• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Pengenalan Studi Hubungan Interna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resume Pengenalan Studi Hubungan Interna"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Nanda Yudha Ikhwan Pradana 175120400111020 Kelas : HI - B

Resume Ruang Lingkup Studi: Pengenalan Hubungan Internasional A. Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan Internasional adalah studi mengenai hubungan internasional. Hubungan internasional menurut survey lapangan memiliki definisi yang berbeda.

HI dapat didefinisikan sebagai sebuah studi mengenai interaksi yang terjadi antara negara-negara yang termasuk di dalamnya hubungan pemerintah antara pemerintah, organisasi non pemerintah, organisasi internasional, dan perusahaan multinasional.

Hubungan Internasional juga dianggap sebagai cabang dari ilmu politik, namun sebenarnya HI juga banyak mengulas aspek lain seperti sejarah, ekonomi, dan filsafat.

Namun, selain Hubungan Internasional, ada juga cabang atau bagian darinya yaitu kajian mengenai ‘hubungan internasional’. Adapan definisi dari hubungan internasional adalah strategi diplomasi yang terfokus pada peperangan dan perdamaian, konflik dan kooperasi. Namun, hubungan internasional juga memiliki kajian studi terhadap politik, kajian lintas batas negara, ekonomi, sosial, dan negosiasi perdagangan internasional. Hubungan internasional juga membahas mengenai amnesti internasional dan permasalahan perdamaian konvensional seperti diplomasi di PBB. Hubungan internasional yang mengulas ilmu politik juga tidak dapat dikatakan “begitu politik” dikarenakan ilmu politik hanya membahas mengenai otoritas dan juga pemerintahan, namun tidak memuat otoritas internasional dalam kajian tradisional ilmu politik. Atas dasar itulah hubungan internasional merupakan ilmu dan kajian yang sangat luas untuk dipelajari.

(2)

B. Hubungan Internasional sebagai Ilmu Sosial

Kebenaran yang umum didapatkan adalah ilmu sosial tidak mendefinisikan

subjek atau materi yang diulasnya secara satu arah, tidak seperti ilmu pengetahuan alam yang memiliki definisi subjek yang diberikan oleh ilmuwan yang melakukan penelitian terhadap subjek atau materi tersebut.

Namun dalam setiap tulisan dari buku yang ada, penulis buku tidak memberikan definisi yang pasti dan menjurus mengenai apa itu Hubungan Internasional dikarenakan luasnya lingkup studi yang dipelajari dalam kajian tersebut.

Hubungan Internasional mengutamakan studi kajian keamanan di atas diplomasi. Adapun kekuatan atau force berada di prioritas terakhir dalam menyelesaikan permasalahan yang menyangkut studi hubungan internasional. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah munculnya disiplin ilmu Hubungan Internasional yang dikarenakan ketakutan manusia akan kehancuran besar yang diakibatkan oleh perang terutama Perang Dunia ke-2. Hal tersebut merupakan alasan mengapa Hubungan Internasional sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keamanan daripada diplomasi dan perang, inilah yang dimaksud dengan sistme self-help.

Namun, yang salah dari konsep “negara yang berdikari” – yang aktor kunci dari sistem ini adalah diplomat dan tentara – adalah ketika negara-negara yang tidak begitu peduli mengenai isu keamanan secara berkelanjutan dan merasa aman, tiba-tiba mereka jatuh ke dalam konflik akibat alasan yang tidak dapat diprediksi. HI merupakan studi

tentang sifat dan konsekuensi dari hubungan tersebut.

Oleh karena negara memiliki latar belakang politik, budaya, dan wilayah komunitas yang berbeda-beda. Dan sekarang terdapat sekitar 200 negara merdeka di muka bumi ini yang setiap manusia – dengan pengecualian tertentu – hidup secara damai. Namun, meskipun begitu, bukan berarti mereka terpisah dan tidak saling memengaruhi. Biasanya negara itu berhubungan melalui organisasi internasional seperti PBB ataupun dalam perdagangan internasional. Oleh karena itu HI diperllukan untuk mengkaji mengenai permasalahan tersebut beserta konsekuensinya.

C. Sejarah Hubungan Internasional sebagai Disiplin Ilmu

(3)

Namun ada juga yang memperkirakan bahwa studi dan kajian mengenai Hubungan Internasional baru muncul setelah perang Westphalia. Semenjak perang itu

banyak universitas yang membuka kajian mengenai Hubungan Internasional dan menamai diri mereka sebagai kaum realis yang menentang sistem idealis.

Akan tetapi, Hubungan Internasional sebagai studi akademik baru benar-benar berkembang setelah memasuki abad ke-20. Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai EPI yang dapat dicirikan secara fundamental sebagai dunia sosio-ekonomi mulai muncul setelah perang dunia pertama. Hal tersebut muncul karena perang semakin memperjelas kehancuran kondisi kehidupan akibat persenjataan mekanik modern. Kesadaran tersebut juga muncul akibat pentingnya mengurangi resiko dari negara-negara berkekuatan besar tersebut.

Oleh karena itu, perang telah menyebabkan ilmu HI semakin berkembang untuk mencegah terjadinya perang yang lebih besar, bersanding dengan ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi, politik, dan juga sejarah.

D. Simpulan

Ilmu Hubungan Internasional yang di dalamnya mencakup hubungan internasional adalah ilmu yang mengkaji berbagai permasalahan sosial yang sangat luas. Dikarenakan luasnya ilmu tersebut, definisi mengenai Hubungan Internasional tidaklah sama karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda mengenai apa itu

Hubungan Internasional, tidak seperti ilmu alam yang definisi subjeknya diberikan oleh ahli yang mempelajari ilmu atau fokus studi tertentu.

Ilmu Hubungan internasional mulai berkembang sejak terjadinya peperangan besar yakni Perang Dunia Pertama. Kesadaran masyarakat internasional mengenai pentingnya mencegah terjadinya konflik yang menciptakan kehancuran yang luas di masa yang akan datang turut menjadi faktor berkembangnya ilmu Hubungan Internasional.

