi dengan pengembangan ruang publik
yang demokratis, dialog terbuka dan sebag ai arena untuk kontrak
so sial untuk memb angun visi bersama , melainkan hany a diisi
oleh hal yang sia-sia dan ajang “obral janji”.
6. Proses p emilihan umu m d an proses rekrutme n politik bekerja
dalam konteks y ang tidak jelas arahny a, kurang terdidik dan
kritis. Akibatnya buday a politik y ang partisipatif belu m
terbangun. Kondisi seperti ini tentu saja tidak me mungkinkan
I.7 Metodologi Penelitia n
I.7.1 Jenis Penelitia n
Jenis pene litian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
penekanan pad a deskriptif dan analisis. Metode kualitatif dapat
digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik feno mena
y ang sedikitpun belu m diketahui. Metode ini juga dapat digunakan
untuk mengungkap dan memahami sesuatu y ang baru sedikit diketahui,
metode kualitatif juga dapat memb erikan rincian yang ko mpleks
tentang feno mena yang sulit diungkap oleh metode kuantitatif.29
I.7.2 Lokasi Penelitia n
Lokasi temp at penelitian ini ak an dilakukan adalah di Kantor
Partai Gerindra DPC Kota Medan yang beralamat di Jalan Mak mur
No.6 Sei Agul Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
I.7.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dan in formasi y ang dibutuhkan dalam
penelitian in i digunak an beberapa teknik pengu mpulan data y aitu data
primer dan sekunder.30
1. Data Primer
Untuk mendapatkan d ata primer, dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara wawancara. Wawancara merupakan proses tany a jawab
secara langsung y ang ditujukan terhadap in forman dilokasi pene litian
dengan menggunakan panduan atau pedo man wawancara. Wawancara
dengan melakukan ko munikasi secara langsung untuk mendapatkan
in formasi secara me ndalam dan lengkap d engan me mbu at pertany
29 A n s e m S t r a u s s d a n J u l i e t C o r b i n , 2 0 0 3 , D a s a r – D a s a r P e n e l i t i a n K u a l i t a t i f .
T a t a L a n g k a h d a n T e k n i k – T e k n i k T e o r i s a s i D a t a, Y o g y a k a r t a : P u s t a k a P e l a j a r , H a l . 5
pertanyaan yang berkaitan d engan p enelitian untuk mendukung
terlaksanany a penelitian ini. Adapun informan yang akan digunakan
dalam penelitian ini ialah Ketua D PC Partai Gerindra Kota Medan
beserta pengurus lain y ang mema hami proses dan ketentuan Rekrutmen
Partai Gerindra DPC Kota Medan .
2. Data sekunder
adalah semu a data y ang diperoleh melalui studi kepustakaan
y aitu pengu mpulan data dari referensi-referensi, buku, jurnal d an
artikel y ang sesuai dengan penelitian y ang akan dilakukan serta
berka itan dengan permasalahan pen elitian ini.
I.7.4 Teknik Analisa Data
Adapun teknik analisa data y ang digunakan dalam p enelitian ini
ad alah teknik analisis data deskriptif kualitatif, dimana teknik ini
melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran
y ang jelas tentang objek y ang akan diteliti dan kemudian dilakukan
penarikan kesimpulan.
I.8 Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan suatu gambaran y ang jelas d an lebih
terperinci serta untuk mempermudah isi, mak a penelitian ini dibagi
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan menguraikan d an menjelaskan
mengen ai latar belakang masalah, perumu san masalah,
tujuan dan man faat penelitian, k erangka teori, me todologi
penelitian, d an sistematika penelitian .
BAB II :DESKRIPSI PARTAI GERINDRA
Dalam bab ini akan menggambarkan segala sesuatu
mengen ai objek p enelitian y aitu ga mbaran umum tentang
Partai Gerindra serta struktur organisasi Partai Gerindra
khusuny a DPC Kota Medan.
BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini nantiny a akan berisikan tentang penyajian data dan
fak ta y ang diperoleh dari lapangan dan juga akan
meny ajikan pembahasan dan analisis data dan fakta
tersebut.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir y ang be risi kesimpulan
y ang diperoleh dari h asil analisis data pada bab – bab
sebelu mnya serta berisi ke mungkinan adanya saran – saran