• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOGRAFI TRANSPORTASI GEL 3317 ANGKUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GEOGRAFI TRANSPORTASI GEL 3317 ANGKUTAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

GEOGRAFI TRANSPORTASI

(GEL 3317)

TUGAS CRITICAL REVIEW

ANGKUTAN MASSAL SEBAGAI ALTERNATIF PERSOALAN

KEMACETAN LALU LINTAS KOTA SURABAYA

DISUSUN OLEH :

ANDI SASHA DANIELLA 14/364996/GE/07767

DOSEN PENGAMPU :

Sri Rum Giyarsih, Dr., S.Si., M.Si.

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

CRITICAL REVIEW

JURNAL

Judul jurnal : Angkutan Massal Sebagai Alternatif Mengatasi Persoalan Kemacetan Lalu Lintas Kota Surabaya

Halaman : 1 – 14 Tahun : 2015 Penulis : Anas Tahir

Reviewer : Andi Sasha Daniella (14/364996/GE/07767) Tanggal : 12 Agustus 2016

I. PENDAHULUAN

Persoalan transportasi merupakan suatu persoalan yang cukup memprihatinkan khususnya dalam memecahkan masalah angkutan umum yang berkaitan erat dengan kemacetan lalu lintas di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Persoalan tersebut lebih dipersulit lagi dengan adanya persepsi bahwa pengambilan kebijakan sistem transportasi perkotaan lebih cenderung memihak kepada salah satu pihak yaitu pengguna angkutan pribadi dengan mengabaikan kepentingan masyarakat yang sebagian besar sebagai pengguna angkutan umum.

Berbagai alasan dan komentar seperti tidak nyaman, waktu tempuh perjalanan lebih lama, kapasitas angkutan umum tidak dioperasikan sebagaimana mestinya sehingga keamanan tidak bisa diperoleh dan masih banyak lagi alasan lain untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan kendaraan umum di kota Surabaya.

Peralihan dari angkutan umum ke angkutan pribadi bukan menjadi suatu solusi dalam penyelasaian sistem transportasi dan bahkan dapat mengakibatkan sistem transportasi tersebut akan lebih buruk. Jumlah pengguna angkutan pribadi yang cenderung terus mengalami peningkat dari tahun ke tahun yang tidak didukung oleh pembangunan infrastruktur yang memadai dapat mengakibatkan timbulnya permasalahan baru yaitu kemacetan lalu lintas. Bila kemacetan lalu lintas ini tidak mendapat perhatian lebih serius bebrbagai dampak yang dapat ditimbulkan seperti waktu perjalanan meningkat dan biaya operesai kendaraan meningkat.

(3)

kepada pemerintah kota Surabaya mengenai bentuk pengoperasian sistem angkutan massal yang tepat di kota Surabaya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Tujuannya adalah untuk membantu orang atau kelompok orang dalam menjangkau tempat yang dikehendaki atau mengirirm barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Vuchic (1981) membagi moda angkutan menurut tipe dan penggunaannya sebagai berikut :

a. Moda angkutan pribadi (private transport)

b. Moda angkutan umum (public transport)

c. Moda angkutan yang disewa (for-hir)

Menurut LPM ITB (1997) moda angkutan dapat dikelompokkan atas 2 macam menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya yaitu :

a. Angkutan pribadi (private transport) : angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk kepentingan pribadi pemilik dengan menggunakan prasarana pribadi maupun prasaran umum.

b. Angkutan umum (public transport) : yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa digunakan untuk kepentingan umum dengan prasyarat tertentu.

Sistem angkutan umum dipandang sebagai sistem pemakaiannya dapat dikelompokkan menjadi :

a. Sistem Sewa (Demand Responsive System),

b. Sistem Penggunaan Bersama (Transit System)

Penumpang angkutan umum adalah orang yang didalam melakukan pergerakannya mempergunakan moda angkutan umum dengan membayar biaya (tarif) tertentu. Ditinjau dari sudut kebebasan memilih moda, penumpang diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu penumpang captive dan penumpang

(4)

Dalam usaha untuk mengantisipasi masalah di atas telah banyak teknik ataupun metode manajemen lalu lintas yang dikembangkan. Salah satu metode yang digunakan adalah metode ‘bus priority’ yaitu mengurangi konflik-konflik kendaraan di sepanjang lintasan rute baik di ruas maupun di persimpangan. Berikut ini ada beberapa metode (teknik) ‘bus prioritas’ :

