• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS JURNAL EKONOMI MONETER islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS JURNAL EKONOMI MONETER islam "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS JURNAL EKONOMI MONETER

Disusun Oleh :

AYNUN WULANNDARI

(2)

Berbagai Hambatan dalam Penerapan Kebijakan Moneter

Inflation Targeting

BAB IPENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui bahwa negara Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi yangberlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Tingginya tingkat krisis yang dialami negri kitaini diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadipenurunan tabungan,

berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang dilarikan ke luarnegeri, serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Kondisi seperti ini tak bisa dibiarkanuntuk terus berlanjut dan memaksa pemerintah untuk

menentukan suatu kebijakan dalammengatasinya.Kebijakan moneter dengan menerapkan target inflasi yang diambil oleh

pemerintahmencerminkan arah ke sistem pasar. Artinya, orientasi

pemerintah dalam mengelolaperekonomian telah bergeser ke arah makin kecilnya peran pemerintah. Tujuan pembangunanbukan lagi semata-mata pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi lebih kepada

pertumbuhanekonomi yang berkelanjutan.Penerapan kebijakan moneter dengan menggunakan target inflasi

(inflation targeting) inidiharapkan dapat menciptakan fundamental ekonomi makro yang kuat. Makalah ini akanmembahas berbagai hal yang berkaitan dengan target inflasi, yang meliputi pengertian,evolusi teori, prasyarat, karakteristik dan elemen target inflasi. Agar dapat

mengetahuidengan jelas kondisi ekonomi nasional Indonesia hingga tahun 2000 ini, maka dalampembahasan juga dipaparkan tentang perkembangan ekonomi makro Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

1.

(3)

Program pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1970-an danmenunjukkan perkembangan yang pesat sejak tahun 1980-an. Pada masa itu pemerintahmemberikan banyak kemudahan bagi para investor yang akan berinvestasi di bidangkeuangan dan perbankan. Hingga pertengahan tahun 1990-an perekonomian Indonesiaterlihat semakin kuat dan mulai terpandang di dunia internasional. Dalam artikel ini akandibahas perkembangan ekonomi di Indonesia saat mulai berkembang tahun 1980-an hinggaterjadinya krisis moneter pada tahun 1997. 2.

Perkembangan Moneter Perbankan.

Krisis moneter di Indonesia telah memporak-porandakan sektor keuangan yang sebelumnyatengah berkembang pesat sejak tahun 1980-an. Dalam upaya pemulihan sektor keuanganIndonesia, telah dilakukan restrukturisasi sistem moneter sejak tahun 1998. Bentuk nyatarestrukturisasi dilakukan dengan cara menyehatkan bank dan memberikan independensikepada Bank Sentral. Meski telah menelan banyak biaya dan telah dilaksanakan lebih daritiga tahun, namun proses penyehatan sistem moneter belum menunjukkan tanda-tanda akanberakhir.

3.

Kebijakan Moneter

Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru sudah pernah memanas. Pada saat itupemerintah melakukan kebijakan moneter berupa contractionary monetary policy

dan viceversa

. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yangharus dibayar relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini berupa

open market operation

(4)

Kebijakan Fiskal.

Berdasarkan AD/ART pemerintah negara Indonesia, sebagaimana yang dipublikasikan olehBI, untuk semester pertama tahun anggaran 2000 terlihat bahwa telah terjadi defisit anggaranyang disebabkan oleh

peningkatan pengeluaran untuk subsidi dan pembayaran bunga hutang.

Meski sebenarnya terjadi peningkatan penerimaan, namun ternyata besarnya peningkatanpenerimaan masih jauh lebih rendah dibanding peningkatan pengeluaran.Dominasi kebijakan moneter dibanding kebijakan fiskal dan deregulasi sektor riilmenyebabkan terjadinya kebijakan makro ekonomi yang tidak seimbang.

5.

Prospek Ekonomi Jangka Pendek.

Ditinjau dari aspek ekonomi makro, kinerja perekonomian bukan hanya dipengaruhi olehfaktor-faktor internal, namun juga dari faktor eksternal. Kondisi ekonomi sangat dipengaruhioleh kondisi politik dan keamanan dalam negeri. Untuk beberapa tahun ke depan, kegiatanekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan, dengan asumsi kondisi

politik dan keamanan stabil. Peningkatan pertumbuhan ekonomi bertumpu pada kenaikan eksporyang dewasa ini mulai membaik kembali.

6.

Target Inflasi.Pengertian.

Ada berbagai kebijakan yang biasa dipergunakan oleh pemerintah dalam menanganipermasalahan ekonomi, misalnya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Target inflasimerupakan salah satu bentuk kebijakan moneter yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesiadalam upaya

pemulihan kondisi ekonomi nasional. Dalam hal ini Bank Indonesia selaku bank sentral menetapkan target laju inflasi untuk periode jangka waktu tertentu. Dengan demikian,kebijakan target inflasi lebih berorientasi ke depan (

forward looking

(5)

moneter, dalam target inflasi diperggunakan proyeksi inflasi. Kalaupun harusmempergunakan target antara, biasanya akan digunakan tingkat bunga jangka pendek.