(4)

Nama : Nanda Yudha Ikhwan Pradana 175120400111020 Kelas : HI - B

Resume Sejarah Dunia: Pre dan Pasca Perjanjian Westphalia A. Perang 30 Tahun

Dalam berbagai kajian sejarah yang ada, diakui bahwa Perang 30 Tahun adalah perang yang paling berpengaruh dalam perkembangan disiplin ilmu Hubungan Internasional. Perang ini terjadi diakibatkan oleh motif agama (Schiller, 1861) antara Protestan dan Katolik yang bersaing untuk memperebutkan kekuasaan dan menunjukkan kekuatan asing-masing. Peristiwa perang yang berlangsung selama tahun 1618 hingga tahun 1648 telah memberikan sumbangsih yang besar bagi perkembangan seni diplomasi yang nantinya akan menjadi bagian dari kajian studi hubungan internasional dan bahkan menjadi sumbangsih utama disiplin ilmu Hubungan Internasional itu sendiri.

Perang 30 Tahun bermula saat Ferdinand II dari Kekaisaran Suci Romawi menerapkan kebijakan untuk memaksakan keseragaman agama yang berlaku pada masyarakat yang ia pimpin, yaitu Katholik Roma. Tindakan yang dilakukannya tersebut tentu saja menyebarkan ketakutan dan kemarahan bagi negara-negara Protestan di utara kekaisaran. Kebijakan Ferdinand II dianggap terlalu pro-Katolik dan masyarakat di utara merasa telah dicurangi haknya seperti yang telah tertuang dalam Perjanjian Damai Ausburg. Perjanjian Ausburg sendiri adalah perjanjian damai antara dua kelompok

kelompok Kristen yang membuat perjanjian legalitas Kekristenan secara permanen dalam Kekaisaran Suci Romawi.

Setelah penumpasan pemberontak yang begitu kejam yang dilakukan oleh kaisar, dunia Protestan mengutuk tindakan tersebut dan dimulailah perang yang meningkatkan angka kematian di kawasan Eropa. Dapat disimpulkan bahwa Perang 30 Tahun adalah: 1. Perang dimulai dari konflik internal agama yang berujung menjadi konflik

sektarian,

2. Perang 30 Tahun yang seharusnya berlangsung di dalam internal Kekaisaran Suci Romawi ternyata turut melibatkan pihak non-Jerman ke dalam konflik, 3. Perang 30 tahun secara tingkatan elit tidak lebih dari perebutan kekuasaan dan

(5)

B. Berakhirnya Perang dan Munculnya Perjanjian Westphalia

Setelah berakhirnya 4 fase peperangan, pihak yang bertikai (Kekaisaran Romawi

Suci, Prancis, dan Swedia) secara aktif melakukan negosiasi di Osnabrück dan Münster di Westphalia. Berakhirnya perang tidak disebabkan oleh satu perjanjian, melainkan oleh sekelompok perjanjian seperti Treaty of Hamburg. Pada tanggal 15 Mei 1648, Peace of Münster ditandatangani, mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun. Lebih dari lima bulan kemudian, pada tanggal 24 Oktober, Perjanjian Münster dan Osnabrück ditandatangani.

C. Dampak yang Ditimbulkan setelah Perjanjian Westphalia

Peraturan yang disepakati dalam Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 berperan penting dalam meletakkan landasan hukum negara-negara berdaulat pada era modern ini. Selain menetapkan batasan teritorial untuk banyak negara yang terlibat dalam perang dahsyat tersebut (dan juga untuk yang baru dibuat sesudahnya), Perjanjian Westphalia mengubah hubungan antara individu dengan penguasa. Westphalia memberikan sebuah hasil baru bagi “zaman kegelapan” di Eropa yaitu: Yaitu, Negara memiliki kedaulatan, kontrol Negara atas Militer dan terbentuknya kelompok Negara-negara besar.

Perjanjian Westphalia juga dianggap sebagai solusi atas permasalahan teritorial dan hierarki kepenguasaan sebelumnya yang dianggap tidak jelas. Konsep kedaulatan

(6)

Nama : Nanda Yudha Ikhwan Pradana 175120400111020 Kelas : HI - B

Resume Sejarah Dunia: Perang Dunia I dan II A. Latar Belakang Perang Dunia I

Pembunuhan putra mahkota Austria (Francis Ferdinand) menyebabkan kaisar Austria Karl I marah. Kemudian Austria menuntut Serbia agar menyerahkan pembunuh yaitu G. Princip. Namun, tuntutan tersebut tidak dihiraukan Serbia yang mendapat dukungan dari Rusia sehingga Austria menyatakan perang terhadap Serbia pada tanggal 28 Juli 1914. Jerman akhirnya turut menyatakan perang terhadap Rusia pada 1 Agustus 1914. Kemudian, Prancis menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 Agustus l 914, disusul Inggris terhadap Jerman pada 14 Agustus 1914 hingga akhirnya perang meluas ke seluruh Eropa dan dunia.

B. Negara Negara yang Terlibat Perang Dunia I

1. Blok Sentral: Jerman, Austro-Hungaria, Turki, Italia, dan Bulgaria.

2. Blok Sekutu: Inggris, Prancis, Serbia, Rusia, Jepang, Amerika Serikat, dan lain-lain (23 negara) di pihak menang.

C. Jalannya Perang Dunia I

Pada awalnya pihak yang memperoleh kemenangan adalah pihak Blok Sentral.

Namun, setelah Amerika Serikat ikut terjun ke medan peperangan, keadaan menjadi berbalik (pihak Sekutu menjadi menang). Setelah pihak Blok Sentral mengalami kekalahan, maka diadakan perjanjian yang isinya memberatkan pihak Blok Sentral antara lain sebagai berikut:

1. Perjanjian Versailles antara Sekutu dan Jerman (28 Juni 1918),

(7)

D. Latar Belakang Perang Dunia II

Pada tanggal 1 September 1939, Jerman menyerang Danzig (Polandia). Sejak saat

itulah meletus Perang Dunia II. Akibat tindakan Jerman ini akhirnya negara Inggris dan Perancis pada tanggal 3 September 1939 menyatakan perang terhadap Jerman dan kemudian diikuti oleh negara sekutu lainnya.

E. Negara yang Terlibat Perang Dunia II

1. Blok Fasis/Sentral: Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumana, Finlandia, Hungaria;

2. Blok Sekutu: Inggris, Perancis, Rusia, Amerika Serikat, Polandia, Belgia, dan negara sekutu lain.

F. Penyebab Umum Terjadinya Perang Dunia II

1. Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa menciptakan perdamaian dunia. Justru LBB menjadi alat politik negara besar untuk mencari keuntungan sendiri,

2. Negara-negara maju memperkuat militer dan persenjataan karena saling curiga dan tidak percaya terhadap LBB,

3. Adanya politik aliansi, kekhawatiran akan terjadinya perang, maka negara-negara mencari kawan dan sehingga terbagi menjadi:

1. Blok Fasis (Jepang, Jerman, Italia), 2. Blok Sekutu, terdiri atas:

1. Blok demokrasi yaitu Amerika Serikat, Perancis, Belanda Inggris,

2. Blok komunis yaitu Rusia, Cekoslovakia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, Polandia, Yugoslavia,

4. Adanya pertentangan akibat ekspansi,

5. Adanya pertentangan faham fasisme, demokrasi, dan komunisme, 6. Adanya politik balas.

G. Jalannya Perang Dunia II terjadi di beberapa medan pertempuran sebagai berikut:

(8)

3. Medan Afrika (Balkan) 1940-1945, 4. Medan Asia-Pasifik 1941-1945,

o Sejak tahun 1939-1942 kemengan berada di pihak negara fasis yaitu Jerman,

Italia, Jepang,

o Tahun 1942 merupakan titik balik ketika blok fasis mengalami kekalahan;  Jerman pertama kali kalah dari Rusia dalam pertempuran Stalingrad

(November 1942),

 Jepang kalah dari sekutu di Pulau Karang (Mei 1992).

o Antara tahun 1942-1945 kemenangan berada di pihak sekutu.

H. Akhir Perang Dunia II

 Di Eropa, Sejak Jerman kalah dalam pertempuran di Stalingrad dengan Rusia,

kemu pada tanggal 24 Agustlis 1944 Rumania menyerah, diikuti Buigaria pada tanggal 8 September 1944, Hungaria pada tanggal 13 Februari 1945, dan Jerman menyerah pada tanggal 7 Mei 1945;

 Di Asia. Setelah Jepang di bom pada tanggal 6 Agustus 1945 di Hiroshima dan

tanggal Agustus di Nagasaki, maka pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Namun, penyerahan secara resmi pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal Missouri di Teluk Tokyo.

Setelah Perang Dunia II berakhir, kemudian diadakan perjanjian damai sebagai berikut:

1. Perjanjian Potsdam (2 Agustus 1945) antara. Jerman dan Sekutu, 2. Perjanjian antara Italia dan Sekutu (1945),

3. Perjanjian antara Austria dan Sekutu (1945),

4. Perjanjian antara Sekutu dan Hungaria, Bulgaria, Rumania, serta Finlandia (1945),

(9)

Nama : Nanda Yudha Ikhwan Pradana 175120400111020 Kelas : HI - B

Resume Sejarah Dunia: Perang Dingin A. Definisi Perang Dingin

Perang Dingin (bahasa Inggris: Cold War, bahasa Rusia: холо́дная война́, kholodnaya voyna) adalah sebutan sebuah periode ketegangan dalam bidang politik dan militer yang mempertemukan dua pihak yang bertikai yaitu Dunia Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, dan Komunis yang dipimpin oleh Uni Soviet dan negara-negara satelitnya.

B. Latar Belakang Perang Dingin

Perang Dingin adalah perang yang memiliki sejarah yang panjang. Perang yang mempertemukan dua negara adidaya pasca PD II pada masa itu memiliki latar belakang sejarah, politik, dan juga militer. Adapun beberapa penyebab terjadinya Perang Dingin adalah sebagai berikut:

1.Saling Membenci Anatara Liberalisme dan Komunisme

Tradisi Republikanisme Demokratis yang berada di Amerika Serikat telah menimbulkan rasa “eksklusif” dan patriotik dalam diri masyarakat Amerika. Hal ini bertentangan dengan gagasan Marx yang internasionalis yang menganggap

bahwa kelas pekerja tidak akan benar-benar bisa dibebaskan apabila tidak mengatur melintasi batas-batas nasional yang telah ada. Gagasan komunis jelas bertentangan dengan ideologi Amerika yang patriotik dan jelas gagasan Marx sangat “tidak Amerika”.

(10)

Marx juga meyakini bahwa untuk mengubah satu tatanan agar konflik kelas hilang diperlukan revolusi yang jelas itu bertentangan pula dengan sistem

demokrasi yang dianut Blok Barat, di mana setiap individu turut berperan dalam pemilihan yang sifatnya umum dan menentukan nasib negara “tanpa intervensi dari mayoritas dan bekerja atau berjalan sesuai keinginannya sendiri (tanpa paksaan)”. Demokrasi yang dianut Amerika memungkinkan setiap individu memberikan hasil bagi sistem perpolitikan yang dianut oleh negara sedangkan komunisme yang dianut oleh Soviet menuntut internasionalisasi agar perbedaan dan konflik kelas tidak terjadi lagi.

2.Revolusi Rusia 1917

Pada tahun 1917, terjadi dua revolusi di Rusia yang turut berpengaruh pada perang dingin.

Revolusi yang pertama terjadi adalah Revolusi Februari yang dipimpin oleh Georgy Lvov. Revolusi Februari berakibat pada gulingnya Tsar Nikolai II dari Rusia. Pasca revolusi dan abdikasi Tsar Nikolai II, dibentuklah Pemerintahan Sementara Rusia di Petrogard. Pemerintahan yang dibentuk tersebut dipimpin oleh Georgy Lvov.

Pemerintahan Lvov berafiliasi dengan kaum liberal dan kaum sosialis yang ingin melaksanakan reformasi politik, membuat lembaga eksekutif yang dipilih secara demokratis, dan membentuk dewan konstituante. Kemudian, pada 21 Juli

1917, Alexander Kerensky menggantikan kepemimpinan Lvov. Alexander Kerensky berasal dari kalangan Menshevik yang merupakan pecahan dari Partai Sosial Demokrat Rusia yang muncul dalam konferensi di Brussel pada tahun 1903.

Revolusi kedua terjadi pada Oktober 1917. Revolusi yang dilakukan oleh kaum Bolshevik pimpinan Lenin ini dilakukan atas latar belakang kesengsaraan pekerja dan tentara menyebabkan kekacauan di jalanan yang sering disebut sebagai July Days. Kejadian ini juga disebabkan atas serangan Rusia atas Jerman.

(11)

3.Perang Saudara Rusia 1918

Perang Saudara Rusia adalah perang melibatkan Pemerintah Uni Soviet

dengan Tentara Merah yang baru dibentuk melawan Tentara Putih yang didukung oleh beberapa negara sekutu seperti Amerika Serikat, Prancis, Polandia, dan lain sebagainya.

Keterlibatan Amerika dan negara sekutu lainnya untuk membantu Tentara Putih menyebabkan Pemerintah Komunis Soviet semakin membenci Dunia Barat terutama Amerika, meskipun perang tersebut dimenangkan oleh Tentara Merah.

4.Pakta Molotov-Ribbentrop

Pakta Molotov-Ribbentrop adalah sebuah perjanjian non-agresi yang dinamai dari nama menteri luar negeri Uni Soviet Vyacheslav Molotov dan menteri luar negeri NAZI Joachim von Ribbentrop. Pada masa itu tensi dunia sedang naik dikarenakan sejumlah tindakan NAZI Jerman yang melakukan agresi ke negara-negara sekitarnya. Keputusan Soviet untuk menandatangani perjanjian dengan Jerman tersebut menyebabkan sentimen bagi Pihak Barat.

5.Ketidakpercayaan Selama Perang Dunia II

Meskipun telah menandatangani perjanjian untuk tidak saling menyerang, pada akhirnya Jerman menyerang Uni Soviet melalui operasi Barbarossa pada 22 Juni 1941. Ada beberapa kejadian dalam Perang Dunia II yang mengakibatkan rasa saling tidak percaya antara Dunia Barat dan Uni Soviet. Contohnya adalah

pihak sekutu yang tidak segera membuka front di barat Jerman dan Stalin menganggap ini adalah tindakan sekutu yang menunggu “Jerman lemah” namun menewaskan banyak korban Soviet, dan setelah itu terjadi barulah mereka membuka front baru di barat.

6.Pembentukan & Pembagian Jerman dalam Konferensi Postdam

(12)

Soviet. Konferensi yang dilakukan pasca perang semakin menunjukkan runcingnya perbedaan paham antara Dunia Barat dan Uni Soviet.

7.Langkah Agresif USSR

Setelah perang usai, Uni Soviet secara agresif berusaha menanamkan pengaruhnya pada negara yang ada di sekitarnya. Berbagai upaya berusaha dilakukan oleh Soviet guna memenuhi kebutuhan mineral, wilayah, dan sumber daya manusia Blok Timur.

Tindakan yang dilakukan Uni Soviet tersebut menyulut kemarahan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dan akhirnya Amerika mengeluarkan Doktrin Truman yang menegaskan bahwa Amerika dan sekutunya berada pada posisi anti komunis untuk selama-lamanya.

C. Bentuk Persaingan Antara Blok Barat dan Blok Timur

Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak seketika menghilangkan permasalahan di dunia. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata memunculkan 2 negara adidaya yang akhirnya saling memperebutkan kekuasaan dan juga pengaruh di negara dunia ketiga.

Era Perang Dingin antara 2 kekuatan besar dunia pada masa itu ternyata memiliki beberapa bidang sebagai berikut:

1. Bidang Politik

Ada beberapa bentuk persaingan politik saat berlangsungnya perang dingin. Beberapa contohnya adalah:

(13)

Kesenjangan pada masa itu sangat terlihat karena Jerman Barat pengalami perkembangan yang lebih pesat dibadingkan dengan Jerman Timur, sehingga mendorong masyarakat Jerman Timur untuk berusaha menyeberang ke Jerman Barat. Hal ini merupakan salah satu pendorong terbentuknya tembok berlin.

2. Perebutan kekuasaan; Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin dunia pada saat itu dan menjadi satu-satunya negara adidaya yang memiliki kontrol atas dunia secara mutlak. Kembali lagi ke ideologi yang mereka anut pada saat itu, yang menyebabkan mereka berlomba-lomba untuk menyebarkan paham yang mereka anut karena semakin banyak negara yang berlandaskan paham yang sama dengan mereka maka pengaruh mereka akan semakin kuat.

3. “Diplomasi Terselubung”; jalan diplomasi yang ditempuh pada saat itu bukannya meredakan malah memanaskan persaingan kekuatan antar dua negara tersebut. Sejatinya diplomasi yang mereka lakukan tidak diperuntukan untuk meredakan perang namun untuk menambah aliansi sebanyak mungkin melalui jalan diplomasi dan bantuan secara ekonomi, militer, dan lain sebagainya.

2. Bidang Ekonomi

Dari segi ekonomi, dua negara adidaya tampil sebagai kreditur dan berusaha tampil sebagai “penyelamat” negara-negara yang hancur dan yang baru terbentuk pasca-Perang Dunia II. Amerika dan Uni Soviet tampil dengan beberapa produk dan program yang memiliki tujuan sama yaitu menanamkan pengaruh mereka bagi negara lainnya.

Amerika Serikat meluncurkan sebuah program bernama Rencana Marshall atau Marshall Plan. Marshall Plan adalah program ekonomi skala besar pada tahun 1947-1951 yang diluncurkan oleh Amerika Serikat yang bertujuan membangun kembali kekuatan ekonomi negara-negara di Eropa setelah Perang Dunia II usai dan untuk membendung pengaruh komunis di negara-negara tujuan bantuan. Inisiatif penamaan diambil dari sekretaris negara George Marshall. Pembagian bantuan Rencana Marshall ini tidak hanya untuk negara - negara Eropa

namun juga negara Asia yang terkena imbas dari Perang Dunia II. Selain itu, tujuan Marshall Plan adalah supaya negara-negara di Eropa bagian barat mau

(14)

Bantuan tersebut berbentuk bahan makanan, bahan mentah, pupuk, alat pertanian, dan lain sebagaianya.