1. Prioritas pada ruas meliputi : With-flow bus lanes, Contra-flow bus lanes ,Reserved bus lanes pada jalan bebas hambatan, Bus-only street, dan Busway

2. Prioritas pada persimpangan, meliputi : Prioritas pasif, Prioritas aktif, dan Gating

III.METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan adalah dengan mengkaji permasalahan kemacetan lalu-lintas di Kota Surabaya dan memperoleh data-data dari instansi terkait yang meliputi :

1. Kondisi lalu-lintas secara umum pada ruas-ruas tertentu meliputi data volume lalu lintas, kapasitas ruas jalan, panjang luas jalan.

2. Proporsi penggunaan moda angkutan

3. Proporsi moda angkutan pribadi di Kota Surabaya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

begitu juga dengan jalan Kertajaya, jalan Raya Wonokromo serta beberapa ruas jalan yang berlokasi di kawasan pusat perdagangan (CBD).

Penyebab utama kemacetan lalu lintas di kota Surabaya adalah penggunaan jumlah kendaraan pribadi (private car) yang sangat besar, yaitu sekitar 82,83% yang terdiri dari 60,48% mobil pribadi dan 22,35% sepeda motor. Rasio antara kendaraan umum dengan kendaraan pribadi yang beroperasi di kota Surabaya adalah 1 : 27. Jenis angkutan umum yang dominan beroperasi di Surabaya adalah Mobil Penumpang Umum (MPU) yaitu mikrolet dan sejenisnya dengan kapasitas tempat duduk 10 –11 orang sebanyak 2,64% kemudian disusul oleh angkutan umum bus besar sebesar 0,36%. Sebaiknya, penggunaan MPU dikurangi dengan melakukan pergantian moda semacam bus yang mempunyai kapasitas besar.

Kondisi angkutan umum tersebut sangat memprihatinkan. Jumlah angkutan umum yang sangat terbatas sedang permintaan yang sangat banyak menyebabkan pelayanan sistem angkutan umum sangat jauh dari yang diharapkan. Jumlah yang sangat terbatas, pelayanan yang tidak manusiawi, dan mempunyai jadwal perjalanan yang tidak tetap serta waktu tempuh lebih lama menjadi penyebab utama pengguna angkutan umum beralih kepada kendaraan pribadi yang lebih nyaman dan waktu tempuh dapat diprediksi.

(6)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Penyebab utama kemacetan lalu lintas di kota Surabaya adalah penggunaan jumlah kendaraan pribadi . Rasio antara kendaraan umum dengan kendaraan pribadi yang beroperasi di kota Surabaya adalah 1 : 27.

2. Dalam usaha menekan tingkat kemacetan lalu lintas di kota Surabaya dapat menggunakan beberapa alternatif angkutan massal diantaranya pengoperasian Kereta Api Komuter, Jalur Bus Khusus (Busway), monorail atau perbaikan kinerja angkutan umum.

Saran

1. Penggunaan jumlah angkutan pribadi yang cukup tinggi yang merupakan salah satu penyebab kemacetan lalu lintas seyogyanya diberlakukan Traffic Restraint

yaitu usaha mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.

2. Perlu usaha untuk membuat kendaraan umum lebih menarik atau dikenal dengan istilah Public Transport Policies seperti ketepatan waktu dan kepastian mendapatkan kendaraan, kenyamanan dan rasa aman, penggunaan AC,sistem informasi yang jelas serta Prioritas untuk bus (bus priority).

VI.CRITICAL REVIEW

Judul jurnal penelitian ini sebenarnya sangatlah menarik dan sangat cocok untuk kondisi lalu lintas di kota-kota besar Indonesia saat ini terutama di Jakarta dan Surabaya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kemacetan lalu lintas kota Surabaya didapatkan hasil yang sesuai dan memberi dukungan terhadap teori moda angkutan yang diberikan oleh LPM ITB (1997) bahwa moda angkutan menurut penggunaan dan cara pengoperasiannya dibagi menjadi dua yaitu angkutan pribadi yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan untuk kepentingan pribadi pemilik dengan menggunakan prasarana pribadi maupun prasarana umum, dan angkutan umum yang dimiliki oleh operator yang digunakan untuk kepentingan umum dengan prasyarat tertentu. Tentunya pengguna lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi karena dapat memprediksi waktu tempuh sendiri dan menggunakan prasarana umum yang tidak ditetapkan jadwal perjalanan seperti angkutan umum.

