• Tidak ada hasil yang ditemukan

8 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "8 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Shelly Oktavia Mufida*, Virgianti**, Aripal Aris***

……….…… …… . .….…….

ABSTRAK

…… …. .… …….. .…….… ….……

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Didalam program KIA pun telah disepakati bahwa kunjungan ibu hamil minimal dilakukan empat kali. Tetapi pada kenyataannya masih banyak dijumpai kurangnya pemahaman tentang pedoman kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya kunjungan pemeriksaan kehamilan. Salah satu penyebab rendahnya cakupan KI dan K4 adalah masih rendahnya pendidikan ibu hamil sehingga mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan ANC. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Keteraturan ANC.

Desain penelitian ini menggunakan metode kasus control (case control). Metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Sample yang diambil sebanyak 30 responden yaitu ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Turi-Lamongan, pada bulan November 2008. Instrumen penelitian ini adalah dengan wawancara terarah dan buku KIA. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden yang bertingkat pendidikan rendah sebanyak 18 orang dan sebagian besar masih belum memenuhi standar pelayanan antenatal sebanyak 14 orang (77,78 %). Sedangkan yang bertingkat pendidikan tinggi sebanyak 12 orang, sebagian besar sudah sesuai standar sebanyak 8 orang (66,67%). Sedangkan dari hasil uji statistik diperoleh hasil ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC, dengan nilai P= 0,024 dimana P< 0,05.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan masih banyak yang rendah dan berpengaruh pada kunjungan ANC. Sehingga harus lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan mengenai pentingnya ANC.

Kata Kunci :Tingkat Pendidikan, Keteraturan ANC

PENDAHULUAN

….… … … ...…

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar (misalnya pemberian imunisasi T5 dan tablet Fe), serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu hamil minimal empat kali atau lebih dengan

(2)

Berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No.1475/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal dibidang kesehatan target kunjungan baru (K1) adalah 100% dan kunjungan yang keempat atau lebih (K4) adalah 95%.

Sedangkan pada tahun 2007 pencapaian di daerah propinsi Jawa Timur K1 adalah 95,13% dan K4 adalah 77,04%. Di kabupaten Lamongan K1adalah 92,04% dan K4 adalah 85,46%. Di puskesmas Turi sendiri cakupan K1 80,74% dan K4 68,23%, dari hasil prosentese di atas dapat di ketahui masih rendahnya kunjungan awal (K1) dan kunjungan ke empat atau lebih (K4) padahal di setiap daerah terdapat kebijakan teknis tersendiri yang disapakati dalam mengupayakan kesehatan ibu dan anak. Kebijakan teknis yang diberlakukan di Lamongan antara lain: bidan bermitra dengan dukun, bagi pasien yang melakukan rawat jalan tidak dikenakan biaya (di wilayah kerja puskesmas kabupaten Lamongan), melakukan kunjungan rumah ibu hamil, ibu nifas yang kesulitan dating di pelayanan kesehatan karena tidak adanya sarana dan prasarana. (Depkes, 2007)

Faktor yang melatar belakangi rendahnya cakupan K1 dan K4 adalah kurangnya pemahaman tentang pedoman kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya kunjungan pemeriksaan kehamilan. Beberapa variabel yang mempengaruhi rendahnya pelayanan antenatal adalah umur ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang kesehatan kehamilan, sikap ibu, ekonomi keluarga dan jumlah anak. (Felly P Senewe, 2003). Salah satu penyebab rendahnya cakupan KI dan K4 adalah masih rendahnya pendidikan ibu hamil.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap ibu terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan seperti pentingnya kunjungan ANC pada saat hamil. Untuk menanggulanginya harus diadakan penyuluhan-penyuluhan agar ibu lebih faham tentang pentingnya ANC pada ibu hamil

sehingga mau melakukan ANC secara teratur.

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Dengan Keteraturan Kunjungan ANC di Puskesmas Turi Kabupaten Lamongan”

Tujuan dari penelitian diatas untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC di Pukesmas Turi Lamongan.

METODE PENELITIAN

…. …… …

Desain penelitian yang digunakan adalah korelasioner yaitu desain penelitian yang menjelaskan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel.

Desain dalam penelitian ini mencari hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC (K1-K4) di Puskesmas Turi - Lamongan 2008.

Penelitian ini merupakan penelitian desain kasus control (case control), yaitu peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu. Sedangkan variabel independent ditelusuri secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya faktor (variabel independen) yang berperan.

HASIL PENELITIAN

…. … … … .

1. Data Umum

Data ini berupa karakteristik responden yang meliputi umur, pekerjaan dan paritas ibu:

1) Umur Ibu Hamil

Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Puskesmas Turi Lamongan, November 2008 disajikan sebagai berikut.

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur ibu hamil di Puskesmas TuriLamongan, November 2008.