Evolusi Teori. Inflasi sebagai s

-Pengawasan instrumen

Bank Sentral harus memiliki kemampuan untuk mengawasi instrumen-instrumenkebijakan moneter.

-Pelaksanaan secara konsisten dan transparan.

Dengan pelaksanaan target inflasi secara konsisten dan transparan, makakepercayaan masyarakat terhadap kebijakan yang ditetapkan semakin meningkat.

-Fleksibel sekaligus kredibel

Biasanya, kebijakan yang fleksibel akan cenderung kurang kredibel dan hal itumerupakan dilema dalam penentuan kebijakan. Aturan Taylor (

Taylor’s rule

) dapatdipergunakan sebagai pedoman untuk mengatasi dilema tersebut. 8.

Karakteristik.

Dalam mengatur/menggunakan instrumen, kebijakan target inflasi ini lebih berwawasan kedepan. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang

dimilikinya, yaitu:

a. Dalam kebijakan ini target dan indikator inflasi ditentukan terlebih dahulu dandipergunakan sebagai pegangan dalam pelaksanaan kebijakan moneter.

(6)

c.Melakukan review terhadap kinerja kebijakan moneter. Hasil tinjauan tersebut dapatdipergunakan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja selanjutnya.

Elemen-elemen.

Berdasarkan teori dan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa elemen-elemendalam target inflasi terdiri atas:

a.

Sasaran target inflasi.

Sasaran utama dalam kebijakan target inflasi adalah pengendalian inflasi. Kalau adasasaran-sasaran lain di samping sasaran ini, maka sasaran yang lain harus tunduk padasasaran utama.

b.

Laporan pelaksanaan

Mestinya, publik perlu untuk mengetahui sasaran kebijakan ini. Sehubungan dengan haltersebut, maka hasil yang telah dicapai oleh kebijakan ini harus dimonitor, dilaporkandan diumumkan secara periodik. Ini penting bagi publik agar dapat mengukurkeberhasilan kebijakan ini, karena akan berpengaruh terhadap ekspektasi masyarakat.

c.

Independensi

Dengan adanya independensi dalam menentukan kebijakan, maka peluang tercapainyasasaran akan lebih maksimal.

d.

Komunikasi

Dalam pelaksanaan kebijakan ini perlu adanya komunikasi yang efektif terhadap publik tentang cara-cara pencapaian sasaran inflasi dan mekanisme transmisi yang jelas.

(7)

Data dan informasi

Data dan informasi yang relevan, terbaru dan lengkap diperlukan untuk melakukananalisis kebijakan yang prima.

10.

Prospek.

Kebijakan target inflasi ini telah dilaksanakan di negara-negara Selandia Baru, Kanada,Inggris, Finlandia, Swedia, Australia, Spanyol, Korea dan Filipina. Negara-negara tersebutmendapatkan keberhasilan dalam menekan laju inflasi dengan penerapan kebijakan ini.Seperti halnya Indonesia, negara-negara tersebut sebelumnya juga mempergunakan kebijakanmoneter dengan target antara. Karena adanya kesamaan permasalahan dan latar belakang,maka diharapkan pelaksanaan target inflasi di negara kita juga akan dapat menuaikeberhasilan.

11.

Berbagai Hambatan Dalam Pelaksanaan Targat Inflasi.

Meski kebijakan target inflasi ini cukup menjanjikan, namun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang berkaitan dengan banyaknya prasyarat yang harus dipenuhi dalampelaksanaannya di Indonesia. Ditambah dengan adanya faktor lain yang juga menjadi kendaladalam pemberlakuan

kebijakan ini. Secara singkat, hambatan-hambatan dapat dijelaskansebagai berikut:

a.

Hambatan dalam menciptakan independensi

Sulitnya menciptakan independensi bank sentral, karena hingga saat ini sistempemerintahan Indonesia tidak memungkinkan untuk memberikan kewenanganpenuh terhadap suatu lembaga/otoritas dalam menjalankan fungsi pengawasaninstrumen keuangan. Dengan kata lain bahwa

pemerintah tidak dapat benar-benartidak turun campur tangan dalam urusan lembaga pengawas, meski lembagatersebut disebut lembaga

(8)

yang berarti loyalitas mereka terhadap pemerintah tak diragukanlagi. Hal ini jelas-jelas menyebabkan fungsi pengawasan tak dapat

berjalansebagaimana mestinya. b.

Hambatan dalam memprediksi inflasi.

Kemampuan untuk memprediksi inflasi merupakan kunci utama dalam pelaksanaankebijakan target inflasi. Kemungkinan besar, peramalan inflasi di Indonesia akansulit dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan kondisi politik dan keamanan yangboleh dikatakan tidak menentu akhir-akhir ini. Padahal, stabilitas nasional sangatberperan dalam menentukan kondisi ekonomi suatu negara. Untuk saat ini, parainvestor masih beranggapan bahwa negara kita tidak cukup kondusif bagi investasi.Isu-isu seputar politik dan keamanan daerah sudah rawan untuk memporak-porandakan

perekonomian nasional. Jika stabilitas belum tercapai, mustahil dapatmemprediksi dengan cermat.

c.