(7)

dikaitkan dengan permasalahan kemacetan lalu lintas di Indonesia khususnya pada kota-kota besar seperti Jakarta maupun Surabaya. Analisis dan pembahasannnya cukup menggambarkan bagaimana kondisi lalu lintas dan angkutan umum di kota Surabaya. Pembahasannya pun disajikan dalam bahasa yang ringan dan mudah dimengerti.

Adapun permasalahan

penelitian yang

penulis susun sudah

terkoneksi baik

dengan

penjabarannnya di

bagian pendahuluan

yaitu bagaimana

premarital sexual

Hasil penelitian pengumpulan data sekunder sudah cukup baik yang dituangkan ke dalam bentuk tabel maupun diagram pie sehingga dapat diketahui dan diidentifikasi secara mudah proporsi angkutan umum dan kondisi lalu lintas kota Surabaya. Beberapa alternatif yang diberikan oleh peneliti untuk memecahkan persoalan kemacetan lalu lintas di kota Surabaya sudah cukup baik dengan menjelaskan secara rinci masing-masing alternatif baik pengertian, keunggulan, maupun kerugian yang akan timbul dari pengoperasian Busway, kereta api komuter maupun monorail.

(8)

penelitian yang dilakukan pada kondisi lalu lintas kota Surabaya, hanya secara kuantitatif saja yang diketahui dari data sekunder yang diperoleh. Tidak adanya gambar yang menjelaskan tentang kondisi pelayanan angkutan umum di kota Surabaya yang dapat memperkuat argumen peneliti bahwa pelayanan angkutan umum sangat tidak manusiawi, serta tidak ditemukan peta sebagai alat untuk memberi informasi tambahan tentang letak lokasi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di Kota Surabaya dan pemetaan lokasi Busway, kereta api komuter serta

monorail isebagai alternatif yang diberikan oleh peneliti agar tidak menimbulkan kemacetan yang semakin parah.

Metode penelitian melalui pengumpulan data dari instansi terkait masih kurang sesuai sehingga tidak mendukung permasalahan penelitian pada hasil dan pembahasan yang dijabarkan. Metode, hasil dan pembahasan tidak singkron dengan beberapa penjelasan dalam hasil dan pembahasan oleh peneliti, yaitu bahwa kebanyakan MPU yang kapasitasnya 10-11 seat bahkan diisi lebih dari kapasitasnya (pengamatan langsung), serta penumpang seringkali berjubel dan penuh sesak sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi kecelakaan dan rasa aman dan ketidaknyamanan pun sangat terasa (sumber : hasil survey). Adapun permasalahan penelitian yang disusun oleh peneliti belum terkoneksi baik dengan penjabarannya di bagian pendahuluan, yaitu mengetahui kondisi pelayanan angkutan umum dalam memecahkan persoalan kemacetan lalu lintas di Kota Surabaya. Sehingga tujuan penulisan kurang tercapai secara maksimal

(9)

Angkutan massal memang dapat menjadi alternatif untuk memecahkan persoalan kemacetan dan sangat diminati oleh para pengguna. Namun, peneliti juga perlu memperhatikan akses pengguna ke halte angkutan massal, pastinya diperlukan MPU yang melewati jalan-jalan kecil maupun jalan besar sebagai rute operasinya. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif tambahan seperti mengusahakan subsidi bagi sopir angkutan umum agar tidak perlu nge-tem, membuat zona-zona dimana masyarakat cukup sekali bayar angkutan umum meski berulang kali oper, dan meningkatkan sistem pelayanan (Akhmad dan Handoyo, 2014). Dengan adanya angkutan massal serta MPU dengan sistem pelayanan dan operasional yang baik, penggunaan angkutan pribadi dapat berkurang.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN CRITICAL REVIEW

Kemacetan lalu lintas menjadi salah satu tema penelitian yang akan selalu berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di muka bumi ini. Penelitian mengenai sistem transportasi pun sering dikaitkan dengan ilmu geografi, Jurnal penelitian yang membahas angkutan massal sebagai alternatif mengatasai kemacetan kota Surabaya ini pun memanfaatkan data sekunder dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan angkutan pribadi yang cukup tinggi di kota Surabaya merupakan salah satu penyebab kemacetan utama lalu lintas. Maksud dan tujuan peneliti kurang tercapai sacara maksimal, karena peneliti bersifat subjektif dalam mencapai tujuannya.