(3)

Dari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa umur responden terbanyak berusia 20-30 tahun sebanyak 20 responden (66,67%) dan yang terendah berusia <20 tahun sebanyak 2 responden (6,67%).

2) Pekerjaan Ibu Hamil

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008 disajikan sebagai berikut.

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008.

No. Pekerjaan N Prosentase (%)

Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 23 orang (76,67 %) dan yang sebagian kecil bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (6,67%).

3) Paritas Ibu Hamil

Distribusi responden berdasarkan paritas ibu hamil di Puskesmas Turi Lamongan, November 2008 disajikan sebagai berikut:

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan paritas ibu hamil Di Puskesmas Turi Lamongan, November 2008.

No. Paritas N Prosentase (%) 1.

Dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa sebagian responden mempunyai anak lebih dari satu sebanyak 24 orang (80%). Sedangkan yang mempunyai anak satu sebanyak 6 orang (20%).

2. Data Khusus

Data ini menunjukkan tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC di Puskesmas Turi-Lamongan.

1) Pendidikan Ibu Hamil

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008.

Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008.

No. Pendidikan N Prosentase (%)

Karena kebutuhan perhitungan statistik, sekor pendidikan direduksi menjadi 2 yaitu tinggi dan rendah karena ada satu sel yang melebihi nilai 20% sehingga tidak dapat menggunakan uji chi-square sehingga peneliti menggunakan uji fisher’s exact

No. Pendidikan N Prosentase (%)

1.

(4)

2) Keteraturan Ibu Hamil Melakukan ANC

Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan keteraturan ANC Ibu hamil di Puskesmas Turi -Lamongan, November 2008.

No. Kunjungan N Prosentase (%) 1.

2.

Tidak sesuai standar

Sesuai standar 18 12

60 % 40 %

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden kunjungan ANC masih belum sesuai standar sebanyak 18 orang (60%). Sedangkan yang sesuai standar sebanyak 12 orang (40%).

Ibu hamil tidak melakukan ANC secara rutin disebabkan karena tidak ada keluhan dan berpedoman pada pengalaman terdahulu, ibu akan memeriksakan kehamilannya apabila ada keluhan pada kandungannya.

Tabulasi silang antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC. Disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut

Tabel 6 Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan keteraturan ANC di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008.

No. Pendidikan

Kunjungan

N Prosentase % Tidak Sesuai

Standar Sesuai Standar

N % N %

1. 2.

Rendah Tinggi

14 4

77,78 % 33,33 %

4 8

22,22 % 66,67 %

18 12

100 % 100 % Jumlah 18 111,11 % 12 88,89 % 30 100 %

Dari hasil tabulasi silang pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari responden yang bertingkat pendidikan rendah sebagian besar kunjungan ANCnya masih belum sesuai standar sebanyak 14 orang (77,78%). Sedangkan yang bertingkat pendidikan tinggi sebagian besar sudah sesuai standar sebanyak 8 orang (66,67%).

Berdasarkan hasil perhitungan chi-square (Fisher’s Exact) antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC diperoleh hasil nilai P = 0,014 dimana P < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC.

PEMBAHASAN

….… ………. …..

1. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 dapat dijelaskan bahwa kebanyakan ibu hamil tingkat pendidikannya masih rendah.

Menurut pendapat Soekidjo N. (2003) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap ibu terhadap nilai-nilai yang baru atau yang sedang berkembang.

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian di Puskesmas Turi-Lamongan dimana sebagian besar responden sebanyak 18 orang berpendidikan rendah sehingga pengetahuan responden juga rendah. Semua itu disebabkan karena keadaan sosial ekonomi keluarga yang rendah, sehingga mengakibatkan banyak responden putus sekolah.

2. Keteraturan ANC

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 5 keteraturan ANC ibu hamil di Puskesmas Turi-Lamongan, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak sesuai standar kunjungan kehamilan.

(5)

cakupan KI dan K4 adalah kurangnya pemahaman tentang pedoman kesehatan ibu dan anak (KIA) khususnya kunjungan pemeriksaan kehamilan. Beberapa variabel yang mempengaruhi rendahnya pelayanan antenatal adalah umur ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang kesehatan kehamilan, sikap ibu, ekonomi keluarga dan jumlah anak. (Felly P Senewe, 2003).

Sedangkan dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu hamil minimal dilakukan empat kali atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut: minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam memberi kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan. Karena tujuan pemeriksaan antenatal adalah menjaga ibu hamil dan dapat melalui kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat (Depkes, 1994).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada ibu hamil yang tidak melakukan ANC secara rutin disebabkan karena tidak ada keluhan pada kehamilannya dan berpedoman pada pengalaman kehamilan terdahulu, ibu akan memeriksakan kehamilannya apabila ada keluhan pada kehamilannya

3. Hubungan Tingkat Pedidikan Ibu Hamil Dengan Keteraturan ANC

Dari hasil tabulasi silang pada tabel 6 dapat dijelaskan bahwa dari responden yang bertingkat pendidikan rendah sebagian besar kunjungan ANCnya masih belum sesuai standar. Sedangkan yang bertingkat pendidikan tinggi sebagian besar sudah sesuai standar.

Hal ini dibuktikan dengan menggunakan ujichi square (Fisher’s Exact) antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC diperoleh hasil nilai P = 0,014 dimana P < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Soekidjo N (2003) bahwa pada hakekatnya pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar, berlangsung secara terus menerus, sistematis dan terarah, yang bertujuan mendorong terjadinya perubahan-perubahan terhadap individu yang terlibat didalamnya contohnya adalah pola pikir atau perilaku seseorang terhadap sesuatu yang baru. Seperti penelitian ini dimana masih banyak responden yang bertingkat pendidikan rendah sehingga berpengaruh pada keteraturan ibu hamil untuk melakukan ANC. Disebabkan oleh kurangnya pengetahuan atau informasi tentang pentingnya ANC bagi ibu hamil maupun janinnya. Sehingga hal ini berpengaruh pada pola pikir atau perilaku ibu untuk melakukan ANC secara teratur.

KESIMPULAN DAN SARAN

.

1. KESIMPULAN

1) Sebagian besar ibu hamil berpendidikan rendah.

2) Sebagian besar ibu hamil tidak sesuai standar kunjungan ANC.

3) Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan ANC.

2. SARAN

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka perlu memfungsikan sarana dan prasarana yang tersedia ditempat pelayanan kesehatan dengan menyediakan brosur sehingga ibu lebih mudah dalam memperoleh informasi mengenai ANC.

Dengan masih banyaknya ibu hamil yang masih belum memenuhi standar kunjungan kehamilan diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur bagi ibu dan janinnya.

(6)

sikap ibu, ekonomi keluarga, jumlah anak dan umur ibu, maka diharapkan peneliti selanjutnya lebih memperhatikan faktor-faktor tersebut guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan menghindarkan bias.

….… .

DAFTAR PUSTAKA

…… ……

Abdul, Bari S. (2002).Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Jakarta: YBPSP.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Aziz, Alimul. (2007).Metode Penelitian Dan Teknis Analisa Data, Jakarta: Salemba.

Azrul, dkk. (2003). Metode Penelitian, Jakarta: Bina Rupa Aksara.

DepKes RI. (1992). Kumpulan Materi Reproduksi Remaja, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Helen, Farrer. (1999). Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.

Helen,Varne dkk.(2006). Asuhan Kebidanan Vol. 1, Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC. Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Pusdiknakes. (1994). Standart Pelayanan Kebidanan, Jakarta:Dep Kes RI. Sadik M Djakfar.(2007). Kajian Yang

Mempengaruhi Derajat Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Di KEc. Gunung Sugih Kab. Lampung

Tengah, Jakarta:

http://www.digilib.ui.edu/opac/theme s/libri2/detail.jps?id=80700&lokasi=l okal Diakses Tanggal 27 Agustus 2008

Senewe, Felly P. (2003). Faktor-faktor Yanmg Berhubungan Dengan Komplikasi Persalinan 3 Tahun Terakhir Di Indonesia, Jakarta:http: //digilib

gunadarma.ac.Id/go.php?id=jkpkbpp k-gdl-res-2007-felly-883-komplikasi. Diakses Tanggal 27 Agustus 2008.

Singgih D, dkk. (2001). Psikologi Praktis Anak, Remaja, Dan Keluarga, Jakarta: Gunung Mulia.

Soekitjo Notoatmodjo .(2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Soekitjo Notoatmodjo, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkanumur ibu hamil di PuskesmasTuriLamongan, November 2008.
Tabel 3Distribusi respondenberdasarkan paritas ibu hamilDi Puskesmas Turi Lamongan,November 2008.
Tabel 6 Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan keteraturan ANC di Puskesmas Turi-Lamongan, November 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil simulasi pada Tx1, dapat diketahui bahwa jumlah Rx yang memiliki daya terima terbaik (ditetapkan untuk daya terima kecil dari -45 dBm) sebanyak 12 Rx yaitu Rx1

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Financial Ditress Terhadap Manajemen Laba( Studi KasusPada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Menganalisis hubungan frekuensi ANC, kepatuhan konsumsi tablet Fe, dan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Grabag I

1 Untuk umur r 40 tahun, seluruh sub variabel gaya kepemimpinan berkorelasi nyata dengan Motivasi Kerja pegawai, sedangkan untuk kelompok umur > 40 tahun, hanya sub variabel

Eblek Tari Turangga Yaksa sebagai Inspirasi Motif Batik dalam Busana Kasual Ready To Wear diajukan oleh Wulan Restiani Puspita Dewi, NIM 1300022025, Program

NO NAMA PESERTA NIK PESERTA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase stek hidup, persentase stek berakar, persentase stek bertunas, panjang akar, jumlah tunas, bobot basah dan bobot kering tunas

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Optimasi