Tidak mau kalah, Uni Soviet meluncurkan program yaitu Molotov Plan. Molotov Plan adalah sistem yang diciptakan oleh Uni Soviet pada tahun 1947 dalam rangka untuk memberikan bantuan untuk membangun kembali negara-negara di Eropa Timur yang secara politik dan ekonomi sejalan dengan Uni Soviet. Sebenarnya, Molotov Plan juga bertujuan agar negara di kawasan Eropa bagian timur tidak jatuh pada pengaruh Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Singkat kata, Marshall Plan dan Molotov Plan adalah rencana dari dua blok yang berbeda untuk membangun kembali negara-negara yang hancur akibat Perang Dunia II sekaligus untuk menanamkan pengaruh mereka dan membendung pengaruh dari lawannya.

Selain Marshall Plan, Amerika Serikat juga memiliki Doktrin Truman. Program ini diluncurkan pada 12 Maret 1947. Ini adalah upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat untuk membantu Yunani dan Turki dalam segi militer dan ekonomi agar tidak jatuh ke dalam cengkraman komunisme. Doktrin Truman juga merupakan wujud pergantian pandangan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap Uni Soviet dari detente/lebih bersahabat menjadi “ekspansi kebijakan penahanan Soviet”. Amerika juga secara serentak menghentikan pengiriman bantuan ke Uni Soviet dan menyatakan “tidak mengakui negara yang didirikan dengan tidak berdasarkan aspirasi rakyatnya (re: komunis).

Tidak mau kalah, Uni Soviet membentuk Council for Mutual Economic Assistance (COMECON) pada tahun 1949 yang merupakan Komunitas Ekonomi Eropa yang tergabung dalam Blok Soviet (Pakta Warsawa). COMECON juga bertujuan untuk memakmurkan negara anggota, menciptakan lapangan pekerjaan, dan berafiliasi dalam bidang militer negara anggotanya. COMECON bubar setelah Uni Soviet runtuh pada 1991.

3. Bidang Militer, Pertahanan, dan Keamanan

(15)

1. Pembentukan Pakta Pertahanan; pada Perang Dingin, dua negara adikuasa pemenang Perang Dunia II, Amerika Serika dan Uni Soviet, saling

bersaing satu sama lain. Salah satu nya pada bidang pertahanan, keamanan, dan militer. Salah satu bidang pertahanan keamanan adalah dengan pembentukan persekutuan pertahanan, atau yang lebih terkenal dengan istilah pakta pertahanan. Blok Barat maupun Blok Timur saling bersaing membuat pakta pertahanan. Persenjataan yang dibuat merupakan senjata canggih-canggih. Apabila satu negara sedang terlibat peperangan, negara lain yang tergabung dalam pakta pertahanan akan membantu.

Blok Barat adalah perkumpulan dari negara-negara yang berpaham liberalis-kapitalis, dipimpin oleh Amerika Serikat. Negara blok barat antara lain Inggris, Australia, Belanda, Jerman dan negara-negara lainnya. Sedangkan Blok Timur adalah negara-negara yang menganut paham sosialis-komunis yang dipimpin oleh Uni Soviet. Uni Soviet membentuk pakta pertahanan guna mengimbangi pakta pertahanan yang dibuat oleh Amerika Serikat. Berikut daftar pakta pertahanan yang dibentuk selama perang dingin:

1. North Antlantic Treaty Organization (NATO); NATO merupakan organisai pertahanan negara-negara Atlantik Utara dengan tujuan menahan laju komuni di Eropa. Pada mulanya, NATO hanyalah merupakan perjanjian pertahanan

antara Inggris dan Perancis (1947). Pada tanggal 4 April Amerika Serikat dengan negara-negara Eropa membentuk NATO. Anggota NATO antara lain Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Belanda, Luxemburg, Kanada, Portugal, Denmark, Norwegia, Italia, Islandia, Yunani, Turki dan Jerman Barat.

(16)

Anggota SEATO antara lain Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Australia, Selandia Baru, Pakistan, Thailand dan

Philipina.

3. Autralia, New Zeland, United States (ANZUS); ANZUS merupakan suatu pakta pertahanan militer antara ketiga negara tersebut dalam menghadapi komunis. ANZUS didirikan dengan dasar tripartite security treaty pada tanggal 1 September 1951 Anggota ANZUS yaitu Australia, New Zeland (Selandia Baru), dan Amerika Serikat.

4. Central East Treaty Organization (CENTO); CENTO

merupakan pakta pertahanan yang dibuat Amerika Serikat dengan negara-negara Timur-Tengah. Tujuannya yaitu untuk membendung paham komunisme di Timur Tengah. CENTO/METO semula bernama Pakta Bagdad. Anggota CENTO antara lain Amerika Serikat, Inggris, Irak, Iran, Turki dan Pakistan.

5. Pakta Warsawa; sedangkan di Pihak Blok Timur dibawah Uni Soviet membentuk juga membentuk pakta pertahanan. Sesudah blok barat membentuk NATO, untuk mengimbangi hal tersebut, maka Uni Soviet membentuk pakta pertahanan dengan negara-negara lain yang berhaluan sosialis-komunis. Pakta tersebut bernama Pakta Warsawa yang dibentuk di Warsawa, Polandia pada tanggal 14 Mei 1955. Anggota Pakta Warsawa antara lain Uni Soviet, Polandia, Cekoslovakia, Bulgaria, Hongaria, Rumania, Albania, Mongolia, dan Jerman Timur.

(17)

KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti) merupakan dinas intelegen sipil atau dinas rahasia Uni Soviet sedangkan CIA (Central

Intelligence Agency) yang merupakan dinas rahasia Amerika Serikat yang bertugas untuk mencari keterangan tentang negara-negara asing tertentu.

KGB dan CIA selalu berusaha untuk memperoleh informasi rahasia mengenai segala hal yang menyangkut kedua belah pihak atau negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak. Mereka juga membantu terciptanya berbagai ketegangan di dunia. Misalnya, CIA turut membantu orang-orang Kuba di perantauan untuk melakukan serangan ke Kuba tahun 1961 yang disebut Insiden Teluk Babi. Di pihak lain, Uni Soviet memberikan dukungan kepada Fidel Castro (Presiden Kuba) dalam menghadapi invasi tersebut.

3. Perang Proksi (Proxy War); pengertian proxy war adalah perang terselubung di mana salah satu pihak menggunakan orang lain atau pihak ketiga untuk melawan musuh. Dengan kata lain, proxy war artinya perang tidak tampak menggunakan cara-cara halus untuk menghancurkan dan mengalahkan lawan menggunakan pihak ketiga.

Perang Proksi sendiri dijadikan strategi oleh Amerika Serikat dan Uni

Soviet untuk menghindari perang secara terbuka, namun tetap bisa berperang secara tidak langsung dengan memanfaatkan negara ketiga sebagai pihak yang berperang secara langsung. Berikut beberapa perang proksi yang terjadi selama perang dingin:

(18)

Konferensi yang menghasilkan deklarasi ini dipimpin oleh Britania Raya, Amerika Serikat, dan China; Korea

terbagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan pada Desember 1945.

Garis pembagi kedua bagian tersebut dikenal sebagai "paralel ke-38". Amerika Serikat bertanggung jawab atas administrasi Korea Selatan, sedangkan Uni Soviet bertanggung jawab atas Korea Utara, pembagian ini seharusnya hanya sementara. Selanjutnya, Amerika Serikat, Uni Soviet, Britania Raya, dan China seharusnya akan mengatur amanat administrasi untuk menyatukan Korea. Akan tetapi, kedua bagian tersebut masih terpisah sampai sekarang.

Perang Korea bermula dua tahun setelah selesainya perang dunia kedua, AS dan Uni Soviet mundur dari Korea. Korea Selatan ditinggal dengan pemerintahan demokrasi dengan Syngman Rhee sebagai presiden, sedangkan Korea Utara ditinggal dengan pemerintahan komunis dengan Kim Il-Sung sebagai perdana menteri. Terdapat permasalahan dalam menyatukan Korea dalam satu bentuk pemerintahan.

Korea Utara ingin seluruh Korea di bawah pemerintahan komunis, sedangkan Korea Selatan ingin seluruh korea di bawah pemerintahan demokrasi. Tentara Korea Selatan relatif lebih lemah dibandingkan dengan Korea Utara. Korea Selatan hanya dilengkapi oleh senjata ringan, sedangkan tentara Korea Utara dilengkapi tank-tank dan artileri. Perang Korea adalah usaha Korea Utara untuk menyatukan kedua negara tersebut di bawah pemerintahan komunis.

(19)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut campur pada tanggal 27 Juni, Korea Selatan diberikan bantuan angkatan

laut dan angkatan udara oleh Amerika Serikat. Meskipun Perang Korea hanya berlangsung selama tiga tahun yang berakhir pada tahun 1953, Perang Korea belum bisa dikatakan berakhir karena belum ada perjanjian perdamaian dan kedua negara masih berstatus gencatan senjata.

2. Krisis Misil Kuba (1962); Krisis Rudal Kuba merupakan krisis yang terjadi setelah terungkapnya fakta bahwa Amerika Serikat telah mensponsori sebuah serangan ke Teluk Babi milik Kuba, sebuah negara komunis di Laut Karibia. Meskipun gagal, penyerbuan ini telah menimbulkan kemarahan Uni Soviet, sebagai pemimpin komunis dunia, maupun rakyat Kuba sendiri. Pada bulan September 1962, Uni Soviet segera menempatkan rudal-rudal berukuran sedang yang dilengkapi dengan hulu ledak nuklir di Kuba. Rudal-rudal tersebut mengancam AS karena kemampuan merusaknya yang dapat menghancurkan sebuah kota besar dalam waktu singkat setelah diluncurkan. Pada tanggal 22 Oktober1962, Kennedy muncul di muka publik dan menuntut

Uni Soviet untuk menarik rudal-rudalnya atau AS akan menyerang Kuba. Maka, dimulailah minggu-minggu yang dikenal dengan sebutan Krisis Rudal Kuba ini.

(20)

Akhirnya disepakati bahwa Uni Soviet melucuti rudal nuklir nya di Kuba sedangkan Amerika Serikat melucuti

rudal nuklir nya di Turki dan Italia.

3. Perang Vietnam (1957-1975); Perang Vietnam disebut juga dengan Perang Indochina Kedua, adalah sebuah perang yang terjadi antara tahun 1955-1975 di Vietnam. Perang ini merupakan bagian dari Perang dingin antara dua kubu idiologi besar, yakni Komunis dan Liberal. Vietnam yang telah menjadi negara jajahan Perancis sejak abad ke-19 menimbulkan reaksi dari rakyat Vietnam untuk merdeka, sehingga terjadi banyak sekali pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok nasionalis.

Pada tahun 1919 terjadi perundingan Perjanjian Versailles. Ho Chi Minh meminta agar Vietnam dapat merdeka, namun permintaan tersebut ditolak sehingga Vietnam masih menjadi wilayah jajahan Perancis. Ho Chi Minh mendirikan Liga untuk Kemerdekaan (Viet Minh) pada tahun 1941.

Viet Minh terdiri dari para nasionalis Vietnam dan kelompok komunis yang mendukung kemerdekaan Vietnam

dengan berjuang melawan penjajahan Perancis.

(21)

Ketika tahun 1954, Perancis meninggalkan daratan tersebut, dan Amerika yang menggantikannya, dan 4 tahun

kemudian Amerika telah memiliki lebih dari 500.000 pasukan di Vietnam Selatan. Amerika dibawah presidennya, secara berturut-turut telah melibatkan negaranya untuk terjun kedalam sebuah perang panjang dengan jarak yang sangat jauh. Pada bulan maret 1973, pasukan terakhir Amerika meninggalkan Vietnam. Dua tahun kemudian, Vietnam Utara dan kekuatan komunis Selatan memulai serangan dengan maksud untuk menguasai negara Vietnam Selatan, namun pada tanggal 30 April 1975, pasukan Vietnam Utara menduduki Saigon yang mengakibatkan berakhirnya perang yang telah berlangsung selama tiga puluh tahun.

4. Perang Soviet-Afghanistan (1979-1989); merupakan masa sembilan tahun di mana Uni Soviet berusaha mempertahankan pemerintahan Marxis-Lenin di Afganistan, yaitu Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, menghadapi mujahidin Afganistan yang ingin menggulingkan pemerintahan.

