PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
TAHUN
TENTANG
KENDARAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49,
Pasal 50, Pasal 51, Pasal 52, Pasal 53, Pasal 54, Pasal 55, Pasal 56,
Pasal 57, Pasal 58, Pasal 59, Pasal 60, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 63
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan perlu menetapkan Peraturan Pemerintah Tentang
Kendaraan;
Mengingat
:
a. Pasal 5 ayat (1) serta Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia
Tahun 2009 Nomor 96 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5025);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
KENDARAAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1.
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.
3.
Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh tenaga
manusia dan/atau hewan.
4.
Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk
angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.
5.
Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda dua dengan atau tanpa
rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan Bermotor beroda
tiga tanpa rumah-rumah.
6.
Mobil Penumpang adalah Kendaraan Bermotor angkutan orang yang memiliki
tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang
beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
7.
Mobil Bus adalah Kendaraan Bermotor angkutan orang yang memiliki tempat
duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk Pengemudi atau yang
beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
8.
Mobil Bus Gandeng adalah bus yang terdiri dari bus penarik dan gandengannya,
yang gandengannya mempunyai sedikitnya 2 (dua) sumbu roda dan dilengkapi
dengan alat penarik yang dapat bergerak vertikal (terhadap bus gandengan) dan
mengontrol arah sumbu roda depan gandengan tetapi tidak membebani sumbu
bus penarik dan memiliki lorong penghubung.
9.
Mobil Bus Tempel adalah bus yang terdiri dari bus penarik dan tempelan, yang
tempelannya mempunyai sedikitnya 1 (satu) sumbu roda dan dilengkapi dengan
alat penarik yang dapat bergerak horizontal dan vertikal (terhadap bus tempelan)
dan membebani sumbu bus penarik.
10.
Bus Tingkat adalah bus yang memiliki dua lantai dan dilengkapi tangga sebagai
penghubung kedua lantai tersebut.
11.
Mobil Barang adalah Kendaraan Bermotor yang digunakan untuk angkutan
barang.
12.
Rumah – Rumah adalah bagian dari kendaraan bermotor jenis mobil penumpang
atau mobil bus atau mobil barang, yang berada pada landasan berbentuk ruang
muatan, baik untuk orang maupun barang.
14.
Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Uji Tipe Kendaraan
Bermotor adalah pengujian yang dilakukan terhadap fisik kendaraan bermotor
atau penelitian terhadap rancang bangun dan rekayasa kendaraan bermotor,
kereta gandengan atau kereta tempelan sebelum kendaraan bermotor tersebut
dibuat dan/atau dirakit dan/atau diimpor secara massal serta kendaraan
bermotor yang dimodifikasi.
15.
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Uji Berkala
adalah pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap
setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan, yang
dioperasikan di jalan.
16.
Sertifikat Uji Tipe adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Darat sebagai bukti bahwa tipe kendaraan bermotor atau landasan
kendaraan bermotor yang bersangkutan telah lulus uji tipe.
17.
Pengesahan Rancang Bangun dan Rekayasa Kendaraan Bermotor adalah Surat
pengesahan dari Pemerintah sebagai bukti bahwa rancangan kendaraan bermotor,
kereta gandengan, atau kereta tempelan tersebut telah memenuhi persyaratan
teknis.
18.
Sertifikat Registrasi Uji Tipe adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Darat, sebagai bukti bahwa setiap kendaraan bermotor,
landasan kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan/atau kereta tempelan yang
dibuat dan/atau dirakit dan/atau diimpor atau dimodifikasi memiliki spesifikasi
teknik sama/sesuai dengan tipe kendaraan yang telah disahkan atau rancang
bangun dan rekayasa kendaraan yang telah disahkan, yang merupakan
kelengkapan persyaratan pendaftaran dan pengujian berkala kendaraan bermotor.
19.
Modifikasi Kendaraan Bermotor adalah kendaraan bermotor yang diubah bentuk
dan/atau peruntukannya yang dapat mengakibatkan perubahan spesifikasi teknik
utama.
20.
Uji Sampel adalah pengujian kesesuaian terhadap spesifikasi teknik terhadap seri
produksi yang telah memiliki sertifikat uji tipe.
21.
Kendaraan Khusus adalah Kendaraan Bermotor yang dirancang khusus yang
memiliki fungsi dan rancang bangun tertentu, antara lain:
a.
Kendaraan Bermotor Tentara Nasional Indonesia;
b.
Kendaraan Bermotor Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c.
Alat berat antara lain bulldozer, traktor, mesin gilas (
stoomwaltz), forklift,
loader, excavator
, dan
crane
; serta
d.
Kendaraan khusus penyandang cacat.
23.
Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang
yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan
bermotor penariknya.
24.
Roda Pada Satu Sumbu adalah roda tunggal atau roda ganda atau beberapa roda
yang dipasang simetris atau pada dasarnya simetris terhadap bidang membujur
tengah kendaraan, walaupun roda-roda tersebut tidak dipasang pada satu sumbu
yang sama.
25.
Jumlah Berat Yang Diperbolehkan yang selanjutnya disebut JBB adalah berat
maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diperbolehkan menurut
rancangannya.
26.
Jumlah Berat Kombinasi Yang Diperbolehkan yang selanjutnya disebut JBKB
adalah berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang
diperbolehkan menurut rancangannya.
27.
Jumlah Berat Yang Diizinkan yang selanjutnya disebut JBI adalah berat
maksimum kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan
kelas jalan yang dilalui.
28.
Jumlah Berat Kombinasi yang Diizinkan yang selanjutnya disebut JBKI adalah
berat maksimum rangkaian kendaraan bermotor berikut muatannya yang
diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui.
29.
Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
30.
Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
31.
Menteri adalah pembantu Presiden yang memimpin kementerian negara dan
bertanggung jawab atas urusan pemerintahan di bidang Jalan, bidang sarana dan
Prasarana Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, bidang industri, bidang
pengembangan teknologi, atau bidang pendidikan dan pelatihan.
BAB II
JENIS DAN FUNGSI KENDARAAN
Pasal 2
Kendaraan terdiri atas:
Pasal 3
(1)
Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 2
huruf a
dikelompokkan berdasarkan jenis:
a. sepeda motor;
b. mobil penumpang;
c. mobil bus;
d. mobil barang; dan
penjelasan ayat (1) huruf d
Termasuk dalam pengertian mobil barang
setiap kendaraan bermotor selain dari
yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus
.
e. kendaraan khusus.
(2)
Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c dan
huruf d , dikelompokan berdasarkan fungsi:
a. Kendaraan Bermotor perseorangan; dan
b. Kendaraan Bermotor umum.
(3)