Hambatan dalam mewujudkan kebijakan secara konsisten dan transparan. Pelaksanaan kebijakan target inflasi secara konsisten dan transparan juga akan sulitterwujud. Tingkat korupsi di Indonesia yang sedemikian tinggi akan mempersulitpemerintah dalam meraih kepercayaan dari masyarakat. Juga maraknya praktik kolusi yang menyebabkan sikap masyarakat

semakin apatis dan engganberpartisipasi dalam pelaksanaan pemulihan krisis ekonomi. Kebijakan target inflasibelum tentu didukung oleh

masyarakat, kecuali apabila lembaga pelaksanakebijakan ini dapat meyakinkan masyarakat bahwa aparaturnya negara bersih danbebas korupsi.

d.

(9)

membuka kesempatan korupsi dan kolusi, sehingga menyebabkan incredible

.Demikian juga sebaliknya, apabila kebijakan ini lebih berfokus pada kredibilitas,maka akan timbul sifat

inflexible .

e.

Tingkat keparahan krisis.

Faktor lain adalah tingkat keparahan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sudahtergolong akut, sehingga penanganannya juga lebih sulit dibanding negara-negaralain. Mungkin kebijakan target inflasi ini berhasil diberlakukan di negara-negaralain, namun belum tentu akan sesuai diberlakukan di Indonesia.

BAB IIIKESIMPULAN

-Kondisi perekonomian Indonesia yang terpuruk akibat krisis memerlukan upayapemulihan dengan menggunakan kebijakan moneter. Kebijakan yang diterapkan berupa

inflation targeting

yang telah berhasil mengentaskan problem inflasi di berbagai negaradi dunia.

-Target inflasi dicetuskan dari perkembangan evolusi teori-teori ekonomi dan dalampelaksanaannya ditentukan oleh kondisi suatu negara dengan prasyarat-prasyarat untuk keberhasilan sistem ini.

-Bank Indonesia sebagai otoritas moneter diharapkan dapat

mengembangkan kebijakanyang secara efektif dapat memulihkan stabilisasi ekonomi jangka pendek danpertumbuhan ekonomi yang tinggi

(10)

-Pemulihan kondisi ekonomi yang stabil bukan hanya ditentukan oleh faktor internal,namun juga faktor eksternal, misalnya kondisi politik dan

keamanan negara.

-Target inflasi nampaknya akan sulit untuk diberlakukan sebagai salah satu kebijakanmoneter di Indonesia, mengingat berbagai hambatan yang harus dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, Sri. 2000. "

Perkembangan Moneter Perbankan Indonesia

". Makalah SeminarSehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September.Bernanke, B. and Mihov. 1997. "What Does the Bundesbank Target?"

European Economic Review. Boediono. 2000. "

Inflation Targeting".

Makalah Seminar Sehari Kerjasama FE UGM denganBI, MM UGM, 29 September.Fischer, Stanley. 1993. "The Role of Macroeconomic Factors in Growth".

Journal of Monetary Economics. Goeltom, Miranda S. 2000.

"Perkembangan Ekonomi Makro Indonesia".

Makalah SeminarSehari Kerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September.Mishkin, F.S. 1999. "International Experience with Different Monetary Policy Regimes".

Journal of Monetary Economics. Nopirin. 2000.

"Kebijakan Moneter Dengan Target Inflasi".

Makalah Seminar SehariKerjasama FE UGM dengan BI, MM UGM, 29 September.Saudagaran, S.M. and Diga, J.G. 2000. "The Institutional Environment of FinancialReporting Regulation in ASEAN".

Referensi

Dokumen terkait

Svarbu ir tai, kad teismo nustatomą terminuoto laisvės atėmimo bausmės laikotarpį, taip pat ir patį sprendi- mą laisvės atėmimą iki gyvos galvos bausmę pakeisti

Pada saat ini pengelolaan danau terutama danau yang memiliki fungsi strategis seperti Rawapening tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah tetapi harus melibatkan

cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya dosis introduksi Trichoderma spp. Meningkatnya pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada perlakuan introduksi Trichoderma

• Sampling frequency/rate: berapa sering contoh suara diambil • Sampling size: berapa banyak informasi yang disimpat tiap contoh.. 10/Multimedia Data

Dengan bantuan regresi logistik dan random forest sebagai classifier, dapat ditunjukkan fitur-fitur penting yang membantu model untuk klasifikasi. Baik regresi

NAMA ALAT MERK/TYPE JUMLAH TAHUN PEMBUATAN KONDISI ALAT STATUS

Наушнице у облику карика отвореног типа су искњучиво везане за касноантички период тј., од IV до V (ТИП I a,b,c,d,e). Једино су наушнице ТИПА

Begitupun untuk penetapan sasaran SAR 2 Prodi S2 dan S3 di Fakultas, tidak sama dengan sasaran yang ditetapkan oleh Departemen, meskipun capaian SAR-2 dapat