Uni Soviet mendukung pemerintahan Afganistan, sementara para mujahidin mendapat dukungan dari banyak

negara, antara lain Amerika Serikat dan Pakistan.

4. Bidang Ruang Angkasa

Ruang angkasa adalah sebuah ruang di luar bumi yang turut dijadikan objek persaingan dalam Perang Dingin. Ambisi manusia untuk menaklukkan ruang angkasa dan demi menarik perhatian dunia turut melatarbelakangi persaingan besar ini.

(22)

Pada 12 April 1961, Rusia kembali memimpin dengan meluncurkan manusia pertama ke angkasa luar, Yuri Alekseyivich Gagarin, seorang mayor

Angkatan Udara Rusia yang meluncur dengan kapsul Vostok I. Kurang dari sebulan kemudian, Amerika Serikat meluncurkan astronaut pertamanya, Alan B Shepard dengan kapsul Mercury 7. Peluncuran ini dilakukan secara terburu-buru dengan teknologi yang belum sempurna sehingga Alan B Shepard hanya mampu mengangkasa selama 15 menit dengan ketinggian maksimal 184 km, tertinggal dengan Yuri Alekseyivich Gagarin dari Uni Soviet yang mencatat waktu 108 menit dan ketinggian maksimal 301,4 km dalam sekali orbit.

Misi Amerika Serikat sendiri sebenarnya hanyalah penerbangan naik-turun dan tidak sampai mengorbit bumi. Amerika Serikat baru berhasil mengirimkan pesawat pengorbit pada 20 Februari 1962, ketika kapsul Friendship 7 yang diawaki oleh Letkol. Jonh Herschel Glenn berhasil melakukan 3 kali orbit dalam penerbangan selama 4 jam 56 menit. Tetapi prestasi ini masih tertinggal dengan kemajuan yang dicapai Rusia pada 6 bulan sebelumnya, ketika Mayor German Stephanovich Titov berhasil mengorbitkan sebanyak 17 kali dalam penerbangan selama 25 jam 18 menit dalam kapsul Vostok II.

Bulan menjadi sasaran berikutnya dari kedua negara yang telah bersaing itu. Rusia mendahului dengan mengirim wahana tak berawak Luik II pada 14 September 1959. Wahana ini tercatat sebagai wahana buatan manusia pertama

yang mendarat di permukaan bulan. Sayangnya, Lunik II mendarat secara keras (hard landing) dengan akibat seluruh peralatan yang dibawanya rusak sehingga tidak mampu mengirimkan data apapun ke bumi. Rusia baru berhasil mendaratkan wahana yang mampu melakukan pendaratan lunak (soft landing) pada Februari 1966 melalui wahana Lunik IX.

(23)

Misi tersebut dilanjutkan dengan 5 pendaratan lainnya, masing-masing Apollo-12 9November 1969), Apollo-14 (Februari 1971), Apollo-15 (Agustus

1971), Apllo-16 (April 1972), dan kegagalan, tepatnya menimpa misi Apollo-13 yang mengalami kecelakaan (ledakan pada salah satu modulnya). Melalui tindakan pertolongan yang legendaris, para awaknya dapat kembali dengan selamat ke bumi walaupun gagal menjejak ke permukaan bulan. Sementara itu, Rusia tercatat pernah mengirimkan modul Lunkhod I pada 17 November 1970. Modul ini berupa robot yang dikendalikan dari bumi.

Namun sesudahnya, program antariksa Rusia di bulan tidak lagi berlanjut. Begitu pula dengan Amerika Serikat. Setelah berakhirnya misi Apollo-17 Amerika Serikat tidak lagi mengirimkan manusia ke bulan. Persaingan antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terus berlanjut dalam bidang penguasaan ruang angkasa.

Sebelum era pesawat ulang-alik, seluruh komponen antariksa bersifat sekali pakai. Maka akibatnya, pengiriman misi berawak membutuhkan biaya yang sangat besar. Selain cara ini juga sangat berisiko karena apabila terjadi kecelakaan dalam misi berawak di ruang angkasa mustahil untuk melakukan pertolongan. Musibah yang menimpa misi Apollo-13 memberikan pelajaran bahwa misi berawak ke antariksa tidak lain adalah sebuah petualangan yang penuh risiko. Atas pertimbangan itu, maka tahun 1970-an, NASA mulai mengembangkan pesawat

ulang-alik. Misi ulang-alik dinilai lebih ringan biayanya karena hampir seluruh komponennya dapat digunakan kembali pada misi-misi sesudahnya.

Amerika Serikat kembali mencatat sejarah dengan keberhasilannya meluncurkan pesawat ulang-alik pertamanya, Columbia, pada bulan Juni 1981. Dengan digunakannya teknologi ulang-alik terbuka kesempatan untuk meluncurkan misi berawak dengan frekuensi yang lebih sering dengan pembiayaan yang lebih kecil.

(24)

Sementara itu Uni Soviet juga tidak mau ketinggalan dengan Amerika Serikat untuk mengejar ketertinggalannya dari Amerika Serikat, Rusia tercatat

juga sempat mengembangkan pesawat ulang-aliknya sendiri yang diberi nama Buran, dari bahasa setempat yang berarti Badai Salju.

Tahun 1988, Buran sempat diujicoba dalam sebuah penerbangan tanpa awak. Sayangnya krisis politik maupun ekonominya yang melanda Uni Soviet sesaat sebelum bubar membuat proyek Buran tersendat, dan bahkan terhenti sama sekali sebelum sempat berkembang.

Pecahnya Uni Soviet akhirnya juga membawa malapetaka bagi program antariksa Rusia. Pangkalan peluncuran Rusia yang berada di Tyuratam dikenal sebagai kosmodrom Baikonur kini telah masuk wilayah Kazakhstan, sebuah negara kecil yang secara ekonomi tidak begitu makmur. Tentu saja pemerintah Kazakhstan tidak ingin membiarkan begitu saja sebagian teritorinya dipakai secara gratis oleh negara Rusia untuk kepentingannya sendiri. Pendeknya pemerintahan Kazakhstan menuntut pihak Rusia untuk membayar ongkos sewa agar dapat terus menggunakan pangkalan tersebut.

Rusia terus melanjutkan program antariksa mereka dengan memanfaatkan stasiun luar angkasa Mir. Tetapi karena kurangnya biaya ditambah dengan kondisi Mir yang memang sudah tua akhirnya membuat pemerintah Rusia terpaksa memutuskan untuk mengakhiri riwayat stasiun kebanggaan mereka itu pada bulan

April 2001.

Pasca-Perang Dingin, teknologi roket tidak lagi merupakan monopoli Amerika Serikat atau Rusia. Tercatat negara-negara seperti Jepang, India, Cina, dan Uni Eropa, juga telah berhasil mengembangkan teknologi roketnya sendiri. Rencana Cina untuk meluncurkan misi berawak ke antariksa kiranya akan menorehkan sejarah baru dalam dunia penerbangan antariksa. Negara-negara tersebut pada kahirnya bahu-membahu membangun stasiun ruang angkasa internasional.

D. Berakhirnya Perang Dingin

(25)

1. Detente (Penurunan Ketegangan/Persahabatan)

Detente adalah berkurangnya ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur. Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya penurunan ketegangan antara lain sebagai berikut:

1. Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971. 2. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.

3. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973. 4. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT I (Strategic Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis. SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet). SALT II merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina, Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).

2. Gerakan Reformasi Mikhael Gorbachev

(26)

3. Kegagalan Ekonomi Rusia

Harga minyak mengalami penurunan pada tahun 1980-an dan secara drastis

mempengaruhi pendapatan Uni Soviet pada saat itu. Hal ini mendorong Gorbachev melakukan beberapa langkah reformatif dengan tujuan mengangkat perekonomian. Dia memperkenalkan konsep Perestroika (restrukturisasi) dan Glasnost (keterbukaan) untuk melawan ketertutupan yang mengelilingi kerja Pemerintah Uni Soviet. Selain itu, perlombaan senjata dengan Amerika Serikat membuat ekonomi Uni Soviet semakin mengalami kesulitan. Semua ini menyebabkan banyak tuntutan reformasi liberal yang akhirnya tidak tertangani dengan baik sehingga memicu gerakan yang akhirnya menghancurkan Uni Soviet.

4. Perang di Afghanistan

Antara tahun 1979 hingga 1989, Soviet membantu Republik Demokratik Afghanistan melawan Mujahidin Afghanistan dan penyusup Arab-Afghan lainnya. Akhirnya, Amerika Serikat juga ikut terlibat dalam perang ini dengan tujuan tunggal berusaha melawan Soviet. Biaya perang, kerugian ekonomi, dan hilangnya nyawa selama perang 9 tahun mengakibatkan masyarakat Soviet mendesak pemerintahnya untuk menghentikan perang.

5. Konflik di Berbagai Wilayah Dunia

Setiap kali terjadi konflik antara dua negara, kedua pihak cenderung berusaha mendekati baik Uni Soviet atau Amerika Serikat untuk meminta bantuan.

Akibatnya, hampir seluruh dunia terbagi menjadi dua blok. Hal ini menyeret AS dan Soviet dalam berbagai konflik di berbagai belahan dunia yang tentu membawa masalah bagi kehidupan domestik mereka. Perekonomian Soviet yang sudah melemah semakin bertambah sulit karena harus membiayai berbagai konflik di seluruh dunia.

6. Komunikasi Lebih Cair antara Uni Soviet dan Amerika Serikat

(27)

Pertemuan terakhir diadakan di Moskow, di mana Gorbachev dan George HW Bush menandatangani perjanjian pengawasan senjata. Akhirnya, Perang

Dingin secara resmi dinyatakan berakhir di Malta Summit pada tahun 1989.

E. Momentum Perjanjian dan Kerjasama Internasional Masa Perang Dingin dan pasca-Perang Dingin

Dalam sejarah perkembangan Perang Dingin, telah terjadi banyak sekali perjanjian dan kerja sama yang bersifat internasional pada era tersebut. Adapun beberapa perjanjian dan kerja sama internasional yang terjadi adalah:

1. Perjanjian antara RRC dan Uni Soviet tahun 1950 mengenai kerja sama dianatara kedua negara guna menghadapi kemungkinan agresi Jepang,

2. Terjadinya kesepakatan antara AS dan US dengan ditandatanganinya persetujuan: a. SALT I; merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang

berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November 1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet),

b. SALT II; merupakan perundingan pembatasan persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa, Swiss pada November 1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina, Austria oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet),

3. Persetujuan Pembatasan Nuklir Balistik (1987). Presiden Ronald Reagen

meningkatkan kemampuan persenjataan balistiknya yang mempengaruhi sikap Mikhail Gorbachev untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun 1987. Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan angkatan perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan ekonomi serta kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis,

4. Konfrensi dikapal Maxim Gorky (1989) kedua belah pihak akah mengurangi jumlah pasukan dan persenjataan di eropa,

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri Semarang Koordinator

Virajaya Riauputra Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar karena belum dilaksanakan dengan baik skedul atau program kerja yang telah ada dalam perusahaan tersebut dengan kata lain

Bagi orang Yahudi, kitab Ayub sebagai tulisan hikmat (wisdom writing) yang berisi pemahaman tentang penderitaan, juga dapat diterima sebagai tulisan yang

Model pada penelitian ini akan berfokus bagaimana tingkat kompetensi yang dimiliki auditor berpengaruh terhadap perencanaan audit yang dimoderasi oleh pemahaman

Aplikasi ini akan menampilkan antarmuka dengan pengguna, menentukan kadar dari zat kimia pada sampel dan mengatur daftar log dari hasil uji makanan yang telah dilakukan..

Pelaksanaan kursus pra-perkahwinan Islam khusus untuk golongan OKU pendengaran ini sememangnya memberi tekanan dan cabaran kepada pihak yang terlibat seperti persatuan

Selain perbandingan jenis PCM dilakukan juga perbandingan terhadapat perlakuan isulasi pada cool box hasil yang didapatkan adalah laju penurunan temperatur didalam cool

Jumlah saham yang ditawarkan 3.400.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus rupiah) setiap saham.. Penjamin Pelaksana