(10)

Penyajian data hasil penelitian sangat baik dan sangat disarankan agar lebih memperkuat argumen penulis. Penelitian lebih lanjut mengenai kemacetan lalu lintas di Kota Surabaya pun juga sangat disarankan sehingga kajian kondisi lalu lintas dan angkutan umum dapat lebih komprehensif untuk mendukung pengembangan wilayah tersebut ke depan. Beberapa kajian lanjutan yang dapat dilakukan seperti kajian tentang pendanaan untuk dapat menciptakan monorail, busway, maupun kereta api komuter, dan lahan yang tersedia untuk prasarana jalur alternatif angkutan massal apakah menggunakan jalan raya atau jalan rel bahkan jalan layang.

DAFTAR PUSTAKA

Giyarsih, Sri Rum. 2010. Pola Spasial Transformasi Wilayah di Koridor Yogyakarta-Surakarta. Surakarta : LPPMUMS. https://scholar.google.co.id/citations? view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt 60AAAAJ:u5HHmVD_uO8C (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul 20.30 WIB)

Giyarsih, Sri Rum. 2011. Gejala Urban Sprawl sebagai Pemicu Proses Densifikasi Permukiman di Daerah Pinggiran Kota (Urban Fringe Area) Kasus Pinggiran Kota Yogyakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 12(1) : 39-45.

https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt 60AAAAJ:dhFuZR0502QC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul 20.35 WIB)

Giyarsih, Sri Rum. 2010. URBAN SPRAWL OF THE CITY OF YOGYAKARTA, SPECIAL REFERENCE TO THE STAGEOF SPATIAL TRANSFORMATION (Case Study at Maguwoharjo Village, Sleman District). Indonesian Journal of Geography, 42(1): 49-60. https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt 60AAAAJ:2osOgNQ5qMEC (Diakses pada Rabu, 20 September 2016 pukul 20.22 WIB)

(11)

https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt 60AAAAJ:u-x6o8ySG0sC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul 20.45 WIB)

Giyarsih, SR dan Andri Kurniawan. 2011. Regionalisasi Wilayah Kabupaten Bantul (Suatu Kajian untuk Kepentingan Perencanaan Pengembangan Wilayah). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 12(4): 189-199.

https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&cstart=40&citation_for_ view=aJPrt60AAAAJ:4DMP91E08xMC (Diakses pada Rabu, 21 Septembr 2016 pukul 20.50 WIB)

Hidayat, Oryza, Sri Rum Giyarsih. 2012. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Tentang Bahaya Penyakit AIDS. Jurnal Bumi Indonesia. https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&citation_for_view=aJPrt 60AAAAJ:qjMakFHDy7sC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul 21.05 WIB)

Juliandi, Nano dan SR Giyarsih. 2014. Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kecamatan Mungkin dan Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2000-2011. Universitas Gadjah Mada.

https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=id&user=aJPrt60AAAAJ&cstart=20&citation_for_ view=aJPrt60AAAAJ:_kc_bZDykSQC (Diakses pada Rabu, 21 September 2016 pukul 21.18 WIB)

Valentina, Imelda Prim dan SR Giyarsih. 2014. Sistem Pengoperasian Bongkar Muat Barang dan Keterkaitan Spasial Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Wangi Kabupaten Banyuwang. Universitas Gadjah Mada.

https://scholar.google.co.id/citations?

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Hasil penelitian dan pembahasan ialah (1) Pengawasan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan terhadap kendaraan angkutan umum yang berplat hitam yaitu dilakukan dengan

Koordinasi dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan oleh stakeholder yang terlibat berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan multimoda didalam Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 1) tentang Angkutan Multimoda didefinikan sebagai angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda

Sedangkan jumlah perjalanan atau volume lalu lintas angkutan barang (truk) pada waktu tertentu memiliki fungsi Volume V = 1000 – 10 C (baik di jalan toll atau non

Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana disebutkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2011 Tentang Forum Lalu Lintas Dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian tentang Pengaruh Implementasi UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan

UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan LLAJ Pasal 213 ayat 2b yang berbunyi pemerintah membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan